Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
18 cara meningkatkan motivasi
1. 18 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
Posted on 11 September 2010 by AKHMAD SUDRAJAT — 27 Komentar
Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian
kinerja atau prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban
guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya.
Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang
dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas.
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan
menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses
belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba
sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas.
Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat,
diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis,
berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan
jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas
berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
Jangan berikan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik
karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun
realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi
siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan
banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan
belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di
suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang
2. kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti
proses belajar.
5. Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala
tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut
dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat
siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan
cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan
kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara
jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka
merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai
dengan Anda.
6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan
hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya
dan terus pantau perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu
dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara
mencapainya.
8. Hindari kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar
dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan
untuk membanding-bandingan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan
diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja
sama.
9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang
positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata
positif dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri.
Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa
datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan
siswa Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan
kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda
merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang
lain untuk berprestasi.
3. 11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka
para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri
dan antusias di depan kelas.
12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan
terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa
untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan
bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan
motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan
kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa
(biasanya bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena
berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat
melahirkan motivasi internal.
14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal
ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan
seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi
sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut
bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
16. Hindarilah komentar buruk
Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri
akan performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada
para siswa di kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus
selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati,
kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.
17. Kenali minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa
minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam
pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap
termotivasi dalam belajar.
4. 18. Peduli dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian.
Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan
perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai
karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah
membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana
Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda
ketika anda masih menjadi siswa.
==========
Berbagi di:
144Bagikan pada Facebook(Membuka di jendela yang baru)
1Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
6Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
Terkait
Pengembangan Aktivitas, Kreativitas dan Motivasi SiswaIn "PEMBELAJARAN"
Tujuh Prinsip Praktik Pembelajaran yang BaikIn "PEMBELAJARAN"
Peran Guru sebagai MotivatorIn "PEMBELAJARAN"
Perihal AKHMAD SUDRAJAT
[ AKHMAD SUDRAJAT adalah seorang praktisi pendidikan di Kadugede-Kabupaten
Kuningan ]
‹ Konsep Program Induksi Bagi Guru Pemula (PIGP)
Apa Pendidikan Karakter itu? ›
Tagged with: Artikel, Pendidikan, Pengelolaan Kelas, Psikologi Pendidikan
Ditulis dalam PEMBELAJARAN, PSIKOLOGI
27 comments on “18 Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”
‹ Older comments
1. Sriwigati mengatakan:
3 Maret 2014 pukul 08:52
Terima kasih, Pak. Mohon izin, artikel Bapak hendak saya pergunakan untuk
menambah wawasan pengetahuan dan sikap saya selanjutnya
5. 2. aat farihat unaidah mengatakan:
15 Oktober 2013 pukul 08:45
terimakasih dengan artikel yang bapak tuliskan di sini jadi menambah wawasan bagi
saya sebagai guru bimbingan dan konseling semoga anak anak didik kita menjadi
seorang generasi yang propesional dan amanah terhadap dirinya dan masarakat di
sekitarnya.
3. Fileksius Gulo (@fileksius_gulo) mengatakan:
8 Juli 2013 pukul 07:49
trimakasih,,,cukup membantu.
4. Peran Guru sebagai Motivator | Remaja mengatakan:
6 Juli 2013 pukul 16:21
[…] dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada
pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa […]
5. Yuyuntri mengatakan:
15 November 2011 pukul 10:56
Termasuk saya kita cenderung melemparkan kesalahan pada siswa, padahal
sebenarnya kesalahan itu ada pada diri kita yg tidak mau memperbaiki diri alias
Jaim…Trims artikelnya saya jadi bisa introspeksi diri
6. buncit mengatakan:
7 Desember 2010 pukul 15:26
tips’a ok2 pi tidk da solusi’a..
jd bgaimana cra menyikapi’a
7. hizb. mengatakan:
7 November 2010 pukul 15:22
Matur nuwun pak Guru? nek saget disukani footnote nggih
‹ Older comments
berkunjung, berfikir dan berkomentar...
6. Artikel Terbaru
Permendikbud Terbaru tentang Kurikulum 2013 [Edisi Oktober 2014]
Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
[UU No. 23/2014] Pembagian Urusan Pendidikan Antara Pemerintah Pusat
dengan Daerah
Saya bukan Pengelola Blog http://akhmadsudrajat.com!
Kepemimpinan SBY Selama 10 Tahun dalam Bidang Pendidikan
Statistik Blog
15,637,613 Kunjungan
Facebook LinkedIn Twitter Google
+
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh
karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar
yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini
dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman
siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang
pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang
ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh
sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
7. mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk
momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat
siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat
penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat
bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah
membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan
segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang
lucu.
d. Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa.
Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus
didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa
sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174).
Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa uingin tahu siswa di
dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi
pembelajaran yang menharik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya,
untuk membAngkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film,
mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar
melalui radio, karya wiasata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
e. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat
dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang
dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik,
2009:167). Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji
secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang
keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan
kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan penilaian
8. Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar
dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh
karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui
hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak
memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa
selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang
positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar
secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan
lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya,
2009:21).
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik
tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus
menerus (Prayitno, 1989:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi
dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.
h. Ciptakan persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses
pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus
mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok
maupun antar individu.
Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yeng
memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative
learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain
persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap
perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan
cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah
diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno,
1989:22-230). Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.
9. Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan
siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja
keras (Isjoni, 2008:162). Oleh karena itu, usaha dan perhatian guru yang besar lebih
diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka
memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya
motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti
memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan
menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan
dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan mmemmbangkitkan motivasi dengan
cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan
cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi dengan cara negatif dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang :
Unnes Press
Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta ; PT
Rineka Cipta
Djiwandono, S.E.W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Grasindo
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan PembelajaraN. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Isjoni. 2008. ‘Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Pelajaran Sejarah di Sekolah’.
Dalam Isjoni dan Ismail (Eds.). 2008. Model- Model Pembelajaran Mutakhir ; Perpaduan
Indonesia-Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 145-170
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta :
Debdikbud
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group