SlideShare a Scribd company logo
TEKNIK WAWANCARA PSIKIATRI
DAFTAR PUSTAKA
1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using
DSM-IV. Volume1: Fundamentals. Washington:
American Psychiatric Press Inc., 1994.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s
synopsis of
psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins, 2003.
LATAR BELAKANG
 Wawancara psikiatri merupakan salah satu modal dasar yang harus
dimiliki dalam pemeriksaan psikiatri, karena selain bertujuan untuk
(1). mendapatkan data & memahami permasalahan, wawancara
tersebut juga harus (2). bersifat terapeutik, serta dapat (3).
mengkomunikasikan rencana terapi.
 Berbeda dengan wawancara medik biasa:
- wawasan/tilikan pasien terhadap gangguannya sering tidak
ada atau tidak penuh.
- sikap pasien, suasana perasaan pasien, kemampuan
pasien menilai diri atau lingkungannya mempengaruhi
jalannya wawancara, juga dapat mempengaruhi sikap dan
perasaan pewawancara
LATAR BELAKANG
 diperlukan teknik-teknik tertentu agar pemeriksa
dapat mengendalikan jalannya wawancara,
membina rapport serta mendapatkan data yang
akurat tanpa bersikap kontra-terapeutik
 Selama melakukan wawancara, identifikasi
gejala/tanda yang terdapat pada pasien,
menginterpretasikan ke dalam suatu sindroma
klinik untuk dapat menegakkan diagnosis (dalam
hal ini diagnosis menggunakan ICD-10 PC).
MATERI TEKNIK WAWANCARA:
I. Strategi Membina Rapport
II. Strategi Mendapatkan Informasi
III.Pemeriksaan Status Mental
Apakah rapport itu?
Mengapa rapport sangat penting?
I. STRATEGI MEMBINA RAPPORT
 Definisi Rapport:
interaksi atau relasi antara pasien dengan
pewawancara yang di dalamnya terdapat rasa
percaya (trust) dan pemahaman /pengertian
(understanding). Pasien merasa dimengerti
dan ‘diterima’.
 Strategi Membina Rapport:
1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan
pewawancara
2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan
pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal
tsb.
3. Menilai tilikan dan menjadi pendamping pasien
4. Tunjukkan keahlian
5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan
terapis)
6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang
berempati,
seorang ahli, dan sbg terapis.
1. BUAT SUASANA NYAMAN BAGI PASIEN DAN
PEWAWANCARA
Saat pasien datang pertama kali dengan keluhan
psikologis, umumnya ia menghadapi perasaan
skeptis, cemas, gugup, ketidakyakinan atau
bingung.
Kondisi ini dapat diatasi dengan cara membuka
wawancara dengan percakapan dasar dan ringan,
bertujuan lebih mengenal/dekat dengan pasien,
bukan untuk mencari diagnosis secara dini.
 Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak
intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang dll)
 Menjadi pendengar yang efektif
a. Beri salam, bersalaman, sambil tersenyum
b. Perkenalkan diri pewawancara
c. Tanyakan nama pasien serta bagaimana sebaiknya
pewawancara memanggil pasien.
d. Dapat dilanjutkan dengan pertanyaan ringan
(cth: bagaimana perjalanan pasien sampai ke tempat
pewawancara)
e. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan
minta kesediaan pasien untuk memberikan informasi
f. Pewawancara menanyakan identitas pasien (usia,
tempat tinggal, asal, pekerjaan, pendidikan, dan status
menikah).
(observasi kondisi pasien: perilaku nonverbal, suara,
ekspresi pasien)
KOMUNIKASI NONVERBAL
1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis,
hidung dan kesesuaian ekspresi wajah
2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara
3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh,
tangan, kaki
4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat,
berkeringat, napas tersengal, pupil mata
melebar
5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk
dan berdiri
PENDENGAR YANG EFEKTIF
 Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke
arah pasien
 Membuat kontak mata
 Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik
 Memberi perhatian sepenuhnya
 Suara lembut
 Tidak memotong pembicaraan
 Tidak menghakimi
 Tidak memberi penilaian
2. TEMUKAN HAL-HAL YANG MENYEBABKAN
PENDERITAAN PASIEN, DAN PERLIHATKAN
KEPEDULIAN
 Dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan, seperti :
- apa yang sedang mengganggu anda?
- apa yang saat ini sedang terjadi pada anda?
- apa yang saat ini anda rasakan?
- apa yang bisa saya bantu? Dapatkah anda menceritakan..?
 Fase awal wawancara seringkali penting untuk
membiarkan pasien ventilasi terhadap keluhannya
dengan bebas. Deteksi kemungkinan adanya
depresi, kecemasan, atau kemarahan.
- Jika pasien terlihat cemas, berikan dukungan kepada pasien, cth:
“saya mengerti bahwa hal ini mungkin sangat sulit
diceritakan..terutama jika anda baru bertemu pertama kali…”
Respon dengan empati
Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan
oleh pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi
orang lain tsb, namun tetap sebagai pihak yang
berdiri di luar masalah
Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam
situasi yang dihadapi orang tsb, lalu gagal
bersikap objektif
Empati berkaitan dengan kepedulian,
pemahaman, serta sikap
menghargai/menghormati
Respon terapis bisa berupa :
1. Memperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh
cth: memandang matanya, sesekali mengangguk, menampilkan
ekspresi yang sesuai, dll
2. Ekspresi-ekspresi verbal singkat dapat memperlihatkan bahwa kita
menghargai dan memahami
cth: “oh ya…, mmm…, saya mengerti…”
“saya dapat melihat bagaimana hal tersebut
mengganggu anda..” ; “hal tersebut pasti membuat
anda tidak nyaman..”
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN
 Mendengar sambil menulis atau kerja lain
 Pandangan menerawang
 Tidak sabar, menyela/interupsi
 Berargumentasi
 Banyak bicara atau menasihati
 Berbasa-basi
 Terlalu cepat menyimpulkan
3. MENILAI TILIKAN & MENJADI
PENDAMPING
PASIEN
Nilai derajat tilikan pasien terhadap
penyakitnya, apakah memiliki tilikan
penuh, parsial atau tidak ada sama sekali.
 Pasien yang menyadari adanya gejala-gejala psikiatri dan
gangguan pada dirinya, memiliki tilikan penuh -- dapat
dijelaskan penyebab dan perjalanan penyakit, pilihan terapi dan
implementasinya.
 Pasien menyangkal dan menyalahkan penyakitnya pada
kondisi-kondisi di luar dirinya, memiliki tilikan parsial.
 Pasien yang menyangkal sama sekali akan adanya gangguan
--- memiliki tilikan buruk atau tidak memiliki tilikan (no insight)
– terapis menerima dulu gejala pasien, tawarkan terapi utk
mengatasi hal yg mengganggunya.
4. TUNJUKKAN KEAHLIAN
 Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien
sendiri yang menghadapi masalah seperti sekarang.
 Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar
dengan masalah ini – tunjukkan pengetahuan yang
dimiliki terapis.
 Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien tentang
kemampuan terapis, bersama dengan keluarga atau
teman yang mengantar pasien dengan profesional.
 Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya.
5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter
dan terapis)
- kemampuan memotivasi dan mengarahkan pasien,
tunjukkan ketertarikan untuk membantu kesembuhan
pasien
6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang
berempati, seorang ahli, dan sebagai
terapis.
II. STRATEGI MENDAPATKAN INFORMASI
Pembuka
 Teknik pertanyaan terbuka (open-ended
questions) di awal wawancara akan membuat
pasien menceritakan masalahnya dengan
kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan yang
membantu di antaranya adalah:
“Bagaimana saya dapat membantu anda?”
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Masalah apa yang membawa anda ke sini?”
“Darimana sebaiknya kita mulai?”
“Bagaimana kelanjutannya?”; “lalu?”
 Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup
(close-ended questions) untuk menelusuri kata kunci
atau menanyakan hal yang spesifik, detil-detil yang
dibutuhkan untuk diagnosis
contoh:
D : Apakah anda mempunyai masalah untuk bisa tidur?
P : Ya
D : Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit
tidur?
P : 2 minggu
D : Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa
tertidur
belakangan ini?
P : Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya
tidak
bisa tidur sama sekali sepanjang malam.
D : Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak
bisa
tidur lagi?
 Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan
keduanya dengan teknik yang berkelanjutan dari pertanyaan luas
ke pertanyaan yang terfokus dan tajam.
 Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas;
lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target; akhiri
dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit, sesekali
tertutup – tipe ya/tidak.
 Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan pertanyaan
terbuka yang tajam dan fokus.
Contoh:
“Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang muncul
adalah: ya atau tidak)
lebih baik bertanya:
“Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”
 Teknik Refleksi – mengulangi cerita pasien dengan sikap
suportif
Cth: pasien menceritakan bahwa ia takut menghadapi kematian,
namun tidak berani menceritakan hal ini kepada keluarganya --
“Tampaknya anda khawatir hal tsb dapat menjadi beban bagi
keluarga..”
 Teknik Klarifikasi
“anda merasa sedih. Kapan waktu anda merasa paling sedih?”
 Teknik Fasilitasi
“lalu..” “apa yang terjadi kemudian?”
 Teknik Silence
terkadang pasien membutuhkan waktu untuk menangis, membutuhkan
waktu untuk bercerita dalam kondisi yang mendukung
 Teknik Dukungan Positif
“Saya sangat menghargai anda menceritakan kepada
saya bahwa anda berhenti meminum obat. Dapatkah
anda memberitahukan kepada saya, apa masalahnya?
 Mengakhiri wawancara
- Kesimpulan singkat – selipkan kalimat suportif
- Penjelasan tentang rencana terapi
- Beri pasien kesempatan untuk bertanya
- Mengucapkan terima kasih kepada pasien atas
segala informasi yang diberikan
Jika terjadi Resistensi
 Resistensi: pasien yang secara sadar menghindari
pembicaraan tentang suatu topik. Contoh:
“Saya tidak mau membicarakan tentang hal itu
sekarang.”
“Saya tidak mau membahas hal ini dengan anda.”
 Resistensi tidak langsung: pasien berusaha
mengalihkan perhatian pewawancara dari suatu topik,
menjawab pertanyaan secara singkat atau tidak
menjawab sama sekali, atau mengalihkan
pembicaraan, ekspresi wajahnya menunjukkan
ketidaktertarikan, atau berhenti sebelum menjawab.
Contoh:
-- > Ekspresikan penerimaan
Mengubah fokus pembicaraan – tunda topik
WAWANCARA SAAT EMERGENSI
 Waktu terbatas
 Fokus pada keluhan saat ini dan alasan
dibawa ke fasilitas kesehatan (IGD)
 Heteroanamnesis pada keluarga, teman,
atau bahkan polisi yang membawa pasien
 Wawancara: pertanyaan langsung pada
intinya, namun tetap tenang dan tidak
“mengancam” pasien. Pewawancara
tampak mengendalikan situasi, secara
meyakinkan akan melindungi pasien dari
kemungkinan melukai diri sendiri maupun
dari orang lain.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
 Observasi
Observasi tanda (sign) dari pasien termasuk
penampilan, perilaku.
 Percakapan (conversation)
Percakapan sederhana/komunikasi sehari-hari
 Eksplorasi
Mengeksplorasi pengalaman internal pasien –
gejala (symptom)
 Observasi
penampilan secara umum, kesadaran,
psikomotor, bahasa tubuh, afek
 Percakapan
orientasi, perhatian, konsentrasi, bicara,
memori, proses pikir, afek
 Eksplorasi
mood, isi pikiran (waham), halusinasi, tilikan
terhadap gangguan/penyakitnya,
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 368007999-Teknik-Wawancara-Psikiatrik-3.pptx

Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikValny Majid
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptxraihanhidayat10
 
Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2om_wiez
 
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhanMi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhanrickygunawan84
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptxKomunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptxNsHyanOktodiaBasukiM
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasiadityajtkln
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikDadyHidayah
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-danCalista Paramitha
 
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...pjj_kemenkes
 
4. Motivational Interviewing.pptx
4. Motivational Interviewing.pptx4. Motivational Interviewing.pptx
4. Motivational Interviewing.pptxRetnoListyawati
 
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaKONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaCeceLisa
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21SiLvi Fata
 
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi ManusiaKesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusiapjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxekoprayugo
 
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi Psikoterapi
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi PsikoterapiSolution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi Psikoterapi
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi PsikoterapiAndhikaAtmaWijaya1
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speakingrofieq
 
Rumusan terapi bercerita
Rumusan terapi berceritaRumusan terapi bercerita
Rumusan terapi berceritatheva diran
 

Similar to 368007999-Teknik-Wawancara-Psikiatrik-3.pptx (20)

Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK.pptx
 
Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2Dasar dasar komunikasi.2
Dasar dasar komunikasi.2
 
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhanMi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhan
Mi 5 pokok bahasan2 pesan penyuluhan
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptxKomunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
Komunikasi Keperawatan Paliatif.pptx
 
Teknik komunikasi
Teknik komunikasiTeknik komunikasi
Teknik komunikasi
 
komunikasi terapeutik
komunikasi terapeutikkomunikasi terapeutik
komunikasi terapeutik
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
 
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...
Modul4 kb2 penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan pengin...
 
4. Motivational Interviewing.pptx
4. Motivational Interviewing.pptx4. Motivational Interviewing.pptx
4. Motivational Interviewing.pptx
 
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remajaKONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21
 
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi ManusiaKesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
Kesadaran Diri dan Afek Emosi Manusia
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
 
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi Psikoterapi
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi PsikoterapiSolution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi Psikoterapi
Solution Focused Brief Therapy FSBT sebagai Inovasi Psikoterapi
 
Wawancara psikiatri
Wawancara psikiatriWawancara psikiatri
Wawancara psikiatri
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
Rumusan terapi bercerita
Rumusan terapi berceritaRumusan terapi bercerita
Rumusan terapi bercerita
 

Recently uploaded

Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxGallantryW
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 

Recently uploaded (20)

Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 

368007999-Teknik-Wawancara-Psikiatrik-3.pptx

  • 2. DAFTAR PUSTAKA 1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using DSM-IV. Volume1: Fundamentals. Washington: American Psychiatric Press Inc., 1994. 2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003.
  • 3. LATAR BELAKANG  Wawancara psikiatri merupakan salah satu modal dasar yang harus dimiliki dalam pemeriksaan psikiatri, karena selain bertujuan untuk (1). mendapatkan data & memahami permasalahan, wawancara tersebut juga harus (2). bersifat terapeutik, serta dapat (3). mengkomunikasikan rencana terapi.  Berbeda dengan wawancara medik biasa: - wawasan/tilikan pasien terhadap gangguannya sering tidak ada atau tidak penuh. - sikap pasien, suasana perasaan pasien, kemampuan pasien menilai diri atau lingkungannya mempengaruhi jalannya wawancara, juga dapat mempengaruhi sikap dan perasaan pewawancara
  • 4. LATAR BELAKANG  diperlukan teknik-teknik tertentu agar pemeriksa dapat mengendalikan jalannya wawancara, membina rapport serta mendapatkan data yang akurat tanpa bersikap kontra-terapeutik  Selama melakukan wawancara, identifikasi gejala/tanda yang terdapat pada pasien, menginterpretasikan ke dalam suatu sindroma klinik untuk dapat menegakkan diagnosis (dalam hal ini diagnosis menggunakan ICD-10 PC).
  • 5. MATERI TEKNIK WAWANCARA: I. Strategi Membina Rapport II. Strategi Mendapatkan Informasi III.Pemeriksaan Status Mental
  • 6. Apakah rapport itu? Mengapa rapport sangat penting?
  • 7. I. STRATEGI MEMBINA RAPPORT  Definisi Rapport: interaksi atau relasi antara pasien dengan pewawancara yang di dalamnya terdapat rasa percaya (trust) dan pemahaman /pengertian (understanding). Pasien merasa dimengerti dan ‘diterima’.
  • 8.  Strategi Membina Rapport: 1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara 2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal tsb. 3. Menilai tilikan dan menjadi pendamping pasien 4. Tunjukkan keahlian 5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan terapis) 6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang berempati, seorang ahli, dan sbg terapis.
  • 9. 1. BUAT SUASANA NYAMAN BAGI PASIEN DAN PEWAWANCARA Saat pasien datang pertama kali dengan keluhan psikologis, umumnya ia menghadapi perasaan skeptis, cemas, gugup, ketidakyakinan atau bingung. Kondisi ini dapat diatasi dengan cara membuka wawancara dengan percakapan dasar dan ringan, bertujuan lebih mengenal/dekat dengan pasien, bukan untuk mencari diagnosis secara dini.  Lingkungan nyaman, tidak bising dan tidak banyak intervensi (bunyi HP, orang lalu lalang dll)  Menjadi pendengar yang efektif
  • 10. a. Beri salam, bersalaman, sambil tersenyum b. Perkenalkan diri pewawancara c. Tanyakan nama pasien serta bagaimana sebaiknya pewawancara memanggil pasien. d. Dapat dilanjutkan dengan pertanyaan ringan (cth: bagaimana perjalanan pasien sampai ke tempat pewawancara) e. Menjelaskan secara singkat tujuan wawancara dan minta kesediaan pasien untuk memberikan informasi f. Pewawancara menanyakan identitas pasien (usia, tempat tinggal, asal, pekerjaan, pendidikan, dan status menikah). (observasi kondisi pasien: perilaku nonverbal, suara, ekspresi pasien)
  • 11. KOMUNIKASI NONVERBAL 1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis, hidung dan kesesuaian ekspresi wajah 2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara 3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh, tangan, kaki 4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat, berkeringat, napas tersengal, pupil mata melebar 5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk dan berdiri
  • 12. PENDENGAR YANG EFEKTIF  Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke arah pasien  Membuat kontak mata  Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik  Memberi perhatian sepenuhnya  Suara lembut  Tidak memotong pembicaraan  Tidak menghakimi  Tidak memberi penilaian
  • 13. 2. TEMUKAN HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PENDERITAAN PASIEN, DAN PERLIHATKAN KEPEDULIAN  Dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan, seperti : - apa yang sedang mengganggu anda? - apa yang saat ini sedang terjadi pada anda? - apa yang saat ini anda rasakan? - apa yang bisa saya bantu? Dapatkah anda menceritakan..?  Fase awal wawancara seringkali penting untuk membiarkan pasien ventilasi terhadap keluhannya dengan bebas. Deteksi kemungkinan adanya depresi, kecemasan, atau kemarahan. - Jika pasien terlihat cemas, berikan dukungan kepada pasien, cth: “saya mengerti bahwa hal ini mungkin sangat sulit diceritakan..terutama jika anda baru bertemu pertama kali…”
  • 14. Respon dengan empati Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan oleh pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi orang lain tsb, namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar masalah Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi yang dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif Empati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman, serta sikap menghargai/menghormati
  • 15. Respon terapis bisa berupa : 1. Memperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh cth: memandang matanya, sesekali mengangguk, menampilkan ekspresi yang sesuai, dll 2. Ekspresi-ekspresi verbal singkat dapat memperlihatkan bahwa kita menghargai dan memahami cth: “oh ya…, mmm…, saya mengerti…” “saya dapat melihat bagaimana hal tersebut mengganggu anda..” ; “hal tersebut pasti membuat anda tidak nyaman..”
  • 16. KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN  Mendengar sambil menulis atau kerja lain  Pandangan menerawang  Tidak sabar, menyela/interupsi  Berargumentasi  Banyak bicara atau menasihati  Berbasa-basi  Terlalu cepat menyimpulkan
  • 17. 3. MENILAI TILIKAN & MENJADI PENDAMPING PASIEN Nilai derajat tilikan pasien terhadap penyakitnya, apakah memiliki tilikan penuh, parsial atau tidak ada sama sekali.  Pasien yang menyadari adanya gejala-gejala psikiatri dan gangguan pada dirinya, memiliki tilikan penuh -- dapat dijelaskan penyebab dan perjalanan penyakit, pilihan terapi dan implementasinya.  Pasien menyangkal dan menyalahkan penyakitnya pada kondisi-kondisi di luar dirinya, memiliki tilikan parsial.  Pasien yang menyangkal sama sekali akan adanya gangguan --- memiliki tilikan buruk atau tidak memiliki tilikan (no insight) – terapis menerima dulu gejala pasien, tawarkan terapi utk mengatasi hal yg mengganggunya.
  • 18. 4. TUNJUKKAN KEAHLIAN  Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien sendiri yang menghadapi masalah seperti sekarang.  Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar dengan masalah ini – tunjukkan pengetahuan yang dimiliki terapis.  Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien tentang kemampuan terapis, bersama dengan keluarga atau teman yang mengantar pasien dengan profesional.  Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya.
  • 19. 5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan terapis) - kemampuan memotivasi dan mengarahkan pasien, tunjukkan ketertarikan untuk membantu kesembuhan pasien 6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang berempati, seorang ahli, dan sebagai terapis.
  • 20. II. STRATEGI MENDAPATKAN INFORMASI Pembuka  Teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions) di awal wawancara akan membuat pasien menceritakan masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri. Pertanyaan yang membantu di antaranya adalah: “Bagaimana saya dapat membantu anda?” “Apa yang bisa saya bantu?” “Masalah apa yang membawa anda ke sini?” “Darimana sebaiknya kita mulai?” “Bagaimana kelanjutannya?”; “lalu?”
  • 21.  Dikombinasikan dengan beberapa pertanyaan tertutup (close-ended questions) untuk menelusuri kata kunci atau menanyakan hal yang spesifik, detil-detil yang dibutuhkan untuk diagnosis contoh: D : Apakah anda mempunyai masalah untuk bisa tidur? P : Ya D : Sudah berapa lama anda mengalami keluhan sulit tidur? P : 2 minggu D : Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa tertidur belakangan ini? P : Kadang-kadang satu jam, kadang 3 jam, kadang saya tidak bisa tidur sama sekali sepanjang malam. D : Apakah anda pernah terbangun sangat awal dan tidak bisa tidur lagi?
  • 22.  Pendekatan yang baik adalah dengan mengkombinasikan keduanya dengan teknik yang berkelanjutan dari pertanyaan luas ke pertanyaan yang terfokus dan tajam.  Memulai topik baru dengan pertanyaan terbuka yang luas; lanjutkan dengan memfokuskan pada satu topik target; akhiri dengan serial pertanyaan yang semakin menyempit, sesekali tertutup – tipe ya/tidak.  Jika ingin menghindari pertanyaan tertutup, gunakan pertanyaan terbuka yang tajam dan fokus. Contoh: “Apakah anda mengalami sulit tidur?” (jawaban yang muncul adalah: ya atau tidak) lebih baik bertanya: “Apa yang terjadi saat anda mencoba tidur?”
  • 23.  Teknik Refleksi – mengulangi cerita pasien dengan sikap suportif Cth: pasien menceritakan bahwa ia takut menghadapi kematian, namun tidak berani menceritakan hal ini kepada keluarganya -- “Tampaknya anda khawatir hal tsb dapat menjadi beban bagi keluarga..”  Teknik Klarifikasi “anda merasa sedih. Kapan waktu anda merasa paling sedih?”  Teknik Fasilitasi “lalu..” “apa yang terjadi kemudian?”  Teknik Silence terkadang pasien membutuhkan waktu untuk menangis, membutuhkan waktu untuk bercerita dalam kondisi yang mendukung
  • 24.  Teknik Dukungan Positif “Saya sangat menghargai anda menceritakan kepada saya bahwa anda berhenti meminum obat. Dapatkah anda memberitahukan kepada saya, apa masalahnya?  Mengakhiri wawancara - Kesimpulan singkat – selipkan kalimat suportif - Penjelasan tentang rencana terapi - Beri pasien kesempatan untuk bertanya - Mengucapkan terima kasih kepada pasien atas segala informasi yang diberikan
  • 25. Jika terjadi Resistensi  Resistensi: pasien yang secara sadar menghindari pembicaraan tentang suatu topik. Contoh: “Saya tidak mau membicarakan tentang hal itu sekarang.” “Saya tidak mau membahas hal ini dengan anda.”  Resistensi tidak langsung: pasien berusaha mengalihkan perhatian pewawancara dari suatu topik, menjawab pertanyaan secara singkat atau tidak menjawab sama sekali, atau mengalihkan pembicaraan, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaktertarikan, atau berhenti sebelum menjawab. Contoh: -- > Ekspresikan penerimaan Mengubah fokus pembicaraan – tunda topik
  • 26. WAWANCARA SAAT EMERGENSI  Waktu terbatas  Fokus pada keluhan saat ini dan alasan dibawa ke fasilitas kesehatan (IGD)  Heteroanamnesis pada keluarga, teman, atau bahkan polisi yang membawa pasien  Wawancara: pertanyaan langsung pada intinya, namun tetap tenang dan tidak “mengancam” pasien. Pewawancara tampak mengendalikan situasi, secara meyakinkan akan melindungi pasien dari kemungkinan melukai diri sendiri maupun dari orang lain.
  • 27. III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Observasi Observasi tanda (sign) dari pasien termasuk penampilan, perilaku.  Percakapan (conversation) Percakapan sederhana/komunikasi sehari-hari  Eksplorasi Mengeksplorasi pengalaman internal pasien – gejala (symptom)
  • 28.  Observasi penampilan secara umum, kesadaran, psikomotor, bahasa tubuh, afek  Percakapan orientasi, perhatian, konsentrasi, bicara, memori, proses pikir, afek  Eksplorasi mood, isi pikiran (waham), halusinasi, tilikan terhadap gangguan/penyakitnya,