Pembelajaran STEM merupakan pendekatan integrasi antara sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui proses pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah untuk membangun literasi ilmiah siswa dan kemampuan berpikir kritis untuk bersaing di era ekonomi baru. Terdapat tiga pendekatan pembelajaran STEM yaitu terpadu, silo, dan tertanam
2. Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Kelompok / OFF C’2017
Dhio Putra M 170341615059
Putri Wahyuni 170341615018
3. DEFINISI PEMBELAJARAN STEM
Menurut Brown et al (2011) STEM adalah meta-
disiplin di tingkat sekolah dimana guru sains,
teknologi, teknik, dan matematika mengajar
pendekatan terpadu dan masing-masing materi
disiplin tidak dibagi-bagi tapi ditangani dan
diperlakukan sebagai satu kesatuan yang dinamis.
Tsupros et al (2009) menyatakan bahwa
pendidikan STEM terpadu adalah pendekatan
interdisiplin pada pembelajaran, yang di dalamnya
peserta didik menggunakan sains, teknologi,
teknik, dan matematika dalam konteks nyata yang
mengkoneksikan antara sekolah, dunia kerja, dan
dunia global, sehingga mengembangkan literasi
STEM yang memampukan peserta didik bersaing
dalam era ekonomi baru
Jadi pembelajaran STEM ialah
suatu pembelajaran secara
integrasi antara sains, teknologi,
teknik, dan matematika untuk
mengembangkan kreativitas siswa
melalui proses pemecahan masalah
dikehidupan sehari-hari.
4. Sanders (2009) menyatakan bahwa pendidikan STEM
terintegrasi dapat dijelaskan sebagai “pendekatan
yang mengeksplorasi mengajar dan belajar antara dua
atau lebih cakupan STEM, dan satu atau lebih mata
pelajaran lain di sekolah”. STEM mencakup disiplin
ilmu dari sains, teknologi, teknik, dan matematika,
namun masing-masing kategori ini dapat mencakup
instruksi dalam beberapa bidang studi.
KONSEP PEMBELAJARAN STEM
Pembelajaran STEM tidak hanya
mengembangkan konten
pengetahuan di bidang sains,
teknologi, teknik, dan matematika,
namun juga berupaya untuk
menumbuhkn softskill seperti
penyelidikan ilmiah dan kemampuan
memecahkan masalah (Firman,
2016). Dengan meningkatkan
keterampilan pemecahan masalah
dan didukung perilaku ilmiah, untuk
itu pendidikan integrasi STEM
berusaha untuk membangun
masyarakat yang sadar pentingnya
pembelajaran STEM.
5. KETERKAITAN EMPAT DISIPLIN ILMU STEM
Science (literasi ilmiah) kemampuan
dalam menggunakan pengetahuan ilmiah
dan proses untuk memahami dunia alam
serta kemampuan untuk berpartisipasi
dalam mengambil keputusan yang
mempengaruhinya.
Teknologi (literasi
teknologi) pengetahuan
bagaimana menggunakan
teknologi, memahami
bagaimana teknologi baru
dikembangkan dan memiliki
kemampuan untuk
menganalisis bagaimana
teknologi baru mempengaruhi
individu, masyarakat, bangsa
dan dunia.
Engineering (literasi
desain) pemahaman tentang
bagaimana teknologi dapat
dikembangkan melalui proses
rekayasa/desain
menggunakan tema pelajaran
berbasis proyek dengan cara
mengintegrasikan dari
beberapa mata pelajaran.
Matematika (literasi
matematika) kemampuan dalam
menganalisis alasan dan
mengkomunisasikan ide secara
efektif dan dari cara bersikap,
merumuskan, dan menafsirkan
solusi untuk masalah matematika
dalam menerapkan berbagai situasi
berbeda.
6. CIRI-CIRI PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
STEM
Tujuh ciri pengajaran dan
pembelajaran STEM dikenal
pasti untuk membimbing guru
melaksanakan STEM di
sekolah. Guru harus
mengintegrasikan pengetahuan,
kemahiran dan nilai mata
pelajaran tersebut untuk
menyelesaikan sesuatu tugasan
atau masalah dalam konteks
kehidupan harian, masyarakat
dan alam sekitar
7. PENTINGNYA PEMBELAJARAN STEM
Meskipun reformasi pendidikan telah
membawa perubahan signifikan
terhadap kurikulum, standar dan
pengembangan professional, tetapi
subyek sains dan matematika masih
menekankan keterampilan hapalan dan
sedikit sekali meningkatkan minat
siswa dalam melanjutkan studi dan
karir dibidang STEM. Seiring dengan
meningkatnya jumlah pekerjaan di
berbagai sektor ekonomi, sains dan
teknik menyebabkan kebutuhan latar
belakang pendidikan dalam bidang
STEM semakin tinggi.
Para pengusaha juga membutuhkan tenaga kerja yang fleksibel yang dapat menerapkan
pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Oleh karena itu, penting bagi suatu
negara untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing mereka melalui pendidikan STEM.
8. CARA MENERAPKAN PEMBELAJARAN
STEM
Agar peserta didik sadar teknologi dan mahir dalam bidang STEM,
diperlukan evaluasi metode dalam pembelajaran STEM. Sulit untuk
merangkai pendidikan STEM menjadi satu kesatuan yang menekankan
hubungan antara empat disiplin karena berpengaruh terhadap efektifitas
program pendidikan STEM (Barakos, 2012). Tiga pendekatan
pembelajaran STEM:
PENDEKATAN
TERPADU
PENDEKATAN SILO
PENDEKATAN
TERTANAM
9. PENDEKATAN SILO
Pendekatan silo mengacu pada pembelajaran
yang terpisah-pisah dalam subyek STEM
Pendekatan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan yang
menghasilkan penilaian
Pendekatan silo dicirikan oleh pembelajaran
yang didorong oleh guru. Siswa disediakan
sedikit kesempatan untuk belajar dengan
berbuat, malahan mereka diajarkan apa
yang harus mereka tahu
10. PENDEKATAN TERTANAM
Dalam pendekatan ini, salah satu materi
lebih diutamakan sehingga mempertahankan
integritas subyek.Namun pendekatan ini
berbeda dengan pendekatan silo dalam hal
bahwa pendekatan tertanam ini
meningkatkan pembelajaran dengan
menggabungkan materi utama dengan materi
lain yang tidak diutamakan. Tetapi bidang
yang tidak diutamakan tersebut dirancang
untuk tidak dievaluasi atau dinilai.
11. PENDEKATAN TERPADU
Pendekatan terpadu diibaratkan seperti
menghapus tembok antara masing masing
bidang konten STEM dan mengajar mereka
sebagai satu subjek.
Pendekatan ini menghubungkan materi dari
berbagai bidang STEM yang diajarkan
dikelas berbeda dan pada waktu yang
berbeda seta menggabungkan konten lintas
kurikuler dengan keterampilan berpikir
kritis, pemecahan masalah, dan
pengetahuan untuk mencapai suatu
kesimpulan. Dapat dikatakan pendekatan
terpadu adalah pendekatan yang terbaik
untuk pembelajaran STEM.
12. LANGKAH PEMBELAJARAN
STEM
Pembelajaran STEM memiliki lima
tahap pelaksanaan (Syukri, 2013)
1. Pengamatan (observe)
Pelajar dimotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai fenomena/isu yang terdapat
didalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang mempunyai kaitan dengan konsep sains yang sedang
diajarkan
2. Ide baru (New Idea)
Siswa mengamati dan mencari informasi tambahan mengenai berbagai fenomena atau isu yang
berhubungan dengan topik sains dibahas, seterusnya pelajar melaksanakan langkah ide baru.
Pelajar diminta mencari dan memikirkan satu ide baru dari informasi yang sudah ada pada
langkah ini pelajar memerlukan kemahiran dalam menganalisis dan berpikir keras.
13. LANGKAH PEMBELAJARAN
STEM
3. Inovasi (Innovation)
Langkah inovasi ini Siswa diminta untuk menguraikan hal-hal apa saja yang harus
dilakukan agar ide yang telah dihasilkan pada langkah ide baru sebelumnya dapat
diaplikasikan
5. Sosial (Society)
Langkah terakhir yang harus dijalankan oleh pelajar dan yang dimaksud disini adalah
nilai yang dimiliki oleh ide yang dihasilkan pelajar bagi kehidupan sosial sebenarnya.
4. Kreasi (Creativity)
Langkah ini merupakan pelaksanaan semua saran dan pandangan hasil diskusi mengenai
ide yang ingin diaplikasikannya.
14. STEM & DOMAIN KOGNITIF
Piaget menyatakan bahwa peserta didik membangun
pengetahuan berdasarkan proses abstraksi reflektif.
Ada lima faktor pembangun abstraksi reflektif
1. Internalisasi-> kegiatan penerjemahan berturut-turut untuk membangun sebuah proses
internal.
2. Koordinasi-> proses sinkronisasi dua atau lebih proses untuk mendapatkan proses haru.
3. Enkapsulasi -> pengubahan proses dinamis ke dalam proses statis-object tematik dari
gagasan.
4. Generalisasi -> menerapkan sebuah skema yang ada di konsep yang lebih luas. Reversal
terjadi ketika peserta didik membangun pengetahuan baru dengan menggunakan proses
struktur yang diketahui.