SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
SIDANG KTI


     MANFAAT TEH HIJAU
  PADA PENYAKIT ALZHEIMER




Marcella Aprilia Lonatrista 2007-060-160
 Christian Djaja Atmadja 2007-060-162
                                           1
Abstrak
Teh hijau terbukti dapat menghambat progesivitas penyakit
Alzheimer. Kandungan polifenol pada teh hijau; EGCG
(epigallokatekin-3-gallate); memiliki efek neuroproteksi,
antioksidan dan pelarut besi.
Efek neuroprotektif EGCG ditunjukkan dengan mengaktivasi
protein kinase C (PKC), menekan ekspresi inducible nitric
oxide synthase (iNOS), mensupresi pembentukan nitric
oxide (NO) dan peroksinitrit, melindungi sel dari keracunan
dan mampu mencegah proses apoptosis dengan
mengurangi ekspresi Bax (pro-apoptosis).
EGCG terbukti dapat mengubah struktur plak amiloid
menjadi agregat protein yang tidak berbahaya bagi sel.
Abstrak
Efek antioksidan EGCG terbukti dengan kemampuan EGCG mencari
radikal bebas dan membuangnya serta meregulasi aktivitas enzim-
enzim antioksidan. EGCG dapat berperan langsung dalam proses
terbentuknya radikal bebas dengan menjadi zat teroksidasi oleh
radikal bebas. Efek antioksidan dari EGCG ini dapat mencegah
proses peroksidasi lipid dan protein yang dapat menyebabkan
kematian sel saraf.
Efek terakhir dari EGCG ialah sebagai pelarut besi sehingga dapat
menurunkan akumulasi besi pada otak yang mengakibatkan
penekanan translasi APP mRNA yang dapat mencegah
neurodegenerasi pada otak. Dengan adanya kumpulan berbagai
artikel mengenai manfaat teh hijau ini diharapkan akan berguna
bagi masyarakat dan pihak yang membutuhkan.

                                                              3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Aging     Perubahahan fisik dan mental (demensia)
• Penyebab paling sering adalah Alzheimer
  (15 juta penderita)
• Angka penderita Alzheimer diperkirakan akan terus
  meningkat di dalam dan di luar negeri
• Alzheimer sering tidak disadari
• Banyak sekali zat makanan yang diteliti dan
  mampu mencegah Alzheimer
• Salah satunya adalah teh hijau
Rumusan Masalah, Tujuan, dan
             Manfaat
• Rumusan masalah
  – Bagaimana pengaruh teh hijau terhadap penyakit
    Alzheimer ?
• Tujuan Umum
  – Mengetahui manfaat konsumsi teh hijau terhadap
    pencegahan penyakit Alzheimer pada manusia
• Tujuan Khusus
  – Mengetahui bagaimana kerja teh hijau pada penyakit
    Alzheimer
  – Mengetahui zat-zat aktif yang terkandung di dalam
    teh hijau yang berfungsi sebagai agen neuroprotektif
Rumusan Masalah, Tujuan, dan
             Manfaat
Manfaat Penulisan
• Bagi Peneliti
  – Memberikan gambaran penelitian terbaru tentang
    pengaruh teh hijau pada penyakit Alzheimer
  – Berpikir ilmiah dan cerdas
• Bagi Pendidikan
  – Informasi baru mengenai teh hijau
  – Membangkitkan rasa ingin tahu peneliti lain
• Bagi Masyarakat
  – Informasi baru mengenai pencegahan penyakit
    Alzheimer
  – Menurunkan angka kejadian Alzheimer
Ruang Lingkup dan Metodologi
              Penulisan
• Ruang Lingkup Penulisan
  – Dibatasi pada penyakit Alzheimer serta
    mekanisme kerja zat aktif teh hijau dalam
    mencegah penyakit Alzheimer
• Metodologi Penulisan
  – Studi Pustaka
  – Pencarian jurnal ilmiah lima tahun terbaru 2006 –
    2010 melalui internet dan perpustakaan
  – Ditulis ulang secara sistematis dan dibahas secara
    mendalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan Etiologi
• Demensia adalah suatu sindroma
  penurunan kemampuan intelektual progresif yg
  menyebabkan deteriorasi kognisi & fungsional

• Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit
  degeneratif yang disebabkan penyusutan otak
  dan merupakan penyebab demensia yang
  tersering dan belum ada penyembuhannya
Definisi dan Etiologi
• Etiologi penyakit Alzheimer masih belum jelas
• Ada pengaruh genetik
  – Hubungan keluarga antara penderita Alzheimer
  – Gen Apolipoprotein E
  – Sindroma Down
  – Mutasi APP
  – Mutasi Presenilin 1
  – Mutasi Presenilin 2
Faktor Resiko
•   Usia
•   Merokok
•   Defisiensi asam folat dan vitamin B12
•   Tingkat pendidikan rendah
•   Tinggal di daerah pedesaan
•   Ada riwayat gangguan psikiatri
•   Trauma kepala
•   Penyakit KV, hipertensi, diabetes,
    hiperkolesterolemia dan obesitas
Patogenesis
  Kelainan Protein pada Penyakit Alzheimer
 • β-amyloid

              Amyloid Precursor Protein

                           proteolisis

      Non-amyloidogenik        Amyloidogenik

α-sekretase                                  Β-sekretase
γ-sekretase                                  γ-sekretase

      Aβ non toksik                Aβ toksik (Aβ42)   agregasi   Plak amyloid


                                                                            13
Patogenenesis
• Kelainan Protein
  – Protein Tau: normalnya berfungsi utk menstabilkan dan
    membantu pembentukan mikrotubulus
                       Protein Tau


                     hiperfosforilasi


                      Neurofibrilarry
                         tangels


                        sitotoksik
Patogenesis
   Kelainan pada Sinaps
   Stadium ringan:               Stadium lanjut:
 Penurunan jumlah            celah sinaps melebar,           Penurunan
protein vesikel sinaps        putus hubungan dgn               fungsi
  (synapthophysin)        sel saraf di seberang sinaps        kognitif



                                   Endositosis              Gangguan
                              reseptor permukaan            pelepasan
                Mempercepat     N-metil-D-aspartat       neurotransmiter
  Peptida Aβ      proses                                 & gangguan arus
                                         &
                               -amino-3-hidroksil-5-         ion pada
                                 metil-4-isoxazole        reseptor post
                                  propionic acid              sinaps
                                                                    15
Patogenesis
• Disfungsi mitokondria
                      Peptida Aβ

    • menghambat kerja enzim mitokondria pada otak
    • mengganggu transpor elektron & konsumsi oksigen
    • gangguan potensial membran mitokondria

               Mitokondria yg telah rusak


               Melepaskan radikal bebas


                   Kerusakan pada sel                   16
Patogenesis
        • Keadaan stress oksidatif pada penyakit Alzheimer
                         Peptida Aβ

      Masuk ke dalam membran sel saraf dan sel glial

Aβ membentuk radikal bebas yg berasal dari proses reduksi ion metal

Menyebabkan peroksidasi lipid & oksidasi protein membran sel
                                                               Secara langsung oleh Aβ
         Kerusakan membran sel saraf & sel glial
                                                           Tidak langsung: melalui produk hasil
            Membran sel kehilangan integritas
                                                            peroksidasi lipid oleh radikal bebas
                                                                     (HNE & akrolein)
              Menimbulkan disfungsi seluler

 Inhibisi ion            Kehilangan       Inhibisi glutamate      Kehilangan       Gangguan
motive ATP-ase          homeostasis         uptake system         fungsi protein   pengiriman
                            Ca2+                                  transpor         sinyal

     Aktivasi nuclear
      Transcription           Aktivasi jalur         KEMATIAN SEL
          factor               apoptosis                SARAF                             17
Patogenesis
  • Akumulasi besi pada penyakit Alzheimer:
    jumlah serum besi yg ditranspor ke sel saraf jumlahnya abnormal
      Gangguan pada sawar otak                  pelepasan Fe2+ dari ferritin

                                                    + ion besi menyebabkan agregasi
                             Meyebabkan             peptida Aβ
                          timbulnya Labile Fe
                                 Pool               Radikal bebas          Stress oksidatif



                                   Aktivasi enzim prolyl                  Degradasi Hipoksia
Penurunan regulasi Iron
                                       hydroxylase                        Inducible Factor 1
  Regulatory Protein


  Translasi APP mRNA             Kemampuan bertahan hidup Sel saraf menurun




                            NEURODEGENERASI                                              18
Manifestasi Klinis
•   Demensia
•   Afasia
•   Aphraxia
•   Gangguan psikiatrik
•   Gejala ekstrapiramidal
•   Kejang epileptik



                                   19
Manifestasi Klinik
• Demensia dibagi menjadi 3 stadium :
  – Stadium awal (tahun pertama dan kedua)
     •   Kesulitan berbahasa
     •   Disorientasi waktu dan tempat
     •   Pasif dan tidak ada motivasi
     •   Perubahan suasana hati
     •   Depresi, anxietas
     •   Marah, agresif
     •   Kehilangan minat akan kegemaran dan aktivitas



                                                         20
Manifestasi Klinis
– Stadium pertengahan (tahun kedua - kelima)
   •   Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
   •   Sangat pelupa
   •   Tidak dapat melakukan aktivitas essensial
   •   Sangat bergantung pada keluarga
   •   Mengulang-ulang pertanyaan
   •   Tidak mandiri
   •   Pola tidur terganggu
   •   Mudah tersesat
   •   Mengalami halusinasi

                                                         21
Manifestasi Klinis
– Stadium akhir (tahun kelima dan seterusnya)
   •   Ketergantungan total
   •   Gangguan memori yang serius
   •   Tidak mengenali orang-orang disekitarnya
   •   Sulit sekali untuk berbicara
   •   Sulit menerima hal baru
   •   Sulit dalam berjalan
   •   Inkontinensia urin dan inkontinensia alvi
   •   Menunjukkan tingkah laku yang tidak sepantasnya
   •   Hanya dapat duduk atau berbaring

                                                         22
Diagnosis Alzheimer
• Mini Mental State Examination (MMSE)
  sensitivitas 87%, spesifitas 82%
  demografi subyek penelitian sama
  (umur,pendidikan)
• Diagnosa molekuler: pemeriksaan mutasi genetik
  pada gen APP, presenilin 1, dan presenilin 2.
• Diagnosa definitif : pemeriksaan neuropatologis
  dengan menemukan plak senilis dan
  neurofibrillary tangles

                                                23
Diagnosa Penunjang
• CT Scan dan MRI
  – Atrofi otak dan pembesaran ventrikel
• EEG
  – Memberikan gambaran perlambatan yang difus
• SPECT (Single Photo Emission tomography)
  – Melihat aliran darah cerebral
• PET Scan (Positron Emission Tomography)
  – Aktivitas otak yang berkurang

                                                 24
Pengobatan
• Kolinesterase inhibitor
  – Untuk mencegah pemecahan asetilkolin agar
    fungsi kognitif tetap terjaga
• Vitamin E : monoterapi atau kombinasi
  dengan kolinesterase inhibitor
• Terapi simtomatik
  – Depresi : Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
  – Apati : obat psikostimulan
  – Gangguan tingkah laku : obat anti psikotik

                                                       25
Pencegahan
• Obat-obatan Antiinflamasi
• Konsumsi red wine
• Berpartisipasi dalam kegiatan yang
  merangsang fungsi kognitif
• Melatih fungsi kognitif dapat menurunkan
  resiko penyakit Alzheimer



                                             26
Teh




•   Cammelia sinensis: famili Theaceae
•   Paling banyak dikonsumsi di dunia, kedua setelah air
•   Tanamannya berupa semak/pohon, selalu hijau
•   Dapat tumbuh sampai 9 meter,
    tapi untuk dibudidayakan hanya 1,5 meter
                                                           27
Teh
• Daun teh                  Bunga teh
  warna: hijau tua          warna: putih, beraroma
  bentuk: oval              berkelompok/ sendiri-
  tepi daun: bergerigi      sendiri
   Tumbuh di Asia Timur, menyebar sampai ke
   Timur Tengah dan benua Afrika
   Teh terbaik dipetik dari dua daun teratas dari
   tiap rantingnya, ditanam pada ketinggian 4000 m
   di atas permukaan laut
   Perbedaan dalam pemetikan & cara memproses
   daun teh menyebabkan teh berbeda-beda jenis
   dan kualitas                                      28
Jenis-Jenis Teh dan Proses
      Pembuatannya




                             29
Teh Hijau
• 10% produksi teh seluruh dunia
• Berwarna kehijauan, rasa teh ringan/ tidak terlalu pahit
• tidak dioksidasi

Proses Pembuatan Teh Hijau
Proses Pelayuan
  Tujuan: mengurangi kadar air dengan melewatkan daun
  teh pada silinder panas selama 5 menit/ ditiup dengan
  menggunakan udara panas sehingga kadar air turun
  menjadi 60-70%

Proses Pendinginan
 Tujuan: mendinginkan daun teh setelah dilayukan agar
  dapat diproses lebih lanjut
                                                             30
Proses Penggulungan
  Tujuan: memecah sel-sel daun sehingga zat-zat yg ada
  dalam sel keluar dan menyebabkan rasa teh menjadi sepat
  Daun teh digulung dengan mesin/ tangan selama 15-30
  menit

Proses Pengeringan
  Dikeringkan pada suhu 110-135 C selama 30 menit
  Tujuan: membuat zat yg ada dalam teh menjadi semakin
  pekat
Proses Pemilihan
 Daun teh yg sudah selesai diproduksi kemudian dipilih
  sesuai dengan kualitas / bagian yg diinginkan          31
Teh Oolong
• Persilangan teh hijau dengan teh hitam
• Rasanya menyerupai buah
• daun teh mengalami fermentasi sebagian
                           Teh Putih
• jenis yg langka
• Berasal dari daun teh muda yg dipetik sebelum tunasnya
  terbuka
• Warna lebih terang, rasa lebih halus
• Proses yg sederhana membuat daun teh tidak banyak
  berubah dari keadaan alaminya
                           Teh Hitam
• paling populer
• berwarna kemerahan
• Kandungan polifenol: theaflavins & thearubigin           32
Zat yg Terkandung di Dalam Teh Hijau




                                       33
Zat yg Terkandung di Dalam Teh Hijau
Katekin
Kafein
Tanin
Makromolekul yg Larut dalam Air
Flavonoid
Vitamin




                                    34
Katekin
• Teh hijau mengandung zat polifenol (katekin) yg memiliki efek
  antioksidan yg poten (lebih kuat dari vitamin C)
• termasuk dalam kelompok flavonoid
• menyebabkan rasa teh menjadi sangat khas
• Kandungan katekin 30-45% dari berat keseluruhan ekstrak teh
  hijau padat

Dalam teh hijau terdapat 4 jenis katekin

Setiap 100 gr daun teh mengandung
1. EGCG (Epigallokatekin-3-gallate)  9170-14900 µmol (59%)
2. EGC (Epigallokatekin)            8060-17900 µmol (19%)
3. ECG (Epikatekin-3-gallate)         1400-2350 µmol(13,6%)
4. EC    (Epikatekin)                 2360-5800 µmol (6,4%)
                                                          35
Katekin

fungsi:
 - antiinflamasi yg poten
 - efek anti tumor
 - efek anti-angiogenik




                                  36
Gambar2. Stuktur kimia EC, ECG, EGC, EGCG,
        theaflavins, thearubigins
                                             37
Kafein
• 1,3,7-trimetilxantin
• Ada dalam kopi, teh, coklat
• Sebagai zat tambahan minuman penambah energi
• Dalam secangkir teh terdapat 50 mg kafein
• Dibutuhkan konsumsi 6,5 mg/kgBB kafein utk
  menghasilkan efek ergogenik sebelum latihan fisik yg
  memerlukan ketahanan
• Efek kafein terhadap tubuh manusia: diuretik,
  stimulan otot jantung & SSP, relaksasi otot polos
                                                         38
Tanin
• -gluthamileethylamide
• 1-2% dari ekstrak teh hijau jepang
• Mewakili lebih dari 50% kandungan asam amino di
  dalam teh
• Tanin menyebabkan rasa teh hijau jepang berbeda
  (umami)
• Memiliki efek terhadap SSP
• Pemberian pada kadar tertentu menyebabkan
  timbulnya gelombang pada otak (relaks)
• Menginhibisi absorbsi Fe non-heme: menyebabkan
  anemia
                                                    39
Makromolekul yg Larut Dalam Air

1. GTND (green tea non-dialysate)
      -Memiliki efek anti tumor
2. Heteropolisakarida
      -Memiliki efek anti-hiperglikemia




                                          40
Flavonoid
• kaempherol, quercetin, myricetin,& derivatnya
• Efek flavonoid pada tubuh:
  - mencegah halitosis
  - agen protektif terhadap lipid peroksidase pada
       membran sel
  - anti-mutagenik
  - inhibisi dari tumor activating factor,inhibisi
  lipooksigenase (mengoksidasi lemak tak jenuh menjadi
  peroksida), inhibisi pelepasan histamin
  - antihipertensi, antifungal, antiviral, anti-oksidan
  - diuretik                                            41
Vitamin

• Teh hijau kaya vitamin antioksidan seperti:
  - vitamin C (6 mg vit.C dalam 100 ml air teh)
  - vitamin E       tidak larut air, diperlukan
  - β carotene     konsumsi daun tehnya sendiri
  memiliki efek antitumor dan dapat menekan
  penuaan




                                                  42
Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan
• Efek neuroprotektif pada penyakit Alzheimer,
  Parkinson dan gangguan penuaan lainnya
• Efek antikarsinogenik & antimetastasis:
  -pencegahan kanker prostat
  -pencegahan pertumbuhan tumor pada paru
  Efek menguntungkan pada penyakit kardiovaskular:
  - antihipertensi
  - antihiperkolesterolemia & arterosklerosis


                                                     43
Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan
•   Meningkatkan kesehatan mulut
•   Mengontrol berat badan
•   Memiliki efek antiinflamasi
•   Efek antibakteri & antivirus
•   Efek proteksi terhadap sinar UV
•   antifibrotik




                                        44
Bab III
               Metodologi Penelitian

• Karya tulis ini dibuat dengan metode tinjauan
  pustaka.
• Penulis melakukan pencarian jurnal penelitian dari
  perpustakaan FKUAJ dan terutama melalui internet
• Jurnal-jurnal yg membahas hal yg berhubungan
  dengan “Manfaat Teh Hijau Pada Penyakit
  Alzheimer” ditelaah lebih lanjut, dianalisis, kemudian
  ditarik kesimpulan



                                                       45
Bab III
                Metodologi Penelitian
• Tahap-tahap yg dilakukan dalam membahas tema karya
  tulis ini:
1. Mencari data mengenai prevalensi penyakit Alzheimer di
   dunia maupun di Indonesia.
    Mencari informasi mengenai teh hijau dan kegunaan teh
   hijau bagi kesehatan. Pencarian data dilakukan dengan
   menggunakan internet.

2. Melakukan pencarian dan telaah jurnal-jurnal yang
   membahas manfaat teh hijau pada penyakit Alzheimer.

3. Menarik kesimpulan
                                                            46
Bab III
             Metodologi Penelitian
• Garis besar dari karya tulis ini adalah sbb:
1. Bab I Pendahuluan
   Membahas latarbelakang, tujuan dan manfaat
   penulisan KTI
2. Bab II Tinjauan Pustaka
   Membahas teori & pengetahuan dasar mengenai
    manfaat teh hijau pada penyakit Alzheimer




                                                 47
Bab III
                Metodologi Penelitian
3. Bab III Metodologi Penelitian
   menggambarkan metode yg digunakan
4. Bab IV Pembahasan
   membahas topik permasalahan KTI
   mengandung penjelasan mengenai “Manfaat Teh
   Hijau Pada Penyakit Alzheimer”
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
   Berisi kesimpulan KTI dan saran untuk penelitian-
   penelitian selanjutnya
                                                   48
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian-penelitian dari tahun 2006 sampai 2010
        Studi Cross Sectional di Singapura

• 716 partisipan di atas usia 55 tahun
• Penelitian menyatakan bahwa orang yg mempunyai
  kebiasaan minum teh memiliki skor total MMSE yg
  lebih tinggi dibandingkan orang yg tidak punya
  kebiasaan mengkonsumsi teh
        Variabel         Mengkonsumsi Teh   Tidak mengkonsumsi teh



  Rata-rata skor total         28,1                  27,5
  MMSE
                                                                 50
Studi Cross Sectional di Singapura

• EGCG di dalam teh terlibat dalam aktivitas
  neuroproteksi seperti:
   –   inhibisi stress oksidatif
   –   transisional metal chelating
   –   modulasi cell signaling dan cell survival pathways
   –   Modifikasi patologi Alzheimer
   –   Mempromosikan secretase cleavage APP
   –   Mengurangi protein tau terfosforilasi yg memiliki sifat
       toksik


                                                                 51
Studi Cross Sectional di Singapura

• Teh hijau dan teh hitam menghambat aktivitas
  asetilkolinesterase
• Dan menunjukkan aksi protektif melawan toksisitas
  yg diinduksi oleh amyloid
• Tanin juga memiliki efek neuroprotektif




                                                      52
Studi Cross Sectional di Jepang

• Proyek Tsurugaya “Konsumsi Teh Hijau dan Fungsi
  Kognitif”
• Subyek penelitian 1.003 orang jepang berusia di atas 70
  tahun
• Menjalani tes MMSE
• Hasil penelitian: konsumsi teh hijau yg lebih tinggi
  diasosiasikan dengan prevalensi kerusakan kognitif yg
  lebih rendah pada manusia
• Menjelaskan mengapa prevalensi demensia , khususnya
  karena Alzheimer lebih rendah di Jepang bila
  dibandingkan dengan di Eropa dan Amerika Utara

                                                            53
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus

• Meneliti efek katekin terhadap tikus yg penuaanya
  dipercepat
• Tikus dari usia 1-15 bulan diberi makan air yg
  mengandung 0,02% katekin teh hijau
• Dosis rata-rata 35 mg/kg/hari
• Penelitian mengungkapkan bahwa: konsumsi harian
  katekin mencegah kemunduran memori dan
  kerusakan oksidatif pada DNA tikus


                                                      54
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus

• Pada tikus berusia 12 bulan yg diberi makan katekin
  menunjukkan penurunan atrofi otak
• Tikus yg diberi makan katekin memiliki memori yg
  lebih kuat




                                                        55
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus
• Lu et al menyatakan bahwa proteksi genom pada awal
  kehidupan manusia dewasa dapat mempengaruhi
  perbandingan kemunduran fungsional dan kerentanan
  dari otak terhadap penyakit neurodegeneratif yang akan
  datang
• Penelitian di atas menunjukkan bahwa konsumsi katekin
  yg berkelanjutan ialah sebuah strategi yg poten untuk
  menekan dan menunda penuaan dini pada kehidupan
  manusia


                                                      56
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus

    Katekin teh hijau yg masuk ke dalam plasma

Meningkatkan akitivitas antioksidan pada jaringan
                     otak

    Menekan kerusakan oksidatif pada otak
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus

• Efek supresif katekin disebabkan karena
  • EGCG menghambat apoptosis neuron
  • EGCG mengatur cleavage protein prekursor
    Amyloid dan mengurangi amyloidosis serebral
    pada tikus transgenik yg menderita Alzheimer
• Konsumsi katekin teh hijau harian mengurangi
  stress oksidatif dan mematahkan siklus
  kematian sel yg menyebabkan atrofi dan
  disfungsi otak
Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus

• Efek antipenuaan pada penelitian ini dapat dicapai
  manusia dengan meminum 1 s/d 2 liter teh hijau per
  hari
• Penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumsi
  katekin diasosiasikan dengan peningkatan kualitas
  hidup dengan cara mendukung penuaan otak yg
  sehat pada orangtua




                                                    59
Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada
         Penyakit Alzheimer

EGCG dapat mengaktivasi Protein Kinase C

                 EGCG

              Aktivasi PKC

         Perlindungan sel PC-12
Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada Penyakit
                    Alzheimer
• Penelitian pada tikus
               Konsumsi EGCG (2 mg/kg) dalam 2 minggu

                Peningkatan regulasi isoform enzim PKC:
                         PKC pada striatum
                  PKC dan PKC pada hipokampus

Kemampuan sel bertahan
 hidup makin kuat                                 Overekspresi PKC
Karena PKC merupakan
bentuk adaptasi sel
terhadap stimulasi dari luar                  Menurunkan plak amyloid
                                                   & peptida Aβ
Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada
         Penyakit Alzheimer
                  EGCG

               Aktivasi PKC

      Mempromosikan protelisis APP

             Menjadi sAPP

     Dihasilkan peptida Aβ non-toksik
Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada
          Penyakit Alzheimer


         Pemberian EGCG pada manusia

               Memberikan hasil :
Translokasi spesifik dari PKC pada membran sel
Efek Neuroprotektif EGCG Melawan β-amyloid-induced Oksidatif dan
      Kematian Sel Nitrosative Melalui Penambahan dari Kapasitas
                        Perlawanan Antioksidan

                                 Aβ

                                BV2

Fragmentasi    Gangguan potensial     Alterasi ekspresi   Stress
DNA            Transmembran           regulator apoptosis Nitrosatif
               mitokondria             Bcl-2
                                               iNOS   NO    Peroksinitrit




                                                       Disupresi o/
                       Apoptosis sel BV2              Pretreatment
                                                          EGCG
Mekanisme molekuler efek neuroprotektif EGCG

                                  EGCG

                     Ekspresi glutamylcysteine ligase


           Membentengi pengumpulan GSH seluler (antioksidan)


                         iNOS, NO, peroksinitrit


Mengurangi kerusakan oksidatif & kematian sel nitrosatif yg diinduksi Aβ
Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang Diinduksi
     Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel BV2
Pada uji reduksi kadar logam MTT

        Sel BV2 diinkubasi dengan Aβ sebanyak 25 M selama 24 jam


  Menurunkan kelangsungan                Toksisitas Aβ menurun
         Hidup sel                        dengan pretreatment
      menjadi 68,9%                               EGCG



                                      + EGCG                     + EGCG
                                        2 M         + EGCG
                                                                   10 M
                                                      5 M
                  Kelangsungan          79,2%                      79,8%
                  hidup sel                           87,8%
Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang
Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel
                        BV2
• Pewarnaan TUNEL membandingkan luas fragmentasi DNA nuklear
  (penanda apoptosis sel = pewarnaan nukleus positif, DNA telah
  terfragmentasi)

             Sel BV2 diberikan 25 M Aβ


     Apoptosis                      Pretreatment EGCG



                                     Menurunkan apoptosis
Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang
    Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel
                            BV2
    • Uji TMRE (tetramethylrhodamine ethyl ester)
                                    Sel BV2 diekspos Aβ


     Potensial transmembran mitokondria (Δ m)                Pretreatment
                                                                 EGCG
             Perubahan permeabilitas
                                                          Menghalangi pelepasan
                                                                 Δ m
Memicu pelepasan protein intermembran yg dapat larut
         (sitokrom C ke dalam sitosol)


            Memberikan sinyal apoptotik
Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang
Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel
                        BV2
• Modulator kunci jalur apoptosis yg lain dalam membran
  mitokondria adalah keluarga protein Bcl-2

                       Pemberian Aβ



Memicu peningkatan ekspresi            Pemberian EGCG
     proapoptosis Bax
dengan penurunan serentak
    Bcl-2 antiapoptosis
                                      Mengurangi peningkatan
                                      rasio Bax terhadap Bcl-2
EGCG pada Teh Hijau Dapat Merubah Struktur Plak
                      Amyloid
  Amyloid fibril yg berasal dari agregasi Aβ 42



                 + EGCG

                          1-4 jam

   Ditemukan oligomer amyloid yg ukurannya
                                                   Agregat protein yg
                   lebih kecil                      tidak berbahaya
& beberapa agregat Aβ amyloid yg tidak terbentuk
• Percobaan in vivo pada sel Chinese Hamster Ovary

              Sel CHO yg overekspresi gen APP

                                  +EGCG

      Badan inklusi yg berisi Aβ42 lebih cepat menghilang
                Dibandingkan dengan kontrol

 Menunjukkan bahwa EGCG dapat digunakan pada
 tatalaksana penyakit Alzheimer
Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit
                     Alzheimer

                           Efek protektif EGCG



          Pembersihkan                             Meregulasi enzim-
                                 Melarutkan besi
          radikal bebas                            enzim antioksidan



Oksigen      Anion        Peroksiradikal
tunggal   superoksida


 EGCG lebih efektif dalam membersihkan radikal bebas
 dibandingkan dengan ECG, EC, dan EGC karena memiliki grup
 trihidroksil pada cincin B dan gugus gallate pada cincin C
Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit
                Alzheimer

              3-Hidroksikinurenin


                    Sel saraf                   EGCG


Mencegah pembentukan            Menekan aktivitas
        spesies                    caspase-3
    oksigen reaktif


                                    Mencegah
                                    apoptosis
Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit
                Alzheimer
Pada sel hati tikus yg mengandung FeSO4, EGCG mencegah
pembentukan radikal bebas yg diinduksi oleh paraquat
 Proses ini terjadi dalam 2 mekanisme
                               EGCG


 Bertindak sebagai pencari &          Sebagai pelarut besi
  pembersih radikal bebas
  superoksida yg terbentuk

 Di mana kemampuan inhibisi EGCG menghilang saat
ditambahkan FeSO4 dalam jumlah banyak. Hal ini
menunjukkan bahwa EGCG mencegah peroksidasi lipid
dengan menarik semua ion besi yg ada
Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit
                Alzheimer


              Membentuk radikal bebas semiquinone
                          yang stabil

              Transfer elektron ke lokasi radikal bebas
 EGCG                        pada DNA

               Apabila EGCG teroksidasi, produk yang
               dihasilkan mampu melarutkan besi dan
                  menghilangkan anion superoksida
Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit
                 Alzheimer

• Percobaan pada tikus: diberikan ekstrak teh hijau per
  oral
• Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan level
  enzim antioksidan glutathione peroxidase dan
  reductase, superoxide dismutase, catalase
• Pada manusia dengan diberikan 2 gelas teh hijau
  (250 mg katekin) selama 42 hari menunjukkan
  peningkatan level antioksidan plasma yg signifikan
  dan penurunan kadar peroksida dalam plasma
EGCG Menekan Ekspresi iNOS yg disebabkan oleh
      Aβ & produksi NO di dalam sel BV2

• Analisis Western Blot

                    Sel BV2 dengan Aβ

      24 jam kemudian



           Ekspresi iNOS            Pretreatment EGCG




                                        Ekspresi iNOS ditekan
EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit
 Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2
• Pewarnaan DHR 123
                  Sel BV2 diberikan 25 M Aβ


     Formasi peroksinitrit meningkat                +EGCG
(adanya peningkatan intensitas fluoresens)




                                             Formasi peroksinitrit
                                                  menurun
EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit
  Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2

• Fluorescent probe DCF-DA
                    Sel BV2 diberikan 25 M Aβ



 Akumulasi ROS intraseluler                Pretreatment
  (fluoresens lebih banyak bila                EGCG
dibandingkan dengan sel kontrol)


                                             Akumulasi ROS
                                          intraseluler menurun
EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit
  Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2
 • Pembuktian efek protektif EGCG pada stress nitrosative yg
   disebabkan oleh Aβ pada model in vivo hewan
   Aβ (15 nmol/hari) diinfus ke ventrikel lateral tikus jantan Spragew Dawley
      14 hari berturut-turut             14 hari berturut-turut

     iNOS mRNA                                           iNOS mRNA
jaringan hipokampus                                 jaringan hipokampus

                                       10 hari selanjutnya
                                                   Post treatment EGCG
                                                      10 mg/kg/hari


                                       Menekan level iNOS mRNA,
                               menurunkan kerusakan nitrosative pada lemak
                                & peroksidasi lemak pada hipokampus tikus
EGCG Meningkatkan Level GSH Intraseluler dan
        Ekspresi GCL Catalytic Subunit (GCLC)

                        Sel BV2 diberikan Aβ 25 M /
                     penginfusan intraserebroventrikular
                 Aβ 15nmol/hari pada tikus Spragew Dawley



Level GSH intraseluler & hipokampus              ekspresi GCLC menurun
              menurun



                             Pemberian EGCG


                Konsentrasi GSH kembali secara signifikan &
            meningkatkan ekspresi GCLC ( glutamylcysteine-ligase)
Mekanisme Teh Hijau Sebagai Pelarut Besi
                         Tikus diberikan EGCG


             EGCG punya kemampuan sebagai pelarut besi


              Mencegah pengumpulan besi bebas yg labil


                 Penurunan tingkat translasi APP mRNA

• EGCG memiliki domain di mana ion logam dapat melekat yaitu
  grup o-diphenolic pada posisi 3’4’-dihidroksi di cincin B, dan pada
  struktur keto 4-keto dan 5-hidroksi pada cincin C
• Peran polifenol sebagai pelarut ion logam merupakan kemajuan
  signifikan dalam tatalaksana penyakit neurodegeneratif di mana
  pada penyakit neurodegeneratif dapat ditemukan akumulasi besi
  di beberapa area otak
Pengaruh EGCG terhadap proses neurodegenerasi yg diinduksi oleh besi.
            EGCG dapat menurunkan akumulasi besi yg ada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Teh hijau memiliki berbagai jenis polifenol
• Kandungan yg paling banyak adalah EGCG
• EGCG memiliki berbagai macam manfaat pada
  penyakit neurodegeneratif seperti pada
  penyakit Alzheimer
• Manfaat yg ditimbulkan EGCG antara lain:
  – Efek neuroproteksi
  – Efek antioksidan
  – Efek pelarut besi
Kesimpulan
• Efek neuroproteksi EGCG melibatkan berbagai
  macam mekanisme
  – EGCG dapat mengaktivasi PKC
  – EGCG juga dapat menekan ekspresi iNOS,
    mensupresi pembentukan NO dan peroksinitrit
  – EGCG dapat melindungi sel dari keracunan dan
    mampu mencegah proses apoptosis dengan
    mengurangi ekspresi Bax (pro apoptosis)
  – EGCG terbukti dapat mengubah struktur plak amiloid
    menjadi agregat protein yg tidak berbahaya bagi sel
Kesimpulan

• EGCG memiliki efek antioksidan melalui
  mekanisme
  – berperan langsung dalam proses terbentuknya
    radikal bebas dengan menjadi zat teroksidasi oleh
    radikal bebas
  – mencegah proses peroksidasi lipid dan protein yg
    dapat menyebabkan kematian sel saraf
Kesimpulan

• Efek sebagai pelarut besi, di mana EGCG dapat
  menurunkan akumulasi besi pada otak
  sehingga dapat menekan translasi APP mRNA
  sehingga mencegah neurodegenerasi pada
  otak
Saran
• Penelitian dengan standarisasi yg benar harus
  dilakukan agar efek teh hijau dalam mencegah
  penyakit Alzheimer mejadi semakin jelas dan
  penelitian tentang jumlah dan cara konsumsi
  teh hijau pun perlu dilakukan agar masyarakat
  dapat memanfaatkan teh hijau dengan baik
  dan benar
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to manfaat teh hijau pada penyakit alzheimer

Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Revmsholehkosim
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Revmsholehkosim
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgfujimg
 
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptx
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptxEPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptx
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptxCindyAr2
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptxDhevGianfranco
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimiapure chems
 
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptx
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptxOnline Class - Alzheimer's Disease (1).pptx
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdfidoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdfAnggaOfficial1
 
06 nutrasetika - sistem saraf
06   nutrasetika - sistem saraf06   nutrasetika - sistem saraf
06 nutrasetika - sistem sarafaurorakhanza
 
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptxNurHalimah611360
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013muhammadfahman
 
normotension glaucoma
normotension glaucomanormotension glaucoma
normotension glaucomahospital
 
askep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.pptaskep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.pptMuhamadyunus54
 
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdfpatofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdfAlfredBudionodrApex
 

Similar to manfaat teh hijau pada penyakit alzheimer (20)

Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
 
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis RevMencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
Mencegah Gejala Sisa Neurologis Rev
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
 
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptx
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptxEPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptx
EPILEPSY (FOCAL SEIZURES)_KLP 3.pptx
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimia
 
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptx
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptxOnline Class - Alzheimer's Disease (1).pptx
Online Class - Alzheimer's Disease (1).pptx
 
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdfidoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
idoc.pub_gangguan-psikotik.pdf
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
06 nutrasetika - sistem saraf
06   nutrasetika - sistem saraf06   nutrasetika - sistem saraf
06 nutrasetika - sistem saraf
 
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx
438484570-Ppt-Interaksi-Obat-Herbal.pptx
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 
Presentasi selenium dan seng
Presentasi selenium dan sengPresentasi selenium dan seng
Presentasi selenium dan seng
 
normotension glaucoma
normotension glaucomanormotension glaucoma
normotension glaucoma
 
Hie referat
Hie referatHie referat
Hie referat
 
askep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.pptaskep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
 
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdfpatofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
patofisiologi Mikro Mineral (Anemia).pdf
 
Askep ckr
Askep ckrAskep ckr
Askep ckr
 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
 

manfaat teh hijau pada penyakit alzheimer

  • 1. SIDANG KTI MANFAAT TEH HIJAU PADA PENYAKIT ALZHEIMER Marcella Aprilia Lonatrista 2007-060-160 Christian Djaja Atmadja 2007-060-162 1
  • 2. Abstrak Teh hijau terbukti dapat menghambat progesivitas penyakit Alzheimer. Kandungan polifenol pada teh hijau; EGCG (epigallokatekin-3-gallate); memiliki efek neuroproteksi, antioksidan dan pelarut besi. Efek neuroprotektif EGCG ditunjukkan dengan mengaktivasi protein kinase C (PKC), menekan ekspresi inducible nitric oxide synthase (iNOS), mensupresi pembentukan nitric oxide (NO) dan peroksinitrit, melindungi sel dari keracunan dan mampu mencegah proses apoptosis dengan mengurangi ekspresi Bax (pro-apoptosis). EGCG terbukti dapat mengubah struktur plak amiloid menjadi agregat protein yang tidak berbahaya bagi sel.
  • 3. Abstrak Efek antioksidan EGCG terbukti dengan kemampuan EGCG mencari radikal bebas dan membuangnya serta meregulasi aktivitas enzim- enzim antioksidan. EGCG dapat berperan langsung dalam proses terbentuknya radikal bebas dengan menjadi zat teroksidasi oleh radikal bebas. Efek antioksidan dari EGCG ini dapat mencegah proses peroksidasi lipid dan protein yang dapat menyebabkan kematian sel saraf. Efek terakhir dari EGCG ialah sebagai pelarut besi sehingga dapat menurunkan akumulasi besi pada otak yang mengakibatkan penekanan translasi APP mRNA yang dapat mencegah neurodegenerasi pada otak. Dengan adanya kumpulan berbagai artikel mengenai manfaat teh hijau ini diharapkan akan berguna bagi masyarakat dan pihak yang membutuhkan. 3
  • 5. Latar Belakang • Aging Perubahahan fisik dan mental (demensia) • Penyebab paling sering adalah Alzheimer (15 juta penderita) • Angka penderita Alzheimer diperkirakan akan terus meningkat di dalam dan di luar negeri • Alzheimer sering tidak disadari • Banyak sekali zat makanan yang diteliti dan mampu mencegah Alzheimer • Salah satunya adalah teh hijau
  • 6. Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat • Rumusan masalah – Bagaimana pengaruh teh hijau terhadap penyakit Alzheimer ? • Tujuan Umum – Mengetahui manfaat konsumsi teh hijau terhadap pencegahan penyakit Alzheimer pada manusia • Tujuan Khusus – Mengetahui bagaimana kerja teh hijau pada penyakit Alzheimer – Mengetahui zat-zat aktif yang terkandung di dalam teh hijau yang berfungsi sebagai agen neuroprotektif
  • 7. Rumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Manfaat Penulisan • Bagi Peneliti – Memberikan gambaran penelitian terbaru tentang pengaruh teh hijau pada penyakit Alzheimer – Berpikir ilmiah dan cerdas • Bagi Pendidikan – Informasi baru mengenai teh hijau – Membangkitkan rasa ingin tahu peneliti lain • Bagi Masyarakat – Informasi baru mengenai pencegahan penyakit Alzheimer – Menurunkan angka kejadian Alzheimer
  • 8. Ruang Lingkup dan Metodologi Penulisan • Ruang Lingkup Penulisan – Dibatasi pada penyakit Alzheimer serta mekanisme kerja zat aktif teh hijau dalam mencegah penyakit Alzheimer • Metodologi Penulisan – Studi Pustaka – Pencarian jurnal ilmiah lima tahun terbaru 2006 – 2010 melalui internet dan perpustakaan – Ditulis ulang secara sistematis dan dibahas secara mendalam
  • 10. Definisi dan Etiologi • Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yg menyebabkan deteriorasi kognisi & fungsional • Penyakit Alzheimer adalah suatu penyakit degeneratif yang disebabkan penyusutan otak dan merupakan penyebab demensia yang tersering dan belum ada penyembuhannya
  • 11. Definisi dan Etiologi • Etiologi penyakit Alzheimer masih belum jelas • Ada pengaruh genetik – Hubungan keluarga antara penderita Alzheimer – Gen Apolipoprotein E – Sindroma Down – Mutasi APP – Mutasi Presenilin 1 – Mutasi Presenilin 2
  • 12. Faktor Resiko • Usia • Merokok • Defisiensi asam folat dan vitamin B12 • Tingkat pendidikan rendah • Tinggal di daerah pedesaan • Ada riwayat gangguan psikiatri • Trauma kepala • Penyakit KV, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia dan obesitas
  • 13. Patogenesis Kelainan Protein pada Penyakit Alzheimer • β-amyloid Amyloid Precursor Protein proteolisis Non-amyloidogenik Amyloidogenik α-sekretase Β-sekretase γ-sekretase γ-sekretase Aβ non toksik Aβ toksik (Aβ42) agregasi Plak amyloid 13
  • 14. Patogenenesis • Kelainan Protein – Protein Tau: normalnya berfungsi utk menstabilkan dan membantu pembentukan mikrotubulus Protein Tau hiperfosforilasi Neurofibrilarry tangels sitotoksik
  • 15. Patogenesis Kelainan pada Sinaps Stadium ringan: Stadium lanjut: Penurunan jumlah celah sinaps melebar, Penurunan protein vesikel sinaps putus hubungan dgn fungsi (synapthophysin) sel saraf di seberang sinaps kognitif Endositosis Gangguan reseptor permukaan pelepasan Mempercepat N-metil-D-aspartat neurotransmiter Peptida Aβ proses & gangguan arus & -amino-3-hidroksil-5- ion pada metil-4-isoxazole reseptor post propionic acid sinaps 15
  • 16. Patogenesis • Disfungsi mitokondria Peptida Aβ • menghambat kerja enzim mitokondria pada otak • mengganggu transpor elektron & konsumsi oksigen • gangguan potensial membran mitokondria Mitokondria yg telah rusak Melepaskan radikal bebas Kerusakan pada sel 16
  • 17. Patogenesis • Keadaan stress oksidatif pada penyakit Alzheimer Peptida Aβ Masuk ke dalam membran sel saraf dan sel glial Aβ membentuk radikal bebas yg berasal dari proses reduksi ion metal Menyebabkan peroksidasi lipid & oksidasi protein membran sel Secara langsung oleh Aβ Kerusakan membran sel saraf & sel glial Tidak langsung: melalui produk hasil Membran sel kehilangan integritas peroksidasi lipid oleh radikal bebas (HNE & akrolein) Menimbulkan disfungsi seluler Inhibisi ion Kehilangan Inhibisi glutamate Kehilangan Gangguan motive ATP-ase homeostasis uptake system fungsi protein pengiriman Ca2+ transpor sinyal Aktivasi nuclear Transcription Aktivasi jalur KEMATIAN SEL factor apoptosis SARAF 17
  • 18. Patogenesis • Akumulasi besi pada penyakit Alzheimer: jumlah serum besi yg ditranspor ke sel saraf jumlahnya abnormal Gangguan pada sawar otak pelepasan Fe2+ dari ferritin + ion besi menyebabkan agregasi Meyebabkan peptida Aβ timbulnya Labile Fe Pool Radikal bebas Stress oksidatif Aktivasi enzim prolyl Degradasi Hipoksia Penurunan regulasi Iron hydroxylase Inducible Factor 1 Regulatory Protein Translasi APP mRNA Kemampuan bertahan hidup Sel saraf menurun NEURODEGENERASI 18
  • 19. Manifestasi Klinis • Demensia • Afasia • Aphraxia • Gangguan psikiatrik • Gejala ekstrapiramidal • Kejang epileptik 19
  • 20. Manifestasi Klinik • Demensia dibagi menjadi 3 stadium : – Stadium awal (tahun pertama dan kedua) • Kesulitan berbahasa • Disorientasi waktu dan tempat • Pasif dan tidak ada motivasi • Perubahan suasana hati • Depresi, anxietas • Marah, agresif • Kehilangan minat akan kegemaran dan aktivitas 20
  • 21. Manifestasi Klinis – Stadium pertengahan (tahun kedua - kelima) • Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari • Sangat pelupa • Tidak dapat melakukan aktivitas essensial • Sangat bergantung pada keluarga • Mengulang-ulang pertanyaan • Tidak mandiri • Pola tidur terganggu • Mudah tersesat • Mengalami halusinasi 21
  • 22. Manifestasi Klinis – Stadium akhir (tahun kelima dan seterusnya) • Ketergantungan total • Gangguan memori yang serius • Tidak mengenali orang-orang disekitarnya • Sulit sekali untuk berbicara • Sulit menerima hal baru • Sulit dalam berjalan • Inkontinensia urin dan inkontinensia alvi • Menunjukkan tingkah laku yang tidak sepantasnya • Hanya dapat duduk atau berbaring 22
  • 23. Diagnosis Alzheimer • Mini Mental State Examination (MMSE) sensitivitas 87%, spesifitas 82% demografi subyek penelitian sama (umur,pendidikan) • Diagnosa molekuler: pemeriksaan mutasi genetik pada gen APP, presenilin 1, dan presenilin 2. • Diagnosa definitif : pemeriksaan neuropatologis dengan menemukan plak senilis dan neurofibrillary tangles 23
  • 24. Diagnosa Penunjang • CT Scan dan MRI – Atrofi otak dan pembesaran ventrikel • EEG – Memberikan gambaran perlambatan yang difus • SPECT (Single Photo Emission tomography) – Melihat aliran darah cerebral • PET Scan (Positron Emission Tomography) – Aktivitas otak yang berkurang 24
  • 25. Pengobatan • Kolinesterase inhibitor – Untuk mencegah pemecahan asetilkolin agar fungsi kognitif tetap terjaga • Vitamin E : monoterapi atau kombinasi dengan kolinesterase inhibitor • Terapi simtomatik – Depresi : Selective Serotonin Reuptake Inhibitor – Apati : obat psikostimulan – Gangguan tingkah laku : obat anti psikotik 25
  • 26. Pencegahan • Obat-obatan Antiinflamasi • Konsumsi red wine • Berpartisipasi dalam kegiatan yang merangsang fungsi kognitif • Melatih fungsi kognitif dapat menurunkan resiko penyakit Alzheimer 26
  • 27. Teh • Cammelia sinensis: famili Theaceae • Paling banyak dikonsumsi di dunia, kedua setelah air • Tanamannya berupa semak/pohon, selalu hijau • Dapat tumbuh sampai 9 meter, tapi untuk dibudidayakan hanya 1,5 meter 27
  • 28. Teh • Daun teh Bunga teh warna: hijau tua warna: putih, beraroma bentuk: oval berkelompok/ sendiri- tepi daun: bergerigi sendiri Tumbuh di Asia Timur, menyebar sampai ke Timur Tengah dan benua Afrika Teh terbaik dipetik dari dua daun teratas dari tiap rantingnya, ditanam pada ketinggian 4000 m di atas permukaan laut Perbedaan dalam pemetikan & cara memproses daun teh menyebabkan teh berbeda-beda jenis dan kualitas 28
  • 29. Jenis-Jenis Teh dan Proses Pembuatannya 29
  • 30. Teh Hijau • 10% produksi teh seluruh dunia • Berwarna kehijauan, rasa teh ringan/ tidak terlalu pahit • tidak dioksidasi Proses Pembuatan Teh Hijau Proses Pelayuan Tujuan: mengurangi kadar air dengan melewatkan daun teh pada silinder panas selama 5 menit/ ditiup dengan menggunakan udara panas sehingga kadar air turun menjadi 60-70% Proses Pendinginan Tujuan: mendinginkan daun teh setelah dilayukan agar dapat diproses lebih lanjut 30
  • 31. Proses Penggulungan Tujuan: memecah sel-sel daun sehingga zat-zat yg ada dalam sel keluar dan menyebabkan rasa teh menjadi sepat Daun teh digulung dengan mesin/ tangan selama 15-30 menit Proses Pengeringan Dikeringkan pada suhu 110-135 C selama 30 menit Tujuan: membuat zat yg ada dalam teh menjadi semakin pekat Proses Pemilihan Daun teh yg sudah selesai diproduksi kemudian dipilih sesuai dengan kualitas / bagian yg diinginkan 31
  • 32. Teh Oolong • Persilangan teh hijau dengan teh hitam • Rasanya menyerupai buah • daun teh mengalami fermentasi sebagian Teh Putih • jenis yg langka • Berasal dari daun teh muda yg dipetik sebelum tunasnya terbuka • Warna lebih terang, rasa lebih halus • Proses yg sederhana membuat daun teh tidak banyak berubah dari keadaan alaminya Teh Hitam • paling populer • berwarna kemerahan • Kandungan polifenol: theaflavins & thearubigin 32
  • 33. Zat yg Terkandung di Dalam Teh Hijau 33
  • 34. Zat yg Terkandung di Dalam Teh Hijau Katekin Kafein Tanin Makromolekul yg Larut dalam Air Flavonoid Vitamin 34
  • 35. Katekin • Teh hijau mengandung zat polifenol (katekin) yg memiliki efek antioksidan yg poten (lebih kuat dari vitamin C) • termasuk dalam kelompok flavonoid • menyebabkan rasa teh menjadi sangat khas • Kandungan katekin 30-45% dari berat keseluruhan ekstrak teh hijau padat Dalam teh hijau terdapat 4 jenis katekin Setiap 100 gr daun teh mengandung 1. EGCG (Epigallokatekin-3-gallate) 9170-14900 µmol (59%) 2. EGC (Epigallokatekin) 8060-17900 µmol (19%) 3. ECG (Epikatekin-3-gallate) 1400-2350 µmol(13,6%) 4. EC (Epikatekin) 2360-5800 µmol (6,4%) 35
  • 36. Katekin fungsi: - antiinflamasi yg poten - efek anti tumor - efek anti-angiogenik 36
  • 37. Gambar2. Stuktur kimia EC, ECG, EGC, EGCG, theaflavins, thearubigins 37
  • 38. Kafein • 1,3,7-trimetilxantin • Ada dalam kopi, teh, coklat • Sebagai zat tambahan minuman penambah energi • Dalam secangkir teh terdapat 50 mg kafein • Dibutuhkan konsumsi 6,5 mg/kgBB kafein utk menghasilkan efek ergogenik sebelum latihan fisik yg memerlukan ketahanan • Efek kafein terhadap tubuh manusia: diuretik, stimulan otot jantung & SSP, relaksasi otot polos 38
  • 39. Tanin • -gluthamileethylamide • 1-2% dari ekstrak teh hijau jepang • Mewakili lebih dari 50% kandungan asam amino di dalam teh • Tanin menyebabkan rasa teh hijau jepang berbeda (umami) • Memiliki efek terhadap SSP • Pemberian pada kadar tertentu menyebabkan timbulnya gelombang pada otak (relaks) • Menginhibisi absorbsi Fe non-heme: menyebabkan anemia 39
  • 40. Makromolekul yg Larut Dalam Air 1. GTND (green tea non-dialysate) -Memiliki efek anti tumor 2. Heteropolisakarida -Memiliki efek anti-hiperglikemia 40
  • 41. Flavonoid • kaempherol, quercetin, myricetin,& derivatnya • Efek flavonoid pada tubuh: - mencegah halitosis - agen protektif terhadap lipid peroksidase pada membran sel - anti-mutagenik - inhibisi dari tumor activating factor,inhibisi lipooksigenase (mengoksidasi lemak tak jenuh menjadi peroksida), inhibisi pelepasan histamin - antihipertensi, antifungal, antiviral, anti-oksidan - diuretik 41
  • 42. Vitamin • Teh hijau kaya vitamin antioksidan seperti: - vitamin C (6 mg vit.C dalam 100 ml air teh) - vitamin E tidak larut air, diperlukan - β carotene konsumsi daun tehnya sendiri memiliki efek antitumor dan dapat menekan penuaan 42
  • 43. Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan • Efek neuroprotektif pada penyakit Alzheimer, Parkinson dan gangguan penuaan lainnya • Efek antikarsinogenik & antimetastasis: -pencegahan kanker prostat -pencegahan pertumbuhan tumor pada paru Efek menguntungkan pada penyakit kardiovaskular: - antihipertensi - antihiperkolesterolemia & arterosklerosis 43
  • 44. Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan • Meningkatkan kesehatan mulut • Mengontrol berat badan • Memiliki efek antiinflamasi • Efek antibakteri & antivirus • Efek proteksi terhadap sinar UV • antifibrotik 44
  • 45. Bab III Metodologi Penelitian • Karya tulis ini dibuat dengan metode tinjauan pustaka. • Penulis melakukan pencarian jurnal penelitian dari perpustakaan FKUAJ dan terutama melalui internet • Jurnal-jurnal yg membahas hal yg berhubungan dengan “Manfaat Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer” ditelaah lebih lanjut, dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan 45
  • 46. Bab III Metodologi Penelitian • Tahap-tahap yg dilakukan dalam membahas tema karya tulis ini: 1. Mencari data mengenai prevalensi penyakit Alzheimer di dunia maupun di Indonesia. Mencari informasi mengenai teh hijau dan kegunaan teh hijau bagi kesehatan. Pencarian data dilakukan dengan menggunakan internet. 2. Melakukan pencarian dan telaah jurnal-jurnal yang membahas manfaat teh hijau pada penyakit Alzheimer. 3. Menarik kesimpulan 46
  • 47. Bab III Metodologi Penelitian • Garis besar dari karya tulis ini adalah sbb: 1. Bab I Pendahuluan Membahas latarbelakang, tujuan dan manfaat penulisan KTI 2. Bab II Tinjauan Pustaka Membahas teori & pengetahuan dasar mengenai manfaat teh hijau pada penyakit Alzheimer 47
  • 48. Bab III Metodologi Penelitian 3. Bab III Metodologi Penelitian menggambarkan metode yg digunakan 4. Bab IV Pembahasan membahas topik permasalahan KTI mengandung penjelasan mengenai “Manfaat Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer” 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan KTI dan saran untuk penelitian- penelitian selanjutnya 48
  • 50. Penelitian-penelitian dari tahun 2006 sampai 2010 Studi Cross Sectional di Singapura • 716 partisipan di atas usia 55 tahun • Penelitian menyatakan bahwa orang yg mempunyai kebiasaan minum teh memiliki skor total MMSE yg lebih tinggi dibandingkan orang yg tidak punya kebiasaan mengkonsumsi teh Variabel Mengkonsumsi Teh Tidak mengkonsumsi teh Rata-rata skor total 28,1 27,5 MMSE 50
  • 51. Studi Cross Sectional di Singapura • EGCG di dalam teh terlibat dalam aktivitas neuroproteksi seperti: – inhibisi stress oksidatif – transisional metal chelating – modulasi cell signaling dan cell survival pathways – Modifikasi patologi Alzheimer – Mempromosikan secretase cleavage APP – Mengurangi protein tau terfosforilasi yg memiliki sifat toksik 51
  • 52. Studi Cross Sectional di Singapura • Teh hijau dan teh hitam menghambat aktivitas asetilkolinesterase • Dan menunjukkan aksi protektif melawan toksisitas yg diinduksi oleh amyloid • Tanin juga memiliki efek neuroprotektif 52
  • 53. Studi Cross Sectional di Jepang • Proyek Tsurugaya “Konsumsi Teh Hijau dan Fungsi Kognitif” • Subyek penelitian 1.003 orang jepang berusia di atas 70 tahun • Menjalani tes MMSE • Hasil penelitian: konsumsi teh hijau yg lebih tinggi diasosiasikan dengan prevalensi kerusakan kognitif yg lebih rendah pada manusia • Menjelaskan mengapa prevalensi demensia , khususnya karena Alzheimer lebih rendah di Jepang bila dibandingkan dengan di Eropa dan Amerika Utara 53
  • 54. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus • Meneliti efek katekin terhadap tikus yg penuaanya dipercepat • Tikus dari usia 1-15 bulan diberi makan air yg mengandung 0,02% katekin teh hijau • Dosis rata-rata 35 mg/kg/hari • Penelitian mengungkapkan bahwa: konsumsi harian katekin mencegah kemunduran memori dan kerusakan oksidatif pada DNA tikus 54
  • 55. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus • Pada tikus berusia 12 bulan yg diberi makan katekin menunjukkan penurunan atrofi otak • Tikus yg diberi makan katekin memiliki memori yg lebih kuat 55
  • 56. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus • Lu et al menyatakan bahwa proteksi genom pada awal kehidupan manusia dewasa dapat mempengaruhi perbandingan kemunduran fungsional dan kerentanan dari otak terhadap penyakit neurodegeneratif yang akan datang • Penelitian di atas menunjukkan bahwa konsumsi katekin yg berkelanjutan ialah sebuah strategi yg poten untuk menekan dan menunda penuaan dini pada kehidupan manusia 56
  • 57. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus Katekin teh hijau yg masuk ke dalam plasma Meningkatkan akitivitas antioksidan pada jaringan otak Menekan kerusakan oksidatif pada otak
  • 58. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus • Efek supresif katekin disebabkan karena • EGCG menghambat apoptosis neuron • EGCG mengatur cleavage protein prekursor Amyloid dan mengurangi amyloidosis serebral pada tikus transgenik yg menderita Alzheimer • Konsumsi katekin teh hijau harian mengurangi stress oksidatif dan mematahkan siklus kematian sel yg menyebabkan atrofi dan disfungsi otak
  • 59. Penelitian Efek Katekin Teh Hijau Terhadap Tikus • Efek antipenuaan pada penelitian ini dapat dicapai manusia dengan meminum 1 s/d 2 liter teh hijau per hari • Penelitian ini mengungkapkan bahwa konsumsi katekin diasosiasikan dengan peningkatan kualitas hidup dengan cara mendukung penuaan otak yg sehat pada orangtua 59
  • 60. Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada Penyakit Alzheimer EGCG dapat mengaktivasi Protein Kinase C EGCG Aktivasi PKC Perlindungan sel PC-12
  • 61. Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada Penyakit Alzheimer • Penelitian pada tikus Konsumsi EGCG (2 mg/kg) dalam 2 minggu Peningkatan regulasi isoform enzim PKC: PKC pada striatum PKC dan PKC pada hipokampus Kemampuan sel bertahan hidup makin kuat Overekspresi PKC Karena PKC merupakan bentuk adaptasi sel terhadap stimulasi dari luar Menurunkan plak amyloid & peptida Aβ
  • 62. Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada Penyakit Alzheimer EGCG Aktivasi PKC Mempromosikan protelisis APP Menjadi sAPP Dihasilkan peptida Aβ non-toksik
  • 63. Mekanisme Neuroprotektif Teh Hijau pada Penyakit Alzheimer Pemberian EGCG pada manusia Memberikan hasil : Translokasi spesifik dari PKC pada membran sel
  • 64. Efek Neuroprotektif EGCG Melawan β-amyloid-induced Oksidatif dan Kematian Sel Nitrosative Melalui Penambahan dari Kapasitas Perlawanan Antioksidan Aβ BV2 Fragmentasi Gangguan potensial Alterasi ekspresi Stress DNA Transmembran regulator apoptosis Nitrosatif mitokondria Bcl-2 iNOS NO Peroksinitrit Disupresi o/ Apoptosis sel BV2 Pretreatment EGCG
  • 65. Mekanisme molekuler efek neuroprotektif EGCG EGCG Ekspresi glutamylcysteine ligase Membentengi pengumpulan GSH seluler (antioksidan) iNOS, NO, peroksinitrit Mengurangi kerusakan oksidatif & kematian sel nitrosatif yg diinduksi Aβ
  • 66. Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel BV2 Pada uji reduksi kadar logam MTT Sel BV2 diinkubasi dengan Aβ sebanyak 25 M selama 24 jam Menurunkan kelangsungan Toksisitas Aβ menurun Hidup sel dengan pretreatment menjadi 68,9% EGCG + EGCG + EGCG 2 M + EGCG 10 M 5 M Kelangsungan 79,2% 79,8% hidup sel 87,8%
  • 67. Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel BV2 • Pewarnaan TUNEL membandingkan luas fragmentasi DNA nuklear (penanda apoptosis sel = pewarnaan nukleus positif, DNA telah terfragmentasi) Sel BV2 diberikan 25 M Aβ Apoptosis Pretreatment EGCG Menurunkan apoptosis
  • 68. Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel BV2 • Uji TMRE (tetramethylrhodamine ethyl ester) Sel BV2 diekspos Aβ Potensial transmembran mitokondria (Δ m) Pretreatment EGCG Perubahan permeabilitas Menghalangi pelepasan Δ m Memicu pelepasan protein intermembran yg dapat larut (sitokrom C ke dalam sitosol) Memberikan sinyal apoptotik
  • 69. Efek Protektif EGCG Melawan Keracunan Sel yang Diinduksi Oleh Aβ dan Kematian Sel Apoptotik Pada Sel BV2 • Modulator kunci jalur apoptosis yg lain dalam membran mitokondria adalah keluarga protein Bcl-2 Pemberian Aβ Memicu peningkatan ekspresi Pemberian EGCG proapoptosis Bax dengan penurunan serentak Bcl-2 antiapoptosis Mengurangi peningkatan rasio Bax terhadap Bcl-2
  • 70. EGCG pada Teh Hijau Dapat Merubah Struktur Plak Amyloid Amyloid fibril yg berasal dari agregasi Aβ 42 + EGCG 1-4 jam Ditemukan oligomer amyloid yg ukurannya Agregat protein yg lebih kecil tidak berbahaya & beberapa agregat Aβ amyloid yg tidak terbentuk
  • 71. • Percobaan in vivo pada sel Chinese Hamster Ovary Sel CHO yg overekspresi gen APP +EGCG Badan inklusi yg berisi Aβ42 lebih cepat menghilang Dibandingkan dengan kontrol Menunjukkan bahwa EGCG dapat digunakan pada tatalaksana penyakit Alzheimer
  • 72. Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer Efek protektif EGCG Pembersihkan Meregulasi enzim- Melarutkan besi radikal bebas enzim antioksidan Oksigen Anion Peroksiradikal tunggal superoksida EGCG lebih efektif dalam membersihkan radikal bebas dibandingkan dengan ECG, EC, dan EGC karena memiliki grup trihidroksil pada cincin B dan gugus gallate pada cincin C
  • 73. Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer 3-Hidroksikinurenin Sel saraf EGCG Mencegah pembentukan Menekan aktivitas spesies caspase-3 oksigen reaktif Mencegah apoptosis
  • 74. Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer Pada sel hati tikus yg mengandung FeSO4, EGCG mencegah pembentukan radikal bebas yg diinduksi oleh paraquat Proses ini terjadi dalam 2 mekanisme EGCG Bertindak sebagai pencari & Sebagai pelarut besi pembersih radikal bebas superoksida yg terbentuk Di mana kemampuan inhibisi EGCG menghilang saat ditambahkan FeSO4 dalam jumlah banyak. Hal ini menunjukkan bahwa EGCG mencegah peroksidasi lipid dengan menarik semua ion besi yg ada
  • 75. Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer Membentuk radikal bebas semiquinone yang stabil Transfer elektron ke lokasi radikal bebas EGCG pada DNA Apabila EGCG teroksidasi, produk yang dihasilkan mampu melarutkan besi dan menghilangkan anion superoksida
  • 76. Mekanisme Antioksidan Teh Hijau Pada Penyakit Alzheimer • Percobaan pada tikus: diberikan ekstrak teh hijau per oral • Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan level enzim antioksidan glutathione peroxidase dan reductase, superoxide dismutase, catalase • Pada manusia dengan diberikan 2 gelas teh hijau (250 mg katekin) selama 42 hari menunjukkan peningkatan level antioksidan plasma yg signifikan dan penurunan kadar peroksida dalam plasma
  • 77. EGCG Menekan Ekspresi iNOS yg disebabkan oleh Aβ & produksi NO di dalam sel BV2 • Analisis Western Blot Sel BV2 dengan Aβ 24 jam kemudian Ekspresi iNOS Pretreatment EGCG Ekspresi iNOS ditekan
  • 78. EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2 • Pewarnaan DHR 123 Sel BV2 diberikan 25 M Aβ Formasi peroksinitrit meningkat +EGCG (adanya peningkatan intensitas fluoresens) Formasi peroksinitrit menurun
  • 79. EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2 • Fluorescent probe DCF-DA Sel BV2 diberikan 25 M Aβ Akumulasi ROS intraseluler Pretreatment (fluoresens lebih banyak bila EGCG dibandingkan dengan sel kontrol) Akumulasi ROS intraseluler menurun
  • 80. EGCG Menghambat Akumulasi Peroksinitrit Intraseluler yang Diinduksi Oleh Aβ pada Sel BV2 • Pembuktian efek protektif EGCG pada stress nitrosative yg disebabkan oleh Aβ pada model in vivo hewan Aβ (15 nmol/hari) diinfus ke ventrikel lateral tikus jantan Spragew Dawley 14 hari berturut-turut 14 hari berturut-turut iNOS mRNA iNOS mRNA jaringan hipokampus jaringan hipokampus 10 hari selanjutnya Post treatment EGCG 10 mg/kg/hari Menekan level iNOS mRNA, menurunkan kerusakan nitrosative pada lemak & peroksidasi lemak pada hipokampus tikus
  • 81. EGCG Meningkatkan Level GSH Intraseluler dan Ekspresi GCL Catalytic Subunit (GCLC) Sel BV2 diberikan Aβ 25 M / penginfusan intraserebroventrikular Aβ 15nmol/hari pada tikus Spragew Dawley Level GSH intraseluler & hipokampus ekspresi GCLC menurun menurun Pemberian EGCG Konsentrasi GSH kembali secara signifikan & meningkatkan ekspresi GCLC ( glutamylcysteine-ligase)
  • 82. Mekanisme Teh Hijau Sebagai Pelarut Besi Tikus diberikan EGCG EGCG punya kemampuan sebagai pelarut besi Mencegah pengumpulan besi bebas yg labil Penurunan tingkat translasi APP mRNA • EGCG memiliki domain di mana ion logam dapat melekat yaitu grup o-diphenolic pada posisi 3’4’-dihidroksi di cincin B, dan pada struktur keto 4-keto dan 5-hidroksi pada cincin C • Peran polifenol sebagai pelarut ion logam merupakan kemajuan signifikan dalam tatalaksana penyakit neurodegeneratif di mana pada penyakit neurodegeneratif dapat ditemukan akumulasi besi di beberapa area otak
  • 83. Pengaruh EGCG terhadap proses neurodegenerasi yg diinduksi oleh besi. EGCG dapat menurunkan akumulasi besi yg ada
  • 85. Kesimpulan • Teh hijau memiliki berbagai jenis polifenol • Kandungan yg paling banyak adalah EGCG • EGCG memiliki berbagai macam manfaat pada penyakit neurodegeneratif seperti pada penyakit Alzheimer • Manfaat yg ditimbulkan EGCG antara lain: – Efek neuroproteksi – Efek antioksidan – Efek pelarut besi
  • 86. Kesimpulan • Efek neuroproteksi EGCG melibatkan berbagai macam mekanisme – EGCG dapat mengaktivasi PKC – EGCG juga dapat menekan ekspresi iNOS, mensupresi pembentukan NO dan peroksinitrit – EGCG dapat melindungi sel dari keracunan dan mampu mencegah proses apoptosis dengan mengurangi ekspresi Bax (pro apoptosis) – EGCG terbukti dapat mengubah struktur plak amiloid menjadi agregat protein yg tidak berbahaya bagi sel
  • 87. Kesimpulan • EGCG memiliki efek antioksidan melalui mekanisme – berperan langsung dalam proses terbentuknya radikal bebas dengan menjadi zat teroksidasi oleh radikal bebas – mencegah proses peroksidasi lipid dan protein yg dapat menyebabkan kematian sel saraf
  • 88. Kesimpulan • Efek sebagai pelarut besi, di mana EGCG dapat menurunkan akumulasi besi pada otak sehingga dapat menekan translasi APP mRNA sehingga mencegah neurodegenerasi pada otak
  • 89. Saran • Penelitian dengan standarisasi yg benar harus dilakukan agar efek teh hijau dalam mencegah penyakit Alzheimer mejadi semakin jelas dan penelitian tentang jumlah dan cara konsumsi teh hijau pun perlu dilakukan agar masyarakat dapat memanfaatkan teh hijau dengan baik dan benar