4. LATAR BELAKANG
KONFLIK INDONESIA
– BELANDA
Kekalahan Jepang pada PD
2 mengakibatkan Jepang
harus meyerahkan
Indonesia pada sekutu
sehingga menyebabkan
konflik karna:
1. Kedatangan AFNEI
Diboncengi NICA
2. Belanda melakukan
blokade ekonomi
3. Belanda ingin
bekuasa kembali di
Indonesia
4. Munculnya
kolonialisme Belanda
di Indonesia
6. 1. Penyelesaian dengan diplomasi
Pertemuan Ir. Soekarno- Van Mook
Pertemuan Syahrir - Van Mook
Perundingan Hooge Valuwe
Perundingan Linggarjati
Menghadapi Agresi militer Belanda 1
Perundingan Renville
Menghadapi Agresi militer Belanda 2
Perundingan Roem – Royen
Konferensi Meja Bundar
7. Pertemuan
Soekarno – Van
Mook
Pertemuan ini
dilaksanakan tanggal
23 oktober 1945 di
Gambir selatan.
Diwakili oleh Van
Mook&Van Der
Plaz(Belanda),Soeka
rno,Moh Hatta
,Achmad
Soebardjo&Haji Agus
Salim, Tapi Hasil nya
Belum menemukan
titik terang yang pas
8. Pertemuan Syahrir
– Van Mook
Diaadakan di JL
Bonjol No 1 Jakarta
tanggal 17
November 1945
Diwakili oleh
Wakil Gubernur
Van Mook dan PM
Sutan Syahrir,
Pada saat itu juga
belum
mendapatkan titik
terang yang tepat
untuk berdamai
10. Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarati adalah suatu perundingan
antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat
yang menghasilkan persetujuan mengenai status
kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini
ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15
November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh
kedua negara pada 25 Maret 1947
11. Menghadapi Agresi
Militer belanda 1
Pada tanggal 27
Mei 1947 belanda
melakukan agresi
ke Indonesia yang
menempatkan
Indonesia sebagai
negara
persemakmuraan
dan Belanda
sebagai negara
induk
13. Perundingan Renville
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan
Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas
geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral,
USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan
ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good
Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat,
Australia, dan Belgia.
14. Agresi Militer
Belanda 2
pagi hari tanggal
19 Desember 1948,
WTM Beel
berpidato di radio
dan menyatakan,
bahwa Belanda
tidak lagi terikat
dengan
Persetujuan
Renville.
16. Perundingan Roem Royen
Perundingan ini diselenggarakan pada
pertengahan April 1949, Indonesia di
pimpin oleh Muh Roem sedangkan
Belanda dipimpin oleh Royen, yang
dipertemukan oleh UNCI yang
dipimpin oleh Merle Cohran dari
Amerika Serikat.
Pernyataan dari Indonesia :
1. Perintah kepada TNI untuk
menghentikan perang Gerilya
2. Bekerja Sama mengendalikan
perdamaian,Ketertiban &
keamanan
3. Turut serta dalam KMB
Pernyataan dari Belanda :
1. Menyetujui pemulihan RI di Yogya
2. Menjamin penghentian Operasi
militer
3. Menyetujui RI sebagai Negara NIS
4. Berusaha sungguh sungguh
menyelenggarakan KMB
17. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di
Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara
perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor
Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda
di kepulauan Indonesia.[1] Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga
pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian
Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen
(1949). Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk
menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
18. Hasil KMB
1. Keradjaan Nederland
menjerahkan kedaulatan atas
Indonesia jang sepenuhnja
kepada Republik Indonesia
Serikat dengan tidak bersjarat
lagi dan tidak dapat ditjabut,
dan karena itu mengakui
Republik Indonesia Serikat
sebagai Negara yang merdeka
dan berdaulat.
2. Republik Indonesia Serikat
menerima kedaulatan itu atas
dasar ketentuan-ketentuan
pada Konstitusinja;
rantjangan konstitusi telah
dipermaklumkan kepada
Keradjaan Nederland.
3.Kedaulatan akan diserahkan
selambat-lambatnja pada
tanggal 30 Desember 1949
21. 2. Konferensi Asia Di
New Delhi
Dalam Konferensi
ini dihadiri oleh
Pakistan,
Afganistan,
Sri Lanka,
Libanon,
Sirya,Irak,Birma,&
India
Negara pertama yang mengakui
kedaulatan Indonesia adalah
Amerika, Inggris, Mesir lalu
diikuti oleh Negara lain nya
23. Peristiwa Peristiwa Heroik dalam
Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
1. Pertempuran 5 Hari di
Semarang
2. Pertempuran 10 November
1945 di Surabaya
3. Pertempuran Ambarawa
4. Pertempuran Medan Area
5. Bandung Lautan Api
6. Puputan Margarana
7. Serangan Umum 1 Maret
1949
24. Pertempuran 5 hari
di Semarang
Pertempuran lima hari
di Semarang adalah
serangkaian pertempuran
antara rakyat Indonesia di
Semarang melawan
Tentara Jepang pada masa
transisi kekuasaan setelah
Belanda yang terjadi sejak
tanggal 15 Oktober 1945
sampai dengan tanggal 20
Oktober 1945. Dua
penyebab utama
pertempuran ini adalah
karena larinya tentara
Jepang dan tewasnya dr.
Kariadi
25. Pertempuran 10
November di
Surabaya
Pertempuran Surabaya
merupakan peristiwa sejarah
perang antara pihak tentara
Indonesia dan pasukan
Britania Raya. Peristiwa besar
ini terjadi pada tanggal 10
November 1945 di Kota
Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah
perang pertama pasukan
Indonesia dengan pasukan
asing setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan
satu pertempuran terbesar dan
terberat dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia
yang menjadi simbol nasional
atas perlawanan Indonesia
terhadap kolonialisme.[
Pahlawan yang berjaya pada saat itu adalah
Bung Tomo
26. Pertempuran
Ambarawa
Palagan Ambarawa
adalah sebuah peristiwa
perlawanan rakyat
terhadap Sekutu yang
terjadi di Ambarawa,
sebelah selatan Semarang,
Jawa Tengah. Pada tanggal
20 november sampai 15
desember 1945
Tanggal 15 Desember 1945
ditetapkan sebagai Hari
Infanteri karena
Perjuangan TNI dalam
menghadapi Belanda
27. Pertempuran
Medan Area
Pertempuran Medan
Area adalah sebuah
peristiwa perlawanan
rakyat terhadap Sekutu
yang terjadi di Medan,
Sumatera Utara.
gal 13 Oktober 1945
dibawah pimpinan
T.E.D Kelly.
28. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan
Api adalah peristiwa kebakaran
besar yang terjadi di kota
Bandung, provinsi Jawa Barat,
Indonesia pada 23 Maret 1946.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar
200.000 penduduk Bandung[1]
membakar rumah mereka,
meninggalkan kota menuju
pegunungan di daerah selatan
Bandung. Hal ini dilakukan
untuk mencegah tentara Sekutu
dan tentara NICA Belanda untuk
dapat menggunakan kota
Bandung sebagai markas
strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
29. Puputan Margarana
Pertempuran Puputan Margarana
merupakan salah satu pertempuran
antara Indonesia dan Belanda dalam
masa Perang kemerdekaan Indonesia
yang terjadi pada 20 November 1946.
Pertempuran ini dipimpin oleh
Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I
Gusti Ngurah Rai. Dimana Pasukan
TKR di wilayah ini bertempur dengan
habis habisan untuk mengusir
Pasukan Belanda yang kembali
datang setelah kekalahan Jepang,
untuk menguasai kembali wilayahnya
yang direbut Jepang pada Perang
Dunia II, mengakibatkan kematian
seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai
yang kemudian dikenang sebagai
salah-satu Puputan di era awal
kemerdekaan serta mengakibatkan
Belanda sukses mendirikan Negara
Indonesia Timur.
30. Serangan Umum 1
Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan
yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang
direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran
tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan
mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan
pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi
dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang
Sugeng,[untuk membuktikan kepada dunia
internasional bahwa TNI - berarti juga Republik
Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga
dengan demikian dapat memperkuat posisi
Indonesia dalam perundingan yang sedang
berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan
tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan
Belanda serta membuktikan pada dunia
internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia
(TNI) masih mempunyai kekuatan untuk
mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu
sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut
serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah
Yogyakarta.
31. Faktor dari dalam dan luar
yang menyebabkan Belanda
keluar dari Indonesia
32. 1. Dari dalam negri Indonesia,Belanda menyadari bahwa
kekuatan militer tidak cukup kuat untuk menundukan RI
2. Perang yang berkepanangan mengakibatkan hancurnya
perkebunan dan pabrik2 Belanda.Untuk menghindarkan hal
itu Belanda harus mengubah strateginya
3. Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri
Indonesia
4. Para pejuang Indonesia terus melakukan perang geriliya dan
serangan umum
33. PBB dan AS mengambil sikap yang tegas. AS mengancam akan
menghentikan bantuan pembangunan yang menjadi tumpuan
perekonomian belanda
34. Pada Akhir nya Belanda
mengakui Kedaulatan Indonesia
pada tanggal 27 Desember
1949