SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Harlyanti Muthma’innah Mashar
Mikrobiologi / Jurusan Gizi
THERMOFIL, MESOFIL,
& PSIKOFRIL
THERMOFIL, MESOFIL, & PSIKOFRIL
THERMOFIL, MESOFIL, & PSIKOFRIL
• Bakteri Penyebab Kerusakan
• Laju pertumbuhan semua makhluk
hidup sangat bergantung pada reaksi
biokimiawi dan tentunya reaksi ini
dipengaruhi oleh suhu.
• Karena bakteri juga termasuk makhluk
hidup, maka pola pertumbuhan bakteri
juga dipengaruhi oleh suhu.
• Suhu optimum yang dikehendaki
bakteri untuk pertumbuhannya
berbeda-beda. Suhu optimum ini
merupakan suhu yang paling baik atau
sesuai untuk kehidupan suatu jenis
bakteri.
Psikofr
il
• Hidup pada suhu rendah (0-20
oC), suhu optimum : 15°C.
• Banyak trdpt di dasar lautan,
daerah kutub, dan bhn makanan
yg didinginkan
• Memiliki membran sel yg resisten
thdp kaku yg disebabkan oleh
dingin ekstrim
• Mampu membuat protein
antibeku untuk melindungi
DNAnya bahkan dlm suhu di
bawah titik beku air
• Pertumbuhannya pd bahan
makanan menyebabkan makanan
Bacillus cereus,
Pseudomonas
cocovenenans,
Flavobacterium,
Acetobacter
xylinum
PERSYARATA
N HIDUP
• Mampu bertahan pada
suhu yang cukup rendah
(1 – 4 oC)
• Struktur heliks lebih
fleksibel sehingga enzim di
dalam tubuh tetap dapat
bekerja pada suhu yang
rendah
• Besifat polar dan hanya
mengandung sedikit asam
amino yang bersifat
hidrofob
• Tidak tahan panas
Hubungan Antara Mikroba Psikofril
Terhadap Pengawetan Makanan
• Bakteri yang menyebabkan kualitas bahan
makanan menurun dan menjadi busuk
• Bakteri jenis ini dapat mengganggu makanan yang
disimpan lama dalam lemari es
• Bacillus cereus  menyebabkan pembusukan pada
buah, sayur, dan umbi-umbian
• Flavobacterium  pembudidayaan rumput laut
• Acetobacter xylinum  menyebabkan pembusukan
pada telur dan daging, namun berperan dalam
pembuatan nata de coco
• Alcaligene  menyebabkan pembusukan pada
temperatur dingin
Mesofi
l
• Hidup pada suhu 20-45oC
(suhu ruang/ suhu kamar)
• Banyak ditemukan pd tempat
yg bersuhu sedang, misalnya
tanah, air, dan pd tubuh
vertebrata, serta pd makanan
meliputi keju, yogurt, dan
sering ditambahkan pada
proses pembuatan bir.
Thiobacillus,
Clostridium
pasteurianum, B.
subtilis, S. aureus,
Eschericia
PERSYARATA
N HIDUP
• Kelembaban  keadaan lingkungan
kering maka aktivitas metabolism akan
terhenti
• Sinar matahari  sinar UV dapat
mematikan bakteri
• Zat kimia  antibiotik dan senyawa
kimia tertentu dapat menghambat
bahkan mematikan bakteri
• Tekanan osmosis  mampu hidup pada
lingkungan yang memiliki tekanan
osmosis yang sama dengan tekanan
osmosis sel
• Derajat keasaman  Setiap bakteri
dapat tumbuh optimum pada pH
tertentu, namun kebanyakan
memerlukan pH antara 6,5 – 7,5
Hubungan Antara Mikroba Mesofil
Terhadap Pengawetan Makanan
• Membentuk spora pd pengalengan makanan
• Spesies Clostridium memfermentasi gula 
Clostridium pasteurianum menghasilkan asam
butirat, CO2, dan H2 yg dpt menyebabkan
penggelembungan kaleng
• Clostridium sporogenes mampu menyebabkan
kebusukan  membusukkan makanan kaleng
dgn derajat keasaman rendah seperti pd makanan
kaleng ikan
• Banyak ditemukan pd makanan kaleng buah-
buahan, mis. tomat dan nenas
• Hal-hal tsb di atas terjadi krn kurangnya proses
pemanasan atau terjadi kebocoran kaleng
Termof
il
• M.o yg mampu hidup pd suhu
: 45 – 65 °C, suhu optimum :
55⁰C.
• Organisme termofil dpt
mentoleransi suhu yg sangat
tinggi (110⁰C)
• Jika spora bakteri tdk
tumbuh di bawah suhu 50 oC
 obligat termofil.
• Jika tumbuh pd kisaran suhu
50-66 oC atau pd suhu yg
lebih rendah (38oC) 
fakultatif termofilik.
Beggiatoa, Thermochromatium,
Acidithiobacillus,
Thermithiobacillus, Thermomonas,
Methylococcus, Pyrococcus,
Thermus aquaticus, Sulfolobus
acidocaldarius, Chloroflexus dan
Alterococcus
PERSYARATA
N HIDUP
• Bakteri ini dapat dijumpai pd
sumber-sumber air panas, kawah
gunung berapi dan sebagainya.
• Kandungan enzim dan protein yg
lebih stabil dan tahan thdp panas
• Molekul pensintesis protein yg
lebih stabil thdp panas
• Membran sel termofil yg
mengandung asam lemak jenuh
membentuk ikatan hdrofobik yg
sangat kuat
Hubungan Antara Mikroba Termofil
Terhadap Pengawetan Makanan
• Tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pd
makanan
• Juga dpt tumbuh pd peralatan yg kontak lgsg dgn makanan, shg
makanan harus dipertahankan pada suhu 77oC atau lebih
tinggi lagi untuk mencegah pertumbuhannya  produk harus
segera didinginkan sampai suhu di bawah 41oC stlh sterilisasi
dan simpan di bawah suhu 35oC
• Sterilisasi makanan kaleng umumnya tidak membunuh bakteri
thermofilik. Apabila proses pendinginan setelah proses
sterilisasi terlalu lambat atau produk disimpan pada suhu
penyimpanan di atas normal dimana bakteri thermofilik dpt
tumbuh, maka makanan kaleng dpt rusak oleh bakteri
thermofilik.
Hubungan Antara Mikroba Termofil
Terhadap Pengawetan Makanan
• Bacillus stearothermophilus dan B. coagulans menyebabkan
busuk asam (flat sour) pada makanan kaleng berasam
rendah
• Clostridium thermosaccharolyticum menyebabkan
penggembungan kaleng karena memproduksi CO2 dan H2
• Clostridium nigridicans menyebabkan kebusukan sulfida
• Pada umumnya semakin tinggi suhu pertumbuhan bakteri,
resistensi terhadap pemanasan semakin tinggi.
• Dengan demikian bakteri thermofil lebih resisten terhadap
pemanasan daripada bakteri mesofil dan psikofril.
• Pemanasan yang digunakan untuk membunuh spora
mesofil mungkin saja tidak cukup untuk mencegah
terjadinya kebusukan oleh spora thermofil, kecuali jika
makanan tersebut disimpan pada suhu di bawah thermofil.
• Untuk produk-produk makanan, seperti kacang polong,
jagung, makanan bayi dan daging yang beresiko busuk
karena thermofil, harus diolah secara ekstra hati-hati untuk
mencegah terjadinya kebusukan karena pertumbuhan
spora thermofil.
• Bahan-bahan yang digunakan seperti gula, tepung dan
rempah-rempah harus terbebas dari spora thermofil.
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
ramdhanisari
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
Fransiska Puteri
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Aditya Rendra
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Susy Amelia
 

What's hot (20)

2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
 
Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)Konsep dasar met zat gizi (1)
Konsep dasar met zat gizi (1)
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan Fungsional
 
Analisis karbohidrat
Analisis karbohidratAnalisis karbohidrat
Analisis karbohidrat
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan IkanJenis-jenis Kerusakan Ikan
Jenis-jenis Kerusakan Ikan
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Aktivitas air
Aktivitas airAktivitas air
Aktivitas air
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
 

Similar to 3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil

Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
f' yagami
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
f' yagami
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
Hafizmuchti
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
NathasaWeisdania
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santapSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
David Syahputra
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensedSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
David Syahputra
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
adhisusilo2
 

Similar to 3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil (20)

4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal
 
6 pertumbuhan dan perkembangan mikroba (2)
6 pertumbuhan dan perkembangan mikroba (2)6 pertumbuhan dan perkembangan mikroba (2)
6 pertumbuhan dan perkembangan mikroba (2)
 
Clostridium
ClostridiumClostridium
Clostridium
 
15. Faktor Pengawetan Mikrobiologi.pdf
15. Faktor Pengawetan Mikrobiologi.pdf15. Faktor Pengawetan Mikrobiologi.pdf
15. Faktor Pengawetan Mikrobiologi.pdf
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2Cara pengawetan fungi 2
Cara pengawetan fungi 2
 
PPT-UEU-Ilmu-Bahan-Makanan-Pertemuan-2 (1).ppt
PPT-UEU-Ilmu-Bahan-Makanan-Pertemuan-2 (1).pptPPT-UEU-Ilmu-Bahan-Makanan-Pertemuan-2 (1).ppt
PPT-UEU-Ilmu-Bahan-Makanan-Pertemuan-2 (1).ppt
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santapSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensedSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
 
Foodborne Infections
Foodborne InfectionsFoodborne Infections
Foodborne Infections
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
 
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi  Fermentasi Pada Pembuatan RotiTeknologi  Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Roti
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Recently uploaded (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil

  • 1. Harlyanti Muthma’innah Mashar Mikrobiologi / Jurusan Gizi THERMOFIL, MESOFIL, & PSIKOFRIL
  • 3. THERMOFIL, MESOFIL, & PSIKOFRIL • Bakteri Penyebab Kerusakan • Laju pertumbuhan semua makhluk hidup sangat bergantung pada reaksi biokimiawi dan tentunya reaksi ini dipengaruhi oleh suhu. • Karena bakteri juga termasuk makhluk hidup, maka pola pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh suhu. • Suhu optimum yang dikehendaki bakteri untuk pertumbuhannya berbeda-beda. Suhu optimum ini merupakan suhu yang paling baik atau sesuai untuk kehidupan suatu jenis bakteri.
  • 4. Psikofr il • Hidup pada suhu rendah (0-20 oC), suhu optimum : 15°C. • Banyak trdpt di dasar lautan, daerah kutub, dan bhn makanan yg didinginkan • Memiliki membran sel yg resisten thdp kaku yg disebabkan oleh dingin ekstrim • Mampu membuat protein antibeku untuk melindungi DNAnya bahkan dlm suhu di bawah titik beku air • Pertumbuhannya pd bahan makanan menyebabkan makanan Bacillus cereus, Pseudomonas cocovenenans, Flavobacterium, Acetobacter xylinum
  • 5. PERSYARATA N HIDUP • Mampu bertahan pada suhu yang cukup rendah (1 – 4 oC) • Struktur heliks lebih fleksibel sehingga enzim di dalam tubuh tetap dapat bekerja pada suhu yang rendah • Besifat polar dan hanya mengandung sedikit asam amino yang bersifat hidrofob • Tidak tahan panas
  • 6. Hubungan Antara Mikroba Psikofril Terhadap Pengawetan Makanan • Bakteri yang menyebabkan kualitas bahan makanan menurun dan menjadi busuk • Bakteri jenis ini dapat mengganggu makanan yang disimpan lama dalam lemari es • Bacillus cereus  menyebabkan pembusukan pada buah, sayur, dan umbi-umbian • Flavobacterium  pembudidayaan rumput laut • Acetobacter xylinum  menyebabkan pembusukan pada telur dan daging, namun berperan dalam pembuatan nata de coco • Alcaligene  menyebabkan pembusukan pada temperatur dingin
  • 7. Mesofi l • Hidup pada suhu 20-45oC (suhu ruang/ suhu kamar) • Banyak ditemukan pd tempat yg bersuhu sedang, misalnya tanah, air, dan pd tubuh vertebrata, serta pd makanan meliputi keju, yogurt, dan sering ditambahkan pada proses pembuatan bir. Thiobacillus, Clostridium pasteurianum, B. subtilis, S. aureus, Eschericia
  • 8. PERSYARATA N HIDUP • Kelembaban  keadaan lingkungan kering maka aktivitas metabolism akan terhenti • Sinar matahari  sinar UV dapat mematikan bakteri • Zat kimia  antibiotik dan senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri • Tekanan osmosis  mampu hidup pada lingkungan yang memiliki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis sel • Derajat keasaman  Setiap bakteri dapat tumbuh optimum pada pH tertentu, namun kebanyakan memerlukan pH antara 6,5 – 7,5
  • 9. Hubungan Antara Mikroba Mesofil Terhadap Pengawetan Makanan • Membentuk spora pd pengalengan makanan • Spesies Clostridium memfermentasi gula  Clostridium pasteurianum menghasilkan asam butirat, CO2, dan H2 yg dpt menyebabkan penggelembungan kaleng • Clostridium sporogenes mampu menyebabkan kebusukan  membusukkan makanan kaleng dgn derajat keasaman rendah seperti pd makanan kaleng ikan • Banyak ditemukan pd makanan kaleng buah- buahan, mis. tomat dan nenas • Hal-hal tsb di atas terjadi krn kurangnya proses pemanasan atau terjadi kebocoran kaleng
  • 10. Termof il • M.o yg mampu hidup pd suhu : 45 – 65 °C, suhu optimum : 55⁰C. • Organisme termofil dpt mentoleransi suhu yg sangat tinggi (110⁰C) • Jika spora bakteri tdk tumbuh di bawah suhu 50 oC  obligat termofil. • Jika tumbuh pd kisaran suhu 50-66 oC atau pd suhu yg lebih rendah (38oC)  fakultatif termofilik. Beggiatoa, Thermochromatium, Acidithiobacillus, Thermithiobacillus, Thermomonas, Methylococcus, Pyrococcus, Thermus aquaticus, Sulfolobus acidocaldarius, Chloroflexus dan Alterococcus
  • 11. PERSYARATA N HIDUP • Bakteri ini dapat dijumpai pd sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi dan sebagainya. • Kandungan enzim dan protein yg lebih stabil dan tahan thdp panas • Molekul pensintesis protein yg lebih stabil thdp panas • Membran sel termofil yg mengandung asam lemak jenuh membentuk ikatan hdrofobik yg sangat kuat
  • 12. Hubungan Antara Mikroba Termofil Terhadap Pengawetan Makanan • Tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pd makanan • Juga dpt tumbuh pd peralatan yg kontak lgsg dgn makanan, shg makanan harus dipertahankan pada suhu 77oC atau lebih tinggi lagi untuk mencegah pertumbuhannya  produk harus segera didinginkan sampai suhu di bawah 41oC stlh sterilisasi dan simpan di bawah suhu 35oC • Sterilisasi makanan kaleng umumnya tidak membunuh bakteri thermofilik. Apabila proses pendinginan setelah proses sterilisasi terlalu lambat atau produk disimpan pada suhu penyimpanan di atas normal dimana bakteri thermofilik dpt tumbuh, maka makanan kaleng dpt rusak oleh bakteri thermofilik.
  • 13. Hubungan Antara Mikroba Termofil Terhadap Pengawetan Makanan • Bacillus stearothermophilus dan B. coagulans menyebabkan busuk asam (flat sour) pada makanan kaleng berasam rendah • Clostridium thermosaccharolyticum menyebabkan penggembungan kaleng karena memproduksi CO2 dan H2 • Clostridium nigridicans menyebabkan kebusukan sulfida
  • 14. • Pada umumnya semakin tinggi suhu pertumbuhan bakteri, resistensi terhadap pemanasan semakin tinggi. • Dengan demikian bakteri thermofil lebih resisten terhadap pemanasan daripada bakteri mesofil dan psikofril. • Pemanasan yang digunakan untuk membunuh spora mesofil mungkin saja tidak cukup untuk mencegah terjadinya kebusukan oleh spora thermofil, kecuali jika makanan tersebut disimpan pada suhu di bawah thermofil. • Untuk produk-produk makanan, seperti kacang polong, jagung, makanan bayi dan daging yang beresiko busuk karena thermofil, harus diolah secara ekstra hati-hati untuk mencegah terjadinya kebusukan karena pertumbuhan spora thermofil. • Bahan-bahan yang digunakan seperti gula, tepung dan rempah-rempah harus terbebas dari spora thermofil.