SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
FOODBORNE
INFECTIONS
By:
 DIRHAM NOVIA MADANAS
 NIKEN ERVITA DEWI
 TIYAS DWI LESTARI
UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG
Faktor Meningkatnya Salmonella:
(1)peningkatan jumlah. Dari isolat
Salmonella yang resisten terhadap
antimikroba,
(2)peningkatan pada individu dengan
kekebalan tubuh Yang sangat
rentan terhadap Salmonella,
(3)peningkatan terkait telur
Kontaminasi Salmonella
Enteritidis akibat peningkatan
ayam petelur yang terinfeksi
Ovarium, dan
(4)produksi pangan di fasilitas
terpusat yang dapat menyebabkan,
jika kontaminasi Terjadi, wabah
yang sangat besar dan meluas.
Sel Salmonella bersifat:
 Gram-negatif
 Nonsporosis
 Fakultatif anaerobik
 Membentuk gas sambil tumbuh di media yang
mengandung glukosa.
 Fermentasi dulcitol, tapi tidak laktosa
 Memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon;
 Menghasilkan hidrogen Sulfida, dekarboksilat
lysine, dan ornitin;
 Tidak menghasilkan indole;
 Dan negatif Untuk urease Mereka bersifat mesofilik,
 Mereka dibunuh dengan pasteurisasi Suhu dan
waktu, peka terhadap pH rendah (4.5 atau di bawah),
dan jangan kalikan Pada aw dari 0,94, terutama
dalam kombinasi dengan pH 5,5 dan di bawahnya.
 Sel Bertahan di negara beku dan kering untuk waktu
yang lama.
 Mereka bisa berkembang biak dalam banyak
makanan Tanpa mempengaruhi kualitas penerimaan.
UIN WALISONGO SEMARANG
Habitat Salmonella:
Penghuni alami saluran
gastrointestinal yang
dijinakkan juga telah
diisolasi dari tanah, air,
dan kotoran yang
terkontaminasi Dengan
kotoran.
Penyerangan Salmonella:
 Setelah menelan sel Salmonella
 patogen menyerang mukosa
kecil Usus  berkembang biak di
sel epitel  menghasilkan racun
 Reaksi inflamasi dan
akumulasi cairan di usus.
 (Di dalam sel epitel) patogen
bertambah banyak 
enterotoksin termolaben yang
berhubungan langsung dengan
sekresi Cairan dan elektrolit.
Produksi enterotoksin secara
langsung berhubungan dengan
pertumbuhan Tingkat patogen.
Gejala umumnya:
kram perut, diare, mual, muntah,
menggigil, Demam, dan sujud. Bisa
berakibat fatal, terutama bagi orang
sakit, bayi, dan orang tua.
UIN WALISONGO SEMARANG
Makanan Tempat Salmonella
Berkembang:
daging sapi, ayam, kalkun, daging babi, telur,
susu, dan produk yang dibuat dari mereka.
dimakan mentah Atau dimasak dengan tidak
benar, atau terkontaminasi setelah perlakuan
panas yang adekuat
Pencegahan dan
Pengendalian:
 memasak makanan yang
benar (minimal untuk suhu
dan waktu pasteurisasi,
seperti 71,7 rC selama 15 detik
atau setara) dan pendinginan
yang cepat (sampai 3 sampai
4 jam atau beku, jika tidak
digunakan dalam 2 jam);
 Mencegah kontaminasi silang
makanan siap saji dengan
makanan mentah melalui
talenan, peralatan, peralatan,
dan tangan;
 Menggunakan sanitasi yang
layak dan kebersihan diri;
 Orang sakit tidak menangani
makanan;
 Dan pemanasan ulang
makanan dengan benar untuk
waktu yang lama.UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG
Karakteristik Lis. Monocytogenes:
 Gram-positif,
 psikrotrofik,
 fakultatif anaerobik,
 nonsporulasi, motil,
 batang kecil.
 hemolitik dan fermentasi rhamnose tapi tidak
xylose.
 Lis. Monocytogenes adalah psychrotroph dan
tumbuh antara 1 dan 44rC, dengan pertumbuhan
optimum 35 sampai 37rC. Pada 7 sampai 10rC,
itu berkembang biak relatif cepat. Ini fermentasi
glukosa tanpa menghasilkan gas.
 Bisa tumbuh di banyak makanan dan
lingkungan.
 relatif tahan terhadap pembekuan, pengeringan,
garam tinggi, dan pH 5,0 dan yang lebih tinggi.
Mereka sensitif terhadap suhu pasteurisasi (71,7
rC selama 15 s atau 62,8 rC selama 30 menit),
namun saat berada di dalam sel darah putih,
suhu 76,4 sampai 77,8 rC selama 15 detik
diperlukan untuk membunuh sel-sel.
Habitat Listeriosis:
 diisolasi dari banyak sampel
lingkungan, seperti tanah,
limbah, air, dan vegetasi mati.
 Sebagian besar daging mentah,
susu, telur, makanan laut, dan
ikan mentah, serta sayuran dan
umbi-umbian (kentang dan
lobak, khususnya), mengandung
Lis. Monocytogenes.
 Banyak makanan olahan panas,
seperti susu pasteurisasi dan
produk susu, dan sediaan daging
siap saji juga mengandung
organisme. Lis. Monocytogenes
diisolasi dengan frekuensi tinggi
dari berbagai tempat pengolahan
dan penyimpanan makanan.
UIN WALISONGO SEMARANG
Faktor virulensi Lis.
Monocytogenes:
jenis hemolysin
spesifik, listeriolysin O.
Ini dihasilkan selama
pertumbuhan sel
eksponensial. Patogen
menyerang jaringan
tubuh yang berbeda
dan berkembang biak
di dalam sel tubuh,
melepaskan toksinnya.
Toksin menyebabkan
kematian sel
Patogenesis:
 Fase 1: flu ringan, demam,
kram perut, diare
 Fase 2: gejala mereda,
namun feses mengandung
bakteri Listeriosis
 Fase 3: menyerang organ
vital termasuk syaraf pusat
Gejalanya meliputi
bakteremia (septikemia),
meningitis, ensefalitis, dan
endokarditis.
UIN WALISONGO SEMARANG
Pencegahagan:
• Memasak makanan mentah dari hewan;
• Benar-benar mencuci sayuran mentah sebelum
makan;
• Menjaga daging mentah yang terpisah dari
sayuran, makanan yang dimasak, dan makanan
siap saji;
• Tidak mengkonsumsi susu mentah atau makanan
yang dibuat dengan susu mentah;
• Dan mencuci tangan, pisau, dan talenan setelah
menangani makanan mentah.
• Selain itu, ada rekomendasi khusus untuk individu
berisiko tinggi: hindari keju lunak (keju gaya
Meksiko, Feta, Brie, Camembert, blue-veined,
cream atau cottage);
• Panaskan kembali (sampai mengukus) semua
makanan sisa yang didinginkan dan makanan siap
saji sebelum makan;
• Hindari makanan dari toko makanan (disarankan
untuk wanita hamil, orang lanjut usia, dan orang
dengan gangguan kekebalan tubuh).
Metode yang paling
umum:
melibatkan langkah
pengayaan preenrichment
dan pengayaan dalam kaldu
dan goresan yang
direkomendasikan pada
pelat media agar selektif
diferensial tertentu. Koloni
yang dicurigai kemudian
diuji untuk profil biokimia
dan serologis. Beberapa
metode cepat juga telah
dikembangkan berdasarkan
karakteristik imunologis dan
urutan dasar asam nukleat
UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG
Karakteristik E. Coli:
 batang melengkung kecil Gram
negatif,
 nonsporulasi dan motil (strain
nonmotile dapat hadir).
 Strainnya adalah anaerob fakultatif
dan dapat tumbuh dengan efektif di
media sederhana dan kompleks dan
banyak makanan.
 Pertumbuhan terjadi antara 10 dan
50rC, dengan optimum pada 30
sampai 37 rC. Beberapa strain bisa
tumbuh di bawah 10rC.
 Pertumbuhan yang cepat terjadi
pada kondisi optimum.
 Faktor pembatas pertumbuhan
adalah pH rendah (di bawah 5,0)
dan rendah Aw (di bawah 0,93).
 Sel-sel sensitif terhadap perlakuan
panas rendah, seperti pasteurisasi.
Habitat E. Coli:
Usus kecil manusia
Jika keluar melalui kotoran, maka akan menyemari tanah,
air, dan makanan
Patogenesis:
Sel menjajah  sel tumbuh  sel menginfeksi
Penyakit dan Gejalanya:
diare ringan sampai parah yang berlangsung selama 24
sampai 30 jam. Pada kasus yang parah, dehidrasi, sujud,
dan syok bisa menyertai diare. Tidak semua individu
menunjukkan gejala; Mereka yang mengalami gejala
dapat melepaskan organisme tersebut pada kotoran
setelah sembuh.
UIN WALISONGO SEMARANG
Pencegahan:
 mengembangkan sanitasi
yang efektif dalam
persediaan air dan merawat
dan membuang limbah.
 Faktor lainnya adalah
mencegah kontaminasi
makanan karena kebersihan
diri yang buruk oleh orang-
orang yang menumpahkan
pathogen.
 makanan harus didinginkan
atau dimakan dengan cepat,
sebaiknya setelah
dipanaskan kembali.
Asosiasi Makanan:
Banyak jenis makanan,
termasuk produk daging,
ikan, susu dan produk
susu, sayuran, produk
yang dipanggang, dan
air dikaitkan dengan
gastroenteritis Esc. Coli
di banyak negara.
suhu penyimpanan yang
tidak tepat dan
perlakuan panas yang
tidak memadai.
Metode deteksi yang digunakan:
Meliputi pengayaan sampel selektif
(makanan, air, dan kotoran), isolasi patogen
pada media agar selektif, dan karakterisasi
biokimia isolat yang dicurigai. Uji
konfirmasi untuk mendeteksi toksin
melibatkan satu atau lebih tes serologis
(ELISA). Metode lain untuk mendeteksi
toksin termasuk bahan uji suntik ke dalam
lingkaran ileum ligasi tikus muda atau
memperlihatkan sel adrenal Y-1 ke toksin
(untuk LT), atau keduanya.
UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG
Karakteristik:
 gram negatif, nonmotile, fakultatif anaerobik.
 Mereka umumnya adalah katalase positif dan oksidase dan laktosa negatif.
 Mereka memfermentasi gula, biasanya tanpa pembentukan gas.
 Ada saran bahwa spesies Shigella bisa patogen varian dari Esc. coli. Mereka lebih seperti Shiga
toxin yang menghasilkan Esc. coli, dengan Shigella O antigen.
 Strain tumbuh antara 7 dan 46 C, dengan optimum pada suhu 37 C.
 Mereka bertahan hidup selama berhari – hari dibawah tekanan fisik dan kimia yang berbeda
seperti, pendinginan, pembekuan, 5% NaCl dan pH 4,5.
 Mereka mati oleh proses pasteurisasi. Strain bisa berkembang biak pada jenis makanan bila disimpan pada kisaran
suhu pertumbuhannya.
Toksinasi:
Bakteri menyerang sel epitel usus  eksitosin
(eksitoksigenik)  menyerang sel-sel segar  bisul
dan lesi
Habitat:
Usus manusia
UIN WALISONGO SEMARANG
Penyakit dan Gejala:
sakit perut, diare sering bercampur
darah, lendir dan nanah, demam,
menggigil, dan sakit kepala.
Umumnya anak-anak lebih rentan
terhadap penyakit ini dibanding
orang dewasa.
Asosiasi Makanan:
 makanan yang terlalu banyak ditangani
dan siap santap
 berbagai jenis salad (kentang, tuna,
udang, dan ayam)
 Kerang yang dipanen dari air buangan dan
dimakan mentah
Pencegahan:
Penggunaan standar sanitasi
yang kaku untuk mencegah
kontaminasi silang dari
makanan siap saji, gunakan air
yang diklorinasi dengan benar
untuk mencuci sayuran agar bisa
digunakan untuk salad, dan
pendinginan makanan
diperlukan untuk mengurangi
shigellosis bawaan makanan.
UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG
Karakteristik:
 Gram-negatif, motil, nonsporulating, berbentuk batang
bakteri.
 Sel-selnya kecil, rapuh, dan melengkung secara spiral.
 Strainnya bersifat mikroaerofilik dan katalase dan
oksidase positif.
 Strainnya membutuhkan lingkungan mikroaerofilik Ca.
5% oksigen, 8% CO2, dan 87% N2 untuk pertumbuhan.
 Suhu pertumbuhan berkisar antara 32 dan 45􀁲C,
dengan ca optimum. 42􀁲C
 tumbuh lebih baik dalam asam amino daripada
karbohidrat.
 tumbuh perlahan dan bukan pesaing yang baik saat
tumbuh dengan bakteri lain.
 tidak tumbuh dengan baik di banyak makanan.
 Mereka sensitif terhadap banyak parameter lingkungan,
termasuk oksigen (di udara), NaCl (di atas 2,5%), pH
rendah (di bawah pH 5,0), suhu (di bawah 30􀁲C), panas
(pasteurisasi), dan pengeringan.
 bertahan dengan baik di bawah pendinginan dan
berbulan-bulan dalam keadaan beku.
Habitat:
Kotoran hewan dan
manusia. Dan
mudah menginfeksi
makanan, sayuran,
air yang
terkontaminasi
dengan kotoran
hewan ataupun
manusia.
UIN WALISONGO SEMARANG
Racun:
Cam. Jejuni memiliki
enterotoksin thermolabile yang
bertanggung jawab atas gejala
penyakit enterik. Toksin
bereaksi silang dengan toksin
kolera, dan sifat produksi toksin
adalah plasmid yang terkait.
Selain itu, strain tersebut
menghasilkan faktor invasif
yang memungkinkan sel untuk
menyerang dan membangun sel
epitel di usus kecil dan besar
pada manusia.
Penyakit dan Gejala:
Gejala umumnya berlangsung
selama 2 sampai 3 hari, namun bisa
bertahan selama 2 minggu atau
lebih. Orang dengan gejala tidak
terlihat dapat menumpahkan sel-
sel dalam kotoran untuk waktu
yang lama. Gejala utamanya adalah
enterik dan termasuk kram perut,
diare banyak, mual, dan muntah.
Gejala lainnya termasuk demam,
sakit kepala, dan menggigil. Dalam
beberapa kasus, diare berdarah
telah dilaporkan. Seseorang dapat
mengalami gejala kambuh setelah
interval pendek.
UIN WALISONGO SEMARANG
Asosiasi Makanan:
 Cam Jejuni telah diisolasi pada
frekuensi yang sangat tinggi dari
daging mentah (daging sapi, domba,
babi, ayam, dan kalkun), susu, telur,
sayuran, jamur, dan kerang.
 Dalam makanan olahan panas,
kehadiran mereka telah dikaitkan
dengan kontaminasi silang setelah
perlakuan panas atau pemanasan yang
tidak tepat.
Pencegahan:
 sanitasi yang layak dapat  makanan
mentah selama proses produksi,
pengolahan, dan penanganan di masa
depan.
 perlakuan panas terhadap makanan,
bila memungkinkan, dan mencegah
kontaminasi postheat penting untuk
mengendalikan campylobacteriosis
pada makanan yang berasal dari
hewan.
 tidak menggunakan kotoran hewan
sebagai pupuk dan tidak menggunakan
air yang terkontaminasi untuk
mencuci sayuran (terutama tipe siap
saji).
 membangun kebersihan pribadi yang
baik dan tidak membiarkan orang sakit
menangani makanan, terutama
makanan siap saji.UIN WALISONGO SEMARANG
UIN WALISONGO SEMARANG

More Related Content

What's hot

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaJajat Rohmana
 
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakKatalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakRian Rahardi
 
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae  -non_lactose_fermentationEnterobacteriaceae  -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentationArif Mulyanto
 
Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananFajar 'Ree'
 

What's hot (6)

Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
Disease Control domba
Disease Control dombaDisease Control domba
Disease Control domba
 
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakKatalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
 
Kontaminasi makanan
Kontaminasi makananKontaminasi makanan
Kontaminasi makanan
 
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae  -non_lactose_fermentationEnterobacteriaceae  -non_lactose_fermentation
Enterobacteriaceae -non_lactose_fermentation
 
Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi Makanan
 

Similar to Foodborne Infections

KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan ILKKM SG BULOH
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxWulandari9832
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfMira66540
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxdinakardina13
 
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptx
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptxBAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptx
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptxQCKATOKICHI
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptxRiskiSyahputra4
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptItangPurnama1
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptLukman Nurdiana
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiAnjani Hidayah
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020ILKKM SG BULOH
 
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdfFatmaNashriati1
 
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol   responsi dr bogiKeracunan makanan + alkohol   responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogiAlbertus Santoso
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisEncepal Cere
 

Similar to Foodborne Infections (20)

Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
 
KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptx
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
 
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptx
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptxBAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptx
BAKTERI PATOGEN SALMONELLA 2017.pptx
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.ppt
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Slide diare akut.pptx
Slide diare akut.pptxSlide diare akut.pptx
Slide diare akut.pptx
 
INFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIRINFEKSI ASAL AIR
INFEKSI ASAL AIR
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020
 
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatanPresentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
 
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf
5 kunci keamanan pangan di rumah tangga(A5).pdf
 
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol   responsi dr bogiKeracunan makanan + alkohol   responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
 
torch.pdf
torch.pdftorch.pdf
torch.pdf
 
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens Clostridium perfringens
Clostridium perfringens
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalisKonsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
Konsep asuhan keperawatan Thypoid abdominalis
 

Recently uploaded

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Recently uploaded (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Foodborne Infections

  • 1. FOODBORNE INFECTIONS By:  DIRHAM NOVIA MADANAS  NIKEN ERVITA DEWI  TIYAS DWI LESTARI UIN WALISONGO SEMARANG
  • 3. Faktor Meningkatnya Salmonella: (1)peningkatan jumlah. Dari isolat Salmonella yang resisten terhadap antimikroba, (2)peningkatan pada individu dengan kekebalan tubuh Yang sangat rentan terhadap Salmonella, (3)peningkatan terkait telur Kontaminasi Salmonella Enteritidis akibat peningkatan ayam petelur yang terinfeksi Ovarium, dan (4)produksi pangan di fasilitas terpusat yang dapat menyebabkan, jika kontaminasi Terjadi, wabah yang sangat besar dan meluas. Sel Salmonella bersifat:  Gram-negatif  Nonsporosis  Fakultatif anaerobik  Membentuk gas sambil tumbuh di media yang mengandung glukosa.  Fermentasi dulcitol, tapi tidak laktosa  Memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon;  Menghasilkan hidrogen Sulfida, dekarboksilat lysine, dan ornitin;  Tidak menghasilkan indole;  Dan negatif Untuk urease Mereka bersifat mesofilik,  Mereka dibunuh dengan pasteurisasi Suhu dan waktu, peka terhadap pH rendah (4.5 atau di bawah), dan jangan kalikan Pada aw dari 0,94, terutama dalam kombinasi dengan pH 5,5 dan di bawahnya.  Sel Bertahan di negara beku dan kering untuk waktu yang lama.  Mereka bisa berkembang biak dalam banyak makanan Tanpa mempengaruhi kualitas penerimaan. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 4. Habitat Salmonella: Penghuni alami saluran gastrointestinal yang dijinakkan juga telah diisolasi dari tanah, air, dan kotoran yang terkontaminasi Dengan kotoran. Penyerangan Salmonella:  Setelah menelan sel Salmonella  patogen menyerang mukosa kecil Usus  berkembang biak di sel epitel  menghasilkan racun  Reaksi inflamasi dan akumulasi cairan di usus.  (Di dalam sel epitel) patogen bertambah banyak  enterotoksin termolaben yang berhubungan langsung dengan sekresi Cairan dan elektrolit. Produksi enterotoksin secara langsung berhubungan dengan pertumbuhan Tingkat patogen. Gejala umumnya: kram perut, diare, mual, muntah, menggigil, Demam, dan sujud. Bisa berakibat fatal, terutama bagi orang sakit, bayi, dan orang tua. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 5. Makanan Tempat Salmonella Berkembang: daging sapi, ayam, kalkun, daging babi, telur, susu, dan produk yang dibuat dari mereka. dimakan mentah Atau dimasak dengan tidak benar, atau terkontaminasi setelah perlakuan panas yang adekuat Pencegahan dan Pengendalian:  memasak makanan yang benar (minimal untuk suhu dan waktu pasteurisasi, seperti 71,7 rC selama 15 detik atau setara) dan pendinginan yang cepat (sampai 3 sampai 4 jam atau beku, jika tidak digunakan dalam 2 jam);  Mencegah kontaminasi silang makanan siap saji dengan makanan mentah melalui talenan, peralatan, peralatan, dan tangan;  Menggunakan sanitasi yang layak dan kebersihan diri;  Orang sakit tidak menangani makanan;  Dan pemanasan ulang makanan dengan benar untuk waktu yang lama.UIN WALISONGO SEMARANG
  • 7. Karakteristik Lis. Monocytogenes:  Gram-positif,  psikrotrofik,  fakultatif anaerobik,  nonsporulasi, motil,  batang kecil.  hemolitik dan fermentasi rhamnose tapi tidak xylose.  Lis. Monocytogenes adalah psychrotroph dan tumbuh antara 1 dan 44rC, dengan pertumbuhan optimum 35 sampai 37rC. Pada 7 sampai 10rC, itu berkembang biak relatif cepat. Ini fermentasi glukosa tanpa menghasilkan gas.  Bisa tumbuh di banyak makanan dan lingkungan.  relatif tahan terhadap pembekuan, pengeringan, garam tinggi, dan pH 5,0 dan yang lebih tinggi. Mereka sensitif terhadap suhu pasteurisasi (71,7 rC selama 15 s atau 62,8 rC selama 30 menit), namun saat berada di dalam sel darah putih, suhu 76,4 sampai 77,8 rC selama 15 detik diperlukan untuk membunuh sel-sel. Habitat Listeriosis:  diisolasi dari banyak sampel lingkungan, seperti tanah, limbah, air, dan vegetasi mati.  Sebagian besar daging mentah, susu, telur, makanan laut, dan ikan mentah, serta sayuran dan umbi-umbian (kentang dan lobak, khususnya), mengandung Lis. Monocytogenes.  Banyak makanan olahan panas, seperti susu pasteurisasi dan produk susu, dan sediaan daging siap saji juga mengandung organisme. Lis. Monocytogenes diisolasi dengan frekuensi tinggi dari berbagai tempat pengolahan dan penyimpanan makanan. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 8. Faktor virulensi Lis. Monocytogenes: jenis hemolysin spesifik, listeriolysin O. Ini dihasilkan selama pertumbuhan sel eksponensial. Patogen menyerang jaringan tubuh yang berbeda dan berkembang biak di dalam sel tubuh, melepaskan toksinnya. Toksin menyebabkan kematian sel Patogenesis:  Fase 1: flu ringan, demam, kram perut, diare  Fase 2: gejala mereda, namun feses mengandung bakteri Listeriosis  Fase 3: menyerang organ vital termasuk syaraf pusat Gejalanya meliputi bakteremia (septikemia), meningitis, ensefalitis, dan endokarditis. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 9. Pencegahagan: • Memasak makanan mentah dari hewan; • Benar-benar mencuci sayuran mentah sebelum makan; • Menjaga daging mentah yang terpisah dari sayuran, makanan yang dimasak, dan makanan siap saji; • Tidak mengkonsumsi susu mentah atau makanan yang dibuat dengan susu mentah; • Dan mencuci tangan, pisau, dan talenan setelah menangani makanan mentah. • Selain itu, ada rekomendasi khusus untuk individu berisiko tinggi: hindari keju lunak (keju gaya Meksiko, Feta, Brie, Camembert, blue-veined, cream atau cottage); • Panaskan kembali (sampai mengukus) semua makanan sisa yang didinginkan dan makanan siap saji sebelum makan; • Hindari makanan dari toko makanan (disarankan untuk wanita hamil, orang lanjut usia, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh). Metode yang paling umum: melibatkan langkah pengayaan preenrichment dan pengayaan dalam kaldu dan goresan yang direkomendasikan pada pelat media agar selektif diferensial tertentu. Koloni yang dicurigai kemudian diuji untuk profil biokimia dan serologis. Beberapa metode cepat juga telah dikembangkan berdasarkan karakteristik imunologis dan urutan dasar asam nukleat UIN WALISONGO SEMARANG
  • 11. Karakteristik E. Coli:  batang melengkung kecil Gram negatif,  nonsporulasi dan motil (strain nonmotile dapat hadir).  Strainnya adalah anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dengan efektif di media sederhana dan kompleks dan banyak makanan.  Pertumbuhan terjadi antara 10 dan 50rC, dengan optimum pada 30 sampai 37 rC. Beberapa strain bisa tumbuh di bawah 10rC.  Pertumbuhan yang cepat terjadi pada kondisi optimum.  Faktor pembatas pertumbuhan adalah pH rendah (di bawah 5,0) dan rendah Aw (di bawah 0,93).  Sel-sel sensitif terhadap perlakuan panas rendah, seperti pasteurisasi. Habitat E. Coli: Usus kecil manusia Jika keluar melalui kotoran, maka akan menyemari tanah, air, dan makanan Patogenesis: Sel menjajah  sel tumbuh  sel menginfeksi Penyakit dan Gejalanya: diare ringan sampai parah yang berlangsung selama 24 sampai 30 jam. Pada kasus yang parah, dehidrasi, sujud, dan syok bisa menyertai diare. Tidak semua individu menunjukkan gejala; Mereka yang mengalami gejala dapat melepaskan organisme tersebut pada kotoran setelah sembuh. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 12. Pencegahan:  mengembangkan sanitasi yang efektif dalam persediaan air dan merawat dan membuang limbah.  Faktor lainnya adalah mencegah kontaminasi makanan karena kebersihan diri yang buruk oleh orang- orang yang menumpahkan pathogen.  makanan harus didinginkan atau dimakan dengan cepat, sebaiknya setelah dipanaskan kembali. Asosiasi Makanan: Banyak jenis makanan, termasuk produk daging, ikan, susu dan produk susu, sayuran, produk yang dipanggang, dan air dikaitkan dengan gastroenteritis Esc. Coli di banyak negara. suhu penyimpanan yang tidak tepat dan perlakuan panas yang tidak memadai. Metode deteksi yang digunakan: Meliputi pengayaan sampel selektif (makanan, air, dan kotoran), isolasi patogen pada media agar selektif, dan karakterisasi biokimia isolat yang dicurigai. Uji konfirmasi untuk mendeteksi toksin melibatkan satu atau lebih tes serologis (ELISA). Metode lain untuk mendeteksi toksin termasuk bahan uji suntik ke dalam lingkaran ileum ligasi tikus muda atau memperlihatkan sel adrenal Y-1 ke toksin (untuk LT), atau keduanya. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 14. Karakteristik:  gram negatif, nonmotile, fakultatif anaerobik.  Mereka umumnya adalah katalase positif dan oksidase dan laktosa negatif.  Mereka memfermentasi gula, biasanya tanpa pembentukan gas.  Ada saran bahwa spesies Shigella bisa patogen varian dari Esc. coli. Mereka lebih seperti Shiga toxin yang menghasilkan Esc. coli, dengan Shigella O antigen.  Strain tumbuh antara 7 dan 46 C, dengan optimum pada suhu 37 C.  Mereka bertahan hidup selama berhari – hari dibawah tekanan fisik dan kimia yang berbeda seperti, pendinginan, pembekuan, 5% NaCl dan pH 4,5.  Mereka mati oleh proses pasteurisasi. Strain bisa berkembang biak pada jenis makanan bila disimpan pada kisaran suhu pertumbuhannya. Toksinasi: Bakteri menyerang sel epitel usus  eksitosin (eksitoksigenik)  menyerang sel-sel segar  bisul dan lesi Habitat: Usus manusia UIN WALISONGO SEMARANG
  • 15. Penyakit dan Gejala: sakit perut, diare sering bercampur darah, lendir dan nanah, demam, menggigil, dan sakit kepala. Umumnya anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding orang dewasa. Asosiasi Makanan:  makanan yang terlalu banyak ditangani dan siap santap  berbagai jenis salad (kentang, tuna, udang, dan ayam)  Kerang yang dipanen dari air buangan dan dimakan mentah Pencegahan: Penggunaan standar sanitasi yang kaku untuk mencegah kontaminasi silang dari makanan siap saji, gunakan air yang diklorinasi dengan benar untuk mencuci sayuran agar bisa digunakan untuk salad, dan pendinginan makanan diperlukan untuk mengurangi shigellosis bawaan makanan. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 17. Karakteristik:  Gram-negatif, motil, nonsporulating, berbentuk batang bakteri.  Sel-selnya kecil, rapuh, dan melengkung secara spiral.  Strainnya bersifat mikroaerofilik dan katalase dan oksidase positif.  Strainnya membutuhkan lingkungan mikroaerofilik Ca. 5% oksigen, 8% CO2, dan 87% N2 untuk pertumbuhan.  Suhu pertumbuhan berkisar antara 32 dan 45􀁲C, dengan ca optimum. 42􀁲C  tumbuh lebih baik dalam asam amino daripada karbohidrat.  tumbuh perlahan dan bukan pesaing yang baik saat tumbuh dengan bakteri lain.  tidak tumbuh dengan baik di banyak makanan.  Mereka sensitif terhadap banyak parameter lingkungan, termasuk oksigen (di udara), NaCl (di atas 2,5%), pH rendah (di bawah pH 5,0), suhu (di bawah 30􀁲C), panas (pasteurisasi), dan pengeringan.  bertahan dengan baik di bawah pendinginan dan berbulan-bulan dalam keadaan beku. Habitat: Kotoran hewan dan manusia. Dan mudah menginfeksi makanan, sayuran, air yang terkontaminasi dengan kotoran hewan ataupun manusia. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 18. Racun: Cam. Jejuni memiliki enterotoksin thermolabile yang bertanggung jawab atas gejala penyakit enterik. Toksin bereaksi silang dengan toksin kolera, dan sifat produksi toksin adalah plasmid yang terkait. Selain itu, strain tersebut menghasilkan faktor invasif yang memungkinkan sel untuk menyerang dan membangun sel epitel di usus kecil dan besar pada manusia. Penyakit dan Gejala: Gejala umumnya berlangsung selama 2 sampai 3 hari, namun bisa bertahan selama 2 minggu atau lebih. Orang dengan gejala tidak terlihat dapat menumpahkan sel- sel dalam kotoran untuk waktu yang lama. Gejala utamanya adalah enterik dan termasuk kram perut, diare banyak, mual, dan muntah. Gejala lainnya termasuk demam, sakit kepala, dan menggigil. Dalam beberapa kasus, diare berdarah telah dilaporkan. Seseorang dapat mengalami gejala kambuh setelah interval pendek. UIN WALISONGO SEMARANG
  • 19. Asosiasi Makanan:  Cam Jejuni telah diisolasi pada frekuensi yang sangat tinggi dari daging mentah (daging sapi, domba, babi, ayam, dan kalkun), susu, telur, sayuran, jamur, dan kerang.  Dalam makanan olahan panas, kehadiran mereka telah dikaitkan dengan kontaminasi silang setelah perlakuan panas atau pemanasan yang tidak tepat. Pencegahan:  sanitasi yang layak dapat  makanan mentah selama proses produksi, pengolahan, dan penanganan di masa depan.  perlakuan panas terhadap makanan, bila memungkinkan, dan mencegah kontaminasi postheat penting untuk mengendalikan campylobacteriosis pada makanan yang berasal dari hewan.  tidak menggunakan kotoran hewan sebagai pupuk dan tidak menggunakan air yang terkontaminasi untuk mencuci sayuran (terutama tipe siap saji).  membangun kebersihan pribadi yang baik dan tidak membiarkan orang sakit menangani makanan, terutama makanan siap saji.UIN WALISONGO SEMARANG