Agresi Militer Belanda I adalah serangan militer Belanda terhadap Indonesia pada 1947 yang dilakukan untuk merebut daerah perkebunan dan sumber daya alam setelah perselisihan interpretasi Perjanjian Linggarjati. Serangan ini mengakibatkan wilayah Indonesia semakin sempit namun juga mendapat dukungan internasional.
2. Agresi Militer Belanda I atau disebut juga Operatie Product
merupakan serangan pertama yang dilakukan Belanda terhadap
kedaulatan Indonesia dengan menginvasi Pulau Jawa dan Sumatra
pada tanggal 21 Juli sampai 4 Agustus 1947. Agresi Militer
Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda
akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil
Perundingan Linggarjati.
LATAR BELAKANG
3. Pihak Indonesia
meyakini, berdasarkan
proklamasi kemerdekaan
yang sudah
dideklarasikan,
Indonesia sudah menjadi
negara berdaulat dan
berhak mempertahankan
kedaulatannya atas
seluruh wilayah bekas
wilayah Hindia Belanda.
Di sisi lain, Belanda
tetap memegang teguh isi
pidato Ratu Wilhelmina
tanggal 7 Desember 1942
yang menyatakan bahwa di
kemudian hari akan
dibentuk sebuah
persemakmuran
(Commonwealth) antara
Kerajaan Belanda dan
Hindia (Indonesia) di
bawah naungan Kerajaan
Belanda.
4. Tanggal 3 Juni 1947, Belanda mengeluarkan ultimatum yang
sangat membatasi Indonesia sebagai negara yang seharusnya
sudah merdeka. Indonesia merespons dengan membuat nota
jawaban atas ultimatum Belanda pada 8 Juni 1947. Isinya
adalah penolakan terhadap ultimatum Belanda. Indonesia
menuntut tetap diberikan kebebasan dalam menjalankan
pemerintahan sembari berusaha menjalankan isi Perjanjian
Linggarjati. Nota jawaban tersebut ditolak oleh Komisi
Jenderal Belanda. Perselisihan kedua pihak mencapai
puncaknya ketika pada 21 Juli 1947 Belanda melancarkan
agresi militer.
5. Tujuan utama agresi militer Belanda adalah merebut daerah-
daerah perkebunan yang kaya dan memiliki sumber daya alam,
terutama minyak. Belanda berhasil menerobos ke daerah-
daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatra,
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
6. Pemerintah Republik Indonesia
secara resmi mengadukan agresi
militer Belanda ke PBB karena
dinilai telah melanggar
Persetujuan Linggarjati. 4
Agustus 1947 menandai akhir
dari Agresi Militer Belanda I.
Ini terjadi setelah Belanda
mentaati resolusi Dewan
Keamanan PBB untuk
menghentikan tindakan
militernya terhadap Indonesia.
Pada 17 Agustus 1947
Pemerintah Republik Indonesia
dan Pemerintah Belanda
menerima Resolusi Dewan
Keamanan untuk melakukan
gencatan senjata.
7. Belgia (dipilih oleh Belanda)
dipimpin oleh Paul van
Zeeland
Australia (dipilih oleh
Indonesia) dipimpin oleh
Richard Kirby
Amerika Serikat (dipilih oleh
Indonesia dan Belanda)
dipimpin Dr. Frank Graham.
Untuk mengawasi gencatan senjata
ini, PBB membentuk Komisi Tiga
Negara (KTN). Anggota KTN ada
tiga negara yang terdiri dari :
8. Tugas utama KTN atau Komisi Tiga Negara ini adalah untuk
mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak
sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Dengan
demikian, masalah yang dihadapi Indonesia ini menjadi
masalah internasional.
Secara diplomatis, kondisi ini jelas sangat menguntungkan
Indonesia. KTN pun selanjutnya berhasil mempertemukan
Indonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville.
9. TOKOH-
TOKOH YANG
TERLIBAT
Soedirman
Simon Spoor
Seorang jenderal
Belanda yang
memimpin
langsung 2 aksi
polisionil
Belanda tersebut
yaitu Agresi
Militer Belanda
I dan II.
Van Mook
Van Mook
menyatakan
melalui siaran
radio bahwa
Belanda tidak
terikat lagi
pada hasil
Perundingan
Linggarjati.
Jenderal Besar
TNI Raden
Soedirman
adalah seorang
perwira tinggi
Indonesia pada
masa Revolusi
Nasional
Indonesia.
10. DAMPAK-DAMPAK
DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
Republik Indonesia sukses
memperoleh simpati dari
masyarakat Internasional
Dukungan dunia internasional
kepada Belanda merosot
Beberapa negara lain mengakui
kemerdekaan RI secara de jure
Wilayah Indonesia semakin
sempit setelah sejumlah daerah
dikuasai Belanda
Kekuatan TNI semakin terjepit
Banyaknya korban warga sipil
Mengganggu stabilitas politik
dan pemerintahan Indonesia