SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
Analisa kebutuhan Air Bersih Di kelurahan Bombonawulu
Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah
Amirno1
1
Program Studi Teknik Sipil Unidayan, Indonesia
*)
Amirno, email : amirnonetral28@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to determine the level of need and availability of clean water as well as the rate of
increase in the number of house connections of PDAM Ikk Lombe units for the Bombonawulu Village area, namely
until 2025. The method used was regression analysis method using secondary data, namely house connection data,
water demand data, water discharge production data, and water loss data obtained from the data source of PDAM
IKK Lombe Unit, Gu District. From the analysis of predictions of water demand until 2025, the amount of water
demand has increased due to the addition of house connections and the increasing use of water for daily needs. And
for the production of water discharge every year it has increased along with the increase in the number of house
connections in Bombonawulu Village. Due to the availability of water and water demand, the water balance is a
surplus. The results of this study were obtained. Based on the prediction, it was noted that the number of house
connections up to 2025 for the Bombonawulu Village area has increased by 521 SR in the next 5 years. And the
need for clean water that must be provided by the PDAM Lombe IKK Unit based on the results of regression
analysis until 2025 with the line equation is 30,638 m/year. And the availability of water from PDAM Unit Ikk
Lombe until 2025 is sufficient to meet the water needs of the service area of Bombonawulu Village of 686,941
m/year.
Keywords: Water Demand, Availability Of Water, Water Balance.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan ketersediaan air bersih serta tingkat kenaikan jumlah
sambungan rumah PDAM unit ikk lombe untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu yaitu sampai Tahun 2025.
Metode yang digunakan adalah metode analisis regresi dengan menggunakan data sekunder yaitu data sambungan
rumah, data kebutuhan air, data produksi debit air, dan data kehilangan air yang diperoleh dari sumber data
PDAM Unit IKK Lombe Kecamatan Gu. Dari hasil analisis prediksi kebutuhan air sampai Tahun 2025, jumlah
kebutuhan air mengalami peningkatan disebabkan oleh penambahan sambungan rumah dan makin tingginya
penggunaan air pada kebutuhan sehari-hari. Dan untuk produksi debit air tiap tahun nya mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya jumlah sambungan rumah di Kelurahan Bombonawulu Karena ketersediaan air dan
kebutuhan air maka neraca airnya adalah surplus. Hasil penelitian ini diperoleh Berdasarkan hasil prediksi
tercatat bahwa jumlah sambungan rumah yaitu sampai dengan Tahun 2025 untuk wilayah Kelurahan
Bombonawulu mengalami kenaikan sebesar 521 SR dalam waktu 5 tahun mendatang. Serta kebutuhan air bersih
yang harus disediakan oleh pihak PDAM Unit IKK Lombe berdasarkan hasil analisis regresi sampai dengan Tahun
2025 dengan persamaan garis adalah 30.638 m³/Tahun. Dan ketersediaan air PDAM Unit Ikk Lombe sampai
Tahun 2025 mencukupi kebutuhan air wilayah pelayanan Kelurahan Bombonawulu sebesar 686.941 m³/Tahun.
Kata kunci : Sambungan Rumah, Kebutuhan Air, Debit Air, Kehilangan Air, Neraca Air.
Pendahuluan
Air bersih merupakan kebutuhan pokok
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, sehingga ketersediaannya sangat
penting.Pemanfaatannya tidak hanya terbatas
untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk
fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Air
bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki
kualitas yang baik untuk dikonsumsi sesuai
dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP
No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun
2002. Begitu pentingnya air bersih bagi
kehidupan manusia, sehingga memungkinkan
penyediaan air menjadi terbatas bila
pemanfaatannya tidak di atur dengan baik,
sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan
yang tertata baik untuk mendistribusikan air
bersih secara merata kesetiap konsumen.
Di samping permasalahan-permasalahan yang
timbul dalam sistem penyediaan air minum,
PDAM juga menghadapi tantangan untuk
meningkatkan kinerja sistem dalam rangka
mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat.
Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan
jumlah kebutuhan air secara umum karena
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
bertambahnya konsumsi air. Dilihat dari angka
kebutuhan yang semakin meningkat setiap
Tahunnya, maka sarana yang tersedia perlu
dioptimalkan lagi baik dai segi pelayanan dan
penyediaan sarana air bersih itu sendiri.Oleh
sebab itu, dibuatlah perencanaan jaringan pipa
distribusi air untuk mengevaluasi kebutuhan air
bersih yang selalu meningkat
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
penelitian “Analisa Kebutuhan Air Bersih di
Kelurahan Bombonawulu Kecamatan Gu
Kabupaten Buton Tengah”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat
dirumuskan :
a. Berapa jumlah sambungan pipa ke rumah-
rumah di Wilayah PDAM Kecamatan Gu,
Kelurahan Bombonawulu Sampai Tahun 2025
b. Berapa jumlah kebutuhan Air Bersih yang
harus dipenuhui Tahun 2025
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang di dapat maka tujuan
penelitiannya adalah :
a. Memprediksi jumlah sambungan pipa
kerumah rumah di wilayah PDAM kecamatan
Gu di kelurahan Bombonawulu sampai
dengan Tahun 2025
b. Menghitung jumlah kebutuhan air bersih
sampai dengan Tahun 2025
Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis Untuk menambah
pengetahuan dalam bidang teknik sumber
daya air
b. Manfaat Prakktis
1. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
dasar penyediaan air bersih di Wilayah
pelayanan PDAM unit lombe kecamatan
Gu dimasa yang akan datang
2. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
dasar PDAM untuk mengambil kebijakan
dalam memenuhi kebutuhan air.
Pengertian Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan vital yang
mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia
sehingga pengadaan sumber daya ini termasuk
dalam prioritas pembangunan. Pengalokasian air
bersih yang efisien harus didasarkan pada sifat
zat cair yang mudah mengalir, menguap, meresap
dan keluar melalui suatu media tertentu.
Menurut (Mubarak dan Chayatin, 2009)
dalam (Ahmad Safii, 2012), air adalah sangat
penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan
manusia akan air sangat kompleks antara lain
untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan
sebagainya. Menurut perhitungan WHO di
negara-negara maju tiap orang memerlukan air
antara 60-120 liter perhari.Sedangkan di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia tiap
orang memerlukan air antara 30-60 liter perhari.
Syarat sumber mata air yang bisa digunakan
sebagai air bersih adalah sebagai berikut :
1. Kekeruhan
yaitu, air yang berkualitas harus memenuhi
persyaratan fisik seperti berikut. Jernih atau
tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh
adanya butiran-butiran koloid dari bahan
tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah
liat maka air semakin keruh. Derajat
kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
2. Tidak berwarna
yaitu air untuk keperluan rumah tangga harus
jernih. Air yang berwarna berarti mengandung
bahan-bahan lain yang berbahaya bagi
kesehatan.
3. Rasanya tawar
secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air
yang terasa asam, manis, pahit, atau asin
menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak
baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-
garam tertentu yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
asam organik maupun asam anorganik.
4. Tidak berbau
yaitu air yang baik memiliki ciri tidak berbau
bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air
yang berbau busuk mengandung bahan-bahan
organik yang sedang mengalami dekomposisi
(penguraian) oleh mikro organisme air.
5. Temperaturnya normal
yaitu air yang baik harus memiliki temperatur
sama dengan temperatur udara (20–26 o
C).
Air yang secara mencolok mempunyai
temperatur di atas atau di bawah temperatur
udara berarti mengandung zat-zat tertentu
yang mengeluarkan atau menyerap energi
dalam air.
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
6. Tidak mengandung zat padatan
yaitu bahan padat adalah bahan yang
tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 103 o
C – 105 o
C.
Persyaratan tersebut juga tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun
1990. Penyediaan air bersih harus memenuhi dua
syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI,
2005 oleh Tengku Hera Zafiea, 2011) dalam
(Budi Wiyoso, 2001).
a. Sumber Air
Pada dasarnya, jumlah air yang ada di alam
tetap atau yang biasa di sebut dengan siklus
hidrologi. Adapun sumber-sumber air yang
ada di alam yaitu :
a) Air laut yaitu bersifat asin
b) Air atmosfir yaitu dalam keadaan murni
c) Air permukaan yaitu air sungai dan air
rawa/danau
d) Air tanah di bagi menjadi dua yaitu air
tanah dangkal dan air tanah dalam
e) Mata air yaitu air tanah yang dihasilkan
sendiri pada kepermukaan tanah. Mata air
yang asalnya dari tanah sangat dalam,
hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan
kualitasnya yang sangat baik.
b. Pengaruh air terhadap kesehatan
Pengaruh air terhadap kesehatan bermacam-
macam sesuai dengan tempat yang di aliri air
tersebut. Setiap daerah memiliki kualitas air
yang berbeda-beda sesuai zat yang ada di
daerah tersebut. Pengaruh kesehatan yang
biasa di timbulkan oleh air seperti gatal-gatal
pada kulit, keracunan, dan sebagainya.
Kebutuhan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
akan digunakan untuk mengumpulkan data, baik
yang berupa data primer dan data sekunder,
melalui survei serta dengan pengisian kuesiner
oleh pelanggan yang dilakukan pada wilayah
penelitian. Adapun survei yang dilakukan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan tersebut
adalah :
1. Survei Primer
Bertujuan untuk mencari data yang sifatnya tidak
tertulis, ataupun merupakan data yang memiliki
tingkat akurasi yang tinggi. Survei yang
dilakukan tersebut antara lain adalah:
a. Pengamatan lapangan atau Observasi,
Tujuannya untuk menghasilkan data-data
tidak tertulis yang hanya bisa didapatkan
dengan pengamatan secara langsung
mengenai kondisi pelayanan distribusi air
bersih di Kelurahan Bombonawulu. Kegiatan
yang dilakukan dapat berupa pengamatan
secara langsung kondisi perpipaan, dan
melihat kondisi fisik air bersih yang dialirkan
kepelanggan.
b. Pembuatan dan Pengisian Kuesioner, Untuk
dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
terhadap kinerja sistem distribusi air bersih
yang dilakukan oleh PDAM unit lombe
Kecamatan Gu, serta referensi dari pihak yang
terlibat langsung dalam penyediaan air bersih
di Kelurahan Bombonawulu yaitu dari pihak
pelanggan secara langsung mengenai sistem
yang diharapkan dalam pelayanan distribusi
air bersih.
2. Survei Sekunder
Merupakan kegiatan pencarian data melalui
kajian literatur, hasil penelitian terdahulu, peta-
peta yang dibutuhkan, data kependudukan,
kondisi wilayah penelitian, ataupun data tertulis
lainnya, yang didapatkan langsung dari instansi
yang terkait.Tujuan dari survei ini adalah untuk
mendapatkan data-data instansional.
Definisi dan Persyaratan Air Bersih
1. Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai
batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi
persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah
persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis,
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan
efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990).
2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih
Ada beberapa persyaratan utama yang harus
dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih.
Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Persyaratan Kualitas
Menggambarkan mutu dari air baku air bersih.
Dalam Modul Gambaran Umum Penyediaan dan
Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003 hal. 4-5
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
dinyatakan dalam (Ahmad Safii, 2012) bahwa
persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai
berikut :
1) Persyaratan fisik, Secara fisik air bersih harus
jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama
dengan suhu udara atau kurang lebih 25℃ dan
apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25℃ ± 3℃.
2) Persyaratan kimiawi, Air bersih tidak boleh
mengandung bahan-bahan kimia dalam
jumlah yang melampaui batas. Beberapa
persyaratan kimia antara lain adalah : pH,
totalsolid, zat organik, CO2 agresif,
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),
mangan(Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam
berat.
3) Persyaratan bakteriologis, Air bersih tidak
boleh mengandung kuman patogen dan
parasitik yang mengganggu kesehatan.
Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli
dalam air.
4) Persyaratan radioaktifitas, Persyaratan
radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih
tidak boleh mengandung zat yang
menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
b. Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air
bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku
yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk
yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga
dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang
dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah
kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih
masyarakat bervariasi, tergantung pada letak
geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan
skala tempat tinggalnya.
c. Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil
terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif
tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan
air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau
setiap hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap
wilayah di Indonesia, sehingga untuk
menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air
dapat dilakukan cara aktifitas konsumen terhadap
prioritas pemakaian air.
Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam
aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 –
18.00. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau
dari dua aspek. Pertama kebutuhan konsumen,
sebagian besar memerlukan air untuk kehidupan
dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak
ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu
yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan
reservoir Sistem jaringan perpipaan didesain
untuk membawa suatu aliran tertentu. Ukuran
pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan
minimum yang diperbolehkan agar kuantitas
aliran terpenuhi.
d. Persyaratan Tekanan Air
Konsumen memerlukan sambungan air dengan
tekanan yang cukup, arti dapat dilayani dengan
jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk
menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah
layanan, pada titik awal distribusi diperlukan
tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi
kehilangan tekanan karena gesekan, yang
tergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter
pipa, dan jarak jalur pipa tersebut.Dalam
pendistribusian air menurut standar dari DPU, air
yang dialirkan ke konsumen melalui pipa
transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk
dapat melayani konsumen hingga yang terjauh.
Angka tekanan ini harus dijaga, idealnya
merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan
terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa,
serta merusak alat-alat plambing (kloset, urinoir,
faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar
tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu
rendah maka akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi air selama aliran dalam pipa
distribusi.
Sistem, Komposisi dan Studi Kebutuhan Air
Bersih
1. Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang
mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air
yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah
pelayanan.Sistem ini meliputi unsur sistem
perpipaan dan perlengkapannya, hidran
kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan
(bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Enri
Damanhuri, 1989). Dalam (Dian Vita Agustina
2007).
Sistim distribusi air minum terdiri atas
perpipaan membawa air yang telah diolah dari
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air.
Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas
penampung air yang telah diolah (reservoir
distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air
lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan, dan
keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan
pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah
air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan
kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air
bersih adalah menghantarkan air bersih kepada
para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap
memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan
tekanan air sesuai dengan perencanaan awal.
Faktor yang didambakan oleh para pelanggan
adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air
melalui pipa induk mempunyai dua macam
sistem, yaitu:
a. Continuous system, dalam sistem ini air
minum yang disuplai ke konsumen mengalir
terus menerus selama 24 jam. Keuntungan
sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa
distribusi di posisi pipa manapun. Sedang
kerugiannya pemakaian air akan cenderung
lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran
saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat
besar jumlahnya.
b. Intermitten system, dalam sistem ini air bersih
disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam
pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan
air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan
perlu menyediakan tempat penyimpanan air
dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire
fighter (pemadam kebakaran) akan sulit
didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan
lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam
hanya disuplai dalam beberapa jam saja.
Sedang keuntungannya adalah pemborosan air
dapat dihindari dan juga sistem ini cocok
untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
2. Sistem Pengaliran Air Bersih
Untuk mendistribusikan air minum kepada
konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan
yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang
baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain.
Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara
pengaliran yang dapat dilakukan, antara lain :
Sistem saluran terbuka, Sistem saluran tertutup,
Sistem pipa.
Adapun Metode dari pendistribusian air
tergantung pada kondisi topografi dari sumber air
dan posisi para konsumen berada. Menurut
Howard sistem pengaliran yang dipakai
a. Cara Gravitasi pengaliran ini adalah sebagai
berikut: digunakan apabila elevasi sumber air
mempunyai perbedaan cukup besar dengan
elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan
yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini
dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan Pada cara ini pompa
digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari
reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini
digunakan jika elevasi antara sumber air atau
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan
tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
c. Cara Gabungan Pada cara ini reservoir
digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian
tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat
terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi.
Selama periode pemakaian rendah, sisa air
dipompakan dan disimpan dalam reservoir.
Karena reservoir distribusi digunakan sebagai
cadangan air selama periode pemakaian tinggi
atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
3. Sistem Penyediaan Air Minum
Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya,
sistem penyediaan air minum dapat dibedakan
atas 2 macam sistem, yaitu :
a. Penyediaan air minum untuk individual
Adalah sistem untuk penggunaan individual
dan untuk pelayanan terbatas.
b. Penyediaan air minum komunitas atau
perkantoran Sistem pada metode ini ditujukan
untuk suatu komunitas besar.
4. Studi Kebutuhan Air Bersih
Untuk sebuah sistem penyediaan air minum,
perlu diketahui besarnya kebutuhan dan
pemakaian air. Kebutuhan air dipengaruhi oleh
besarnya populasi mengenai keadaan penduduk
daerah yang akan dilayani dibutuhkan untuk
memudahkan permodelan evaluasi sistem
distribusi air minum.
Untuk memproyeksi jumlah kebutuhan air
bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan
kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan
ditambah perkiraan kehilangan air. Adapun
kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada
umumnya dapat dibagi dalam:
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
a. Kebutuhan Domestik
Menurut J. Kindler and C.S. Russel (1984),
dalam (Dian Vita Agustina, 2007) kebutuhan air
untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik)
meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan
penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk
mempersiapkan makanan, toilet, mencuci
pakaian, mandi (rumah ataupun apartemen),
mencuci kendaraan dan untuk menyiram
pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi
berdasarkan keadaan alam di area pemukiman,
banyaknya penghuni rumah, karakteristik
penghuni serta ada atau tidaknya penghitungan
pemakaian air.
Sedangkan menurut Ray K. Linsey and
Joseph B. Franzini (1986), penggunaan rumah
tangga adalah air yang dipergunakan di tempat-
tempat hunian pribadi, rumah-rumah apartemen
dan sebagainya untuk minum, mandi, penyiraman
taman, saniter dan tujuan-tujuan lainnya. Taman
dan kebun-kebun yang luas mengakibatkan
sangat meningkatnya konsumsi pada masa-masa
kering.
b. Kebutuhan Non Domestik
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air
bersih selain untuk keperluan rumah tangga dan
sambungan kran umum, seperti penyediaan air
bersih untuk perkantoran, perdagangan serta
fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah,
sekolah, hotel, puskesmas, serta pelayanan jasa
umum lainnya.
c. Kehilangan dan Pemborosan Air
Menurut Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini
(1986), kehilangan dan kebocoran air adalah air
yang bocor dari sistem yang bersangkutan,
kesalahan meteran, sambungan-sambungan yang
tidak sah dan lain-lain hal yang tidak dihitung.
Kategori kehilangan dan pemborosan ini sering
dihitung kira-kira sebesar 20 gpcd (75/kapita per
hari), tetapi jika konstruksinya tepat dan
pemeliharaannya cermat, hal itu dapat diturunkan
hingga kurang dari 5 gpcd (20 liter/kapita per
hari). Sedangkan kehilangan air dapat disebabkan
oleh dua hal, yaitu:
1) Kehilangan air akibat faktor teknis, misalnya
kebocoran dari pipa distribusi
2) Kehilangan air akibat faktor non teknis,
antara lain sambungan tidak terdaftar,
kerusakan meteran air, untuk kebakaran dan
lain-lainnya.
5. Kinerja Pengoperasian Jaringan Air Bersih
a. Konsep Indikator Kinerja Jaringan dan
Tingkat Kepuasan Pelanggan (masyarakat).
Indikator Kinerja Jaringan meliputi tingkat
efisiensi dan keefektifan dari suatu jaringan air
bersih yang diberikan kepada aspek khusus dari
aktifitas jaringan dan tujuan sistem (konsumen)
(Deb dan Cesario, 1997 dalam Larry Bab IX hal.
4).dalam Hermawan Arisribowo, 2006). Efisiensi
meliputi bagaimana suatu sistem penyediaan air
bersih dapat dengan optimal memberikan
pelayanan, sedangkan efektifitas meliputi
bagaimana suatu target pelayanan dapat
terpenuhi.
Secara umum, indikator kinerja jaringan
meliputi beberapa persyaratan, antara lain :
1) Dapat memberikan seluruh aspek yang
relevan dari seluruh aspek dalam sistem
penyediaan air bersih, berdasarkan kebutuhan
konsumen pada umumnya.
2) Merupakan gambaran hasil dari manajemen
yang baik.
3) Terdiri hanya dari faktor-faktor indikator
kinerja jaringan yang dapat dipenuhi oleh
target pelayanan, peralatan dan harga yang
mahal harus dihindari.
4) Harus merupakan hal yang mudah untuk
dipahami oleh konsumen.
5) Dapat menjadi aplikatif untuk semua sistem
dengan karakteristik yang berbeda.
b. Tolak Ukur Penilaian Kinerja dalam
Penyediaan Air Bersih
Ada tiga kegiatan yang dapat digunakan untuk
melakukan penilaian kinerja secara efektif, yakni
relevancy, reliability, dan discrimination.Dimana
relevancy menunjukkan tingkat kesesuaian antara
kriteria dan tujuan kinerja.Reliability
menunjukkan tingkat makna kriteria yang
menghasilkan hasil yang konsisten. Sedangkan
diskriminasi digunakan untuk mengukur tingkat
dimana suatu kriteria kinerja dapat
memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam
kinerja.
Dengan merujuk pada beberapa pengertian
di atas, baik berkaitan dengan pengertian kinerja
serta kriteria penilaian, maupun berbagai
pengertian efektifitas dan efisiensi, penilaian
kinerja dalam penyediaan air bersih ditentukan
oleh :
1) Kinerja penyediaan air bersih sangat terkait
dengan kualitas dan kuantitas air yang dapat
dinikmati oleh konsumen sebagai pengguna
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
jasa pelayanan, termasuk tingkat kepuasan
yang dapat dicapai.
2) Kinerja penyediaan air bersih ditentukan oleh
tingkat efektifitas dan efisiensi dalam
pengadaannya. Berbagai kriteria teknis dan
standar desain yang berlaku dalam
perencanaan sisitem penyediaan air bersih,
seperti kualitas air baku, sistem transmisi,
sistem distribusi, dan proses pengolahan air
serta mengacu pada standar kualitas air bersih
yang telah ditetapkan pemerintah.
3) Penilaian tingkat efisiensi ditentukan atas
dasar perbandingan antara jumlah biaya yang
dikeluarkan dibandingkan dengan kualitas dan
kuantitas air yang dihasilkan, serta tingkat
kepuasan yang ingin dicapai. Untuk dapat
menilai kinerja PDAM sebagai suatu institusi,
digunakan acuan berdasarkan Surat
Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri
Dalam Negeri dan
6. Tolak Ukur Kepuasan dalam Penyediaan Air
Bersih
Hal yang paling diharapkan oleh masyarakat
sebagai pengguna pelayanan air bersih
(customer’s expectation) adalah tersedianya air,
terutama setiap saat dibutuhkan, serta jumlahnya
dapat memenuhi kebutuhan air bersih harian,
sehingga kuantitas dan kontinuitas aliran air
bersih menjadi hal yang utama dalam penentuan
tingkat kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa
layanan.
Selain itu, kualitas air bersih yang
didistribusikan ke pelanggan, yang memenuhi
standar baku mutu kualitas air bersih, serta tidak
menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan
manusia maupun lingkungan juga merupakan
harapan bagi setiap pengguna jasa layanan air
bersih. Dengan adanya kualitas air bersih yang
memenuhi standar baku mutu, maka akan
meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat
pengguna jasa layanan.
Berdasarkan tolak ukur yang telah
disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat
bahwa ada suatu hubungan keterkaitan yang erat
antara Kinerja Pelayanan penyedia layanan air
bersih yang dalam hal ini adalah PDAM dan
Tingkat Kepuasan Pelanggan yang dalam hal ini
adalah masyarakat pengguna layanan. Jika
PDAM sebagai penyedia layanan dapat
meningkatkan kinerja sistem jaringan distribusi
air minumnya, maka secara otomatis akan juga
meningkatkan Tingkat Kepuasan Pelanggan
terhadap layanan yang diberikan.
7. Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan PDAM
Kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian
dengan yang disyaratkan atau distandarkan
.Artinya bahwa setiap produk jasa/pelayanan
dapat dikatakan berkualitas bila memenuhi
standar yang ditetapkan. Untuk itu biasanya
penyedia jasa telah membuat standar jasa yang
akan dihasilkannya.
Pengertian lain tentang kualitas adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia, proses dan tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen. Dari
pengertian ini terlihat bahwa selera dan harapan
konsumen bersifat dinamis atau selalu berubah,
oleh karenanya kualitas produk juga harus dapat
menyesuaikannya.Dan hal ini merupakan
tanggung jawab penyedia jasa/layanan untuk
menyesuaikan produk jasanya dengan harapan
konsumen yang dinamis tersebut. Kualitas jasa
pelayanan dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu :
“Layanan yang diharapkan” (expected
service) dan “layanan yang dirasakan ”
(perceived service). Apabila jasa yang dirasakan
atau diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan
baik dan memuaskan.Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas
jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang
ideal.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih
rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas
jasa dipersepsikan buruk.Ini berarti bahwa
kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan
dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Teori Analisa Data
1. Analisa Kebutuhan Air Bersih
Dalam estimasi kebutuhan air kita perlu
melakukan proyeksi pada sambungan rumah, dan
kebutuhan air agar dapat menentukan jumlah
sambungan rumah dan kebutuhan air pada 5
tahun mendatang.Salah satu metode yang bisa
digunakan yaitu metode matematik.Metode ini
sering disebut juga dengan metode tingkat
pertumbuhan penduduk (Growth Rates). Metode
ini merupakan estimasi dari total penduduk
dengan menggunakan tingkat pertumbuhan
penduduk secara matematik, atau untuk tingkat
lanjutnya melalui fitting kurva yang menyajikan
gambaran matematis dari perubahan jumlah
penduduk, seperti kurva logistik. Proyeksi
berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk
mengasumsikan pertumbuhan yang konstan, baik
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
untuk model aritmatika, geometric untuk
mengestimasi penduduk. Sambungan rumah, dan
kebutuhan air juga dapat di modelkan dengan
metode matematik yaitu sebagai berikut:
a. Metode Aritmatika
Pada metode aritmatika ini proyeksi sambungan
rumah dan kebutuhan air mengasumsikan bahwa
jumlah sambungan rumah dan kebutuhan air akan
bertambah dengan jumlah yang sama setiap
tahun. Formula yang digunakan dapat dilihat
pada persamaan 1 di bawah ini:
Pn = Pa (1+ rt) dengan r =
1
𝑛
(
𝑃𝑡
𝑃₀
) - 1 (1)
Keterangan :
Pn= Sambungan rumah setelah n tahun
kedepan
P0= Sambungan rumah pada tahun awal
Pt= sambungan rumah pada tahun akhir
Pa= sambungan rumah pada tahun ke n
r = angka pertambahan Sambungan
rumah
n = jangka waktu (n)
b. Metode Geometrik
Proyeksi kebutuhan air dengan metode geometric
menggunakan asumsi bahwa jumlah kebutuhan
akan bertambah secara geometric menggunakan
dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo
dan Samosir, 2010). Laju kebutuhan air. Laju
pertambahan kebutuhan di anggap sama untuk
setiap tahun.Formula yang digunakan dapat
dilihat pada persamaan 2 di bawah ini:
Pn = Pa (1+ r)n
dengan r = (
𝑃𝑡
𝑃0)
1
𝑡- 1 (2)
Keterangan :
P Pn=Sambungan rumah setelah n tahun
kedepan
P0= Sambungan rumah pada tahun awal
Pt= sambungan rumah pada tahun akhir
Pa= sambungan rumah pada tahun ke n
r = angka pertambahan Sambungan
rumah
n = jangka waktu (n)
Dalam menganalisa kebutuhan air bersih untuk
wilayah pelayanan PDAM Kecamatan Gu, dapat
diprediksikan kebutuhan air bersih dengan
menggunakan analisa regresi linier. Karena
PDAM Kecamatan Gu tiap Tahunnya mengalami
kenaikan kebutuhan air maka untuk
mengantisipasi dan memanuhi kebutuhan air
waktu yang akan datang dilakukan regresi linier.
Berikut ini adalah persamaan 3, 4 dan 5 yang
dipakai:
𝐵 =
n ∑ XY−∑X .∑Y
n ∑ −(∑ X)
X2
(3)
𝐴 =
∑ 𝑌
𝑛
− 𝐵
∑ 𝑋
𝑛
(4)
Keterangan:
X = Tahun yang diketahui
Y = Kebutuhan menurut Tahun
yang ditinjau
n = Jumlah data
Y = A+ (B x X) (5)
Keterangan:
Y = Variabel tidak bebas
A&B = Didapat dari perhitungan
berdasarkan data
X = Variabel bebas
2. Analisis Sambungan rumah PDAM
Kecamatan Gu
Analisis sambungan pipa ke rumah-rumah yang
akan datang untuk wilayah pelayanan PDAM
Kecamatan Gu dapat diprediksikan dengan
menggunakan analisis regresi linear, berikut ini
persamaan 6, 7 dan 8 yang dipakai dalam
perhitungan
𝐵 =
n ∑ XY−∑X .∑Y
n ∑ −(∑ X)
X2
(6)
𝐴 =
∑ 𝑌
𝑛
− 𝐵
∑ 𝑋
𝑛
(7)
Keterangan:
X = Tahun yang diketahui
Y = Kebutuhan menurut Tahun
yang ditinjau
n = Jumlah data
Y = A+ (B x X) (8)
Keterangan:
Y = Variabel tidak bebas
A&B = Didapat dari perhitungan
berdasarkan data
X = Variabel bebas
3. Analisa ketersediaan air PDAM Kecamatan
Gu
Dalam analisa ketersediaan air PDAM unit lombe
Kecamatan Gu mempunyai satu pengambilan air
untuk daerah kelurahan Bombonawulu yaitu di
mata air Desa Walando, dalam perhitungan ini
mengunakan analisa regresi linear, berikut ini
adalah persamaan 9, 10 dan 11 yang dipakai
dalam perhitungan :
𝐵 =
n ∑ XY−∑X .∑Y
n ∑ −(∑ X)
X2
(9)
𝐴 =
∑ 𝑌
𝑛
− 𝐵
∑ 𝑋
𝑛
(10)
Keterangan:
X = Tahun yang diketahui
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
Y = Kebutuhan menurut Tahun
yang ditinjau
n = Jumlah data
Y = A+ (B x X) (11)
Keterangan:
Y = Variabel tidak bebas
A&B = Didapat dari perhitungan
berdasarkan data
X = Variabel bebas
4. Analisa Neraca Air
Dalam menghitung neraca air yaitu ketersediaan
lebih besar dari kebutuhan jika ketersediaan tidak
memenuhi kebutuhan maka neraca airnya deficit
dan ketersediaan memenuhi kebutuhan maka
neraca air surplus jadi untuk menghitung neraca
air dapat menggunakan persamaan 12 sebagai
berikut:
Neraca air = ketersediaan – kebutuhan (12)
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan yaitu
metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu data
sekunder yang bersumber dari data-data yang
telah dihimpun oleh instansi-instansi terkait,
dalam hal ini adalah Kantor PDAM Buton
kelurahan bombonawulu Kecamatan Gu
Kabupaten Buton Tengah.
Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian di laksanakan di kantor
PDAM unit Ikk lombe Jalan Jendral Sudirman
Kecamatan Gu, Agar penelitian ini sesuai
dengan apa yang di harapkan maka penulis
membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu.
Seperti pada Gambar 1 peta Kelurahan
Bombonawulu.Yang bersumber dari (google
earth)
Gambar 1. Peta Kelurahan Bombonawulu
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan
Agustus sampai dengan September 2021.
Lokasi dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan bahwa PDAM unit IKK
Wadiabero Kecamatan Gu belum diketahui
analisa kebutuhan air bersihnya.
Teknik Pengumpulan Data
1. Tahapan persiapan
Tahap persiapan yang dimaksud adalah untuk
mempermudah jalannya suatu penelitian,
seperti studi pustaka yang dimaksudkan untuk
mendapatkan arah dan wawasan sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data dan,
analisa maupun dalam penyusunan hasil
penelitian.
2. Pengumpulan Data
Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Data primer yaitu merupakan data yang
diambil secara langsung pada saat
penelitian, atau data yang dihasilkan dari
suatu observasi. Observasi yang dilakukan
yaitu untuk mengetahui pemasalahan dan
kondisi yang ada di lokasi penelitian.
b. Data sekunder merupakan data-data yang
bersumber dari data-data yang telah
dihimpun oleh instansi-instansi terkait,
yang dalam hal ini adalah Kantor PDAM
Kecamatan Gu. Adapun data yang di
butuhkan yaitu:
1) Data jumlah sambungan pipa kerumah-
rumah.
2) Data kebutuhan air bersih.
3) Data debit pengolahan air Kelurahan
Bombonawulu
4) Data kehilangan air
5) Data rencana pengembangan PDAM
3. Analisa Data
Tahap analisa dilakukan perhitungan berdasarkan
data-data yang diperoleh dengan tahap-tahap
berikut:
a. Menghitung proyeksi perkiraan jumlah
sambungan pipa kerumah-rumah sampai
dengan Tahun 2025 dan menghitung
kebutuhan air bersih sampai dengan Tahun
2025 menggunakan persamaan (1 dan 2)
b. Menghitung proyeksi perkiraan debit yang
dibutuhkan sampai dengan tahun 2025 dengan
persamaan (3 dan 4)
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
c. Menghitung proyeksi perkiraan kehilanggan
air sampai dengan Tahun 2025 dengan
persamaan (5 dan 6)
d. Menghitung neraca air dengan menggunakan
persamaan (7)
4. Bagan Alir Penelitian
Pada penelitian ini yang mempengaruhi kinerja
sistem jaringan distribusi air bersih, di Kelurahan
Bombonawulu ini akan dijadikan parameter yang
akan dikaji lebih lanjut, sehingga akan dapat
memberikan masukan kepada pihak penyedia
layanann air bersih yang dalam hal ini PDAM ikk
unit lombe kecamatan Gu Adapun diagram alir
dari tahapan kegiatan dapat dilihat Gambar 2:
Gambar 2. Peta Desa Bombonawulu
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Untuk
Pelanggan PDAM Buton Unit Ikk Wadiabero
Kec. Gu
Untuk mengetahui berapa kebutuhan air bersih di
Desa Wadiabero Kecamatan Gu Kabupaten
Buton Tengah untuk waktu yang akan datang,
dapat dilakukan dengan laju pertambahan
sambungan rumah (SR) serta data penggunaan air
sebagai dasar utama dalam tahap perhitungan ini.
Dengan demikian dapat dihitung jumlah
kebutuhan air bersih PDAM Buton Unit Ikk
Wadiabero sampai Tahun 2025. Berikut ini
adalah Tabel-Tabel data sambungan rumah (SR)
Tahun 2018 sampai Tahun 2020 yang bersumber
dari PDAM Buton Unit Ikk Wadiabero.
Tabel 1. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan
banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2016
Bulan
Sambungan
Rumah
Penggunaan
Air
(SR) ( m³/Bulan)
Januari 13 334
Februari 15 356
Maret 18 367
April 21 410
Mei 28 429
Juni 32 439
Juli 35 447
Agustus 38 487
September 40 492
Oktober 44 521
November 46 512
Desember 51 535
Jumlah 5.329
Sambungan rumah = 51 SR
Rata-rata penggunaan air = Jumlah
penggunaan : 12
= 5.329 : 12
= 444 m³/ bulan
Tabel 2. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan
banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2017
Bulan
Sambungan Rumah Penggunaan Air
(SR) ( m³/Bulan)
Januari 53 532
Februari 54 546
Maret 56 517
April 59 556
Mei 61 569
Juni 63 689
Juli 65 679
Agustus 67 690
September 71 681
Oktober 72 719
November 75 728
Desember 77 718
Jumlah 7.624
Sambungan rumah = 77 SR
Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan
: 12
= 7.624 : 12
= 635 m³/bulan
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
Tabel 3. Banyaknyasambungan rumah (SR) dan
banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2018
Bulan
Sambungan Rumah Penggunaan Air
(SR) ( m³/Bulan)
Januari 77 720
Februari 80 728
Maret 81 741
April 84 752
Mei 85 730
Juni 88 729
Juli 92 757
Agustus 95 761
September 96 746
Oktober 98 768
November 101 798
Desember 102 782
Jumlah 9.012
Sambungan rumah = 102 SR
Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan :
12
= 9.012 : 12
= 751 m³/bulan
Tabel 4. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan
banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2019
Bulan
Sambungan Rumah Penggunaan Air
(SR) ( m³/Bulan)
Januari 106 792
Februari 109 782
Maret 110 829
April 113 840
Mei 114 851
Juni 116 862
Juli 119 872
Agustus 122 888
September 126 863
Oktober 137 871
November 130 862
Desember 132 901
Jumlah 10.123
Sambungan rumah = 132 SR
Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan
: 12
= 10.123: 12
= 851 m³/bulan
Tabel 5. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan
banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2020
Bulan
Sambungan Rumah Penggunaan Air
(SR) ( m³/Bulan)
Januari 132 911
Februari 135 915
Maret 138 925
April 139 932
Mei 142 943
Juni 144 947
Juli 148 959
Agustus 151 962
September 155 977
Oktober 156 982
November 159 989
Desember 163 998
Jumlah 11.440
Sambungan rumah = 163 SR
Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan:
12
= 11.440: 12
= 953 m³/bulan
Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa setiap
tahunnya penggunaan air (kebutuhan air) untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu meningkat tiap
tahunnya. Selanjutnya untuk proyeksi sambungan
rumah Tahun 2021 sampai Tahun 2025 dapat di
hitung menggunakan metode matematik yaitu
metode aritmatika, dan geometrik. Jumlah
sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai
Tahun 2020 dapat di lihat pada Tabel 6 di bawah
ini yang bersumber dari PDAM Unit Ikk Lombe.
Tabel 6. Jumlah sambungan rumah
No Tahun Sambungan Rumah
1 2016 51
2 2017 77
3 2018 102
4 2019 132
5 2020 163
Dari Tabel 6 diatas dapat di buat grafik
persamaan garis untuk kebutuhan air dan
sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai
Tahun 2020 sebagai berikut :
Gambar 3. Grafik Persamaan Garis Sambungan
Rumah
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
a. Metode Aritmatika
Hitungan proyeksi sambungan rumah Kelurahan
Bombonawulu Tahun 2021 menggunakan
metode aritmatika sebagai berikut:
Pn = Pa (1+ rt) dengan r =
1
𝑛
(
𝑃𝑡
𝑃₀
) - 1
Pn = 51 (1 + (0,44)5) dengan r =
1
5
(
163
51
)- 1
Pn = 163 dengan r = 0,44
b. Metode Geometrik
Hitungan proyeksi sambungan rumah Kelurahan
Bombonawulu Tahun 2021 menggunakan
metode geometrik sebagai berikut:
Pn = Pa (1+ r)n
dengan r = (
𝑃𝑡
𝑃0)
1
𝑡- 1
Pn = 51 (1 + (0,26)5
dengan r= (
163
51
)
1
5 – 1
Pn = 51 dengan r = 0,26
Hasil hitungan proyeksi jumlah sambungan
rumah dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini
yang bersumber dari hasil analisa data 2021:
Tabel 7. Hasil hitungan proyeksi jumlah
sambungan rumah
No Tahun
Sambungan
Rumah
Metode
Aritmatika
Sambungan
Rumah
Metode
Geometrik
1 2021 163 51
2 2022 246 77
3 2023 326 102
4 2024 422 132
5 2025 521 163
Dari Tabel 7 di atas, dapat di simpulkan bahwa
hasil hitungan proyeksi untuk sambungan rumah
dari Tahun 2021 sampai 2025 yang terbesar
adalah dengan menggunakan metode aritmatika.
Jadi untuk jumlah sambungan rumah pada Tahun
2021 sampai 2025 menggunakan metode
aritmatika. Selanjutnya, Dari tabel 7 di atas dapat
di buat grafik persamaan garis sambungan rumah
pada Tahun 2021 sampai Tahun 2025 sebagai
berikut :
Gambar 4. Grafik Persamaan Garis Sambungan
Rumah
Dari grafik persamaan garis diatas di ketahui bahwa
setiap tahun angka sambungan rumah dari Tahun
2021 sampai 2025 mengalami peningkatan.
Berikut Tabel perhitungna rata-rata kebutuhan air
dan sambungan rumah yang bersumber dari
PDAM Unit Ikk Lombe 2020.
Tabel 8. Perhitungan Rata-Rata Kebutuhan Air
dan Sambungan Rumah
No
Sambungan
Rumah
kebutuhan air
rata-rata (m3
/th)
1 51 5.329
2 77 7.624
3 102 9.012
4 132 10.213
5 163 11.440
Dari tabel 8 di atas dapat di buat grafik
persamaan garis untuk kebutuhan air dan
sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai
Tahun 2020 sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik persamaan Garis kebutuhan
air dan Sambungan Rumah
Untuk hitungan regresi linier kebutuhan air
berdasarkan hasil analisa data dapat dilihat pada
Tabel 9 di bawah ini yang bersumber dari hasil
analisa data 2021.
Tabel 9. Hitungan regresi linier untuk kebutuhan
air
No
SR
(X)
Kebutuhan
Air (Y)
x² Y² XY
1 51 5.329 2.601 28.398.241 271.779
2
77
7.624
5.929 58.125.376 587.048
3
102
9.012
10.404 81.216.144 919.224
4
132
10.213
17.424 104.305.369 1.348 116
5
163
11.440
26.569 130.873.600 1.864.720
Ʃ
525
43.618
62.927 402.918.730 4.990.887
Tabel 9 menunjukkan hitungan regrsi untuk
kebutuhan air, selanjutnya untuk mencari
persamaan garis regresi di gunakan persamaan
sebagai berikut:
y = a + bx
b =
n∑xy−∑x.∑y
n∑x2−(∑x)²
b =
5 𝑥 4.990.887−525 𝑥 43.618
5 𝑥 62.927−(525)²
b = 52,68
a =
∑𝑦
𝑛
−b
∑𝑥
𝑛
a =
43.618
5
−52,67
525
5
a = 3.192,37
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
Nilai X diatas adalah nilai tertinggi dari Metode
Aritmetika dan Geometrik, dan juga dapat
dihitung pertahunnya seperti berikut ini:
y = 3.192,37 + (52,68 x)
Selanjutnya untuk meprediksikan jumlah
kebutuhan air pada Tahun 2021 sampai dengan
2025, substitusikan nilai x pada persamaan
y = a + (b . x) sebagai berikut:
Untuk Tahun 2021
y = a + b.x
y = 3.192,37 + (52,68) x (163)
y = 11,779 m3
/Tahun
Untuk Tahun 2022
y = a + b. x
y = 3.192,37 + (52,68 ) × (246))
y = 16.151 m³/Tahun
Untuk Tahun 2023
y = a + b. x
y = 3.192,37 + (52,68 ) × (326))
y = 20.366 m³/Tahun
Untuk Tahun 2024
y = a + b. x
y = 3.192,37 + (52,68 )) × (422))
y = 25.423 m³/Tahun
Untuk Tahun 2025
y = a + b. x
y = 3.192,37 + (52,68 ) × (521))
y = 30.638 m³/Tahun
Berdasarkan perhitungan diatas, kebutuhan air
meningkat tiap tahunnya. Hasil hitungan regresi
kebutuhan air dapat dilihat pada Tabel 10 yang
bersumber dari hasil analisa data 2021.
Tabel 10. Hasil Perkiraan kebutuhan air
No Sambungan Rumah
kebutuhan air
rata-rata (m3
/th)
1 163 11.779
2 246 16.151
3 326 20.366
4 422 25.423
5 521 30.638
Dari Tabel 10 dapat di buat grafik persamaan
garis sebagai beikut :
Gambar 6. Grafik Persamaan Garis kebutuhan
Air
Data produksi debit air rata-rata perbulan yaitu
28.697 m3
/bulan dan kehilangan air 2.359
m3
/bulan untuk wilayah Kelurahan
Bombonawulu Tahun 2020. Berdasarkan Tabel
di atas maka dapat dibuat Tabel debit air rata-rata
pertahunnya yang bersumber dari Hasil analisa
data 2021:
Tabel 11. Jumlah rata-rata debit air PDAM Unit
Ikk Lombe
Sambungan
Rumah
Debit air rata-rata
(m3
/Tahun)
51 226.743
77 296.735
102 311.050
132 324.589
163 344.247
Dari Tabel 11 di atas dapat di buat grafik
persamaan garis debit air sebagai berikut :
Gambar 7.Grafik Persamaan Garis Debit Air
Berdasarkan perhitungan diatas, neraca air untuk
wilayah Kelurahan Bombonawulu mencukupi
kebutuhan air sampai Tahun 2025. Hasil hitungan
neraca air berdasarkan dapat dilihat pada Tabel
12 yang bersumber dari hasil analisa data 2021.
Tabel 12. Neraca Air PDAM Unit Ikk Lombe
Wilayah Pelayanan Kelurahan Bombonawulu
Tahun
Neraca
Surplus /
defisit
Ket
Ketersediaan Kebutuhan
(m3
/Tahun) (m3
/Tahun)
2021 325.829 11.779 314.050 Surplus
2022 408.347 16.151 392.196 Surplus
2023 487.883 20.366 467.517 Surplus
2024 583.325 25.423 557.903 Surplus
2025 681.750 30.638 651.113 Surplus
Pembahasan
Dari hasil analisis prediksi sambungan rumah
sampai Tahun 2025 jumlah sambungan rumah
mengalami kenaikan tiap Tahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa tingginya antusias
masyarakat Kelurahan Bombonawulu dalam
memanfaatkan fasilitas pemerintah berupa air
bersih yang di salurkan oleh PDAM Unit Ikk
Lombe.
© Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan
ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X,
Vol. ..., No. ..., Desember 2021
Dari hasil analisis prediksi kebutuhan air
sampai Tahun 2025, jumlah kebutuhan air
mengalami peningkatan disebabkan oleh
penambahan sambungan rumah dan makin
tingginya penggunaan air pada kebutuhan sehari-
hari. Dan untuk produksi debit air tiap tahun nya
mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya jumlah sambungan rumah
Dari hasil analisis prediksi di atas
ketersediaan air PDAM Unit Ikk Lombe sampai
Tahun 2025 mencukupi untuk kebutuhan air
wilayah pelayanan Kelurahan Bombonawulu
Karena ketersediaan air mencukupi kebutuhan air
maka neraca airnya adalah surplus.
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil prediksi tercatat bahwa
jumlah sambungan rumah sampai dengan
Tahun 2025 untuk wilayah Kelurahan
Bombonawulu mengalami kenaikan sebesar
521 SR dalam 5 Tahun mendatang.
2. Total kebutuhan air bersih yang harus
disediakan oleh pihak PDAM Unit Ikk Lombe
berdasarkan hasil analisis regresi y = 52,68.x
+ 3.192,37 sampai dengan Tahun 2025 adalah
sebesar 30.638 m³/tahun.
Daftar Pustaka
Asmadi, dkk. (2011). Teknologi pengolahan air
minum. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
BPPT, 1999. Teknologi Pengolahan Air Minum.
Jakarta
Depertemen Kesehatan (1990). Peraturan Mentri
Kesehatan No. 416/
MEMKES/PER/IX/1990. Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
Jakarta.
Dian Vita Agustina. (2007). Analisa Sistem
Jringan Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Bayumanik di Perumnas
Bayumanik. Skripsi, Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Kantor PDAM Buton Unit IKK Lombe , 2021.
Data Penggunaan dan Kehilangan Air :
Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah.
Keputusan Mentri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534/KPT/M/2001/Tentang
Pedoman Penentuan Standar Pelangga Air
Minimum Bidang Penataan Runag,
Pemukiman dan Pekerjaan Umum.
Linsley Ray R. Joseph B. Franzini. (1985).
Teknik Sumber Daya Air. Jakarta:
Erlangga.
Mubarak, W, I & Chayatin. (2009). Ilmu
Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Pedoman Konstruksi dan Bangunan (2003),
Depertemen Pekerjaan Umum, Petunjuk
Pelaksanaan Standar Pelaksanaan
Minimum Bidang Penataan Ruang.
Safii , Ahmad. (2012). Evaluasi Sistem
Penyediaan Air Bersih di PDAM Kota
Lubuk Pakam. Skripsi, Universitas
Sumatra Utara. Medan
Setiyanto, Iwan. ( 2017). Analisa Kebutuhan Air
Bersih (Instalasi Air Bersih). Skripsi,
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Slamet. (200). Kesehatan Lingkungan.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Tjiptono, Fandi. (199). Prinsip – Prinsip Total
Quality Service. Yogyakarta: Andi
Rosida, Siti. (2018). Tingkat Kepuasan
Pelanggan dan Proyeksi Kebutuhan Air
PDAM di Kecamatan Batauga Kabupaten
Buton Selatan. Skripsi, Fakultas Teknit
Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
Wiyoso,Budi. (2001). Hubungan Antara
Karakteristik Pelanggan Dengan Pengguna
Air PDAM Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
Skripsi, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.

More Related Content

Similar to jurnal amirno.pdf

Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMStudi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMWinces Narko
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010Risda moe
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Gilang Rupaka
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakatPelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakatFuad Ramadhan
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airYuriska Nur
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaHeru Prasetya
 
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptx
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptxPABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptx
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptxZalfaAidah5
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dilarahmadawal
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersihchyntia aryanti mayadewi
 

Similar to jurnal amirno.pdf (20)

Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMStudi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
 
Pbpal tenggilis mejoyo
Pbpal tenggilis mejoyoPbpal tenggilis mejoyo
Pbpal tenggilis mejoyo
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakatPelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat
Pelayanan air yang berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat
 
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan airEvaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
Evaluasi sistem distribusi dan rencana peningkatan pelayanan air
 
deep well
deep welldeep well
deep well
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesia
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab 1 tata
Bab 1  tataBab 1  tata
Bab 1 tata
 
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptx
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptxPABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptx
PABPAM KEBUTUHAN AIR BERSIH.pptx
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dila
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
 
Air bersih 2
Air bersih 2Air bersih 2
Air bersih 2
 
S s (291) 1
S s (291) 1S s (291) 1
S s (291) 1
 
S s (291) 1
S s (291) 1S s (291) 1
S s (291) 1
 
Defisit Air Bersih
Defisit Air BersihDefisit Air Bersih
Defisit Air Bersih
 
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air BersihFaktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
Faktor Penyebab & Upaya Penyelesaian Defisit Air Bersih
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (9)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

jurnal amirno.pdf

  • 1. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 Analisa kebutuhan Air Bersih Di kelurahan Bombonawulu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah Amirno1 1 Program Studi Teknik Sipil Unidayan, Indonesia *) Amirno, email : amirnonetral28@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine the level of need and availability of clean water as well as the rate of increase in the number of house connections of PDAM Ikk Lombe units for the Bombonawulu Village area, namely until 2025. The method used was regression analysis method using secondary data, namely house connection data, water demand data, water discharge production data, and water loss data obtained from the data source of PDAM IKK Lombe Unit, Gu District. From the analysis of predictions of water demand until 2025, the amount of water demand has increased due to the addition of house connections and the increasing use of water for daily needs. And for the production of water discharge every year it has increased along with the increase in the number of house connections in Bombonawulu Village. Due to the availability of water and water demand, the water balance is a surplus. The results of this study were obtained. Based on the prediction, it was noted that the number of house connections up to 2025 for the Bombonawulu Village area has increased by 521 SR in the next 5 years. And the need for clean water that must be provided by the PDAM Lombe IKK Unit based on the results of regression analysis until 2025 with the line equation is 30,638 m/year. And the availability of water from PDAM Unit Ikk Lombe until 2025 is sufficient to meet the water needs of the service area of Bombonawulu Village of 686,941 m/year. Keywords: Water Demand, Availability Of Water, Water Balance. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan ketersediaan air bersih serta tingkat kenaikan jumlah sambungan rumah PDAM unit ikk lombe untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu yaitu sampai Tahun 2025. Metode yang digunakan adalah metode analisis regresi dengan menggunakan data sekunder yaitu data sambungan rumah, data kebutuhan air, data produksi debit air, dan data kehilangan air yang diperoleh dari sumber data PDAM Unit IKK Lombe Kecamatan Gu. Dari hasil analisis prediksi kebutuhan air sampai Tahun 2025, jumlah kebutuhan air mengalami peningkatan disebabkan oleh penambahan sambungan rumah dan makin tingginya penggunaan air pada kebutuhan sehari-hari. Dan untuk produksi debit air tiap tahun nya mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah sambungan rumah di Kelurahan Bombonawulu Karena ketersediaan air dan kebutuhan air maka neraca airnya adalah surplus. Hasil penelitian ini diperoleh Berdasarkan hasil prediksi tercatat bahwa jumlah sambungan rumah yaitu sampai dengan Tahun 2025 untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu mengalami kenaikan sebesar 521 SR dalam waktu 5 tahun mendatang. Serta kebutuhan air bersih yang harus disediakan oleh pihak PDAM Unit IKK Lombe berdasarkan hasil analisis regresi sampai dengan Tahun 2025 dengan persamaan garis adalah 30.638 m³/Tahun. Dan ketersediaan air PDAM Unit Ikk Lombe sampai Tahun 2025 mencukupi kebutuhan air wilayah pelayanan Kelurahan Bombonawulu sebesar 686.941 m³/Tahun. Kata kunci : Sambungan Rumah, Kebutuhan Air, Debit Air, Kehilangan Air, Neraca Air. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga ketersediaannya sangat penting.Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia, sehingga memungkinkan penyediaan air menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak di atur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumen. Di samping permasalahan-permasalahan yang timbul dalam sistem penyediaan air minum, PDAM juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja sistem dalam rangka mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan jumlah kebutuhan air secara umum karena
  • 2. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 bertambahnya konsumsi air. Dilihat dari angka kebutuhan yang semakin meningkat setiap Tahunnya, maka sarana yang tersedia perlu dioptimalkan lagi baik dai segi pelayanan dan penyediaan sarana air bersih itu sendiri.Oleh sebab itu, dibuatlah perencanaan jaringan pipa distribusi air untuk mengevaluasi kebutuhan air bersih yang selalu meningkat Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Analisa Kebutuhan Air Bersih di Kelurahan Bombonawulu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah” Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan : a. Berapa jumlah sambungan pipa ke rumah- rumah di Wilayah PDAM Kecamatan Gu, Kelurahan Bombonawulu Sampai Tahun 2025 b. Berapa jumlah kebutuhan Air Bersih yang harus dipenuhui Tahun 2025 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang di dapat maka tujuan penelitiannya adalah : a. Memprediksi jumlah sambungan pipa kerumah rumah di wilayah PDAM kecamatan Gu di kelurahan Bombonawulu sampai dengan Tahun 2025 b. Menghitung jumlah kebutuhan air bersih sampai dengan Tahun 2025 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Untuk menambah pengetahuan dalam bidang teknik sumber daya air b. Manfaat Prakktis 1. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar penyediaan air bersih di Wilayah pelayanan PDAM unit lombe kecamatan Gu dimasa yang akan datang 2. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar PDAM untuk mengambil kebijakan dalam memenuhi kebutuhan air. Pengertian Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan vital yang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia sehingga pengadaan sumber daya ini termasuk dalam prioritas pembangunan. Pengalokasian air bersih yang efisien harus didasarkan pada sifat zat cair yang mudah mengalir, menguap, meresap dan keluar melalui suatu media tertentu. Menurut (Mubarak dan Chayatin, 2009) dalam (Ahmad Safii, 2012), air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter perhari.Sedangkan di negara- negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter perhari. Syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut : 1. Kekeruhan yaitu, air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut. Jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit. 2. Tidak berwarna yaitu air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. 3. Rasanya tawar secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam- garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. 4. Tidak berbau yaitu air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikro organisme air. 5. Temperaturnya normal yaitu air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20–26 o C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.
  • 3. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 6. Tidak mengandung zat padatan yaitu bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 o C – 105 o C. Persyaratan tersebut juga tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990. Penyediaan air bersih harus memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005 oleh Tengku Hera Zafiea, 2011) dalam (Budi Wiyoso, 2001). a. Sumber Air Pada dasarnya, jumlah air yang ada di alam tetap atau yang biasa di sebut dengan siklus hidrologi. Adapun sumber-sumber air yang ada di alam yaitu : a) Air laut yaitu bersifat asin b) Air atmosfir yaitu dalam keadaan murni c) Air permukaan yaitu air sungai dan air rawa/danau d) Air tanah di bagi menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam e) Mata air yaitu air tanah yang dihasilkan sendiri pada kepermukaan tanah. Mata air yang asalnya dari tanah sangat dalam, hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan kualitasnya yang sangat baik. b. Pengaruh air terhadap kesehatan Pengaruh air terhadap kesehatan bermacam- macam sesuai dengan tempat yang di aliri air tersebut. Setiap daerah memiliki kualitas air yang berbeda-beda sesuai zat yang ada di daerah tersebut. Pengaruh kesehatan yang biasa di timbulkan oleh air seperti gatal-gatal pada kulit, keracunan, dan sebagainya. Kebutuhan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, baik yang berupa data primer dan data sekunder, melalui survei serta dengan pengisian kuesiner oleh pelanggan yang dilakukan pada wilayah penelitian. Adapun survei yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan tersebut adalah : 1. Survei Primer Bertujuan untuk mencari data yang sifatnya tidak tertulis, ataupun merupakan data yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Survei yang dilakukan tersebut antara lain adalah: a. Pengamatan lapangan atau Observasi, Tujuannya untuk menghasilkan data-data tidak tertulis yang hanya bisa didapatkan dengan pengamatan secara langsung mengenai kondisi pelayanan distribusi air bersih di Kelurahan Bombonawulu. Kegiatan yang dilakukan dapat berupa pengamatan secara langsung kondisi perpipaan, dan melihat kondisi fisik air bersih yang dialirkan kepelanggan. b. Pembuatan dan Pengisian Kuesioner, Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja sistem distribusi air bersih yang dilakukan oleh PDAM unit lombe Kecamatan Gu, serta referensi dari pihak yang terlibat langsung dalam penyediaan air bersih di Kelurahan Bombonawulu yaitu dari pihak pelanggan secara langsung mengenai sistem yang diharapkan dalam pelayanan distribusi air bersih. 2. Survei Sekunder Merupakan kegiatan pencarian data melalui kajian literatur, hasil penelitian terdahulu, peta- peta yang dibutuhkan, data kependudukan, kondisi wilayah penelitian, ataupun data tertulis lainnya, yang didapatkan langsung dari instansi yang terkait.Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan data-data instansional. Definisi dan Persyaratan Air Bersih 1. Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990). 2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Persyaratan Kualitas Menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Dalam Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003 hal. 4-5
  • 4. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 dinyatakan dalam (Ahmad Safii, 2012) bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut : 1) Persyaratan fisik, Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25℃ dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25℃ ± 3℃. 2) Persyaratan kimiawi, Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, totalsolid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan(Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat. 3) Persyaratan bakteriologis, Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli dalam air. 4) Persyaratan radioaktifitas, Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma. b. Persyaratan Kuantitas (Debit) Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala tempat tinggalnya. c. Persyaratan Kontinuitas Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan cara aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama kebutuhan konsumen, sebagian besar memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu aliran tertentu. Ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi. d. Persyaratan Tekanan Air Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, arti dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena gesekan, yang tergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa, dan jarak jalur pipa tersebut.Dalam pendistribusian air menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen hingga yang terjauh. Angka tekanan ini harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa, serta merusak alat-alat plambing (kloset, urinoir, faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi. Sistem, Komposisi dan Studi Kebutuhan Air Bersih 1. Sistem Distribusi Air Bersih Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Enri Damanhuri, 1989). Dalam (Dian Vita Agustina 2007). Sistim distribusi air minum terdiri atas perpipaan membawa air yang telah diolah dari
  • 5. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem, yaitu: a. Continuous system, dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya. b. Intermitten system, dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas. 2. Sistem Pengaliran Air Bersih Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang dapat dilakukan, antara lain : Sistem saluran terbuka, Sistem saluran tertutup, Sistem pipa. Adapun Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada. Menurut Howard sistem pengaliran yang dipakai a. Cara Gravitasi pengaliran ini adalah sebagai berikut: digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi. b. Cara Pemompaan Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup. c. Cara Gabungan Pada cara ini reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata. 3. Sistem Penyediaan Air Minum Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya, sistem penyediaan air minum dapat dibedakan atas 2 macam sistem, yaitu : a. Penyediaan air minum untuk individual Adalah sistem untuk penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. b. Penyediaan air minum komunitas atau perkantoran Sistem pada metode ini ditujukan untuk suatu komunitas besar. 4. Studi Kebutuhan Air Bersih Untuk sebuah sistem penyediaan air minum, perlu diketahui besarnya kebutuhan dan pemakaian air. Kebutuhan air dipengaruhi oleh besarnya populasi mengenai keadaan penduduk daerah yang akan dilayani dibutuhkan untuk memudahkan permodelan evaluasi sistem distribusi air minum. Untuk memproyeksi jumlah kebutuhan air bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan ditambah perkiraan kehilangan air. Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi dalam:
  • 6. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 a. Kebutuhan Domestik Menurut J. Kindler and C.S. Russel (1984), dalam (Dian Vita Agustina, 2007) kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian, mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di area pemukiman, banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitungan pemakaian air. Sedangkan menurut Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini (1986), penggunaan rumah tangga adalah air yang dipergunakan di tempat- tempat hunian pribadi, rumah-rumah apartemen dan sebagainya untuk minum, mandi, penyiraman taman, saniter dan tujuan-tujuan lainnya. Taman dan kebun-kebun yang luas mengakibatkan sangat meningkatnya konsumsi pada masa-masa kering. b. Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran, perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, serta pelayanan jasa umum lainnya. c. Kehilangan dan Pemborosan Air Menurut Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini (1986), kehilangan dan kebocoran air adalah air yang bocor dari sistem yang bersangkutan, kesalahan meteran, sambungan-sambungan yang tidak sah dan lain-lain hal yang tidak dihitung. Kategori kehilangan dan pemborosan ini sering dihitung kira-kira sebesar 20 gpcd (75/kapita per hari), tetapi jika konstruksinya tepat dan pemeliharaannya cermat, hal itu dapat diturunkan hingga kurang dari 5 gpcd (20 liter/kapita per hari). Sedangkan kehilangan air dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1) Kehilangan air akibat faktor teknis, misalnya kebocoran dari pipa distribusi 2) Kehilangan air akibat faktor non teknis, antara lain sambungan tidak terdaftar, kerusakan meteran air, untuk kebakaran dan lain-lainnya. 5. Kinerja Pengoperasian Jaringan Air Bersih a. Konsep Indikator Kinerja Jaringan dan Tingkat Kepuasan Pelanggan (masyarakat). Indikator Kinerja Jaringan meliputi tingkat efisiensi dan keefektifan dari suatu jaringan air bersih yang diberikan kepada aspek khusus dari aktifitas jaringan dan tujuan sistem (konsumen) (Deb dan Cesario, 1997 dalam Larry Bab IX hal. 4).dalam Hermawan Arisribowo, 2006). Efisiensi meliputi bagaimana suatu sistem penyediaan air bersih dapat dengan optimal memberikan pelayanan, sedangkan efektifitas meliputi bagaimana suatu target pelayanan dapat terpenuhi. Secara umum, indikator kinerja jaringan meliputi beberapa persyaratan, antara lain : 1) Dapat memberikan seluruh aspek yang relevan dari seluruh aspek dalam sistem penyediaan air bersih, berdasarkan kebutuhan konsumen pada umumnya. 2) Merupakan gambaran hasil dari manajemen yang baik. 3) Terdiri hanya dari faktor-faktor indikator kinerja jaringan yang dapat dipenuhi oleh target pelayanan, peralatan dan harga yang mahal harus dihindari. 4) Harus merupakan hal yang mudah untuk dipahami oleh konsumen. 5) Dapat menjadi aplikatif untuk semua sistem dengan karakteristik yang berbeda. b. Tolak Ukur Penilaian Kinerja dalam Penyediaan Air Bersih Ada tiga kegiatan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja secara efektif, yakni relevancy, reliability, dan discrimination.Dimana relevancy menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dan tujuan kinerja.Reliability menunjukkan tingkat makna kriteria yang menghasilkan hasil yang konsisten. Sedangkan diskriminasi digunakan untuk mengukur tingkat dimana suatu kriteria kinerja dapat memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam kinerja. Dengan merujuk pada beberapa pengertian di atas, baik berkaitan dengan pengertian kinerja serta kriteria penilaian, maupun berbagai pengertian efektifitas dan efisiensi, penilaian kinerja dalam penyediaan air bersih ditentukan oleh : 1) Kinerja penyediaan air bersih sangat terkait dengan kualitas dan kuantitas air yang dapat dinikmati oleh konsumen sebagai pengguna
  • 7. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 jasa pelayanan, termasuk tingkat kepuasan yang dapat dicapai. 2) Kinerja penyediaan air bersih ditentukan oleh tingkat efektifitas dan efisiensi dalam pengadaannya. Berbagai kriteria teknis dan standar desain yang berlaku dalam perencanaan sisitem penyediaan air bersih, seperti kualitas air baku, sistem transmisi, sistem distribusi, dan proses pengolahan air serta mengacu pada standar kualitas air bersih yang telah ditetapkan pemerintah. 3) Penilaian tingkat efisiensi ditentukan atas dasar perbandingan antara jumlah biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan kualitas dan kuantitas air yang dihasilkan, serta tingkat kepuasan yang ingin dicapai. Untuk dapat menilai kinerja PDAM sebagai suatu institusi, digunakan acuan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Dalam Negeri dan 6. Tolak Ukur Kepuasan dalam Penyediaan Air Bersih Hal yang paling diharapkan oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan air bersih (customer’s expectation) adalah tersedianya air, terutama setiap saat dibutuhkan, serta jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan air bersih harian, sehingga kuantitas dan kontinuitas aliran air bersih menjadi hal yang utama dalam penentuan tingkat kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa layanan. Selain itu, kualitas air bersih yang didistribusikan ke pelanggan, yang memenuhi standar baku mutu kualitas air bersih, serta tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia maupun lingkungan juga merupakan harapan bagi setiap pengguna jasa layanan air bersih. Dengan adanya kualitas air bersih yang memenuhi standar baku mutu, maka akan meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat pengguna jasa layanan. Berdasarkan tolak ukur yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa ada suatu hubungan keterkaitan yang erat antara Kinerja Pelayanan penyedia layanan air bersih yang dalam hal ini adalah PDAM dan Tingkat Kepuasan Pelanggan yang dalam hal ini adalah masyarakat pengguna layanan. Jika PDAM sebagai penyedia layanan dapat meningkatkan kinerja sistem jaringan distribusi air minumnya, maka secara otomatis akan juga meningkatkan Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap layanan yang diberikan. 7. Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan PDAM Kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan yang disyaratkan atau distandarkan .Artinya bahwa setiap produk jasa/pelayanan dapat dikatakan berkualitas bila memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk itu biasanya penyedia jasa telah membuat standar jasa yang akan dihasilkannya. Pengertian lain tentang kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Dari pengertian ini terlihat bahwa selera dan harapan konsumen bersifat dinamis atau selalu berubah, oleh karenanya kualitas produk juga harus dapat menyesuaikannya.Dan hal ini merupakan tanggung jawab penyedia jasa/layanan untuk menyesuaikan produk jasanya dengan harapan konsumen yang dinamis tersebut. Kualitas jasa pelayanan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu : “Layanan yang diharapkan” (expected service) dan “layanan yang dirasakan ” (perceived service). Apabila jasa yang dirasakan atau diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan.Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.Ini berarti bahwa kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Teori Analisa Data 1. Analisa Kebutuhan Air Bersih Dalam estimasi kebutuhan air kita perlu melakukan proyeksi pada sambungan rumah, dan kebutuhan air agar dapat menentukan jumlah sambungan rumah dan kebutuhan air pada 5 tahun mendatang.Salah satu metode yang bisa digunakan yaitu metode matematik.Metode ini sering disebut juga dengan metode tingkat pertumbuhan penduduk (Growth Rates). Metode ini merupakan estimasi dari total penduduk dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penduduk secara matematik, atau untuk tingkat lanjutnya melalui fitting kurva yang menyajikan gambaran matematis dari perubahan jumlah penduduk, seperti kurva logistik. Proyeksi berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk mengasumsikan pertumbuhan yang konstan, baik
  • 8. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 untuk model aritmatika, geometric untuk mengestimasi penduduk. Sambungan rumah, dan kebutuhan air juga dapat di modelkan dengan metode matematik yaitu sebagai berikut: a. Metode Aritmatika Pada metode aritmatika ini proyeksi sambungan rumah dan kebutuhan air mengasumsikan bahwa jumlah sambungan rumah dan kebutuhan air akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Formula yang digunakan dapat dilihat pada persamaan 1 di bawah ini: Pn = Pa (1+ rt) dengan r = 1 𝑛 ( 𝑃𝑡 𝑃₀ ) - 1 (1) Keterangan : Pn= Sambungan rumah setelah n tahun kedepan P0= Sambungan rumah pada tahun awal Pt= sambungan rumah pada tahun akhir Pa= sambungan rumah pada tahun ke n r = angka pertambahan Sambungan rumah n = jangka waktu (n) b. Metode Geometrik Proyeksi kebutuhan air dengan metode geometric menggunakan asumsi bahwa jumlah kebutuhan akan bertambah secara geometric menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo dan Samosir, 2010). Laju kebutuhan air. Laju pertambahan kebutuhan di anggap sama untuk setiap tahun.Formula yang digunakan dapat dilihat pada persamaan 2 di bawah ini: Pn = Pa (1+ r)n dengan r = ( 𝑃𝑡 𝑃0) 1 𝑡- 1 (2) Keterangan : P Pn=Sambungan rumah setelah n tahun kedepan P0= Sambungan rumah pada tahun awal Pt= sambungan rumah pada tahun akhir Pa= sambungan rumah pada tahun ke n r = angka pertambahan Sambungan rumah n = jangka waktu (n) Dalam menganalisa kebutuhan air bersih untuk wilayah pelayanan PDAM Kecamatan Gu, dapat diprediksikan kebutuhan air bersih dengan menggunakan analisa regresi linier. Karena PDAM Kecamatan Gu tiap Tahunnya mengalami kenaikan kebutuhan air maka untuk mengantisipasi dan memanuhi kebutuhan air waktu yang akan datang dilakukan regresi linier. Berikut ini adalah persamaan 3, 4 dan 5 yang dipakai: 𝐵 = n ∑ XY−∑X .∑Y n ∑ −(∑ X) X2 (3) 𝐴 = ∑ 𝑌 𝑛 − 𝐵 ∑ 𝑋 𝑛 (4) Keterangan: X = Tahun yang diketahui Y = Kebutuhan menurut Tahun yang ditinjau n = Jumlah data Y = A+ (B x X) (5) Keterangan: Y = Variabel tidak bebas A&B = Didapat dari perhitungan berdasarkan data X = Variabel bebas 2. Analisis Sambungan rumah PDAM Kecamatan Gu Analisis sambungan pipa ke rumah-rumah yang akan datang untuk wilayah pelayanan PDAM Kecamatan Gu dapat diprediksikan dengan menggunakan analisis regresi linear, berikut ini persamaan 6, 7 dan 8 yang dipakai dalam perhitungan 𝐵 = n ∑ XY−∑X .∑Y n ∑ −(∑ X) X2 (6) 𝐴 = ∑ 𝑌 𝑛 − 𝐵 ∑ 𝑋 𝑛 (7) Keterangan: X = Tahun yang diketahui Y = Kebutuhan menurut Tahun yang ditinjau n = Jumlah data Y = A+ (B x X) (8) Keterangan: Y = Variabel tidak bebas A&B = Didapat dari perhitungan berdasarkan data X = Variabel bebas 3. Analisa ketersediaan air PDAM Kecamatan Gu Dalam analisa ketersediaan air PDAM unit lombe Kecamatan Gu mempunyai satu pengambilan air untuk daerah kelurahan Bombonawulu yaitu di mata air Desa Walando, dalam perhitungan ini mengunakan analisa regresi linear, berikut ini adalah persamaan 9, 10 dan 11 yang dipakai dalam perhitungan : 𝐵 = n ∑ XY−∑X .∑Y n ∑ −(∑ X) X2 (9) 𝐴 = ∑ 𝑌 𝑛 − 𝐵 ∑ 𝑋 𝑛 (10) Keterangan: X = Tahun yang diketahui
  • 9. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 Y = Kebutuhan menurut Tahun yang ditinjau n = Jumlah data Y = A+ (B x X) (11) Keterangan: Y = Variabel tidak bebas A&B = Didapat dari perhitungan berdasarkan data X = Variabel bebas 4. Analisa Neraca Air Dalam menghitung neraca air yaitu ketersediaan lebih besar dari kebutuhan jika ketersediaan tidak memenuhi kebutuhan maka neraca airnya deficit dan ketersediaan memenuhi kebutuhan maka neraca air surplus jadi untuk menghitung neraca air dapat menggunakan persamaan 12 sebagai berikut: Neraca air = ketersediaan – kebutuhan (12) Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu data sekunder yang bersumber dari data-data yang telah dihimpun oleh instansi-instansi terkait, dalam hal ini adalah Kantor PDAM Buton kelurahan bombonawulu Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian di laksanakan di kantor PDAM unit Ikk lombe Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Gu, Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang di harapkan maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu. Seperti pada Gambar 1 peta Kelurahan Bombonawulu.Yang bersumber dari (google earth) Gambar 1. Peta Kelurahan Bombonawulu 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai dengan September 2021. Lokasi dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa PDAM unit IKK Wadiabero Kecamatan Gu belum diketahui analisa kebutuhan air bersihnya. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahapan persiapan Tahap persiapan yang dimaksud adalah untuk mempermudah jalannya suatu penelitian, seperti studi pustaka yang dimaksudkan untuk mendapatkan arah dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data dan, analisa maupun dalam penyusunan hasil penelitian. 2. Pengumpulan Data Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: a. Data primer yaitu merupakan data yang diambil secara langsung pada saat penelitian, atau data yang dihasilkan dari suatu observasi. Observasi yang dilakukan yaitu untuk mengetahui pemasalahan dan kondisi yang ada di lokasi penelitian. b. Data sekunder merupakan data-data yang bersumber dari data-data yang telah dihimpun oleh instansi-instansi terkait, yang dalam hal ini adalah Kantor PDAM Kecamatan Gu. Adapun data yang di butuhkan yaitu: 1) Data jumlah sambungan pipa kerumah- rumah. 2) Data kebutuhan air bersih. 3) Data debit pengolahan air Kelurahan Bombonawulu 4) Data kehilangan air 5) Data rencana pengembangan PDAM 3. Analisa Data Tahap analisa dilakukan perhitungan berdasarkan data-data yang diperoleh dengan tahap-tahap berikut: a. Menghitung proyeksi perkiraan jumlah sambungan pipa kerumah-rumah sampai dengan Tahun 2025 dan menghitung kebutuhan air bersih sampai dengan Tahun 2025 menggunakan persamaan (1 dan 2) b. Menghitung proyeksi perkiraan debit yang dibutuhkan sampai dengan tahun 2025 dengan persamaan (3 dan 4)
  • 10. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 c. Menghitung proyeksi perkiraan kehilanggan air sampai dengan Tahun 2025 dengan persamaan (5 dan 6) d. Menghitung neraca air dengan menggunakan persamaan (7) 4. Bagan Alir Penelitian Pada penelitian ini yang mempengaruhi kinerja sistem jaringan distribusi air bersih, di Kelurahan Bombonawulu ini akan dijadikan parameter yang akan dikaji lebih lanjut, sehingga akan dapat memberikan masukan kepada pihak penyedia layanann air bersih yang dalam hal ini PDAM ikk unit lombe kecamatan Gu Adapun diagram alir dari tahapan kegiatan dapat dilihat Gambar 2: Gambar 2. Peta Desa Bombonawulu Hasil Penelitian Dan Pembahasan Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Untuk Pelanggan PDAM Buton Unit Ikk Wadiabero Kec. Gu Untuk mengetahui berapa kebutuhan air bersih di Desa Wadiabero Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah untuk waktu yang akan datang, dapat dilakukan dengan laju pertambahan sambungan rumah (SR) serta data penggunaan air sebagai dasar utama dalam tahap perhitungan ini. Dengan demikian dapat dihitung jumlah kebutuhan air bersih PDAM Buton Unit Ikk Wadiabero sampai Tahun 2025. Berikut ini adalah Tabel-Tabel data sambungan rumah (SR) Tahun 2018 sampai Tahun 2020 yang bersumber dari PDAM Buton Unit Ikk Wadiabero. Tabel 1. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2016 Bulan Sambungan Rumah Penggunaan Air (SR) ( m³/Bulan) Januari 13 334 Februari 15 356 Maret 18 367 April 21 410 Mei 28 429 Juni 32 439 Juli 35 447 Agustus 38 487 September 40 492 Oktober 44 521 November 46 512 Desember 51 535 Jumlah 5.329 Sambungan rumah = 51 SR Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan : 12 = 5.329 : 12 = 444 m³/ bulan Tabel 2. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2017 Bulan Sambungan Rumah Penggunaan Air (SR) ( m³/Bulan) Januari 53 532 Februari 54 546 Maret 56 517 April 59 556 Mei 61 569 Juni 63 689 Juli 65 679 Agustus 67 690 September 71 681 Oktober 72 719 November 75 728 Desember 77 718 Jumlah 7.624 Sambungan rumah = 77 SR Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan : 12 = 7.624 : 12 = 635 m³/bulan
  • 11. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 Tabel 3. Banyaknyasambungan rumah (SR) dan banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2018 Bulan Sambungan Rumah Penggunaan Air (SR) ( m³/Bulan) Januari 77 720 Februari 80 728 Maret 81 741 April 84 752 Mei 85 730 Juni 88 729 Juli 92 757 Agustus 95 761 September 96 746 Oktober 98 768 November 101 798 Desember 102 782 Jumlah 9.012 Sambungan rumah = 102 SR Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan : 12 = 9.012 : 12 = 751 m³/bulan Tabel 4. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2019 Bulan Sambungan Rumah Penggunaan Air (SR) ( m³/Bulan) Januari 106 792 Februari 109 782 Maret 110 829 April 113 840 Mei 114 851 Juni 116 862 Juli 119 872 Agustus 122 888 September 126 863 Oktober 137 871 November 130 862 Desember 132 901 Jumlah 10.123 Sambungan rumah = 132 SR Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan : 12 = 10.123: 12 = 851 m³/bulan Tabel 5. Banyaknya sambungan rumah (SR) dan banyaknya penggunaan air (kebutuhan) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2020 Bulan Sambungan Rumah Penggunaan Air (SR) ( m³/Bulan) Januari 132 911 Februari 135 915 Maret 138 925 April 139 932 Mei 142 943 Juni 144 947 Juli 148 959 Agustus 151 962 September 155 977 Oktober 156 982 November 159 989 Desember 163 998 Jumlah 11.440 Sambungan rumah = 163 SR Rata-rata penggunaan air = Jumlah penggunaan: 12 = 11.440: 12 = 953 m³/bulan Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa setiap tahunnya penggunaan air (kebutuhan air) untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu meningkat tiap tahunnya. Selanjutnya untuk proyeksi sambungan rumah Tahun 2021 sampai Tahun 2025 dapat di hitung menggunakan metode matematik yaitu metode aritmatika, dan geometrik. Jumlah sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai Tahun 2020 dapat di lihat pada Tabel 6 di bawah ini yang bersumber dari PDAM Unit Ikk Lombe. Tabel 6. Jumlah sambungan rumah No Tahun Sambungan Rumah 1 2016 51 2 2017 77 3 2018 102 4 2019 132 5 2020 163 Dari Tabel 6 diatas dapat di buat grafik persamaan garis untuk kebutuhan air dan sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai Tahun 2020 sebagai berikut : Gambar 3. Grafik Persamaan Garis Sambungan Rumah
  • 12. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 a. Metode Aritmatika Hitungan proyeksi sambungan rumah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2021 menggunakan metode aritmatika sebagai berikut: Pn = Pa (1+ rt) dengan r = 1 𝑛 ( 𝑃𝑡 𝑃₀ ) - 1 Pn = 51 (1 + (0,44)5) dengan r = 1 5 ( 163 51 )- 1 Pn = 163 dengan r = 0,44 b. Metode Geometrik Hitungan proyeksi sambungan rumah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2021 menggunakan metode geometrik sebagai berikut: Pn = Pa (1+ r)n dengan r = ( 𝑃𝑡 𝑃0) 1 𝑡- 1 Pn = 51 (1 + (0,26)5 dengan r= ( 163 51 ) 1 5 – 1 Pn = 51 dengan r = 0,26 Hasil hitungan proyeksi jumlah sambungan rumah dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini yang bersumber dari hasil analisa data 2021: Tabel 7. Hasil hitungan proyeksi jumlah sambungan rumah No Tahun Sambungan Rumah Metode Aritmatika Sambungan Rumah Metode Geometrik 1 2021 163 51 2 2022 246 77 3 2023 326 102 4 2024 422 132 5 2025 521 163 Dari Tabel 7 di atas, dapat di simpulkan bahwa hasil hitungan proyeksi untuk sambungan rumah dari Tahun 2021 sampai 2025 yang terbesar adalah dengan menggunakan metode aritmatika. Jadi untuk jumlah sambungan rumah pada Tahun 2021 sampai 2025 menggunakan metode aritmatika. Selanjutnya, Dari tabel 7 di atas dapat di buat grafik persamaan garis sambungan rumah pada Tahun 2021 sampai Tahun 2025 sebagai berikut : Gambar 4. Grafik Persamaan Garis Sambungan Rumah Dari grafik persamaan garis diatas di ketahui bahwa setiap tahun angka sambungan rumah dari Tahun 2021 sampai 2025 mengalami peningkatan. Berikut Tabel perhitungna rata-rata kebutuhan air dan sambungan rumah yang bersumber dari PDAM Unit Ikk Lombe 2020. Tabel 8. Perhitungan Rata-Rata Kebutuhan Air dan Sambungan Rumah No Sambungan Rumah kebutuhan air rata-rata (m3 /th) 1 51 5.329 2 77 7.624 3 102 9.012 4 132 10.213 5 163 11.440 Dari tabel 8 di atas dapat di buat grafik persamaan garis untuk kebutuhan air dan sambungan rumah dari Tahun 2016 sampai Tahun 2020 sebagai berikut. Gambar 5. Grafik persamaan Garis kebutuhan air dan Sambungan Rumah Untuk hitungan regresi linier kebutuhan air berdasarkan hasil analisa data dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini yang bersumber dari hasil analisa data 2021. Tabel 9. Hitungan regresi linier untuk kebutuhan air No SR (X) Kebutuhan Air (Y) x² Y² XY 1 51 5.329 2.601 28.398.241 271.779 2 77 7.624 5.929 58.125.376 587.048 3 102 9.012 10.404 81.216.144 919.224 4 132 10.213 17.424 104.305.369 1.348 116 5 163 11.440 26.569 130.873.600 1.864.720 Ʃ 525 43.618 62.927 402.918.730 4.990.887 Tabel 9 menunjukkan hitungan regrsi untuk kebutuhan air, selanjutnya untuk mencari persamaan garis regresi di gunakan persamaan sebagai berikut: y = a + bx b = n∑xy−∑x.∑y n∑x2−(∑x)² b = 5 𝑥 4.990.887−525 𝑥 43.618 5 𝑥 62.927−(525)² b = 52,68 a = ∑𝑦 𝑛 −b ∑𝑥 𝑛 a = 43.618 5 −52,67 525 5 a = 3.192,37
  • 13. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 Nilai X diatas adalah nilai tertinggi dari Metode Aritmetika dan Geometrik, dan juga dapat dihitung pertahunnya seperti berikut ini: y = 3.192,37 + (52,68 x) Selanjutnya untuk meprediksikan jumlah kebutuhan air pada Tahun 2021 sampai dengan 2025, substitusikan nilai x pada persamaan y = a + (b . x) sebagai berikut: Untuk Tahun 2021 y = a + b.x y = 3.192,37 + (52,68) x (163) y = 11,779 m3 /Tahun Untuk Tahun 2022 y = a + b. x y = 3.192,37 + (52,68 ) × (246)) y = 16.151 m³/Tahun Untuk Tahun 2023 y = a + b. x y = 3.192,37 + (52,68 ) × (326)) y = 20.366 m³/Tahun Untuk Tahun 2024 y = a + b. x y = 3.192,37 + (52,68 )) × (422)) y = 25.423 m³/Tahun Untuk Tahun 2025 y = a + b. x y = 3.192,37 + (52,68 ) × (521)) y = 30.638 m³/Tahun Berdasarkan perhitungan diatas, kebutuhan air meningkat tiap tahunnya. Hasil hitungan regresi kebutuhan air dapat dilihat pada Tabel 10 yang bersumber dari hasil analisa data 2021. Tabel 10. Hasil Perkiraan kebutuhan air No Sambungan Rumah kebutuhan air rata-rata (m3 /th) 1 163 11.779 2 246 16.151 3 326 20.366 4 422 25.423 5 521 30.638 Dari Tabel 10 dapat di buat grafik persamaan garis sebagai beikut : Gambar 6. Grafik Persamaan Garis kebutuhan Air Data produksi debit air rata-rata perbulan yaitu 28.697 m3 /bulan dan kehilangan air 2.359 m3 /bulan untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu Tahun 2020. Berdasarkan Tabel di atas maka dapat dibuat Tabel debit air rata-rata pertahunnya yang bersumber dari Hasil analisa data 2021: Tabel 11. Jumlah rata-rata debit air PDAM Unit Ikk Lombe Sambungan Rumah Debit air rata-rata (m3 /Tahun) 51 226.743 77 296.735 102 311.050 132 324.589 163 344.247 Dari Tabel 11 di atas dapat di buat grafik persamaan garis debit air sebagai berikut : Gambar 7.Grafik Persamaan Garis Debit Air Berdasarkan perhitungan diatas, neraca air untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu mencukupi kebutuhan air sampai Tahun 2025. Hasil hitungan neraca air berdasarkan dapat dilihat pada Tabel 12 yang bersumber dari hasil analisa data 2021. Tabel 12. Neraca Air PDAM Unit Ikk Lombe Wilayah Pelayanan Kelurahan Bombonawulu Tahun Neraca Surplus / defisit Ket Ketersediaan Kebutuhan (m3 /Tahun) (m3 /Tahun) 2021 325.829 11.779 314.050 Surplus 2022 408.347 16.151 392.196 Surplus 2023 487.883 20.366 467.517 Surplus 2024 583.325 25.423 557.903 Surplus 2025 681.750 30.638 651.113 Surplus Pembahasan Dari hasil analisis prediksi sambungan rumah sampai Tahun 2025 jumlah sambungan rumah mengalami kenaikan tiap Tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya antusias masyarakat Kelurahan Bombonawulu dalam memanfaatkan fasilitas pemerintah berupa air bersih yang di salurkan oleh PDAM Unit Ikk Lombe.
  • 14. © Jurnal Media Inovasi Teknik Sipil Unidayan ISSN : 2301-5241, e-ISSN : 2580-023X, Vol. ..., No. ..., Desember 2021 Dari hasil analisis prediksi kebutuhan air sampai Tahun 2025, jumlah kebutuhan air mengalami peningkatan disebabkan oleh penambahan sambungan rumah dan makin tingginya penggunaan air pada kebutuhan sehari- hari. Dan untuk produksi debit air tiap tahun nya mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah sambungan rumah Dari hasil analisis prediksi di atas ketersediaan air PDAM Unit Ikk Lombe sampai Tahun 2025 mencukupi untuk kebutuhan air wilayah pelayanan Kelurahan Bombonawulu Karena ketersediaan air mencukupi kebutuhan air maka neraca airnya adalah surplus. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil prediksi tercatat bahwa jumlah sambungan rumah sampai dengan Tahun 2025 untuk wilayah Kelurahan Bombonawulu mengalami kenaikan sebesar 521 SR dalam 5 Tahun mendatang. 2. Total kebutuhan air bersih yang harus disediakan oleh pihak PDAM Unit Ikk Lombe berdasarkan hasil analisis regresi y = 52,68.x + 3.192,37 sampai dengan Tahun 2025 adalah sebesar 30.638 m³/tahun. Daftar Pustaka Asmadi, dkk. (2011). Teknologi pengolahan air minum. Yogyakarta : Gosyen Publishing. BPPT, 1999. Teknologi Pengolahan Air Minum. Jakarta Depertemen Kesehatan (1990). Peraturan Mentri Kesehatan No. 416/ MEMKES/PER/IX/1990. Tentang Syarat- Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Jakarta. Dian Vita Agustina. (2007). Analisa Sistem Jringan Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Bayumanik di Perumnas Bayumanik. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Kantor PDAM Buton Unit IKK Lombe , 2021. Data Penggunaan dan Kehilangan Air : Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah. Keputusan Mentri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPT/M/2001/Tentang Pedoman Penentuan Standar Pelangga Air Minimum Bidang Penataan Runag, Pemukiman dan Pekerjaan Umum. Linsley Ray R. Joseph B. Franzini. (1985). Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga. Mubarak, W, I & Chayatin. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Pedoman Konstruksi dan Bangunan (2003), Depertemen Pekerjaan Umum, Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelaksanaan Minimum Bidang Penataan Ruang. Safii , Ahmad. (2012). Evaluasi Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Kota Lubuk Pakam. Skripsi, Universitas Sumatra Utara. Medan Setiyanto, Iwan. ( 2017). Analisa Kebutuhan Air Bersih (Instalasi Air Bersih). Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo. Slamet. (200). Kesehatan Lingkungan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Tjiptono, Fandi. (199). Prinsip – Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Rosida, Siti. (2018). Tingkat Kepuasan Pelanggan dan Proyeksi Kebutuhan Air PDAM di Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Skripsi, Fakultas Teknit Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Wiyoso,Budi. (2001). Hubungan Antara Karakteristik Pelanggan Dengan Pengguna Air PDAM Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.