SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Kebijakan Program Jaminan
Kesehatan Nasional
(Kepesertaan Mandiri)
Drs. Ismiwanto Cahyono, MARS
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Padang, 21 April 2017
Outline
▪Pendahuluan
▪Perkembangan Regulasi
▪Perkembangan Kepesertaan
▪Peran Pemda dan K/L
▪Kebijakan Integrasi Jamkesda ke JKN
▪Pelayanan Kesehatan dan Pembiayaan
▪Penutup
Pendahuluan
VISI DAN MISI PRESIDEN
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia
TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang
politik; Berkepribadian dlm budaya
PROGRAM
INDONESIA SEHAT
PROGRAM
INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA
KERJA
PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA
PENGUATAN
YANKES
PARADIGMA
SEHAT JKN
3DIMENSIPEMBANGUNAN:PEMBANGUNANMANUSIA,SEKTOR
UNGGULAN,PEMERATAANDANKEWILAYAHAN
NORMAPEMBANGUNANKABINETKERJA
DTPK KOTA
KELUARGA
SEHAT
Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk
(Universal Health Coverage)
Adalah salah satu bentuk perlindungan sosial di
bidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui
penerapan sistem kendali biaya dan kendali mutu,
dan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi
sosial dan ekuitas bagi seluruh penduduk di wilayah
Republik Indonesia.
TUJUAN JKN AGAR MASYARAKAT DAPAT MEMPEROLEH
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS TANPA MENEMUI
HAMBATAN FINANSIAL YANG BERARTI
Perkembangan Regulasi Program
Jaminan Kesehatan Nasional
Mandat Konstitusi :
“Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, …” -
(Pembukaan UUD 1945 alinea 4)
“Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat ...,” - (Pasal
34 UUD 45 ayat 2)
UNDANG-UNDANG NO. 40/2004
TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN)
SJSN SEBAGAI KEWAJIBAN NEGARA
REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN
1. UU No. 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. UU No. 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
3. Perpres No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan
4. Perpres No. 111 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013
5. Permenkes No. 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional
6. Kepmenkes No 328 Tahun 2013
tentang Formularium Nasional
Perpres No. 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013
NEW
Permenkes No. 99 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan No. 71 Tahun 2013
Kepmenkes No.523 Tahun 2015 tentang
Formularium Nasional  di revisi menjadi
Kepmenkes 137 Tahun 2016 tentang
Perubahan Formularium Nasional Tahun
2016
REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN
KESEHATAN ERA JKN
7. Kepmenkes No. 455 Tahun 2013
tentang Asosiasi Faskes
8. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Thn 2014 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
9. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
10. Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik
11. Permenkes No. 24 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit Kelas
D Pratama
12. Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program JKN
13. Permenkes No 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan Nasional
Permenkes No. 64 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Permenkes No. 52 Tahun 2016
14. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
15. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan
Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP
milik Pemerintah Daerah
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Dukungan Biaya Operasional pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah
17. Kepmenkes No HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik
Klinik Bagi Dokter Gigi
18. Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2015 tentang Norma
Penetapan Besaran Tarif Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada FKTP
19. Peraturan BPJS Kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang perubahan
atas Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015
Permenkes No 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua
Permenkes No. 52 Tahun 2016
Perkembangan Kepesertaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional
Diselenggarakan oleh
BPJS Kesehatan
Kepesertaan bersifat Wajib untuk
seluruh penduduk di Indonesia
Bertujuan untuk menjamin agar
peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan.
Berlandaskan Undang-Undang
Dasar 1945, UU 40 Tahun 2004
dan UU 24 Tahun 2011
Merupakan asuransi kesehatan
Sosial dengan prinsip nirlaba,
akuntabilotas, portabilitas,
kegotongroyongan
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Perkembangan Jaminan Kesehatan di Indonesia
Miskin dan Tidak
Mampu
PNS/Pensiunan
PNS, TNI-POLRI
Formal Sektor
Pekerja
Informal
Miskin dan Tidak Mampu
PNS/Pensiunan
PNS, TNI-POLRI
Formal Sektor Pekerja Informal
-PBI APBN
-Peserta yg didaftarkan
oleh pemerintah daerah
Kontribusi Rp. 23.000
POPB
Pekerja Penerima Upah
Kontribusi : 5% dari Upah
Pekerja Bukan
Penerima Upah dan
Bukan Pekerja
Kelas I : Rp.80.000
Kelas II: Rp.51.000
Kelas III: Rp.25.500
Sebelum Tahun 2014
Setelah Tahun 2014
Sumber : Perpres 19/2016 dan Perpres 28/2016
Perkembangan Cakupan JKN/KIS Nasional
133,423,653
156,790,287
171,939,254
174,653,583
86,400,000 87,828,613
91,099,279 92,100,358
8,767,229
11,170,615
15,415,288 16,306,446
24,327,149
37,862,552 41,027,299 41,014,706
13,929,275
19,928,537 24,397,458 25,232,073
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
180,000,000
200,000,000
2014 2015 2016 Maret 2017
Total Peserta PBI Peserta didaftarkan Pemda PPU PBPU dan BP Linear (Total Peserta)
52%
60%
67%
67,7%
2019
257 juta
jiwa
Cakupan Kepesertaan menuju UHC 2019
• Isu Kepesertaan (1) : Perluasan Cakupan Menuju
UHC ?
2015 2016* 2017* 2019
Target Capaian
9595
85
61,9
77
68
60
Sumber : RPJMN 2015-2019
66,4
Kepesertaan 257,5
juta penduduk
Indonesia di 2019
(Roadmap JKN )
2. Perluasan Cakupan Kepesertaan sector PPU, PBPU dan BP
1. Integrasi Jamkesda ke dalam JKN
3. Pengalihan Askes PNS, BUMN, TNI Polri
Kegiatan dalam mencapai UHC 2019
ISU Kepesertaan (2) :Koordinasi antar kementerian dalam kepesertaan PBI
Tiga K/L yang berperan dalam kepesertaan PBI (PP No.101/ 2012 tentang PBI
dan perubahannya PP 76 Tahun 2015 )
1. Menetapkan kriteria PBI
2. Melakukan Verifikasi dan Validasi
kepesertaan PBI (TNP2K turut
berperan dalam ranking pendapatan
atas data BPS)
3. Menetapkan data PBI dan melakukan
Perubahan data PBI paling lambat tiap
6 bulan sekali, saat ini dilakukan 1
bulan sekali
4. Menyampaikan hasil penetapan dan
perubahan data PBI kepada ke
Kementerian Kesehatan
1. Mendaftarkan peserta PBI ke
BPJS Kesehatan
2. Menyampaikan usulan anggaran
PBI kepada Kementerian
Keuangan
3. Membayarkan Iuran PBI Kepada
BPJS Kesehatan
1. Memberikan Nomer
identitas tunggal kepada
peserta PBI JKN
2. Mencetak dan
mendistribusikan kartu
3. Membayarkan biaya
Pelayanan Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan
Target Kepesertaan PBI RPJMN dan RKP
No TAHUN
TARGET
PESERTA
CAPAIAN
PESERTA
%
1. 2014 86.400.000 86.400.000 100
2. 2015 88,231,816 87.882.867 97.7
3. 2016 92.400.000 91.125.019 97,3
4 2017 92.400.000 92.117.829*
*(per 10 feb 2017)
Perkembangan Kepesertaan PBI 2014-2017
ASPEK KEPESERTAAN (1) Pemda Berperan Aktif dalam Pemukhtahiran Data
PBI JKN
SK Mensos No.351/HUK/2016 menetapkan Jumlah PBI berdasarkan Basis
Data Terpadu sebanyak 92,4 juta jiwa untuk Tahun 2017, yang terdiri atas:
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebesar 92,3 juta jiwa (seluruh Indonesia)
2. Bayi Baru Lahir dari peserta PBI pada Tahun 2017 sebesar 100.000 jiwa
JENIS KEPESERTAAN JUMLAH PESERTA
Jiwa %
A. Peserta PBI
1. PBI APBN 1.658.677
2. Penduduk yang didaftarkan oleh
Pemda (PBI APBD)
611.401
SUBTOTAL A 2.270.078 42,66%
B. Peserta NON PBI
1. Pekerja Penerima Upah (PPU) 727.473
2. Pekerja Bukan Penerima Upah
(PBPU)
563.522
3. Bukan Pekerja (BP) 120.893
SUBTOTAL B 1.411.888 26,53%
TOTAL 3.681.966 69,19%
Cakupan Kepesertaan JKN Propinsi Sumbar
Sumber: BPJS Kesehatan per 28 Februari 2017
Jumlah Penduduk :
5.321.500
Sumber: bps.go.id
Proyeksi Penduduk Prop.
Sumbar 2017
2015 2016 2017 TOTAL
03 SUMATERA BARAT KAB. KEP MENTAWAI 27,943 304 524 28,771
KAB. PESISIR SELATAN 157,085 7,496 9,682 174,263
KAB. PADANG PARIAMAN 139,061 6,487 2,871 148,419
KOTA PADANG 188,938 9,706 3,189 201,833
KOTA PARIAMAN 22,686 1,436 416 24,538
KAB. AGAM 144,759 7,880 3,401 156,040
KAB. PASAMAN 113,926 1,261 11,566 126,753
KOTA PADANG PANJANG 12,620 991 46 13,657
KOTA BUKITTINGGI 16,699 124 - 16,823
KAB. PASAMAN BARAT 144,298 9,222 3,629 157,149
KAB SOLOK 124,946 7,532 5,005 137,483
KAB. SWL SIJUNJUNG 62,793 6,961 1,326 71,080
KOTA SOLOK 14,143 795 100 15,038
KOTA SAWAHLUNTO 6,031 314 50 6,395
KAB. SOLOK SEL 47,691 4,121 1,223 53,035
KAB. DHARMASRAYA 53,134 2,805 1,443 57,382
KAB. TANAH DATAR 106,972 9,177 2,302 118,451
KAB. LIMA PULUH KOTA 127,915 9,883 5,498 143,296
KOTA PAYAKUMBUH 34,593 4,820 467 39,880
1,546,233 91,315 52,738 1,690,286TOTAL
DISTRIBUSI KARTU INDONESIA SEHAT
PROPINSI SUMATERA BARAT
NO PROVINSI KAB/KOTA
JUMLAH KIS
Sumber: BPJS Kesehatan
Pasal 3
1) Perubahan kepesertaan dari satu kepesertaan ke kepesertaan yang
lain dilakukan paling banyak 1 (satu) kali dalam (1) satu bulan.
2) Aktivasi kepesertaan pada status kepesertaan baru, dimulai pada
awal bulan berikutnya.
Pasal 4
Peserta Pekeija Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja
dapat berubah status kepesertaan menjadi Peserta:
a. PBI;
b. Pekeija Penerima Upah; atau
c. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 5
1) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekerja Bukan
Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta
PBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan
terhadap Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta
Bukan Pekerja yang memenuhi kriteria sebagai fakir miskin
dan orang tidak mampu.
2) Perubahan status kepesertaan menjadi Peserta PBI
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
(1) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta
Bukan Pekerja menjadi Peserta Pekeija Penerima Upah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b dilakukan dengan memperhatikan jumlah anggota keluarga tertanggung.
(2) Dalam hal jumlah anggota keluarga tertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melebihi hak Peserta, anggota keluarga yang dialihkan hanya sejumlah haknya.
(3) Dalam hal jumlah anggota keluarga melebihi hak Peserta sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), maka anggota keluarga yang belum ditanggung sesuai hak Peserta:
a. dialihkan menjadi anggota keluarga tambahan; atau
b. tetap terdaftar sebagai Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah atau Peserta Bukan
Pekerja.
(4) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekeija Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan
Pekerja menjadi Peserta Pekerja Penerima Upah dilakukan dengan melengkapi
persyaratan pendaftaran Peserta Pekerja Penerima Upah.
Pasal 7
(1)Perubahan status kepesertaan Peserta Pekeija Bukan
Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta
Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan
melalui pendaftaran sebagai Peserta Penduduk yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
(2)Pendaftaran Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam Perjanjian Kerja Sama BPJS Kesehatan dengan
Pemerintah Daerah.
Pasal 8
(1) Terhadap Peserta dengan tunggakan iuran tetap dapat dilakukan
perubahan status kepesertaan.
(2) Perubahan status kepesertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menghapuskan kewajiban Peserta untuk melunasi tunggakan
iuran Jaminan Kesehatan.
(3) BPJS Kesehatan tetap melakukan pencatatan dan penagihan atas
tunggakan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Peserta.
(4) BPJS Kesehatan dalam melakukan penagihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat bekerja sama dengan instansi/
lembaga yang berwenang.
Peran Pemerintah Daerah
dalam JKN dan K/L
Kepesertaan
Supply Side
Pemanfaatan
Dana
Kapitasi &
Non Kapitasi
Monev
PEMERINTAH
DAERAH
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM JKN
Verifikasi dan Validasi Data PBI Jaminan Kesehatan
Keterangan:
1. Verifikasi dan validasi dilakukan di Dinas Sosial melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK). Hasil verifikasi dan validasi diteruskan ke Dinas Sosial Propinsi,
kemudian diteruskan ke unit kerja pengolah data dan informasi kesejahteraan sosial
Kementerian Sosial.
2. Verifikasi dan validasi dilakukan dengan pengecekan langsung ke RT dan atau
musyawarah desa menggunakan tabel instrumen
3. Penetapan hasil verifikasi dan validasi data PBI JK setiap 1 bulan sekali.
Dinas
Sosial
Kab/Kota
Dinas
Sosial
Propinsi
Kementeri
an Sosial
JKN/
BPJSK
Kementerian
Kesehatan
DJSN
Kementerian
Sosial
Kementerian
Keuangan
Kementerian
Dalam Negeri
Kementerian
Ketenagakerjaan
Pengawasan
kepatuhan Badan
Usaha terhadap JKN
Pendataan dan
Mutasi Peserta PBI
Penyempurnaan regulasi, evaluasi
pengkajian sistem tarif, ketersediaan
obat dan alkes
Tarif dan Iuran
Pengawasan
Mendorong Pemda
untuk integrasikan
Jamkesda dan
mengoptimalkan
system pelayanan
kesehatan di daerah
DPR KPK
Asosiasi
Faskes
Organisasi
Profesi
PERAN K/L DALAM JKN
Kebijakan Integrasi
Jamkesda ke dalam JKN
• “Penduduk yang belum termasuk sebagai peserta Jaminan Kesehatan
dapat diikutsertakan dalam Program Jaminan Kesehatan pada BPJS
Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah
kabupaten/kota”
Perpres No. 111
tahun 2013
• Psl. 16 (1a) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah.
• pasal 16A Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan
Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah
sebesar Rp 23.000,00 (dua puluh tiga ribu rupiah) POPB
Perpres No 19
tahun 2016
• 3)Segera mengintegrasikan Jamkesda ke dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan
untuk Daerah/ Kab Kota
• 7) Menyusun kebijakan daerah dalam rangka pelaksanaan Sistem Kesehatan
Daerah untuk mendukung Kebijakan Indonesia Sehat
• 9) Melaporkan pelaksanaan program Jamkesda secara berjenjang:
• Bupati/Walikota kepada Gurbenur
• Gurbenur kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Dalam
Negeri
Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri No 440/3890/SJ/2016
kepada Bupati/ Walikota
Seluruh Indonesia
DUKUNGAN REGULASI DALAM INTEGRASI JAMKESDA
PETA JALAN MENUJU KEPESERTAAN SEMESTA (UHC)
20% 50% 75% 100%
20% 50% 75% 100%
10% 30% 50% 70% 100% 100%
`Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019
USAHA BESAR 20% 50% 75% 100%
USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100%
USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100%
USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas,
Askes PNS, TNI Polri ke BPJS Kesehatan
Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & MikroPenyusunan
Sisdur
Kepesertaan &
Pengumpulan
Iuran
Pemetaan
Perusahaan &
sosialisasi
Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan
Integrasi Kepesertaan Jamkesda dan askes komersial ke BPJS
Kesehatan
Pengalihan
Kepesertaan
TNI/POLRI ke BPJS
Kesehatan
Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun
Sinkronisasi Data Kepesertaan: JPK
Jamsostek, Jamkesmas dan Askes
PNS/Sosial -- NIK
Penduduk yang dijamin di
berbagai skema 148,2 jt jiwa
111,6 juta peserta
dikelola BPJS
Keesehatan
60,07 Juta pst dikelola
o/ Badan Lain
257,5 juta peserta
(semua penduduk)
dikelola BPJS
Keesehatan
Tingkat Kepuasan
Peserta 85%
KEGIATAN:
Pengalihan, Integrasi, Perluasan
B
S
K
73,8 juta belum jadi
peserta
90,4juta belum jadi peserta
Perpres Dukungan
Operasional Kesehatan
bagi TNI Polri
86,4 juta PBI
30
ASPEK KEPESERTAAN (2) Integrasi Jamkesda ke dalam JKN
Kondisi Integrasi Jamkesda ke dalam JKN sampai dengan bulan
Feb 2017
No Keterangan Jumlah
1 Kab/Kota yang sudah integrasi 443
2 Kab/Kota yang memiliki Jamkesda dan belum integrasi 41
3 Kab/kota yang tidak memiliki Jamkesda 30
Jumlah 514
41 Kab/Kota yang memiliki program
Jamkesda namun belum integrasi ke
JKN
No. Provinsi Kabupaten/Kota No. Provinsi Kabupaten/Kota
1 RIAU Rokan Hilir 22 PAPUA Jayapura
2 SUMSEL Ogan Komering Ulu 23 PAPUA Kepulauan Yapen
3 SUMSEL Ogan Komering Ilir 24 PAPUA Paniai
4 SUMSEL Muara Enim 25 PAPUA Puncak Jaya
5 SUMSEL Musi Rawas 26 PAPUA Asmat
6 SUMSEL Banyu Asin 27 PAPUA Yahukimo
7 SUMSEL Ogan Komering Ulu Timur 28 PAPUA Pegunungan Bintang
8 SUMSEL Ogan Ilir 29 PAPUA Tolikara
9 SUMSEL Penukal Abab Lematang Ilir 30 PAPUA Sarmi
10 SUMSEL Musi Rawas Utara 31 PAPUA Waropen
11 SUMSEL Kota Palembang 32 PAPUA Supiori
12 SUMSEL Kota Prabumulih 33 PAPUA Mamberamo Raya
13 SUMSEL Kota Lubuklinggau 34 PAPUA Nduga
14 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 35 PAPUA Mamberamo Tengah
15 KEP. BABEL Bangka Barat 36 PAPUA Yalimo
16 KEPRI Natuna 37 PAPUA Puncak
17 NTT Malaka 38 PAPUA Dogiyai
18 KALSEL Kota Baru 39 PAPUA Intan Jaya
19 KALTIM Penajam Paser Utara 40 PAPUA Deiyai
20 SULSEL Gowa 41 PAPUA Kota Jayapura
21 PAPUA Jayawijaya
No. Provinsi Kabupaten/Kota No. Provinsi Kabupaten/Kota
1 SUMUT Nias 16 KALSEL Hulu Sungai Tengah
2 SUMUT Nias Selatan 17 SULTENG Morowali
3 JATIM Trenggalek 18 SULTENG Poso
4 JATIM Kediri 19 SULTENG Tojo Una-Una
5 JATIM Nganjuk 20 SULTENG Morowali Utara
6 JATIM Bojonegoro 21 SULTENG Bombana
7 JATIM Bangkalan 22 SULTENG Muna Barat
8 JATIM Sampang 23 SULTENG Buton Tengah
9 JATIM KotaPasuruan 24 SULTENG Buton Selatan
10 JATIM KotaBatu 25 MALUKU Maluku Tenggara
11 NTT Ende 26 MALUKU Maluku Tengah
12 NTT Ngada 27 MALUKU Seram Bagian Barat
13 NTT Manggarai 28 MALUKU KotaAmbon
14 NTT Rote Ndao 29 MALUKU KotaTual
15 NTT KotaKupang 30 PAPUA BARAT Pegunungan Arfak
30 Kab/Kota yang Tidak memiliki
program Jamkesda
Beberapa Penyebab Daerah belum
Melaksanakan Integrasi Jamkesda
1.Anggaran APBD yang tidak mencukupi
2.Data Peserta belum siap (Penduduk belum ada NIK)
3. Komitmen Pemerintah Daerah
Karakteristik Jamkesda saat ini
01
02
03
Iuran Jamkesda berbasis
ketersediaan anggaran
Variasi Benefit
Jamkesda Terkait Politik Praktis
Lokal
Tidak Ada Portabilitas dan
pelayanan terbatas
05
Pembayaran pada provider
umumnya masih FFS
06
Fleksibilitas dalam administrasi
kepesertaan ( cukup dengan SKTM, dll)04
Pelayanan Kesehatan dalam
Program Jaminan Kesehatan
Nasional
16047
18437
19969
20708
0
5000
10000
15000
20000
25000
2014 des 2014 2015 des 2016
2014 des 2014 2015 des 2016
JUMLAH FKTP PROVIDER JKN
JUMLAH RS PROVIDER JKN
Provider Jumlah
FKTP
(Puskesmas/ Klinik/Dokter
Praktek )
20.696
FKRTL (RS) 2.097
Apotik 2.131
Optik 972
Lab 333
Total 26.229
Fasilitas Kesehatan yang Melayani JKN
Data BPJS Kesehatan, Februari 2017
SUPPLY SIDE : PEMENUHAN FASILITAS KESEHATAN
KEWAJIBAN DAERAH DALAM URUSAN KESEHATAN
Menyiapkan infrastruktur / peralatan
kesehatan
Tersedianya Dokter/ Tenaga Medis
Tersedianya obat-obatan
- RSUD
- Puskesmas
- Pembangunan/perbaikan
- Menyiapkan dan merekrut tenaga dokter
sesuai kebutuhan (pola penyakit)
- Pengadaan obat-obatan
Sistem Informasi
PROVIDER JKN
FASKES RUJUKAN TK.
LANJUTAN (FKRTL)
RS PEMERINTAH & SWASTA,
KLINIK SPESIALIS
PUSKESMAS, DOKTER PRAKTEK,
KLINIK PRATAMA, RS D
PRATAMA
FASKES TK. PERTAMA
(FKTP)
SISTEM PELAYANAN JKN
3. TERSIER
2. SEKUNDER
1. FKTP/ GATE KEEPER
- Puskesmas
- Klinik Pratama
- Dokter Praktek Perorangan
Rujukan berjenjang
– Kewenangan
Kecuali Emergency
Portabilitas
JENIS PELAYANAN
Ambulans hanya diberikan utk pasien rujukan dari Faskes
dg kondisi tertentu yg ditetapkan oleh BPJS Kes.
Manfaat Jaminan
Kesehatan
Manfaat medis
pelayanan kesehatan
Manfaat non
Medis
akomodasi dan
ambulan
Pelayanan yang Dijamin dalam Program JKN
di FKTP
1. Administrasi Pelayanan
2. Pelayanan promotive dan preventif
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4. Tindakan medis non spesialistik
5. Pelayanan obat dan BMHP
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
7. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis
Pelayanan yang Dijamin dalam Program JKN
di FKRTL
1. Administrasi Pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis dasar
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
4. Tindakan medis spesialistik (bedan & non bedah) sesuai indikasi medis
5. Pelayanan obat dan BMHP
6. Pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan sesuai indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Pelayanan kedokteran forensic klinik
10. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Faskes
11. Pelayanan KB
12. Perawatan inap non intensif
13. Perawatan inap di ruang intensif
43
Tidak sesuai prosedur
Pelayanan diluar Faskes yg bekerjasama dgn BPJS
Pelayanan bertujuan kosmetik
General check up, pengobatan alternatif
Pengobatan utk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi
Yankes pd saat bencana
Pasien bunuh diri /penyakit yg timbul akibat kesengajaan utk
menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/narkoba
PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
Pelayanan Kesehatan pada Korban Kecelakaan Lalu lintas
Jika biaya perawatan telah melampaui
batas maksimal dan masih membutuhkan
perawatan, maka perawatan lanjutan
dijamin oleh JKN sesuai ketentuan yang
berlaku.
Sebagai Penjamin Pertama/
Primary Payer
Sebagai Penjamin Kedua/
Secondary Payer
Penjaminan peserta JKN yang mengalami KLL
baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, di
FKTP atau FKRTL sampai dengan batas
maksimal biaya perawatan yang diatur Peraturan
Menteri Keuangan No.36/PMK.010/2008 dan
Peraturan Menteri Keuangan No.36/PMK.010/
2008
Cara bayar Faskes JKN
BPJS KES
PEMBAYARAN
FASKES TK. PERTAMA
FASKES TK. LANJUTAN
INA CBGKAPITASI & Non Kapitasi
Pasal 39 Perpres 19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
PEMBAYARAN PELAYANAN JKN di FKTP
Permenkes No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan JKN, Pasal 4 :
Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP ditentukan dengan mempertimbangkan kriteria berikut
secara bertahap : Sumber daya manusia, Kelengkapan sarana dan prasarana, Lingkup pelayanan, dan
Komitmen pelayanan
1
Puskesmas
Ketersediaan SDM Dokter Dokter Gigi Besaran Kapitasi
- - 3,000
- 1 3,500
1 - 4,500
1 1 5,000
≥2 - 5,500
≥2 1 6,000
2
Klinik
1 - 8,000
≥2 - 9,000
≥2 1 10,000
3Dokter Praktek Mandiri 8,000
4Dokter Gigi 2,000
5RS Kelas D Pratama 10,000
6
FKTP daerah Terpencil &
kepulauan
dengan dokter 10,000
7
Tanpa Dokter
(Bidan/Perawat)
8,000
Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan :
Pemenuhan indikator yang meliputi :
1. Angka Kontak
2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik
3. Rasio Peserta Prolanis Berkunjung
4. Pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka
pendekatan keluarga
Akan diterapkan di seluruh Puskesmas, kecuali DTPK
47
Model Pembayaran INA-CBG di Era JKN
INA-
CBG
(1075 klpk
kasus RI &
RJ)
Special CMG
(Drugs,Procedu
res,
Investigation,
Prothesis,
Subacute,
Chronic)
Top Up
Payment,, FFS
(some medical
supplies,
chemoteraphy,
haemophilia
medicines,
chronic cases
medicine,
CAPD.,
Petscan)
Additional payment
Pengelompokkan Tarif INA-CBG 2016
berdasarkan Regionalisasi
Regional
1
Banten,
DKI Jakarta,
Jawa Barat,
Jawa Tengah,
DI Yogyakarta,
Jawa Timur
*perbedaan tarif antar wilayah akibat
adanya perbedaan harga obat/ alkes, dsb
dg acuan Indeks Harga Konsumen (BPS)
Regional
2
Sumatra Barat,
Riau,
Sumatra
Selatan,
Lampung,
Bali,
Nusa Tenggara
Barat
Regional
4
Kalimantan
Selatan,
Kalimantan
Timur,
Kalimantan
Utara
Kalimantan
Tengah
Regional 3
Nangro Aceh
Darussalam,
Sumatra Utara,
Jambi,
Bengkulu,
Bangka Belitung,
Kepulauan Riau,
Kalimantan Barat,
Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Barat,
Sulawesi Selatan,
Gorontalo.
Regional
5
Nusa Tenggara
Timur,
Maluku,
Maluku Utara,
Papua,
Papua Barat
Langkah Pembentukan Tarif
INA-CBG
DATA DASAR
DATA PEMBIAYAAN
TEMPLATE TXT
FILE
CBGS-N-LOS
(21 VAR)
CLEANING
EKSPLORING
UNIT COST
ANALISA
REKAP VARIABEL
CMI
COST WEIGHT
PRELEMINARY TARIF
TARIF
INPUT CCM TRIMING
AF
HBR
Data
Costing
Data Coding
CBGs COST
Tarif = HBR x CW x Af
Keterangan :
HBR = Hospital Base Rate ;
CW = Cost Weight ; Af = Adjustment factors
Top Down Costing
(stepdown allocation)
DATA UNTUK UPDATING TARIF INA-
CBG 2016
▪ Data Costing (data dari RS)
▪ Target sampel = 262 RS
▪ Kontributor/realisasi sampel = 157 RS (83 RS Pemerintah & 74 RS Swasta)
▪ Data Coding (data individual klaim dari BPJS)
 Jumlah kasus RI & RJ thn 2014
 Data dari BPJS = 33.598.562 record
 Data yang dapat dipakai = 17.932.115 record
Data Expenditure dari RS belum memuat obat dan reagen dari program
HIV/AIDS
Tarif FKRTL dalam Permenkes 52
Tahun 2016, Permenkes 64 Tahun 2016
dan Permenkes 4 Tahun 2017
1.Tarif INA-CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif rawat inap, dengan 6 (enam)
kelompok tarif RSCM; Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS
Kanker Dharmais, RSAB Harapan Kita, RS pemerintah dan swasta kelas A; RS
pemerintah dan swasta kelas B; RS pemerintah dan swasta kelas C; RS Pemerintah
dan Swasta Kelas D
2.Perbedaan Tarif RS pemerintah dan Swasta
3.Rasionalisasi Tarif INA-CBG yang dianggap terlalu terlalu rendah dan terlalu tinggi
4.Rasionalisasi sesuai dengan kompetensi rumah sakit
5. Top Up Payment Pada Hemofilia dan Thalasemia Rawat Inap dan rawat Jalan
6. Poli Eksekutif
7. Pengaturan Tambahan Biaya pada peserta yang naik kelas ke VIP
Pelayanan Rawat jalan Eksekutif di
Rumah Sakit Bagi Peserta JKN
▪ Dilaksanakan di RS yang telah terakreditasi, dengan persyaratan meliputi
ketenagaan, pengorganisasian , bangunan dan sarana prasarana
▪ RS yang g menyelenggarakan Pelayanan harus melakukan penilaian mandiri dan
hasilnya disampaikan kepada Menteri (untuk RS kelas A), Kepala Dinas Kesehatan
Prov (RS Kelas B) dan Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk Kelas C
▪ Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif Memiliki alur sendiri dan tidak boleh menggangu
pelayanan regular
▪ Pelayanan diakses oleh peserta umum atau peserta JKN kecuali PBI dan harus
memiliki surat rujukan dari FKTP
▪ Peserta jaminan kesehatan nasional yang menginginkan pelayanan rawat jalan
eksekutif, harus membayar tambahan biaya paket pelayanan rawat jalan eksekutif
paling banyak sebesar Rp 250.000 untuk setiap episode rawat jalan
Permenkes 5/ 2016 & Permenkes 4/2017
Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP
ayat (2) bPasal 25
untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap dari kelas 3 ke kelas 2, dari kelas 3 ke kelas
1, dan dari kelas 2 ke kelas 1, harus membayar selisih biaya antara tarif Ina CBG.
• Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP (satu tingkat diatas kelas 1):
1. Kelas 1 ke kelas VIP: pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari
tarif
Ina CBG di kelas 1
2. Kelas 2 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 2 + pembayaran tambahan biaya
paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG
di kelas 1
3. Kelas 3 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 3 + pembayaran tambahan biaya
paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG
di kelas 1
Permenkes 4 /2017
Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP
ayat (3)
Pasal 25
• Dalam hal peserta JKN menginginkan naik kelas ke kelas diatas
kelas VIP, harus membayar selisih biaya antara tarif RS dengan
tarif Ina CBG yang menjadi haknya
ayat (5)
Pasal 25
• Ketentuan mengenai tambahan biaya ditetapkan
direktur/kepala RS, kepala daerah, atau pemilik RS sesuai
status kepemilikannya
Permenkes 4 /2017
Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP
ayat (6)
Pasal 25
• RS wajib menginformasikan ketentuan mengenai selisih
biaya atau tambahan biaya seblm peserta menerima
pelayanan diatas kelas yg menjadi haknya
ayat (8)
Pasal 25
• Ketentuan mengenai selisih biaya dan tambahan
biaya diberlakukan mulai 1 Februari 2017
Pembiayaan Kesehatan dalam
Program Jaminan Kesehatan
Nasional
LANDASAN KEBIJAKAN
57
PENGELOLAAN DAN
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN DI FKTP MILIK PEMDA
Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
JKN Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah
Permenkes 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan
Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah
SE MDN Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Hal Petunjuk Teknis
Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Serta
Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014
58
Dana Kapitasi digunakan seluruhnya
untuk:
Jasa pelayanan kesehatan (Jaspel)
meliputi Jaspel perorangan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan
Operasional pelayanan kesehatan,
meliputi biaya Obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai dan biaya
operasional pelayanan kesehatan
lainnya
JASPEL DI FKTP DI
TETAPKAN SEKURANG
KURANGNYA 60% dari
Total Kapitasi yg diterima
dan Sisanya untuk
Operasional Pelayanan
Kes Lainnya
KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PROPORSI
JASPEL DAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN
KESEHATAN DIATUR DENGAN PERMENKES No. 21/ 2016
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016
59
No. VARIABEL DATA
1. Dana Kapitasi JKN FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk Jasa
Pelayanan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
2. Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangya 60% dari Dana Kapitasi
yang diterima
3. Penetapan Pemanfaatan ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Penetapan dengan mempertimbangkan:
a. Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka
mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan;
dan
c. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
PERMENKES 21/2016
PEMANFAATAN DANA KAPITASI
SUMBER BIAKES FKTP
60
PUSKESMAS
PROV
PUSAT
LAIN
KAB/KOTA
DEKON
DAK
APBD
BOK
PHLN
CSR
DUPLIKASI
LOKMIN & POA PUSKESMAS
SINERGIS
JKN
Program Indonesia
Sehat melalui
Pendekatan Keluarga
Pemanfaatan Dana BOK:
1. Transport lokal
2. Perjalanan dinas
3. Pembelian BHP;
bahan/material untuk
mendukung pelayanan
promotif preventif
4. Belanja cetak
/penggandaan
5. Belanja
makanan&minuman
6. Penyelenggaraan rapat
sosialisasi,pertemuan
7. Honorarium PNS dan non
PNS
Pemanfaatan Dana
Kapitasi:
1. Jasa Pelayanan
2. Dukungan Biaya
Operasional
Pelayanan
Kesehatan:
a.Belanja barang
operasional
b.Belanja Modal
Dana BOK
Dana
Kapitasi
Pendanaan yang terintegrasi pada Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga dengan memperhatikan:
1. Alokasi pembiayaan daerah dan Kebutuhan Puskesmas
2. Menghindari Pembiayaan ganda
3. Efektif dan Efisien
Permenkes 71/2016 Permenkes 21/2016Permenkes 39/2016
Pendanaan Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga
(1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar
5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di
luar gaji.
(2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
(3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang
besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran
kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah
UU No 36/2009 Tentang Kesehatan
Pasal 171
FRAUD
Provider:
Institusi &
Individu
Badan
Penyele
nggara
Peserta
UPAYA PENCEGAHAN KECURANGAN JKN
A. Provider harus melakukan upaya pencegahan kecurangan JKN terhadap
seluruh Klaim yang diajukan BPJS Kesehatan dengan cara:
1. Peningkatan kemampuan dokter dan petugas lain yang berkaitan
dengan klaim
2. Peningkatan manajemen dalam upaya deteksi dini kecurangan JKN
B. BPJS Kesehatan harus membangun sistem pencegahan kecurangan
melalui:
1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan
2. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan sebagai bagian dari
tata kelola organisasi
3. Pembentukan tim pencegahan kecurangan di BPJS K
D. Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan melalukan
fungsi pembinaan dan pengawasan melalui :
1. advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
2. Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM
3. Monev
C. Dinas Kesehatan harus membangun sistem pencegahan kecurangan
melalui:
1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan jKN
2. Pengembangan pelayanan kesehatan berorientasi pada kendali mutu
dan biaya
3. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan
Permenkes No.36 Tahun 2015
Peran Daerah dalam Pencegahan Fraud JKN
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalMuh Saleh
 
Standar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasStandar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasNurma Suri
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaMuh Saleh
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...BPJS Kesehatan RI
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGtaufans32
 
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandar
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandarEvaluasi program bok kabupaten polewali mandar
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandarMuh Saleh
 
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020 Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020 Agung Munandar
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013IdnJournal
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013IdnJournal
 
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015BPJS Kesehatan RI
 
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013IdnJournal
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS Zakiah dr
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaMuh Saleh
 
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCStrategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCditjenyankes
 
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Baru
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan BaruSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Baru
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan BaruPT. Trinity Auto
 

What's hot (19)

Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan NasionalJaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional
 
Standar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmasStandar pelayanan puskesmas
Standar pelayanan puskesmas
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANG
 
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandar
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandarEvaluasi program bok kabupaten polewali mandar
Evaluasi program bok kabupaten polewali mandar
 
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020 Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020
Pelaporan nsi edit 1 agustus 2020
 
Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013Kepmensos no. 147 tahun 2013
Kepmensos no. 147 tahun 2013
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013
 
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015
Materi Sosialisasi BPJS Kesehatan-Peserta Mandiri-Tahun 2015
 
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013Kepmenkes no. 326 tahun 2013
Kepmenkes no. 326 tahun 2013
 
Spm kesehatan
Spm kesehatanSpm kesehatan
Spm kesehatan
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
 
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHCStrategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
Strategi Kementerian Kesehatan dalam Menghadapi UHC
 
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Baru
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan BaruSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Baru
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan Baru
 

Similar to Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)

Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp ppsdm bu gema
Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp  ppsdm  bu gemaPengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp  ppsdm  bu gema
Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp ppsdm bu gemadini putri
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Tini Wartini
 
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021Segarnis Dhiasy
 
pembekalan ns kapusren kebijakan
pembekalan ns kapusren kebijakanpembekalan ns kapusren kebijakan
pembekalan ns kapusren kebijakanKarinaSyafarini
 
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19Tini Wartini
 
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
Pembekalan nsi  terbaru sept 2020Pembekalan nsi  terbaru sept 2020
Pembekalan nsi terbaru sept 2020Segarnis Dhiasy
 
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
Pembekalan nsi  terbaru sept 2020Pembekalan nsi  terbaru sept 2020
Pembekalan nsi terbaru sept 2020KarinaSyafarini
 
Kebijakan akreditasi kota mataram
Kebijakan akreditasi kota mataramKebijakan akreditasi kota mataram
Kebijakan akreditasi kota mataramNunung Hasanah
 
MateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfMateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfyosefkomar
 
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptxyuniati24
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidansri emilda
 
PPT KAJI BANDING.pptx
PPT KAJI BANDING.pptxPPT KAJI BANDING.pptx
PPT KAJI BANDING.pptxRadityaAngga4
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Segarnis Dhiasy
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)KarinaSyafarini
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Tini Wartini
 
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdf
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdfKMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdf
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdfssuserea3d08
 
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdf
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdfKMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdf
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdfSriRezki9
 
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxInstrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxSilvianaHendrawati
 

Similar to Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri) (20)

Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp ppsdm bu gema
Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp  ppsdm  bu gemaPengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp  ppsdm  bu gema
Pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi jkn pada fktp ppsdm bu gema
 
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
Edit pembekalan nsi 11 januari 2021 (1)
 
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021materi kebijakan pusrengun NSI 2021
materi kebijakan pusrengun NSI 2021
 
pembekalan ns kapusren kebijakan
pembekalan ns kapusren kebijakanpembekalan ns kapusren kebijakan
pembekalan ns kapusren kebijakan
 
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19
Kebijakan Penugasan Khsus Tenaga Kesehatan Individual pada Masa Pandemi COVID-19
 
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
Pembekalan nsi  terbaru sept 2020Pembekalan nsi  terbaru sept 2020
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
 
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
Pembekalan nsi  terbaru sept 2020Pembekalan nsi  terbaru sept 2020
Pembekalan nsi terbaru sept 2020
 
Kebijakan akreditasi kota mataram
Kebijakan akreditasi kota mataramKebijakan akreditasi kota mataram
Kebijakan akreditasi kota mataram
 
MateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfMateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdf
 
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx
18032024_Kebijakan PIDI dan PIDGI 2024(Penilaian Wahana) (1).pptx
 
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidanKepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang standar profesi bidan
 
PPT KAJI BANDING.pptx
PPT KAJI BANDING.pptxPPT KAJI BANDING.pptx
PPT KAJI BANDING.pptx
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
Materi pemanfaatan dana jkn & bok di puskesmas ( bapelkes cikarang)
 
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdf
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdfKMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdf
KMK_No_HK_01_07_MENKES_165_2023_ttg_Standar_Akreditasi_Puskesmas.pdf
 
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdf
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdfKMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdf
KMK-Standar-Akreditasi-Puskesmas-2023.pdf
 
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docxInstrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
Instrumen Kredensial_ahli_profesi.docx
 
Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
PAPARAN RKA-2020.pptx
PAPARAN RKA-2020.pptxPAPARAN RKA-2020.pptx
PAPARAN RKA-2020.pptx
 

Recently uploaded

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 

Recently uploaded (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 

Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri)

  • 1. Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (Kepesertaan Mandiri) Drs. Ismiwanto Cahyono, MARS Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Padang, 21 April 2017
  • 2. Outline ▪Pendahuluan ▪Perkembangan Regulasi ▪Perkembangan Kepesertaan ▪Peran Pemda dan K/L ▪Kebijakan Integrasi Jamkesda ke JKN ▪Pelayanan Kesehatan dan Pembiayaan ▪Penutup
  • 4. VISI DAN MISI PRESIDEN 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya PROGRAM INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA PENGUATAN YANKES PARADIGMA SEHAT JKN 3DIMENSIPEMBANGUNAN:PEMBANGUNANMANUSIA,SEKTOR UNGGULAN,PEMERATAANDANKEWILAYAHAN NORMAPEMBANGUNANKABINETKERJA DTPK KOTA KELUARGA SEHAT
  • 5. Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk (Universal Health Coverage) Adalah salah satu bentuk perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui penerapan sistem kendali biaya dan kendali mutu, dan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas bagi seluruh penduduk di wilayah Republik Indonesia. TUJUAN JKN AGAR MASYARAKAT DAPAT MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN YANG BERKUALITAS TANPA MENEMUI HAMBATAN FINANSIAL YANG BERARTI
  • 7. Mandat Konstitusi : “Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, …” - (Pembukaan UUD 1945 alinea 4) “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat ...,” - (Pasal 34 UUD 45 ayat 2) UNDANG-UNDANG NO. 40/2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) SJSN SEBAGAI KEWAJIBAN NEGARA
  • 8. REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN 1. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 2. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 3. Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan 4. Perpres No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 5. Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional 6. Kepmenkes No 328 Tahun 2013 tentang Formularium Nasional Perpres No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 NEW Permenkes No. 99 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Kepmenkes No.523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional  di revisi menjadi Kepmenkes 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium Nasional Tahun 2016
  • 9. REGULASI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN ERA JKN 7. Kepmenkes No. 455 Tahun 2013 tentang Asosiasi Faskes 8. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Thn 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan 9. Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer 10. Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik 11. Permenkes No. 24 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama 12. Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN 13. Permenkes No 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional Permenkes No. 64 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkes No. 52 Tahun 2016 14. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas 15. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP milik Pemerintah Daerah 16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi JKN untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah 17. Kepmenkes No HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Gigi 18. Peraturan BPJS Kesehatan No. 2 Tahun 2015 tentang Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi dan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Pada FKTP 19. Peraturan BPJS Kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 Permenkes No 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Permenkes No. 52 Tahun 2016
  • 11. Diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan Kepesertaan bersifat Wajib untuk seluruh penduduk di Indonesia Bertujuan untuk menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, UU 40 Tahun 2004 dan UU 24 Tahun 2011 Merupakan asuransi kesehatan Sosial dengan prinsip nirlaba, akuntabilotas, portabilitas, kegotongroyongan PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
  • 12. Perkembangan Jaminan Kesehatan di Indonesia Miskin dan Tidak Mampu PNS/Pensiunan PNS, TNI-POLRI Formal Sektor Pekerja Informal Miskin dan Tidak Mampu PNS/Pensiunan PNS, TNI-POLRI Formal Sektor Pekerja Informal -PBI APBN -Peserta yg didaftarkan oleh pemerintah daerah Kontribusi Rp. 23.000 POPB Pekerja Penerima Upah Kontribusi : 5% dari Upah Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja Kelas I : Rp.80.000 Kelas II: Rp.51.000 Kelas III: Rp.25.500 Sebelum Tahun 2014 Setelah Tahun 2014 Sumber : Perpres 19/2016 dan Perpres 28/2016
  • 13. Perkembangan Cakupan JKN/KIS Nasional 133,423,653 156,790,287 171,939,254 174,653,583 86,400,000 87,828,613 91,099,279 92,100,358 8,767,229 11,170,615 15,415,288 16,306,446 24,327,149 37,862,552 41,027,299 41,014,706 13,929,275 19,928,537 24,397,458 25,232,073 - 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000 2014 2015 2016 Maret 2017 Total Peserta PBI Peserta didaftarkan Pemda PPU PBPU dan BP Linear (Total Peserta) 52% 60% 67% 67,7% 2019 257 juta jiwa
  • 14. Cakupan Kepesertaan menuju UHC 2019 • Isu Kepesertaan (1) : Perluasan Cakupan Menuju UHC ? 2015 2016* 2017* 2019 Target Capaian 9595 85 61,9 77 68 60 Sumber : RPJMN 2015-2019 66,4 Kepesertaan 257,5 juta penduduk Indonesia di 2019 (Roadmap JKN ) 2. Perluasan Cakupan Kepesertaan sector PPU, PBPU dan BP 1. Integrasi Jamkesda ke dalam JKN 3. Pengalihan Askes PNS, BUMN, TNI Polri Kegiatan dalam mencapai UHC 2019
  • 15. ISU Kepesertaan (2) :Koordinasi antar kementerian dalam kepesertaan PBI Tiga K/L yang berperan dalam kepesertaan PBI (PP No.101/ 2012 tentang PBI dan perubahannya PP 76 Tahun 2015 ) 1. Menetapkan kriteria PBI 2. Melakukan Verifikasi dan Validasi kepesertaan PBI (TNP2K turut berperan dalam ranking pendapatan atas data BPS) 3. Menetapkan data PBI dan melakukan Perubahan data PBI paling lambat tiap 6 bulan sekali, saat ini dilakukan 1 bulan sekali 4. Menyampaikan hasil penetapan dan perubahan data PBI kepada ke Kementerian Kesehatan 1. Mendaftarkan peserta PBI ke BPJS Kesehatan 2. Menyampaikan usulan anggaran PBI kepada Kementerian Keuangan 3. Membayarkan Iuran PBI Kepada BPJS Kesehatan 1. Memberikan Nomer identitas tunggal kepada peserta PBI JKN 2. Mencetak dan mendistribusikan kartu 3. Membayarkan biaya Pelayanan Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan
  • 16. Target Kepesertaan PBI RPJMN dan RKP No TAHUN TARGET PESERTA CAPAIAN PESERTA % 1. 2014 86.400.000 86.400.000 100 2. 2015 88,231,816 87.882.867 97.7 3. 2016 92.400.000 91.125.019 97,3 4 2017 92.400.000 92.117.829* *(per 10 feb 2017) Perkembangan Kepesertaan PBI 2014-2017 ASPEK KEPESERTAAN (1) Pemda Berperan Aktif dalam Pemukhtahiran Data PBI JKN SK Mensos No.351/HUK/2016 menetapkan Jumlah PBI berdasarkan Basis Data Terpadu sebanyak 92,4 juta jiwa untuk Tahun 2017, yang terdiri atas: 1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebesar 92,3 juta jiwa (seluruh Indonesia) 2. Bayi Baru Lahir dari peserta PBI pada Tahun 2017 sebesar 100.000 jiwa
  • 17. JENIS KEPESERTAAN JUMLAH PESERTA Jiwa % A. Peserta PBI 1. PBI APBN 1.658.677 2. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda (PBI APBD) 611.401 SUBTOTAL A 2.270.078 42,66% B. Peserta NON PBI 1. Pekerja Penerima Upah (PPU) 727.473 2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 563.522 3. Bukan Pekerja (BP) 120.893 SUBTOTAL B 1.411.888 26,53% TOTAL 3.681.966 69,19% Cakupan Kepesertaan JKN Propinsi Sumbar Sumber: BPJS Kesehatan per 28 Februari 2017 Jumlah Penduduk : 5.321.500 Sumber: bps.go.id Proyeksi Penduduk Prop. Sumbar 2017
  • 18. 2015 2016 2017 TOTAL 03 SUMATERA BARAT KAB. KEP MENTAWAI 27,943 304 524 28,771 KAB. PESISIR SELATAN 157,085 7,496 9,682 174,263 KAB. PADANG PARIAMAN 139,061 6,487 2,871 148,419 KOTA PADANG 188,938 9,706 3,189 201,833 KOTA PARIAMAN 22,686 1,436 416 24,538 KAB. AGAM 144,759 7,880 3,401 156,040 KAB. PASAMAN 113,926 1,261 11,566 126,753 KOTA PADANG PANJANG 12,620 991 46 13,657 KOTA BUKITTINGGI 16,699 124 - 16,823 KAB. PASAMAN BARAT 144,298 9,222 3,629 157,149 KAB SOLOK 124,946 7,532 5,005 137,483 KAB. SWL SIJUNJUNG 62,793 6,961 1,326 71,080 KOTA SOLOK 14,143 795 100 15,038 KOTA SAWAHLUNTO 6,031 314 50 6,395 KAB. SOLOK SEL 47,691 4,121 1,223 53,035 KAB. DHARMASRAYA 53,134 2,805 1,443 57,382 KAB. TANAH DATAR 106,972 9,177 2,302 118,451 KAB. LIMA PULUH KOTA 127,915 9,883 5,498 143,296 KOTA PAYAKUMBUH 34,593 4,820 467 39,880 1,546,233 91,315 52,738 1,690,286TOTAL DISTRIBUSI KARTU INDONESIA SEHAT PROPINSI SUMATERA BARAT NO PROVINSI KAB/KOTA JUMLAH KIS Sumber: BPJS Kesehatan
  • 19. Pasal 3 1) Perubahan kepesertaan dari satu kepesertaan ke kepesertaan yang lain dilakukan paling banyak 1 (satu) kali dalam (1) satu bulan. 2) Aktivasi kepesertaan pada status kepesertaan baru, dimulai pada awal bulan berikutnya. Pasal 4 Peserta Pekeija Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja dapat berubah status kepesertaan menjadi Peserta: a. PBI; b. Pekeija Penerima Upah; atau c. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.
  • 20. Pasal 5 1) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta PBI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan terhadap Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja yang memenuhi kriteria sebagai fakir miskin dan orang tidak mampu. 2) Perubahan status kepesertaan menjadi Peserta PBI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 21. Pasal 6 (1) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta Pekeija Penerima Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dilakukan dengan memperhatikan jumlah anggota keluarga tertanggung. (2) Dalam hal jumlah anggota keluarga tertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melebihi hak Peserta, anggota keluarga yang dialihkan hanya sejumlah haknya. (3) Dalam hal jumlah anggota keluarga melebihi hak Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka anggota keluarga yang belum ditanggung sesuai hak Peserta: a. dialihkan menjadi anggota keluarga tambahan; atau b. tetap terdaftar sebagai Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah atau Peserta Bukan Pekerja. (4) Perubahan status kepesertaan Peserta Pekeija Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta Pekerja Penerima Upah dilakukan dengan melengkapi persyaratan pendaftaran Peserta Pekerja Penerima Upah.
  • 22. Pasal 7 (1)Perubahan status kepesertaan Peserta Pekeija Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja menjadi Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan melalui pendaftaran sebagai Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah. (2)Pendaftaran Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Perjanjian Kerja Sama BPJS Kesehatan dengan Pemerintah Daerah.
  • 23. Pasal 8 (1) Terhadap Peserta dengan tunggakan iuran tetap dapat dilakukan perubahan status kepesertaan. (2) Perubahan status kepesertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghapuskan kewajiban Peserta untuk melunasi tunggakan iuran Jaminan Kesehatan. (3) BPJS Kesehatan tetap melakukan pencatatan dan penagihan atas tunggakan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Peserta. (4) BPJS Kesehatan dalam melakukan penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat bekerja sama dengan instansi/ lembaga yang berwenang.
  • 25. Kepesertaan Supply Side Pemanfaatan Dana Kapitasi & Non Kapitasi Monev PEMERINTAH DAERAH PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM JKN
  • 26. Verifikasi dan Validasi Data PBI Jaminan Kesehatan Keterangan: 1. Verifikasi dan validasi dilakukan di Dinas Sosial melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Hasil verifikasi dan validasi diteruskan ke Dinas Sosial Propinsi, kemudian diteruskan ke unit kerja pengolah data dan informasi kesejahteraan sosial Kementerian Sosial. 2. Verifikasi dan validasi dilakukan dengan pengecekan langsung ke RT dan atau musyawarah desa menggunakan tabel instrumen 3. Penetapan hasil verifikasi dan validasi data PBI JK setiap 1 bulan sekali. Dinas Sosial Kab/Kota Dinas Sosial Propinsi Kementeri an Sosial
  • 27. JKN/ BPJSK Kementerian Kesehatan DJSN Kementerian Sosial Kementerian Keuangan Kementerian Dalam Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Pengawasan kepatuhan Badan Usaha terhadap JKN Pendataan dan Mutasi Peserta PBI Penyempurnaan regulasi, evaluasi pengkajian sistem tarif, ketersediaan obat dan alkes Tarif dan Iuran Pengawasan Mendorong Pemda untuk integrasikan Jamkesda dan mengoptimalkan system pelayanan kesehatan di daerah DPR KPK Asosiasi Faskes Organisasi Profesi PERAN K/L DALAM JKN
  • 29. • “Penduduk yang belum termasuk sebagai peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam Program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota” Perpres No. 111 tahun 2013 • Psl. 16 (1a) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah. • pasal 16A Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sebesar Rp 23.000,00 (dua puluh tiga ribu rupiah) POPB Perpres No 19 tahun 2016 • 3)Segera mengintegrasikan Jamkesda ke dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan untuk Daerah/ Kab Kota • 7) Menyusun kebijakan daerah dalam rangka pelaksanaan Sistem Kesehatan Daerah untuk mendukung Kebijakan Indonesia Sehat • 9) Melaporkan pelaksanaan program Jamkesda secara berjenjang: • Bupati/Walikota kepada Gurbenur • Gurbenur kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 440/3890/SJ/2016 kepada Bupati/ Walikota Seluruh Indonesia DUKUNGAN REGULASI DALAM INTEGRASI JAMKESDA
  • 30. PETA JALAN MENUJU KEPESERTAAN SEMESTA (UHC) 20% 50% 75% 100% 20% 50% 75% 100% 10% 30% 50% 70% 100% 100% `Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 USAHA BESAR 20% 50% 75% 100% USAHA SEDANG 20% 50% 75% 100% USAHA KECIL 10% 30% 50% 70% 100% USAHA MIKRO 10% 25% 40% 60% 80% 100% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas, Askes PNS, TNI Polri ke BPJS Kesehatan Perluasan Peserta di Usaha Besar, Sedang, Kecil & MikroPenyusunan Sisdur Kepesertaan & Pengumpulan Iuran Pemetaan Perusahaan & sosialisasi Pengukuran kepuasan peserta berkala, tiap 6 bulan Integrasi Kepesertaan Jamkesda dan askes komersial ke BPJS Kesehatan Pengalihan Kepesertaan TNI/POLRI ke BPJS Kesehatan Kajian perbaikan manfaat dan pelayanan peserta tiap tahun Sinkronisasi Data Kepesertaan: JPK Jamsostek, Jamkesmas dan Askes PNS/Sosial -- NIK Penduduk yang dijamin di berbagai skema 148,2 jt jiwa 111,6 juta peserta dikelola BPJS Keesehatan 60,07 Juta pst dikelola o/ Badan Lain 257,5 juta peserta (semua penduduk) dikelola BPJS Keesehatan Tingkat Kepuasan Peserta 85% KEGIATAN: Pengalihan, Integrasi, Perluasan B S K 73,8 juta belum jadi peserta 90,4juta belum jadi peserta Perpres Dukungan Operasional Kesehatan bagi TNI Polri 86,4 juta PBI 30
  • 31. ASPEK KEPESERTAAN (2) Integrasi Jamkesda ke dalam JKN Kondisi Integrasi Jamkesda ke dalam JKN sampai dengan bulan Feb 2017 No Keterangan Jumlah 1 Kab/Kota yang sudah integrasi 443 2 Kab/Kota yang memiliki Jamkesda dan belum integrasi 41 3 Kab/kota yang tidak memiliki Jamkesda 30 Jumlah 514
  • 32. 41 Kab/Kota yang memiliki program Jamkesda namun belum integrasi ke JKN No. Provinsi Kabupaten/Kota No. Provinsi Kabupaten/Kota 1 RIAU Rokan Hilir 22 PAPUA Jayapura 2 SUMSEL Ogan Komering Ulu 23 PAPUA Kepulauan Yapen 3 SUMSEL Ogan Komering Ilir 24 PAPUA Paniai 4 SUMSEL Muara Enim 25 PAPUA Puncak Jaya 5 SUMSEL Musi Rawas 26 PAPUA Asmat 6 SUMSEL Banyu Asin 27 PAPUA Yahukimo 7 SUMSEL Ogan Komering Ulu Timur 28 PAPUA Pegunungan Bintang 8 SUMSEL Ogan Ilir 29 PAPUA Tolikara 9 SUMSEL Penukal Abab Lematang Ilir 30 PAPUA Sarmi 10 SUMSEL Musi Rawas Utara 31 PAPUA Waropen 11 SUMSEL Kota Palembang 32 PAPUA Supiori 12 SUMSEL Kota Prabumulih 33 PAPUA Mamberamo Raya 13 SUMSEL Kota Lubuklinggau 34 PAPUA Nduga 14 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 35 PAPUA Mamberamo Tengah 15 KEP. BABEL Bangka Barat 36 PAPUA Yalimo 16 KEPRI Natuna 37 PAPUA Puncak 17 NTT Malaka 38 PAPUA Dogiyai 18 KALSEL Kota Baru 39 PAPUA Intan Jaya 19 KALTIM Penajam Paser Utara 40 PAPUA Deiyai 20 SULSEL Gowa 41 PAPUA Kota Jayapura 21 PAPUA Jayawijaya No. Provinsi Kabupaten/Kota No. Provinsi Kabupaten/Kota 1 SUMUT Nias 16 KALSEL Hulu Sungai Tengah 2 SUMUT Nias Selatan 17 SULTENG Morowali 3 JATIM Trenggalek 18 SULTENG Poso 4 JATIM Kediri 19 SULTENG Tojo Una-Una 5 JATIM Nganjuk 20 SULTENG Morowali Utara 6 JATIM Bojonegoro 21 SULTENG Bombana 7 JATIM Bangkalan 22 SULTENG Muna Barat 8 JATIM Sampang 23 SULTENG Buton Tengah 9 JATIM KotaPasuruan 24 SULTENG Buton Selatan 10 JATIM KotaBatu 25 MALUKU Maluku Tenggara 11 NTT Ende 26 MALUKU Maluku Tengah 12 NTT Ngada 27 MALUKU Seram Bagian Barat 13 NTT Manggarai 28 MALUKU KotaAmbon 14 NTT Rote Ndao 29 MALUKU KotaTual 15 NTT KotaKupang 30 PAPUA BARAT Pegunungan Arfak 30 Kab/Kota yang Tidak memiliki program Jamkesda
  • 33. Beberapa Penyebab Daerah belum Melaksanakan Integrasi Jamkesda 1.Anggaran APBD yang tidak mencukupi 2.Data Peserta belum siap (Penduduk belum ada NIK) 3. Komitmen Pemerintah Daerah
  • 34. Karakteristik Jamkesda saat ini 01 02 03 Iuran Jamkesda berbasis ketersediaan anggaran Variasi Benefit Jamkesda Terkait Politik Praktis Lokal Tidak Ada Portabilitas dan pelayanan terbatas 05 Pembayaran pada provider umumnya masih FFS 06 Fleksibilitas dalam administrasi kepesertaan ( cukup dengan SKTM, dll)04
  • 35. Pelayanan Kesehatan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
  • 36. 16047 18437 19969 20708 0 5000 10000 15000 20000 25000 2014 des 2014 2015 des 2016 2014 des 2014 2015 des 2016 JUMLAH FKTP PROVIDER JKN JUMLAH RS PROVIDER JKN Provider Jumlah FKTP (Puskesmas/ Klinik/Dokter Praktek ) 20.696 FKRTL (RS) 2.097 Apotik 2.131 Optik 972 Lab 333 Total 26.229 Fasilitas Kesehatan yang Melayani JKN Data BPJS Kesehatan, Februari 2017
  • 37. SUPPLY SIDE : PEMENUHAN FASILITAS KESEHATAN KEWAJIBAN DAERAH DALAM URUSAN KESEHATAN Menyiapkan infrastruktur / peralatan kesehatan Tersedianya Dokter/ Tenaga Medis Tersedianya obat-obatan - RSUD - Puskesmas - Pembangunan/perbaikan - Menyiapkan dan merekrut tenaga dokter sesuai kebutuhan (pola penyakit) - Pengadaan obat-obatan Sistem Informasi
  • 38. PROVIDER JKN FASKES RUJUKAN TK. LANJUTAN (FKRTL) RS PEMERINTAH & SWASTA, KLINIK SPESIALIS PUSKESMAS, DOKTER PRAKTEK, KLINIK PRATAMA, RS D PRATAMA FASKES TK. PERTAMA (FKTP)
  • 39. SISTEM PELAYANAN JKN 3. TERSIER 2. SEKUNDER 1. FKTP/ GATE KEEPER - Puskesmas - Klinik Pratama - Dokter Praktek Perorangan Rujukan berjenjang – Kewenangan Kecuali Emergency Portabilitas
  • 40. JENIS PELAYANAN Ambulans hanya diberikan utk pasien rujukan dari Faskes dg kondisi tertentu yg ditetapkan oleh BPJS Kes. Manfaat Jaminan Kesehatan Manfaat medis pelayanan kesehatan Manfaat non Medis akomodasi dan ambulan
  • 41. Pelayanan yang Dijamin dalam Program JKN di FKTP 1. Administrasi Pelayanan 2. Pelayanan promotive dan preventif 3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis 4. Tindakan medis non spesialistik 5. Pelayanan obat dan BMHP 6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama 7. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis
  • 42. Pelayanan yang Dijamin dalam Program JKN di FKRTL 1. Administrasi Pelayanan 2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis dasar 3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik 4. Tindakan medis spesialistik (bedan & non bedah) sesuai indikasi medis 5. Pelayanan obat dan BMHP 6. Pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan sesuai indikasi medis 7. Rehabilitasi medis 8. Pelayanan darah 9. Pelayanan kedokteran forensic klinik 10. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Faskes 11. Pelayanan KB 12. Perawatan inap non intensif 13. Perawatan inap di ruang intensif
  • 43. 43 Tidak sesuai prosedur Pelayanan diluar Faskes yg bekerjasama dgn BPJS Pelayanan bertujuan kosmetik General check up, pengobatan alternatif Pengobatan utk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi Yankes pd saat bencana Pasien bunuh diri /penyakit yg timbul akibat kesengajaan utk menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/narkoba PELAYANAN YANG TIDAK DIJAMIN
  • 44. Pelayanan Kesehatan pada Korban Kecelakaan Lalu lintas Jika biaya perawatan telah melampaui batas maksimal dan masih membutuhkan perawatan, maka perawatan lanjutan dijamin oleh JKN sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagai Penjamin Pertama/ Primary Payer Sebagai Penjamin Kedua/ Secondary Payer Penjaminan peserta JKN yang mengalami KLL baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, di FKTP atau FKRTL sampai dengan batas maksimal biaya perawatan yang diatur Peraturan Menteri Keuangan No.36/PMK.010/2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No.36/PMK.010/ 2008
  • 45. Cara bayar Faskes JKN BPJS KES PEMBAYARAN FASKES TK. PERTAMA FASKES TK. LANJUTAN INA CBGKAPITASI & Non Kapitasi Pasal 39 Perpres 19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
  • 46. PEMBAYARAN PELAYANAN JKN di FKTP Permenkes No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan JKN, Pasal 4 : Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP ditentukan dengan mempertimbangkan kriteria berikut secara bertahap : Sumber daya manusia, Kelengkapan sarana dan prasarana, Lingkup pelayanan, dan Komitmen pelayanan 1 Puskesmas Ketersediaan SDM Dokter Dokter Gigi Besaran Kapitasi - - 3,000 - 1 3,500 1 - 4,500 1 1 5,000 ≥2 - 5,500 ≥2 1 6,000 2 Klinik 1 - 8,000 ≥2 - 9,000 ≥2 1 10,000 3Dokter Praktek Mandiri 8,000 4Dokter Gigi 2,000 5RS Kelas D Pratama 10,000 6 FKTP daerah Terpencil & kepulauan dengan dokter 10,000 7 Tanpa Dokter (Bidan/Perawat) 8,000 Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan : Pemenuhan indikator yang meliputi : 1. Angka Kontak 2. Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik 3. Rasio Peserta Prolanis Berkunjung 4. Pelaksanaan kunjungan rumah dalam rangka pendekatan keluarga Akan diterapkan di seluruh Puskesmas, kecuali DTPK
  • 47. 47 Model Pembayaran INA-CBG di Era JKN INA- CBG (1075 klpk kasus RI & RJ) Special CMG (Drugs,Procedu res, Investigation, Prothesis, Subacute, Chronic) Top Up Payment,, FFS (some medical supplies, chemoteraphy, haemophilia medicines, chronic cases medicine, CAPD., Petscan) Additional payment
  • 48. Pengelompokkan Tarif INA-CBG 2016 berdasarkan Regionalisasi Regional 1 Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur *perbedaan tarif antar wilayah akibat adanya perbedaan harga obat/ alkes, dsb dg acuan Indeks Harga Konsumen (BPS) Regional 2 Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat Regional 4 Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara Kalimantan Tengah Regional 3 Nangro Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo. Regional 5 Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat
  • 49. Langkah Pembentukan Tarif INA-CBG DATA DASAR DATA PEMBIAYAAN TEMPLATE TXT FILE CBGS-N-LOS (21 VAR) CLEANING EKSPLORING UNIT COST ANALISA REKAP VARIABEL CMI COST WEIGHT PRELEMINARY TARIF TARIF INPUT CCM TRIMING AF HBR Data Costing Data Coding CBGs COST Tarif = HBR x CW x Af Keterangan : HBR = Hospital Base Rate ; CW = Cost Weight ; Af = Adjustment factors Top Down Costing (stepdown allocation)
  • 50. DATA UNTUK UPDATING TARIF INA- CBG 2016 ▪ Data Costing (data dari RS) ▪ Target sampel = 262 RS ▪ Kontributor/realisasi sampel = 157 RS (83 RS Pemerintah & 74 RS Swasta) ▪ Data Coding (data individual klaim dari BPJS)  Jumlah kasus RI & RJ thn 2014  Data dari BPJS = 33.598.562 record  Data yang dapat dipakai = 17.932.115 record Data Expenditure dari RS belum memuat obat dan reagen dari program HIV/AIDS
  • 51. Tarif FKRTL dalam Permenkes 52 Tahun 2016, Permenkes 64 Tahun 2016 dan Permenkes 4 Tahun 2017 1.Tarif INA-CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif rawat inap, dengan 6 (enam) kelompok tarif RSCM; Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RSAB Harapan Kita, RS pemerintah dan swasta kelas A; RS pemerintah dan swasta kelas B; RS pemerintah dan swasta kelas C; RS Pemerintah dan Swasta Kelas D 2.Perbedaan Tarif RS pemerintah dan Swasta 3.Rasionalisasi Tarif INA-CBG yang dianggap terlalu terlalu rendah dan terlalu tinggi 4.Rasionalisasi sesuai dengan kompetensi rumah sakit 5. Top Up Payment Pada Hemofilia dan Thalasemia Rawat Inap dan rawat Jalan 6. Poli Eksekutif 7. Pengaturan Tambahan Biaya pada peserta yang naik kelas ke VIP
  • 52. Pelayanan Rawat jalan Eksekutif di Rumah Sakit Bagi Peserta JKN ▪ Dilaksanakan di RS yang telah terakreditasi, dengan persyaratan meliputi ketenagaan, pengorganisasian , bangunan dan sarana prasarana ▪ RS yang g menyelenggarakan Pelayanan harus melakukan penilaian mandiri dan hasilnya disampaikan kepada Menteri (untuk RS kelas A), Kepala Dinas Kesehatan Prov (RS Kelas B) dan Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk Kelas C ▪ Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif Memiliki alur sendiri dan tidak boleh menggangu pelayanan regular ▪ Pelayanan diakses oleh peserta umum atau peserta JKN kecuali PBI dan harus memiliki surat rujukan dari FKTP ▪ Peserta jaminan kesehatan nasional yang menginginkan pelayanan rawat jalan eksekutif, harus membayar tambahan biaya paket pelayanan rawat jalan eksekutif paling banyak sebesar Rp 250.000 untuk setiap episode rawat jalan Permenkes 5/ 2016 & Permenkes 4/2017
  • 53. Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP ayat (2) bPasal 25 untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap dari kelas 3 ke kelas 2, dari kelas 3 ke kelas 1, dan dari kelas 2 ke kelas 1, harus membayar selisih biaya antara tarif Ina CBG. • Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP (satu tingkat diatas kelas 1): 1. Kelas 1 ke kelas VIP: pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG di kelas 1 2. Kelas 2 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 2 + pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG di kelas 1 3. Kelas 3 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 3 + pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari tarif Ina CBG di kelas 1 Permenkes 4 /2017
  • 54. Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP ayat (3) Pasal 25 • Dalam hal peserta JKN menginginkan naik kelas ke kelas diatas kelas VIP, harus membayar selisih biaya antara tarif RS dengan tarif Ina CBG yang menjadi haknya ayat (5) Pasal 25 • Ketentuan mengenai tambahan biaya ditetapkan direktur/kepala RS, kepala daerah, atau pemilik RS sesuai status kepemilikannya Permenkes 4 /2017
  • 55. Pengaturan Iur Biaya Peserta JKN yang Naik Kelas Ke VIP ayat (6) Pasal 25 • RS wajib menginformasikan ketentuan mengenai selisih biaya atau tambahan biaya seblm peserta menerima pelayanan diatas kelas yg menjadi haknya ayat (8) Pasal 25 • Ketentuan mengenai selisih biaya dan tambahan biaya diberlakukan mulai 1 Februari 2017
  • 56. Pembiayaan Kesehatan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional
  • 57. LANDASAN KEBIJAKAN 57 PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN DI FKTP MILIK PEMDA Perpres 32/2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah Permenkes 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah SE MDN Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014, Hal Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemerintah Daerah PEMANFAATAN DANA KAPITASI
  • 58. IMPLEMENTASI PERPRES 32/2014 58 Dana Kapitasi digunakan seluruhnya untuk: Jasa pelayanan kesehatan (Jaspel) meliputi Jaspel perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan Operasional pelayanan kesehatan, meliputi biaya Obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya JASPEL DI FKTP DI TETAPKAN SEKURANG KURANGNYA 60% dari Total Kapitasi yg diterima dan Sisanya untuk Operasional Pelayanan Kes Lainnya KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PROPORSI JASPEL DAN BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN DIATUR DENGAN PERMENKES No. 21/ 2016 PEMANFAATAN DANA KAPITASI
  • 59. IMPLEMENTASI PERMENKES 21/2016 59 No. VARIABEL DATA 1. Dana Kapitasi JKN FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk Jasa Pelayanan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan 2. Jasa Pelayanan Kesehatan sekurang-kurangya 60% dari Dana Kapitasi yang diterima 3. Penetapan Pemanfaatan ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan Penetapan dengan mempertimbangkan: a. Tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah; b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target kinerja di bidang upaya kesehatan perorangan; dan c. Kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. PERMENKES 21/2016 PEMANFAATAN DANA KAPITASI
  • 61. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga Pemanfaatan Dana BOK: 1. Transport lokal 2. Perjalanan dinas 3. Pembelian BHP; bahan/material untuk mendukung pelayanan promotif preventif 4. Belanja cetak /penggandaan 5. Belanja makanan&minuman 6. Penyelenggaraan rapat sosialisasi,pertemuan 7. Honorarium PNS dan non PNS Pemanfaatan Dana Kapitasi: 1. Jasa Pelayanan 2. Dukungan Biaya Operasional Pelayanan Kesehatan: a.Belanja barang operasional b.Belanja Modal Dana BOK Dana Kapitasi Pendanaan yang terintegrasi pada Program Indonesia Sehat Melalui Pendekatan Keluarga dengan memperhatikan: 1. Alokasi pembiayaan daerah dan Kebutuhan Puskesmas 2. Menghindari Pembiayaan ganda 3. Efektif dan Efisien Permenkes 71/2016 Permenkes 21/2016Permenkes 39/2016 Pendanaan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
  • 62. (1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. (2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. (3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah UU No 36/2009 Tentang Kesehatan Pasal 171
  • 63. FRAUD Provider: Institusi & Individu Badan Penyele nggara Peserta UPAYA PENCEGAHAN KECURANGAN JKN A. Provider harus melakukan upaya pencegahan kecurangan JKN terhadap seluruh Klaim yang diajukan BPJS Kesehatan dengan cara: 1. Peningkatan kemampuan dokter dan petugas lain yang berkaitan dengan klaim 2. Peningkatan manajemen dalam upaya deteksi dini kecurangan JKN B. BPJS Kesehatan harus membangun sistem pencegahan kecurangan melalui: 1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan 2. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan sebagai bagian dari tata kelola organisasi 3. Pembentukan tim pencegahan kecurangan di BPJS K D. Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan melalukan fungsi pembinaan dan pengawasan melalui : 1. advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis 2. Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM 3. Monev C. Dinas Kesehatan harus membangun sistem pencegahan kecurangan melalui: 1. Penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan kecurangan jKN 2. Pengembangan pelayanan kesehatan berorientasi pada kendali mutu dan biaya 3. Pengembangan budaya pencegahan kecurangan Permenkes No.36 Tahun 2015 Peran Daerah dalam Pencegahan Fraud JKN