Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan bahasa pada remaja, meliputi pengertian perkembangan bahasa, tahapan perkembangan bahasa, pengaruh bahasa gaul, perbedaan individu, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja. Dokumen ini juga memberikan contoh-contoh bahasa gaul yang digunakan di kalangan remaja.
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
Perkembangan bahasa pada anak-anak sangat penting karena anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill) melalui berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak dan menciptakan suatu hubungan sosial. Proses perkembangan tersebut melalui berbagai tahapan-tahapan perkembangan bahasa anak, mulai kanak-kanak sampai dengan penguasaan usia sekolah. Dalam tahapan penguasaan bahasa inilah peran orang tua sebagai orang terdekat sangat dibutuhkan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PERKEMBANGAN BAHASA
REMAJA
KELOMPOK 2
Auliyan Nisa M. (1100668)
Diana Finaldia
(1101960)
Haniyyah M.
(1101072)
M. Tegar Putra
(1103521)
Titi Nurdiati
(1100130)
Zeni Ismatullah
(1101788)
3. Pengertian Perkembangan
Bahasa
Para ahli psikologi perkembangan
mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai
kemampuan individu dalam menguasai
kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika
pengucapannya dalam kurun waktu tertentu
sesuai dengan perkembangan umur
kronologisnya.
4. Tahapan Perkembangan
Bahasa
• Perkembangan berbahasa individu
menurut Berk (1989) dapat dibagi
menjadi 4 komponen, yaitu:
Fonologi (phonology)
bagaimana individu memahami
dan menghasilkan bunyi bahasa.
Semantik (semantics)
merujuk kepada makna kata atau
cara yang mendasari konsepkonsep yang diekspresikan dalam
kata-kata atau kombinasi kata.
5. Tahapan Perkembangan
Bahasa
Tata bahasa (grammar)
penguasaan kosakata dan
memodifikasikan cara-cara yang
bermakna. Meliputi 2 aspek:
sintak (syntax) & morfologi
(morphology)
Pragmatik (pragmatics)
bagaimana menggunakan bahasa
dengan baik ketika berkomunikasi
dengan orang lain.
6. Tahapan Perkembangan Bahasa
• Tahapan perkembangan bahasa dapat
dibedakan ke dalam tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Tahap pralinguistik atau meraban
2. Tahap holofrastik atau kalimat satu
kata (1,0-1,8 tahun)
3. Tahap kalimat dua kata (1,6-2 tahun)
4. Tahap pengembangan tata bahasa
awal (2-5 tahun)
5. Tahap pengembangan tata bahasa
lanjutan (5-10 tahun)
6. Tahap kompetensi lengkap (11 tahundewasa)
7. Didukung oleh perkembangan kognitif yang
menurut Jean Piaget telah mencapai tahap
operasional formal.
Remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip
berfikir formal atau berfikir ilmiah secara baik pada
setiap situasi.
Mengalami peningkatan kemampuan dalam
menyusun pola hubungan secara komprehensif.
Membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi.
Munculnya istilah-istilah khusus dikalangan
remaja.
8. Kognisi : Tinggi rendahnya kognisi
individu akan memengaruhi cepatlambatnya perkembangan bahasa individu.
Pola Komunikasi dalam Keluarga :
Keluarga yang pola komunikasinya banyak arah atau
interaksinya relatif demokratis akan mempercepat
perkembangan bahasa anggota keluarganya
dibanding yang menerapkan pola komunikasi dan
interaksi sebaliknya.
9. Jumlah Anggota Keluarga : keluarga yang memiliki
banyak anggota keluarga, perkembangan bahasanya lebih
cepat karena terjadi komunikasi yang bervariasi.
Posisi Urutan Kelahiran : Perkembangan bahasa
anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat
ketimbang anak sulung atau anak bungsu.
Kedwibahasaan : Anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu akan
lebih bagus dan lebih cepat perkembanga bahasanya karena
anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.
10. Perbedaan Individual dalam Perkembangan
Bahasa
• Nelson mengatakan bahwa ada dua tipe
perkembangan anak dalam penguasaan bahasa:
1. Anak dengan tipe referensial cenderung
berpandangan bahwa sebagian besar bahasa
digunakan untuk membicarakan benda-benda.
2. Anak dengn tipe ekspresif cenderung
berpandangan bahwa sebagian besar bahasa
digunakan untuk membicarakan dirinya dengan
orang lain dan sekaligus untuk mengekspresikan
perasaan, kebutuhan, dan kondisi sosial lainnya.
11. Perbedaan Individual dalam
Perkembangan Bahasa
• Remaja yang berasal dari lingkungan yang
berbeda juga akan berbeda-beda pula
kemampuan dan perkembangan bahasanya.
• Perbedaan individu pada setiap kemampuan
berbahasa akan meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Semakin bertambah usia,
semakin luas, dan bervariasinya lingkungan
hidup dan lingkungan pergaulan.
12. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap
Bahasa Remaja
• Bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia
nonformal yang digunakan oleh komunitas
tertentu atau di daerah tertentu untuk
pergaulan (KBBI, 2008: 116).
• Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan
remaja untuk menyampaikan hal-hal yang
dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau
agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa
yang sedang dibicarakannya. Masa remaja
memiliki karakteristik antara lain petualangan,
pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini
tercermin juga dalam bahasa mereka.
Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif
13. Contoh Bahasa Gaul
• Alay : Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orangorang kampung yang bergaya norak. Alay sering
diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
• Prikitiw : Adalah celutukan yang ditujukan pada
pasangan yang tertangkap basah melakukan
perselingkuhan. Adalah Sule, seorang komedian
lokal, yang melontarkan celetukan nakal yang kini
menjadi bahasa pergaulan itu.
• LOL : Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama
dalam komunikasi chatting. Kata itu merupakan
singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti "Tertawa
Terbahak-bahak“
• Krik : suara jangkrik. Istilah ini biasaya digunakan
dalam pembicaraan di dunia maya, untuk
menggambarkan kondisi yang sangat tidak lucu.
14. KESIMPULAN
• Karakteristik perkembangan berbahasa pada
remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif dan sejalan dengan
perkembangan kognitifnya.
• Agar kemapuan berbahasa remaja dapat
berkembang optimal, remaja perlu dikenalkan
dengan lingkungan yang memiliki kemampuan
berbahasa yang variatif. Situasi yang menunjang
perkembangan bahasa juga perlu diciptakan
dan dikembangkan oleh guru di sekolah. Di sisi
lain masyarakat perlu memberikan dukungan
yang bersifat kondisi psikologis dan
sosiokultural bagi perkembangan bahasa
remaja.
16. PERTANYAAN
• Mutiara
Loe gue itu bahasa betawi asli kenapa jadi bahasa gaul ??
• Mulyani
Dengan maraknya bahasa gaul akan kah merusak tatananan,
harus kah dibuat UUD ??
• Hasni
Pengaruh relasi antara remaja dan orang tua
• Desi
Tips biar di acara formal kita ga ngomong bahasa gaul ??
• Kang dede
Bagaimana menangani anak2 yang kena penyakit bahasa ??