SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
Upaya Tata Kelola Gangguan Penggunaan NAPZA,
Kebijakan Penyelenggaraan IPWL & PTRM
Direktorat Kesehatan Jiwa
Kementerian Kesehatan RI
2024
Tim Kerja Tata Kelola Gangguan Penggunaan NAPZA
TOPIK
INDIKATOR KINERJAKEGIATAN DIREKTORAT
ALUR SKRINING
APLIKASI SELARAS, SINAPZA DAN SIQUALITY
(WHO-QOL)
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IPWL DAN SNI DI
LAYANAN REHABILITASI
PENYELENGGARAAN PTRM
3
Penelitian BNN, BRIN, BPS tahun 2021
3 Jenis
Narkoba
pertama kali
dikonsumsi
Angka prevalensi penyalahguna narkoba selama 1 tahun terakhir tahun
2023 usia 15-64 tahun : 1,73% = 3,33 juta jiwa.
Angka prevalensi pernah pakai penyalahguna narkoba tahun 2023 usia 15-
64 tahun : 2,20% = 4,24 juta jiwa (Paparan Uji Publik Hasil Penelitian BNN
Tahun 2023)
12-15 15-30 30-45 45-60 60-95
Usia pertama kali
menggunakan Narkoba:
19 tahun di pedesaan
20 tahun di perkotaan
Terjadi peningkatan keterpaparan
terhadap narkoba pada usia 15-24 tahun
59,10%
24%
4%
Ganja
Shabu
Dextro
1.150
NPS yang beredar
di Dunia
Perkembangan NPS menciptakan celah
bagi kejahatan dikarenakan banyak
narkotika jenis baru yang belum diatur
oleh hukum.
2
belum diatur
dalam
Permenkes
89
sudah diatur
dalam
Permenkes
91
NPS yang
beredar di
Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2023
tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
New Psychoactive Substances (NPS)/ Zat Psikoaktif Baru
Latar Belakang
Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa
4
Tahun 2022 - 2024
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
TARGET
2022 2023 2024
Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko
masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining
2
Persentase penyandang gangguan jiwa yang
memperoleh layanan di Fasyankes
Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan
pelayanan rehabiltasi medis
10500 11000 11500
30%
90%
30%
90%
60%
60%
Indikator 3
5
INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN
TARGET
2022 2023 2024
Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan
pelayanan rehabiltasi medis
Definisi Operasional
Jumlah penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/atau pembantaran dan/atau kasus
putusan pengadilan dan/atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis rawat jalan dan/atau rawat inap di
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
10500 11000 11500
Cara Penghitungan
Jumlah kumulatif penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/ atau
pembantaran, dan/ atau kasus putusan pengadilan dan/ atau mendapatkan layanan rehabilitasi
medis rawat jalan dan/ atau rawat inap di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor).
Data didapatkan dari pelaporan IPWL dan aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan
Rehabilitasi Medis (SELARAS) dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi
6
No. Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
Prevalensi
Pengguna NAPZA
Satu Tahun
Terakhir
Baseline
Target (Kumulatif)
2020 2021 2022 2023 2024
1 Gorontalo 6 1,19 0 6 12 18 23 29
2 Sulbar 6 1,70 1 7 13 19 24 30
3 NTT 22 0,99 2 23 45 66 88 109
4 Sultra 17 1,58 2 19 35 52 68 85
5 Sulut 15 1,71 3 18 32 47 61 76
6 Papua Barat 13 1,64 3 16 28 41 54 66
7 Papua 29 1,70 5 33 61 90 118 146
8 Maluku 11 1,59 6 17 27 38 49 60
9 Maluku Utara 10 1,52 12 22 31 41 51 61
10 Kaltara 5 1,07 14 19 24 29 33 38
11 Sulteng 13 1,70 14 27 39 52 65 77
Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
7
No. Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
Prevalensi
Pengguna
NAPZA Satu
Tahun Terakhir
Baseline
Target (Kumulatif)
2020 2021 2022 2023 2024
12 Kepri 7 1,71 27 34 41 47 54 61
13 Sulsel 24 1,95 30 53 77 100 123 147
14 Sumut 33 2,53 69 101 133 165 197 230
15 Babel 7 1,49 72 79 86 92 99 106
16 Bengkulu 10 1,68 100 110 119 129 139 149
17 Banten 8 1,83 150 158 166 173 181 189
18 Bali 9 1,62 155 164 173 181 190 199
19 Jambi 11 2,02 184 195 205 216 227 238
20 DIY 5 1,19 191 196 201 206 210 215
21 Kalteng 14 1,98 194 208 221 235 248 262
22 DI Aceh 23 1,69 207 229 252 274 296 319
23 Kalbar 14 1,57 241 255 268 282 295 309
24 Jateng 35 1,16 244 278 312 346 380 414
Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
8
Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
No. Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
Prevalensi
Pengguna
NAPZA Satu
Tahun Terakhir
Baseline
Target (Kumulatif)
2020 2021 2022 2023 2024
25 NTB 10 1,80 301 311 320 330 340 350
26 Lampung 15 1,94 393 408 422 437 451 466
27 Sumbar 19 1,78 416 434 453 471 490 508
28 Kaltim 10 2,12 502 512 521 531 541 551
29 Jatim 38 1,72 529 566 603 640 677 714
30 Jabar 27 1,83 730 756 783 809 835 861
31 Riau 12 1,87 795 807 818 830 842 853
32 DKI Jakarta 6 3,34 1.115 1.121 1.127 1.133 1.138 1.144
33 Sumsel 17 1,40 1.177 1.194 1.210 1.227 1.243 1.260
34 Kalsel 13 1,97 1.116 1.129 1.141 1.154 1.167 1.179
TOTAL 9.000 9.500 10.000 10.500 11.000 11.500
Target Penyalahguna NAPZA baru Yang Direhabilitasi Medis
9
Penyalahguna NAPZA baru yang:
1.Datang secara sukarela ke IPWL
• Datang dari kesadaran sendiri
• Rujukan dari hasil skrining ASSIST
2.Kasus Pembantaran
3.Kasus terpidana
Indikator Kinerja Program Kesehatan Jiwa 3:
Jumlah Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis
10
Sumber: Data Rutin Direktorat Kesehatan Jiwa th 2023
9.500
10.000
10.500
11.000
9.585
10.149
10.826
13.472
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
2020 2021 2022 2023
Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Pelayanan Rehabilitasi
Medis
11
Sumber: Data Rutin Direktorat Kesehatan Jiwa th 2023
1844
1510
1624
976
1039
953
511
586
520
597
453
363 328 297 277
464
275
151 162 136
69 39
210
27 14 14 12 6 5 4 3 2 1 0
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
12
Deteksi Dini
ASSIST
SRQ-20
SDQ
Borderline
Normal Abnormal
• Konseling oleh guru
• KAP Kesehatan Jiwa
• Prevensi Gangguan
Jiwa
• Rujuk ke Fasyankes
Edukasi
Kesehatan
Jiwa
<6
≥6
• KAP Kesehatan
Jiwa
• Prevensi
Gangguan Jiwa
• Rujuk ke
Fasyankes
Edukasi
Kesehatan
Jiwa
Pemeriksaan
lanjutan,
wawancara
psikiatrik multidisiplin
Tidak Ada
Gangguan Jiwa
• KAP Kesehatan
Jiwa
• Prevensi
gangguan jiwa
Diagnosis gangguan
jiwa
Tatalaksana
Multidisiplin
Risiko
Rendah
Pemberian
KIE
pencegaha
n NAPZA
Risiko
Sedang
Pemberian KIE,
asesmen lanjutan,
konseling
Risiko
Tinggi
Rujuk ke IPWL
untuk asesmen
lanjutan dan
Rehabilitasi
medis
<6 namun soal
no. 17 diisi “YA”
• KAP Kesehatan
Jiwa
• Prevensi
Gangguan Jiwa
• Rujuk ke
Fasyankes
Sasaran:
Usia >18
Sasaran:
Usia 4-10
Usia 11-18
Sasaran:
Individu dengan indikasi
penyalahgunaan NAPZA
berusia >10 tahun
Fasyankes
FKTP yang
telah
ditetapkan
sebagai IPWL
FKTP
non-
IPWL
Pemberian KIE,
konseling, rujuk ke
IPWL untuk
pemeriksaan
lanjutan
Alur Skrining
Gangguan
Penggunaan
NAPZA
SINAPZA
• Deteksi Dini instrument
ASSIST untuk
Penyalahguna Napza
berbasis android
• Dilakukan di FKTP
• Dilakukan pada populasi
berisiko tinggi/penduduk
rentan, yaitu Siswa SMP,
SMU dan populasi kunci.
SELARAS
• Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Rehabilitasi Medis berbasis Web
• Data pengguna napza di rehabilitasi
medis
• Data deteksi dini
• Menginput klaim pelayanan
pengguna napza di IPWL/faskes
APLIKASI NAPZA BERBASIS WEB DAN
ANDROID
Deteksi Dini Instrumen ASSIST Digital
14
15
SIQUALITY
• Instrumen WHO-QoL versi digital yg
dapat diunduh melalui Google
Playstore
• Dilakukan pengukuran kualitas hidup
klien di IPWL saat masuk dan sebelum
keluar rehab medis NAPZA
• Terhubung dengan SELARAS → hasil
dapat dilihat di SELARAS
16
Panduan Operasional SELARAS, SINAPZA, dan SIQUALITY dapat diunduh melalui:
https://drive.google.com/file/d/1ZUSe85GY7suSfbjxVnS9sa4CGiKVL7ZS/view?usp=sharing
Kebijakan Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
17
Amanat UU dalam layanan rehabilitasi
DASAR PEMBENTUKAN IPWL
UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
PP No. 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor
SK Dirjen Kesmas Nomor HK.02.02/B/111/2023
Tentang Tim Pelaksana Kegiatan Verifikasi Klaim
Rehabilitasi Medis di IPWL Tahun 2023
PMK No. 17 tahun 2023 ttg Perubahan PMK 4 Th
2020 ttg IPWL
PMK No. 4 Tahun 2020 ttng IPWL
KMK 2020 tahun 2023 ttng Penetapan
IPWL dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pengampu dan Satelit PTRM
SE Menkes
no.HK.02.01/Menkes/683/2020
ttg Penyelenggaraan Institusi Penerima
Wajib Lapor & Pembiayaan IPWL
KETENTUAN UMUM
Permenkes No. 4 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan IPWL
20
Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
IPWL adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi
yang ditunjuk oleh pemerintah
Wajib Lapor
Wajib Lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh pecandu Narkotika
yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari pecandu
narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima Wajib Lapor untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis.
1
2
3
Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika dari
ketergantungan Narkotika
20
Sebaran Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di Indonesia
ACEH
PKM:48 / 351
Klinik/loka: 11
RS:13
SUMATERA
BARAT
PKM:27/ 275
Klinik/loka: 3
RS:7
SUMATERA
SELATAN
PKM:74 / 341
Klinik/loka: 7
RS:4
BENGKULU
PKM:0 / 180
Klinik/loka: 2
RS:8
KEP.
BABEL
PKM:34 / 64
Klinik/loka:
6
RS:7
DKI
JAKARTA
PKM:18 / 321
Klinik/loka:
13
RS:9
BANTEN
PKM: 5 / 242
Klinik/loka: 3
RS:5
JAWA
BARAT
PKM:40 /
1072
Klinik/loka: 10
RS:16
SUMATERA
UTARA PKM:
14 / 596
Klinik/loka: 16
RS:11
RIAU
PKM:3/ 226
Klinik/loka: 7
RS:6
KEP.RIAU
PKM:0 / 84
Klinik/loka: 5
RS:5
JAMBI
PKM:27 /
197
Klinik/loka:
5
RS: 12
KALBAR
PKM:8 / 244
Klinik/loka:
9
RS:4
KALTIM
PKM:21 / 185
Klinik/loka: 5
RS:14
KALTENG
PKM:1/ 200
Klinik/loka: 2
RS:10
SULBAR
PKM:0 / 95
Klinik/loka:
1
RS:3
KALTARA
PKM:1 / 56
Klinik/loka: 1
RS: 1
GORONTALO
PKM:2 / 93
Klinik/loka: 4
RS:4
SULUT
PKM:9 /
193
Klinik/loka:
5
RS:6
MALUT
PKM:0 /
144
Klinik/loka:
2
RS:2
PAPBAR
PKM:0 / 159
Klinik/loka: 1
RS:1
LAMPUNG
PKM:55 / 307
Klinik/loka: 4
RS:21
DIY
PKM:3 / 121
Klinik/loka:
2
RS:4
JAWA
TIMUR
PKM:6 / 968
Klinik/loka:
14
RS:27
KALSEL
PKM:4 / 234
Klinik/loka: 6
RS:9
BALI
PKM:5 /
120
Klinik/loka:
5
RS:4
NTB
PKM:0 /
166
Klinik/loka:
4
RS:7
NTT
PKM:5 / 384
Klinik/loka: 5
RS:15
PAPUA
PKM:0 / 408
Klinik/loka: 3
RS:2
MALUKU
PKM:0 / 209
Klinik/loka: 3
RS:2
SULSEL
PKM:3 / 458
Klinik/loka:
7
RS: 27
SULTENG
PKM:1 / 206
Klinik/loka: 6
RS: 4
SULTRA
PKM:0 / 285
Klinik/loka:
4
RS: 2
Total IPWL by
Provinsi:
1. Aceh: 72
2. Sumut: 41
3. Riau: 16
4. Kepri: 10
5. Jambi: 44
6. Sumbar: 37
7. Sumsel: 85
8. Lampung: 80
9. Bengkulu: 10
10. Babel: 47
11. Banten: 13
12. DKI Jakarta: 40
13. Jabar: 66
14. Jateng: 37
15. DIY: 9
16. Jatim: 47
17. Bali: 14
18. NTB: 11
19. NTT: 25
20. Kalbar: 21
21. Kalteng: 13
22. Kalsel: 19
23. Kaltim: 40
24. Kaltara: 3
25. Sulut: : 20
26. Gorontalo: 10
27. Sulbar: 4
28. Sulsel: 37
29. Sulteng: 11
30. Sultra: 6
31. Maluku: 5
32. Malut: 4
33. Papua: 5
34. Papua Tengah: 1
35. Papbar: 2
TOTAL: 905
JAWA TENGAH
PKM:8/ 878
Klinik/loka: 9
RS:20
KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA
PAPTENG
PKM:0 /
Klinik/loka: 1
RS:0
21
Pelayanan Terapi Rehabilitasi Medis Narkotika
Pelayanan Gawat Darurat
Manajemen Putus Zat
Rawat Jalan Rumatan
Penapisan dan Pengkajian
Intervensi Psikososial
Rehabilitasi Rawat Inap
Komorbiditas Fisik
Dual Diagnosis dan/atau Uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
Persyaratan Pengajuan Fasyankes sebagai IPWL
IZIN OPERASIONAL
1 2
4 3
memiliki fasilitas pelayanan rawat jalan
dan/atau rawat inap yang memenuhi standar
pelayanan rehabilitasi Narkotika.
mungkin terjadiI, prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan; dan perkiraan pembiayaan.
memiliki izin operasional yang berlaku sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
SDM
pelayanan gawat darurat, manajemen
putus zat, rawat jalan rumatan, penapisan dan
pengkajian, intervensi psikososial, rehabilitasi
rawat inap, komorbiditas fisik, dual
diagnosis/komorbid psikiatrik, dan/atau uji
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
PELAYANAN TERAPI REHABILITASI MEDIS
NARKOTIKA
FASILITAS
Untuk dapat ditetapkan sebagai IPWL, pusat kesehatan
masyarakat, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik utama harus memenuhi syarat
Ketenagaan
• Dokter
• Perawat yang terlatih di bidang gangguan
penggunaan Narkotika
• Apoteker (Penyelenggara terapi rumatan)
IPWL wajib bekerja sama dengan dengan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
apoteker.
PERSYARATAN PENETAPAN IPWL UNTUK LEMBAGA LAIN YANG MELAKSANAKAN
REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA
KEMAMPUAN PELAYANAN
FASILITAS PELAYANAN RAWAT JALAN
PERSETUJUAN DARI MENTERI SEBAGAI LEMBAGA
REHABILITASI MEDIS
KETENAGAAN
SUMBER DA
YA MANUSIA
pelayanan gawat darurat, penapisan dan pengkajian, intervensi
psikososial, uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya,
rujukan manajemen putus zat, dan rujukan rawat jalan rumatan.
• memiliki ruang periksa;
• memiliki program rawat jalan berupa intervensi psikososial sederhana;
• memiliki standar prosedur operasional untuk layanan Rehabilitasi Medis
Narkotika rawat jalan.
Dokter
perawat yang terlatih di
bidang gangguan pengunaan Narkotika.
Jika belum memenuhi → Lembaga Rehabilitasi Medis wajib bekerja
sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan
sebagai IPWL.
ALUR PENGAJUAN PENGUSULAN IPWL BARU
IPWL
mengusulkan
tertulis ke
Dinkes Kab/Kota
Melampirkan
syarat-syarat
Dinkes Kab/Kota
kompilasi dan
tertulis usulan ke
Dinkes Prov
Tim tsb bertugas
validasi dok dan
memberikan
rekomendasi
kepada Menteri
Dirjen Yankes
membentuk Tim
Adhoc terdiri dari
Dirjen Yankes dan
Dirjen Kesmas
Dinkes Prov
meverifikasi dok
pengusulan dan
tertulis bersurat ke
Dirjen Yankes cc
Dirjen Kesmas
Fotokopi izin operasional bagi pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit, klinik
pratama, dan klinik utama, atau persetujuan
dari Menteri sebagai lembaga rehabilitasi
medis bagi lembaga lain yang melaksanakan
rehabilitasi medis bagi pecandu,
penyalahguna, dan korban penyalahgunaan
Narkotika
fotokopi sertifikat tenaga kesehatan yang terlatih di
bidang gangguan penggunaan Narkotika
standar prosedur operasional pelayanan rawat
jalan dan/atau rawat inap
Profil yang meliputi:
• struktur organisasi kepengurusan
• tenaga kesehatan terlatih
• Sarana
• Prasarana
• Peralatan
• pelayanan rehabilitasi yang diberikan
Lampiran Usulan Sebagai IPWL
PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN KLAIM
✓ Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL bagi pecandu, penyalahguna, dan korban
penyalahgunaan Narkotika warga negara Indonesia yang termasuk fakir miskin atau orang tidak
mampu dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan dibuktikan dengan:
a. Kepesertaan PBI; atau
b. Surat keterangan miskin atau surat keterangan tidak mampu dari lurah/kepala desa sesuai
domisili, atau surat keterangan lain yang berlaku di daerah.
✓ Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL yang dibebankan pada anggaran kementerian
kesehatan hanya untuk IPWL berupa puskesmas, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik
utama milik kementerian kesehatan dan pemerintah daerah.
✓ Pembiayaan hanya dibayarkan 2 (dua) kali periode perawatan selama setahun.
✓ Kunjungan Rumah
a. Kunjungan rumah merupakan salah satu rangkaian rawat inap dan pembiayaannya mengacu
pada layanan rawat inap baik jenis, jumlah layanan per bulan maupun besaran biaya; dan
b. Kunjungan rumah dapat dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan pasca rehabilitasi medis.
PMK No. 17 tahun 2023 Atas Perubahan PMK 4 Th 2020 Tentang IPWL
Dalam rangka verifikasi pengajuan klaim, Dirjen
Kesmas menetapkan tim pelaksana kegiatan
verifikasi klaim setiap tahun:
TIM PELAKSANA KEGIATAN
VERIFIKASI KLAIM
(IPWL DAERAH)
TIM PELAKSANA KEGIATAN
VERIFIKASI KLAIM
KEMENTERIAN KESEHATAN
IPWL wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan penyelenggaraan pelayanan
IPWL yang dilakukan melalui sistem
informasi yaitu SELARAS
PERSYARATAN UMUM
• KELEMBAGAAN (LEGALITAS, STRUKTUR ORGANISASI, VISI MISI)
• PRINSIP PENYELENGGARAAN LAYANAN
• SISTEM RUJUKAN DAN JEJARING
• SISTEM PELAPORAN
• PENERIMAAN AWAL
• ASESMEN
• RENCANA TERAPI * REKAM REHABILITASI * MONITORING
PENYALAHGUNAAN NAPZA * EVALUASI LAYANAN
PERSYARATAN KHUSUS
• SARANA PRASARANA
• INTERVENSI MEDIS
• SUMBER DAYA MANUSIA
LAMPIRAN
• INSTRUMEN PENGUKURAN PERUBAHAN KUALITAS
HIDUP (WHO-QoL)
• INSTRUMEN PENGUKURAN KEPUASAN LAYANAN
• INSTRUMEN SKRINING (ASSIST)
• INSTRUMEN ASESMEN (ASI)
Keputusan Kepala BSN No. 655/KEP/BSN/12/2022 tentang
PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 8807:2022 PENYELENGGARA LAYANAN
REHABILITASI BAGI ORANG DENGAN GANGGUAN NAPZA SEBAGAI REVISI SNI
8807:2019
Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM)
30
31
Latar Belakang Penyelenggaraan Layanan PTRM
Masalah penyalahgunaan NAPZA suntik menjadi salah satu media penularan HIV di Indonesia sejak tahun 1999.
Pecandu opioida pada umumnya menggunakan heroin dan sebagian besar dari para pecandu tersebut
menggunakan heroin dengan disuntikan secara tidak aman/berganti-ganti jarum suntik yang tidak steril.
Akibatnya mereka sangat mudah terinfeksi HIV maupun virus lainnya yang menular melalui pertukaran darah
seperti virus Hepatitis (B,C,D). Guna mengurangi dampak buruk penggunaan opioida dengan cara suntik,
diperlukan intervensi pengurangan dampak buruk. Salah satu program pengurangan dampak buruk adalah
program terapi rumatan dengan memberikan Metadona HCl dalam sediaan cair yang dikenal dengan nama
Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM).
32
Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Layanan PTRM :
Sasaran :
1. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang optimal bagi penyalahguna opiat
yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas hidup dari penyalahguna opiat yang tidak dapat
mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan.
Penyalahguna opiat yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara
berkelanjutan.
Sebaran Layanan PTRM 17 Provinsi di Indonesia
Sumatera Barat
RS: 1
SUMATERA SELATAN
PKM:1
RSJ: 1
DKI Jakarta
RSKO: 1
PKM: 7
Rutan/Lapas: 4
RS: 1
Banten
KM: 8
RS: 2
Jawa Barat
PKM: 7
RS: 8
Sumatera Utara
PKM: 1
RS: 2
Riau
RS: 1
Kepulauan
Riau
RS : 1
Jambi
RS: 1
Kalimantan Barat
PKM: 1
RS: 2
Kalimantan Timur
RS: 2
Lampung
RS: 1
DIY
PKM: 3
RS: 2
Jawa Timur
PKM: 5
RS: 5
Bali
PKM: 4
Lapas : 1
RS: 1
Sulawesi selatan
PKM : 3
RS : 2
Total PTRM
by provinsi:
1. SUMUT : 3
2. SUMBAR : 1
3. JAMBI : 1
4. SUMSEL 2
5. BANTEN : 10
6. DKI JAKARTA ; 13
7. JABAR : 15
8. JATENG : 7
9. DIY : 5
10. JATIM : 10
11. BALI : 6
12. SULSEL ; 5
13. LAMPUNG : 1
14. KALTIM : 2
15. KALBAR : 3
16. KEPRI : 1
17. RIAU : 1
TOTAL : 85
Jawa Tengah
PKM: 4
RS: 3
KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA
33
Pengampu
20 RS
RS Satelit
16
PKM Satelit
44
Rutan/Lapas
5
34
C E R I A
Cerdas intelektual
emosional dan spiritual
Empati dalam berkomunikasi
efektif
Rajin beribadah
sesuai agama &
keyakinan
Interaksi yang
bermanfaat bagi
kehidupan
Asah, asih, asuh
tumbuh kembang
dalam keluarga &
masyarakat

More Related Content

Similar to 19 Feb 24 Upaya Takel Gangguan Penggunaan NAPZA 2024.pdf

WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
 
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptx
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptxfc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptx
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptxAchmadMubaroq1
 
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxBULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxKralitaIntan
 
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdf
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdfMateri mandat mikm-undip_des2015_pdf
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdfFikri Faidul Jihad
 
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxInstrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxSilvianaHendrawati
 
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)fadli jovial
 
intervensi spesifik stunting
intervensi spesifik stuntingintervensi spesifik stunting
intervensi spesifik stuntingikatjandrakusuma
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdfKaryajayaPosyanduRem
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdfKaryajayaPosyanduRem
 
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdf
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdfUtilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdf
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdfYunaElyhaElf
 
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih PemiluAnalisis Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih PemiluSari Kusuma Dewi
 
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfPowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfcovidkemirimuka
 
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptx
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptxMateri Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptx
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptxHelenNisa1
 
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakatProgram kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakatRudy Irawan
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Tini Wartini
 
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021Segarnis Dhiasy
 
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PML
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PMLKEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PML
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PMLMuh Saleh
 

Similar to 19 Feb 24 Upaya Takel Gangguan Penggunaan NAPZA 2024.pdf (20)

ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 
JHKHKKLJ.pptx
JHKHKKLJ.pptxJHKHKKLJ.pptx
JHKHKKLJ.pptx
 
1.kebijakan oke.ppt
1.kebijakan oke.ppt1.kebijakan oke.ppt
1.kebijakan oke.ppt
 
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptx
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptxfc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptx
fc3587f6-a98e-4efc-97b7-1cf20415f2e5_PKP 2023 PTM DAN KESWA.pptx
 
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxBULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
 
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdf
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdfMateri mandat mikm-undip_des2015_pdf
Materi mandat mikm-undip_des2015_pdf
 
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxInstrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
 
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)
Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)
 
intervensi spesifik stunting
intervensi spesifik stuntingintervensi spesifik stunting
intervensi spesifik stunting
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
 
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf
 
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdf
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdfUtilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdf
Utilization Review Kota Madiun 14 Juni 2023 Fix.pdf
 
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih PemiluAnalisis Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
Analisis Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu
 
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfPowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
 
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptx
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptxMateri Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptx
Materi Lintas Sektor 12 oktober 2023.pptx
 
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakatProgram kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
Program kerja direktorat penguatan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
 
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
 
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PML
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PMLKEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PML
KEBIJAKAN, STRATEGI & CAPAIAN PROGRAM P2PML
 

More from Henipuspitasari17

PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfPENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfHenipuspitasari17
 
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napza
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napzaIntervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napza
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napzaHenipuspitasari17
 
cara skoring dan assessmen assit pada ipwl
cara skoring dan assessmen assit pada ipwlcara skoring dan assessmen assit pada ipwl
cara skoring dan assessmen assit pada ipwlHenipuspitasari17
 
seminar anak darmawanita.pptx
seminar anak darmawanita.pptxseminar anak darmawanita.pptx
seminar anak darmawanita.pptxHenipuspitasari17
 
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptx
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptxPaparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptx
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptxHenipuspitasari17
 
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.ppt
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.pptdokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.ppt
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.pptHenipuspitasari17
 
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptx
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptxPetunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptx
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptxHenipuspitasari17
 
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptx
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptxPerubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptx
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptxHenipuspitasari17
 
materi P3P kk Heni 2023.pptx
materi P3P kk Heni 2023.pptxmateri P3P kk Heni 2023.pptx
materi P3P kk Heni 2023.pptxHenipuspitasari17
 
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxPSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxHenipuspitasari17
 
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxPSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxHenipuspitasari17
 
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptx
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptxCegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptx
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptxHenipuspitasari17
 

More from Henipuspitasari17 (20)

PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfPENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
 
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napza
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napzaIntervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napza
Intervensi Singkat pada penanganan rujukan penggunaan napza
 
cara skoring dan assessmen assit pada ipwl
cara skoring dan assessmen assit pada ipwlcara skoring dan assessmen assit pada ipwl
cara skoring dan assessmen assit pada ipwl
 
seminar anak darmawanita.pptx
seminar anak darmawanita.pptxseminar anak darmawanita.pptx
seminar anak darmawanita.pptx
 
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptx
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptxPaparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptx
Paparan-Pola-Asuh-Daring-edit-1 (1).pptx
 
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.ppt
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.pptdokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.ppt
dokumen.tips_stimulasi-tumbuh-kembangppt.ppt
 
jIWA.pdf
jIWA.pdfjIWA.pdf
jIWA.pdf
 
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptx
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptxPetunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptx
Petunjuk penggunaan SImkeswa v2.pptx
 
Manajemen_stress.pptx
Manajemen_stress.pptxManajemen_stress.pptx
Manajemen_stress.pptx
 
PSIKOLOGI_IBU_DAN_ANAK.pptx
PSIKOLOGI_IBU_DAN_ANAK.pptxPSIKOLOGI_IBU_DAN_ANAK.pptx
PSIKOLOGI_IBU_DAN_ANAK.pptx
 
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptx
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptxPerubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptx
Perubahan_dan_Adaptasi_Psikologis.pptx
 
dpa di aud.pptx
dpa di aud.pptxdpa di aud.pptx
dpa di aud.pptx
 
Pubertas_pptx.pptx
Pubertas_pptx.pptxPubertas_pptx.pptx
Pubertas_pptx.pptx
 
dpa di aud.pptx
dpa di aud.pptxdpa di aud.pptx
dpa di aud.pptx
 
materi P3P kk Heni 2023.pptx
materi P3P kk Heni 2023.pptxmateri P3P kk Heni 2023.pptx
materi P3P kk Heni 2023.pptx
 
PPT dinsos 2017.pptx
PPT dinsos 2017.pptxPPT dinsos 2017.pptx
PPT dinsos 2017.pptx
 
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxPSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
 
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptxPSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
PSIKOLOGI ANAK DALAM PERAWATAN GIGI.pptx
 
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptx
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptxCegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptx
Cegah Stunting Dengan Memperbaiki Pola Asuh Dalam Keluarga.pptx
 
keswa 2019.pptx
keswa 2019.pptxkeswa 2019.pptx
keswa 2019.pptx
 

Recently uploaded

implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 

Recently uploaded (12)

implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 

19 Feb 24 Upaya Takel Gangguan Penggunaan NAPZA 2024.pdf

  • 1. Upaya Tata Kelola Gangguan Penggunaan NAPZA, Kebijakan Penyelenggaraan IPWL & PTRM Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI 2024 Tim Kerja Tata Kelola Gangguan Penggunaan NAPZA
  • 2. TOPIK INDIKATOR KINERJAKEGIATAN DIREKTORAT ALUR SKRINING APLIKASI SELARAS, SINAPZA DAN SIQUALITY (WHO-QOL) KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IPWL DAN SNI DI LAYANAN REHABILITASI PENYELENGGARAAN PTRM
  • 3. 3 Penelitian BNN, BRIN, BPS tahun 2021 3 Jenis Narkoba pertama kali dikonsumsi Angka prevalensi penyalahguna narkoba selama 1 tahun terakhir tahun 2023 usia 15-64 tahun : 1,73% = 3,33 juta jiwa. Angka prevalensi pernah pakai penyalahguna narkoba tahun 2023 usia 15- 64 tahun : 2,20% = 4,24 juta jiwa (Paparan Uji Publik Hasil Penelitian BNN Tahun 2023) 12-15 15-30 30-45 45-60 60-95 Usia pertama kali menggunakan Narkoba: 19 tahun di pedesaan 20 tahun di perkotaan Terjadi peningkatan keterpaparan terhadap narkoba pada usia 15-24 tahun 59,10% 24% 4% Ganja Shabu Dextro 1.150 NPS yang beredar di Dunia Perkembangan NPS menciptakan celah bagi kejahatan dikarenakan banyak narkotika jenis baru yang belum diatur oleh hukum. 2 belum diatur dalam Permenkes 89 sudah diatur dalam Permenkes 91 NPS yang beredar di Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2023 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika. New Psychoactive Substances (NPS)/ Zat Psikoaktif Baru Latar Belakang
  • 4. Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa 4 Tahun 2022 - 2024 INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN TARGET 2022 2023 2024 Persentase penduduk usia ≥ 15 tahun dengan risiko masalah kesehatan jiwa yang mendapatkan skrining 2 Persentase penyandang gangguan jiwa yang memperoleh layanan di Fasyankes Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan pelayanan rehabiltasi medis 10500 11000 11500 30% 90% 30% 90% 60% 60%
  • 5. Indikator 3 5 INDIKATOR KINERJA PROGRAM/KEGIATAN TARGET 2022 2023 2024 Jumlah penyalahguna napza yang mendapatkan pelayanan rehabiltasi medis Definisi Operasional Jumlah penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/atau pembantaran dan/atau kasus putusan pengadilan dan/atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis rawat jalan dan/atau rawat inap di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) 10500 11000 11500 Cara Penghitungan Jumlah kumulatif penyalahguna NAPZA baru yang datang secara sukarela dan/ atau pembantaran, dan/ atau kasus putusan pengadilan dan/ atau mendapatkan layanan rehabilitasi medis rawat jalan dan/ atau rawat inap di IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor). Data didapatkan dari pelaporan IPWL dan aplikasi Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis (SELARAS) dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi
  • 6. 6 No. Provinsi Jumlah Kab/Kota Prevalensi Pengguna NAPZA Satu Tahun Terakhir Baseline Target (Kumulatif) 2020 2021 2022 2023 2024 1 Gorontalo 6 1,19 0 6 12 18 23 29 2 Sulbar 6 1,70 1 7 13 19 24 30 3 NTT 22 0,99 2 23 45 66 88 109 4 Sultra 17 1,58 2 19 35 52 68 85 5 Sulut 15 1,71 3 18 32 47 61 76 6 Papua Barat 13 1,64 3 16 28 41 54 66 7 Papua 29 1,70 5 33 61 90 118 146 8 Maluku 11 1,59 6 17 27 38 49 60 9 Maluku Utara 10 1,52 12 22 31 41 51 61 10 Kaltara 5 1,07 14 19 24 29 33 38 11 Sulteng 13 1,70 14 27 39 52 65 77 Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
  • 7. 7 No. Provinsi Jumlah Kab/Kota Prevalensi Pengguna NAPZA Satu Tahun Terakhir Baseline Target (Kumulatif) 2020 2021 2022 2023 2024 12 Kepri 7 1,71 27 34 41 47 54 61 13 Sulsel 24 1,95 30 53 77 100 123 147 14 Sumut 33 2,53 69 101 133 165 197 230 15 Babel 7 1,49 72 79 86 92 99 106 16 Bengkulu 10 1,68 100 110 119 129 139 149 17 Banten 8 1,83 150 158 166 173 181 189 18 Bali 9 1,62 155 164 173 181 190 199 19 Jambi 11 2,02 184 195 205 216 227 238 20 DIY 5 1,19 191 196 201 206 210 215 21 Kalteng 14 1,98 194 208 221 235 248 262 22 DI Aceh 23 1,69 207 229 252 274 296 319 23 Kalbar 14 1,57 241 255 268 282 295 309 24 Jateng 35 1,16 244 278 312 346 380 414 Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017
  • 8. 8 Berdasarkan Prevalensi Pengguna Napza Satu Tahun Terakhir, sumber Survei BNN 2017 No. Provinsi Jumlah Kab/Kota Prevalensi Pengguna NAPZA Satu Tahun Terakhir Baseline Target (Kumulatif) 2020 2021 2022 2023 2024 25 NTB 10 1,80 301 311 320 330 340 350 26 Lampung 15 1,94 393 408 422 437 451 466 27 Sumbar 19 1,78 416 434 453 471 490 508 28 Kaltim 10 2,12 502 512 521 531 541 551 29 Jatim 38 1,72 529 566 603 640 677 714 30 Jabar 27 1,83 730 756 783 809 835 861 31 Riau 12 1,87 795 807 818 830 842 853 32 DKI Jakarta 6 3,34 1.115 1.121 1.127 1.133 1.138 1.144 33 Sumsel 17 1,40 1.177 1.194 1.210 1.227 1.243 1.260 34 Kalsel 13 1,97 1.116 1.129 1.141 1.154 1.167 1.179 TOTAL 9.000 9.500 10.000 10.500 11.000 11.500
  • 9. Target Penyalahguna NAPZA baru Yang Direhabilitasi Medis 9 Penyalahguna NAPZA baru yang: 1.Datang secara sukarela ke IPWL • Datang dari kesadaran sendiri • Rujukan dari hasil skrining ASSIST 2.Kasus Pembantaran 3.Kasus terpidana
  • 10. Indikator Kinerja Program Kesehatan Jiwa 3: Jumlah Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Layanan Rehabilitasi Medis 10 Sumber: Data Rutin Direktorat Kesehatan Jiwa th 2023 9.500 10.000 10.500 11.000 9.585 10.149 10.826 13.472 - 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 2020 2021 2022 2023
  • 11. Penyalahguna NAPZA yang Mendapatkan Pelayanan Rehabilitasi Medis 11 Sumber: Data Rutin Direktorat Kesehatan Jiwa th 2023 1844 1510 1624 976 1039 953 511 586 520 597 453 363 328 297 277 464 275 151 162 136 69 39 210 27 14 14 12 6 5 4 3 2 1 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
  • 12. 12 Deteksi Dini ASSIST SRQ-20 SDQ Borderline Normal Abnormal • Konseling oleh guru • KAP Kesehatan Jiwa • Prevensi Gangguan Jiwa • Rujuk ke Fasyankes Edukasi Kesehatan Jiwa <6 ≥6 • KAP Kesehatan Jiwa • Prevensi Gangguan Jiwa • Rujuk ke Fasyankes Edukasi Kesehatan Jiwa Pemeriksaan lanjutan, wawancara psikiatrik multidisiplin Tidak Ada Gangguan Jiwa • KAP Kesehatan Jiwa • Prevensi gangguan jiwa Diagnosis gangguan jiwa Tatalaksana Multidisiplin Risiko Rendah Pemberian KIE pencegaha n NAPZA Risiko Sedang Pemberian KIE, asesmen lanjutan, konseling Risiko Tinggi Rujuk ke IPWL untuk asesmen lanjutan dan Rehabilitasi medis <6 namun soal no. 17 diisi “YA” • KAP Kesehatan Jiwa • Prevensi Gangguan Jiwa • Rujuk ke Fasyankes Sasaran: Usia >18 Sasaran: Usia 4-10 Usia 11-18 Sasaran: Individu dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA berusia >10 tahun Fasyankes FKTP yang telah ditetapkan sebagai IPWL FKTP non- IPWL Pemberian KIE, konseling, rujuk ke IPWL untuk pemeriksaan lanjutan Alur Skrining Gangguan Penggunaan NAPZA
  • 13. SINAPZA • Deteksi Dini instrument ASSIST untuk Penyalahguna Napza berbasis android • Dilakukan di FKTP • Dilakukan pada populasi berisiko tinggi/penduduk rentan, yaitu Siswa SMP, SMU dan populasi kunci. SELARAS • Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rehabilitasi Medis berbasis Web • Data pengguna napza di rehabilitasi medis • Data deteksi dini • Menginput klaim pelayanan pengguna napza di IPWL/faskes APLIKASI NAPZA BERBASIS WEB DAN ANDROID
  • 14. Deteksi Dini Instrumen ASSIST Digital 14
  • 15. 15 SIQUALITY • Instrumen WHO-QoL versi digital yg dapat diunduh melalui Google Playstore • Dilakukan pengukuran kualitas hidup klien di IPWL saat masuk dan sebelum keluar rehab medis NAPZA • Terhubung dengan SELARAS → hasil dapat dilihat di SELARAS
  • 16. 16 Panduan Operasional SELARAS, SINAPZA, dan SIQUALITY dapat diunduh melalui: https://drive.google.com/file/d/1ZUSe85GY7suSfbjxVnS9sa4CGiKVL7ZS/view?usp=sharing
  • 17. Kebijakan Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) 17
  • 18. Amanat UU dalam layanan rehabilitasi
  • 19. DASAR PEMBENTUKAN IPWL UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika PP No. 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor SK Dirjen Kesmas Nomor HK.02.02/B/111/2023 Tentang Tim Pelaksana Kegiatan Verifikasi Klaim Rehabilitasi Medis di IPWL Tahun 2023 PMK No. 17 tahun 2023 ttg Perubahan PMK 4 Th 2020 ttg IPWL PMK No. 4 Tahun 2020 ttng IPWL KMK 2020 tahun 2023 ttng Penetapan IPWL dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengampu dan Satelit PTRM SE Menkes no.HK.02.01/Menkes/683/2020 ttg Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor & Pembiayaan IPWL
  • 20. KETENTUAN UMUM Permenkes No. 4 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan IPWL 20 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) IPWL adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah Wajib Lapor Wajib Lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang dilakukan oleh pecandu Narkotika yang sudah cukup umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada institusi penerima Wajib Lapor untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis. 1 2 3 Rehabilitasi Medis Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika dari ketergantungan Narkotika 20
  • 21. Sebaran Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di Indonesia ACEH PKM:48 / 351 Klinik/loka: 11 RS:13 SUMATERA BARAT PKM:27/ 275 Klinik/loka: 3 RS:7 SUMATERA SELATAN PKM:74 / 341 Klinik/loka: 7 RS:4 BENGKULU PKM:0 / 180 Klinik/loka: 2 RS:8 KEP. BABEL PKM:34 / 64 Klinik/loka: 6 RS:7 DKI JAKARTA PKM:18 / 321 Klinik/loka: 13 RS:9 BANTEN PKM: 5 / 242 Klinik/loka: 3 RS:5 JAWA BARAT PKM:40 / 1072 Klinik/loka: 10 RS:16 SUMATERA UTARA PKM: 14 / 596 Klinik/loka: 16 RS:11 RIAU PKM:3/ 226 Klinik/loka: 7 RS:6 KEP.RIAU PKM:0 / 84 Klinik/loka: 5 RS:5 JAMBI PKM:27 / 197 Klinik/loka: 5 RS: 12 KALBAR PKM:8 / 244 Klinik/loka: 9 RS:4 KALTIM PKM:21 / 185 Klinik/loka: 5 RS:14 KALTENG PKM:1/ 200 Klinik/loka: 2 RS:10 SULBAR PKM:0 / 95 Klinik/loka: 1 RS:3 KALTARA PKM:1 / 56 Klinik/loka: 1 RS: 1 GORONTALO PKM:2 / 93 Klinik/loka: 4 RS:4 SULUT PKM:9 / 193 Klinik/loka: 5 RS:6 MALUT PKM:0 / 144 Klinik/loka: 2 RS:2 PAPBAR PKM:0 / 159 Klinik/loka: 1 RS:1 LAMPUNG PKM:55 / 307 Klinik/loka: 4 RS:21 DIY PKM:3 / 121 Klinik/loka: 2 RS:4 JAWA TIMUR PKM:6 / 968 Klinik/loka: 14 RS:27 KALSEL PKM:4 / 234 Klinik/loka: 6 RS:9 BALI PKM:5 / 120 Klinik/loka: 5 RS:4 NTB PKM:0 / 166 Klinik/loka: 4 RS:7 NTT PKM:5 / 384 Klinik/loka: 5 RS:15 PAPUA PKM:0 / 408 Klinik/loka: 3 RS:2 MALUKU PKM:0 / 209 Klinik/loka: 3 RS:2 SULSEL PKM:3 / 458 Klinik/loka: 7 RS: 27 SULTENG PKM:1 / 206 Klinik/loka: 6 RS: 4 SULTRA PKM:0 / 285 Klinik/loka: 4 RS: 2 Total IPWL by Provinsi: 1. Aceh: 72 2. Sumut: 41 3. Riau: 16 4. Kepri: 10 5. Jambi: 44 6. Sumbar: 37 7. Sumsel: 85 8. Lampung: 80 9. Bengkulu: 10 10. Babel: 47 11. Banten: 13 12. DKI Jakarta: 40 13. Jabar: 66 14. Jateng: 37 15. DIY: 9 16. Jatim: 47 17. Bali: 14 18. NTB: 11 19. NTT: 25 20. Kalbar: 21 21. Kalteng: 13 22. Kalsel: 19 23. Kaltim: 40 24. Kaltara: 3 25. Sulut: : 20 26. Gorontalo: 10 27. Sulbar: 4 28. Sulsel: 37 29. Sulteng: 11 30. Sultra: 6 31. Maluku: 5 32. Malut: 4 33. Papua: 5 34. Papua Tengah: 1 35. Papbar: 2 TOTAL: 905 JAWA TENGAH PKM:8/ 878 Klinik/loka: 9 RS:20 KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA PAPTENG PKM:0 / Klinik/loka: 1 RS:0 21
  • 22. Pelayanan Terapi Rehabilitasi Medis Narkotika Pelayanan Gawat Darurat Manajemen Putus Zat Rawat Jalan Rumatan Penapisan dan Pengkajian Intervensi Psikososial Rehabilitasi Rawat Inap Komorbiditas Fisik Dual Diagnosis dan/atau Uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
  • 23. Persyaratan Pengajuan Fasyankes sebagai IPWL IZIN OPERASIONAL 1 2 4 3 memiliki fasilitas pelayanan rawat jalan dan/atau rawat inap yang memenuhi standar pelayanan rehabilitasi Narkotika. mungkin terjadiI, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan perkiraan pembiayaan. memiliki izin operasional yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan SDM pelayanan gawat darurat, manajemen putus zat, rawat jalan rumatan, penapisan dan pengkajian, intervensi psikososial, rehabilitasi rawat inap, komorbiditas fisik, dual diagnosis/komorbid psikiatrik, dan/atau uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. PELAYANAN TERAPI REHABILITASI MEDIS NARKOTIKA FASILITAS Untuk dapat ditetapkan sebagai IPWL, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik utama harus memenuhi syarat Ketenagaan • Dokter • Perawat yang terlatih di bidang gangguan penggunaan Narkotika • Apoteker (Penyelenggara terapi rumatan) IPWL wajib bekerja sama dengan dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki apoteker.
  • 24. PERSYARATAN PENETAPAN IPWL UNTUK LEMBAGA LAIN YANG MELAKSANAKAN REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA KEMAMPUAN PELAYANAN FASILITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PERSETUJUAN DARI MENTERI SEBAGAI LEMBAGA REHABILITASI MEDIS KETENAGAAN SUMBER DA YA MANUSIA pelayanan gawat darurat, penapisan dan pengkajian, intervensi psikososial, uji Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, rujukan manajemen putus zat, dan rujukan rawat jalan rumatan. • memiliki ruang periksa; • memiliki program rawat jalan berupa intervensi psikososial sederhana; • memiliki standar prosedur operasional untuk layanan Rehabilitasi Medis Narkotika rawat jalan. Dokter perawat yang terlatih di bidang gangguan pengunaan Narkotika. Jika belum memenuhi → Lembaga Rehabilitasi Medis wajib bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang ditetapkan sebagai IPWL.
  • 25. ALUR PENGAJUAN PENGUSULAN IPWL BARU IPWL mengusulkan tertulis ke Dinkes Kab/Kota Melampirkan syarat-syarat Dinkes Kab/Kota kompilasi dan tertulis usulan ke Dinkes Prov Tim tsb bertugas validasi dok dan memberikan rekomendasi kepada Menteri Dirjen Yankes membentuk Tim Adhoc terdiri dari Dirjen Yankes dan Dirjen Kesmas Dinkes Prov meverifikasi dok pengusulan dan tertulis bersurat ke Dirjen Yankes cc Dirjen Kesmas
  • 26. Fotokopi izin operasional bagi pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik utama, atau persetujuan dari Menteri sebagai lembaga rehabilitasi medis bagi lembaga lain yang melaksanakan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika fotokopi sertifikat tenaga kesehatan yang terlatih di bidang gangguan penggunaan Narkotika standar prosedur operasional pelayanan rawat jalan dan/atau rawat inap Profil yang meliputi: • struktur organisasi kepengurusan • tenaga kesehatan terlatih • Sarana • Prasarana • Peralatan • pelayanan rehabilitasi yang diberikan Lampiran Usulan Sebagai IPWL
  • 27. PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN KLAIM ✓ Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan Narkotika warga negara Indonesia yang termasuk fakir miskin atau orang tidak mampu dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan dibuktikan dengan: a. Kepesertaan PBI; atau b. Surat keterangan miskin atau surat keterangan tidak mampu dari lurah/kepala desa sesuai domisili, atau surat keterangan lain yang berlaku di daerah. ✓ Pembiayaan penyelenggaraan pelayanan di IPWL yang dibebankan pada anggaran kementerian kesehatan hanya untuk IPWL berupa puskesmas, rumah sakit, klinik pratama, dan klinik utama milik kementerian kesehatan dan pemerintah daerah. ✓ Pembiayaan hanya dibayarkan 2 (dua) kali periode perawatan selama setahun. ✓ Kunjungan Rumah a. Kunjungan rumah merupakan salah satu rangkaian rawat inap dan pembiayaannya mengacu pada layanan rawat inap baik jenis, jumlah layanan per bulan maupun besaran biaya; dan b. Kunjungan rumah dapat dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan pasca rehabilitasi medis. PMK No. 17 tahun 2023 Atas Perubahan PMK 4 Th 2020 Tentang IPWL
  • 28. Dalam rangka verifikasi pengajuan klaim, Dirjen Kesmas menetapkan tim pelaksana kegiatan verifikasi klaim setiap tahun: TIM PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI KLAIM (IPWL DAERAH) TIM PELAKSANA KEGIATAN VERIFIKASI KLAIM KEMENTERIAN KESEHATAN IPWL wajib melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan pelayanan IPWL yang dilakukan melalui sistem informasi yaitu SELARAS
  • 29. PERSYARATAN UMUM • KELEMBAGAAN (LEGALITAS, STRUKTUR ORGANISASI, VISI MISI) • PRINSIP PENYELENGGARAAN LAYANAN • SISTEM RUJUKAN DAN JEJARING • SISTEM PELAPORAN • PENERIMAAN AWAL • ASESMEN • RENCANA TERAPI * REKAM REHABILITASI * MONITORING PENYALAHGUNAAN NAPZA * EVALUASI LAYANAN PERSYARATAN KHUSUS • SARANA PRASARANA • INTERVENSI MEDIS • SUMBER DAYA MANUSIA LAMPIRAN • INSTRUMEN PENGUKURAN PERUBAHAN KUALITAS HIDUP (WHO-QoL) • INSTRUMEN PENGUKURAN KEPUASAN LAYANAN • INSTRUMEN SKRINING (ASSIST) • INSTRUMEN ASESMEN (ASI) Keputusan Kepala BSN No. 655/KEP/BSN/12/2022 tentang PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 8807:2022 PENYELENGGARA LAYANAN REHABILITASI BAGI ORANG DENGAN GANGGUAN NAPZA SEBAGAI REVISI SNI 8807:2019
  • 30. Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM) 30
  • 31. 31 Latar Belakang Penyelenggaraan Layanan PTRM Masalah penyalahgunaan NAPZA suntik menjadi salah satu media penularan HIV di Indonesia sejak tahun 1999. Pecandu opioida pada umumnya menggunakan heroin dan sebagian besar dari para pecandu tersebut menggunakan heroin dengan disuntikan secara tidak aman/berganti-ganti jarum suntik yang tidak steril. Akibatnya mereka sangat mudah terinfeksi HIV maupun virus lainnya yang menular melalui pertukaran darah seperti virus Hepatitis (B,C,D). Guna mengurangi dampak buruk penggunaan opioida dengan cara suntik, diperlukan intervensi pengurangan dampak buruk. Salah satu program pengurangan dampak buruk adalah program terapi rumatan dengan memberikan Metadona HCl dalam sediaan cair yang dikenal dengan nama Program Terapi Rumatan Metadona (PTRM).
  • 32. 32 Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Layanan PTRM : Sasaran : 1. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang optimal bagi penyalahguna opiat yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan. 2. Meningkatkan kualitas hidup dari penyalahguna opiat yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan. Penyalahguna opiat yang tidak dapat mempertahankan kondisi abstinensia secara berkelanjutan.
  • 33. Sebaran Layanan PTRM 17 Provinsi di Indonesia Sumatera Barat RS: 1 SUMATERA SELATAN PKM:1 RSJ: 1 DKI Jakarta RSKO: 1 PKM: 7 Rutan/Lapas: 4 RS: 1 Banten KM: 8 RS: 2 Jawa Barat PKM: 7 RS: 8 Sumatera Utara PKM: 1 RS: 2 Riau RS: 1 Kepulauan Riau RS : 1 Jambi RS: 1 Kalimantan Barat PKM: 1 RS: 2 Kalimantan Timur RS: 2 Lampung RS: 1 DIY PKM: 3 RS: 2 Jawa Timur PKM: 5 RS: 5 Bali PKM: 4 Lapas : 1 RS: 1 Sulawesi selatan PKM : 3 RS : 2 Total PTRM by provinsi: 1. SUMUT : 3 2. SUMBAR : 1 3. JAMBI : 1 4. SUMSEL 2 5. BANTEN : 10 6. DKI JAKARTA ; 13 7. JABAR : 15 8. JATENG : 7 9. DIY : 5 10. JATIM : 10 11. BALI : 6 12. SULSEL ; 5 13. LAMPUNG : 1 14. KALTIM : 2 15. KALBAR : 3 16. KEPRI : 1 17. RIAU : 1 TOTAL : 85 Jawa Tengah PKM: 4 RS: 3 KMK RI NO.HK.01.07/MENKES/2020/2023 TTG PENETAPAN IPWL & FASIYANKES PENGAMPU & SATELIT PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA 33 Pengampu 20 RS RS Satelit 16 PKM Satelit 44 Rutan/Lapas 5
  • 34. 34 C E R I A Cerdas intelektual emosional dan spiritual Empati dalam berkomunikasi efektif Rajin beribadah sesuai agama & keyakinan Interaksi yang bermanfaat bagi kehidupan Asah, asih, asuh tumbuh kembang dalam keluarga & masyarakat