Dokumen tersebut membahas tentang kista ovarium, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosa, dan rencana perawatan keperawatan. Kista ovarium adalah tumor jinak pada ovarium yang dapat disebabkan oleh faktor hormonal maupun genetik, dan gejalanya berupa nyeri pada perut atau punggung. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan pembedahan, sementara rencana perawatannya mencakup mengurangi nyeri
1. KISTA OVARIUM
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
FIRMA EDYA
FRAMIKE WIZOLA
MEIKI ERDONAL
KORNELA AGITIA
RESI ERFIDOR
MERI CANIAGO
2. Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor,
baik yang kecil maupun yang
besar, kistik atau padat, jinak
atau ganas. Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai
yang paling sering ialah kista
dermoid, kista coklat atau kista
lutein. Tumor ovarium yang
cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak
janin dalam rahim atau dapat
menghalang-halangi masuknya
kepala ke dalam panggul
(Winkjosastro, et. all, 1999).
3. Kistaovarium secara fungsional adalah kista
yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal
dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk.
2005 : 273 ).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang
berlebihan / abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong (Agusfarly,
2008).
4. Etiologi (Penyebab)
Penyebab dari kista belum di ketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor
pemicu yaitu:
Faktor eksternal
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Merokok dan konsumsi alkohol
3. Sosial ekonomi yang rendah
4. Kurang olah raga
Faktor internal
1. Faktor genetik
2. Wanita yang menderita kanker payu dara
3. Riwayat kanker kolon
4. Gangguan hormone
5. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah
hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut
bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal
kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara
tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam
ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa
kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus,
folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista di tengah – tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif
6. Namun bila terjadi fertilisas, korpus luteum mula –mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal
disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang –
kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista folikel
dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel
graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan segera
menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan
timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,
biasanya kecil, dengan diameter 1–1,5 cm dan berisi cairan serosa
yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,
sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa
dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
7. Manifestasi klinis kista
ovarium
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai
ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil
dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah
darah yang keluar banyak.
8. Asuhan Keperawatan Teoritis
Pengkajian
1. Identitas klien
Yaitu meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan,
agama, status perkawinan, dan alamat klien.
2. Identitas penanggung jawab
Yaitu meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan
alama.
3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu masuk
Meliputi tanggal nmasuk, tanggal didata, no MR, ruang rawat,
diagnosa medik, suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah klien.
9. 4. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada
massa di daerah abdomen, biasanya klien mengeluh
menstruasinya tidak berhenti – berhenti atau dalam jangka waktu
yang lama.
Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama, karena kista ovarium bukan penyakit
menular/ keturunan.
10. 5. Data psikologis
Penyakit ini biasanya akan membuat klien cemas dan takut karena
akan dilakukan pembedahan.
6. Data spiritual
Kemungkinan ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika
penyakit ini sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah
klien juga dapat terganggu.
7. Data sosial ekonomi
Biasanya kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan
masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas
maupun monopause.
11. 8. Data biologis
Makan dan minum
Biasanya makan dan minum klien akan terganggu, karena ada kemungkinan
klien akan anoreksia karena proses penyakitnya.
Eliminasi
Biasanya BAB dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/
daerah sekitar abdomen
Istirahat dan tidur
biasanya istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar
perut.
Personal hygiene
Biasanya personal hygiene klien tidak terganggu.
12. 9. Pemeriksaan fisik
Abdomen
Biasanya ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada
abdomen, Biasanya perut tampak buncit.
Ekstermitas
Tidak ada kelemahan, Biasanya terasa nyeri pada panggul saat
beraktivitas
Eliminasi
Biasanya terjadi konstipasi, Biasanya klien susah untuk BAK.
13. Kemungkinan Diagnosa Yang Akan Muncul
Pre operasi
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d pembesaran ovarium Ditandai
oleh: -
Nyeri tekan pada abdomen
- Nyeri saat beraktivitas
- Perut tampak membuncit
2. Resiko konstipasi b/d tekanan pada usus dan anus
Ditandai oleh:
- Susah BAB
- BAB keras
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
Ditandai oleh:
- Mual muntah
- Hilang nafsu makanTidak selera melihat makanan
4. Ansietas b/d kurangnya informasi
Ditandai oleh:
- Klien tampak cemas
- Sering bertanya – bertanya
- Tampak gelisah
14. Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan
Ditandai oleh:
- Klien mengeluh nyeri - Klien Tampak meringis
- Nyeri saat berjalan
2. Resiko infeksi b/d post operasi
Ditandai oleh:
- Luka tampak memerah -Nyeri yang sangat kuat
- Luka tambah membesar -Adanya tanda – tanda infeksi
3. Intoleransi aktivitas b/d post operasi
Ditandai oleh:
4. Klien tampak lemah
- Nyeri saat beraktifitas - Aktivitas di bantu
- Klien terbaring lemah
5. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
Ditandai oleh:
- Susah BAB
- BAB keras
15. Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx Tujuan / KH Intervensi Rasional
Tujuan: rasa nyaman 1. Kaji tingkat, lokasi, dan 1. Mengidentifikasi lingkup
1 I
terpenuhi. frekuensi nyeri. masalah.
Kriteria hasil: 2. Berikan posisi yang nyaman 2. Mengurangi rasa sakit dan
pada klien . menurunkan tingkat
•Skala nyeri 0
ketegangan pada daerah
•Pasien mengungkap kan 3. Ajarkan teknik relaksasi.
nyeri.
nyeri berkurang 4. Anjurkan klien untuk tidak 3. Merelaksasikan otot – otot
•TTV normal beraktivitas yang berat. tubuh
5. Kolaborasi dalam pemberian 4. Mengurangi rasa sakit.
terapi analgesic.
5. Menghilangkan rasa nyeri.
Tujuan: klien mampu 1. Kolaborasi dalam pemberian 1. Meningkatkan konsistensi feses,
2 II meningkatkan pengeluaran feses
BAB secara normal terapi
2. Makanan ini diketahui sebagai
Kriteria hasil: 2. Kurangi/ batasi makanan seperti
penyebab konstipasi
Peristaltik usus normal susu. 3. Mengurangi konstipasi,
BAB lancar 3. Dorong peningkatan masukan meningkatkan pengeluaran
cairan feses.
Klien menunjukan pola 4. Banyak mobilisasi
eliminasi seperti biasa 4. Anjurkan beraktivitas
mengoptimalkan kerja usus
semampunya
5. Meningkatkan konsistensi feses
5. Berikan diet dengan tinggi serat
16. Tujuan: nutrisi dapat 1. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk 1. Meningkatkan motivasi
3 III
terpenuhi secara adekuat penyembuhan. pasein untuk makan.
Kriteria hasil: 2. Anjurkan makan sedikit tapi sering. 2. Meningkatkan selera makan
dan kebutuhan nutrisi
•Nafsu makan 3. Anjurkan klien untuk mengurangi
terpenuhi
meningkat minum disela – sela makan .
3. minum dapat mengakibatkan
•Pasien tidak lemah dan 4. Temani dan bantu pasien makan. cepat kenyang, nutrisi yang
pucat 5. Kolaborasi dalam pemberian diet masuk kurang
yang tepat. 4. Meningkatkan motivasi
pasien untuk menghabiskan
makanan.
5. Nutrisi terpenuhi secara
adekuat
Tujuan: setelah 1. Kaji dan pantau tingkat kecemasan 1. Informasi yanng tepat
4 IV
dilakukan tindakan klien. menambah wawasan klien
keperawatan rasa cemas 2. Berikan penjelasan tentang semua sehingga klien tahu tentang
berkurang permasalahan yang berkaitan dengan keadaan dirinya.
Kriteria hasil: penyakitnya. 2. Menurunkan tingkat
Klien tampak rilek 3. Bina hubungan terapeutik dengan kecemasan.
Klien mengungkapkan klien. 3. Mengungkapkan perasaan
pengetahuannya 4. Berika kesempatan pada klien untuk dapat mengurangi cemas.
mengungkapkan perasaannya. 4. Mengidentifikasi lingkup
masalah secara dini, sebagai
pedoman tindakan
selanjutnya.
17. 5 V Tujuan: infeksi 1. Pantau dan observasi tentang 1. Deteksi dini tentang
tidak teerjadi keadaan luka klien. teerjadinya infeksi.
Kriteria hasil: 2. Lakukan perawatan luka secara 2. Menekankan sekecil
aseptic. mungkin sumber
•Luka tampak
3. Anjurkan klien untuk penularan eksternal
membaik meningkatkan asupan makanan
3. Membantu
•Tidak ada tanda – yang bergizi.
meningkatkan daya
tanda infeksi 4. Anjurka keluarga dan oprang lain
imunt.
untu mencuci tangan sebelum
mendekati atau memegang luka 4. Mengurangi infeksi
klien. nasokimial.
5. Kolaborasi dalam pemberian 5. Membunuh kuman/
antibiotic. mikro organism.
6 VI Tujuan: aktivitas klien 1. Dorong klien untuk 1. Mengetahui sampai
dapat terpenuhi beraktivitas semampunya. mana kemampuan
Kriterua hasil: 2. Anjurkan klien untuk berjalan klien.
-Saat beraktivitas sedikit – sedikit. 2. Mengurangi keletihan.
klien tidak mengeluh 3. Batasi aktivitas yang terlalu 3. Mempercepat proses
nyeri. penyembuhan luka pos
berat.
-Aktivitas di kerjakan op.
sendiri
4. Kaji kemampuan aktivitas
4. Meningkatkan
klien.
mobilisasi
18. TINJAUAN KASUS
Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny M
Umur : 41 Tahun
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan RSI SITI RAHMAH PADANG
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Kalumbuk
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn K
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub dengan klien : Suami
Alamat : Kalumbuk
2
19. 3. Diagnosa dan informasi medik yang penting waktu
masuk
Tanggal masuk : 27 Januari 2013
Tanggal didata : 30 Januari 2013
No MR : 035655
Ruang rawat : Marwa 7 Kebidanan
Diagnosa medik : Kista Ovarium
Yang mengirim : UGD
TTV:
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Suhu : 36,50 C
Nadi : 64 x/i
Pernafasan : 20 x/i
20. 4. Pengobatan Yang Diberikan Sekarang
Tablet
Cefiximen
Pronalges
Benovit
Asmef
Injeksi
Ceftriaxone
Infus
RL 20 tetes/i
21. 5. Riwayat kesehatan
Keluhan Waktu Masuk
Klien masuk kerumah sakit pada tanggal 27 januari 2013 dengan
keluhan nyeri pinggang bagian bawah yang dirasakan saat menstruasi,
klien juga mengatakan ada bengkak di perut bagian bawah yang dirasakan
sejak satu tahun yang lalu, yang terasa mendesak keatas.
Keluhan waktu didata
Pada saat didata pada tanggal 30 januari 2013, klien mengatakan
nyeri pada perut yang sudah di operasi, klien juga mengatakan sudah 2 hari
tidak BAB, klien cemas dengan keadaan yang seperti itu.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnyab klien tidak pernah menderita penyakit yang sama
seperti sekarang, dan penyakit keturunan lainnya seperti penyakkit gula,
tekanan darah tinggi, sakit jantung dan lain sebagainya.
22. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang diderita klien sekarang, juga tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit keturunan
Data psikologis
Klien tampak cemas, karena rasa sakitnya tidak hilang – hilang, dan
sudah 2 hari tidak BAB.
Data spiritual
Klien seorang muslim, biasanya klien selalu melaksanakan ibadah
shalat lima waktu sehari semalam, namun semenjak di rumah sakit, klien
tidak pernah mengerjakan ibadah shalat karena klien mengatakan nyeri saat
beraktivitas.
Data Sosial Ekonomi
Klien seorang karyawan RSI siti rahmah padang, selama sakit
pekerjaan klien terganggu, Klien menggunakan askes.
23. Data Biologis
NO Aktivitas Sehat Sakit
1 Makan
Menu Nasi + lauk + sayur MB
Porsi 3 – 4 kali sehari 1 porsi 3 kali sehari satu porsi
Minum 6 – 8 gelas sehari 4 – 6 gelas sehari
2.
Eliminasi
BAB
Frekuensi 1 – 2 kali sehari Sudah 2 hari belum BAB
Warna Khas Belum tahu
Bau Khas Belum tahu
Konsistensi Padat Belum tahu
Kesulitan Tidak ada Susah untuk BAB
24. BAK
Frekuensi 5 – 7 kali sehari Memakai kateter
Warna Bening k kuningan Bening kekuningan
Bau Pesing Pesing
Istirahat dan tidur
3 Waktu tidur Malam sekitar jam 9 Tidak tentu
Lama tidur 6 – 8 jam Lebih lama tidur
Yang mempersulit Tidak ada Tidak ada
Personal hygiene
4
Mandi 2 kali sehari Dilap di tempat tidur oleh
Cuci rambut 3 kali seminggu mahasiswa
Gosok gigi 2 kali sehari Selama di operasi belum pernah
Potong kuku Jika panjang 1 kali sehari dibantu keluarga
Selama dirawat belum pernah
25. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Komposmentis
Gcs : 15 M: 6 V:5 E:4
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 130/ 80 mmhg
Suhu : 36,5 derajat c
Nadi : 64 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Rambut dan hygiene kepala
Warna rambut hitam, rambut tampak bersih namun sedikit berbau, dan tidak
ada kelainan atau pembengkakan pada kepala
Mata
Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
penglihatan normal dan tidak ada kelainan
Hidung
Hidung simetris kiri dan kanan, penciuman baik, tidak ada peradangan dan
kelainan di hidung.
26. Mulut dan gigi
Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi bersih dan lengkap, dan tidak ada
kelaianan atau peradangan
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjer thyroid dan kelenjer getah bening.
Dada
Simetris kiri dan kanan, tidak ada terdengar suara nafas tambahan.
Abdomen
Tampak ada luka operasi, dan klien mengeluh nyeri saat luka nya
disentuh.
Genitalia
Terpasang kateter
Anggota gerak
Akral hangat, terpasang infus pada tangan kanan: RL
28. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Ds
1. Diskontinuitas Gangguan rasa
•Klien mengatakan sakit pada luka operasinya
jaringan nyaman: nyeri
•Klien mengatakan lukanya terasa sakit saat
beraktivitas
•Klien mengatakan luka operasinya sakit jika terkena
oleh orang lain atau perawat
Do
•Klien tampak meringis
•Klien sering memegang perutnya
•Klien tampak kesakitan saat perawat menyentuh
lukanya
•Skala nyeri klien adalah nyeri sedang
29. 2 Ds Kurangnya aktivitas
Resiko konstipasi
•Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB
•Klien mengatakan ada rasa untuk BAB
namun tidak keluar
•Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah
seperti ini
Do
•Klien tampak kurang beraktivitas
•Klien kelihatan takut untuk beraktivitas
•Klien terlihat terbaring lemah di tempat tidur
30. Ds
3
•Klien mengatakan kenapa sakitnya ini tidak
Kurangnya
hilang – hilang, apakah lukanya infeksi Ansietas
pengetahuan klien
•Klien mengatakan apakah tidak ada tindakan
supaya BAB nya lancar tentang proses
•Klien mengatakan takut jika nyerinya tidak perawatan
hilang – hilang
penyakitnya
Do
•Klien tampak sering bertanya kepada perawat,
apakah tidak terjadi infeksi pada lukanya.
•Klien tampak cemas dengan apa yang di
deritanya sekarang
31. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan Nyeri b/d diskontinuitas jaringan
2. Resiko konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
3. Ansietas b/d proses penyakitya
32. Intervensi keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d diskontinuitas jaringan
Tujuan: rasa nyeri terkontrol/ hilang
Kriteria hasil:
- Klien tampak santai - Nyeri berkurang
- Mampu beraktivitas sesuai kemampuan
Intervensi dan rasional
1. Evaluasi rasa sakit secara reguler, catat karakteristik,lokasi dan intensitas nyeri
R/Mendapatkan informasi untuk intervensi selanjutnya.
2. Kaji tanda – tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi dan peningkatan
pernafasan
R/Dapat mengindikasikan rasa sakit dan ketidak nyamanan
3. Berikan posisi yang nyaman pada klien.
R/Mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi darah.
4. Anjurka klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat.
R/ Mengurangi rasa sakit
5. Kolaborasi dalam pemberian terapy analgesic.
R/ Menghilangkan rasa nyeri.
33. 2. Konstipasi b/d perubahan tingkat aktivitas
Tujuan: klien mampu BAB secara normal
Kriteria hasil:
- Peristaltik usus normal -Bab lancar
- Klien menunjukan pola eliminasi seperti biasa
Intervensi dan rasional
1. Anjurkan klien untuk banyak konsumsi makanan tinggi serat.
R/ Meningkatkan konsistensi feses,meningkatkan pengeluaran feses.
2. Dorong peningkatan masukan cairan
R/ Mengurangi konstipasi, menambah cairan d feses.
3. Anjurkan klien banyak mobilisasi
R/ Banyak aktivitas mengoptimalkan kerja usus
4. Kolaborasi dalam pemberian terapy.
R/ Membantu melancarkan feses
34. 3. Ansietas b/d proses penyakit
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang
Kriteria hasil:
-Klien tampak rilek. -Klien mengungkapkan pengetahuannya
Intervensi dan rasional
1.Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.
R/ Mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya.
2. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya.
R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang
keadaan dirinya
3. Bina hubungan terapeutik dengan klien.
R/ Menurunkan tingkat kecemasan
4. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
R/ Mengungkapkan perasaan dapat mengurangi cemas
35. Catatan Perkembangan Jumat, 1february 2013
Dx Implementasi Evaluasi
I 1. Mengevaluasi rasa sakit, dan lokasi sakit S: klien mengatakan
Lokasi sakit klien di luka bekas operasi, lukanya masih nyeri
dengan nyeri sedang (4-6)
2. Mengobservasi ttv O: klien masih tampak
Td: 130/80 mmhg S: 36,6 derajat c meringis kesakitan saat
P: 20 x/i N: 64 x/I bergerak
3. Memberikan posisi yang nyaman pada
klien yaitu posisis semi fowler A: masalah belum
4. Menganjurkan klien untuk tidak teratasi
beraktivitas terlalu berat
5. Melanjutkan terapi pemberian analgeti P: intervensi di lanjutkan
II 1. Menganjurka klien banyak makan sayur S: klien mengatakan
2. Menganjurkan klien untuk banyak minum masih belum ada BAB
3. Menganjurkan klien untuk beraktivitas O: klien tampak tidak
sedikit – sedikit tenang
4. Menganjurkan klien lebih sering A: masalah belum
mobilisasi teratasi
5. Melanjutkan pemberian terapy P: intervensi
36. III 1. Membina hubungan terapeutik dengan S: klien mengatakan sudah
klien tidak terlalu cemas lagi
2. Mengkaji tingkat kecemasan klien
3. Memberikan penjelasan tentang O: klien tampak agak rilek
penyakitnya
4. Memberika kesempatan pada klien A: masalah teratasi sebagin
untuk mengungkapkan perasaannya
P: intervensi dilanjutkan
37. Catatan perkembangan Sabtu/ 2 february 2013
Dx Implementasi Evaluasi
I 1. Mengkaji apakah nyeri klien sudah berkurang S: klien mengatakan
2. Mengobservasi ttv: nyerinya sudah berkurang
Td: 110/70 mmhg S: 39 derajat c dari seperti biasanya
N: 80 x/i P: 20 x/i
3. Memberikan posisi semi fowler O: klien sudah tampak
4. Menganjurkan klien untuk berjalan sedikit – berjalan sedikit – sedikit
sedikit
5. Melanjutka terapi analgetik A: masalah teratasi
Sebagian
P: intervensi dilanjutkan
II 1. Menganjurkan klien sering makan sayur S: klien mengatakan sudah
2. Memotifasi klien untuk banyak minum BAB sebanyak 2 kali sehari
3. Menganjurkan klien untuk sering beraktifitas tadi
4. Melanjutkan pemberian terapi
O: klien sudah tampak
senang
A: masalah teratasi
P: intervensi di pertahankan
38. III 1. Menanyakan apakah klien masih cemas S: klien mengatakan sudah tidak
atas kondisinya terlalu cemas lagi
2. Memberikan kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya O: klien sudah tampak tenang
3. Menganjurkan klien untuk tidak terlalu
ambil pusing A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan