percobaan tentang bagaimana melakukan kalibrasi alat terhadap peralatan volumetrik agar sesuai dengan rancangannya (peneraannya) karena nilai penyimpangan yang besar dapat mempengaruhi hasil analisis maka perlu dilakukan percobaan seperti ini.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
percobaan tentang bagaimana melakukan kalibrasi alat terhadap peralatan volumetrik agar sesuai dengan rancangannya (peneraannya) karena nilai penyimpangan yang besar dapat mempengaruhi hasil analisis maka perlu dilakukan percobaan seperti ini.
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
percobaan yang berjudul “Reaksi Asam Basa: Asam Poliprotik” yang bertujuan untuk mengenali ada tidaknya ion karbonat dan bikarbonat dalam suatu cuplikan dan mampu menentukan banyaknya komponen ion poliprotik karbonat dan bikarbonat dalam larutan. Reaksi antara cuplikan Na2CO3 dengan CaCl2 menghasilkan endapan CaCO3 yang mengandung ion karbonat dan bikarbonat. Terbentuknya ketika penambahan NH3 menunjukkan adanya ion bikarbonat
LARUTAN
(Sifat Larutan,
Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj,
Sifat Koligatif
Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Cahaya Oleh Larutan)
Berikut ini dijelaskan peran air yang begitu penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Dalam presentasi ini dijelaskan mengenai air dan karakteristiknya secara ilmiah.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. LABORATORIUM KIMIA FARMASI
JURUSAN FARMASI FIKES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN ALAUDDIN MAKASSAR
LAPORAN LENGKAP
KIMIA DASAR
PERCOBAAN
HIDRASI AIR
OLEH:
KELOMPOK : 1 (Satu)
GELOMBANG : I (Satu)
ASISTEN : RIZAL
SAMATA-GOWA
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air dalam
struktur kimianya. Hidrat biasanya terjadi pada zat padat ionik seperti NaCl,
CuSO4. Hal ini disebabkan karena pada strukturnya tidak stabil dan untuk
menstabilkannya diperluka air (H2O).
Dalam percobaan senyawa hidrat akan menjadi senyawa anhidrat
sebab air kristalnya di hilangkan dengan cara pemanasan sehingga diperoleh
garam anhidrat yang ditandai dengan perubahan warna, wujud, dan wadah
tempat pemanasannya akan kering dari molekul airnya. Melalui proses
pemanasan senyawa hidrat akan terlepas. Namu, jika dibiarkan di udara
terbuka maka akan menyerap molekul air dari udara terikat kembali secara
sempurna dan membentuk senyawa hidrat.
Oleh karena itu, penentuan kadar hidrat dan anhidrat dalam percobaan
ini dilakukan agar kandungan air dalam suatu zat atau bahan, perlu diketahui
dan menentukan persetase kadar air dari suatu zat secara keseluruhan. Jumlah
kadar air yang terdapat di dalam suatu zat atau sampel menentukan
banyaknya air yang ada dalam suatu zat dan jumlah kehilangan air.
Hubungan Hidrasi Air dalam dunia farmasi yaitu kita dapat
mengetahui karakteristik dari senyawa tertentu yang berhubungan dengan
pembuatan obat. Dalam pembuatan obat seperti granul dalam tablet, kapsul,
dan lain-lain. Granul tersebut harus kering atau tidak boleh mengandung air,
sama halnya dengan proses pemanasan untuk menghilangkan molekul air
yang terkandung dalam senyawa hidrat.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami sifat senyawa hidrat dan anhidrat serta
cara menentukan bilangan hidrat.
3. 2. Tujuan
a. Untuk mempelajari berbagai sifat dan karakteristik senyawa hidrat.
b. Untuk memverifikasikan persen air dalam magnesium sulfat
heptahidrat.
c. Untuk memverifikasikan rasio mol dari air terhadap garam dalam
magnesium sulfat
C. Prinsip Percobaan
Pengamatan karakteristik senyawa hidrat FeCl3.6H2O dan
C7H6O6S.2H2O dan penentuan persen air dan rasio mol air terhadap senyawa
MgSO4.7H2O.
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Teori Umum
Air adalah pelarut senyawa polar yang baik karena mempunyai
momen dipol besar yaitu 1,84 D. Pelarut yang mempunyai dipol besar seperti
HCN (2,9 D). Hf cair (1,91 D), namun jarang digunakan karena sangat sukar
bekerja dengan zat – zat ini. Jika pelarutnya adalah air,
Mx (s) + yH2O (l) H2O)a)+ (x H2O)b) (y-a-b) H2O (l)
Peristiwa ini biasa disebut hdrasi dan biasanya
( M H2O)a )+ ditulis M+ (aq)
- -
( X H2O)b ) ditulis X (aq) (Ahmad, 2001: 69)
Air merupakan salah satu dari senyawa yang paling berlimpah di alam
dan yang paling penting bagi proses – proses kehidupan. Air melarutkan
banyak zat dan dipakai sebagai medium yang didalamnya berlangsung
barbagai reaksi kimia. Misalnya sebuah larutan dalam air garam natrium
asetat NaOAc, bersifat basa, sebab ion asetat bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion hidroksida :
OAc- + H2O HOA + OH-
Alasan mengapa reaksi ini terjadi sampai cukup banyak adalah bahwa
HOAc asam lemah dan lebih suka tinggal sebagi molekul (Underwood,1981 :
104-105).
Air merupakan senyawa serbaguna yang berpartisipasi dalam bebagai
reaksi kimia di bumi. Air hidrasi adalah air yang terkandung dalam kristal,
yaitu terikat pada ion atau molekul yang membentuk kristal. Sejumlah besar
senyawa membutuhkan media air mengkristal. Fakta bahwa kristalisasi tidak
terjadi tanpa air, meskipun air tidak menciptakan ikatan dengan ion kristal
inti, yang mengejutkan air hidrasi mempengaruhi warna, kristal, dan bentuk.
Sifat air sebagai solusi entah bagaimana membantu pembentukan
kristal. Setelah menyelesaikan kristalisasi, sebagian kecil dari kadar air yang
masih menjadi bagian dari struktur kristal dan dikenal sebagai kristalisasi air
5. dan air hidrasi. Dalam organik kima, suatu senyawa kristal atau garam, yang
telah molekul air diskrit sebagai bagian dari kerangka kristalnya, dikenal
sebagai “minum” senyawa ini mengkristal memiliki molekul air yang terkait
rasio tertentu. Hidrasi air yang terkandung dalam struktur dalam struktur
kristal dari senyawa organik adalah diukur dari segi jumlah molekul air yang
terkait dengan setiap molekul senyawa.
Senyawa crystalline dengan air hidrasi yang terkait dengan mereka,
sebagian besar logam kompleks di mana air tidak langsung berhubungan
degan ion logam utama yang membentuk pusat. Air terikat dengan atom
sekitarnya, karena tidak dapat di kaitkan dengan kristal tanpa beberapa jenis
ikatan kovalen. Hubungan dengan air tidak mempengaruhi beberapa sifat
fisik senyawa termasuk senyawa termaksud karakteristik optik.
Aldehida dan keton dapat bereaksi dengan air menghasilkan 1,1 dion
atau gemind (gembil) reaksi ini adalah reaksi refreksibel atau dapat balik.
Gembiol dapat melepaskan air atau aldehid kembali (TIM Dosen Kimia
UNHAS,2009:102).
Jika ada katalis asam, air, akan mengadaksi alkena. Air akan sebagi
H.OH, dan produknya salah satu alkohol.
H+
CH2 = CH2 + H – OH OH2 – CH2 (atau CH3 CH3 OH)
H OH
Selain itu terdapat penetapan hidrasi dalam barium klorida yang dikris
talkan. Bariu klorida dihidrat kehilangan semua air kristalnya di atas
temperatur – temperatur yang jauh lebih tinggi (sampai 800 - dapat
digunakan pada dehidrasi ini, karena barium klorida tak terhidrasi adalah tak
mudah menguap, dan stabil. Bahkan pada temperatur yang cukup tinggi
(Basset,1994 : 507).
Gravimetri dengan cara penguapan lazim dipakai untuk penentuan
kadar air dan karbodioksida. Air dihilangkan secara terhitung dari cuplikan
senyawa organik dengan cara padat zat pengering tersebut. Massa air yang
hilang ditetapkan dari pertambahan bobot zat pengering tersebut. Penentuan
6. kadar air secara tak langsung seperti tidak selalu memberikan hasil yang
memuaskan. Selain untuk penetapan kadar air, gravimetri dengan cara
penguapa dapat pula dipakai dalam penelitian kadar karbondioksida
(Rival,2006 : 317).
Selain itu pada kimia dasar terdapat struktur kristal, padatan dapat di
bagi menjadi 2 kelompok : Kristal dan amorf. Es merupakan padatan kristal
(crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau
atom – atomnya, molekul – molekulnya, atau ion – ionnya menempati tempat
– tempat tertentu. Susunan atom, molekul atau ion dalam padatan kristal
adalah sedemikian rupa setunggal gaya tarik menarik antar molekul neto pada
keadaan maksimumnya, gaya yang menyebabkan kestasilan kristal dapat
berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya van der wals, ikatan homogen atau
kombinasi gaya – gaya ini. Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki
susunan yang bertata baik dan keteraturan molekul yang menjangka
jauh.Satuan struktur yang berulanh pada padatan kristal disebut sel satuan
(unit cell) (Chang,2004 : 378 – 379).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen pom, 1979: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Bangun : H–O–H
Berat Molekul : 18,02
Penyimpanan : Dalama wadah tertutup baik
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. CuSO4 Hidrat (Dirjen pom, 1979:731)
Nama Resmi : TEMBAGA (II) SULFAT
Nama Lain : Kupri sulfat
7. Rumus Molekul : CuSO4.5H2O
Berat Molekul : 161,43
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Pemerian : Prisma terklinik serbuk hablur tisu
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air
Kegunaan : Sebagai sampel hidrat
3. CaCl2 Anhidrat (Dirjen pom, 1979: 120)
Nama Resmi : CALCII CHLORIDUM
Nama Lain : Kalsium Klorida
Rumus Molekul : CaCl2.6H2O
Berat Molekul : 219,08
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
pahit, meleleh
Kelarutan : Larut dalam 0,25 bagian luar, mudah larut dalam
etanol (195 )P
Kegunaan : Sebagai sampel anhidrat
4. Magnesium Sulfat Heptahidrat (Dirjen pom, 1979: 354)
Nama Resmi : MAGNESIL SULFAS
Nama Lain : Magnesium Sulfat
Rumus Molekul : MgSO4.7H2O
Berat Molekul : 246,47
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, rasa dingin, asin,
dan pahit, dalam udara kering dan panas merapuh
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam
etanol (195 )P
Kegunaan : Sebagai sampel komposisi hidrat
5. FeCl3.6H2O (Dirjen pom, 1979: 659)
Nama Resmi : FERROS CHLORIDUM
Nama Lain : Besi (II) klorida
8. Rumus Molekul : FeCl3
Berat Molekul : 162,2
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Pemerian : Serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna
jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruhi
oleh kelembaman
Kelarutan : Larut dalam air, larut bervalensi, berwarna jingga
Kegunaan : Sebagai sampel hidrat
6. C7H6O6S.2 H2O (Dirjen Pom, 1979: 1 - 2)
Nama Resmi : SULFUR SALICYCICUM
Nama Lain : Asam silisil sulfat, sulphosalicylic acid, sulfur
salicil dihidrat
Rumus Molekul : C7H6O6S.2 H2O
O
HO3S
Rumus Bangun : OH .2H2O
HH
OH
Berat Molekul : 254,22
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Pemerian : Bubuk kristal putih
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (195 ) P, Mudah larut dalam kloroform P
dan dalam eter P, larut dalam amonium asitil P
dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P dan
natrium sitrat P
Kegunaan : Sebagai sampel hidrat
C. Prosedur Kerja
1. Sifat CaCl2 anhidrat
9. a) Ambil CaCl2 anhidrat dengan spatula, masukkan ke gelas arloji
b) Diamkan gelas arloji dan lanjutkan percobaan. Amati apa yang terjadi
pada CaCl2 dari waktu ke waktu
c) Catat data yang diperoleh
2. Komposisi hidrat
a) Ambil sebuah krus porselin dan penutupnya, bersihkan dengan sabun
dan keringkan
b) Tempatkan krus porselin dan tutupnya pada segitiga. Panaskan
dengan nyala bunsen hingga memijar selama 5 menit. Setelah itu,
dinginkan hingga suhu kamar
c) Timbang krus dengan penutupnya
d) Ulangi prosedur ini (panaskan,dinginkan,timbang) hingga
penimbangan 2kali berat krus tidak berbeda 0,005 g. Penibangan 2kali
berat krus tidak berbeda.
e) Tambah sekitar 3 – 4 g tembaga sulfat hidrat ke dalam krus porselin.
Timbang dan hitung berat hidrat yang sebenarnya.
f) Ulangi langkah 2 – 4. Tentukan berat tembaga sulfat anhidrat dan
berat kehilangan airnya. Catat data pada lembar laporan
g) Sebelum mengakhiri percobaan, teteskan beberapa tetes air pada
garam anhidrat. Amati yang terjadi
10.
11. BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat:
Cawan porselin, gelas arloji, kaki tiga, kawat kasa, korek, neraca
ohauss, pipet tetes, pembakar spritus, sendok tanduk, spatula, dan
stopwatch.
2. Bahan:
Aquadest, sulfur salicil dihidrat (C7H6O6S.2H2O), besi (III)
klorida heksahidrat (FeCl3 6H2O), magnesium sulfat heptahidrat
(MgSO4. 7H2O), dan kertas timbang.
B. Cara Kerja
1. Karakteristik Senyawa Hidrat
a. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Diambil sampel C7H6O6S 2H2O dan FeCl3.6H2O secukupnya,
masing-masing bahan disimpan di atas gelas arloji
c. Diamati setiap perubahan disetiap penambahan waktu 5 menit
hingga menit ke 20
d. Dicatat hasil perubahannya
2. Komposisi hidrat
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Krus porselin di bersihkan dan di keringkan
c. Dipijarkan di atas api Bunsen selama 5 menit, kemudian di
timbang , diulangi sebanyak dua kali
d. Dimasukkan sampel hidrat (Mgso4 6H2O) sebanyak 3 gr
e. Ditutup menggunakan gelas arloji yang sebelumnya telah di
timbang massanya
f. Dipanaskan atau dipijarkan lagi selama 5 menit, kemudian di
timbangdilakukan sebanyak dua kali
12. g. Ditambahkan tiga tetes air
h. Diamati setiap perubahan yang terjadi ( wujud, bau , dan warnanya
)
13. BAB IV
HASILPENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Karakteristik Senyawa Hidrat
perubahan pada menit
no. sampel
5 10 15 20
Bertamba Cairanny
h cair a makin
disertai banyak Sampel ¾
FeCl3.6H2O Mulai
1 warna dan bagian
mencair
cairannya warnanya mencair
bertamba makin
h gelap gelap
Tambah
Terdapat Sampelny
Mencari mencair
C7H6O6S.2H2 sedikit a ½
2 secara dan
O perubaha bagian
perlahan cairannya
n mencair mencair
bening
2. Komposisi hidrat
MgSO4.7H2O waktu berat perubahan
Sebelum di pijarkan - 3 gram Kristal
Setelah dipijarkan
1 5 menit 1 gram Cair
2 5 menit 0,45 gram Cair
Penambahan air Kristal
B. Perhitungan
Diketahui :
14. Sebelum pemijaran
1. Berat cawan porselin kosong 1 = 53,1 gram
2. Berat cawan porselin kosong 2 = 52 gram
3. Berat cawan porselin + gelas arloji + MgSO4.7H2O (I) = 76,6 gram
4. Berat cawan porselin + gelas arloji + MgSO4.7H2O (II) = 75,6 gram
5. Berat MgSO4.7H2O = 3 gram
Setelah pemijaran
1. Berat cawan porselin + gelas arloji + MgSO4.7H2O (I) = 74,15 gram
2. Berat cawan porselin + gelas arloji + MgSO4.7H2O (II) = 73,7 gram
Perhitungannya :
1. Bobot kehilangan air
Berat sampel hidrat = 3 gram
Berat garam anhidrat = 2,55gram –
= 0,45 gram
2. % kadar air
0,45 gram
= 100%
3 gram
= 15 %
3. air yang hilang
=
= 0,025 mol
4.
15. =
= 0,021 mol
5. Rasio mol O terhadap MgS
=
= 1,19
16. BAB V
PEMBAHASAN
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Air adalah substansi kimia dengan rumus
molekul H2O. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Air disebut pelarut universal karena air
melarutkan banyak zat kimia.
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengikat molekul air. Molekul air
yang terikat tersebut dinamakan molekul hidrat. Anhidrat merupakan sebutan dari
garam tanpa air kristal (kehilangan molekul ait kristalnya) atau H2O. Contohnya
CaCl2 anhidrat atau CuSO4 anhidrat.
Cara kerja pada percobaan karakteristik senyawa hidrat yaitu mula-mula
disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian diambil sampel
secukupnya (FeCl3.6H2O dan C7H2O6S.2H2O) masing-masing di simpan di gelas
arloji lalu diamati setiap perubahan disetiap 5, 10, 15, 20 menit, dan catat hasil
perubahannya. Untuk percobaan komposisi hidrat yaitu mula-mula disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, kemudian kurs porselin di bersihkan dan
dikeringkan agar lebih bersih, lalu dipijarkan di atas api pembakar spiritus selama
5 menit agar lebih kering, lebih steril. Setelah itu ditimbang massanya, dilakukan
sebanyak dua kali, dan perbedaan hasil timbangan pertama dan kedua sebesar
0,005 diusahakan, diukur sebanyak dua kali agar hasilnya lebih teliti. Setelah itu
ditambahkan tembaga sulfat hidrat sebanyak 3 gr kemudian ditutup menggunakan
gelas arloji yang sebelumnya sudah ditimbang massanya. Kemudian dipijarkan di
atas api pembakar spiritus selama 5 menit. Setelah itu ditimbang kurs
menggunakan neraca o’hauss dilakukan sebanyak dua kali untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat. Setelah itu ditambahkan sedikit atau 3 tetes air kemudian
amati perubahan yang terjadi pada sampel (wujud, warna, dan bau).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan hasil pengamatan yang di
peroleh yakni untuk sampel FeCl3.6H2O setelah diamati perubahannya hasil yang
diperoleh pada waktu 5 menit sampelnya sudah mulai mencair. Pada waktu 10
17. menit sampelnya bertambah cair dan warnanya juga lebih gelap sebelumnya, pada
waktu 15 menit sampelnya lebih mencair lagi serta warnanya tambah lebih gelap.
Saat waktu 20 menit 3/4 dari bagian sampel sudah mencair. Untuk sampel
C7H2O6S.2H2O setelah diamati perubahannya,hasil yang diperoleh,pada waktu 5
menit sampelnya sudah agak mencair, namun perubahannya sangat kecil, pada
waktu 10 menit sampelnya sudah agak terlihat perubahannya lebih mencair, pada
waktu 15 menit sampelnya lebih mencair dari sebelumnya, dan pada waktu20
menit sampelnya 1/2 bagian sudah mencair yang warna sebelumnya putih pada
saat mencair terlihat bening. Dapat disimpulkan berdasarkan namanya
FeCl3.6H2O lebih banyak mengandung atau mengikat molekul air dari pada
sampel C7H2O6S.2H2O.
Untuk sampel MgSO4.6H2O pada saat dipijarkan diatas api pembakar
spiritus terlihat menguap sehingga molekul airnya berkumpul di gelas arloji,pada
waktu 10 menit sampelnya sudah nampak seperti cairan dan setelah ditambahkan
3 tetes air perubahan yang terjadi pada sampel yaitu wujudnya yang dari cair
menjadi mengeras,warnanya dari putih menjadi bening dan tidak terdapat bau dari
sampel tersebut. Bobot kehilangan air yaitu 0,45 gr, persen kadar air yaitu 15 %,
jumlah mol air yang hilang yaitu 0.025 mol, jumlah mol MgSO4 yaitu 0,021 mol,
rasio mol H2O terhadap MgSO4 anhidrat yaitu 1,19 mol.
FeCl3.6H2O dan C7H2O6S.2H2O adalah senyawa yang apabila dibiarkan di
udara terbuka maka akan menyerap air. Untuk FeCl3.6H2O akan menyerap lebih
banyak H2O sedangkan C7H2O6S.2H2O kurang banyak menyerap H2O yang ada
di udara. Hal ini serupa dengan literatur yang ada bahwa FeCl3.6H2O adalah
senyawa kurang stabil sehingga masih ada ruang yang kosong menyebabkan
senyawa tersebut banyak mengikat H2O untuk mengisi ruang yang kosong.
Sedangkan pada C7H2O6S.2H2O senyawa cukup seimbang sehingga hanya
sebagian kecil ruang yang masih kosong untuk mengikat H2O di udara.
Tujuan dilakukan hidrasi air pada suatu senyawa adalah agar senyawa
tersebut dapat mempertahankan wujudnya dalam bentuk padat atau serbuk.
Sehingga pada saat di simpan dalam kemasan tidak dapat mengikat air ataupun
meleleh sehingga dalam penggunaan selanjutnya dapat maksimal.
18. Karakteristik senyawa yang dapat mengikat air adalah senyawa yang
bersifat cepat terhidrasi dengan mengikat air atau senyawa-senyawa yang dapat
mengikat air melalui pengikatan permukaan (surface adhesion) sehingga kelihatan
seperti mencair atau meleleh ataupun apabila dibiarkan diudara terbuka senyawa
tersebut akan menyerap molekul air karena sifatnya yang higroskopis
(kemampuan untuk menyerap air yang ada dilingkungannya). Hal ini ditandai
dengan melelehnya senyawa tersebut atau terdapat titik-titik air di sekitar
senyawa. Dan pada saat di pijarkan contohnya ketika senyawa terebut di letakkan
di cawan porselin dan diatasnya ditutup dengan gelas arloji akan terlihat titik-titik
air melekat pada gelas arloji.
Faktor-faktor kesalahan dalam percobaan ini di sebabkan :
1. Bahan yang kurang pada lab dan tidak memadai sehingga bahan digunakan
terpaksa diganti.
2. Penyimpanan bahan yang akan digunakan dalam percobaan yang dibiarkan
pada tempat terbuka, sehingga akan menyerap air dari udara secara terus
menerus.
3. Kurang teliti dalam membaca skala pada neraca ohauss dan lain-lain.
Hubungan percobaan ini dengan farmasi adalah sering dipakai dalam
proses hidrasi karena untuk mendapatkan alkohol. Alkohol merupakan salah satu
bahan yang sangat penting dalam pencampuran obat maka hidrasi air pun sangat
penting dalam dunia farmasi. Serta dalam pembuatan tablet yaitu untuk
memperbarui massa alir granul dimana hidrasi air membuat granul kering
sehingga tablet yang dihasilkan padat.
19. BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik dari senyawa hidrat yaitu jika ditaruh di udara terbuka
akan mencair
2. Persen air dalam tembaga sulfat hidrat yaitu 15%
3. Rasio mol H2O terhadap MgSO4 anhidrat adalah 1, 19
B. Saran
1. Laboratorium
Di harap agar bahan-bahan yang ada di lab segera dilengkapi.
2. Asisten
Sebaiknya setiap asisiten mendampingi masing-masing kelompok pada
saat praktikum agar praktikumnya berjalan lebih efisien.
20. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Haskia. Kimia Larutan. PT. CITRA ADITYA BAKTI: Bandung, 2011
Al-Underwood, Day. Kimia Analisis Kuantitatif. 1981
Cihara. Raimand. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta, 2004
Debuy. Rumus Kimia. http : //debuys.du.am. 23 Desember 2011. 15.00
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES: Jakarta 1979
Fauzia. Pengertian Air Secara Luas. http : //industri 17 imafa. blog. mercubuana.
ac. Id. 23 Desember 2011. 15.30
J. Busset. Kimia Analisis Kuantitatif. Erlangga: Jakarta, 1994
Rival. Harrizul. Asas Pereaksi Kimia. UI-Press: Jakarta, 2006
Tim Dosen Kimia Unhas. Kimia Dasar. UNHAS: Makassar, 2009
21. SKEMA KERJA
1. Karakteristik Senyawa Hidrat
(C7H6O6S.2H2O dan FeCl3.6H2O
Ditaruh di gelas arloji
Amati perubahan tiap
5, 10, 15, dan 20 menit
2. Komposisi Hidrat
Dipijarkan cawan porselen
2 kali
Ditimbang
Tambahkan 3 gr MgSO4.7H2O
Tutup dengan gelas arloji
Pijarkan kemudian timbang sebanyak 2 kali
Tambahkan 3 tetes air
Amati perubahan wujud, bau, dan warna