SlideShare a Scribd company logo
MATEMATIKA DASAR II
5.1 Luas Daerah Bidang Datar
Dita Monita
Universitas Palangka Raya
Luas Daerah Bidang Datar
Pembahasan singkat tentang luas daerah pada Subbab 4.1 diperlukan untuk
memberikan dasar tentang definisi integral tentu. Setelah mempelajari TDK I dan
TDK II, kita bisa menghitung integral tentu dengan cara yang jauh lebih sederhana
(seperti yang kita pelajari di SMA), sehingga sekarang kita bisa menggunakan
integral tentu untuk menghitung luas daerah yang lebih rumit.
Contoh 1 (Daerah di Atas Sumbu-x)
Carilah luas daerah R di bawah kurva y = π‘₯4 βˆ’ 2π‘₯3 + 2 di antara x = -1 dan x = 2.
Jawab:
Luas daerah R diperlihatkan dalam Gambar 1 di samping. Nilai estimasi wajar untuk luas R
adalah alas kali rata-rata tinggi = 3 . 2 = 6, sedangkan nilai eksaknya adalah
𝐿 𝑅 =
βˆ’1
2
π‘₯4
βˆ’ 2π‘₯3
+ 2 𝑑π‘₯ =
π‘₯5
5
βˆ’
2π‘₯4
4
+ 2π‘₯
βˆ’1
2
=
π‘₯5
5
βˆ’
π‘₯4
2
+ 2π‘₯
βˆ’1
2
=
25
5
βˆ’
24
2
+ 2(2) βˆ’
βˆ’1 5
5
βˆ’
βˆ’1 4
2
+ 2 βˆ’1 =
32
5
βˆ’ 8 + 4 βˆ’
βˆ’1
5
βˆ’
1
2
βˆ’ 2
=
51
10
= 5,1.
Nilai 5,1 cukup dekat dengan nilai estimasi 6, sehingga kita bisa yakin dengan
kebenarannya.
Gambar 1
Contoh 2 (Daerah di Bawah Sumbu-x)
Carilah luas daerah R yang dibatasi oleh y =
π‘₯2
3
βˆ’ 4, sumbu-x, x = -2 dan x = 3.
Jawab:
Daerah R diperlihatkan oleh Gambar 2 di samping. Kita tahu bahwa jika grafik terletak di
bawah sumbu-x, maka nilai integral tentu π‘Ž
𝑏
𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯ adalah bilangan negtaif. Padahal
kita tahu bahwa luas daerah tidak mungkin bernilai negatif. Namun sebenarnya, negatif
dari hasil integral tersebut tidak lain adalah luas daerah R. Oleh karena itu, luas daerah R
bisa kita hitung sebagai berikut.
𝐿 𝑅 = βˆ’ βˆ’2
3 π‘₯2
3
βˆ’ 4 𝑑π‘₯ = βˆ’
1
3
.
π‘₯3
3
βˆ’ 4π‘₯
βˆ’2
3
= βˆ’
π‘₯3
9
+ 4π‘₯
βˆ’2
3
= βˆ’
27
9
+ 12 βˆ’
8
9
βˆ’ 8 =
145
9
= 16,11.
Nilai ini tidak terlalu jauh dengan nilai estimasi L = alas x tinggi = 5 x 3 = 15, sehingga
perhitungan kita yang demikian (yang dikali negatif) bisa kita yakini benar.
Gambar 2
Problem 1
Bagaimana jika daerah yang ingin dicari luasnya sebagiannya berada di atas sumbu-x dan
sebagian lainnya berada di bawah sumbu-x? Untuk memahaminya, coba kalian kerjakan soal
berikut.
Tentukan luas daerah diarsir di bawah ini menggunakan integral tentu.
Daerah di Antara Dua Kurva
Tinjaulah daerah R yang dibatasi kurva-kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan g(x) ≀ f(x)
pada a ≀ x ≀ b, misalkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3 di samping. Kita
gunakan metode β€œiris, aproksimasikan, integrasikan” untuk mencari luasnya. Pastikan
bahwa f(x) – g(x) memberikan nilai tinggi yang benar untuk irisan tipis tersebut
sekalipun grafik g ada yang berada di bawah sumbu-x. Dalam kasus ini, saat kita
mengurangkan f(x) dengan g(x) yang negatif, maka sama saja dengan menambahkan
f(x) dengan bilangan positif, sehingga f(x) – g(x) memang mewakili tinggi dari irisan-
irisan daerah diarsir. Anda juga bisa memeriksa bahwa f(x) – g(x) memberikan nilai
tinggi yang benar sekalipun f(x) dan g(x) keduanya negatif.
πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘–π‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘› = 𝑓 π‘₯ βˆ’ 𝑔(π‘₯) βˆ†π‘₯
𝐿 𝑅 =
π‘Ž
𝑏
𝑓 π‘₯ βˆ’ 𝑔(π‘₯) 𝑑π‘₯
Catatan: Fungsi dengan grafik lebih tinggi dikurang fungsi dengan grafik lebih rendah.
Gambar 3
R
Contoh 3 (Pengirisan Tegak)
Carilah luas daerah di antara kurva y = x4 dan y = 2x – x2.
Jawab:
Kita mulai dengan mencari titik-titik potong dari dua kurva tersebut. Untuk
ini, kita perlu menyelesaikan x4 = 2x – x2, suatu persamaan berderajat
empat yang biasanya sukar dicari penyelesaiannya. Namun dalam kasus ini,
cukup jelas bahwa x = 0 dan x = 1 adalah penyelesaiannya (coba saja
substitusikan untuk memeriksanya). Sketsa daerah tersebut, beserta
aproksimasi dan integral yang bersangkutan (lihat Gambar 4).
𝐿 𝑅 =
0
1
(2π‘₯ βˆ’ π‘₯2
) βˆ’ π‘₯4
𝑑π‘₯ = π‘₯2
βˆ’
π‘₯3
3
βˆ’
π‘₯5
5 0
1
= 1 βˆ’
1
3
βˆ’
1
5
=
7
15
.
Gambar 4
Contoh 4 (Pengirisan Mendatar)
Carilah luas daerah di antara parabola y2 = 4x dan garis 4x – 3y = 4.
Jawab:
Persamaan 1: 4x = y2
Persamaan 2: 4x = 3y + 4.
Sama seperti contoh sebelumnya, kita cari dulu titik potongnya dengan cara menyamakan
kedua persamaan di atas. Pandang,
y2 = 3y + 4
y2 – 3y – 4 = 0
(y – 4)(y + 1) = 0
y = 4 atau y = -1
Ketika y = 4, maka x = 4 dan ketika y = -1, maka x =
1
4
. Jadi, kita simpulkan bahwa titik potong
adalah (4, 4) dan (
1
4
, -1). Daerah di antara kurva-kurva diberikan oleh Gambar 5.
Sekarang bayangkan kita mengiris daerah ini secara tegak (lihat
Gambar 5). Kita menghadapi masalah karena daerah sebelah kiri x =
ΒΌ merentang dari cabang bawah parabola ke cabang atas parabola,
sedangkan daerah sebelah kanan x = ΒΌ merentang dari grafik garis
ke cabang atas parabola. Ini berarti daerah R memiliki cara berbeda
dalam menentukan tinggi irisan. Untuk memecahkan masalah ini
dengan irisan tegak, pertama kita harus pisahkan daerah menjadi
dua bagian, menyusun integral untuk masing-masing bagian, dan
kemudian menghitung kedua integral tersebut.
Pendekatan yang jauh lebih sederhana adalah dengan melakukan
irisan mendatar, seperti pada Gambar 6.
Gambar 5
R
Untuk melakukan integral dengan irisan mendatar, kita
harus cari dulu persamaan untuk x dari masing-masing
kurva, yaitu
Kurva 1: y2 = 4x β‡’ x =
y2
4
Kurva 2: 4x – 3y = 4 β‡’ x =
3y + 4
4
Perhatikan bahwa lebar irisan mendatar bisa diperoleh
dengan cara mengurangkan x yang lebih besar (grafik
kanan) dengan x yang lebih kecil (grafik kiri), yaitu
3y + 4
4
βˆ’
y2
4
. Selanjutnya, tinggi irisan adalah βˆ†π‘¦ .
Sekarang kita siap untuk menghitung luas daerah antar
dua kurva tersebut, yaitu
𝐿 =
βˆ’1
4
3y + 4
4
βˆ’
y2
4
𝑑𝑦 =
1
4 βˆ’1
4
3y + 4 βˆ’ y2 𝑑𝑦 =
1
4
3𝑦2
2
+ 4𝑦 βˆ’
𝑦3
3 βˆ’1
4
=
125
4
.
Gambar 6
Problem 2
Hitunglah luas daerah yang diarsir berikut ini.
Jarak dan Perpindahan
Pandang suatu benda yang bergerak di sepanjang garis lurus dengan kecepatan v(t) pada saat t.
 Jika v(t) β‰₯ 0, maka π‘Ž
𝑏
𝑣 𝑑 𝑑𝑑 sama dengan jarak yang ditempuh dalam interval a ≀ t ≀ b.
 Jika v(t) kadang kala negatif (yang berarti bergerak ke arah sebaliknya), maka
π‘Ž
𝑏
𝑣 𝑑 𝑑𝑑 = 𝑠(𝑑) π‘Ž
𝑏
= 𝑠 𝑏 βˆ’ 𝑠(π‘Ž)
sama dengan perpindahan benda dan jarak totalnya sama dengan π‘Ž
𝑏
𝑣(𝑑) 𝑑𝑑.
Contoh 5
Sebuah benda berada pada posisi x = 3 saat t = 0. Kecepatannya pada waktu t
dinyatakan oleh v(t) = 5 sin 6πœ‹t. Di mana posisi benda pada saat t = 2 dan berapa
jauh benda tersebut menjelajah (jarak total) selama waktu tersebut?
Jawab:
Perpindahan benda adalah
𝑠 2 βˆ’ 𝑠 0 =
0
2
𝑣 𝑑 𝑑𝑑 =
0
2
5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = βˆ’
5
6πœ‹
π‘π‘œπ‘ 6πœ‹π‘‘
0
2
= 0 .
Jadi, posisi benda saat t = 2 adalah s(2) = s(0) + 0 = 3 + 0 = 3.
Sedangkan jarak total yang ditempuh adalah
0
2
𝑣(𝑑) 𝑑𝑑 =
0
2
5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑
Dalam integrasi ini, kita menggunakan sifat simetri (lihat Gambar 7).
Jadi, 0
2
5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = 12 0
2/12
5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = 60 βˆ’
1
6πœ‹
cos 6πœ‹π‘‘
0
1/6
=
20
πœ‹
β‰ˆ 6,3662. jarak total
Gambar 7
Question
Perhatikan penyelesaian contoh 5 tadi.
1. Saat mencari jarak total, kita menggunakan sifat kesimetrian. Mengapa kita
menggunakan sifat ini?
2. Jelaskan mengapa grafik 𝑣(𝑑) seperti itu (lihat Gambar 7)?
Petunjuk: Bandingkan dengan grafik 𝑣(𝑑).
3. Saat menghitung 0
2
5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑, kita menggunakan sifat simetri. Karena sifat
ini, kita bisa menghilangkan tanda mutlak, tetapi batas atas berubah jadi 2/12
dan di depan tanda integral dikali dengan konstanta 12. Jelaskan mengapa
demikian?
Referensi
Purcell, Edwin J., Varberg, Dale & Rigdon, Steven E. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice
Hall

More Related Content

What's hot

Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Ana Sugiyarti
Β 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
liabika
Β 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Rozaq Fadlli
Β 
Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinu
yuyuneka
Β 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
okti agung
Β 
Koset
KosetKoset
Koset
ARCHI MAULYDA
Β 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viii
MartiwiFarisa
Β 
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
Muhammad Alfiansyah Alfi
Β 
Komposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsiKomposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsi
kusnadiyoan
Β 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
okti agung
Β 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
wahyuddin S.T
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Operasi aljabar pada fungsi
Operasi aljabar pada fungsiOperasi aljabar pada fungsi
Operasi aljabar pada fungsiwinayuri
Β 
Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2
silvi_andriani
Β 
Filsafat matematika
Filsafat matematikaFilsafat matematika
Filsafat matematika
Rindra Gunawan
Β 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
Rini Ayu Agustin
Β 
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektorPerkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Gita Setiawan
Β 
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
antiantika
Β 
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Intan Saputri
Β 

What's hot (20)

Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Β 
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fixKelompok 3 integrasi numerik fix
Kelompok 3 integrasi numerik fix
Β 
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegralFisika matematika bab4 differensial danintegral
Fisika matematika bab4 differensial danintegral
Β 
Limit kontinu
Limit kontinuLimit kontinu
Limit kontinu
Β 
Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
Β 
Koset
KosetKoset
Koset
Β 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viii
Β 
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
LIMIT FUNGSI (RPP & LKPD)
Β 
Komposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsiKomposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsi
Β 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Β 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
Β 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 
Operasi aljabar pada fungsi
Operasi aljabar pada fungsiOperasi aljabar pada fungsi
Operasi aljabar pada fungsi
Β 
Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2Contoh notasi-sigma2
Contoh notasi-sigma2
Β 
Filsafat matematika
Filsafat matematikaFilsafat matematika
Filsafat matematika
Β 
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRATPPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
PPT MATEMATIKA KELAS X BAB FUNGSI KUADRAT
Β 
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektorPerkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Perkalian skalar dua vektor dan proyeksi vektor
Β 
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
Modul.kelas 7 smp.kd 3.11(anti antika)
Β 
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Hypothetical learning trajectory ( Geometry )
Β 

Similar to 5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf

PENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRALPENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRAL
endahnurfebriyanti
Β 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Dayga_Hatsu
Β 
Luas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integralLuas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integral
Deni S'tia
Β 
Aplikasi integral pasti
Aplikasi integral pastiAplikasi integral pasti
Aplikasi integral pasti
madrasahbelinyubangka
Β 
matematika luas daerah
matematika luas daerah matematika luas daerah
matematika luas daerah
ichwanich
Β 
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Yayasan Kemurnian Jakarta
Β 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
Rinzani Cyzaria Putri
Β 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Fazar Ikhwan Guntara
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
SaddamHusain440750
Β 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
Fazar Ikhwan Guntara
Β 
Pertemuan 5 integral lipat dua
Pertemuan 5   integral lipat duaPertemuan 5   integral lipat dua
Pertemuan 5 integral lipat dua
Senat Mahasiswa STIS
Β 
Matematika matriks
Matematika matriksMatematika matriks
Matematika matriks
Amalia Rizka
Β 
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linierPertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Indah Riezky Pratiwi, M.Pd
Β 
Limit
LimitLimit
Limit
123456789nen
Β 
Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11
HapizahFKIP
Β 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
Adi Moel
Β 
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
Dw Alonlyman
Β 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Ajir Aja
Β 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
hidayatulfitri
Β 

Similar to 5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf (20)

PENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRALPENGGUNAAN INTEGRAL
PENGGUNAAN INTEGRAL
Β 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Β 
Luas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integralLuas daerah kurva dengan integral
Luas daerah kurva dengan integral
Β 
Aplikasi integral pasti
Aplikasi integral pastiAplikasi integral pasti
Aplikasi integral pasti
Β 
matematika luas daerah
matematika luas daerah matematika luas daerah
matematika luas daerah
Β 
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1Jumlah riemann   pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Jumlah riemann pjj mat-minat xi ipa senin 4 mei 2020 sesi-1
Β 
Penggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentuPenggunaan integral tentu
Penggunaan integral tentu
Β 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
Β 
grafik persamaan
grafik persamaangrafik persamaan
grafik persamaan
Β 
Pertemuan 5 integral lipat dua
Pertemuan 5   integral lipat duaPertemuan 5   integral lipat dua
Pertemuan 5 integral lipat dua
Β 
Matematika matriks
Matematika matriksMatematika matriks
Matematika matriks
Β 
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linierPertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Pertemuan 5 persamaan kuadrat&pertidaksamaan linier
Β 
Limit
LimitLimit
Limit
Β 
Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11Ppt materi kpb bab 11
Ppt materi kpb bab 11
Β 
Newton gregory mundur
Newton gregory mundurNewton gregory mundur
Newton gregory mundur
Β 
Aplikasi integral
Aplikasi integralAplikasi integral
Aplikasi integral
Β 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Β 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
Β 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
Β 

5.1 Luas Daerah Bidang Datar. (1).pdf

  • 1. MATEMATIKA DASAR II 5.1 Luas Daerah Bidang Datar Dita Monita Universitas Palangka Raya
  • 2. Luas Daerah Bidang Datar Pembahasan singkat tentang luas daerah pada Subbab 4.1 diperlukan untuk memberikan dasar tentang definisi integral tentu. Setelah mempelajari TDK I dan TDK II, kita bisa menghitung integral tentu dengan cara yang jauh lebih sederhana (seperti yang kita pelajari di SMA), sehingga sekarang kita bisa menggunakan integral tentu untuk menghitung luas daerah yang lebih rumit.
  • 3. Contoh 1 (Daerah di Atas Sumbu-x) Carilah luas daerah R di bawah kurva y = π‘₯4 βˆ’ 2π‘₯3 + 2 di antara x = -1 dan x = 2. Jawab: Luas daerah R diperlihatkan dalam Gambar 1 di samping. Nilai estimasi wajar untuk luas R adalah alas kali rata-rata tinggi = 3 . 2 = 6, sedangkan nilai eksaknya adalah 𝐿 𝑅 = βˆ’1 2 π‘₯4 βˆ’ 2π‘₯3 + 2 𝑑π‘₯ = π‘₯5 5 βˆ’ 2π‘₯4 4 + 2π‘₯ βˆ’1 2 = π‘₯5 5 βˆ’ π‘₯4 2 + 2π‘₯ βˆ’1 2 = 25 5 βˆ’ 24 2 + 2(2) βˆ’ βˆ’1 5 5 βˆ’ βˆ’1 4 2 + 2 βˆ’1 = 32 5 βˆ’ 8 + 4 βˆ’ βˆ’1 5 βˆ’ 1 2 βˆ’ 2 = 51 10 = 5,1. Nilai 5,1 cukup dekat dengan nilai estimasi 6, sehingga kita bisa yakin dengan kebenarannya. Gambar 1
  • 4. Contoh 2 (Daerah di Bawah Sumbu-x) Carilah luas daerah R yang dibatasi oleh y = π‘₯2 3 βˆ’ 4, sumbu-x, x = -2 dan x = 3. Jawab: Daerah R diperlihatkan oleh Gambar 2 di samping. Kita tahu bahwa jika grafik terletak di bawah sumbu-x, maka nilai integral tentu π‘Ž 𝑏 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯ adalah bilangan negtaif. Padahal kita tahu bahwa luas daerah tidak mungkin bernilai negatif. Namun sebenarnya, negatif dari hasil integral tersebut tidak lain adalah luas daerah R. Oleh karena itu, luas daerah R bisa kita hitung sebagai berikut. 𝐿 𝑅 = βˆ’ βˆ’2 3 π‘₯2 3 βˆ’ 4 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 3 . π‘₯3 3 βˆ’ 4π‘₯ βˆ’2 3 = βˆ’ π‘₯3 9 + 4π‘₯ βˆ’2 3 = βˆ’ 27 9 + 12 βˆ’ 8 9 βˆ’ 8 = 145 9 = 16,11. Nilai ini tidak terlalu jauh dengan nilai estimasi L = alas x tinggi = 5 x 3 = 15, sehingga perhitungan kita yang demikian (yang dikali negatif) bisa kita yakini benar. Gambar 2
  • 5. Problem 1 Bagaimana jika daerah yang ingin dicari luasnya sebagiannya berada di atas sumbu-x dan sebagian lainnya berada di bawah sumbu-x? Untuk memahaminya, coba kalian kerjakan soal berikut. Tentukan luas daerah diarsir di bawah ini menggunakan integral tentu.
  • 6. Daerah di Antara Dua Kurva Tinjaulah daerah R yang dibatasi kurva-kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan g(x) ≀ f(x) pada a ≀ x ≀ b, misalkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3 di samping. Kita gunakan metode β€œiris, aproksimasikan, integrasikan” untuk mencari luasnya. Pastikan bahwa f(x) – g(x) memberikan nilai tinggi yang benar untuk irisan tipis tersebut sekalipun grafik g ada yang berada di bawah sumbu-x. Dalam kasus ini, saat kita mengurangkan f(x) dengan g(x) yang negatif, maka sama saja dengan menambahkan f(x) dengan bilangan positif, sehingga f(x) – g(x) memang mewakili tinggi dari irisan- irisan daerah diarsir. Anda juga bisa memeriksa bahwa f(x) – g(x) memberikan nilai tinggi yang benar sekalipun f(x) dan g(x) keduanya negatif. πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘–π‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘› = 𝑓 π‘₯ βˆ’ 𝑔(π‘₯) βˆ†π‘₯ 𝐿 𝑅 = π‘Ž 𝑏 𝑓 π‘₯ βˆ’ 𝑔(π‘₯) 𝑑π‘₯ Catatan: Fungsi dengan grafik lebih tinggi dikurang fungsi dengan grafik lebih rendah. Gambar 3 R
  • 7. Contoh 3 (Pengirisan Tegak) Carilah luas daerah di antara kurva y = x4 dan y = 2x – x2. Jawab: Kita mulai dengan mencari titik-titik potong dari dua kurva tersebut. Untuk ini, kita perlu menyelesaikan x4 = 2x – x2, suatu persamaan berderajat empat yang biasanya sukar dicari penyelesaiannya. Namun dalam kasus ini, cukup jelas bahwa x = 0 dan x = 1 adalah penyelesaiannya (coba saja substitusikan untuk memeriksanya). Sketsa daerah tersebut, beserta aproksimasi dan integral yang bersangkutan (lihat Gambar 4). 𝐿 𝑅 = 0 1 (2π‘₯ βˆ’ π‘₯2 ) βˆ’ π‘₯4 𝑑π‘₯ = π‘₯2 βˆ’ π‘₯3 3 βˆ’ π‘₯5 5 0 1 = 1 βˆ’ 1 3 βˆ’ 1 5 = 7 15 . Gambar 4
  • 8. Contoh 4 (Pengirisan Mendatar) Carilah luas daerah di antara parabola y2 = 4x dan garis 4x – 3y = 4. Jawab: Persamaan 1: 4x = y2 Persamaan 2: 4x = 3y + 4. Sama seperti contoh sebelumnya, kita cari dulu titik potongnya dengan cara menyamakan kedua persamaan di atas. Pandang, y2 = 3y + 4 y2 – 3y – 4 = 0 (y – 4)(y + 1) = 0 y = 4 atau y = -1 Ketika y = 4, maka x = 4 dan ketika y = -1, maka x = 1 4 . Jadi, kita simpulkan bahwa titik potong adalah (4, 4) dan ( 1 4 , -1). Daerah di antara kurva-kurva diberikan oleh Gambar 5.
  • 9. Sekarang bayangkan kita mengiris daerah ini secara tegak (lihat Gambar 5). Kita menghadapi masalah karena daerah sebelah kiri x = ΒΌ merentang dari cabang bawah parabola ke cabang atas parabola, sedangkan daerah sebelah kanan x = ΒΌ merentang dari grafik garis ke cabang atas parabola. Ini berarti daerah R memiliki cara berbeda dalam menentukan tinggi irisan. Untuk memecahkan masalah ini dengan irisan tegak, pertama kita harus pisahkan daerah menjadi dua bagian, menyusun integral untuk masing-masing bagian, dan kemudian menghitung kedua integral tersebut. Pendekatan yang jauh lebih sederhana adalah dengan melakukan irisan mendatar, seperti pada Gambar 6. Gambar 5 R
  • 10. Untuk melakukan integral dengan irisan mendatar, kita harus cari dulu persamaan untuk x dari masing-masing kurva, yaitu Kurva 1: y2 = 4x β‡’ x = y2 4 Kurva 2: 4x – 3y = 4 β‡’ x = 3y + 4 4 Perhatikan bahwa lebar irisan mendatar bisa diperoleh dengan cara mengurangkan x yang lebih besar (grafik kanan) dengan x yang lebih kecil (grafik kiri), yaitu 3y + 4 4 βˆ’ y2 4 . Selanjutnya, tinggi irisan adalah βˆ†π‘¦ . Sekarang kita siap untuk menghitung luas daerah antar dua kurva tersebut, yaitu 𝐿 = βˆ’1 4 3y + 4 4 βˆ’ y2 4 𝑑𝑦 = 1 4 βˆ’1 4 3y + 4 βˆ’ y2 𝑑𝑦 = 1 4 3𝑦2 2 + 4𝑦 βˆ’ 𝑦3 3 βˆ’1 4 = 125 4 . Gambar 6
  • 11. Problem 2 Hitunglah luas daerah yang diarsir berikut ini.
  • 12. Jarak dan Perpindahan Pandang suatu benda yang bergerak di sepanjang garis lurus dengan kecepatan v(t) pada saat t.  Jika v(t) β‰₯ 0, maka π‘Ž 𝑏 𝑣 𝑑 𝑑𝑑 sama dengan jarak yang ditempuh dalam interval a ≀ t ≀ b.  Jika v(t) kadang kala negatif (yang berarti bergerak ke arah sebaliknya), maka π‘Ž 𝑏 𝑣 𝑑 𝑑𝑑 = 𝑠(𝑑) π‘Ž 𝑏 = 𝑠 𝑏 βˆ’ 𝑠(π‘Ž) sama dengan perpindahan benda dan jarak totalnya sama dengan π‘Ž 𝑏 𝑣(𝑑) 𝑑𝑑.
  • 13. Contoh 5 Sebuah benda berada pada posisi x = 3 saat t = 0. Kecepatannya pada waktu t dinyatakan oleh v(t) = 5 sin 6πœ‹t. Di mana posisi benda pada saat t = 2 dan berapa jauh benda tersebut menjelajah (jarak total) selama waktu tersebut? Jawab: Perpindahan benda adalah 𝑠 2 βˆ’ 𝑠 0 = 0 2 𝑣 𝑑 𝑑𝑑 = 0 2 5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = βˆ’ 5 6πœ‹ π‘π‘œπ‘ 6πœ‹π‘‘ 0 2 = 0 . Jadi, posisi benda saat t = 2 adalah s(2) = s(0) + 0 = 3 + 0 = 3.
  • 14. Sedangkan jarak total yang ditempuh adalah 0 2 𝑣(𝑑) 𝑑𝑑 = 0 2 5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 Dalam integrasi ini, kita menggunakan sifat simetri (lihat Gambar 7). Jadi, 0 2 5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = 12 0 2/12 5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑 = 60 βˆ’ 1 6πœ‹ cos 6πœ‹π‘‘ 0 1/6 = 20 πœ‹ β‰ˆ 6,3662. jarak total Gambar 7
  • 15. Question Perhatikan penyelesaian contoh 5 tadi. 1. Saat mencari jarak total, kita menggunakan sifat kesimetrian. Mengapa kita menggunakan sifat ini? 2. Jelaskan mengapa grafik 𝑣(𝑑) seperti itu (lihat Gambar 7)? Petunjuk: Bandingkan dengan grafik 𝑣(𝑑). 3. Saat menghitung 0 2 5 sin 6πœ‹t 𝑑𝑑, kita menggunakan sifat simetri. Karena sifat ini, kita bisa menghilangkan tanda mutlak, tetapi batas atas berubah jadi 2/12 dan di depan tanda integral dikali dengan konstanta 12. Jelaskan mengapa demikian?
  • 16. Referensi Purcell, Edwin J., Varberg, Dale & Rigdon, Steven E. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice Hall