SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
EQ, SQ, AQ DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN*)
Oleh: Prof. Suyanto, Ph.D
Para ilmuwan tanpa mengenal lelah telah meneliti berbagai faktor
penting yang berkontribusi pada kesuksesan hidup. Mereka tertarik mencari
faktor penentu apa yang secara signifikan bisa digunakan untuk memprediksi
sukses kehidupan. Dari penelitian itu ditemukanlah faktor-faktor penting yang
ikut menyumbang kesuksesan seseorang. Faktor-faktor penentu sukses itu
akhirnya diterjemahkan oleh para ahli pendidikan ke dalam kurikulum dan
program pembelajaran. Pendek kata, dengan ditemukannya faktor penentu
sukses itu, dunia pendidikan juga ikut berlomba-lomba dan berkontemplasi
untuk merumuskan filosofi, paradigma, strategi, dan metodologi pembelajaran
yang pada giliranya rumusan itu digunakan untuk meng-konstruksi kurikulum
yang mampu memberi bekal ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik
untuk mendaki kesuksesan hidup.
Faktor signifikan yang telah mendapat perhatian luas untuk
memprediksi sukses seseorang antara lain: Intelligence Quotient (IQ),
Emotional Quotient (EQ) – yang oleh penemunya Daniel Goleman (1995),
diberi nama Emotional Intelligence, bukan Emotional Quotient. Kelahiran EQ
membuat arah baru pendidikan secara luas, karena terbukti dalam banyak
penelitian bahwa IQ (kecerdasan otak) tidak lagi menjadi satu satunya
prediktor sukses peserta didik di masa datang. Memang iya, dan benar
1
adanya, ketika belum muncul EQ, IQ-lah yang didewa-dewakan dunia
pendidikan untuk mempermudah pekerjaan pembalajaran dalam memberi
bekal atau virus sukses peserta didik atau bahkan mahasiswa sekalipun.
Implikasinya, pengembangan kurikulum hampir di seluruh dunia pada era
jayanya IQ selalu berorientasi pada upaya bagaimana mengemas program
pembelajaran yang bisa memberikan kecerdasaran otak secara maksimal
kepada para peserta didik. Setelah EQ ditemukan oleh Goleman, kurikulum
serta merta harus dan mutlak memperhatikan faktor-faktor non-cognitive
seperti kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, pengendalian emosi,
memehami emosi orang lain, dsb. Bahkan Goleman dalam penelitiannya
mengklaim bahwa IQ hanya berkontribusi 20% terhadap kesuksesan peserta
didik setelah mereka hidup dalam masyarakat nantinya. Lalu yang 80%
ditentukan oleh faktor apa? Ternyata yang 80% justru dtentukan oleh faktor
lain di luar IQ, di mana EQ masuk di dalamnya secara signifikan. Oleh karena
itu jika suatu bangsa ingin membuat kurikulum yang bisa mengantarkan para
peserta didik jadi orang sukses, maka kurikulum itu juga harus mampu
memberikan menu belajar yang mencakup aspek lain selain kecerdasan
(brain memory) semata, seperti: sikap, perilaku, kepripadian, keberagamaan,
budi pekerti, kecerdasan otot (muscle memory). Bahkan praksis pendidikan
di Jepang memasukkan aspek memori dan kecerdasan otot dalam
kurikulumnya sejak kelas 1 dan 2 SD melalui aktifitas otot (keterampilan)
dalam bentuk kegiatan origami secara intensif. Origami mampu menanamkan
2
kepada para siswa sifat dan sikap kreatif, inovatif, dan sekaligus membangun
kecer-dasan/ingatan otot para siswa.
Adversity Quotient
Sudah lengkapkah prediktor kesuksesan yang bisa dikemas dalam
kurikulum setelah adanya penemuan IQ, EQ, Spiritual Intelligent, muscle
memory? Ternyata belum! Dunia ilmu pengetahuan tetap melakukan
penelitian untuk membuat prediktor kesuksesan memiliki daya prediksi yang
semakin robust, semakin kecil kesalahannya sampai mencapai derajat
kepercayaan 99% atau tingkat koefisien alpha 0,01 jika kita meminjam
terminologi uji signifikansi statistik inferensial. Apa hasil pergulatan dunia ilmu
pengetahuan dalam mencari prediktor baru dalam kesuksesan? Prediktor
baru itu adalah Adversity quotient (AQ). Dua tahun setelah Daniel Goleman
menemukan EQ, munculah AQ yang ditemukan oleh Paul Stoltz pada tahun
1997. Aplikasi AQ dalam proses pendidikan memang belum seluas aplikasi
EQ dan SQ. Saat ini AQ banyak diaplikasikan dalam perusahaan besar untuk
kepentingn rekrutmen dan pelatihan pegawainya. Dunia pendidikan harus
juga memanfaatkan temuan Paul Stoltz ini. Mengapa demikian? Karena AQ
pada hakikatnya merupakan kapasitas seseorang untuk menghadapi
berbagai bentuk tekanan dan ketidaknyamanan hidup dalam situasi tertentu.
Orang yang AQ nya tinggi, dia akan tahan banting, dalam arti fisik, mental,
dan kejernihan berpfikir, dan yang lebih penting ia segera bisa kembali ke
3
keadaan normal setelah berhadapan dengan berbagai tekanan dan
tantangan. Sebaliknya orang dengan AQ rendah akan selalu menyalahkan
lingkungan ketika dia gagal, sehingga dia tidak dapat mengambil keputusan
untuk menuju sukses. Apa yang membangun pilar keilmuan AQ. Ada tiga pilar
utamanya, yaitu: psychoneuroimmunology, neuropsychology, dan cognitive
psychology.
Orang hidup tak ada yang bebas dari tekanan dan tantangan. Dokter
punya tekanan ketika di meja operasi, wartawan memiliki tekanan dan
tantangan ketika harus menghadapi death line, menteri, presiden selalu
menghadapi tekanan dari ekspektasi masyarakatnya; siswa juga selalu
menghadapi tekanan dan tantangan ketika harus belajar materi baru yang
jauh lebih sulit, datang dan pulang tepat waktu, menyerahkan tugas individu
maupun kelompok dsb. Kalau saja semua tekanan itu berhasil dilewati, maka
sukseslah mereka. Kalau gagal maka akan reduplah suasana hati dan
pikiran saat itu. Oleh sebab itu kapasitas untuk bisa menghadapi berbagai
tekanan harus diajarkan dan dilatihkan sejak anak-anak kita duduk di bangku
sekolah. Siswa perlu mengalami sendiri dalam berbagai prosedur dan proses
ilmu dan pengetahuan. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan mengamati,
menanya, menalar, bereksperimentasi, dan juga pengalaman membangun
jejaring (networking) perlu diakomodasikan dalam sebuah kurikulum. Dengan
cara seperti itu siswa akan bisa merespons berbagai kemungkinan dan
tekanan hidupnya kelak setelah hidup dalam masyarakat. Response positif
4
terhadap tekanan yang dihadapi siswa akan memberi jalan kepada
kesuksesan hidup kelak. Betapa pentingnya response seseorang terhadap
tantangan yang dihadapi dalam konteks kesuksesan hidupnya, William S.
Kane (2008) berucap dengan lugas: “life is 10% of what happens to you and
90% of how you react..”. oleh sebab itu AQ perlu diperhatikan dalam proses
pembe-lajaran. Belajar tidak cukup saja menyenangkan, tetapi juga harus
menantang bagi siswa kita. Mengapa begitu? Karena hidup identik dengan
tantangan. Kurikulum dan proses pembelajaran perlu memberi tempat yang
cukup agar siswa kita bisa melakukan observasi, analisis, hipotesis, sistesis,
dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses
belajarnya, yang pada saatnya nanti para siswa akan melakukan transfer of
learning and priciples dalam kehidupan nyata kalau saja kita ingin meminjam
konsepnya Jerome Brunner. Jadi belajar tidak cukup dengan pendekatan
yang menyenangkan semata. Selebihnya, harus menantang agar siswa bisa
berlatih untuk membangun AQ nya. Semoga begitu.
Prof. Suyanto, Ph.D
Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
*)Artikel ini telah Dipublikasikan di Harian KOMPAS, dengan diubah Judulnya
oleh Redaktur Opini KOMPAS.
5
terhadap tekanan yang dihadapi siswa akan memberi jalan kepada
kesuksesan hidup kelak. Betapa pentingnya response seseorang terhadap
tantangan yang dihadapi dalam konteks kesuksesan hidupnya, William S.
Kane (2008) berucap dengan lugas: “life is 10% of what happens to you and
90% of how you react..”. oleh sebab itu AQ perlu diperhatikan dalam proses
pembe-lajaran. Belajar tidak cukup saja menyenangkan, tetapi juga harus
menantang bagi siswa kita. Mengapa begitu? Karena hidup identik dengan
tantangan. Kurikulum dan proses pembelajaran perlu memberi tempat yang
cukup agar siswa kita bisa melakukan observasi, analisis, hipotesis, sistesis,
dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses
belajarnya, yang pada saatnya nanti para siswa akan melakukan transfer of
learning and priciples dalam kehidupan nyata kalau saja kita ingin meminjam
konsepnya Jerome Brunner. Jadi belajar tidak cukup dengan pendekatan
yang menyenangkan semata. Selebihnya, harus menantang agar siswa bisa
berlatih untuk membangun AQ nya. Semoga begitu.
Prof. Suyanto, Ph.D
Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
*)Artikel ini telah Dipublikasikan di Harian KOMPAS, dengan diubah Judulnya
oleh Redaktur Opini KOMPAS.
5

More Related Content

What's hot

Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanak
Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanakPra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanak
Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanakHon Shan Shan
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaWarman Tateuteu
 
Tugasan kump 5 sgrc3043 konsep kendiri
Tugasan kump 5 sgrc3043  konsep kendiriTugasan kump 5 sgrc3043  konsep kendiri
Tugasan kump 5 sgrc3043 konsep kendirishazli shazli mahmud
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Mohd Kasman
 
Nota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi PembelajaranNota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi Pembelajaranadeendra
 
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolahAplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolahLittle Butterfly
 
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by Syifadhila
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by SyifadhilaRangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by Syifadhila
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by SyifadhilaSyifa Dhila
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)Misc_ChaAlhedrah
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)miera84
 
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetTeori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetBrenda Hong
 
17097218 -murid-dan-alam-belajar
17097218 -murid-dan-alam-belajar17097218 -murid-dan-alam-belajar
17097218 -murid-dan-alam-belajarHaris Ismail
 
Pengurusan-tekanan
 Pengurusan-tekanan Pengurusan-tekanan
Pengurusan-tekananAhmad NazRi
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganEmirita Reta
 

What's hot (16)

Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanak
Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanakPra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanak
Pra3105 Perkembangan Kognitif Kanak-kanak
 
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaMakalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa
 
Tugasan kump 5 sgrc3043 konsep kendiri
Tugasan kump 5 sgrc3043  konsep kendiriTugasan kump 5 sgrc3043  konsep kendiri
Tugasan kump 5 sgrc3043 konsep kendiri
 
Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21Full asiment abad ke 21
Full asiment abad ke 21
 
Nota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi PembelajaranNota Psikologi Pembelajaran
Nota Psikologi Pembelajaran
 
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolahAplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
Aplikasi pendekatan konstruktivisme dalam kalangan murid prasekolah
 
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by Syifadhila
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by SyifadhilaRangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by Syifadhila
Rangkuman Materi Blok Learning Skill FK Unila 2017 by Syifadhila
 
Proses pembelajaran
Proses pembelajaranProses pembelajaran
Proses pembelajaran
 
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
PENGURUSAN PEMBELAJARAN: PENGURUSAN PELAJAR(KUMPULAN OREN)
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
 
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piagetTeori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
Teori konstruktivisme psikologi individu kognitif piaget
 
17097218 -murid-dan-alam-belajar
17097218 -murid-dan-alam-belajar17097218 -murid-dan-alam-belajar
17097218 -murid-dan-alam-belajar
 
Gaya belajar visual
Gaya belajar visualGaya belajar visual
Gaya belajar visual
 
Pengurusan-tekanan
 Pengurusan-tekanan Pengurusan-tekanan
Pengurusan-tekanan
 
Tugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaranTugas kurikulim dan pembelajaran
Tugas kurikulim dan pembelajaran
 
Psikologi Perkembangan
Psikologi PerkembanganPsikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan
 

Similar to Adversity quotient

Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)Layla F Amalia
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Vivi Vey
 
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptx
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptxBangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptx
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptxHERIMULYONO10
 
teknologi pembelajaran Jabal ahsan
teknologi pembelajaran Jabal ahsanteknologi pembelajaran Jabal ahsan
teknologi pembelajaran Jabal ahsanJB Ahsan El Kariem
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpNovia Senja
 
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdf
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdfContoh Modul Projek P.Pancasila.pdf
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdfEkoKurniadi5
 
modul ajar p5 sekolah.pdf
modul ajar p5 sekolah.pdfmodul ajar p5 sekolah.pdf
modul ajar p5 sekolah.pdfdontlee
 
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptx
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptxPEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptx
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptxTajulAripin3
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...YouTuber,G-Vecom
 
AKTIVITAS 1.docx
AKTIVITAS 1.docxAKTIVITAS 1.docx
AKTIVITAS 1.docxGustiMurni2
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
 
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdfAminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdfSintaNurHidayah
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docxsitti3514
 
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptx
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptxAnalytical Exposition Text - Indonesian Language.pptx
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptxudahtua
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakpjj_kemenkes
 

Similar to Adversity quotient (20)

Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
Proposal riset xi iis 1 (zahro&risa)
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptx
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptxBangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptx
Bangunlah Jiwa dan Raganya Fase D - Kesejahteraan diriku dari saya da.pptx
 
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasanProposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
 
teknologi pembelajaran Jabal ahsan
teknologi pembelajaran Jabal ahsanteknologi pembelajaran Jabal ahsan
teknologi pembelajaran Jabal ahsan
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smpMakalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
Makalah (mengenal karakter remaja pada siswa smp
 
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdf
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdfContoh Modul Projek P.Pancasila.pdf
Contoh Modul Projek P.Pancasila.pdf
 
modul ajar p5 sekolah.pdf
modul ajar p5 sekolah.pdfmodul ajar p5 sekolah.pdf
modul ajar p5 sekolah.pdf
 
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptx
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptxPEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptx
PEMBELAJARAN-BERBASIS-OTAK-PADA-PENDIDIKAN-ANAK-USIA-DINI.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 
AKTIVITAS 1.docx
AKTIVITAS 1.docxAKTIVITAS 1.docx
AKTIVITAS 1.docx
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakKb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak
 
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdfAminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
Aminatus Arifah_223127918019_Kimia 01 Gel 2_Aksi Nyata_Topik 2_Peserta didik.pdf
 
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx2. MAKALAH  KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
2. MAKALAH KLP 2 PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA.docx
 
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptx
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptxAnalytical Exposition Text - Indonesian Language.pptx
Analytical Exposition Text - Indonesian Language.pptx
 
Kb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anakKb 4 bermain pada anak
Kb 4 bermain pada anak
 

More from Suyanto Suyanto

More from Suyanto Suyanto (20)

Siswa beringas 2012
Siswa beringas 2012Siswa beringas 2012
Siswa beringas 2012
 
Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
 
Puasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakterPuasa dan pendidikan karakter
Puasa dan pendidikan karakter
 
Kurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasarKurikulum pendidikan dasar
Kurikulum pendidikan dasar
 
Istimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diyIstimewa pendidikan diy
Istimewa pendidikan diy
 
Cegah budaya kekerasan.
Cegah budaya kekerasan.Cegah budaya kekerasan.
Cegah budaya kekerasan.
 
Pelajaran di balik ukg
Pelajaran di balik ukgPelajaran di balik ukg
Pelajaran di balik ukg
 
Pendekatan baru ospek kr.
Pendekatan baru ospek kr.Pendekatan baru ospek kr.
Pendekatan baru ospek kr.
 
Modal sosial kr
Modal sosial krModal sosial kr
Modal sosial kr
 
Kegalauan kurikulum 2013
Kegalauan kurikulum 2013Kegalauan kurikulum 2013
Kegalauan kurikulum 2013
 
Kecemasan kurikulum 2013
Kecemasan kurikulum 2013Kecemasan kurikulum 2013
Kecemasan kurikulum 2013
 
Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013Buku kurikulum 2013
Buku kurikulum 2013
 
Siswa korban kekerasan pidana
Siswa korban kekerasan pidanaSiswa korban kekerasan pidana
Siswa korban kekerasan pidana
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
 
Putus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm krPutus sekolah kenaikan bbm kr
Putus sekolah kenaikan bbm kr
 
Pornografi pelajar
Pornografi pelajarPornografi pelajar
Pornografi pelajar
 
Pengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanalPengunduran ujian nasioanal
Pengunduran ujian nasioanal
 
Pendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas krPendidikan gratis berkualitas kr
Pendidikan gratis berkualitas kr
 
Kurikulum 2013 kr
Kurikulum 2013 krKurikulum 2013 kr
Kurikulum 2013 kr
 
Hapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:miHapuskan un sd:mi
Hapuskan un sd:mi
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Adversity quotient

  • 1. EQ, SQ, AQ DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN*) Oleh: Prof. Suyanto, Ph.D Para ilmuwan tanpa mengenal lelah telah meneliti berbagai faktor penting yang berkontribusi pada kesuksesan hidup. Mereka tertarik mencari faktor penentu apa yang secara signifikan bisa digunakan untuk memprediksi sukses kehidupan. Dari penelitian itu ditemukanlah faktor-faktor penting yang ikut menyumbang kesuksesan seseorang. Faktor-faktor penentu sukses itu akhirnya diterjemahkan oleh para ahli pendidikan ke dalam kurikulum dan program pembelajaran. Pendek kata, dengan ditemukannya faktor penentu sukses itu, dunia pendidikan juga ikut berlomba-lomba dan berkontemplasi untuk merumuskan filosofi, paradigma, strategi, dan metodologi pembelajaran yang pada giliranya rumusan itu digunakan untuk meng-konstruksi kurikulum yang mampu memberi bekal ilmu dan pengetahuan kepada peserta didik untuk mendaki kesuksesan hidup. Faktor signifikan yang telah mendapat perhatian luas untuk memprediksi sukses seseorang antara lain: Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) – yang oleh penemunya Daniel Goleman (1995), diberi nama Emotional Intelligence, bukan Emotional Quotient. Kelahiran EQ membuat arah baru pendidikan secara luas, karena terbukti dalam banyak penelitian bahwa IQ (kecerdasan otak) tidak lagi menjadi satu satunya prediktor sukses peserta didik di masa datang. Memang iya, dan benar 1
  • 2. adanya, ketika belum muncul EQ, IQ-lah yang didewa-dewakan dunia pendidikan untuk mempermudah pekerjaan pembalajaran dalam memberi bekal atau virus sukses peserta didik atau bahkan mahasiswa sekalipun. Implikasinya, pengembangan kurikulum hampir di seluruh dunia pada era jayanya IQ selalu berorientasi pada upaya bagaimana mengemas program pembelajaran yang bisa memberikan kecerdasaran otak secara maksimal kepada para peserta didik. Setelah EQ ditemukan oleh Goleman, kurikulum serta merta harus dan mutlak memperhatikan faktor-faktor non-cognitive seperti kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, pengendalian emosi, memehami emosi orang lain, dsb. Bahkan Goleman dalam penelitiannya mengklaim bahwa IQ hanya berkontribusi 20% terhadap kesuksesan peserta didik setelah mereka hidup dalam masyarakat nantinya. Lalu yang 80% ditentukan oleh faktor apa? Ternyata yang 80% justru dtentukan oleh faktor lain di luar IQ, di mana EQ masuk di dalamnya secara signifikan. Oleh karena itu jika suatu bangsa ingin membuat kurikulum yang bisa mengantarkan para peserta didik jadi orang sukses, maka kurikulum itu juga harus mampu memberikan menu belajar yang mencakup aspek lain selain kecerdasan (brain memory) semata, seperti: sikap, perilaku, kepripadian, keberagamaan, budi pekerti, kecerdasan otot (muscle memory). Bahkan praksis pendidikan di Jepang memasukkan aspek memori dan kecerdasan otot dalam kurikulumnya sejak kelas 1 dan 2 SD melalui aktifitas otot (keterampilan) dalam bentuk kegiatan origami secara intensif. Origami mampu menanamkan 2
  • 3. kepada para siswa sifat dan sikap kreatif, inovatif, dan sekaligus membangun kecer-dasan/ingatan otot para siswa. Adversity Quotient Sudah lengkapkah prediktor kesuksesan yang bisa dikemas dalam kurikulum setelah adanya penemuan IQ, EQ, Spiritual Intelligent, muscle memory? Ternyata belum! Dunia ilmu pengetahuan tetap melakukan penelitian untuk membuat prediktor kesuksesan memiliki daya prediksi yang semakin robust, semakin kecil kesalahannya sampai mencapai derajat kepercayaan 99% atau tingkat koefisien alpha 0,01 jika kita meminjam terminologi uji signifikansi statistik inferensial. Apa hasil pergulatan dunia ilmu pengetahuan dalam mencari prediktor baru dalam kesuksesan? Prediktor baru itu adalah Adversity quotient (AQ). Dua tahun setelah Daniel Goleman menemukan EQ, munculah AQ yang ditemukan oleh Paul Stoltz pada tahun 1997. Aplikasi AQ dalam proses pendidikan memang belum seluas aplikasi EQ dan SQ. Saat ini AQ banyak diaplikasikan dalam perusahaan besar untuk kepentingn rekrutmen dan pelatihan pegawainya. Dunia pendidikan harus juga memanfaatkan temuan Paul Stoltz ini. Mengapa demikian? Karena AQ pada hakikatnya merupakan kapasitas seseorang untuk menghadapi berbagai bentuk tekanan dan ketidaknyamanan hidup dalam situasi tertentu. Orang yang AQ nya tinggi, dia akan tahan banting, dalam arti fisik, mental, dan kejernihan berpfikir, dan yang lebih penting ia segera bisa kembali ke 3
  • 4. keadaan normal setelah berhadapan dengan berbagai tekanan dan tantangan. Sebaliknya orang dengan AQ rendah akan selalu menyalahkan lingkungan ketika dia gagal, sehingga dia tidak dapat mengambil keputusan untuk menuju sukses. Apa yang membangun pilar keilmuan AQ. Ada tiga pilar utamanya, yaitu: psychoneuroimmunology, neuropsychology, dan cognitive psychology. Orang hidup tak ada yang bebas dari tekanan dan tantangan. Dokter punya tekanan ketika di meja operasi, wartawan memiliki tekanan dan tantangan ketika harus menghadapi death line, menteri, presiden selalu menghadapi tekanan dari ekspektasi masyarakatnya; siswa juga selalu menghadapi tekanan dan tantangan ketika harus belajar materi baru yang jauh lebih sulit, datang dan pulang tepat waktu, menyerahkan tugas individu maupun kelompok dsb. Kalau saja semua tekanan itu berhasil dilewati, maka sukseslah mereka. Kalau gagal maka akan reduplah suasana hati dan pikiran saat itu. Oleh sebab itu kapasitas untuk bisa menghadapi berbagai tekanan harus diajarkan dan dilatihkan sejak anak-anak kita duduk di bangku sekolah. Siswa perlu mengalami sendiri dalam berbagai prosedur dan proses ilmu dan pengetahuan. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan mengamati, menanya, menalar, bereksperimentasi, dan juga pengalaman membangun jejaring (networking) perlu diakomodasikan dalam sebuah kurikulum. Dengan cara seperti itu siswa akan bisa merespons berbagai kemungkinan dan tekanan hidupnya kelak setelah hidup dalam masyarakat. Response positif 4
  • 5. terhadap tekanan yang dihadapi siswa akan memberi jalan kepada kesuksesan hidup kelak. Betapa pentingnya response seseorang terhadap tantangan yang dihadapi dalam konteks kesuksesan hidupnya, William S. Kane (2008) berucap dengan lugas: “life is 10% of what happens to you and 90% of how you react..”. oleh sebab itu AQ perlu diperhatikan dalam proses pembe-lajaran. Belajar tidak cukup saja menyenangkan, tetapi juga harus menantang bagi siswa kita. Mengapa begitu? Karena hidup identik dengan tantangan. Kurikulum dan proses pembelajaran perlu memberi tempat yang cukup agar siswa kita bisa melakukan observasi, analisis, hipotesis, sistesis, dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses belajarnya, yang pada saatnya nanti para siswa akan melakukan transfer of learning and priciples dalam kehidupan nyata kalau saja kita ingin meminjam konsepnya Jerome Brunner. Jadi belajar tidak cukup dengan pendekatan yang menyenangkan semata. Selebihnya, harus menantang agar siswa bisa berlatih untuk membangun AQ nya. Semoga begitu. Prof. Suyanto, Ph.D Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta. *)Artikel ini telah Dipublikasikan di Harian KOMPAS, dengan diubah Judulnya oleh Redaktur Opini KOMPAS. 5
  • 6. terhadap tekanan yang dihadapi siswa akan memberi jalan kepada kesuksesan hidup kelak. Betapa pentingnya response seseorang terhadap tantangan yang dihadapi dalam konteks kesuksesan hidupnya, William S. Kane (2008) berucap dengan lugas: “life is 10% of what happens to you and 90% of how you react..”. oleh sebab itu AQ perlu diperhatikan dalam proses pembe-lajaran. Belajar tidak cukup saja menyenangkan, tetapi juga harus menantang bagi siswa kita. Mengapa begitu? Karena hidup identik dengan tantangan. Kurikulum dan proses pembelajaran perlu memberi tempat yang cukup agar siswa kita bisa melakukan observasi, analisis, hipotesis, sistesis, dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses belajarnya, yang pada saatnya nanti para siswa akan melakukan transfer of learning and priciples dalam kehidupan nyata kalau saja kita ingin meminjam konsepnya Jerome Brunner. Jadi belajar tidak cukup dengan pendekatan yang menyenangkan semata. Selebihnya, harus menantang agar siswa bisa berlatih untuk membangun AQ nya. Semoga begitu. Prof. Suyanto, Ph.D Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta. *)Artikel ini telah Dipublikasikan di Harian KOMPAS, dengan diubah Judulnya oleh Redaktur Opini KOMPAS. 5