SlideShare a Scribd company logo
COST ACCOUNTING
PROCESS COSTING
MATERI-4
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN
PROSES
Perhitungan biaya berdasarkan proses
digunakan ketika produk dihasilkan dalam
kondisi proses yang kontinu atau metode
produksi massal, dimana produk-produk
yang dihasilkan dalam suatu departemen
atau pusat biaya lainnya bersifat homogen.
Contoh: perusahaan yang memproduksi
kertas, pipa, plastik, tekstil, makanan,
tepung, semen.
KARAKTERISTIK PRODUKSI PERUSAHAAN YANG
MENGGUNAKAN PROCESS COSTING
1. Produk yang dihasilkan adalah produk
standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan
adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan
diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk
jangka waktu tertentu.
PERBEDAAN JOB ORDER COSTING DENGAN
PROCESS COSTING
N
o
JOB ORDER
COSTING
PROCESS COSTING
1. Pengumpula
n biaya
produksi
Menurut pesanan Menurut departemen atau
pusat biaya, per periode
akuntansi
2. Perhitungan
Harga Pokok
Produksi Per
Satuan
Membagi total biaya
untuk pesanan
tertentu dengan
jumlah satuan produk
yang dihasilkan
pesanan tersebut.
Dihitung saat pesanan
telah selesai
diproduksi.
Membagi total biaya
produksi yang dikeluarkan
selama periode tertentu
dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan
selama periode tersebut.
Dihitung setiap akhir
periode akuntansi
(biasanya akhir bulan).
N
o.
JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING
3
.
Penggolonga
n biaya
produksi
Terdiri dari biaya
produksi langsung
(dibebankan
berdasarkan actual
cost) dan biaya
produksi tidak langsung
(berdasarkan tarif
ditentukan dimuka)
Seringkali tidak
dibedakan antara biaya
produksi langsung
dengan biaya produksi
tidak langsung, terutama
jika perusahaan hanya
memproduksi satu
macam produk. BOP
umumnya dibebankan
berdasarkan actual cost.
4
.
Unsur biaya
yang
digolongkan
dalam Biaya
Overhead
Pabrik
BOP terdiri dari biaya
bahan penolong, biaya
tenaga kerja tidak
langsung dan biaya
produksi lain selain
biaya bahan baku &
biaya tenaga kerja
langsung.
BOP terdiri dari biaya
produksi selain biaya
bahan baku & bahan
penolong dan biaya
tenaga kerja baik
langsung maupun tidak
langsung.
MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI
Dalam perusahaan dengan produksi massal,
informasi harga pokok produksi yang
dihitung untuk jangka waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen untuk:
1. Menentukan harga jual produk
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan
produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK
 Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit
merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di
samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.
 Formula penetapan harga jual:
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX
Taksiran biaya non produksi utk jangka waktu
tertentu.
XX
Taksiran total biaya utk jangka waktu tertentu Rp XX
Jumlah produk yg dihasilkan utk jangka waktu
tertentu.
XX
Taksiran harga pokok produk per satuan. Rp XX
Laba per unit produk yang diinginkan. XX
Taksiran harga jual per unit yg dibebankan kepada
pembeli
Rp XX
MEMANTAU REALISASI BIAYA PRODUKSI
 Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi
biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu
tertentu untuk memantau apakah proses produksi
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang
diperhitungkan sebelumnya.
 Formula perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang
dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu:
Biaya produksi sesungguhnya bulan.........
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX
Total biaya produksi sesungguhnya bulan.... Rp XX
MENGHITUNG LABA ATAU RUGI BRUTO PERIODE
TERTENTU
 Metode harga pokok proses digunakan oleh
manajemen untuk mengumpulkan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan
untuk periode tertentu guna menghasilkan
informasi laba atau rugi bruto tiap periode.
 Informasi laba atau rugi bruto periodik
diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk
dalam menutup biaya non produksi dan
menghasilkan laba atau rugi
 Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sbb:
Hasil penjualan (harga jual per satuan x volume
produk yang dijual)
Rp
XX
Persediaan barang jadi awal Rp
XX
Persediaan barang dalam proses awal Rp
XX
Biaya produksi:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp
XX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX
Total biaya produksi XX
XX
Dikurang: Persediaan barang dalam proses akhir XX
Harga pokok produksi XX
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX
Dikurang: Persediaan barang jadi akhir XX
MENENTUKAN HARGA POKOK PERSEDIAAN BARANG JADI DAN
BARANG DALAM PROSES YANG DISAJIKAN DALAM NERACA.
 Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode
manajemen dapat menentukan biaya produksi
yang melekat pada barang jadi yang belum laku
dijual pada tanggal neraca dan menyajikannya
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan
barang jadi.
 Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode
manajemen dapat pula menentukan biaya
produksi yang melekat pada barang yang pada
tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan
dan menyajikannya dalam neraca sebagai
harga pokok persediaan barang dalam proses.
ALIRAN PRODUK SECARA FISIK DALAM
PROCESS COSTING.
 Suatu produk dapat berpindah di dalam pabrik
dengan berbagai cara. Tiga format aliran produk
yang berhubungan dengan Process Costing
adalah:
1. Aliran produk berurutan (Sequential Product
Flow)
2. Aliran produk paralel (Parallel Product Flow)
3. Aliran produk selektif (Selective Product
Flow)
ALIRAN PRODUK BERURUTAN (SEQUENTIAL
PRODUCT FLOW)
 Dalam aliran produk berurutan, setiap produk
diproses dalam urutan langkah-langkah yang
sama. Contoh:
Barang Dalam
Proses-
Dept.Pemotongan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
BDP-
Dept.Perakitan BDP–
Dept.Pengemasa
n
Barang
JadiTenaga kerja
Overhead
pabrik
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
pabrik
ALIRAN PRODUK PARALEL (PARALLEL PRODUCT
FLOW)
 Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu
dari pekerjaan dilakukan secara simultan,
dan kemudian disatukan dalam satu atau
lebih proses final untuk diselesaikan dan
ditransfer ke barang jadi.
 Contoh aliran produk paralel adalah sbb:
Barang Dalam
Proses-
Dept.Pemotongan BDP-
Dept.Pengamplasa
n
BDP-
Dept.Perakitan
BDP-
Dept.Pengecata
n
BDP-
Dept.Peleburan
BDP-
Dept.Pencetaka
n
Barang
Jadi
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
pabrik
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
Tenaga
kerja
Overhead
pabrik
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
ALIRAN PRODUK SELEKTIF (SELECTIVE
PRODUCT FLOW)
 Dalam aliran produk selektif, produk
berpindah ke departemen-departemen
berbeda dalam suatu pabrik, bergantung
pada produk final yang akan dihasilkan.
 Contoh:
Barang Dalam Proses-
Dept.Penjagalan
BDP-
Dept.Pengasapa
n
BDP-
Dept.Penggilingan
BDP-
Dept.Pengemasa
n
Barang Jadi
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Bahan Baku
Tenaga kerja
Overhead
pabrik
AKUNTANSI BAHAN BAKU, TENAGA KERJA &
OVERHEAD PADA PROCESS COSTING
 Perbedaan utama process costing dengan job order costing adalah:
pada process costing biaya dibebankan ke departemen (pusat
biaya), bukan ke pesanan, dan jika ada lebih dari satu departemen
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, maka biaya
ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya dan
akhirnya ke barang jadi.
 Pada process costing, akun buku besar yang terpisah dapat
digunakan untuk persediaan barang dalam proses di setiap
departemen, karena jumlah departemen biasanya sedikit dan terus
ada dalam jangka waktu lama. Misal terdapat dua departemen
produksi, maka terdapat dua akun barang dalam proses yang
terpisah di buku besar. Namun demikian satu akun buku besar
pengendali untuk barang dalam proses tetap dapat digunakan.
AKUNTANSI BAHAN BAKU PADA PROCESS
COSTING
 Dalam job order costing, bukti permintaan bahan
baku merupakan dasar pembebanan biaya bahan
baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam process
costing rincian dikurangi karena bahan baku
dibebankan ke departemen dan hanya ada sedikit
departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti
permintaan bahan baku dapat berguna untuk
pengendalian bahan baku.
 Jika bukti permintaan bahan bahan baku tidak diberi
harga secara individual, biaya bahan baku yang
digunakan dapat ditentukan di akhir periode produksi
melalui pendekatan persediaan periodik, yaitu
menambahkan pembelian ke persediaan awal dan
mengurangkannya dengan persediaan akhir.
AKUNTANSI TENAGA KERJA PADA PROCESS
COSTING
 Dalam process costing biaya tenaga kerja
cukup ditelusuri ke departemen. Kartu jam
kerja harian atau kartu absensi digunakan
sebagai ganti kartu jam kerja pesanan.
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA
PROCESS COSTING
 Pada job order costing maupun process costing,
biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan
diakun buku besar pengendali, dan rincian biaya
overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu.
Pada process costing setiap item biaya overhead
dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen.
Informasi terinci ini digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan biaya di masa depan dan untuk
mengendalikan biaya saat ini.
 Ketika biaya overhead terjadi, biaya dicatat dalam
akun buku besar overhead pabrik dan diposting ke
buku pembantu departemental untuk biaya overhead.
 Karena biaya aktual overhead pabrik yang terjadi
berbeda setiap bulannya dan tidak bersifat variabel
sempurna terhadap aktivitas produksi, maka tarif
overhead yang telah ditetapkan sebelumnya dapat
digunakan untuk merata-ratakan biaya overhead
secara proporsional terhadap aktivitas produksi
selama tahun tersebut. Overhead pabrik
dibebankan ke departemen produksi pada akhir
setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang
diproduksi selama bulan tersebut.
 Jika pembebanan overhead menggunakan tarif
yang telah ditentukan di muka , maka tarif tersebut
dikalikan dengan jumlah aktual dari dasar aktivitas
yang digunakan di setiap departemen produksi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROCESS COSTING
 Menghitung unit ekuivalen
 Menghitung biaya produksi per satuan
 Menghitung Harga Pokok Produksi per
satuan
 Menghitung Harga Pokok Barang Jadi dan
Persediaan Barang Dalam Proses.
 Membuat Laporan Biaya Produksi
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
 Pada process costing, semua biaya yang dapat
dibebankan ke departemen diikhtisarkan dalam
laporan biaya produksi departemen.
 Laporan biaya produksi (cost of production
report) adalah kertas kerja yang menampilkan
jumlah biaya yang diakumulasikan dan
dibebankan ke produksi selama satu bulan atau
periode lain.
 Format Laporan biaya produksi dapat berbeda-
beda, namun seharusnya dapat menunjukkan:
1. Biaya total dan biaya per satuan dari pekerjaan
yang diterima dari satu atau beberapa
departemen lain.
2. Biaya total dan biaya per satuan dari bahan baku,
tenaga kerja dan overhead pabrik yang
ditambahkan oleh departemen tersebut.
3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal
dan akhir.
4. Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau ke persediaan barang jadi.
 Dalam menghitung biaya per satuan yang
dikeluarkan perusahaan, perlu dihitung unit
ekuivalen terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan dalam
setiap departemen produksi terdapat persediaan
akhir dari Barang dalam Proses yang belum selesai,
sehingga jumlah unit ekuivalen harus dihitung untuk
setiap elemen biaya.
 Unit ekuivalen adalah: jumlah dari suatu sumber
daya (seperti bahan baku, tenaga kerja atau
overhead) yang diperlukan untuk menyelesaikan
satu unit produk.
Misal : terdapat tiga unit produk di persediaan
akhir, dimana setiap unit memiliki sepertiga dari
bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan
produk tersebut. Maka jumlah total bahan baku
yang digunakan untuk menyelesaikan produk
tersebut akan setara dengan jumlah bahan baku
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit
produk (3 unit fisik x 1/3 selesai = 1 unit ekuivalen
untuk bahan baku).
PENGARUH PRODUK HILANG DALAM PROSES TERHADAP
HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN
Dalam proses produksi, tidak semua produk
yang diolah dapat menjadi produk yang baik
yang memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan.
Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang
pada awal proses, sepanjang proses atau
pada akhir proses.
Untuk menyederhanakan perhitungan, produk
yang hilang sepanjang proses diperlakukan
sebagai produk yang hilang pada awal atau
akhir proses.
PRODUK YANG HILANG PADA AWAL PROSES
 Produk yang hilang pada awal proses
dianggap belum ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan,
sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan departemen tersebut.
 Pengaruh produk hilang pada awal proses
terhadap perhitungan Harga Pokok Produk per
Satuan:
1. Produk hilang pada awal proses di
Departemen Produksi pertama mengakibatkan
naiknya harga pokok produksi per satuan di
departemen tersebut.
2. Produk hilang pada awal proses di departemen
produksi setelah departemen pertama:
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen tersebut.
PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR PROSES
 Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan, sehingga harus
diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan departemen tersebut.
 Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses
harus dihitung dan diperlakukan sebagai tambahan
harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal
ini mengakibatkan harga pokok per satuan produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya
atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
 Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.
SILAHKAN LIHAT FILE EXCELL UNTUK
MEMPELAJARI METODE HARGA POKOK
PROSES TANPA MEMPERHITUNGKAN
PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES
AWAL
 Metode harga pokok proses dimana
produk diolah melalui satu departemen
produksi.
 Metode harga pokok proses dimana produk
diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi.
MATERI-5
COST ACCOUNTING
PROCESS COSTING
LANJUTAN
33
PRODUK YANG HILANG PADA
AWAL PROSES
 Produk yang hilang pada awal
proses dianggap belum ikut
menyerap biaya produksi
yang dikeluarkan dalam
departemen yang
bersangkutan, sehingga tidak
diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan
departemen tersebut.
34
Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap
perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan:
1. Produk hilang pada awal proses di Departemen
Produksi pertama mengakibatkan naiknya harga
pokok produksi per satuan di departemen
tersebut.
2. Produk hilang pada awal proses di departemen
produksi setelah departemen pertama:
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk
yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.
 Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang
ditambahkan dalam departemen tersebut.
35
36
37
38
39
40
41
PRODUK YANG HILANG PADA
AKHIR PROSES
 Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan, sehingga harus
diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan departemen tersebut.
 Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses
harus dihitung dan diperlakukan sebagai tambahan
harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal
ini mengakibatkan harga pokok per satuan produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau
ke gudang menjadi lebih tinggi.
42
 Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per
satuan produk yang diterima dari departemen
produksi sebelumnya.
43
44
45
46
47
48
49
 Dalam suatu departemen produksi, produk yang
belum selesai diproses pada akhir periode akan
menjadi persediaan produk dalam proses pada
awal periode berikutnya.
 Produk dalam proses awal periode ini membawa
harga pokok produksi per satuan yang berasal
dari periode sebelumnya, yang kemungkinan
akan berbeda dengan harga pokok produksi per
satuan pada periode sekarang.
50
DUA METODE PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK
PROSES
1. Metode Harga Pokok Rata-Rata
Tertimbang (Weighted Average
Cost Method)
2. Metode Masuk Pertama, Keluar
Pertama (First In, First Out
Method)
51
Weighted Average Cost Method
 Pada metode ini, harga pokok persediaan barang
dalam proses awal ditambahkan kepada biaya
produksi sekarang, kemudian jumlahnya dibagi
dengan unit ekuivalensi produk untuk
mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.
 Harga pokok rata-rata tertimbang digunakan
untuk menentukan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke
gudang dengan cara mengalikannya dengan
jumlah kuantitasnya.
52
Rumus perhitungan harga pokok per unit
produk Departemen pertama dengan WACM
Biaya Bahan
Baku per unit
Biaya Bahan Baku
yang melekat pada
Barang Dalam
Proses awal
Biaya Bahan Baku
yang dikeluarkan
dalam periode
sekarang
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
=
+
Biaya Tenaga
Kerja per unit =
Biaya Tenaga
Kerja yang
melekat pada
Barang Dalam
Proses awal
+
Biaya Tenaga
Kerja yang
dikeluarkan dalam
periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
Biaya
overhead
pabrik per
unit
=
Biaya overhead pabrik
yang melekat pada
Barang Dalam Proses
awal
+
Biaya overhead
pabrik yang
dilekuarkan periode
sekarang
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
53
Rumus perhitungan Harga Pokok per unit produk
Departemen kedua dengan WACM
Harga Pokok
Produk per unit
yang dibawa dari
Departemen
sebelumnya
=
Harga Pokok Barang
Dalam Proses awal
yang berasal dari
Departemen
sebelumnya
+
Harga Pokok Barang
Yang di Transfer dari
Departemen
Sebelumnya dalam
periode sekarang
Barang Dalam proses
Awal + Barang yang ditransfer
dari Dept. Sebelumnya
dalam periode sekarang
Biaya Bahan
Baku per unit =
BBB yang melekat
pada BDP awal +
Biaya BB yang
dikeluarkan periode
sekarang
Unit ekuivalensi Biaya Bahan
Baku
Biaya Tenaga
Kerja per unit =
BTK yang melekat
pada BDP awal +
Biaya TK yang
dikeluarkan periode
sekarang
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
(1)
(2)
(3)
54
Biaya
overhead
pabrik per unit
(4)
=
BOP yang melekat
pada BDP awal =
BOP yang dikeluarkan
periode sekarang
Unit Ekuivalensi Biaya Overhead Pabrik
Total Harga Pokok
Produksi per
satuan
= (1) + (2) + (3)+ (4)
55
Contoh perhitungan dengan WACM
56
57
58
59
60
61
FIRST IN FIRST OUT
METHODE
 Metode First in First Out (FIFO) menganggap
biaya produksi periode sekarang pertama kali
digunakan untuk menyelesaikan Barang
Dalam Proses pada awal periode, baru
kemudian sisanya digunakan untuk mengolah
barang yang dimasukkan dalam proses pada
periode sekarang.
 Dalam metode FIFO tingkat penyelesaian
persediaan Barang Dalam Proses awal harus
diperhitungkan dalam perhitungan unit
ekuivalensi.
62
 Menurut metode FIFO, dalam Departemen
Produksi setelah Departemen Produksi
pertama, barang telah membawa harga
pokok dari Departemen sebelumnya.
 Barang dalam Proses yang membawa
harga pokok dari periode sebelumnya
digunakan pertama kali untuk menentukan
harga pokok produksi yang ditransfer ke
Departemen berikutnya atau ke gudang.
63
FIRST IN FIRST OUT
METHODE64
65
66
67
68
69
70
71
PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM
DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH
DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA
 Dalam proses produksi, seringkali bahan baku
ditambahkan dalam departemen produksi setelah
departemen produksi pertama.
 Terdapat dua kemungkinan dari penambahan bahan
baku:
1. Tidak menambah jumlah barang yang dihasilkan
oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut  tambahan biaya
bahan baku hanya menambah biaya bahan baku per
satuan dalam departemen tersebut.
2. Menambah jumlah barang yang dihasilkan oleh
departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan
bahan baku tersebut.  a. berakibat terhadap
penyesuaian harga pokok per satuan produk
yang berasal dari departemen sebelumnya
b. menambah biaya bahan baku per satuan dalam
departemen tersebut.
72
PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM
DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH
DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA73
74
75
76
77
78
COST ACCOUNTING
MATERI-6
VARIABLE COSTING
79
METODE VARIABLE COSTING
Adalah metode costing yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel ke
dalam biaya produk.
Dalam metode costing ini biaya produk
mencakup:
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead pabrik variabel
80
 Menggunakan pendekatan penggolongan
biaya variabilitas yang menggolongkan
biaya ke dalam biaya variabel dan biaya
tetap.
 Dalam penyusunan laporan laba rugi,
metode costing variabel menggunakan
laporan laba rugi kontribusi (contribution
margin).
 Bermanfaat untuk tujuan pelaporan
kepada pihak internal perusahaan yang
menggunakan informasi laba kontribusi
untuk perencanaan, pembuatan
81
Contoh laporan laba rugi berdasarkan
metode Variable Costing
PT XYZ
Laporan Laba Rugi Kontribusi
Tahun 2014
Pendapatan 30.000.000
Biaya Variabel:
Harga Pokok Penjualan Variabel:
Biaya Bahan Baku 3.000.000
Biaya Tenaga Kerja langsung 2.000.000
Biaya overhead Pabrik Variabel 5.000.000
Jumlah HPP Variabel 10.000.000
Biaya pemasaran variabel 3.500.000
Biaya Adm.&Umum Variabel 1.500.000
Jumlah Biaya Variabel 15.000.000
LABA KONTRIBUSI 15.000.000
Biaya Tetap:
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 1.000.000
Biaya Adm.& Umum Tetap 2.000.000
5.000.000
LABA BERSIH 10.000.000
82
PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI
KEPADA PIHAK LUAR PERUSAHAAN
 Jika perusahaan menggunakan metode
Variable Costing dalam akuntansi
biayanya, maka untuk menyajikan
laporan laba rugi bagi kepentingan pihak
luar perlu dilakukan perubahan unsur
biaya yang diperhitungkan dalam harga
pokok persediaan Barang Dalam
Proses, persediaan Barang Jadi dan
Harga Pokok Penjualan.
83
3 Langkah Merubah Laporan Laba Rugi
Variable Costing Menjadi Full Costing
LANGKAH PERTAMA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses
Awal dan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi
Awal di tambah dengan Biaya Overhead Pabrik
Tetap.
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan =
BOP sesungguhnya pada periode
akt.sebelumnya
Dasar pembebanan
BOP Tetap =
BOP tetap per unit x kuantitas dasar
84
LANGKAH KEDUA
Biaya produksi menurut Variable Costing perlu
disesuaikan dengan manambahkan Biaya
Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya.
LANGKAH KETIGA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses
Akhir dan Harga Pokok Persediaan Barang
Jadi Akhir ditambah dengan Biaya Overhead
Pabrik Tetap.
85
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan=
BOP tetap sesungguhnya periode
akt.sekarang
Dasar pembebanan
BOP tetap =
BOP tetap per unit x kuantitas dasar
pembebanan pada persediaan akhir
86
MANFAAT INFORMASI YANG
DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE
COSTING
Manfaat metode Variable Costing bagi
manajemen:
1. Untuk perencanaan laba jangka
pendek
2. Untuk pengendalian biaya
3. Untuk pengambilan keputusan
87
Variable Costing untuk
perencanaan laba jangka pendek
 Dalam penyusunan anggaran, manajemen
berkepentingan untuk menguji dampak setiap
alternatif yang akan dipilih terhadap laba
perusahaan. Karena dalam jangka pendek
biaya tetap tidak berubah, maka informasi
yang relevan dengan perencanaan laba
jangka pendek adalah informasi yang
berdampak terhadap hasil penjualan dan
biaya variabel yang merupakan komponen
untuk menghitung laba kontribusi dan ratio
laba kontribusi
88
Contoh perhitungan ratio laba kontribusi &
operating leverage
Hasil
Penjualan
Biaya
Variabel
Laba
Kontribusi
Biaya Tetap
Laba Bersih
Rp 100
60
Rp 40
Rp 30
Rp 10
Ratio
Laba
Kontribusi
= 40 : 100
Ratio
Operatin
g
Leverage
= 40 : 10
89
 Misal dalam menyusun anggaran, manajemen
puncak mempertimbangkan rencana untuk
menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan
diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas
produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan
biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak
kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka
pendek adalah:
ratio laba kontribusi x persentase kenaikan
harga jual
Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya
rencana kenaikan harga jual produk sebesar 10%
akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x
10%).
90
 Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan,
misal dengan ratio laba kontribusi sebesar 40%
manajemen puncak memperkirakan dengan
menaikkan anggaran biaya iklan sebesar Rp
11.000.000 akan menaikkan hasil penjualan
sebesar Rp 35.000.000. Alternatif ini dapat diuji
kelayakannya:
Kenaikan laba kontribusi:
(40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000
Kenaikan biaya iklan = 11.000.000
Dampak kenaikan biaya iklan terhadap
laba bersih = Rp
91
Variable Costing untuk pengendalian
biaya
 Dalam Variable Costing, period costs yang
terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah dalam laporan laba
rugi sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi. Biaya tetap terdiri atas
Discretionary Fixed Costs dan Committed
Fixed Costs.
 Discretionary Fixed Costs : biaya yang
berperilaku tetap karena kebijakan
manajemen dan dalam jangka pendek dapat
92
 Committed Fixed Costs : biaya tetap yang
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna
mempertahankan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi tujuan jangka panjang
perusahaan (timbul dari kepemilikan pabrik,
ekuipmen dan organisasi pokok) dan dalam
jangka pendek tidak dapat dikendalikan oleh
manajemen. Contoh : biaya depresiasi, sewa,
asuransi dan gaji karyawan inti.
 Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam
laporan laba rugi Variable Costing, manajemen
dapat memperoleh informasi discretionary fixed
costs terpisah dari Committed fixed costs,
sehingga pengendalian biaya tetap dalam
jangka pendek dapat dilakukan oleh
manajemen.
93
VARIABLE COSTING UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Variable costing menyajikan data yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek, khususnya untuk penentuan
harga jual jangka pendek.
 Dalam metode variabel costing apabila harga
jual telah menghasilkan laba kontribusi guna
menutup biaya tetap adalah lebih baik
daripada harga jual yang tidak menghasilkan
laba kontribusi sama sekali.
94
KELEMAHAN METODE VARIABEL
COSTING
1. Pemisahan biaya ke dalam biaya variabel
dan biaya tetap sulit dilaksanakan, karena
jarang sekali suatu biaya benar-benar
variabel atau benar-benar tetap.
2. Metode variabel costing dianggap tidak
sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim,
sehingga laporan keuangan untuk
kepentingan pajak dan masyarakat umum
harus dibuat atas dasar metode full costing.
95
3. Dalam metode variable costing, naik
turunnya laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam penjualannya.
Sehingga untuk perusahaan yang kegiatan
usahanya bersifat musiman, variable costing
akan menyajikan kerugian yang berlebihan
dalam periode tertentu, sedangkan dalam
periode lainnya akan menyajikan laba yang
tidak normal.
4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead
pabrik tetap dalam persediaan dan harga
pokok persediaan akan mengakibatkan nilai
persediaan lebih rendah, sehingga akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan
untuk tujuan analisis keuangan.
96
KLASIFIKASI BIAYA & INFORMASI BIAYA
YANG DIHASILKAN VARIABLE COSTING
97
VARIABLE COSTING DENGAN METODE
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER
COSTING)
Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable
Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah:
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Biaya Pemasaran
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Administrasi & Umum
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Pemasaran Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sesungguhnya
Biaya Adm. & Umum Variabel
Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Biaya Adm. & Umum Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang
Dibebankan
98
AKUNTANSI VARIABLE COSTING
PADA JOB ORDER COSTING
METHODE
1. Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan
penolong
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
3. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik
variabel kepada produk
4. Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi
5. Pemisahan biaya overhead pabrik sesungguhnya ke
dalam biaya variabel dan biaya tetap
6. Pencatatan harga pokok produk jadi
7. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik variabel
yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik
sesungguhnya.
8. Pencatatan biaya komersial
9. Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan.
99
Contoh soal Variable Costing pada
Metode Harga Pokok Pesanan
100
101
102
103
104
105
106
107
108
VARIABLE COSTING DENGAN METODE
HARGA POKOK PROCESS (PROCESS
COSTING)
 Dalam Variable Costing dengan metode harga
pokok proses, harga pokok produk per satuan
dihitung setiap akhir periode, dengan cara
membagi total biaya produksi variabel selama
satu bulan dengan total ekuivalensi produksi
selama periode yang sama.
 Dengan demikian biaya overhead pabrik variabel
tidak dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka, namun dibebankan
kepada produk menurut biaya yang
sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu.
109
Rekening kontrol pada Variable Costing
dengan Process Method
Barang Dalam Process-Biaya Bahan Baku Biaya Pemasaran
Barang Dalam Process-Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Adm.& Umum
Barang Dalam Process-Biaya Overhead
Pabrik Variabel
Biaya Pemasaran-Variabel
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Pemasaran-Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sesungguhnya
Biaya Adm.& Umum-
Variabel
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya
Biaya Adm.& Umum- Tetap
110
AKUNTANSI VARIABLE COSTING
DENGAN METODE HARGA POKOK
PROSES
1. Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan
penolong
2. Pencatatan biaya tenaga kerja
3. Pencatatan biaya overhead pabrik
sesungguhnya
4. Pencatatan harga pokok produk jadi departemen
produksi pertama yang ditransfer ke departemen
produksi berikutnya
5. Pencatatan harga pokok produk dalam proses
departemen produksi pertama pada akhir
periode
111
7. Pencatatan harga pokok produk dalam
proses pada departemen setelah
departemen produksi pertama pada akhir
periode
8. Pencatatan penjualan produk
9. Pencatatan biaya komersial
112
Contoh soal Variable Costing pada
Metode Harga Pokok Proses
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123

More Related Content

What's hot

Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
PT Lion Air
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
hasril ariel
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
Ary Efendi
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
Anisa Muvit
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)jhumanangshare
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishnamadureh
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Nony Saraswati Gendis
 
Akuntansi Biaya 1#5
Akuntansi Biaya 1#5Akuntansi Biaya 1#5
Akuntansi Biaya 1#5
Judianto Nugroho
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
Arthik Davianti
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendahAkuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
Selfia Dewi
 
Economic order quantity
Economic order quantityEconomic order quantity
Economic order quantity
Tito Riyanto
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
Mandiri Sekuritas
 
10 sistem persediaan periodik
10   sistem persediaan periodik10   sistem persediaan periodik
10 sistem persediaan periodik
Mainatul Ilmi
 

What's hot (20)

Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
Akuntansi istishna
Akuntansi istishnaAkuntansi istishna
Akuntansi istishna
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Akuntansi Biaya 1#5
Akuntansi Biaya 1#5Akuntansi Biaya 1#5
Akuntansi Biaya 1#5
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendahAkuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
Akuntansi biaya bab 12 . menghitung biaya semi variabel tertinggi terendah
 
Economic order quantity
Economic order quantityEconomic order quantity
Economic order quantity
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
10 sistem persediaan periodik
10   sistem persediaan periodik10   sistem persediaan periodik
10 sistem persediaan periodik
 

Similar to Akuntansi Biaya 2#5

Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
NursinTahitu
 
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptxppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
kackjorj
 
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.pptSlide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
YuniPanjaitan4
 
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.pptPertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
denyistnaeni
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
ssusere61e8a
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
DarmansyahHS
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
sandi217
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
sandi217
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Ryan Gamof
 
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptxACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
NyezNezaRayesa
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
Diana Marlyna
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Presentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaPresentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen Biaya
Rose Meea
 
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
yenny940246
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
HendraLesmana48
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Diana Marlyna
 
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufakturAkuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
Yeni Setianingsih
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
ssuserbcb604
 

Similar to Akuntansi Biaya 2#5 (20)

Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
 
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptxppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
ppt kenakalan remaja pada usia remaja yang jompo.pptx
 
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.pptSlide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
Slide-AKT-201-Akuntansi-Biaya-Presentasi-3.ppt
 
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.pptPertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
Pertemuan_5,_6_Metode_Harga_Pokok_Proses.ppt
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
 
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.pptRef materi sesi praktikum akby.ppt
Ref materi sesi praktikum akby.ppt
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing (2)
 
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptxACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
ACTIVITY BASED COSTING – PCM.pptx
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
Presentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaPresentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen Biaya
 
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
10. & 11. METODE HARGA POKOK PROSES.pptx
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
 
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufakturAkuntansi untuk perusahaan manufaktur
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
 
akb 2
akb 2akb 2
akb 2
 

More from Judianto Nugroho

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
Judianto Nugroho
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
Judianto Nugroho
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
Judianto Nugroho
 

More from Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Recently uploaded

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 

Recently uploaded (20)

Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 

Akuntansi Biaya 2#5

  • 2. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan ketika produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontinu atau metode produksi massal, dimana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lainnya bersifat homogen. Contoh: perusahaan yang memproduksi kertas, pipa, plastik, tekstil, makanan, tepung, semen.
  • 3. KARAKTERISTIK PRODUKSI PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN PROCESS COSTING 1. Produk yang dihasilkan adalah produk standar. 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama. 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
  • 4. PERBEDAAN JOB ORDER COSTING DENGAN PROCESS COSTING N o JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING 1. Pengumpula n biaya produksi Menurut pesanan Menurut departemen atau pusat biaya, per periode akuntansi 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Membagi total biaya untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan pesanan tersebut. Dihitung saat pesanan telah selesai diproduksi. Membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode tersebut. Dihitung setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan).
  • 5. N o. JOB ORDER COSTING PROCESS COSTING 3 . Penggolonga n biaya produksi Terdiri dari biaya produksi langsung (dibebankan berdasarkan actual cost) dan biaya produksi tidak langsung (berdasarkan tarif ditentukan dimuka) Seringkali tidak dibedakan antara biaya produksi langsung dengan biaya produksi tidak langsung, terutama jika perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. BOP umumnya dibebankan berdasarkan actual cost. 4 . Unsur biaya yang digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik BOP terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku & biaya tenaga kerja langsung. BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku & bahan penolong dan biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
  • 6. MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI Dalam perusahaan dengan produksi massal, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk: 1. Menentukan harga jual produk 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodik 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
  • 7. MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK  Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.  Formula penetapan harga jual: Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX Taksiran biaya non produksi utk jangka waktu tertentu. XX Taksiran total biaya utk jangka waktu tertentu Rp XX Jumlah produk yg dihasilkan utk jangka waktu tertentu. XX Taksiran harga pokok produk per satuan. Rp XX Laba per unit produk yang diinginkan. XX Taksiran harga jual per unit yg dibebankan kepada pembeli Rp XX
  • 8. MEMANTAU REALISASI BIAYA PRODUKSI  Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.  Formula perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu: Biaya produksi sesungguhnya bulan......... Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XX Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX Total biaya produksi sesungguhnya bulan.... Rp XX
  • 9. MENGHITUNG LABA ATAU RUGI BRUTO PERIODE TERTENTU  Metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode.  Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi  Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sbb:
  • 10. Hasil penjualan (harga jual per satuan x volume produk yang dijual) Rp XX Persediaan barang jadi awal Rp XX Persediaan barang dalam proses awal Rp XX Biaya produksi: Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XX Biaya tenaga kerja sesungguhnya XX Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX Total biaya produksi XX XX Dikurang: Persediaan barang dalam proses akhir XX Harga pokok produksi XX Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX Dikurang: Persediaan barang jadi akhir XX
  • 11. MENENTUKAN HARGA POKOK PERSEDIAAN BARANG JADI DAN BARANG DALAM PROSES YANG DISAJIKAN DALAM NERACA.  Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada barang jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca dan menyajikannya dalam neraca sebagai harga pokok persediaan barang jadi.  Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada barang yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan dan menyajikannya dalam neraca sebagai harga pokok persediaan barang dalam proses.
  • 12. ALIRAN PRODUK SECARA FISIK DALAM PROCESS COSTING.  Suatu produk dapat berpindah di dalam pabrik dengan berbagai cara. Tiga format aliran produk yang berhubungan dengan Process Costing adalah: 1. Aliran produk berurutan (Sequential Product Flow) 2. Aliran produk paralel (Parallel Product Flow) 3. Aliran produk selektif (Selective Product Flow)
  • 13. ALIRAN PRODUK BERURUTAN (SEQUENTIAL PRODUCT FLOW)  Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama. Contoh: Barang Dalam Proses- Dept.Pemotongan Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik BDP- Dept.Perakitan BDP– Dept.Pengemasa n Barang JadiTenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead pabrik
  • 14. ALIRAN PRODUK PARALEL (PARALLEL PRODUCT FLOW)  Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan, dan kemudian disatukan dalam satu atau lebih proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.  Contoh aliran produk paralel adalah sbb:
  • 15. Barang Dalam Proses- Dept.Pemotongan BDP- Dept.Pengamplasa n BDP- Dept.Perakitan BDP- Dept.Pengecata n BDP- Dept.Peleburan BDP- Dept.Pencetaka n Barang Jadi Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik
  • 16. ALIRAN PRODUK SELEKTIF (SELECTIVE PRODUCT FLOW)  Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke departemen-departemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final yang akan dihasilkan.  Contoh:
  • 17. Barang Dalam Proses- Dept.Penjagalan BDP- Dept.Pengasapa n BDP- Dept.Penggilingan BDP- Dept.Pengemasa n Barang Jadi Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik
  • 18. AKUNTANSI BAHAN BAKU, TENAGA KERJA & OVERHEAD PADA PROCESS COSTING  Perbedaan utama process costing dengan job order costing adalah: pada process costing biaya dibebankan ke departemen (pusat biaya), bukan ke pesanan, dan jika ada lebih dari satu departemen yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, maka biaya ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya dan akhirnya ke barang jadi.  Pada process costing, akun buku besar yang terpisah dapat digunakan untuk persediaan barang dalam proses di setiap departemen, karena jumlah departemen biasanya sedikit dan terus ada dalam jangka waktu lama. Misal terdapat dua departemen produksi, maka terdapat dua akun barang dalam proses yang terpisah di buku besar. Namun demikian satu akun buku besar pengendali untuk barang dalam proses tetap dapat digunakan.
  • 19. AKUNTANSI BAHAN BAKU PADA PROCESS COSTING  Dalam job order costing, bukti permintaan bahan baku merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam process costing rincian dikurangi karena bahan baku dibebankan ke departemen dan hanya ada sedikit departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti permintaan bahan baku dapat berguna untuk pengendalian bahan baku.  Jika bukti permintaan bahan bahan baku tidak diberi harga secara individual, biaya bahan baku yang digunakan dapat ditentukan di akhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodik, yaitu menambahkan pembelian ke persediaan awal dan mengurangkannya dengan persediaan akhir.
  • 20. AKUNTANSI TENAGA KERJA PADA PROCESS COSTING  Dalam process costing biaya tenaga kerja cukup ditelusuri ke departemen. Kartu jam kerja harian atau kartu absensi digunakan sebagai ganti kartu jam kerja pesanan.
  • 21. AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PROCESS COSTING  Pada job order costing maupun process costing, biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan diakun buku besar pengendali, dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu. Pada process costing setiap item biaya overhead dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen. Informasi terinci ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan biaya di masa depan dan untuk mengendalikan biaya saat ini.  Ketika biaya overhead terjadi, biaya dicatat dalam akun buku besar overhead pabrik dan diposting ke buku pembantu departemental untuk biaya overhead.
  • 22.  Karena biaya aktual overhead pabrik yang terjadi berbeda setiap bulannya dan tidak bersifat variabel sempurna terhadap aktivitas produksi, maka tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya dapat digunakan untuk merata-ratakan biaya overhead secara proporsional terhadap aktivitas produksi selama tahun tersebut. Overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi pada akhir setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang diproduksi selama bulan tersebut.  Jika pembebanan overhead menggunakan tarif yang telah ditentukan di muka , maka tarif tersebut dikalikan dengan jumlah aktual dari dasar aktivitas yang digunakan di setiap departemen produksi.
  • 23. LANGKAH-LANGKAH DALAM PROCESS COSTING  Menghitung unit ekuivalen  Menghitung biaya produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Barang Jadi dan Persediaan Barang Dalam Proses.  Membuat Laporan Biaya Produksi
  • 24. LAPORAN BIAYA PRODUKSI  Pada process costing, semua biaya yang dapat dibebankan ke departemen diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi departemen.  Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.  Format Laporan biaya produksi dapat berbeda- beda, namun seharusnya dapat menunjukkan: 1. Biaya total dan biaya per satuan dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain.
  • 25. 2. Biaya total dan biaya per satuan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut. 3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir. 4. Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.  Dalam menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan, perlu dihitung unit ekuivalen terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan dalam setiap departemen produksi terdapat persediaan akhir dari Barang dalam Proses yang belum selesai, sehingga jumlah unit ekuivalen harus dihitung untuk setiap elemen biaya.
  • 26.  Unit ekuivalen adalah: jumlah dari suatu sumber daya (seperti bahan baku, tenaga kerja atau overhead) yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk. Misal : terdapat tiga unit produk di persediaan akhir, dimana setiap unit memiliki sepertiga dari bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut. Maka jumlah total bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan produk tersebut akan setara dengan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (3 unit fisik x 1/3 selesai = 1 unit ekuivalen untuk bahan baku).
  • 27. PENGARUH PRODUK HILANG DALAM PROSES TERHADAP HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN Dalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Ditinjau dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses, sepanjang proses atau pada akhir proses. Untuk menyederhanakan perhitungan, produk yang hilang sepanjang proses diperlakukan sebagai produk yang hilang pada awal atau akhir proses.
  • 28. PRODUK YANG HILANG PADA AWAL PROSES  Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen tersebut.
  • 29.  Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan: 1. Produk hilang pada awal proses di Departemen Produksi pertama mengakibatkan naiknya harga pokok produksi per satuan di departemen tersebut. 2. Produk hilang pada awal proses di departemen produksi setelah departemen pertama:  Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.  Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen tersebut.
  • 30. PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR PROSES  Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen tersebut.  Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung dan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
  • 31.  Produk yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
  • 32. SILAHKAN LIHAT FILE EXCELL UNTUK MEMPELAJARI METODE HARGA POKOK PROSES TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL  Metode harga pokok proses dimana produk diolah melalui satu departemen produksi.  Metode harga pokok proses dimana produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
  • 34. PRODUK YANG HILANG PADA AWAL PROSES  Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen tersebut. 34
  • 35. Pengaruh produk hilang pada awal proses terhadap perhitungan Harga Pokok Produk per Satuan: 1. Produk hilang pada awal proses di Departemen Produksi pertama mengakibatkan naiknya harga pokok produksi per satuan di departemen tersebut. 2. Produk hilang pada awal proses di departemen produksi setelah departemen pertama:  Menaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.  Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen tersebut. 35
  • 36. 36
  • 37. 37
  • 38. 38
  • 39. 39
  • 40. 40
  • 41. 41
  • 42. PRODUK YANG HILANG PADA AKHIR PROSES  Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan departemen tersebut.  Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses harus dihitung dan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi. 42
  • 43.  Produk yang hilang pada akhir proses tidak mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya. 43
  • 44. 44
  • 45. 45
  • 46. 46
  • 47. 47
  • 48. 48
  • 49. 49
  • 50.  Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.  Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan pada periode sekarang. 50
  • 51. DUA METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK PROSES 1. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost Method) 2. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First In, First Out Method) 51
  • 52. Weighted Average Cost Method  Pada metode ini, harga pokok persediaan barang dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, kemudian jumlahnya dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang.  Harga pokok rata-rata tertimbang digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya. 52
  • 53. Rumus perhitungan harga pokok per unit produk Departemen pertama dengan WACM Biaya Bahan Baku per unit Biaya Bahan Baku yang melekat pada Barang Dalam Proses awal Biaya Bahan Baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang Unit ekuivalensi biaya bahan baku = + Biaya Tenaga Kerja per unit = Biaya Tenaga Kerja yang melekat pada Barang Dalam Proses awal + Biaya Tenaga Kerja yang dikeluarkan dalam periode sekarang Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik per unit = Biaya overhead pabrik yang melekat pada Barang Dalam Proses awal + Biaya overhead pabrik yang dilekuarkan periode sekarang Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik 53
  • 54. Rumus perhitungan Harga Pokok per unit produk Departemen kedua dengan WACM Harga Pokok Produk per unit yang dibawa dari Departemen sebelumnya = Harga Pokok Barang Dalam Proses awal yang berasal dari Departemen sebelumnya + Harga Pokok Barang Yang di Transfer dari Departemen Sebelumnya dalam periode sekarang Barang Dalam proses Awal + Barang yang ditransfer dari Dept. Sebelumnya dalam periode sekarang Biaya Bahan Baku per unit = BBB yang melekat pada BDP awal + Biaya BB yang dikeluarkan periode sekarang Unit ekuivalensi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja per unit = BTK yang melekat pada BDP awal + Biaya TK yang dikeluarkan periode sekarang Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja (1) (2) (3) 54
  • 55. Biaya overhead pabrik per unit (4) = BOP yang melekat pada BDP awal = BOP yang dikeluarkan periode sekarang Unit Ekuivalensi Biaya Overhead Pabrik Total Harga Pokok Produksi per satuan = (1) + (2) + (3)+ (4) 55
  • 57. 57
  • 58. 58
  • 59. 59
  • 60. 60
  • 61. 61
  • 62. FIRST IN FIRST OUT METHODE  Metode First in First Out (FIFO) menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan Barang Dalam Proses pada awal periode, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah barang yang dimasukkan dalam proses pada periode sekarang.  Dalam metode FIFO tingkat penyelesaian persediaan Barang Dalam Proses awal harus diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalensi. 62
  • 63.  Menurut metode FIFO, dalam Departemen Produksi setelah Departemen Produksi pertama, barang telah membawa harga pokok dari Departemen sebelumnya.  Barang dalam Proses yang membawa harga pokok dari periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produksi yang ditransfer ke Departemen berikutnya atau ke gudang. 63
  • 64. FIRST IN FIRST OUT METHODE64
  • 65. 65
  • 66. 66
  • 67. 67
  • 68. 68
  • 69. 69
  • 70. 70
  • 71. 71
  • 72. PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA  Dalam proses produksi, seringkali bahan baku ditambahkan dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama.  Terdapat dua kemungkinan dari penambahan bahan baku: 1. Tidak menambah jumlah barang yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut  tambahan biaya bahan baku hanya menambah biaya bahan baku per satuan dalam departemen tersebut. 2. Menambah jumlah barang yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut.  a. berakibat terhadap penyesuaian harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya b. menambah biaya bahan baku per satuan dalam departemen tersebut. 72
  • 73. PENAMBAHAN BAHAN BAKU DALAM DEPARTEMEN PRODUKSI SETELAH DEPARTEMEN PRODUKSI PERTAMA73
  • 74. 74
  • 75. 75
  • 76. 76
  • 77. 77
  • 78. 78
  • 80. METODE VARIABLE COSTING Adalah metode costing yang hanya memasukkan biaya produksi variabel ke dalam biaya produk. Dalam metode costing ini biaya produk mencakup: 1. Biaya Bahan Baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik variabel 80
  • 81.  Menggunakan pendekatan penggolongan biaya variabilitas yang menggolongkan biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.  Dalam penyusunan laporan laba rugi, metode costing variabel menggunakan laporan laba rugi kontribusi (contribution margin).  Bermanfaat untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal perusahaan yang menggunakan informasi laba kontribusi untuk perencanaan, pembuatan 81
  • 82. Contoh laporan laba rugi berdasarkan metode Variable Costing PT XYZ Laporan Laba Rugi Kontribusi Tahun 2014 Pendapatan 30.000.000 Biaya Variabel: Harga Pokok Penjualan Variabel: Biaya Bahan Baku 3.000.000 Biaya Tenaga Kerja langsung 2.000.000 Biaya overhead Pabrik Variabel 5.000.000 Jumlah HPP Variabel 10.000.000 Biaya pemasaran variabel 3.500.000 Biaya Adm.&Umum Variabel 1.500.000 Jumlah Biaya Variabel 15.000.000 LABA KONTRIBUSI 15.000.000 Biaya Tetap: Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.000.000 Biaya Pemasaran Tetap 1.000.000 Biaya Adm.& Umum Tetap 2.000.000 5.000.000 LABA BERSIH 10.000.000 82
  • 83. PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI KEPADA PIHAK LUAR PERUSAHAAN  Jika perusahaan menggunakan metode Variable Costing dalam akuntansi biayanya, maka untuk menyajikan laporan laba rugi bagi kepentingan pihak luar perlu dilakukan perubahan unsur biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok persediaan Barang Dalam Proses, persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan. 83
  • 84. 3 Langkah Merubah Laporan Laba Rugi Variable Costing Menjadi Full Costing LANGKAH PERTAMA Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Awal dan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi Awal di tambah dengan Biaya Overhead Pabrik Tetap. Rumus: BOP tetap per unit dasar pembebanan = BOP sesungguhnya pada periode akt.sebelumnya Dasar pembebanan BOP Tetap = BOP tetap per unit x kuantitas dasar 84
  • 85. LANGKAH KEDUA Biaya produksi menurut Variable Costing perlu disesuaikan dengan manambahkan Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya. LANGKAH KETIGA Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Akhir dan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi Akhir ditambah dengan Biaya Overhead Pabrik Tetap. 85
  • 86. Rumus: BOP tetap per unit dasar pembebanan= BOP tetap sesungguhnya periode akt.sekarang Dasar pembebanan BOP tetap = BOP tetap per unit x kuantitas dasar pembebanan pada persediaan akhir 86
  • 87. MANFAAT INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE COSTING Manfaat metode Variable Costing bagi manajemen: 1. Untuk perencanaan laba jangka pendek 2. Untuk pengendalian biaya 3. Untuk pengambilan keputusan 87
  • 88. Variable Costing untuk perencanaan laba jangka pendek  Dalam penyusunan anggaran, manajemen berkepentingan untuk menguji dampak setiap alternatif yang akan dipilih terhadap laba perusahaan. Karena dalam jangka pendek biaya tetap tidak berubah, maka informasi yang relevan dengan perencanaan laba jangka pendek adalah informasi yang berdampak terhadap hasil penjualan dan biaya variabel yang merupakan komponen untuk menghitung laba kontribusi dan ratio laba kontribusi 88
  • 89. Contoh perhitungan ratio laba kontribusi & operating leverage Hasil Penjualan Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap Laba Bersih Rp 100 60 Rp 40 Rp 30 Rp 10 Ratio Laba Kontribusi = 40 : 100 Ratio Operatin g Leverage = 40 : 10 89
  • 90.  Misal dalam menyusun anggaran, manajemen puncak mempertimbangkan rencana untuk menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka pendek adalah: ratio laba kontribusi x persentase kenaikan harga jual Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya rencana kenaikan harga jual produk sebesar 10% akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x 10%). 90
  • 91.  Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan, misal dengan ratio laba kontribusi sebesar 40% manajemen puncak memperkirakan dengan menaikkan anggaran biaya iklan sebesar Rp 11.000.000 akan menaikkan hasil penjualan sebesar Rp 35.000.000. Alternatif ini dapat diuji kelayakannya: Kenaikan laba kontribusi: (40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000 Kenaikan biaya iklan = 11.000.000 Dampak kenaikan biaya iklan terhadap laba bersih = Rp 91
  • 92. Variable Costing untuk pengendalian biaya  Dalam Variable Costing, period costs yang terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap terdiri atas Discretionary Fixed Costs dan Committed Fixed Costs.  Discretionary Fixed Costs : biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen dan dalam jangka pendek dapat 92
  • 93.  Committed Fixed Costs : biaya tetap yang dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan (timbul dari kepemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasi pokok) dan dalam jangka pendek tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh : biaya depresiasi, sewa, asuransi dan gaji karyawan inti.  Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam laporan laba rugi Variable Costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari Committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen. 93
  • 94. VARIABLE COSTING UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN  Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek, khususnya untuk penentuan harga jual jangka pendek.  Dalam metode variabel costing apabila harga jual telah menghasilkan laba kontribusi guna menutup biaya tetap adalah lebih baik daripada harga jual yang tidak menghasilkan laba kontribusi sama sekali. 94
  • 95. KELEMAHAN METODE VARIABEL COSTING 1. Pemisahan biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sulit dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. 2. Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode full costing. 95
  • 96. 3. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya. Sehingga untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman, variable costing akan menyajikan kerugian yang berlebihan dalam periode tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. 4. Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisis keuangan. 96
  • 97. KLASIFIKASI BIAYA & INFORMASI BIAYA YANG DIHASILKAN VARIABLE COSTING 97
  • 98. VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING) Rekening kontrol yang digunakan dalam Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan adalah: Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Biaya Pemasaran Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Administrasi & Umum Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Variabel Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Pemasaran Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Biaya Adm. & Umum Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Biaya Adm. & Umum Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel yang Dibebankan 98
  • 99. AKUNTANSI VARIABLE COSTING PADA JOB ORDER COSTING METHODE 1. Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan penolong 2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung 3. Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik variabel kepada produk 4. Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi 5. Pemisahan biaya overhead pabrik sesungguhnya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap 6. Pencatatan harga pokok produk jadi 7. Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik variabel yang dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya. 8. Pencatatan biaya komersial 9. Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan. 99
  • 100. Contoh soal Variable Costing pada Metode Harga Pokok Pesanan 100
  • 101. 101
  • 102. 102
  • 103. 103
  • 104. 104
  • 105. 105
  • 106. 106
  • 107. 107
  • 108. 108
  • 109. VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA POKOK PROCESS (PROCESS COSTING)  Dalam Variable Costing dengan metode harga pokok proses, harga pokok produk per satuan dihitung setiap akhir periode, dengan cara membagi total biaya produksi variabel selama satu bulan dengan total ekuivalensi produksi selama periode yang sama.  Dengan demikian biaya overhead pabrik variabel tidak dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka, namun dibebankan kepada produk menurut biaya yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. 109
  • 110. Rekening kontrol pada Variable Costing dengan Process Method Barang Dalam Process-Biaya Bahan Baku Biaya Pemasaran Barang Dalam Process-Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Adm.& Umum Barang Dalam Process-Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Pemasaran-Variabel Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Pemasaran-Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya Biaya Adm.& Umum- Variabel Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Biaya Adm.& Umum- Tetap 110
  • 111. AKUNTANSI VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES 1. Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan penolong 2. Pencatatan biaya tenaga kerja 3. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya 4. Pencatatan harga pokok produk jadi departemen produksi pertama yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya 5. Pencatatan harga pokok produk dalam proses departemen produksi pertama pada akhir periode 111
  • 112. 7. Pencatatan harga pokok produk dalam proses pada departemen setelah departemen produksi pertama pada akhir periode 8. Pencatatan penjualan produk 9. Pencatatan biaya komersial 112
  • 113. Contoh soal Variable Costing pada Metode Harga Pokok Proses 113
  • 114. 114
  • 115. 115
  • 116. 116
  • 117. 117
  • 118. 118
  • 119. 119
  • 120. 120
  • 121. 121
  • 122. 122
  • 123. 123