8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing danpkmsitugintung
Dokumen ini menjelaskan prosedur kontrol, pengujian, dan perawatan rutin peralatan medis di puskesmas untuk memastikan peralatan tersebut aman dan layak pakai. Petugas akan memeriksa dan menguji peralatan setiap bulan, memperbaiki gangguan bila perlu, dan melaporkan kepala puskesmas jika tidak dapat diperbaiki. Tujuannya adalah sebagai acuan dalam mengendalikan peralatan medis.
Formulir ini digunakan untuk melakukan analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) terhadap proses pemeriksaan laboratorium rawat jalan di Puskesmas Lebdosari. Dokumen ini menjelaskan tujuan, langkah-langkah proses, kemungkinan kegagalan, akibat, penyebab, dan upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kegagalan dalam setiap langkah proses pemeriksaan laboratorium.
Self Assessment Puskesmas Dawan 1, Klungkung with motivationagus putu agung
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil self assessment akreditasi UPT Puskesmas Dawan I. Beberapa temuan utama meliputi belum tersedianya beberapa dokumen standar seperti pedoman, kebijakan, dan SOP sesuai standar, belum terlaksananya monitoring dan evaluasi secara berkala, serta capaian skor self assessment yang masih relatif rendah. Beberapa rekomendasi untuk perbaikan antara lain menyusun dan mengimplementasikan standar operasi, melakukan monitoring
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
TINDAK LANJUT AUDIT INTERNAL KM 2022.docxyulizadewi1
Formulir pemantauan tindak lanjut audit internal Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu tahun 2022 menunjukkan adanya beberapa temuan ketidaksesuaian di berbagai unit kerja dan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikannya hingga April 2022. Beberapa contoh temuan antara lain belum lengkapnya dokumentasi konsultasi, belum adanya jadwal pemeliharaan sarana prasarana, serta belum tersedianya alur pelayanan di beber
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
8.6.2.3 sop kontrol peralatan, testing danpkmsitugintung
Dokumen ini menjelaskan prosedur kontrol, pengujian, dan perawatan rutin peralatan medis di puskesmas untuk memastikan peralatan tersebut aman dan layak pakai. Petugas akan memeriksa dan menguji peralatan setiap bulan, memperbaiki gangguan bila perlu, dan melaporkan kepala puskesmas jika tidak dapat diperbaiki. Tujuannya adalah sebagai acuan dalam mengendalikan peralatan medis.
Formulir ini digunakan untuk melakukan analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) terhadap proses pemeriksaan laboratorium rawat jalan di Puskesmas Lebdosari. Dokumen ini menjelaskan tujuan, langkah-langkah proses, kemungkinan kegagalan, akibat, penyebab, dan upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kegagalan dalam setiap langkah proses pemeriksaan laboratorium.
Self Assessment Puskesmas Dawan 1, Klungkung with motivationagus putu agung
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil self assessment akreditasi UPT Puskesmas Dawan I. Beberapa temuan utama meliputi belum tersedianya beberapa dokumen standar seperti pedoman, kebijakan, dan SOP sesuai standar, belum terlaksananya monitoring dan evaluasi secara berkala, serta capaian skor self assessment yang masih relatif rendah. Beberapa rekomendasi untuk perbaikan antara lain menyusun dan mengimplementasikan standar operasi, melakukan monitoring
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
TINDAK LANJUT AUDIT INTERNAL KM 2022.docxyulizadewi1
Formulir pemantauan tindak lanjut audit internal Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu tahun 2022 menunjukkan adanya beberapa temuan ketidaksesuaian di berbagai unit kerja dan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikannya hingga April 2022. Beberapa contoh temuan antara lain belum lengkapnya dokumentasi konsultasi, belum adanya jadwal pemeliharaan sarana prasarana, serta belum tersedianya alur pelayanan di beber
1. Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu pelayanan kesehatan di puskesmas yang meliputi 6 indikator yaitu kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan penggunaan alat pelindung diri, kepatuhan identifikasi pasien, keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat, ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar, dan kepuasan pasien.
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Tim atau petugas yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu di Puskesmas ditetapkan untuk mengelola indikator mutu secara berkelanjutan. Indikator mutu prioritas Puskesmas, indikator keselamatan pasien, dan indikator pencegahan infeksi ditetapkan untuk mengukur upaya perbaikan. Data indikator dikumpulkan dan divalidasi untuk memastikan validitasnya guna peningkatan mutu berkelanjutan.
Dokumen ini membahas tentang penyampaian informasi kepada masyarakat oleh Puskesmas Terara. Informasi dapat disampaikan secara lisan maupun media untuk memberikan informasi tentang sarana pelayanan seperti tarif, jenis layanan, dan rujukan. Petugas puskesmas menyediakan poster, brosur, dan pamflet serta memberikan informasi melalui pengeras suara setiap hari dan jika ditanyai oleh pasien atau keluarga. Semua unit pelayanan dan pet
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
1. Register risiko UKP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi di setiap unit pelayanan seperti laboratorium, farmasi, gigi dan mulut, KIA, KIE, pemeriksaan umum, rekam medis, IGD, dan rawat inap. Risiko tersebut dapat berdampak pada pasien atau petugas.
2. Untuk meminimalkan risiko, dilakukan upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi kej
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut merupakan hasil identifikasi umpan balik pelanggan di Puskesmas Lampihong yang meliputi 7 poin utama, yaitu keamanan, petugas kebersihan, waktu tunggu pelayanan, antrian pendaftaran, kedatangan petugas, tempat parkir, dan prioritas pelayanan anak sekolah. Dokumen tersebut juga memberikan analisis dan rekomendasi tindak lanjut untuk setiap poin masukan, seperti penambahan satpam, petugas
Register risiko digunakan untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan tindakan pengelolaannya. Risiko-risiko yang diidentifikasi dicatat beserta tindakan untuk merespons risiko tersebut. Puskesmas diminta mengidentifikasi risiko pelayanan klinik, kegiatan UKM, dan terkait sarana prasarana, kemudian menyusun register risiko untuk masing-masing.
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas X dengan melakukan penilaian kinerja pelayanan klinis, memantau pencapaian sasaran keselamatan pasien, serta menerapkan manajemen risiko pada pelayanan laboratorium dan obat. Prioritas program ini adalah pelayanan darurat, ANC dan persalinan, serta pelayanan obat. Program ini akan dievaluasi setiap bulan untuk menilai capaian targetnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan laporan analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk proses pelayanan laboratorium sederhana di Puskesmas Puri;
(2) Tiga failure mode dengan RPN tertinggi adalah salah pelabelan sampel, salah identitas pasien, dan sampel yang tidak cukup;
(3) Rencana tindakan yang direkomendasikan adalah memperbaiki proses pelabelan sampel dan penerimaan identitas
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Tim atau petugas yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu di Puskesmas ditetapkan untuk mengelola indikator mutu secara berkelanjutan. Indikator mutu prioritas Puskesmas, indikator keselamatan pasien, dan indikator pencegahan infeksi ditetapkan untuk mengukur upaya perbaikan. Data indikator dikumpulkan dan divalidasi untuk memastikan validitasnya guna peningkatan mutu berkelanjutan.
Dokumen ini membahas tentang penyampaian informasi kepada masyarakat oleh Puskesmas Terara. Informasi dapat disampaikan secara lisan maupun media untuk memberikan informasi tentang sarana pelayanan seperti tarif, jenis layanan, dan rujukan. Petugas puskesmas menyediakan poster, brosur, dan pamflet serta memberikan informasi melalui pengeras suara setiap hari dan jika ditanyai oleh pasien atau keluarga. Semua unit pelayanan dan pet
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...Adelina Hutauruk
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 46 Tahun 2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter dan tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
1. Register risiko UKP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi di setiap unit pelayanan seperti laboratorium, farmasi, gigi dan mulut, KIA, KIE, pemeriksaan umum, rekam medis, IGD, dan rawat inap. Risiko tersebut dapat berdampak pada pasien atau petugas.
2. Untuk meminimalkan risiko, dilakukan upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi kej
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
BAB 4 Standar Akreditasi Puskesmas membahas program prioritas nasional yang meliputi 5 program yaitu: (1) pencegahan dan penurunan stunting, (2) penurunan angka kematian ibu dan bayi, (3) peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, (4) program penanggulangan tuberkulosis, (5) pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya. Standar ini menjelaskan proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evalu
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut merupakan hasil identifikasi umpan balik pelanggan di Puskesmas Lampihong yang meliputi 7 poin utama, yaitu keamanan, petugas kebersihan, waktu tunggu pelayanan, antrian pendaftaran, kedatangan petugas, tempat parkir, dan prioritas pelayanan anak sekolah. Dokumen tersebut juga memberikan analisis dan rekomendasi tindak lanjut untuk setiap poin masukan, seperti penambahan satpam, petugas
Register risiko digunakan untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan tindakan pengelolaannya. Risiko-risiko yang diidentifikasi dicatat beserta tindakan untuk merespons risiko tersebut. Puskesmas diminta mengidentifikasi risiko pelayanan klinik, kegiatan UKM, dan terkait sarana prasarana, kemudian menyusun register risiko untuk masing-masing.
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas X dengan melakukan penilaian kinerja pelayanan klinis, memantau pencapaian sasaran keselamatan pasien, serta menerapkan manajemen risiko pada pelayanan laboratorium dan obat. Prioritas program ini adalah pelayanan darurat, ANC dan persalinan, serta pelayanan obat. Program ini akan dievaluasi setiap bulan untuk menilai capaian targetnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut merupakan laporan analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk proses pelayanan laboratorium sederhana di Puskesmas Puri;
(2) Tiga failure mode dengan RPN tertinggi adalah salah pelabelan sampel, salah identitas pasien, dan sampel yang tidak cukup;
(3) Rencana tindakan yang direkomendasikan adalah memperbaiki proses pelabelan sampel dan penerimaan identitas
1. Formulir analisis Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dan risiko dalam suatu proses pelayanan kesehatan.
2. Beberapa kegagalan yang diidentifikasi antara lain kegagalan dalam pemberian informasi kepada pasien, kesalahan identitas pasien, dan kelengkapan peralatan.
3. Risiko utama dialami pada tahapan persiapan pasien dengan risiko prioritas 168.
Dokumen tersebut merupakan hasil analisis kegagalan dan dampaknya (Failure Modes Effects Analysis/FMEA) yang dilakukan oleh Klinik Pratama Puri Sinartha untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan mengidentifikasi potensi kegagalan dan risiko pada setiap tahapan proses pelayanan, khususnya pendaftaran pasien. FMEA ini mengidentifikasi 11 potensi kegagalan dan memberikan solusi untuk meminimalkan risikonya.
Laporan FMEA (Failure Mode Effect and Analysis) tentang pemberian darah dan komponen darah di RS Tingkat IV Guntur menjelaskan proses identifikasi risiko, pembentukan tim, gambaran alur proses dan subproses, serta analisis bahaya dan tindakan pengendalian untuk mencegah kegagalan."
Dokumen tersebut membahas tentang hak dan kewajiban pasien/pelanggan yang berobat di puskesmas. Hak pasien meliputi memperoleh informasi mengenai prosedur pelayanan, mendapatkan keterangan tentang penyakit dan perawatan, meminta konsultasi dan menyampaikan pengaduan, serta mendapatkan hasil pemeriksaan dan memberikan persetujuan atas tindakan medis. Sementara itu, kewajiban pasien adalah membawa identitas dan k
pp Hak dan kewajiban pasien, isi rekam medik,soap.pptxminnieDez
Dokumen tersebut membahas tentang hak dan kewajiban pasien serta isi rekam medis pasien. Hak pasien meliputi menerima informasi mengenai layanan kesehatan, pelayanan medis bermutu, privasi, dan memberikan persetujuan tindakan medis. Isi rekam medis pasien rawat jalan, inap, dan darurat paling sedikit meliputi identitas, keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan rencana tindak lanjut.
1. Dokumen ini menjelaskan alur pelayanan pasien di Puskesmas Kertak Hanyar mulai dari pendaftaran, pelayanan di unit-unit terkait, rujukan, dan pengambilan obat.
2. Terdapat 12 langkah pelayanan yang meliputi pendaftaran, pelayanan di unit sesuai kebutuhan, pemeriksaan penunjang, diagnosis, pemberian resep, rujukan, dan pengambilan obat.
3. Unit-unit terkait bekerja sama d
KARS mengatur enam sasaran keselamatan pasien untuk meningkatkan keselamatan di rumah sakit. Sasaran-sasaran ini meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, keamanan obat, kepastian prosedur operasi, mengurangi risiko infeksi, dan mengurangi risiko jatuh pasien.
Dokumen tersebut memuat standar pelayanan farmasi, racikan obat, dan syrup kering di Puskesmas Citeras. Terdiri dari komponen proses penyampaian pelayanan, proses pengelolaan internal, dan ketentuan pelaksanaannya.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. AREA PRIORITAS
Area / Poin Kerja High Risk High Cost High Volume Problem Prone Total Urutan Prioritas
Gawat Darurat 9 8 7 8 32 2
Farmasi 8 7 6 9 30 3
Laboratorium 7 9 8 9 33 1
Pendaftaran 6 5 3 7 21 5
Rawat Jalan 7 6 4 8 25 4
Klinik Sanitasi 5 4 2 7 18 6
FORM FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS
Unit Kerja Puskesmas Tualang
Proses yang dianalisis SOP Laboratorium
Tim FMEA Nama Peran
Ketua Dr. Lulu Atikah
Anggota Dr.Yulianis
Misriyanti
Petugas pencatat (notulis) Jia Anggia
2. I. Gambarkan alur proses yang akan di analisis:
Petugas menerima blangko rujukan
Poli pemeriksaan
Petugas memanggil pasien untuk identifikasi
Petugas menyiapkan informed consent dan menjelaskan serta memberitahu
kepada pasien tentang sampel yang akan diambil dan diperiksa
Petugas menyiapkan alat dan pelabelan
Petugas mengambil sampel
Petugas melakukan pemeriksaan sampel sesuai dengan permintaan
Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan dibuku register dan blangko hasil pemeriksaan
Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
3. II. Identifikasi failure modes:
No Tahapan Proses Failure Modes
1 Menerima blangko pemeriksaan Salah identifikasi
Salah permintaan pemeriksaan
2 Petugas memanggil pasien untuk identifikasi Salah identifikasi
3 Informed consent Pasien menolak menggambil sampel
Pasien salah tanda tangan
4 Penyiapan alat dan pelabelan Salah label
5 Pengambilan sampel Salah sampel
6 Pemeriksaan sampel Salah pemeriksaan sampel
8 Pencatatan hasil pemeriksaan Salah pencatatan hasil pemeriksaan
9 Penyerahan hasil labor Salah orang
III. Tujuan melakukan analisis FMEA:
1. meminimalkan resiko dari pelayanan laboratorium di puskesmas
2. Mengetahui penyebab terjadinya insiden yang kemungkinan bias terjadi
3. Merumuskan kemungkinan-kemungknan yang bias menjadi penyebab terjadinya insiden
4. Merumuskan pemecahan-pemecahan atau solusi dan rencana tindak lanjut terhadap insiden keselamatan pasien yang kemungkinan bias
terjadi ( bias berpotensial menimbulkan cedera)
4. IV. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode:
No Tahapan Proses Failure Modes Akibat
1 Menerima blangko pemeriksaan Salah identifikasi - Pasien tidak mendapatkan pemeriksaan
yang sesuai
Salah permintaan pemeriksaan - Waktu layanan di labor lebih panjang
(petugas lab harus melakukan konfirmasi ke
dokter/unit pengirim)
- pasien menerima hasil pemeriksaan yang
salah
2 Petugas memanggil pasien untuk identifikasi Salah identifikasi - pasien menerima hasil yang salah
- pasien tidak mendapatkan diagnose
dan terapi yang dibutuhkan
3 Informed consent Pasien menolak menggambil sampel - Pasien tidak mendapatkan pemeriksaan
yang seharusnya diperlukan
- pasien tidak mendapatkan diagnose
dan terapi yang dibutuhkan
Pasien salah tanda tangan - proses pelayanan menjadi lebih lama
4 pelabelan Salah label - Pasien menerima hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan terapi
5 Pengambilan sampel Salah sampel - Pasien mengulang pemeriksaan
6 Pemeriksaan sampel Salah pemeriksaan sampel - salah diagnose dan terapi
7 Validasi alat Salah pembacaan hasil - Pasien menerima hasil pemeriksaan
sampel tidak akurat
8 Pencatatan hasil pemeriksaan Salah pencatatan hasil pemeriksaan - Pasien menerima hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan terapi
9 Penyerahan hasil labor Salah orang - salah diagnose dan terapi
5. V. Identifikasi kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan deskripsikanu paya-upaya yang sudah dilakukan (kalau ada) untuk mengatas ifailure mode:
No Tahapan Proses Failure Modes Akibat Penyebab Upaya yang telah
dilakukan
1 Menerima blangko
pemeriksaan
Salah identifikasi - Pasien tidak
mendapatkan pemeriksaan
yang sesuai
Tidak dilakukan identifikasi/validasi
langsung data diawal pasien
datttang
- Pasien melakukan
vadidasi data yang
diperlukan di awal pasien
dating
- dilakukan perbaikan SOP
Salah permintaan
pemeriksaan
- Waktu layanan di labor
lebih panjang (petugas lab
harus melakukan
konfirmasi ke dokter/unit
pengirim)
- pasien menerima hasil
pemeriksaan yang salah
Kurang jelasnya permintaan
pemeriksaan yang di inginkan
Dibuat form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simple
2 Petugas memanggil
pasien untuk
identifikasi
Salah identifikasi - pasien menerima hasil
yang salah
- pasien tidak
mendapatkan diagnose
dan terapi yang
dibutuhkan
Pasien dengan nama yang sama
dating di saat yang sama, petugas
hanya mengidentifikasi
menggunakan satu identitas
Sosialisasi SOP (identifikasi
pasien menggunakan
minimal 2 identitas ( nama
lengkap,alamat, tempat
tanggal lahir)
3 Informed consent Pasien menolak menggambil
sampel
- Pasien tidak
mendapatkan
pemeriksaan yang
seharusnya diperlukan
- pasien tidak
mendapatkan diagnose
dan terapi yang
dibutuhkan
- Kurang paham tentang
tindakan pemeriksaan yang
akan dilakukan
- petugas tidak/kurang
memberikan penjelasan
Sosialisasi SOP pengisian
Informed consent
Pasien salah tanda tangan - proses pelayanan
menjadi lebih lama
- Kurang adanya pengarahan
- Pasien tidak membaca dengan
teliti
- petugas lebih aktif
memberi pengarahan
- sosialisasi SOP
4 pelabelan Salah label - Pasien menerima hasil
pemeriksaan labor yang
Petugas tidak melakukan
labelisasi dahulu sebelum
- Labelisasi sebelum
mengambil sampel
6. salah
- salah diagnose dan
terapi
mengambil sampel - sosialisasi SOP
5 Pengambilan
sampel
Salah sampel - Pasien mengulang
pemeriksaan
- Kurang jelasnya permintaan
pemeriksaan yang diinginkan
(blangko permintaan
pemeriksaan)
- Kurangnya ketelitian dan
ketrampilan petugas
- dibuat form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simple
- pelatihan teknis bagi
petugas
6 Pemeriksaan
sampel
Salah pemeriksaan sampel - salah diagnose dan
terapi
- Alat untuk pemeriksaan tidak
di kaliberasi
- Petugas kurang teliti
- kaliberasi dan perawatan
alat secara rutin
- pelatihan teknis bagi
petugas
7 Validasi alat Salah pembacaan hasil - Pasien menerima hasil
pemeriksaan sampel
tidak akurat
- petugas kurang teliti dan
Terampil
- Pelatihan teknis bagi
petugas
- hasil pemeriksaan labor
dapat diprint langsung
dari alat pemeriksaan
8 Pencatatan hasil
pemeriksaan
Salah pencatatan hasil
pemeriksaan
- Pasien menerima hasil
pemeriksaan labor yang
salah
- salah diagnose dan
terapi
- petugas kurang teliti dan
kurang terampil
- kurang jelas/teraturnya
penulisan pada form
pemeriksaan
- pelatihan teknis bagi
petugas
- hasil pemeriksaan labor
dapat di print langsung
dari alat pemeriksaannya
- form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simpel
9 Penyerahan hasil
labor
Salah orang - salah diagnose dan
terapi
Pasien dengan nama yang sama
datang disaat yang sama,
petugas hanya mengidentifikasi
menggunakan 1 identitas
Sosialisasi SOP (
identifikasi pasien
menggunakan minimal 2
identitas)
7. VI. Lakukan penghitungan RPN (Risk Priority Number), dengan menggunakan matriks sebagai berikut:
Tahapan
Proses
Failure Modes Akibat S
(Severty)
Kemungkinan
sebab
O
(Occurrence)
Upaya kendali yg sdh
dilakukan
D
(Detectability)
RPN (Risk Priority
Number)
Menerima
blangko
pemeriksa
an
Salah
identifikasi
- Pasien tidak
mendapatkan
pemeriksaan yang
sesuai
2 - Pasien tidak
mendapatkan
pemeriksaan yang
sesuai
8 - Pasien melakukan
vadidasi data yang
diperlukan di awal pasien
dating
- dilakukan perbaikan SOP
8 128
Salah
permintaan
pemeriksaan
- Waktu layanan di
labor lebih panjang
(petugas lab harus
melakukan konfirmasi
ke dokter/unit
pengirim)
- pasien menerima
hasil pemeriksaan yang
salah
1 - Waktu layanan di
labor lebih panjang
(petugas lab harus
melakukan konfirmasi
ke dokter/unit
pengirim)
- pasien menerima
hasil pemeriksaan
yang salah
5 Dibuat form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simple
8 40
Petugas
memanggil
pasien
untuk
identifikasi
Salah
identifikasi
- pasien menerima
hasil yang salah
- pasien tidak
mendapatkan
diagnose dan terapi
yang dibutuhkan
1 - pasien menerima
hasil yang salah
- pasien tidak
mendapatkan
diagnose dan terapi
yang dibutuhkan
8 Sosialisasi SOP (identifikasi
pasien menggunakan
minimal 2 identitas ( nama
lengkap,alamat, tempat
tanggal lahir)
8 64
Informed
consent
Pasien menolak
menggambil
sampel
- Pasien tidak
mendapatkan
pemeriksaan yang
seharusnya
diperlukan
- pasien tidak
2 - Pasien tidak
mendapatkan
pemeriksaan yang
seharusnya
diperlukan
- pasien tidak
2 Sosialisasi SOP pengisian
Informed consent
2 8
8. mendapatkan
diagnose dan terapi
yang dibutuhkan
mendapatkan
diagnose dan terapi
yang dibutuhkan
Pasien salah
tanda tangan
- proses pelayanan
menjadi lebih lama
1 - proses pelayanan
menjadi lebih lama
2 - petugas lebih aktif
memberi pengarahan
- sosialisasi SOP
2 4
pelabelan Salah label - Pasien menerima
hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan
terapi
1 - Pasien menerima
hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan
terapi
7 - Labelisasi sebelum
mengambil sampel
- sosialisasi SOP
2 14
Pengambil
an sampel
Salah sampel - Pasien mengulang
pemeriksaan
1 - Pasien mengulang
pemeriksaan
7 - dibuat form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simple
- pelatihan teknis bagi
petugas
2 14
Pemeriksa
an sampel
Salah
pemeriksaan
sampel
- salah diagnose dan
terapi
1 - salah diagnose dan
terapi
5 - kaliberasi dan perawatan
alat secara rutin
- pelatihan teknis bagi
petugas
2 10
Validasi
alat
Salah
pembacaan
hasil
- Pasien menerima
hasil pemeriksaan
sampel tidak akurat
1 - Pasien menerima
hasil pemeriksaan
sampel tidak akurat
7 - Pelatihan teknis bagi
petugas
- hasil pemeriksaan labor
dapat diprint langsung
dari alat pemeriksaan
2 14
Pencatatan
hasil
pemeriksa
an
Salah
pencatatan hasil
pemeriksaan
- Pasien menerima
hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan
2 - Pasien menerima
hasil pemeriksaan
labor yang salah
- salah diagnose dan
7 - pelatihan teknis bagi
petugas
- hasil pemeriksaan labor
dapat di print langsung
dari alat pemeriksaannya
8 112
9. VI. Tetapkan threshold untukmemilih failure mode yang akan diselesaika dan, tetapkan failure mode apa saja yang akan diselesaikan. (Gunakan Diagram Pareto)
No Failure modes:
(urutkan dari RPN tertinggi ke
terendah)
RPN KumulatiF Persentase kumulatif Keterangan
1 Salah identifikasi 128 128 31,06 %
2 Salah pencatatan hasil pemeriksaan 112 240 58,25 %
3 Salah identifikasi 64 304 73,78 %
4 Salah permintaan pemeriksaan 40 344 83,49 % Cut off : 40
5 Salah orang 16 360 87,37 %
6 Salah pembacaan hasil 14 374 90,77 %
7 Salah sampel 14 388 94,17 %
8 Salah label 14 402 97,57 %
9 Salah pemeriksaan sampel 10 412 100 %
terapi terapi - form permintaan
pemeriksaan labor yang
jelas dan simpel
Penyeraha
n hasil
labor
Salah orang - salah diagnose dan
terapi
1 - salah diagnose dan
terapi
8 Sosialisasi SOP (
identifikasi pasien
menggunakan minimal 2
identitas)
2 16
10. Berdasarkan perhitungan RPN dan perhitungan dalam menentukan cut off point didapatkan 4 modus kegagalan yang harus ditindak lanjuti dengan solusi yaitu :
1. salah identifikasi ( penerimaan blangko)
2. salah pencatatan
3. salah identifikasi ( petugas memanggil pasien)
4. salah permintaan pemeriksaan
Tindak lanjut :
1. Dilakukan perbaikan SOP
2. Dilakukan sosialisasi SOP alur pelayanan laboratorium yang baru
11. SOP LABORATORIUM YANG TELAH DILAKUKAN FMEA
Petugas menerima blangko rujukan
Petugas mengidentifikasi/validasi data blangko rujukan laboratorium dengan cara
mencocokkan identitas pasien meliputi nama,umur,jenis kelamin kelamin
Petugas menyiapkan informed consent dan menjelaskan serta
memberitahu kepada pasien tentang sampel yang akan diambil dan
diperiksa
Petugas memanggil menggunakan
identitas pasien di blangko rujukan
Tidak setuju
Pasien menolak
Petugas melakukan pelabelan
setuju
Petugas menyiapkannperalatannuntuk sampling
Petugas melakukan pelabelan tempat spesimen
Petugas mempersilahkan pasien duduk
12. Petugas mempersiapkan pasien untuk menunggu hasil
pemeriksaan sesuai waktu utnggu yang diberikan
Petugas melakukan sampling/pengambilan sampel
Petugas melakukan pemeriksaan sesuai permintaan
Petugas mencatat hasil yang keluar di blanko rujukan pasien
Petugas mencatat hasil yang keluar di blanko rujukan pasien
Mennngggulang pemeriksaan
Tidak perlu mengulang hasil pemeriksaan
Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku register
Petugas mencetak lembar hasil labor
Petugas melakukan validasi
Petugas menyerahkan hasil ke pasien