2. DEFINISI
• Dismenore adalah perasaan nyeri
pada waktu haid dapat berupa
kram ringan pada bagian
kemaluan sampai terjadi
gangguan dalam tugas sehari-
hari.
• Dismenore (nyeri haid)
merupakan gejala yang timbul
menjelang dan selama mentruasi
ditandai dengan gejala kram
pada abdomen bagian bawah
(Djuanda, Adhi.dkk,2008).
3. KLASIFIKASI
Dismenore Primer
• Nyeri yang dirasakan
biasanya berada pada
panggul yang dirasakan
selama menstruasi.
• Umumnya terjadi pada
remaja yang baru
mengalami menstruasi.
Selain itu, seiring nya
bertambah usia akan
semakin berkurang.
Dismenore Sekunder
• Nyeri yang terjadi di luar
siklus menstruasi yang
diakibatkan faktor lain
selain prostaglandin
alami. Biasanya terjadi
sebelum menstruasi
dimulai. Anda akan
merasakan nyeri yang
semakin luar biasa
selama haid dan akan
menghilang setelah
selesai menstruasi.
4. Etiologi
Penyebab Dismenorea
Primer
•Faktor endokrin
•Kelainan organic
•Faktor kejiwaan atau
gangguan psikis
•Faktor konstitusi
•Faktor alergi
Menurut Harlow (1996),
1. Menstruasi pertama pada usia amat
dini (earlier age at menarche)
2. Periode menstruasi yang lama (long
menstrual periods)
3. Aliran menstruasi yang hebat (heavy
menstrual flow)
4. Merokok (smoking)
5. Riwayat keluarga yang positif (positive
family history)
1.Faktor Risiko Dismenorea Primer:
a. Usia saat menstruasi pertama <12
tahun
b. Nulliparity (belum pernah melahirkan
anak)
c. Haid memanjang (heavy or prolonged
menstrual flow)
d. Merokok
e. Riwayat keluarga positif
f. Kegemukan
2. Faktor Risiko Dismenorea Sekunder:
a. Endometriosis
b. Adenomyosis
c. Leiomyomata (fibroid)
d. Intrauterine device (IUD)
e. Pelvic inflammatory disease
f. Kanker endometrium (endometrial
carcinoma)
g. Kista ovarium (ovarian cysts)
h. Congenital pelvic malformationsi.
i. Cervical stenosis
Laurel D Edmundson (2006)
5. Patofisiologi
• Dismenorea Sekunder
(secondary
dysmenorrhea)
Dapat terjadi kapan saja
setelah menarche (haid
pertama), namun paling
sering muncul di usia 20-
an atau 30-an, setelah
tahun-tahun normal,
siklus tanpa nyeri
Dismenorea Primer (primary
dysmenorrhea)
Biasanya terjadi dalam 6-12 bulan
pertama setelah menarche (haid
pertama) segera setelah siklus
ovulasi teratur (regular ovulatory
cycle) ditetapkan/ditentukan.
6. Manifestasi Klinis
Dimenore primer
Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
Timbul setelah terjadinya siklus haid yang
teratur
Sering terjadi pada nulipara
Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan
spastic
Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat
pada hari pertama atau kedua haid
Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
Hanya terjadi pada siklus haid yang
ovulatorik
Sering memberikan respon terhadap
pengobatan medikamentosa
Pemeriksaan pelvik normal
Sering disertai nausea, muntah, diare,
kelelahan, nyeri kepala
Dismenore sekunder
Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25
tahun
Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus
haid teratur
Tidak berhubngan dengan siklus paritas
Nyeri sering terasa terus menerus dan
tumpul
Nyeri dimulai saat haid dan meningkat
bersamaan dengan keluarnya darah
Berhubungan dengan kelainan pelvic
Tidak berhubungan dengan adanya
ovulasi
Seringkali memerlukan tindakan
operatif
Terdapat kelainan pelvik
Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373)
7. Pemeriksaan Penunjang
– Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted
diseases.
– Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi.
– Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan
kehamilan ektopik.
– Sedimentation rate.
– Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang
terbatas dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena
nilai prediktif negatifnya yang relatif rendah.
– Laparoscopy
– Hysteroscopy
– Dilatation
– Curettage
– Biopsi Endomentrium
8. Penatalaksanaan
Keperawatan
• Kompres bagian bawah abdomen dengan botol
berisi air panas atau bantal pemanas khusus
untuk meredakan nyeri
• Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah
pembengkakan dan retensi air
• Olahraga secara teratur bermanfaat untuk
membantu mengurasi dismenore karena akan
memicu keluarnya hormon endorfin yang dinilai
sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri
• Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat
besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Jangan
mengurangi jadwal makan
• Istirahat dan relaksasi dapat membantu
meredakan nyeri
• Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres,
misalnya pijat,yoga, atau meditasi, untuk
membantu meminimalkan rasa nyeri
• Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi
pinggul melebihi posisi bahu untuk membantu
meredakan gejala dismenore
Cara mengurangi nyeri
pada penderita
gangguan
menstruasi (dismenore)
yaitu:
• Olahraga
• Berendam
• Istirahat cukup
• Relaksasi
10. PENGKAJIAN
• Biodata
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
• Keluhan utama :
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai
dengan mual muntah, pusing dan merasakan badan lemas.
• Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal
partus
• Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan, hasil laboraturium : USG , darah, urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
12. Dx : nyeri
TUJUAN DAN KH
Setelah dilakukan keperawatan selama ....
masalah nyeri teratasi, dengan Criteria
hasil :
1. Tingkat Kenyamanan : Tingkat Persepsi
positif terhadap kemudahan fisik dan
psikologis
2. Pengendalian Nyeri : Tindakan individu
untuk mengendalikan nyeri
3. Tingkat Nyeri : Keparahann nyeri yang
dapat diamati atau dilaporkan
INTERVENSI
1. Manajemen Nyeri :
Meringankan atau mengurangi
nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien
2. Pemberian Analgesik :
Penggunaan agens farmakologis
untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri
3. Peningkatan Koping :
Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan persepsi
stressor, perubahan, atau
ancaman yang menghambat
pemenuhan tuntutan dan peran
hidup.
13. Dx : intoleransi aktivitas
TUJUAN DAN KH
Setelah melakukan keperawatan ..... jam
masalah Klien mampu beraktivitas
mandiri
1. Berpartisipasi pada aktivitas yang
diinginkan, memenuhi kebutuhan
perawatan diri sendiri
2. Mencapai peningkatan toleransi
aktivitas yang dapat diukur.
3. Mentoleransi aktivitas yang biasa
dilakukan , yang dibuktikan oleh
toleransi aktivitas
INTERVENSI
1. Toleransi Aktifitas : Respon fisiologis
terhadap gerakan yang memakan
energi dalam aktivitas sehari-hari
2. Kebugaran fisik: Pelaksanaan
aktivitas fisik yang penuh vitalitas
3. Manajemen Energi : Atur
penggunaan energi untuk mengatasi
atau mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan fungsi
14. Dx: ansietas
TUJUAN DAN KH
Setelah melakukan
keperawatan ..... jam
masalah Ansietas teratasi
Dengan Kriteria Hasil :
Ansietas berkurang,
dibuktikan oleh bukti
Tingkat Ansietas hanya
ringan sampai sedang, dan
selalu menunjukkan
Pengendalian-Diri terhadap
Ansietas, Konsentrasi, dan
koping
INTERVENSI
1. Penurunan Ansietas :
Meminimalkan kekhawatiran,
perasaan tidak tenang yang
berhubungan dengan sumber
bahaya.
2. Peningkatan Koping :
Membantu pasien untuk
beradaptasi dengan persepsi
stressor
3. Dukungan Emosi :
Memberikan penenangan,
penerimaan, dan bantuan/
dukungan selama masa stres.
Kolaboratif : Berikan obat untuk
menurunkan ansietas, jika perlu.