Dokumen tersebut membahas konsep informasi akuntansi diferensial dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diferensial memberikan estimasi perbedaan biaya, pendapatan, dan aktiva antara alternatif tindakan yang berbeda untuk membantu manajemen memilih alternatif terbaik. Dokumen tersebut juga menjelaskan contoh penerapan informasi akuntansi diferensial dalam keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses
BAB 2 membahas teknik-teknik analisis manfaat biaya (AMB) untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek, termasuk metode pembayaran kembali, nilai sekarang bersih, tingkat pengembalian internal, dan IRR yang dimodifikasi. Metode-metode tersebut mempertimbangkan nilai waktu uang dan manfaat proyek di luar periode pembayaran untuk membantu pengambilan keputusan pemilihan proyek.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang soal latihan akuntansi biaya mencakup definisi, tujuan, karakteristik, dan jenis-jenis biaya serta perlakuan akuntansinya. Beberapa poin pembahasan antara lain definisi akuntansi biaya, tujuan akuntansi biaya, karakteristik akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan dan manajemen, serta jenis dan perlak
Dokumen tersebut membahas konsep informasi akuntansi diferensial dan manfaatnya dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diferensial memberikan estimasi perbedaan biaya, pendapatan, dan aktiva antara alternatif tindakan yang berbeda untuk membantu manajemen memilih alternatif terbaik. Dokumen tersebut juga menjelaskan contoh penerapan informasi akuntansi diferensial dalam keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses
BAB 2 membahas teknik-teknik analisis manfaat biaya (AMB) untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek, termasuk metode pembayaran kembali, nilai sekarang bersih, tingkat pengembalian internal, dan IRR yang dimodifikasi. Metode-metode tersebut mempertimbangkan nilai waktu uang dan manfaat proyek di luar periode pembayaran untuk membantu pengambilan keputusan pemilihan proyek.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang soal latihan akuntansi biaya mencakup definisi, tujuan, karakteristik, dan jenis-jenis biaya serta perlakuan akuntansinya. Beberapa poin pembahasan antara lain definisi akuntansi biaya, tujuan akuntansi biaya, karakteristik akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan dan manajemen, serta jenis dan perlak
Ada dua metode akuntansi sistem perhitungan biaya standar yaitu metode tunggal dan metode ganda. Metode ganda mencatat biaya sesungguhnya dan biaya standar secara terpisah sedangkan metode tunggal hanya mencatat biaya standar. Kedua metode mencatat selisih antara biaya sesungguhnya dan standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan proses produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Terdapat lima tahap perhitungan biaya yang meliputi analisis arus unit produksi, penghitungan unit ekuivalen, penentuan total biaya, perhitungan biaya per unit, serta pembagian biaya ke unit yang selesai dan barang dalam proses.
Dokumen tersebut membahas mengenai penganggaran modal, termasuk definisi modal dan anggaran, proses penganggaran modal, dan beberapa metode untuk mengevaluasi proyek investasi seperti payback period, discounted payback period, net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan modified IRR (MIRR).
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
Dokumen tersebut membahas tentang utang wesel jangka panjang, termasuk definisi wesel, jenis-jenis wesel (tidak berbunga dan berbunga), pengukuran dan pencatatan wesel, serta contoh soal terkait wesel.
Modul ini membahas konsep-konsep dasar nilai waktu uang yaitu future value, present value, dan anuitas. Future value digunakan untuk menghitung nilai investasi di masa datang sedangkan present value untuk menghitung nilai kini dari pembayaran di masa mendatang. Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama besar dalam jangka waktu tertentu.
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi produk bersama dan produk sampingan. Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan secara bersamaan menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang sama, sedangkan produk sampingan adalah produk yang nilainya lebih kecil dibandingkan produk utama. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa metode alokasi biaya untuk menentukan harga pokok masing-masing produk
Obligasi adalah utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan janji untuk membayar bunga berkala dan jumlah pokok pada saat jatuh tempo. Dokumen menjelaskan definisi liabilitas jangka panjang dan jenis-jenis obligasi serta akuntansi dasar untuk penerbitan dan amortisasi obligasi.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok pesanan dalam akuntansi biaya, termasuk pengertian, karakteristik, pengumpulan biaya produksi, dan manfaat informasi harga pokok per pesanan bagi manajemen. Kartu harga pokok digunakan untuk mengumpulkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pesanan. Informasi biaya produksi per pesanan bermanfaat untuk menentukan harga jual, menerima
Ada dua metode akuntansi sistem perhitungan biaya standar yaitu metode tunggal dan metode ganda. Metode ganda mencatat biaya sesungguhnya dan biaya standar secara terpisah sedangkan metode tunggal hanya mencatat biaya standar. Kedua metode mencatat selisih antara biaya sesungguhnya dan standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan proses produksi dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO. Terdapat lima tahap perhitungan biaya yang meliputi analisis arus unit produksi, penghitungan unit ekuivalen, penentuan total biaya, perhitungan biaya per unit, serta pembagian biaya ke unit yang selesai dan barang dalam proses.
Dokumen tersebut membahas mengenai penganggaran modal, termasuk definisi modal dan anggaran, proses penganggaran modal, dan beberapa metode untuk mengevaluasi proyek investasi seperti payback period, discounted payback period, net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan modified IRR (MIRR).
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
Dokumen tersebut membahas tentang utang wesel jangka panjang, termasuk definisi wesel, jenis-jenis wesel (tidak berbunga dan berbunga), pengukuran dan pencatatan wesel, serta contoh soal terkait wesel.
Modul ini membahas konsep-konsep dasar nilai waktu uang yaitu future value, present value, dan anuitas. Future value digunakan untuk menghitung nilai investasi di masa datang sedangkan present value untuk menghitung nilai kini dari pembayaran di masa mendatang. Anuitas adalah serangkaian pembayaran yang sama besar dalam jangka waktu tertentu.
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi produk bersama dan produk sampingan. Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan secara bersamaan menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang sama, sedangkan produk sampingan adalah produk yang nilainya lebih kecil dibandingkan produk utama. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa metode alokasi biaya untuk menentukan harga pokok masing-masing produk
Obligasi adalah utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan janji untuk membayar bunga berkala dan jumlah pokok pada saat jatuh tempo. Dokumen menjelaskan definisi liabilitas jangka panjang dan jenis-jenis obligasi serta akuntansi dasar untuk penerbitan dan amortisasi obligasi.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok pesanan dalam akuntansi biaya, termasuk pengertian, karakteristik, pengumpulan biaya produksi, dan manfaat informasi harga pokok per pesanan bagi manajemen. Kartu harga pokok digunakan untuk mengumpulkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pesanan. Informasi biaya produksi per pesanan bermanfaat untuk menentukan harga jual, menerima
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik perusahaan manufaktur dan akuntansi khusus untuk perusahaan tersebut, termasuk masalah persediaan, biaya produksi, dan penetapan harga pokok produksi. Dibahas pula tentang akun-akun khusus seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead, dan persediaan dalam proses.
Sistem Biaya Standar membahas pengertian biaya standar dan penyusunan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar, dan biaya overhead pabrik standar. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya serta contoh penerapannya pada suatu perusahaan.
Bab 2 membahas klasifikasi biaya ke dalam empat kelompok besar yaitu berdasarkan aktivitas perusahaan, periode akuntansi, perubahan aktivitas, dan pusat biaya. Biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok seperti produksi, pemasaran, administrasi, dan keuangan. Metode penentuan harga pokok produksi menggunakan pendekatan full costing dan variabel costing. Laporan laba rugi menyajikan pendapatan, harga pokok penjualan, dan
Sewa gedung dan biaya listrik & air termasuk dalam overhead pabrik (FOH)
Pajak kekayaan termasuk biaya administrasi
Gaji manajer pabrik dan gaji pengendali mutu termasuk biaya administrasi
Biaya reparasi mesin termasuk dalam overhead pabrik (FOH)
Upah tak langsung termasuk dalam overhead pabrik (FOH)
Alat pemotong termasuk dalam bahan langsung
1. Dokumen ini membahas sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur dan perbedaannya dengan perusahaan dagang.
2. Rekening-rekening khusus dan laporan harga pokok produksi digunakan untuk menentukan biaya produksi perusahaan manufaktur.
3. Neraca lajur dan laporan keuangan perusahaan manufaktur disusun berdasarkan karakteristik operasi produksi perusahaan.
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxssuser28d19b
Sistem biaya produksi berdasarkan pesanan dan proses. Biaya diakumulasi berdasarkan pekerjaan atau proses untuk memberikan informasi kepada manajemen. Sistem biaya standar digunakan untuk mengendalikan biaya dengan menetapkan standar biaya yang seharusnya. Produksi bersama menghasilkan beberapa produk sekaligus dengan biaya bersama yang harus dialokasikan.
Buku ini membahas akuntansi khusus perusahaan manufaktur, termasuk karakteristiknya, masalah akuntansi yang unik, dan laporan keuangan. Topik utama meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses dan jadi, biaya produksi, beban pokok produksi, dan pencatatan transaksi terkait. Tujuannya agar pembaca memahami proses akuntansi manufaktur.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian biaya overhead pabrik, langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead per departemen, dan distribusi elemen biaya overhead pabrik ke setiap departemen."
Bab ini membahas dua pertanyaan tentang kebijakan stabilisasi makroekonomi: (1) apakah kebijakan sebaiknya aktif atau pasif, dan (2) apakah kebijakan sebaiknya dijalankan berdasarkan aturan atau kebijaksanaan. Pendukung kebijakan aktif berargumen bahwa fluktuasi ekonomi dapat dikurangi, sementara pendukung pasif lebih khawatir tentang ketidakefektifan dan ketid
Dokumen tersebut membahas tentang uang beredar dan permintaan uang. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bagaimana sistem perbankan "menciptakan" uang melalui pinjaman bank, tiga instrumen kebijakan moneter yang digunakan oleh The Fed untuk mengendalikan jumlah uang beredar, serta dua teori utama mengenai permintaan uang yaitu teori portofolio dan teori transaksi.
Bab ini membahas teori-teori utama konsumsi, termasuk hipotesis Keynes tentang pengaruh pendapatan saat ini terhadap konsumsi, model pilihan antarwaktu Irving Fisher, hipotesis siklus hidup Franco Modigliani, hipotesis pendapatan permanen Milton Friedman, dan implikasi teori-teori tersebut terhadap perilaku konsumsi.
Bab 15 membahas utang pemerintah, termasuk tingkat utang berbagai negara, pandangan tradisional dan Ricardian terhadap utang, dan perspektif lain seperti anggaran berimbang versus kebijakan fiskal optimal."
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model Mundell-Fleming dan rejim nilai tukar untuk perekonomian terbuka kecil.
2. Model Mundell-Fleming menggunakan kurva IS dan LM untuk menganalisis efek kebijakan fiskal, moneter, dan perdagangan di bawah sistem nilai tukar mengambang dan tetap.
3. Dokumen tersebut juga membahas penyebab perbedaan suku bunga antara d
Bab ini membahas bagaimana model Solow dapat diperluas untuk menggabungkan kemajuan teknologi, temuan empiris tentang pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan. Topik utama termasuk bagaimana kemajuan teknologi dapat dimasukkan ke dalam model Solow, bukti konvergensi pendapatan antar negara, dan kebijakan untuk meningkatkan tingkat tabungan dan mengalokasikan investasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perekonomian terbuka dan model perekonomian terbuka kecil, termasuk identitas akuntansi, faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan dan nilai tukar, serta dampak kebijakan fiskal dan permintaan investasi terhadap variabel-variabel makroekonomi.
Bab ini membahas model pertumbuhan ekonomi Solow dan bagaimana tingkat tabungan dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi standar hidup jangka panjang suatu negara. Model Solow menunjukkan bahwa negara dengan tingkat tabungan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat modal dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dalam jangka panjang."
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep data makroekonomi penting seperti Produk Domestik Bruto, indeks harga konsumen, dan tingkat pengangguran. Produk Domestik Bruto didefinisikan sebagai total pengeluaran untuk barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri, sedangkan indeks harga konsumen digunakan untuk mengukur tingkat inflasi.
This document provides an overview of key statistical analysis techniques used in research methods, including descriptive statistics, validity testing, reliability testing, hypothesis testing, and techniques for comparing means such as t-tests and ANOVA. Descriptive statistics like mean and standard deviation are used to summarize variables measured on interval/ratio scales, while frequency and percentage summarize nominal/ordinal scales. Validity is assessed through exploratory factor analysis (EFA) to establish underlying dimensions. Reliability is measured using Cronbach's alpha. Hypothesis testing involves stating null and alternative hypotheses and making decisions based on statistical tests and p-values. T-tests compare two means and ANOVA compares three or more means, both assuming equal variances based on Levene
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
2. DEFINISI BIAYA TENAGA
KERJA
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk.
Biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut..
3. PENGGOLONGAN BIAYA TENAGA
KERJA
Dalam perusahaan manufaktur penggolongan
kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam
organisasi perusahaan:
Biaya tenaga kerja produksi, contoh: gaji, kesejahteraan
dan lembur karyawan pabrik; upah mandor pabrik, gaji
manajer pabrik
Biaya tenaga kerja pemasaran, contoh: upah dan
kesejahteraan karyawan pemasaran, komisi
pramuniaga, gaji manajer pemasaran.
Biaya tenaga kerja administrasi & umum, contoh: gaji &
kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, personalia &
sekretariat
4. 2. Penggolongan menurut kegiatan departemen-
departemen dalam perusahaan
contoh: biaya tenaga kerja bagian pulp,
biaya tenaga kerja bagian kertas, biaya
tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga
kerja bagian personalia
3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya
Dalam suatu departemen, tenaga kerja
dapat digolongkan menurut sifat
pekerjaannya. Contoh: dalam
departemen produksi biaya tenaga kerja
digolongkan atas upah operator, upah
mandor, upah penyelia.
5. 4. Penggolongan menurut hubungannya
dengan produk
Tenaga kerja langsung karyawan yang
secara langsung ikut serta memproduksi
produk jadi, yang jasanya dapat diusut
secara langsung pada produk dan upahnya
merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk. merupakan unsur
biaya produksi.
Tenaga kerja tidak langsung tenaga kerja
yang jasanya tidak secara langsung dapat
diusut pada produk merupakan unsur
biaya overhead pabrik
6. AKUNTANSI BIAYA TENAGA
KERJA
Biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam tiga
golongan besar, yaitu:
1. Gaji dan upah reguler jumlah gaji dan upah
bruto dikurangi dengan potongan-potongan
seperti pajak penghasilan karyawan dan biaya
asuransi hari tua.
2. Premi lembur
3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga
kerja (labor related costs).
7. GAJI DAN UPAH
Salah satu cara perhitungan upah karyawan dalam
perusahaan adalah dengan mengalikan tarif upah dengan
jam kerja karyawan.
Pada Job Order Costing dokumen yang digunakan untuk
perhitungan upah karyawan adalah:
1. Kartu Hadir (Clock Card) yaitu suatu catatan yang digunakan
untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu
antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.
Pada setiap akhir periode, kartu hadir tiap karyawan dikirim ke
bagian pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai
dasar perhitungan gaji dan upah per periode.
2. Kartu Jam Kerja, yaitu catatan pemakaian waktu hadir tenaga
kerja langsung di pabrik. Kartu jam kerja tidak diperlukan
dalam Process Costing.
Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan
dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan
dikirim ke bagian Akuntansi Biaya untuk keperluan distribusi
gaji dan upah tenaga kerja langsung.
8. Empat Tahap Pencatatan Biaya Gaji dan
Upah
Tahap 1:
Kartu hadir
karyawan
Daftar
gaji dan
upah
karyawa
n
Pengelompokkan:
1. Gaji dan upah karyawan
pabrik:
a. upah karyawan
langsung
b. Upah karyawan tak
langsung
2. Gaji dan upah karyawan
administrasi dan umum
3. Gaji dan upah karyawan
pemasaran.
Jurnal:
Barang dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xx
Biaya Overhead Pabrik xx
Biaya Administrasi & Umum xx
Biaya Pemasaran xx
Gaji dan Upah xx
10. Tahap 3 & 4:
Bukti kas keluar
& cek untuk
pengambilan
uang dari bank
Rp
Daftar gaji dan
upah karyawan
ditandatangani
karyawan yang
menerima gaji &
upah
PPh
karyawan
disetor ke
kas negaraJurnal pembayaran gaji & upah:
Utang gaji dan Upah xx
Kas xx
Jurnal penyetoran PPh:
Utang PPh karyawan xx
Kas xx
11. INSENTIF
Dalam hubungannya dengan gaji dan upah,
perusahaan memberikan insentif kepada
karyawan agar dapat bekerja lebih baik.
Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil
yang diproduksi atau kombinasi di antara
keduanya.
Beberapa cara pemberian insentif:
1. Insentif satuan dengan jam minimum (Straight
Piecework with a Guaranted Hourly Minimum Plan)
2. Taylor differential piece rate plan
12. Insentif satuan dengan jam
minimum
Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk
menghasilkan jumlah satuan keluaran (output)
standar.
Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar
tersebut, karyawan menerima jumlah upah
tambahan sebesar : jumlah kelebihan satuan
keluaran di atas standar dikali tarif upah per
satuan.
Tarif upah per satuan dihitung dengan cara:
membagi upah standar per jam dengan satuan
keluaran standar per jam.
13. Contoh:
Jika menurut time study dibutuhkan waktu 5 menit
untuk menghasilkan 1 satuan produk, maka jumlah
keluaran standar per jam adalah 12 satuan. Jika upah
pokok sebesar Rp 600 per jam, maka tarif upah per
satuan adalah Rp 50 (Rp 600:12). Karyawan yang
tidak dapat menghasilkan jumlah standar per jam
tetap dijamin mendapatkan upah Rp 600 per jam.
Tetapi bila ia dapat menghasilkan 14 satuan per jam
(ada kelebihan 2 satuan dari jumlah satuan standar
per jam), maka upahnya dihitung sebagai berikut:
Upah dasar per jam = Rp 600
Insentif:2xRp 50 = 100
Upah yang diterima pekerja per jam = Rp 700
14. Taylor differential piece rate
plan
Menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah
keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong
yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.
15. PENDAPATAN LEMBUR
Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen yaitu:
1. Tarif upah reguler
2. Premium lembur
Pendapatan lembur merupakan jumlah tambahan untuk jam
kerja yang melebihi batas tertentu. Batas itu mungkin saja
40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari.
Perlakuan premium lembur:
Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja
langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen
tempat terjadinya lembur tersebut apabila pabrik telah bekerja
pada kapasitas penuh dan pelanggan mau menerima beban
tambahan karena lembur tersebut.
Premi lembur dapat diperlakukan sebagi unsur biaya overhead
pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk
dan dianggap sebagai biaya periode apabila lembur tersebut
terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan waktu kerja.
16. Labor Related Costs
Set up Time
waktu yang diperlukan untuk memulai
produksi.
Set up Costs
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai
produksi disebut set up costs.
Tiga cara perlakuan terhadap set up costs:
1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja
langsung bila dapat diidentifikasikan pada pesanan
tertentu.
2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik
3. Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan dalam
17. Idle Time
Waktu menganggur bagi karyawan karena
adanya hambatan-hambatan, kerusakan
mesin atau kekurangan pekerjaan.
Biaya yang dikeluarkan selama Idle Time
diperlakukan sebagai unsur biaya overhead
pabrik.
19. PRODUK SAMPINGAN (BY-
PRODUCT)
Produk sampingan adalah suatu
produk dengan nilai total yang
relatif kecil dan dihasilkan
secara simultan atau
bersamaan dengan produk lain
yang nilai totalnya lebih besar
yang disebut dengan produk
utama (main product)
20. Asal mula produk sampingan bervariasi,
contoh:
1. Dihasilkan dari pembersihan produk utama,
seperti gas dan tar dari produksi arang.
2. Dari sisa atau sampah, seperti serbuk
gergaji di tempat penggergajian kayu.
3. Dari proses persiapan bahan baku sebelum
digunakan dalam proses produksi produk
utama, contoh: pemisahan biji kapas dari
kapas, pemisahan biji apel dari buah apel,
kulit dari biji cokelat.
21. Produk sampingan dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok menurut kondisi
dapat dipasarkannya produk tersebut
pada titik pisah batas:
1. Yang dijual dalam bentuk asalnya
tanpa diproses lebih lanjut.
2. Yang membutuhkan proses lebih lanjut
agar dapat dijual.
Titik pisah batas (split-off point):
titik dimana produk sampingan. produk gabungan dan
produk utama dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.
Sebelum titik pisah batas, produk-produk tersebut masih
dalam satu kesatuan yang homogen.
22. PRODUK GABUNGAN (JOINT
PRODUCT)
Produk gabungan adalah suatu
produk yang dihasilkan secara
simultan melalui suatu proses
atau serentetan proses umum,
dimana setiap produk yang
dihasilkan dari proses tersebut
memiliki lebih dari sekedar nilai
nominal.
23. Contoh dari produk gabungan:
Industri pengemasan daging berbagai
jenis potongan daging dan beberapa produk
sampingan dihasilkan dari satu hewan potong
dengan satu total biaya
Derivasi bensin menghasilkan produksi nafta,
kerosin dan minyak bakar terdistilasi.
Industri yang harus memilah bahan baku
sebelum diproses, seperti perusahaan
pengalengan buah dan sayuran.
24. BIAYA GABUNGAN (JOINT
COST)
- Biaya gabungan adalah biaya yang muncul
dari produksi yang simultan atas berbagai
produk dalam proses yang sama.
-Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah
batas.
- Biaya gabungan terjadi dalam bentuk satu
jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi
untuk semua produk yang dihasilkan.
-Biaya gabungan memerlukan alokasi ke
produk-produk individual.
25. Metode perhitungan biaya produk
sampingan
Ada 2 kategori untuk menghitung biaya produk
sampingan:
1. Biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke
produk sampingan.
a. Metode 1 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan kotor dari produk sampingan
b. Metode 2 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan bersih dari produk sampingan
2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk
sampingan tersebut.
a. Metode 3 : Metode biaya penggantian (replacement cost
method).
b. Metode 4 : Metode nilai pasar ( market value method) atau
metode pembatalan atau pembalikan biaya ( reversal cost
method)
26. Metode 1 : Pengakuan Pendapatan
Kotor
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari
penjualan produk sampingan ditampilkan
dalam laporan laba rugi sebagai salah satu
dari kategori ini:
a. Pendapatan lain-lain
b. Tambahan pendapatan penjualan
c. Pengurang harga pokok penjualan dari produk
utama
d. Pengurang biaya produksi produk utama.
27. Metode 1a: Pendapatan kotor penjualan produk
sampingan sebagai pendapatan
lain-lain
Contoh sbb, dengan asumsi pendapatan kotor dari
penjualan produk sampingan adalah sebesar $1.500:
28. Metode 1b: Pendapatan kotor penjualan produk
sampingan sebagai tambahan pendapatan penjualan
29. Metode 1c : Pendapatan kotor penjualan produk
sampingan sebagai pengurang HPP dari produk
utama
30. Metode 1d: pendapatan kotor dari penjualan
produk sampingan sebagai pengurang biaya
produksi produk utama
31. METODE 2: PENGAKUAN PENDAPATAN
BERSIH
Metode pendapatan bersih (net revenue method):
membebankan biaya yang terjadi setelah titik pisah
batas (yaitu biaya untuk memproses maupun
memasarkan produk sampingan) ke pendapatan
produk sampingan.
Beberapa perusahaan memiliki akun ‘Produk
Sampingan’, dimana semua biaya yang terjadi setelah
titik pisah batas di debit ke akun ini, sementara
pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun
tersebut.
Saldo dari produk sampingan ditampilkan di laporan
laba rugi dengan mengikuti salah satu cara yang
32. METODE 3: METODE BIAYA
PENGGANTIAN
Metode biaya penggantian (replacement cost
method) biasanya digunakan oleh perusahaan-
perusahaan yang produk sampingannya
digunakan oleh perusahaan itu sendiri.
Adanya produk sampingan menghilangkan
kebutuhan untuk membeli bahan baku yang
serupa dari pemasok.
Biaya produksi produk utama yang menghasilkan
produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting
ke departemen yang menggunakan produk
sampingan tersebut.
Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut
merupakan biaya pembelian atau biaya
penggantiannya.
33. METODE 4: METODE HARGA PASAR
(PEMBATALAN BIAYA)
Metode ini mengurangi biaya produksi dari
produk utama, bukan dengan pendapatan
aktual yang diterima, melainkan dengan
estimasi nilai produk sampingan pada saat
dijual.
Akun produk sampingan dibebankan dengan
nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari
produk utama dikredit.
Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja
atau overhead pabrik yang terjadi setelah titik
pisah batas dibebankan ke produk sampingan.
34. Nilai estimasi dari produk sampingan pada titik
pisah batas dapat dihitung dengan beberapa
alternatif:
1. Mengestimasikan laba kotor dan biaya produksi
setelah titik pisah batas dari produk sampingan,
lalu mengurangkannya dari harga pasar
finalnya.
2. Jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada
titik pisah batas, maka akun produk sampingan
dibebankan dengan nilai pasar tersebut lalu
dikurangi dengan estimasi laba kotor.
Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk
utama.
35. Contoh metode harga pasar dalam
menghitung biaya produk utama dan produk
sampingan
36. METODE PERHITUNGAN BIAYA
PRODUK GABUNGAN
Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik
pisah batas), dapat dialokasikan ke produk
gabungan menggunakan salah satu dari
metode berikut:
1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar
relatif dari produk individual.
2. Metode biaya rata-rata per unit.
3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada
faktor pembobotan yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Metode unit kuantitatif, berdasarkan pada
ukuran fisik unit seperti berat, ukuran linear atau
volume.
37. METODE HARGA PASAR
PRODUK GABUNGAN YANG DAPAT DIJUAL
PADA TITIK PISAH BATAS.
Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap
produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan
dengan harga jual per unit.
Contoh:
Asumsikan produk gabungan A, B, C, D diproduksi
dengan biaya gabungan sebesar $120.000. Kuantitas
yang diproduksi adalah : A= 20.000 unit, B=15.000
unit, C=10.000 unit dan D=15.000 unit. Produk A
dijual seharga $0,25 ; B seharga $3 ; C seharga
$3,50 dan D seharga $5. Harga ini merupakan harga
pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas.
Diasumsikan produk-produk tersebut dapat dijual
pada titik tersebut.
39. Pada metode harga pasar dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa
pemrosesan lebih lanjut, maka setiap produk gabungan akan menghasilkan
persentase laba kotor yang sama.
Contoh (dengan asumsi tidak ada persediaan awal):
40. Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik
pisah batas.
Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas
memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat
dijual.
Untuk itu dasar untuk mengalokasikan biaya
gabungan adalah harga pasar hipotetis pada titik
pisah batas.
Harga Pasar Hipotetis =
Harga Pasar Final – biaya pemrosesan tambahan.
Beban pemasaran & beban administratif yang dapat
ditelusuri langsung ke produk tertentu serta estimasi
untuk laba juga harus dikurangi jika jumlahnya
berbeda secara proporsional untuk produk gabungan
41. Contoh : asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya:
Alokasi biaya gabungan :
42. Laporan laba kotor berikut ini menggunakan jumlah unit terjual
yang sama dengan yang digunakan di contoh sebelumnya,
tetapi harga jual telah dinaikkan sebagai akibat dari adanya
pemrosesan tambahan:
43. Metode biaya rata-rata per unit
Metode biaya rata-rata per unit ( average unit
cost method) adalah metode yang
mengalokasikan biaya gabungan ke produk
gabungan sedemikian rupa sehingga setiap
produk menerima alokasi biaya gabungan per
unit dalam jumlah yang sama, yang disebut
sebagai biaya rata-rata per unit.
Biaya rata-rata per unit =
Total biaya produksi gabungan
Total jumlah unit yang diproduksi
44. Dari contoh sebelumnya:
Biaya rata-rata per unit = total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $2 per
unit
Total jumlah unit yang diproduksi = 60.000
45. METODE RATA-RATA
TERTIMBANG
Metode rata-rata tertimbang menggunakan faktor
pembobotan yang diberikan ke setiap unit sebagai dasar
untuk mengalokasikan biaya gabungan.
Dasar alokasi =
Barang jadi dari semua jenis x faktor pembobotan
Faktor pembobotan dapat didasarkan pada atribut seperti
ukuran unit, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan untuk
memproduksi unit tsb, perbedaan dalam jenis tenaga kerja
yang digunakan, perbedaan jumlah bahan baku yang
digunakan.
Contoh: asumsi faktor pembobotan yang dibebankan keempat
produk :
Produk A = 3 poin
Produk B = 12 poin
Produk C = 13.5 poin
46. Menggunakan data dari contoh sebelumnya, alokasi biaya
gabungan dengan metode rata-rata tertimbang adalah
seperti berikut:
47. METODE UNIT KUANTITATIF
Metode unit kuantitatif (quantitative unit method):
adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan
berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya
galon, ton, atau meter persegi.
Jika produk gabungan tidak bisa diukur dalam satuan
ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus
dikonversikan ke satuan yang sama. Misal ketika
arang diproduksi, batubara,benzol,amonia sulfat dan
gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur
dalam satuan yang berbeda.
Contoh berikut ini menggunakan metode unit kuntitatif
dengan menggunakan berat sebagai dasar alokasi
biaya gabungan dengan asumsi biaya batubara
adalah sebesar $40 per ton.
50. BIAYA STANDAR
Biaya Standar adalah:
Biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk
memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu
produk selama suatu periode tertentu.
Biaya yang direncanakan untuk suatu produk
dalam kondisi operasi sekarang atau yang
diantisipasi.
Dua komponen biaya standar;
Standar fisik, yaitu kuantitas standar dari input
per unit output.
Standar harga, yaitu biaya standar atau tarif
standar per unit input.
51. Kegunaan Biaya Standar:
1. Untuk menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi
karyawan dan mengukur efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya
dan mempercepat laporan biaya.
4. Membebankan biaya ke persediaan bahan
baku, barang dalam proses dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
52. MENETAPKAN STANDAR
Menghitung biaya standar memerlukan standar
fisik.
Dua jenis standar fisik:
1. Standar dasar, adalah tolak ukur yang digunakan
untuk membandingkan kinerja yang diperkirakan
dengan kinerja aktual (serupa dengan angka indeks
yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil
berikutnya).
2. Standar sekarang, terdiri atas tiga jenis:
a. Standar aktual yang diperkirakan : mencerminkan
tingkat aktivitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar
ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil
aktual.
b. Standar normal: mencerminkan tingkat aktivitas dan
efisiensi normal. Standar ini mencerminkan hasil yang
menantang namun dapat dicapai.
c. Standar teoritis: mencerminkan tingkat aktivitas dan
53. Prosedur penentuan biaya
standar
Biaya produksi standar dibagi atas
tiga bagian, yaitu:
Biaya Bahan Baku Standar
Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya Overhead Pabrik
Standar
54. BIAYA BAHAN BAKU
STANDAR
Terdiri atas:
Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi
sejumlah keluaran fisik tertentu kuantitas standar
Harga per satuan masukan fisik tersebut harga standar
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan
dengan menggunakan:
1. Penyelidikan teknis
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk:
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku uantuk produk
atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa
lalu.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam
pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling
buruk di masa lalu.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam
pelaksanaan pekerjaan yang paling baik
55. Harga standar pada umumnya ditentukan dari : daftar
harga pemasok, katalog atau informasi yang sejenis
dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan
dengan kemungkinan perubahan harga-harga
tersebut di masa depan.
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat
berupa:
a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang
akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal
dalam jangka panjang.
Harga standar bahan baku digunakan untuk:
a. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen
Pembelian
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga
terhadap laba perusahaan.
56. Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur,
yaitu: jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar
adalah:
1. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan modern,
sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum
dengan biaya yang minimum.
2. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing dan
scheduling agar aliran proses produksi lancar tanpa
terjadi penundaan dan kesimpangsiuran.
3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik,
sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.
4. Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan
instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan,
sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di bawah
kondisi yang paling baik.
57. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal
yang diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.
d. Mengadakan taksiran yang wajar yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan
mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan
tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per
jam yang diperkirakan akan dibayar.
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:
1. Perjanjian dengan organisasi karyawan
2. Data upah masa lalu (rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau
median dari upah karyawan masa lalu)
3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
58. BIAYA OVERHEAD PABRIK
STANDAR
Tarif overhead standar dihitung dengan membagi
jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam
sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran
fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa
kisaran (range) kapasitas.
Anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor
biaya tetap dan variabel dan memperlakukan
biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah
totalnya tetap dalam volume tertentu.
59. ANALISIS VARIANS
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya
standar disebut dengan selisih (Variance).
Dalam analisis varians biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua
macam kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya
dan kapasitas standar.
Dalam analisis varians biaya overhead pabrik
dikenal tiga macam kapasitas, yaitu: kapasitas
sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas
normal.
60. ANALISIS SELISIH BIAYA
PRODUKSI LANGSUNG
Terdapat tiga model analisis
varians biaya produksi langsung:
1. Model Satu Selisih (The
One Way Model)
2. Model Dua Selisih (The Two
Way Model)
3. Model Tiga Selisih (The
Three Way Model)
61. MODEL SATU SELISIH (THE ONE
WAY MODEL)
Rumus untuk biaya bahan baku:
Rumus untuk biaya tenaga kerja:
dimana:
TS = Total Selisih
HSt = Harga Standar TUSt = Tarif upah standar
KSt = Kuantitas Standar JKSt = Jam Kerja Standar
HS = Harga Sesungguhnya TUS = Tarif upah sesungguhnya
KS = Kuantitas SesungguhnyaJKS = Jam Kerja Sesungguhnya
Hasil perhitungan selisih diberi tanda L untuk selisih laba atau
selisih yang menguntungkan dan tanda R untuk selisih rugi.
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS)
TS = (TUSt x JKSt) – (TUS x
JKS)
62. MODEL DUA SELISIH (THE TWO
WAY MODEL)
Dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih harga
dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih harga:
dimana: SH = Selisih Harga STU = Selisih Tarif Upah
Rumus perhitungan selisih kuantitas:
dimana : SK = Selisih Kuantitas SEU = Selisih Efisiensi Upah
Dalam pembelian bahan baku selisih harga yang timbul
menjadi tanggung jawab manajer fungsi pembelian.
Sedangkan selisih kuantitas menjadi tanggung jawab
manajer fungsi produksi.
SH = (HSt – HS) x
KS
Untuk biaya bahan baku
SK = (KSt – KS) x
HSt
STU = (TUSt – TUS) x
JKS
Untuk biaya tenaga kerja langsung
SEU = (JKSt – JKS) x
TUSt
63. MODEL TIGA SELISIH (THE
THREE WAY MODEL)
Dipecah menjadi tiga macam selisih, yaitu: selisih
harga, selisih kuantitas dan selisih
harga/kuantitas.
Tiga kemungkinan dari hubungan harga dan
kuantitas standar dengan harga dan kuantitas
sesungguhnya:
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih
tinggi atau lebih rendah dari harga sesungguhnya
dan kuantitas sesungguhnya.
2. Harga standar lebih rendah dari harga
sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar
lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya.
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya,
namun kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas
64. 1. Harga & kuantitas standar lebih tinggi atau lebih
rendah dari harga & kuantitas sesungguhnya
Kondisi 1: Harga standar dan kuantitas standar
masing-masing lebih rendah dari harga dan
kuantitas sesungguhnya, rumus:
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt –
KS)
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt – TUS) x JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
Untuk biaya tenaga kerja langsung
65. Kondisi 2: Harga & kuantitas standar lebih
tinggi dari harga & kuantitas sesungguhnya,
rumus:
SH =(HSt – HS) x KS
SK =(KSt – KS) x HS
SHK =(HSt – HS) x (KSt –
KS)
Untuk biaya bahan baku
STU =(TUSt – TUS) x JKS
SEU =(JKSt – JKS) x TUS
STEU =(TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
Untuk biaya tenaga kerja
66. 2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya,
sebaliknya kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas
sesungguhnya.
Pada kondisi ini selisih gabungan yang
merupakan selisih harga/kuantitas tidak akan
terjadi.
Rumus:
SH = (HSt - HS) x KS
SK =(KSt - KS) x HSt
SHK = 0
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt - TUS) x
JKS
SEU =(JKSt - JKS) x
TUSt
STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
67. 3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya,
sebaliknya kuantitas standar lebih rendah dari kuantitas
sesungguhnya.
Pada kondisi ini selisih gabungan yang
merupakan selisih harga/kuantitas tidak akan
terjadi.
Rumus:
SH = (HSt – HS) x
KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = 0
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt - TUS) x
JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x
TUS
STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
68. Contoh:
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar.
Data biaya standar dan biaya sesungguhnya
dalam bulan Januari adalah sbb:
Perhitungan varians dari berbagai model adalah
sbb:
Biaya Kuantitas
standar
Kuantitas
Sesungguhny
a
Harga
Standar
Harga
Sesungguhny
a
Bahan Baku 4.000 unit 5.000 unit Rp 20 Rp 15
Tenaga kerja 1.000 jam 2.000 jam Rp 10 Rp 20
69. a. Model satu selisih:
Selisih biaya bahan baku:
TS = (Rp 20 x 4.000 unit) – (Rp 15 x 5.000 unit) = Rp 5.000
L
Selisih biaya tenaga kerja :
TS = (Rp 10 x 1.000 jam) – (Rp 20 x 2.000 jam) = Rp
30.000R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp
25.000 R
b. Model dua selisih:
Selisih biaya bahan baku:
SH = (RP 20 – Rp15) x 5.000 unit = Rp 25.000 L
SK = (4.000 unit-5.000unit) X Rp 20 = Rp 20.000 R
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS) TS = (TUSt x JKSt) –
(TUS x JKS)
SH = (HSt – HS) x KS SK = (KSt – KS) x HSt
70. Selisih biaya tenaga kerja:
STU = (Rp 10 – Rp 20) x 2.000 jam = Rp 20.000 R
SEU = (1.000 jam – 2.000 jam)xRp10 = Rp 10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R
a. Model tiga selisih
Selisih Biaya Bahan Baku
SH = (Rp 20- Rp 15) x 4.000 unit = Rp 20.000 L
SK = (4.000 unit – 5.000 unit) x Rp 15 = Rp 15.000 R
TS Biaya Bahan Baku = Rp 5.000 L
STU = (TUSt – TUS) x JKS SEU = (JKSt – JKS)
x TUSt
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = 0
71. Selisih Biaya Tenaga Kerja
STU = (Rp 10- Rp 20) x 1.000 jam = Rp 10.000 R
SEU = (1.000 jam–2.000 jam)x Rp 10 = Rp
10.000 R
STEU= (Rp10 – Rp 20) x (1.000-2.000) = Rp
10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp
25.000 R
STU = (TUSt – TUS) x JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
72. SELISIH BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Terdapat lima model analisis selisih biaya overhead
pabrik, yaitu:
1. Model satu selisih: mengurangi biaya overhead pabrik
dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan BOP
sesungguhnya.
TS = BOP sesungguhnya – BOP dibebankan
2. Model dua selisih: dipecah menjadi:
Selisih terkendalikan : perbedaan BOP sesungguhnya
dengan dengan BOP dianggarkan pada kapasitas standar.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas
normal)-BOP variabel pada jam tenaga kerja standar
Selisih volume : perbedaan BOP dianggarkan pada jam
standar dengan BOP dibebankan kepada produk ( kapasitas
standar dengan tarif standar).
TS = (Jam tenaga kerja kapasitas normal – jam tenaga
kerja standar) x tarif BOP tetap
73. 3. Model tiga selisih, terdiri atas:
Selisih pengeluaran: perbedaan BOP sesungguhnya
dengan BOP dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal
)– BOP variabel dianggarkan pd jam sesungguhnya
dicapai.
Selisih kapasitas: perbedaan BOP dianggarkan pada
kapasitas sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan
pada kapasitas sesungguhnya(kapasitas sesungguhnya
dengan tarif standar).
TS = (Kapasitas normal-kapasitas sesungguhnya) x tarif
BOP tetap
Selisih efisiensi: tarif BOP dikalikan dengan selisih antara
kapasitas standar dengan kapasitas sesungguhnya.
TS = (Jam standar –Jam sesungguhnya) x tarif BOP
4. Model empat selisih, dalam model ini selisih efisensi
dalam model tiga selisih dipecah lagi menjadi:
Selisih efisiensi variabel
Selisih efisiensi tetap