SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
KISTA OVARIUM




    Disusun oleh :
    KELOMPOK IV
       FIRMA EDYA
    FRAMIKE WIZOLA
     MEIKI ERDONAL
    KORNELA AGITIA
      RESI ERFIDOR
     MERI CANIAGO
Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor,
   baik yang kecil maupun yang
   besar, kistik atau padat, jinak
   atau ganas. Dalam kehamilan,
   tumor ovarium yang dijumpai
   yang paling sering ialah kista
   dermoid, kista coklat atau kista
   lutein. Tumor ovarium yang
   cukup         besar        dapat
   menyebabkan kelainan letak
   janin dalam rahim atau dapat
   menghalang-halangi masuknya
   kepala ke dalam panggul
   (Winkjosastro, et. all, 1999).
 Kistaovarium secara fungsional adalah kista
  yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
  dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk.
  2005 : 273 ).

 Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang
  berlebihan / abnormal pada ovarium yang
  membentuk seperti kantong (Agusfarly,
  2008).
Etiologi (Penyebab)
Penyebab dari kista belum di ketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor
   pemicu yaitu:

    Faktor eksternal
1.   Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2.   Merokok dan konsumsi alkohol
3.   Sosial ekonomi yang rendah
4.   Kurang olah raga

    Faktor internal
1.   Faktor genetik
2.   Wanita yang menderita kanker payu dara
3.   Riwayat kanker kolon
4.   Gangguan hormone
   Patofisiologi
          Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah
    hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut
    bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
    secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
    hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal
    kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
    tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut gagal mengalami
    pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
    sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam
    ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa
    kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus,
    folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan
    melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
    korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
    cm dengan kista di tengah – tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
    pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
    secara progresif
Namun bila terjadi fertilisas, korpus luteum mula –mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal
disebut kista fungsional dan selalu jinak.
      Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang –
kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista folikel
dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel
graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan segera
menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan
timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,
biasanya kecil, dengan diameter 1–1,5 cm dan berisi cairan serosa
yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,
sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa
dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Manifestasi klinis kista
ovarium
1.   Sering tanpa gejala.
2.   Nyeri saat menstruasi.
3.   Nyeri di perut bagian bawah.
4.   Nyeri pada saat berhubungan badan.
5.   Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai
     ke kaki.
6.   Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil
     dan/atau buang air besar.
7.   Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah
     darah yang keluar banyak.
Asuhan Keperawatan Teoritis
    Pengkajian
1.   Identitas klien
     Yaitu meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan,
     agama, status perkawinan, dan alamat klien.

2.   Identitas penanggung jawab
     Yaitu meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
     alama.

3.   Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk
     Meliputi tanggal nmasuk, tanggal didata, no MR, ruang rawat,
     diagnosa medik, suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah klien.
4.    Riwayat kesehatan
      Riwayat kesehatan sekarang

        Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada
        massa di daerah abdomen, biasanya klien mengeluh
        menstruasinya tidak berhenti – berhenti atau dalam jangka waktu
        yang lama.

        Riwayat kesehatan dahulu
         Kemungkinan klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
         sebelumnnya.

        Riwayat kesehatan keluarga
         Kemungkinan tidak ada anggota keluarga yang menderita
         penyakit yang sama, karena kista ovarium bukan penyakit
         menular/ keturunan.
5.   Data psikologis
     Penyakit ini biasanya akan membuat klien cemas dan takut karena
     akan dilakukan pembedahan.

6.   Data spiritual
     Kemungkinan ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika
     penyakit ini sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah
     klien juga dapat terganggu.

7.   Data sosial ekonomi
     Biasanya kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan
     masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas
     maupun monopause.
8.    Data biologis
        Makan dan minum
         Biasanya makan dan minum klien akan terganggu, karena ada kemungkinan
         klien akan anoreksia karena proses penyakitnya.
        Eliminasi
         Biasanya BAB dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/
         daerah sekitar abdomen
        Istirahat dan tidur
         biasanya istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar
         perut.
        Personal hygiene
         Biasanya personal hygiene klien tidak terganggu.
9.   Pemeriksaan fisik
        Abdomen
         Biasanya ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada
         abdomen, Biasanya perut tampak buncit.

        Ekstermitas
         Tidak ada kelemahan, Biasanya terasa nyeri pada panggul saat
         beraktivitas

        Eliminasi
         Biasanya terjadi konstipasi, Biasanya klien susah untuk BAK.
Kemungkinan Diagnosa Yang Akan Muncul
 Pre operasi

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d pembesaran ovarium                    Ditandai
   oleh:                                                                    -
   Nyeri tekan pada abdomen
     - Nyeri saat beraktivitas
             - Perut tampak membuncit
2. Resiko konstipasi b/d tekanan pada usus dan anus
   Ditandai oleh:
        - Susah BAB
                 - BAB keras
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
           Ditandai oleh:
                - Mual muntah
                             - Hilang nafsu makanTidak selera melihat makanan
4. Ansietas b/d kurangnya informasi

   Ditandai oleh:
   - Klien tampak cemas
   - Sering bertanya – bertanya
   - Tampak gelisah
    Post operasi
1.   Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan
       Ditandai oleh:
        - Klien mengeluh nyeri           - Klien Tampak meringis
      - Nyeri saat berjalan
2.   Resiko infeksi b/d post operasi
     Ditandai oleh:
          - Luka tampak memerah             -Nyeri yang sangat kuat
     - Luka tambah membesar             -Adanya tanda – tanda infeksi
3.   Intoleransi aktivitas b/d post operasi
     Ditandai oleh:
4.   Klien tampak lemah
         - Nyeri saat beraktifitas          - Aktivitas di bantu
            - Klien terbaring lemah
5.   Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
      Ditandai oleh:
        - Susah BAB
     - BAB keras
 Rencana       Tindakan Keperawatan
No   Dx       Tujuan / KH                       Intervensi                                Rasional
          Tujuan: rasa      nyaman 1.     Kaji tingkat,      lokasi,    dan 1.      Mengidentifikasi lingkup
1    I
          terpenuhi.                      frekuensi nyeri.                          masalah.
          Kriteria hasil:            2.   Berikan posisi yang nyaman 2.             Mengurangi rasa sakit dan
                                          pada klien .                              menurunkan tingkat
          •Skala nyeri 0
                                                                                    ketegangan pada daerah
          •Pasien mengungkap kan 3.       Ajarkan teknik relaksasi.
                                                                                    nyeri.
          nyeri berkurang        4.       Anjurkan klien untuk         tidak 3.     Merelaksasikan otot – otot
          •TTV normal                     beraktivitas yang berat.                  tubuh
                                     5.   Kolaborasi dalam       pemberian 4.       Mengurangi rasa sakit.
                                          terapi analgesic.
                                                                               5.   Menghilangkan rasa nyeri.




          Tujuan: klien mampu 1.          Kolaborasi    dalam    pemberian 1.       Meningkatkan konsistensi feses,
2    II                                                                             meningkatkan pengeluaran feses
          BAB secara normal               terapi
                                                                               2.   Makanan ini diketahui sebagai
          Kriteria hasil:            2.   Kurangi/ batasi makanan seperti
                                                                                    penyebab konstipasi
          Peristaltik usus normal        susu.                           3.        Mengurangi konstipasi,
          BAB lancar                3.   Dorong peningkatan masukan                meningkatkan pengeluaran
                                          cairan                                    feses.
          Klien menunjukan pola                                               4.   Banyak mobilisasi
          eliminasi seperti biasa 4.      Anjurkan              beraktivitas
                                                                                    mengoptimalkan kerja usus
                                          semampunya
                                                                               5.   Meningkatkan konsistensi feses
                                     5.   Berikan diet dengan tinggi serat
Tujuan: nutrisi dapat 1.      Jelaskan pentingnya nutrisi untuk 1.     Meningkatkan motivasi
3   III
          terpenuhi secara adekuat      penyembuhan.                             pasein untuk makan.
          Kriteria hasil:          2.   Anjurkan makan sedikit tapi sering. 2.   Meningkatkan selera makan
                                                                                 dan kebutuhan nutrisi
          •Nafsu            makan 3.    Anjurkan klien untuk mengurangi
                                                                                 terpenuhi
          meningkat                     minum disela – sela makan .
                                                                            3.   minum dapat mengakibatkan
          •Pasien tidak lemah dan 4.    Temani dan bantu pasien makan.           cepat kenyang, nutrisi yang
          pucat                   5.    Kolaborasi dalam pemberian diet          masuk kurang
                                        yang tepat.                     4.       Meningkatkan motivasi
                                                                                 pasien untuk menghabiskan
                                                                                 makanan.
                                                                            5.   Nutrisi terpenuhi secara
                                                                                 adekuat



          Tujuan:          setelah 1.   Kaji dan pantau tingkat kecemasan 1.     Informasi     yanng    tepat
4   IV
          dilakukan      tindakan       klien.                                   menambah wawasan klien
          keperawatan rasa cemas 2.     Berikan penjelasan tentang semua         sehingga klien tahu tentang
          berkurang                     permasalahan yang berkaitan dengan       keadaan dirinya.
          Kriteria hasil:               penyakitnya.                       2.    Menurunkan             tingkat
          Klien tampak rilek      3.   Bina hubungan terapeutik dengan          kecemasan.
          Klien mengungkapkan          klien.                          3.       Mengungkapkan perasaan
          pengetahuannya       4.       Berika kesempatan pada klien untuk       dapat mengurangi cemas.
                                        mengungkapkan perasaannya.         4.    Mengidentifikasi lingkup
                                                                                 masalah secara dini, sebagai
                                                                                 pedoman tindakan
                                                                                 selanjutnya.
5   V    Tujuan:        infeksi 1. Pantau dan observasi tentang 1. Deteksi dini tentang
         tidak teerjadi            keadaan luka klien.                 teerjadinya infeksi.
         Kriteria hasil:        2. Lakukan perawatan luka secara 2. Menekankan          sekecil
                                   aseptic.                            mungkin         sumber
         •Luka         tampak
                                3. Anjurkan        klien     untuk     penularan eksternal
         membaik                   meningkatkan asupan makanan
                                                                    3. Membantu
         •Tidak ada tanda –        yang bergizi.
                                                                       meningkatkan       daya
         tanda infeksi          4. Anjurka keluarga dan oprang lain
                                                                       imunt.
                                  untu mencuci tangan sebelum
                                  mendekati atau memegang luka 4. Mengurangi infeksi
                                  klien.                          nasokimial.
                               5. Kolaborasi    dalam   pemberian 5. Membunuh kuman/
                                  antibiotic.                          mikro organism.

6   VI   Tujuan: aktivitas klien 1. Dorong klien untuk            1. Mengetahui sampai
         dapat terpenuhi            beraktivitas semampunya.         mana kemampuan
         Kriterua hasil:         2. Anjurkan klien untuk berjalan    klien.
         -Saat      beraktivitas    sedikit – sedikit.         2. Mengurangi keletihan.
         klien tidak mengeluh 3. Batasi aktivitas yang terlalu 3. Mempercepat proses
         nyeri.                                                   penyembuhan luka pos
                                    berat.
         -Aktivitas di kerjakan                                   op.
         sendiri
                                 4. Kaji kemampuan aktivitas
                                                               4. Meningkatkan
                                  klien.
                                                                       mobilisasi
TINJAUAN KASUS
 Pengkajian

1. Identitas klien
   Nama                   : Ny M
   Umur                   : 41 Tahun
   Pendidikan             : SMA
   Suku bangsa            : Indonesia
   Pekerjaan              : Karyawan RSI SITI RAHMAH PADANG
   Agama                  : Islam
   Status perkawinan      : Kawin
   Alamat                 : Kalumbuk

2. Identitas penanggung jawab
   Nama                   : Tn K
   Umur                   : 39 Tahun
   Pekerjaan              : Wiraswasta
   Hub dengan klien       : Suami
   Alamat                 : Kalumbuk
   2
3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu
   masuk
  Tanggal masuk       : 27 Januari 2013
  Tanggal didata      : 30 Januari 2013
  No MR               : 035655
  Ruang rawat         : Marwa 7 Kebidanan
  Diagnosa medik      : Kista Ovarium
  Yang mengirim       : UGD
  TTV:
  Tekanan darah       : 130/80 mmhg
  Suhu                : 36,50 C
  Nadi                : 64 x/i
  Pernafasan          : 20 x/i
4. Pengobatan Yang Diberikan Sekarang
 Tablet

   Cefiximen
   Pronalges
   Benovit
   Asmef

   Injeksi
    Ceftriaxone

   Infus
    RL 20 tetes/i
5. Riwayat kesehatan
   Keluhan Waktu Masuk
        Klien masuk kerumah sakit pada tanggal 27 januari 2013 dengan
  keluhan nyeri pinggang bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi,
  klien juga mengatakan ada bengkak di perut bagian bawah yang dirasakan
  sejak satu tahun yang lalu, yang terasa mendesak keatas.
  Keluhan waktu didata
        Pada saat didata pada tanggal 30 januari 2013, klien mengatakan
  nyeri pada perut yang sudah di operasi, klien juga mengatakan sudah 2 hari
  tidak BAB, klien cemas dengan keadaan yang seperti itu.
  Riwayat Kesehatan Dahulu
        Sebelumnyab klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
  seperti sekarang, dan penyakit keturunan lainnya seperti penyakkit gula,
  tekanan darah tinggi, sakit jantung dan lain sebagainya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
     Tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang diderita klien sekarang, juga tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit keturunan
Data psikologis
     Klien tampak cemas, karena rasa sakitnya tidak hilang – hilang, dan
sudah 2 hari tidak BAB.
Data spiritual
      Klien seorang muslim, biasanya klien selalu melaksanakan ibadah
shalat lima waktu sehari semalam, namun semenjak di rumah sakit, klien
tidak pernah mengerjakan ibadah shalat karena klien mengatakan nyeri saat
beraktivitas.
Data Sosial Ekonomi
     Klien seorang karyawan RSI siti rahmah padang, selama sakit
pekerjaan klien terganggu, Klien menggunakan askes.
   Data Biologis
NO                 Aktivitas                   Sehat                  Sakit
1    Makan

     Menu                      Nasi + lauk + sayur         MB

     Porsi                     3 – 4 kali sehari 1 porsi   3 kali sehari satu porsi

     Minum                     6 – 8 gelas sehari          4 – 6 gelas sehari

2.
     Eliminasi

     BAB

     Frekuensi                 1 – 2 kali sehari           Sudah 2 hari belum BAB

     Warna                     Khas                        Belum tahu

     Bau                       Khas                        Belum tahu

     Konsistensi               Padat                       Belum tahu

     Kesulitan                 Tidak ada                   Susah untuk BAB
BAK

    Frekuensi             5 – 7 kali sehari     Memakai kateter

    Warna                 Bening k kuningan     Bening kekuningan

    Bau                   Pesing                Pesing

    Istirahat dan tidur
3   Waktu tidur           Malam sekitar jam 9   Tidak tentu

    Lama tidur            6 – 8 jam             Lebih lama tidur

    Yang mempersulit      Tidak ada             Tidak ada

    Personal hygiene
4
    Mandi                 2 kali sehari         Dilap    di   tempat   tidur     oleh

    Cuci rambut           3 kali seminggu       mahasiswa


    Gosok gigi            2 kali sehari         Selama di operasi belum pernah


    Potong kuku           Jika panjang          1 kali sehari dibantu keluarga

                                                Selama dirawat belum pernah
 Pemeriksaan            fisik
 Kesadaran : Komposmentis
 Gcs           : 15  M: 6     V:5     E:4
 Tanda – tanda vital
 Tekanan darah       : 130/ 80 mmhg
 Suhu                : 36,5 derajat c
 Nadi                : 64 x/i
 Pernafasan          : 20 x/i
 Rambut dan hygiene kepala
      Warna rambut hitam, rambut tampak bersih namun sedikit berbau, dan tidak
 ada kelainan atau pembengkakan pada kepala
 Mata
      Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
 penglihatan normal dan tidak ada kelainan
 Hidung
       Hidung simetris kiri dan kanan, penciuman baik, tidak ada peradangan dan
 kelainan di hidung.
Mulut dan gigi
      Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi bersih dan lengkap, dan tidak ada
kelaianan atau peradangan
Leher
      Tidak ada pembengkakan kelenjer thyroid dan kelenjer getah bening.
Dada
      Simetris kiri dan kanan, tidak ada terdengar suara nafas tambahan.
Abdomen
      Tampak ada luka operasi, dan klien mengeluh nyeri saat luka nya
   disentuh.
Genitalia
      Terpasang kateter
Anggota gerak
      Akral hangat, terpasang infus pada tangan kanan: RL
   Pemeriksaan penunjang
    Hb              : 12,9      (P: 12-14 gr/dl)
    Leukosit        : 5.100     (5 ribu-10ribu/mm3)
    Hematokrit      : 41,7      ( 37-43 0/0 )
    Trombosit       : 215.000   (150 ribu-450ribu/mm3 )
    Ureum darah     : 17,4      ( 10-50 mg / 0/0)
    Analisa Data
No                            Data                                Etiologi         Masalah
     Ds
1.                                                              Diskontinuitas   Gangguan rasa
     •Klien mengatakan sakit pada luka operasinya
                                                                   jaringan      nyaman: nyeri

     •Klien    mengatakan     lukanya   terasa   sakit   saat

     beraktivitas

     •Klien mengatakan luka operasinya sakit jika terkena

     oleh orang lain atau perawat

     Do

     •Klien tampak meringis

     •Klien sering memegang perutnya

     •Klien tampak kesakitan saat perawat menyentuh

     lukanya

     •Skala nyeri klien adalah nyeri sedang
2   Ds                                                Kurangnya aktivitas
                                                                            Resiko konstipasi
    •Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB

    •Klien mengatakan ada rasa untuk BAB

    namun tidak keluar

    •Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah

    seperti ini

    Do

    •Klien tampak kurang beraktivitas

    •Klien kelihatan takut untuk beraktivitas

    •Klien terlihat terbaring lemah di tempat tidur
Ds
3
    •Klien mengatakan kenapa       sakitnya ini tidak
                                                           Kurangnya
    hilang – hilang, apakah lukanya infeksi                                 Ansietas
                                                        pengetahuan klien
    •Klien mengatakan apakah tidak ada tindakan

    supaya BAB nya lancar                                tentang proses

    •Klien mengatakan takut jika nyerinya tidak            perawatan
    hilang – hilang
                                                          penyakitnya
    Do

    •Klien tampak sering bertanya kepada perawat,

    apakah tidak terjadi infeksi pada lukanya.

    •Klien tampak cemas dengan apa yang di

    deritanya sekarang
 Diagnosa     keperawatan
 1.   Gangguan Nyeri b/d diskontinuitas jaringan
 2.   Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
 3.   Ansietas b/d proses penyakitya
Intervensi keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan
Tujuan: rasa nyeri terkontrol/ hilang
Kriteria hasil:
   - Klien tampak santai                          - Nyeri berkurang
                         - Mampu beraktivitas sesuai kemampuan
Intervensi dan rasional
1. Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat karakteristik,lokasi dan intensitas nyeri
   R/Mendapatkan informasi untuk intervensi selanjutnya.
2. Kaji tanda – tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan
    pernafasan
   R/Dapat mengindikasikan rasa sakit dan ketidak nyamanan
3. Berikan posisi yang nyaman pada klien.
   R/Mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi darah.
4. Anjurka klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat.
   R/ Mengurangi rasa sakit
5. Kolaborasi dalam pemberian terapy analgesic.
   R/ Menghilangkan rasa nyeri.
2. Konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
    Tujuan: klien mampu BAB secara normal
    Kriteria hasil:
    - Peristaltik usus normal          -Bab lancar
    - Klien menunjukan pola eliminasi seperti biasa
Intervensi dan rasional
1. Anjurkan klien untuk banyak konsumsi makanan tinggi serat.
   R/ Meningkatkan konsistensi feses,meningkatkan pengeluaran feses.
2. Dorong peningkatan masukan cairan
   R/ Mengurangi konstipasi, menambah cairan d feses.
3. Anjurkan klien banyak mobilisasi
   R/ Banyak aktivitas mengoptimalkan kerja usus
4. Kolaborasi dalam pemberian terapy.
   R/ Membantu melancarkan feses
3. Ansietas b/d proses penyakit
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang
Kriteria hasil:
-Klien tampak rilek.       -Klien mengungkapkan pengetahuannya
Intervensi dan rasional
1.Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.
  R/ Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
    selanjutnya.
2. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan
    penyakitnya.
   R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang
    keadaan dirinya
3. Bina hubungan terapeutik dengan klien.
   R/ Menurunkan tingkat kecemasan
4. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
   R/ Mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas
Catatan Perkembangan Jumat, 1february 2013
      Dx                    Implementasi                             Evaluasi

       I     1. Mengevaluasi rasa sakit, dan lokasi sakit    S: klien mengatakan
                 Lokasi sakit klien di luka bekas operasi,   lukanya masih nyeri
                dengan nyeri sedang (4-6)
             2. Mengobservasi ttv                            O: klien masih tampak
                Td: 130/80 mmhg         S: 36,6 derajat c    meringis kesakitan saat
                    P: 20 x/i               N: 64 x/I        bergerak
             3. Memberikan posisi yang nyaman pada
                klien yaitu posisis semi fowler              A: masalah belum
             4. Menganjurkan klien untuk tidak               teratasi
                beraktivitas terlalu berat
             5. Melanjutkan terapi pemberian analgeti        P: intervensi di lanjutkan




       II    1. Menganjurka klien banyak makan sayur         S: klien mengatakan
             2. Menganjurkan klien untuk banyak minum        masih belum ada BAB
             3. Menganjurkan klien untuk beraktivitas        O: klien tampak tidak
                sedikit – sedikit                            tenang
             4. Menganjurkan klien lebih sering              A: masalah belum
                mobilisasi                                   teratasi
             5. Melanjutkan pemberian terapy                 P: intervensi
III   1. Membina hubungan terapeutik dengan   S: klien mengatakan sudah
         klien                                tidak terlalu cemas lagi
      2. Mengkaji tingkat kecemasan klien
      3. Memberikan penjelasan tentang        O: klien tampak agak rilek
         penyakitnya
      4. Memberika kesempatan pada klien      A: masalah teratasi sebagin
         untuk mengungkapkan perasaannya
                                              P: intervensi dilanjutkan
       Catatan perkembangan Sabtu/ 2 february 2013
Dx                            Implementasi                              Evaluasi


    I     1. Mengkaji apakah nyeri klien sudah berkurang      S: klien mengatakan
          2. Mengobservasi ttv:                               nyerinya sudah berkurang
             Td: 110/70 mmhg        S: 39 derajat c           dari seperti biasanya
             N: 80 x/i              P: 20 x/i
          3. Memberikan posisi semi fowler                    O: klien sudah tampak
          4. Menganjurkan klien untuk berjalan sedikit –      berjalan sedikit – sedikit
             sedikit
          5. Melanjutka terapi analgetik                      A: masalah teratasi
                                                              Sebagian

                                                              P: intervensi dilanjutkan

II        1.   Menganjurkan klien sering makan sayur          S: klien mengatakan sudah
          2.   Memotifasi klien untuk banyak minum            BAB sebanyak 2 kali sehari
          3.   Menganjurkan klien untuk sering beraktifitas   tadi
          4.   Melanjutkan pemberian terapi
                                                              O: klien sudah tampak
                                                              senang
                                                              A: masalah teratasi
                                                              P: intervensi di pertahankan
III   1. Menanyakan apakah klien masih cemas      S: klien mengatakan sudah tidak
         atas kondisinya                          terlalu cemas lagi
      2. Memberikan kesempatan klien untuk
         mengungkapkan perasaannya                O: klien sudah tampak tenang
      3. Menganjurkan klien untuk tidak terlalu
         ambil pusing                             A: masalah teratasi sebagian

                                                  P: intervensi dilanjutkan

More Related Content

What's hot (20)

Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3Kista ovarium kelompok 3
Kista ovarium kelompok 3
 
Kista Ovarium
Kista OvariumKista Ovarium
Kista Ovarium
 
Kista
KistaKista
Kista
 
Klp 4
Klp 4Klp 4
Klp 4
 
maternitas.pptx
maternitas.pptxmaternitas.pptx
maternitas.pptx
 
Gangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpointGangguan reproduksi powerpoint
Gangguan reproduksi powerpoint
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
mola hidatidosa
mola hidatidosamola hidatidosa
mola hidatidosa
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandunganGinekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
Ginekologi Jenis-jenis penyakit kandungan
 
Tumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak GinekologiTumor Jinak Ginekologi
Tumor Jinak Ginekologi
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
Mioma dan cyst
Mioma dan cystMioma dan cyst
Mioma dan cyst
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologi14 pemeriksaan ginekologi
14 pemeriksaan ginekologi
 
4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa4 mola hidatidosa
4 mola hidatidosa
 

Viewers also liked

Kanker ovarium
Kanker ovariumKanker ovarium
Kanker ovariumcie1990
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
 
Endometriosis & adenomyosis
Endometriosis & adenomyosisEndometriosis & adenomyosis
Endometriosis & adenomyosisraj kumar
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaPramadhya Bachtiar
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviksDea Fahmi
 
Ovarian cancer ppt
Ovarian cancer pptOvarian cancer ppt
Ovarian cancer pptVidya Dhonde
 

Viewers also liked (10)

kanker ovarium
kanker ovariumkanker ovarium
kanker ovarium
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Kanker ovarium
Kanker ovariumKanker ovarium
Kanker ovarium
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Endometriosis & adenomyosis
Endometriosis & adenomyosisEndometriosis & adenomyosis
Endometriosis & adenomyosis
 
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan PencegahannyaKanker Leher Rahim dan Pencegahannya
Kanker Leher Rahim dan Pencegahannya
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Ovarian cancer ppt
Ovarian cancer pptOvarian cancer ppt
Ovarian cancer ppt
 
Skdi new
Skdi newSkdi new
Skdi new
 

Similar to KistaOvarium

PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampungyeti2023207209068
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...TrivosaSiby
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxRianaAryanti2
 
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.pptFISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.pptindahlestari554589
 
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)Ayhu Shartiekha
 
Asuhan keperawatan pada cancer lambung
Asuhan keperawatan pada cancer lambungAsuhan keperawatan pada cancer lambung
Asuhan keperawatan pada cancer lambungHenny Mufida
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1Aulia Amani
 
Askep dyspepsia
Askep dyspepsiaAskep dyspepsia
Askep dyspepsiaagus
 
Askep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidAskep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidTebe Yuhuu
 

Similar to KistaOvarium (20)

Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
KISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptxKISTA OVARIUM PPT.pptx
KISTA OVARIUM PPT.pptx
 
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.pptFISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
FISIOLOGI DAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI.ppt
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)
 
Home
HomeHome
Home
 
Postpartum
PostpartumPostpartum
Postpartum
 
Asuhan keperawatan pada cancer lambung
Asuhan keperawatan pada cancer lambungAsuhan keperawatan pada cancer lambung
Asuhan keperawatan pada cancer lambung
 
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asiAsuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
 
CRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptxCRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptx
 
Askep dyspepsia
Askep dyspepsiaAskep dyspepsia
Askep dyspepsia
 
Asuhan nifas normal
Asuhan nifas normalAsuhan nifas normal
Asuhan nifas normal
 
Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx
 
Askep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroidAskep hiperoaratyroid
Askep hiperoaratyroid
 

KistaOvarium

  • 1. KISTA OVARIUM Disusun oleh : KELOMPOK IV FIRMA EDYA FRAMIKE WIZOLA MEIKI ERDONAL KORNELA AGITIA RESI ERFIDOR MERI CANIAGO
  • 2. Pengertian Kista Ovarium Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
  • 3.  Kistaovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).  Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
  • 4. Etiologi (Penyebab) Penyebab dari kista belum di ketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor pemicu yaitu:  Faktor eksternal 1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat 2. Merokok dan konsumsi alkohol 3. Sosial ekonomi yang rendah 4. Kurang olah raga  Faktor internal 1. Faktor genetik 2. Wanita yang menderita kanker payu dara 3. Riwayat kanker kolon 4. Gangguan hormone
  • 5. Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista di tengah – tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif
  • 6. Namun bila terjadi fertilisas, korpus luteum mula –mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang – kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1–1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
  • 7. Manifestasi klinis kista ovarium 1. Sering tanpa gejala. 2. Nyeri saat menstruasi. 3. Nyeri di perut bagian bawah. 4. Nyeri pada saat berhubungan badan. 5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki. 6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar. 7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
  • 8. Asuhan Keperawatan Teoritis  Pengkajian 1. Identitas klien Yaitu meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, status perkawinan, dan alamat klien. 2. Identitas penanggung jawab Yaitu meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alama. 3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk Meliputi tanggal nmasuk, tanggal didata, no MR, ruang rawat, diagnosa medik, suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah klien.
  • 9. 4. Riwayat kesehatan  Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, biasanya klien mengeluh menstruasinya tidak berhenti – berhenti atau dalam jangka waktu yang lama.  Riwayat kesehatan dahulu Kemungkinan klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnnya.  Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, karena kista ovarium bukan penyakit menular/ keturunan.
  • 10. 5. Data psikologis Penyakit ini biasanya akan membuat klien cemas dan takut karena akan dilakukan pembedahan. 6. Data spiritual Kemungkinan ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika penyakit ini sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah klien juga dapat terganggu. 7. Data sosial ekonomi Biasanya kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun monopause.
  • 11. 8. Data biologis  Makan dan minum Biasanya makan dan minum klien akan terganggu, karena ada kemungkinan klien akan anoreksia karena proses penyakitnya.  Eliminasi Biasanya BAB dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/ daerah sekitar abdomen  Istirahat dan tidur biasanya istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar perut.  Personal hygiene Biasanya personal hygiene klien tidak terganggu.
  • 12. 9. Pemeriksaan fisik  Abdomen Biasanya ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada abdomen, Biasanya perut tampak buncit.  Ekstermitas Tidak ada kelemahan, Biasanya terasa nyeri pada panggul saat beraktivitas  Eliminasi Biasanya terjadi konstipasi, Biasanya klien susah untuk BAK.
  • 13. Kemungkinan Diagnosa Yang Akan Muncul  Pre operasi 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d pembesaran ovarium Ditandai oleh: - Nyeri tekan pada abdomen - Nyeri saat beraktivitas - Perut tampak membuncit 2. Resiko konstipasi b/d tekanan pada usus dan anus Ditandai oleh: - Susah BAB - BAB keras 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat Ditandai oleh: - Mual muntah - Hilang nafsu makanTidak selera melihat makanan 4. Ansietas b/d kurangnya informasi Ditandai oleh: - Klien tampak cemas - Sering bertanya – bertanya - Tampak gelisah
  • 14. Post operasi 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan Ditandai oleh: - Klien mengeluh nyeri - Klien Tampak meringis - Nyeri saat berjalan 2. Resiko infeksi b/d post operasi Ditandai oleh: - Luka tampak memerah -Nyeri yang sangat kuat - Luka tambah membesar -Adanya tanda – tanda infeksi 3. Intoleransi aktivitas b/d post operasi Ditandai oleh: 4. Klien tampak lemah - Nyeri saat beraktifitas - Aktivitas di bantu - Klien terbaring lemah 5. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas Ditandai oleh: - Susah BAB - BAB keras
  • 15.  Rencana Tindakan Keperawatan No Dx Tujuan / KH Intervensi Rasional Tujuan: rasa nyaman 1. Kaji tingkat, lokasi, dan 1. Mengidentifikasi lingkup 1 I terpenuhi. frekuensi nyeri. masalah. Kriteria hasil: 2. Berikan posisi yang nyaman 2. Mengurangi rasa sakit dan pada klien . menurunkan tingkat •Skala nyeri 0 ketegangan pada daerah •Pasien mengungkap kan 3. Ajarkan teknik relaksasi. nyeri. nyeri berkurang 4. Anjurkan klien untuk tidak 3. Merelaksasikan otot – otot •TTV normal beraktivitas yang berat. tubuh 5. Kolaborasi dalam pemberian 4. Mengurangi rasa sakit. terapi analgesic. 5. Menghilangkan rasa nyeri. Tujuan: klien mampu 1. Kolaborasi dalam pemberian 1. Meningkatkan konsistensi feses, 2 II meningkatkan pengeluaran feses BAB secara normal terapi 2. Makanan ini diketahui sebagai Kriteria hasil: 2. Kurangi/ batasi makanan seperti penyebab konstipasi Peristaltik usus normal susu. 3. Mengurangi konstipasi, BAB lancar 3. Dorong peningkatan masukan meningkatkan pengeluaran cairan feses. Klien menunjukan pola 4. Banyak mobilisasi eliminasi seperti biasa 4. Anjurkan beraktivitas mengoptimalkan kerja usus semampunya 5. Meningkatkan konsistensi feses 5. Berikan diet dengan tinggi serat
  • 16. Tujuan: nutrisi dapat 1. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk 1. Meningkatkan motivasi 3 III terpenuhi secara adekuat penyembuhan. pasein untuk makan. Kriteria hasil: 2. Anjurkan makan sedikit tapi sering. 2. Meningkatkan selera makan dan kebutuhan nutrisi •Nafsu makan 3. Anjurkan klien untuk mengurangi terpenuhi meningkat minum disela – sela makan . 3. minum dapat mengakibatkan •Pasien tidak lemah dan 4. Temani dan bantu pasien makan. cepat kenyang, nutrisi yang pucat 5. Kolaborasi dalam pemberian diet masuk kurang yang tepat. 4. Meningkatkan motivasi pasien untuk menghabiskan makanan. 5. Nutrisi terpenuhi secara adekuat Tujuan: setelah 1. Kaji dan pantau tingkat kecemasan 1. Informasi yanng tepat 4 IV dilakukan tindakan klien. menambah wawasan klien keperawatan rasa cemas 2. Berikan penjelasan tentang semua sehingga klien tahu tentang berkurang permasalahan yang berkaitan dengan keadaan dirinya. Kriteria hasil: penyakitnya. 2. Menurunkan tingkat Klien tampak rilek 3. Bina hubungan terapeutik dengan kecemasan. Klien mengungkapkan klien. 3. Mengungkapkan perasaan pengetahuannya 4. Berika kesempatan pada klien untuk dapat mengurangi cemas. mengungkapkan perasaannya. 4. Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya.
  • 17. 5 V Tujuan: infeksi 1. Pantau dan observasi tentang 1. Deteksi dini tentang tidak teerjadi keadaan luka klien. teerjadinya infeksi. Kriteria hasil: 2. Lakukan perawatan luka secara 2. Menekankan sekecil aseptic. mungkin sumber •Luka tampak 3. Anjurkan klien untuk penularan eksternal membaik meningkatkan asupan makanan 3. Membantu •Tidak ada tanda – yang bergizi. meningkatkan daya tanda infeksi 4. Anjurka keluarga dan oprang lain imunt. untu mencuci tangan sebelum mendekati atau memegang luka 4. Mengurangi infeksi klien. nasokimial. 5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Membunuh kuman/ antibiotic. mikro organism. 6 VI Tujuan: aktivitas klien 1. Dorong klien untuk 1. Mengetahui sampai dapat terpenuhi beraktivitas semampunya. mana kemampuan Kriterua hasil: 2. Anjurkan klien untuk berjalan klien. -Saat beraktivitas sedikit – sedikit. 2. Mengurangi keletihan. klien tidak mengeluh 3. Batasi aktivitas yang terlalu 3. Mempercepat proses nyeri. penyembuhan luka pos berat. -Aktivitas di kerjakan op. sendiri 4. Kaji kemampuan aktivitas 4. Meningkatkan klien. mobilisasi
  • 18. TINJAUAN KASUS  Pengkajian 1. Identitas klien Nama : Ny M Umur : 41 Tahun Pendidikan : SMA Suku bangsa : Indonesia Pekerjaan : Karyawan RSI SITI RAHMAH PADANG Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Alamat : Kalumbuk 2. Identitas penanggung jawab Nama : Tn K Umur : 39 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Hub dengan klien : Suami Alamat : Kalumbuk 2
  • 19. 3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk Tanggal masuk : 27 Januari 2013 Tanggal didata : 30 Januari 2013 No MR : 035655 Ruang rawat : Marwa 7 Kebidanan Diagnosa medik : Kista Ovarium Yang mengirim : UGD TTV: Tekanan darah : 130/80 mmhg Suhu : 36,50 C Nadi : 64 x/i Pernafasan : 20 x/i
  • 20. 4. Pengobatan Yang Diberikan Sekarang  Tablet Cefiximen Pronalges Benovit Asmef  Injeksi Ceftriaxone  Infus RL 20 tetes/i
  • 21. 5. Riwayat kesehatan Keluhan Waktu Masuk Klien masuk kerumah sakit pada tanggal 27 januari 2013 dengan keluhan nyeri pinggang bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi, klien juga mengatakan ada bengkak di perut bagian bawah yang dirasakan sejak satu tahun yang lalu, yang terasa mendesak keatas. Keluhan waktu didata Pada saat didata pada tanggal 30 januari 2013, klien mengatakan nyeri pada perut yang sudah di operasi, klien juga mengatakan sudah 2 hari tidak BAB, klien cemas dengan keadaan yang seperti itu. Riwayat Kesehatan Dahulu Sebelumnyab klien tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti sekarang, dan penyakit keturunan lainnya seperti penyakkit gula, tekanan darah tinggi, sakit jantung dan lain sebagainya.
  • 22. Riwayat Kesehatan Keluarga Tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang, juga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan Data psikologis Klien tampak cemas, karena rasa sakitnya tidak hilang – hilang, dan sudah 2 hari tidak BAB. Data spiritual Klien seorang muslim, biasanya klien selalu melaksanakan ibadah shalat lima waktu sehari semalam, namun semenjak di rumah sakit, klien tidak pernah mengerjakan ibadah shalat karena klien mengatakan nyeri saat beraktivitas. Data Sosial Ekonomi Klien seorang karyawan RSI siti rahmah padang, selama sakit pekerjaan klien terganggu, Klien menggunakan askes.
  • 23. Data Biologis NO Aktivitas Sehat Sakit 1 Makan Menu Nasi + lauk + sayur MB Porsi 3 – 4 kali sehari 1 porsi 3 kali sehari satu porsi Minum 6 – 8 gelas sehari 4 – 6 gelas sehari 2. Eliminasi BAB Frekuensi 1 – 2 kali sehari Sudah 2 hari belum BAB Warna Khas Belum tahu Bau Khas Belum tahu Konsistensi Padat Belum tahu Kesulitan Tidak ada Susah untuk BAB
  • 24. BAK Frekuensi 5 – 7 kali sehari Memakai kateter Warna Bening k kuningan Bening kekuningan Bau Pesing Pesing Istirahat dan tidur 3 Waktu tidur Malam sekitar jam 9 Tidak tentu Lama tidur 6 – 8 jam Lebih lama tidur Yang mempersulit Tidak ada Tidak ada Personal hygiene 4 Mandi 2 kali sehari Dilap di tempat tidur oleh Cuci rambut 3 kali seminggu mahasiswa Gosok gigi 2 kali sehari Selama di operasi belum pernah Potong kuku Jika panjang 1 kali sehari dibantu keluarga Selama dirawat belum pernah
  • 25.  Pemeriksaan fisik Kesadaran : Komposmentis Gcs : 15 M: 6 V:5 E:4 Tanda – tanda vital Tekanan darah : 130/ 80 mmhg Suhu : 36,5 derajat c Nadi : 64 x/i Pernafasan : 20 x/i Rambut dan hygiene kepala Warna rambut hitam, rambut tampak bersih namun sedikit berbau, dan tidak ada kelainan atau pembengkakan pada kepala Mata Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan normal dan tidak ada kelainan Hidung Hidung simetris kiri dan kanan, penciuman baik, tidak ada peradangan dan kelainan di hidung.
  • 26. Mulut dan gigi Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi bersih dan lengkap, dan tidak ada kelaianan atau peradangan Leher Tidak ada pembengkakan kelenjer thyroid dan kelenjer getah bening. Dada Simetris kiri dan kanan, tidak ada terdengar suara nafas tambahan. Abdomen Tampak ada luka operasi, dan klien mengeluh nyeri saat luka nya disentuh. Genitalia Terpasang kateter Anggota gerak Akral hangat, terpasang infus pada tangan kanan: RL
  • 27. Pemeriksaan penunjang Hb : 12,9 (P: 12-14 gr/dl) Leukosit : 5.100 (5 ribu-10ribu/mm3) Hematokrit : 41,7 ( 37-43 0/0 ) Trombosit : 215.000 (150 ribu-450ribu/mm3 ) Ureum darah : 17,4 ( 10-50 mg / 0/0)
  • 28. Analisa Data No Data Etiologi Masalah Ds 1. Diskontinuitas Gangguan rasa •Klien mengatakan sakit pada luka operasinya jaringan nyaman: nyeri •Klien mengatakan lukanya terasa sakit saat beraktivitas •Klien mengatakan luka operasinya sakit jika terkena oleh orang lain atau perawat Do •Klien tampak meringis •Klien sering memegang perutnya •Klien tampak kesakitan saat perawat menyentuh lukanya •Skala nyeri klien adalah nyeri sedang
  • 29. 2 Ds Kurangnya aktivitas Resiko konstipasi •Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB •Klien mengatakan ada rasa untuk BAB namun tidak keluar •Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah seperti ini Do •Klien tampak kurang beraktivitas •Klien kelihatan takut untuk beraktivitas •Klien terlihat terbaring lemah di tempat tidur
  • 30. Ds 3 •Klien mengatakan kenapa sakitnya ini tidak Kurangnya hilang – hilang, apakah lukanya infeksi Ansietas pengetahuan klien •Klien mengatakan apakah tidak ada tindakan supaya BAB nya lancar tentang proses •Klien mengatakan takut jika nyerinya tidak perawatan hilang – hilang penyakitnya Do •Klien tampak sering bertanya kepada perawat, apakah tidak terjadi infeksi pada lukanya. •Klien tampak cemas dengan apa yang di deritanya sekarang
  • 31.  Diagnosa keperawatan 1. Gangguan Nyeri b/d diskontinuitas jaringan 2. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas 3. Ansietas b/d proses penyakitya
  • 32. Intervensi keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan Tujuan: rasa nyeri terkontrol/ hilang Kriteria hasil: - Klien tampak santai - Nyeri berkurang - Mampu beraktivitas sesuai kemampuan Intervensi dan rasional 1. Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat karakteristik,lokasi dan intensitas nyeri R/Mendapatkan informasi untuk intervensi selanjutnya. 2. Kaji tanda – tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan pernafasan R/Dapat mengindikasikan rasa sakit dan ketidak nyamanan 3. Berikan posisi yang nyaman pada klien. R/Mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi darah. 4. Anjurka klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat. R/ Mengurangi rasa sakit 5. Kolaborasi dalam pemberian terapy analgesic. R/ Menghilangkan rasa nyeri.
  • 33. 2. Konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas Tujuan: klien mampu BAB secara normal Kriteria hasil: - Peristaltik usus normal -Bab lancar - Klien menunjukan pola eliminasi seperti biasa Intervensi dan rasional 1. Anjurkan klien untuk banyak konsumsi makanan tinggi serat. R/ Meningkatkan konsistensi feses,meningkatkan pengeluaran feses. 2. Dorong peningkatan masukan cairan R/ Mengurangi konstipasi, menambah cairan d feses. 3. Anjurkan klien banyak mobilisasi R/ Banyak aktivitas mengoptimalkan kerja usus 4. Kolaborasi dalam pemberian terapy. R/ Membantu melancarkan feses
  • 34. 3. Ansietas b/d proses penyakit Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang Kriteria hasil: -Klien tampak rilek. -Klien mengungkapkan pengetahuannya Intervensi dan rasional 1.Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien. R/ Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya. 2. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya. R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan dirinya 3. Bina hubungan terapeutik dengan klien. R/ Menurunkan tingkat kecemasan 4. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. R/ Mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas
  • 35. Catatan Perkembangan Jumat, 1february 2013 Dx Implementasi Evaluasi I 1. Mengevaluasi rasa sakit, dan lokasi sakit S: klien mengatakan Lokasi sakit klien di luka bekas operasi, lukanya masih nyeri dengan nyeri sedang (4-6) 2. Mengobservasi ttv O: klien masih tampak Td: 130/80 mmhg S: 36,6 derajat c meringis kesakitan saat P: 20 x/i N: 64 x/I bergerak 3. Memberikan posisi yang nyaman pada klien yaitu posisis semi fowler A: masalah belum 4. Menganjurkan klien untuk tidak teratasi beraktivitas terlalu berat 5. Melanjutkan terapi pemberian analgeti P: intervensi di lanjutkan II 1. Menganjurka klien banyak makan sayur S: klien mengatakan 2. Menganjurkan klien untuk banyak minum masih belum ada BAB 3. Menganjurkan klien untuk beraktivitas O: klien tampak tidak sedikit – sedikit tenang 4. Menganjurkan klien lebih sering A: masalah belum mobilisasi teratasi 5. Melanjutkan pemberian terapy P: intervensi
  • 36. III 1. Membina hubungan terapeutik dengan S: klien mengatakan sudah klien tidak terlalu cemas lagi 2. Mengkaji tingkat kecemasan klien 3. Memberikan penjelasan tentang O: klien tampak agak rilek penyakitnya 4. Memberika kesempatan pada klien A: masalah teratasi sebagin untuk mengungkapkan perasaannya P: intervensi dilanjutkan
  • 37. Catatan perkembangan Sabtu/ 2 february 2013 Dx Implementasi Evaluasi I 1. Mengkaji apakah nyeri klien sudah berkurang S: klien mengatakan 2. Mengobservasi ttv: nyerinya sudah berkurang Td: 110/70 mmhg S: 39 derajat c dari seperti biasanya N: 80 x/i P: 20 x/i 3. Memberikan posisi semi fowler O: klien sudah tampak 4. Menganjurkan klien untuk berjalan sedikit – berjalan sedikit – sedikit sedikit 5. Melanjutka terapi analgetik A: masalah teratasi Sebagian P: intervensi dilanjutkan II 1. Menganjurkan klien sering makan sayur S: klien mengatakan sudah 2. Memotifasi klien untuk banyak minum BAB sebanyak 2 kali sehari 3. Menganjurkan klien untuk sering beraktifitas tadi 4. Melanjutkan pemberian terapi O: klien sudah tampak senang A: masalah teratasi P: intervensi di pertahankan
  • 38. III 1. Menanyakan apakah klien masih cemas S: klien mengatakan sudah tidak atas kondisinya terlalu cemas lagi 2. Memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya O: klien sudah tampak tenang 3. Menganjurkan klien untuk tidak terlalu ambil pusing A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan