1. INTERAKSI OBAT
HERBAL
Disusun Oleh :
Eva Puspitasari P.B.S. 1920384308 Fahmi Rizki 1920384309
Hendri Evantrio 1920384310 Ikhwan Setyo W. 920384311
Julinar Intan P. 1920384312 Leonhart Axel R. 1920384313
Lia Rahmawati 1920384314 Matsna Yuliana R. 1920384315
Meilany Berti A. 1920384316 Nilma Abdiriani T. 1920384317
2. Atropa Belladona
Mekanisme Interaksi
• Senyawa: alkaloid hyoscyamine / atropine
• Atropin menginduksi psikosis: penyebab keracunan Atropa belladonna gejala ATS
sentral yang meliputi halusinasi, kebingungan dan psikosis. psikosis diinduksi
penurunan transmisi asetilkolin, disertai dengan peningkatan transmisi dopamin di
Central sistem saraf, karena level mereka dipengaruhi oleh satu sama lain .Atropin
diinduksi psikosis dijelaskan oleh kemampuan alkaloid Tropane untuk dengan cepat
melewati sawar darah otak dan pengaruhnya fungsi CNS. Memiliki efek
pemblokiran kolinergik, atropin dapat memblokir reseptor M1 di otak menyebabkan
psikosis dengan mekanisme yang disebutkan
3. Efek atropin beladona pada central nervous
system
• memblokir asetilkolin reseptor muskarinik, yang memainkan peran penting
dalam berfungsinya otak untuk belajar, memori, dan orientasi. Jika terjadi
muskarinik blokade, tidak ada asetilkolin menyebabkan memori
disfungsional, disorientasi dan halusinasi. Laju pernapasan meningkat dan
dalam beberapa kasus overdosis, mengarah ke gagal pernapasan dan
kardiovaskular.
4. Efek atropin beladona pada peripheral
nervous system
• Alkaloid atropin bertindak sebagai antagonis muskarinik dan memblokir
reseptor muskarinik postganglionik parasimpatis. Atropin memiliki efek yang
lebih kuat daripada skopolamin dalam memproduksi takikardia dan
perubahan kardiovaskular, meskipun efek perifer dari kedua atropin dan
skopolamin adalah sama. Tanda-tanda efek perifer dimanifestasikan oleh blok
parasimpatis termasuk penurunan sekresi menyebabkan mulut kering, kulit
memerah, midriasis, muntah, konstipasi, retensi urin, demam, takikardia dan
hipertensi
5. Intoksisitas atropa belladona
• Tingkat keracunan dapat bervariasi dari ringan, sedang, hingga berat, tergantung
pada dosis dan sumbernya. Atropin melintasi sawar darah otak dan pasien dengan
antikolinergik sentral sindrom menunjukkan hilangnya memori, kebingungan,
disorientasi, halusinasi, gerakan tidak terkoordinasi dan delirium dengan psikosis
akut. Toksisitas perifer diproduksi oleh alkaloid Atropa belladonna menyebabkan
penghambatan sekresi dan relaksasi halus otot-otot di saluran cerna dan saluran
kemih, menyebabkan kekeringan mulut, sembelit, bunyi usus berkurang atau ileus
dan kencing retensi. Denyut jantung meningkat (takikardia) dengan hipertensi
sebagai akibat dari blok parasimpatis yang disebabkan oleh agen anti-kolinergik.
Perubahan okuler meliputi pelebaran pupil dengan kelumpuhan siliaris otot yang
mengakibatkan hilangnya akomodasi
6. Ginkgo
Klasifikasi
• Berdasarkan ilmu taksonomi, tanaman ginkgo dikenal dengan nama ilmiah Ginkgo biloba L.,
klasifikasinya adalah sebagai berikut:
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Embryophyta siphonogama
• Anak divisi : Gymnospermae
• Kelas : Ginkgoopsida
• Familia : Ginkgoaceae
• Genus : Ginkgo
• Spesies : Ginkgo biloba L
7. Kandungan Dan Indikasi
• Daun ginkgo mengandung banyak flavonoid termasuk biflavon glikosida
seperti ginkgetin, isoginkgetin, bilobetin, sciadopitysin, dan juga beberapa
quercetin dan turunan kaempferol
• Daun ginkgo merupakan bagian yang biasanya digunakan. Biasanya di
indikasi kan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada kasus demensia,
penyakit Alzheimer, Ginkgolides diduga memiliki antiplatelet dan
antiinflamasi yang telah digunakan untuk serebrovaskular dan gangguan
pembuluh darah perifer, tinitus, asma dan untuk meringankan gejala penyakit
ketinggian
8. Interaksi herbal dengan obat
• Ginko Biloba + antiepilepsi dapat terjadi kejang
• Ginko Biloba + Theophylline menginduksi theoph
• Ginko Biloba + Warfarin perdarahan intraserebral
• Ginko Biloba + Antiplatelet terkait dngn trombosit, perdarahan dan gangguan
pembekuan
• Ginkgo dan Nifedipine meningkatkan level dan beberapa efek nifedipine
• Ginkgo dan NSAIDs pendarahan intraserebral
• Ginkgo dan Risperidon terjadinya priapisme
• Gingko dan PPI menginduksi metabolism omeprazole
9. Tanaman Patah Tulang
• Sistematik Tanaman Patah Tulang
• Divisi : Spermatophyta *Mengandung senyawa euphorbone, taraksasterol,
• Sub Divisi : Angiospermae laktucerol, euphol, senyawa damar yang menyebabkan
• Kelas : Dicotyledonae rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lender.
• Bangsa : Asterales bila terkena mata getah patah tulang dapat menyebabkan
• Suku : Euphorbiaceae kebutaan, sesegera mungkin mata dicuci dengan air kelapa
• Warga : Euphorbia atau santan
• Jenis : Euphorbia tirucalli
10. INDIKASI DAN TOKSISITAS
• Mencegah tahi lalat membesar, Kapalan (clavus) dan kutil, Patah tulang, Kulit tertusuk duri atau terkena pecahan kaca,
herpes zoster
• Penelitian ini menunjukkan beban konsentrasi ekstrak dalam media dapat membunuh larva Artemia salina Leach secara
berturut-turut dengan konsentrasi 500 μg/ml, 250 μg/ml, 100 μg/ml, 50 μg/ml dan 10 μg/ml
• Hasil uji toksisitas ini menunjukkan persentase kematian larva Artemia salina sebesar 6 – 70 %. Pada konsentrasi 0 μg/mL
persentase kematiannya sebesar 0%, 10 μg/mL persentase kematiannya sebesar 6 %, 50 μg/mL persentase kematian
sebesar 10 %, 100 μg/mL persentase kematiannya sebesar 23 %, 250 μg/mL persentase kematian sebesar 43 % dan 500
μg/mL persentase kematian sekitar 70 %
• senyawa yang terdapat pada tanaman ini senyawa yang dapat menyebabkan toksisitas yaitu flavonoid, dimana pada kadar
tertentu memiliki potensi toksisitas akut. Adanya flavonoid dalam lingkungan sel, menyebabkan gugus OH- pada flavonoid
berikatan dengan protein integral membran sel. Hal ini menyebabkan terbendungnya transport aktif Na+ - K+. Transpor
aktif yang berhenti menyebabkan pemasukan ion Na+ yang tidak terkendali ke dalam sel, hal ini menyebabkan pecahnya
membran sel. (Scheuer, 1994). Pecahnya membran sel inilah yang menyebabkan kematian sel. ekstrak klorform
menyebabkan toksisitas karena mengandung alkaloid. Mekanisme alkaloid dan tanin yang sama yaitu tidak menyebabkan
kematian sel namun menyebabkan toksisitas karena dapat menghambat daya makan larva (antifedant)