SlideShare a Scribd company logo
Hubungan AntaraHubungan Antara
Pemerintah Pusat & Pemerintah DaerahPemerintah Pusat & Pemerintah Daerah
HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN DAPATHUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN DAPAT
MELIPUTI HUBUNGAN KEWENANGAN,MELIPUTI HUBUNGAN KEWENANGAN,
KEUKEUAANGAN, PELAYANAN UMUM,NGAN, PELAYANAN UMUM,
PEMAMFAATAN SDA DLLPEMAMFAATAN SDA DLL
DARI BENTUK HUBUNGAN DIATAS
AKAN MENIMBULKAN HUBUNGAN
ADMINISTRATIF DAN
KEWILAYAHAN
• HUBUNGAN ADMINISTRATIF
YAITU SEBAGAI KONSEKWENSI KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA.
• HUBUNGAN KEWILAYAHAN
YAITU SEBAGAI KONSEKWENSI DIBENTUK DAN
DISUSUNYA DAERAH OTONOM YANG
DISELENGGARAKAN NKRI SEHINGGA WILAYAH
INDONESIA MERUPAKAN SATU KESATUAN
WILAYAH NEGARA YANG BULAT, SEHINGGA
WILAYAH DAERAH JUGA MERUPAKAN
WILAYAH KESATUAN NEGARA YANG BULAT
(LUAS = NKRI)
PEMBENTUKAN DAERAHPEMBENTUKAN DAERAH && KKAAWASAN KHUSUSWASAN KHUSUS
• KONSEKWENSI DARI UU DESENTRALISASI MAKA
DIBENTUKLAH DAERAH OTONOM
• SEJALAN DENGAN PASAL 18 UUD 45 AYAT 1 DAN 2
(ayat 1: Negara kesatuan RI dibagi atas daerah propinsi dan
propinsi dibagi atas kab dan kota, tiap propinsi,kab dan kota
mempunyai pemerintahan daerah yg diatur dengan UU.
Ayat 2 : Pemerintahan daerah propinsi, daerah kab dan kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas perbantuan).
• TITIK BERAT PADA DAERAH KABUPATEN DAN
KOTA.
• PEMERINTAH DAERAH DALAM
MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN
MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAHAN
PUSAT DAN DAERAH LAINNYA.
• DENGAN UU 32/2004 NEGARA MENGAKUI DAN
MENGHORMATI SATUAN-SATUAN
PEMERINTAHAN YANG BERSIFAT KHUSUS DAN
ISTIMEWA.
• HANYA SAJA DENGAN PERTIMBANGAN
TERTENTU KEPADA DAERAH DAERAH
TERSEBUT DAPAT DIBERIKAN WEWENANG
KHUSUS YANG DIATUR DENGAN UU EX : DKI
JAKARTA, DI YOKYAKARTA, DK NANGROE
ACEH DARUSSALAM, PROVINSI PAPUA.
• DISAMPING ITU NEGARA MENGAKUI DAN
MENGHORMATI KESATUAN-KESATUAN
MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK
TRADISIONALNYA SEPANJANG MASIH HIDUP
DAN SESUAI DENGAN NKRI
Pembentukan DaerahPembentukan Daerah
• Pembentukan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan publik guna mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat
disamping sebagai sarana pendidikan
politik di tingkat lokal.
KKawasanawasan KKhusushusus
• PADA DAERAH PROPINSI, KABUPATEN DAN KOTA
DAPAT DIBENTUK KAWASAN KHUSUS, YAITU
KAWASAN STRATEGIS YANG SECARA NASIONAL
MENYANGKUT HAJAT HIDUP ORANG BANYAK BAIK
DARI SUDUT POLITIK, SOSBUD, LINGKUNGAN DAN
PERTAHANAN KEAMANAN.
• PEMBENTUKAN KAWASAN KHUSUS HARUS
MENGIKUT SERTAKAN PEMERINTAH DAERAH ATAU
• PEMERINTAH DAERAH DAPAT MENGUSULKAN
SUATU KAWASAN KHUSUS
Contoh kawasan khusus yang dapat ditetapkan
pemerintah untuk kepentingan nasional, seperti :
kawasan cagar budaya, taman nasional,
pengembangan industri strategis, pengembangan
teknologi tinggi (pengembangan tenaga nuklir,
peluru kendali, pengembangan prasarana
komunikasi, telekomunikasi, transportasi, pelabuhan
dan daerah perdagangan bebas pangkalan militer,
serta wilayah eksploitasi, konservasi bahan galian
strategis, penelitian dan pengembangan sumber daya
nasional, laboratorium sosial, lembaga
pemasyarakatan spesifik.”
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHANPEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
• Dasar pemikiran : bahwa selalu terdapat berbagai urusan
pemerintahan yang sepenuhnya/ tetap menjadi kewenangan
Pemerintah. Karena menyangkut terjaminnya kelangsungan
hidup bangsa dan negara secara keseluruhan.
• Pada otonomi luas urusan pemerintahan diserahkan kepada
daerah (Di luar enam kewenangan yang menjadi hak pusat)
Disamping itu bagian tertentu urusan pemerintahan lainnya
yang berskala nasional.
• Disamping itu ada bagian urusan pemerintah yang bersifat
CONCURRENT, yaitu urusan pemerintahan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah.
URUSAN CONCURRENTURUSAN CONCURRENT
MENGANUT :MENGANUT :
• KRETERIA EKTERNALITAS
• KRETERIA AKUNTABILITAS
• KRETERIA EFISIENSI
• KRETERIA KESERASIAN HUBUNGAN
Kriteria tersebut adalah untuk
mewujudkan pembagian kewenangan
yang concurerrent secara proporsional.
Kriteria Eksternalitas :
Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan dampak/ akibat yang
ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan tersebut.
• Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka
urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan
kabupaten/ kota, apabila regional menjadi kewenangan
provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan
Pemerintah.
Kriteria Akuntabilitas:
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan
pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat
pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan
adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/ dekat
dengan dampak atau akibat dari urusan yang ditangani
tersebut.
• Dengan demikian akutabilitas penyelenggaraan bagian
urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan
lebih terjamin.
Kriteria Efisiensi :
Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya
(personil, dana dan peralatan) untuk mendapatkan
ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus
dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.
• Oleh karena itu, pembagian urusan harus disesuaikan
dengan memperhatikan ruang lingkup wilayah
beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut.
• Ukuran daya guna dan hasil guna tersebut dilihat dari
besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan
besar kecilnya risiko yang harus dihadapi.
Keserasian hubungan :
Bahwa pengelolahan bagian urusan pemerintahan yang dikerjakan
oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling
berhubungan (interkoneksi), saling tergantung (inter – dependensi),
dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan
memperhatikan cakupan kemanfaatan.
• Pembagian urusan pemerintahan sebagaimana tersebut di tempuh
melalui mekanisme penyerahan dan atau pengakuan atas usul
daerah terhadap bagian urusan-urusan pemerintah yang akan
diatur dan diurusanya.
• Berdasarkan usulan tersebut pemerintah melakukan verifikasi
terlebih dahulu sebelum memberikan pengakuan atas bagian
urusan-urusan yang akan dilaksanakan oleh daerah. Terhadap
bagian urusan yang saat ini masih menjadi kewenangan pusat
dengan kriteria tersebut dapat diserahkan kepada Daerah.
Urusan yang Menjadi Kewenangan Daerah :Urusan yang Menjadi Kewenangan Daerah :
• Urusan Binaan (Core):
Urusan yang penanganannya masih terdapat turut
campur (peran serta pemerintah) untuk membina
daerah-daerah otonomi.
• Urusan Wajib:
Urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan
dasar, seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan
kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar;
• Urusan Pilihan :
Terkait erat dengan potensi unggulan dan kekhasan
daerah.
• Secara sistematis urusan pemerintahan dikelompokkan dalam 3
(tiga) bagian, yaitu :
• Urusan binaan (Core) Depdagri, yang mencakup 6 urusan :
kependudukan dan catatan sipil; kesatuan bangsa dan politik dalam
negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi
keuangan daerah, kepegawaian dan persandian; pemberdayaan
masyarakat dan desa; penataan ruang; dan perencanaan
pembangunan.
• Urusan wajib, yang mencakup 17 urusan : pendidikan; kesehatan;
lingkungan hidup; pekerjaan umum; perumahan; kepemudaan dan
olahraga; penanaman modal; koperasi dan usaha kecil;
ketenagakerjaan ; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga
sejahtera; perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan;
sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan dan perpustakaan.
• Urusan pilihan, yang mencakup 8 urusan : kelautan dan perikanan;
pertanian; kehutanan; energi dan sumberdaya mineral; pariwisata;
industri; perdagangan dan ketransmigrasian.
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAHHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
• Permusawaratan dalam sistem pemerintahan
negara.
• Pemeliharaan dan pengembanan prinsip-
prinsip pemerintahan asli.
• Kebhinekaan.
• Negara hukum.
• Hubungan pusat-daerah
Hubungan pusat-
daerah
TUGAS PERBANTUANDEKONSENTRA
SI
DESENTRALISA
SI
DEKONSENTRA
SI
DEKONSENTRA
SI
DEKONSENTRASI
DEKONSENTRASI
DANA BAGI
HASIL
PAD,
RETRIBUSI
DLL
DAU DAN
DAK
PINJAMAN
DAERAH
• Hubungan pusat-daerah
Hubungan pusat-
daerah
TUGAS PERBANTUANDEKONSENTRA
SI
DESENTRALISA
SI
BEBAN APBN BEBAN APBD BEBAN YG
MENUGASKAN
HUB KEU PUSAT
DAERAH
DANA BAGI
HASIL
PAD,
RETRIBUSI
DLL
DAU DAN
DAK
PINJAMAN
DAERAH
DAU (Dana Alokasi Umum)
Merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi
masalah ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan tujuan utama
pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah.
Dana Bagi Hasil
Bagian dana perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal
(antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara
Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari sebagian penerimaan
perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam.
• DAK (Dana Alokasi Khusus)
Merupakan transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk memenuhi
pembiayaan kebutuhan khusus Daerah dan/ atau kepentingan Nasional.
• Berdasarkan hasil rapat kerja Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR RI
tanggal 08 Oktober 2007, telah disepakati alokasi Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus serta Dana Penyeimbang DAU untuk Tahun
Anggaran 2008. Selanjutnya, DAU akan ditetapkan melalui Perpres,
sementara DAK dan Dana Penyeimbang DAU melalui Peraturan Menteri
Keuangan.

More Related Content

What's hot

Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Siti Sahati
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Oswar Mungkasa
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Dadang Solihin
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
Tri Widodo W. UTOMO
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Dadang Solihin
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Dadang Solihin
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Dadang Solihin
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Muhamad Yogi
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Sujatmiko Wibowo
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
StRahmawatiAPabittei
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
93220872
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanNina Muhaemin
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahanDefinisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
Definisi dan ruang lingkup ilmu pemerintahan
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 

Similar to 5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah

Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
suningterusberkarya
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
natal kristiono
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Dadang Solihin
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...BADAR_HAMID
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
93220872
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Siti Sahati
 
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPoweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
ssuser8905b3
 
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...BADAR_HAMID
 
Pembangunan Infrastruktur dalam RPJMN 2010-2014
Pembangunan Infrastruktur  dalam RPJMN 2010-2014Pembangunan Infrastruktur  dalam RPJMN 2010-2014
Pembangunan Infrastruktur dalam RPJMN 2010-2014
Dadang Solihin
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiTedi Harun
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
Tri Widodo W. UTOMO
 
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docxPERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
ArSusanto1
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
Satrio Prasetya
 
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdfPPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
TitikSumarnik1
 
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012Thomas Bustomi
 
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
GodfriedHeatubun
 

Similar to 5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah (20)

Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 11 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
Kebijakan pemerintah daerah kabupaten garut dalam penyelenggaraan ketertiban ...
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
 
Presentasi2
Presentasi2Presentasi2
Presentasi2
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
 
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptxPoweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
Poweri Poin Pengabdian Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.pptx
 
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DALAM PENYELENGGARAAN KETERTIBAN...
 
Pembangunan Infrastruktur dalam RPJMN 2010-2014
Pembangunan Infrastruktur  dalam RPJMN 2010-2014Pembangunan Infrastruktur  dalam RPJMN 2010-2014
Pembangunan Infrastruktur dalam RPJMN 2010-2014
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasi
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docxPERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
PERENCANAAN ARSITEKTUR KOTA.docx
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdfPPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
PPT_UTS TEORI PEMBANGUNAN_TITIK SUMARNIK_NIM 211102048.pdf
 
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012
Seminar Nasional di Bandar Lampung, Nopember 2012
 
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
402808630-85-1-Pengawasan-Atas-Penyelenggaraan-Urusan-Pemerintahan-Dalam-Pene...
 

More from nurul khaiva

M 10
M 10M 10
M 9
M 9M 9
M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7
nurul khaiva
 
M 4
M 4M 4
M 3
M 3M 3
M 2
M 2M 2
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
nurul khaiva
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
nurul khaiva
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
nurul khaiva
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
nurul khaiva
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
nurul khaiva
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
nurul khaiva
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
nurul khaiva
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
nurul khaiva
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copy
nurul khaiva
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
nurul khaiva
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
nurul khaiva
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
nurul khaiva
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
nurul khaiva
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
nurul khaiva
 

More from nurul khaiva (20)

M 10
M 10M 10
M 10
 
M 9
M 9M 9
M 9
 
M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7
 
M 4
M 4M 4
M 4
 
M 3
M 3M 3
M 3
 
M 2
M 2M 2
M 2
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copy
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
 

Recently uploaded

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 

Recently uploaded (16)

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 

5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah

  • 1. Hubungan AntaraHubungan Antara Pemerintah Pusat & Pemerintah DaerahPemerintah Pusat & Pemerintah Daerah
  • 2. HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN DAPATHUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN DAPAT MELIPUTI HUBUNGAN KEWENANGAN,MELIPUTI HUBUNGAN KEWENANGAN, KEUKEUAANGAN, PELAYANAN UMUM,NGAN, PELAYANAN UMUM, PEMAMFAATAN SDA DLLPEMAMFAATAN SDA DLL DARI BENTUK HUBUNGAN DIATAS AKAN MENIMBULKAN HUBUNGAN ADMINISTRATIF DAN KEWILAYAHAN
  • 3. • HUBUNGAN ADMINISTRATIF YAITU SEBAGAI KONSEKWENSI KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA. • HUBUNGAN KEWILAYAHAN YAITU SEBAGAI KONSEKWENSI DIBENTUK DAN DISUSUNYA DAERAH OTONOM YANG DISELENGGARAKAN NKRI SEHINGGA WILAYAH INDONESIA MERUPAKAN SATU KESATUAN WILAYAH NEGARA YANG BULAT, SEHINGGA WILAYAH DAERAH JUGA MERUPAKAN WILAYAH KESATUAN NEGARA YANG BULAT (LUAS = NKRI)
  • 4. PEMBENTUKAN DAERAHPEMBENTUKAN DAERAH && KKAAWASAN KHUSUSWASAN KHUSUS • KONSEKWENSI DARI UU DESENTRALISASI MAKA DIBENTUKLAH DAERAH OTONOM • SEJALAN DENGAN PASAL 18 UUD 45 AYAT 1 DAN 2 (ayat 1: Negara kesatuan RI dibagi atas daerah propinsi dan propinsi dibagi atas kab dan kota, tiap propinsi,kab dan kota mempunyai pemerintahan daerah yg diatur dengan UU. Ayat 2 : Pemerintahan daerah propinsi, daerah kab dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan). • TITIK BERAT PADA DAERAH KABUPATEN DAN KOTA. • PEMERINTAH DAERAH DALAM MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH LAINNYA.
  • 5. • DENGAN UU 32/2004 NEGARA MENGAKUI DAN MENGHORMATI SATUAN-SATUAN PEMERINTAHAN YANG BERSIFAT KHUSUS DAN ISTIMEWA. • HANYA SAJA DENGAN PERTIMBANGAN TERTENTU KEPADA DAERAH DAERAH TERSEBUT DAPAT DIBERIKAN WEWENANG KHUSUS YANG DIATUR DENGAN UU EX : DKI JAKARTA, DI YOKYAKARTA, DK NANGROE ACEH DARUSSALAM, PROVINSI PAPUA. • DISAMPING ITU NEGARA MENGAKUI DAN MENGHORMATI KESATUAN-KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK TRADISIONALNYA SEPANJANG MASIH HIDUP DAN SESUAI DENGAN NKRI
  • 6. Pembentukan DaerahPembentukan Daerah • Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal.
  • 7. KKawasanawasan KKhusushusus • PADA DAERAH PROPINSI, KABUPATEN DAN KOTA DAPAT DIBENTUK KAWASAN KHUSUS, YAITU KAWASAN STRATEGIS YANG SECARA NASIONAL MENYANGKUT HAJAT HIDUP ORANG BANYAK BAIK DARI SUDUT POLITIK, SOSBUD, LINGKUNGAN DAN PERTAHANAN KEAMANAN. • PEMBENTUKAN KAWASAN KHUSUS HARUS MENGIKUT SERTAKAN PEMERINTAH DAERAH ATAU • PEMERINTAH DAERAH DAPAT MENGUSULKAN SUATU KAWASAN KHUSUS
  • 8. Contoh kawasan khusus yang dapat ditetapkan pemerintah untuk kepentingan nasional, seperti : kawasan cagar budaya, taman nasional, pengembangan industri strategis, pengembangan teknologi tinggi (pengembangan tenaga nuklir, peluru kendali, pengembangan prasarana komunikasi, telekomunikasi, transportasi, pelabuhan dan daerah perdagangan bebas pangkalan militer, serta wilayah eksploitasi, konservasi bahan galian strategis, penelitian dan pengembangan sumber daya nasional, laboratorium sosial, lembaga pemasyarakatan spesifik.”
  • 9. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHANPEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN • Dasar pemikiran : bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya/ tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Karena menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan. • Pada otonomi luas urusan pemerintahan diserahkan kepada daerah (Di luar enam kewenangan yang menjadi hak pusat) Disamping itu bagian tertentu urusan pemerintahan lainnya yang berskala nasional. • Disamping itu ada bagian urusan pemerintah yang bersifat CONCURRENT, yaitu urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah.
  • 10. URUSAN CONCURRENTURUSAN CONCURRENT MENGANUT :MENGANUT : • KRETERIA EKTERNALITAS • KRETERIA AKUNTABILITAS • KRETERIA EFISIENSI • KRETERIA KESERASIAN HUBUNGAN Kriteria tersebut adalah untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurerrent secara proporsional.
  • 11. Kriteria Eksternalitas : Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/ akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. • Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/ kota, apabila regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah.
  • 12. Kriteria Akuntabilitas: Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/ dekat dengan dampak atau akibat dari urusan yang ditangani tersebut. • Dengan demikian akutabilitas penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.
  • 13. Kriteria Efisiensi : Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan. • Oleh karena itu, pembagian urusan harus disesuaikan dengan memperhatikan ruang lingkup wilayah beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut. • Ukuran daya guna dan hasil guna tersebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan besar kecilnya risiko yang harus dihadapi.
  • 14. Keserasian hubungan : Bahwa pengelolahan bagian urusan pemerintahan yang dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan (interkoneksi), saling tergantung (inter – dependensi), dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan. • Pembagian urusan pemerintahan sebagaimana tersebut di tempuh melalui mekanisme penyerahan dan atau pengakuan atas usul daerah terhadap bagian urusan-urusan pemerintah yang akan diatur dan diurusanya. • Berdasarkan usulan tersebut pemerintah melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum memberikan pengakuan atas bagian urusan-urusan yang akan dilaksanakan oleh daerah. Terhadap bagian urusan yang saat ini masih menjadi kewenangan pusat dengan kriteria tersebut dapat diserahkan kepada Daerah.
  • 15. Urusan yang Menjadi Kewenangan Daerah :Urusan yang Menjadi Kewenangan Daerah : • Urusan Binaan (Core): Urusan yang penanganannya masih terdapat turut campur (peran serta pemerintah) untuk membina daerah-daerah otonomi. • Urusan Wajib: Urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar, seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar; • Urusan Pilihan : Terkait erat dengan potensi unggulan dan kekhasan daerah.
  • 16. • Secara sistematis urusan pemerintahan dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : • Urusan binaan (Core) Depdagri, yang mencakup 6 urusan : kependudukan dan catatan sipil; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, kepegawaian dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa; penataan ruang; dan perencanaan pembangunan. • Urusan wajib, yang mencakup 17 urusan : pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup; pekerjaan umum; perumahan; kepemudaan dan olahraga; penanaman modal; koperasi dan usaha kecil; ketenagakerjaan ; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera; perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan dan perpustakaan. • Urusan pilihan, yang mencakup 8 urusan : kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan; energi dan sumberdaya mineral; pariwisata; industri; perdagangan dan ketransmigrasian.
  • 17. HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAHHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH • Permusawaratan dalam sistem pemerintahan negara. • Pemeliharaan dan pengembanan prinsip- prinsip pemerintahan asli. • Kebhinekaan. • Negara hukum.
  • 18. • Hubungan pusat-daerah Hubungan pusat- daerah TUGAS PERBANTUANDEKONSENTRA SI DESENTRALISA SI DEKONSENTRA SI DEKONSENTRA SI DEKONSENTRASI DEKONSENTRASI DANA BAGI HASIL PAD, RETRIBUSI DLL DAU DAN DAK PINJAMAN DAERAH
  • 19. • Hubungan pusat-daerah Hubungan pusat- daerah TUGAS PERBANTUANDEKONSENTRA SI DESENTRALISA SI BEBAN APBN BEBAN APBD BEBAN YG MENUGASKAN HUB KEU PUSAT DAERAH DANA BAGI HASIL PAD, RETRIBUSI DLL DAU DAN DAK PINJAMAN DAERAH
  • 20. DAU (Dana Alokasi Umum) Merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah. Dana Bagi Hasil Bagian dana perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. • DAK (Dana Alokasi Khusus) Merupakan transfer yang bersifat khusus (specific grant) untuk memenuhi pembiayaan kebutuhan khusus Daerah dan/ atau kepentingan Nasional. • Berdasarkan hasil rapat kerja Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR RI tanggal 08 Oktober 2007, telah disepakati alokasi Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus serta Dana Penyeimbang DAU untuk Tahun Anggaran 2008. Selanjutnya, DAU akan ditetapkan melalui Perpres, sementara DAK dan Dana Penyeimbang DAU melalui Peraturan Menteri Keuangan.