SlideShare a Scribd company logo
Business Ethics & Good Governance
Globalization and Business Ethics
Disusun Oleh:
Fatinah Ghiyats 55118110042
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
A. Globalisasi dan Etika Bisnis
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Dalam lingkup yang besar,
Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara tidak
mungkin merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki dan tidak dapat
bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya
perdagangan internasional yang lebih luas. Seperti Ekspor-Impor multinasional yang
saat ini menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi
pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri. Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri
selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi
yang ada.
Hal ini sangat menguntungkan bagi developing country yang mendapat keuntungan
dengan kemudahan untuk mengekspor barang ke luar dan kemudahan untuk
mendapatkan investor asing sebagai penanam dana serta modal bagi usaha-usaha dalam
negeri. Sedangkan lebih mudah bagi developed country dalam mendapatkan barang/jasa
yang mereka inginkan.
Globalisasi juga meningkatkan peluang yang bagi suatu perusahaan. Meningkatnya rasa
saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-negara
memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Namun karena meluasnya
kesempatan bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan usahanya ke luar
negara, munculah pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya
penguasaan pangsa pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah
kebawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing karena perusahaan besar telah
mulai merambah untuk menguasai bisnis dari hulu ke hilir. Perlu adanya sanksi yang
tegas mengenai larangan prakti monopoli dan usaha yang tidak sehat agar dapat
mengurangi terjadinya pelenggaran etika bisnis.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
• Sistematik masalah dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul
mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
• Korporasi permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas,
kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai
keseluruhan.
• Individu permasalahan dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar
individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang
moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian diri
Artinya pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam
bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah
etika bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan Tanggungjawab sosial (Social Responsibility)
Artinya, pelaku bisnis disini diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggungjawab
terhadap sekitar tidak dilihat dari aspek "uang" saja melainkan dalam segala aspek.
Biasanya para pelaku bisnis hanya memberikan sumbangan saja dalam
memperlihatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar.
3. Mempertahankan jati diri dari pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan Persaingan Yang Sehat
Artinya, dalam dunia bisnis tidak akan terlepas dari yang namanya persaingan, tapi
disini kita harus bisa membuat persaingan tersebut menjadi persaingan yang sehat,
tidak mematikan pelaku bisnis yang lain, serta menjalin hubungan yang erat.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang.
Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan
dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan
lingkungan dan keadaan di masa datang walaupun saat sekarang merupakan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelence, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
Ketika pelaku bisnis telah menghindari sikap diatas maka tidak akan terjadi kasus
yang akan mencemarkan nama bangsa.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah
Artinya kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece”
dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga
jangan memaksakan diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling
percaya(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya
yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara
pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan
kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Konsekuensi dan konsistensi dengan aturan main menentukan konsep etika yang
telah dibuat. Percuma, jika tidak dijalankan dengan konsekuen dan konsisten.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Menuangkan ke Dalam Hukum Positif
Maksudnya adalah dengan memberikan peraturan-peraturan untuk menjamin
kepastan hukum dari etika bisnis.
Etika juga dapat mempererat kerjasama antara satu karyawan dengan karyawan yang
lain, antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain maupun karyawan dengan
perusahaan serta tetap menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat
sekitar agar dapat mendukung bisnis yang sedang dijalani. Etika bisnis juga dapat
menghindari dari segala bentuk tindak kecurangan yang juga akan meningkatkan
kelancaran dan kelangsungan bisnis.
B. Etika Bisnis dalam Persaingan
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan
konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen,
harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang
sama dari setiap usaha. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua
pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil serta produsan sendiri, karena akan
menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai
moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan
bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin
penting dalam upaya menegakkan persaingan sehat yang kondusif.
Dalam bisnis, Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang
lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen
akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen
secara efisien, namun sebaliknya apabila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami
kerugian dan kebangkrutan.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Disini
persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah
dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan
dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan
mengandalkan profesionalisme.
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang
memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan
tidak menolerir tindakan yang tidak etis seperti diskriminasi dalam jenjang karier.
Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh
karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan. Untuk memudahkan
penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang
terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni
dengan cara menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik, memperkuat sistem
pengawasan, menyelenggarakan pelatihan untuk karyawan secara terus menerus.
Manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya harga yang
semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun
kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang
member kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing
ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau
menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif
dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang
mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan
sebesarnya-sebesarnya. Dan dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan
keuntungan dan hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan
sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector
industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir.
C. Contoh Kasus Oreo
Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah
produk biskuit. Salah satu produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Oreo
yang diproduksi oleh PT.Kraft Foods Inc. Menurut CEO Kraft, Irene Rosenfeld, Kraft
saat ini merupakan pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek-
merek ternama diseluruh dunia. Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio lengkap
dengan merek-merek produk yang tersebar diseluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz,
Chip's Ahoy, Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda,
Tuc, dan Tiki. Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen, pangsa pasar biskuit
susu dikuasai oleh biskuit Danone dan Oreo.
Berdasarkan hasil penelitian BPOM pada September 2008 ditemukan bahwa semua
produk yang mengandung susu dan berasal dari Cina positif mengandung melamin
sebesar 8.51 mg/kg sampai dengan 945.86 mg/kg, dan salah satu produk yang
mengandung melamin adalah produk Oreo Wafer Sticks produksi PT. Nabisco Food
(Suzhou) Co.Ltd, China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan sebesar
361.69 mg/kg. Namun adanya pemberitaan media massa yang kurang spesifik dan
informatif serta adanya kesalahan pemaknaan yang diterima masyarakat telah membuat
masyarakat Indonesia mencap bahwa semua produk Oreo berbahaya padahal produk
Oreo buatan dalam negeri (PT.Kraft Foods Indonesia) bebas melamin, hal ini tentunya
akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo.
Keamanan pangan menjadi salah satu isu yang menyita perhatian beberapa organisasi
kesehatan di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Agriculture
Organization (FAO) saat ini memberikan penekanan bagi seluruh negara agar
memperkuat sistem keamanan pangan. Negara-negara diminta untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap para produsen dan penjual yang terlibat dalam industri pangan.
Kejadian terkait isu keamanan pangan baru-baru ini, seperti temuan melamin hasil
industri kimia pada produk makanan dan minuman, atau penggunaan tanpa izin obat-
obatan hewan tertentu pada peternakan ikan, dapat berpengaruh pada kesehatan dan
sering berakibat pada penolakan produk pangan dalam perdagangan nasional maupun
internasional.
Berdasarkan hasil penemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terdapat 28
produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran yang diduga mengandung zat
berbahaya melamin. Melamin merupkan zat yang berbahaya jika dikonsumsi oleh
manusia. Konsumsi secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan. Hal ini
terbukti dari adanya kasus 56 balita di China yang mengalami gagal ginjal bahkan
kematian setelah mengkonsumsi susu yang mengandung melamin. Bahaya lain yang
dapat ditimbulkan oleh konsumsi produk makanan dan minuman bermelamin seperti
serangan akut pada pernapasan, kerusakan berbagai organ tubuh, dan merusak sistem
kekebalan tubuh bayi dan anak-anak. Salah satu produk makanan yang diduga
mengandung melamin berdasarkan penemuan BPOM pada September 2008 adalah
produk Oreo.
Menurut produsen produk Oreo (PT Kraft Indonesia) produk Oreo yang beredar di
Indonesia ada dua macam yakni 90 persen Oreo yang dijual bebas yang merupakan
produk asli Indonesia dan hanya 10 persen produk Oreo yang diimpor dari Tiongkok
(China). Produk Oreo yang mengandung melamin merupakan produk Oreo wafer stick
yang diproduksi oleh PT. Nabisco Food ( Suzhou ) Co. Ltd., China dengan kandungan
melamin sebesar 366.08 mg/kg dan 361.69 mg/kg. sedangkan Oreo wafer, Oreo Coklat
Sandwich Cookies dan Oreo Vanila buatan Indonesia bukanlah produk Oreo yang
mengandung melamin. Hal ini menjadi suatu kerugian bagi pihak perusahaan PT Kraft
Foods Indonesia. Citra perusahaan yang selama ini telah dibangun selama
bertahuntahun di Indonesia menjadi menurun karena masalah tersebut. Menurut riset
yang dilakukan AC Nielsen, penjualan produk Oreo dari biskuit coklat berbagai rasa
hingga wafer mengalamin penurunan penjualan yang cukup signifikan setelah adanya
pengeluaran argumen dari BPOM dan menteri kesehatan, penjualan produk Oreo
menurun hingga 10 persen di pasar Indonesia. Melihat realita tersebut, bila pihak
perusahaan Kraft yang bertaraf Internasional tidak cepat melakukan pembaharuan
image, dapat diprediksikan bahwa masyarakat Indonesia dapat kehilangan kepercayaan
kepada Kraft. Adanya pemberitaan media massa baik elektronik maupun cetak yang
kurang spesifik dan kurang informatif, serta adanya kesalahan informasi yangditerima
oleh masyarakat yang diakibatkan adanya salah pemaknaan dalam menerima informasi
dari media telah membuat tingkat pengetahuan masyarakat terhadap daftar produk
bermelamin terutama produk Oreo menjadi berkurang. Hal ini berdampak pada sikap
masyarakat yang mencap semua produk Oreo sebagai produk yang mengandung
melamin. Padahal menurut hasil conference yang dilakukan oleh pihak Badan Pengawas
Obat Dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa produk-produk yang dilarang
peredarannya dan harus ditarik dari pasaran adalah produk-produk dengan kode ML
(makanan diproduksi di luar negeri), namun kenyataan diluar bahwa masyarakat
Indonesia salah mengartikan informasi tersebut, banyak dari masyarakat yang
mengartikan bahwa produk dengan merek-merek tersebut seperti Oreo baik di produksi
dalam negeri maupun luar negeri bagi mereka tidak aman dikonsumsi. Kondisi tersebut
ternyata membuat pihak PT.Kraft Indonesia mengalami goncangan karena hal tersebut
berdampak pada citra dari merek yang telah lama dibangun. Adanya pemberitaan media
massa telah mempengaruhi tingkat pengetahuan konsumen terhadap isu melamin.
Dampak langsung ataupun tidak langsung dari pemberitaan media massa akan
membentuk persepsi masyarakat tentang produk Oreo. Ada dua kemungkinan persepsi
yang terbentuk, yaitu persepsi yang benar dan salah. Jika yang terbentuk adalah persepsi
yang salah maka akan mempengaruhi sikap masyarakat, mereka akan merasa khawatir
untuk mengkonsumsi produk Oreo. Masyarakat akan mengurangi atau bahkan beralih
ke produk biskuit lain. Tentunya hal ini tidak diinginkan karena akan merugikan banyak
pihak terutama produsen yaitu PT. Kraft Indonesia. Sebagai perusahaan yang terkena
imbas kasus melamin, PT Kraft Indonesia memiliki kepentingan untuk mengetahui
persepsi konsumen terhadap merek yang dimilikinya.
Setelah BPOM melakukan tinjuan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak
lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai
dengan kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat
berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut
yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat
besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materiil dan immateriil.
Persepsi konsumen penting diketahui oleh produsen, karena persepsi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. PT Kraft Indonesia
ingin mengembalikan citra perusahaannya serta mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap produk Oreo. Sebelum melakukan kebijakan pengembalian
citra/image serta kepercayaan masyarakat, PT Kraft Indonesia perlu mengetahui
persepsi konsumen terhadap produk Oreo, apa yang konsumen ketahui, konsumen
percayai dan konsumen pikirkan megenai produk Oreo. Dengan mengetahui persepsi
konsumen, maka dapat diketahui perilaku dari konsumen tersebut.
Daftar Pustaka
Karina Noviana, 2009. http://rkarinanovianaputri.blogspot.com/2009/10/minggu-18-
oktober-2009-makalah-etika.html, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.20 WIB
Rina Pratiwi, 2013. http://rhynanana.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis-di-era-
globalisasi.html, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.13 WIB
Sifa Fauziah, 2016. https://sifafauziah692.wordpress.com/2016/01/14/peran-dan-
manfaat-etika-bisnis-dalam-era-globalisasi/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.25
WIB
Prihanita MJ, 2016. https://pirhanitamiranti.wordpress.com/2016/11/13/peran-etika-
bisnis-pada-pasar-globalisasi/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.29 WIB Alfian
Asmorojakti, 2017. https://alfianasmorojakti1.wordpress.com/2017/05/08/persaingan-
secara-sehat-dalam-etika-bisnis/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.00 WIB
Hapzi Ali, 2019. Business Ethics & GG: Globalization and Business Ethics. Jakarta:
Mercu Buana.

More Related Content

What's hot

be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
Royhan Jamaan
 
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Lysa Setyaningrum
 
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
ApriliaSafitri2
 

What's hot (20)

be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
be gg, royhan jamaan, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, mpm, marketing ethics, un...
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uas penerapan gcg di pt gajah tunggal tb...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uas penerapan gcg di pt gajah tunggal tb...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uas penerapan gcg di pt gajah tunggal tb...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uas penerapan gcg di pt gajah tunggal tb...
 
Nama
NamaNama
Nama
 
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
5, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,marketing ethics, ...
 
BE& GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcem...
BE& GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcem...BE& GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcem...
BE& GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, regulatory framework, rules and enforcem...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
Be & gg, lysa setyaningrum, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, kode etik perus...
 
Prinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnisPrinsip prinsip etika bisnis
Prinsip prinsip etika bisnis
 
Etika dalam bisnis internasional ppt
Etika dalam bisnis internasional pptEtika dalam bisnis internasional ppt
Etika dalam bisnis internasional ppt
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Etika dalam bisnis internasional
Etika dalam bisnis internasionalEtika dalam bisnis internasional
Etika dalam bisnis internasional
 
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
13, be, gg, aprilia safitri, hapzi ali, business ethics impact of globalizati...
 
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
BEGG, Cut Amanda Pravitadewi, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Philosophical...
 
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
Be & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics & Busi...
 
5, be&gg, wahyudi, hapzi ali, marketing ethics ,universitas mercubuana 2018
5, be&gg, wahyudi, hapzi ali,  marketing ethics ,universitas mercubuana 20185, be&gg, wahyudi, hapzi ali,  marketing ethics ,universitas mercubuana 2018
5, be&gg, wahyudi, hapzi ali, marketing ethics ,universitas mercubuana 2018
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business, Unov...
 
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
 
A002 bisnis dan etika
A002 bisnis dan etikaA002 bisnis dan etika
A002 bisnis dan etika
 
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Business, U...
 
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, penerapan etika bisnis...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, penerapan etika bisnis...Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, penerapan etika bisnis...
Be & gg, serafinus octavia puspitasari, hapzi ali, penerapan etika bisnis...
 

Similar to 13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics universitas mercu buana 2019 dikonversi

5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
dittaayua
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
MaksiPrimaDewi
 

Similar to 13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics universitas mercu buana 2019 dikonversi (20)

5, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Marketing Eth...
5, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Marketing Eth...5, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Marketing Eth...
5, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Marketing Eth...
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
 
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
Be & gg, ade, hapzi ali, ethics and business, ethical decision making, em...
 
etika-bisnis4.ppt
etika-bisnis4.pptetika-bisnis4.ppt
etika-bisnis4.ppt
 
13, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, globalisasi dan etika bisnis, univ...
13, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, globalisasi dan etika bisnis, univ...13, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, globalisasi dan etika bisnis, univ...
13, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, globalisasi dan etika bisnis, univ...
 
13, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, GLOBALIZATION AND BUSINESS E...
13, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, GLOBALIZATION AND BUSINESS E...13, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, GLOBALIZATION AND BUSINESS E...
13, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, GLOBALIZATION AND BUSINESS E...
 
13, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,implementasi glob...
13, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,implementasi glob...13, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,implementasi glob...
13, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,implementasi glob...
 
13, be & gg, rudi, hapzi ali, implementasi globalisasi dan etika bisnis, univ...
13, be & gg, rudi, hapzi ali, implementasi globalisasi dan etika bisnis, univ...13, be & gg, rudi, hapzi ali, implementasi globalisasi dan etika bisnis, univ...
13, be & gg, rudi, hapzi ali, implementasi globalisasi dan etika bisnis, univ...
 
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...4, be  gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
4, be gg, adi novian prihantoro, hapzi ali, marketing ethics, universitas me...
 
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
Be & gg, indra hendiyana, hapzi ali, ethical decision making employer res...
 
5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
5,be gg, ditta ayu anggraini, hapzi ali, marketing ethics,universitas mercubu...
 
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business  globaliz...
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...
 
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
BE & GG, Indra Sigit Anggita, Hapzi Ali, corporate social responsibility, Uni...
 
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
4,BE&GG, Maksi Prima Dewi, Hapzi Ali, Ethics and Business : Marketing Ethics ...
 
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate controlMateri BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
Materi BE & GG Minggu 6: Shareholders and the markets for corporate control
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Implementation Ethics & Business, Universitas Me...
 
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali,Ethics and Business : Philosophical Ethics and ...
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali,Ethics and Business : Philosophical Ethics and ...BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali,Ethics and Business : Philosophical Ethics and ...
BE & GG, Edi Putra, Hapzi Ali,Ethics and Business : Philosophical Ethics and ...
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, uts penerapan nilai etika di pt gajah tu...
 
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
BE & GG, Bonita, Hapzi Ali, ethical decision making employer responsibility a...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, philosophical ethics and business di indo...
 

More from FatinahGhiyats1

14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
FatinahGhiyats1
 
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
FatinahGhiyats1
 

More from FatinahGhiyats1 (12)

15 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali theory and practice of corporate gov...
15 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali theory and practice of corporate gov...15 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali theory and practice of corporate gov...
15 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali theory and practice of corporate gov...
 
14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
14 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate governance universitas mer...
 
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
 
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
10 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali corporate social responsibilities un...
 
9 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in corporate ethics ri...
9 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in corporate ethics ri...9 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in corporate ethics ri...
9 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in corporate ethics ri...
 
7 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in financial managemen...
7 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in financial managemen...7 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in financial managemen...
7 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical issues in financial managemen...
 
6, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, ethics and business ethical issue...
6, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, ethics and business ethical issue...6, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, ethics and business ethical issue...
6, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, ethics and business ethical issue...
 
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
4, be & gg, fatinah ghiyats, hapzi ali, enviromental ethics, universitas ...
 
3, BE & GG, Fatin, Hapzi Ali, Ethics and Business:Ethics of Consumer Protecti...
3, BE & GG, Fatin, Hapzi Ali, Ethics and Business:Ethics of Consumer Protecti...3, BE & GG, Fatin, Hapzi Ali, Ethics and Business:Ethics of Consumer Protecti...
3, BE & GG, Fatin, Hapzi Ali, Ethics and Business:Ethics of Consumer Protecti...
 
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
2 be&gg fatinah ghiyats hapzi ali principles of personal ethics and principle...
 
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
Etika kerja dan bisnis PT.Pertamina (Persero)
 
Bussiness Rthic & Good Governance
Bussiness Rthic & Good GovernanceBussiness Rthic & Good Governance
Bussiness Rthic & Good Governance
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

13 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali globalization and business ethics universitas mercu buana 2019 dikonversi

  • 1. Business Ethics & Good Governance Globalization and Business Ethics Disusun Oleh: Fatinah Ghiyats 55118110042 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MERCU BUANA 2019
  • 2. A. Globalisasi dan Etika Bisnis Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara tidak mungkin merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki dan tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya. Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Seperti Ekspor-Impor multinasional yang saat ini menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada. Hal ini sangat menguntungkan bagi developing country yang mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor barang ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing sebagai penanam dana serta modal bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan lebih mudah bagi developed country dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan. Globalisasi juga meningkatkan peluang yang bagi suatu perusahaan. Meningkatnya rasa saling ketergantungan antara negara industri, kebutuhan dari negara-negara memungkinkan globalisasi dan integrasi pasar internasional. Namun karena meluasnya kesempatan bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan usahanya ke luar negara, munculah pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya penguasaan pangsa pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah kebawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing karena perusahaan besar telah mulai merambah untuk menguasai bisnis dari hulu ke hilir. Perlu adanya sanksi yang tegas mengenai larangan prakti monopoli dan usaha yang tidak sehat agar dapat mengurangi terjadinya pelenggaran etika bisnis. Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu : • Sistematik masalah dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
  • 3. • Korporasi permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan. • Individu permasalahan dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah: 1. Pengendalian diri Artinya pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”. 2. Pengembangan Tanggungjawab sosial (Social Responsibility) Artinya, pelaku bisnis disini diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap sekitar tidak dilihat dari aspek "uang" saja melainkan dalam segala aspek. Biasanya para pelaku bisnis hanya memberikan sumbangan saja dalam memperlihatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar. 3. Mempertahankan jati diri dari pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi. 4. Menciptakan Persaingan Yang Sehat Artinya, dalam dunia bisnis tidak akan terlepas dari yang namanya persaingan, tapi disini kita harus bisa membuat persaingan tersebut menjadi persaingan yang sehat, tidak mematikan pelaku bisnis yang lain, serta menjalin hubungan yang erat.
  • 4. 5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan” Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan di masa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. 6. Menghindari sifat 5K (Katabelence, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) Ketika pelaku bisnis telah menghindari sikap diatas maka tidak akan terjadi kasus yang akan mencemarkan nama bangsa. 7. Mampu menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah Artinya kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksakan diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait. 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis. 9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama Konsekuensi dan konsistensi dengan aturan main menentukan konsep etika yang telah dibuat. Percuma, jika tidak dijalankan dengan konsekuen dan konsisten.
  • 5. 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. 11. Menuangkan ke Dalam Hukum Positif Maksudnya adalah dengan memberikan peraturan-peraturan untuk menjamin kepastan hukum dari etika bisnis. Etika juga dapat mempererat kerjasama antara satu karyawan dengan karyawan yang lain, antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain maupun karyawan dengan perusahaan serta tetap menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar agar dapat mendukung bisnis yang sedang dijalani. Etika bisnis juga dapat menghindari dari segala bentuk tindak kecurangan yang juga akan meningkatkan kelancaran dan kelangsungan bisnis. B. Etika Bisnis dalam Persaingan Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak produsen dan konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pasar, dan peluang yang sama dari setiap usaha. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil serta produsan sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha tertentu. Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan etika bisnis makin penting dalam upaya menegakkan persaingan sehat yang kondusif. Dalam bisnis, Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya. Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu melayani konsumen secara efisien, namun sebaliknya apabila ia tidak mampu, maka ia akan mengalami kerugian dan kebangkrutan. Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat. Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak jujur, ditambah
  • 6. dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan harus transparan dan mengandalkan profesionalisme. Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak menolerir tindakan yang tidak etis seperti diskriminasi dalam jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik, memperkuat sistem pengawasan, menyelenggarakan pelatihan untuk karyawan secara terus menerus. Manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi pada perdagangan atau pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah pembeli yang mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya. Dan dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya. Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir. C. Contoh Kasus Oreo Salah satu produk makanan jadi yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah produk biskuit. Salah satu produk biskuit yang banyak digemari adalah produk Oreo yang diproduksi oleh PT.Kraft Foods Inc. Menurut CEO Kraft, Irene Rosenfeld, Kraft saat ini merupakan pemimpin pasar biskuit dunia, dengan portofolio luas dari merek- merek ternama diseluruh dunia. Di Asia, Kraft saat ini memiliki portofolio lengkap dengan merek-merek produk yang tersebar diseluruh kategori biskuit seperti Oreo, Ritz,
  • 7. Chip's Ahoy, Jacob's, Chipsmore, Twisties, Biskuat, Milk Biscuit, Hi Calcium Soda, Tuc, dan Tiki. Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen, pangsa pasar biskuit susu dikuasai oleh biskuit Danone dan Oreo. Berdasarkan hasil penelitian BPOM pada September 2008 ditemukan bahwa semua produk yang mengandung susu dan berasal dari Cina positif mengandung melamin sebesar 8.51 mg/kg sampai dengan 945.86 mg/kg, dan salah satu produk yang mengandung melamin adalah produk Oreo Wafer Sticks produksi PT. Nabisco Food (Suzhou) Co.Ltd, China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan sebesar 361.69 mg/kg. Namun adanya pemberitaan media massa yang kurang spesifik dan informatif serta adanya kesalahan pemaknaan yang diterima masyarakat telah membuat masyarakat Indonesia mencap bahwa semua produk Oreo berbahaya padahal produk Oreo buatan dalam negeri (PT.Kraft Foods Indonesia) bebas melamin, hal ini tentunya akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo. Keamanan pangan menjadi salah satu isu yang menyita perhatian beberapa organisasi kesehatan di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO) saat ini memberikan penekanan bagi seluruh negara agar memperkuat sistem keamanan pangan. Negara-negara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap para produsen dan penjual yang terlibat dalam industri pangan. Kejadian terkait isu keamanan pangan baru-baru ini, seperti temuan melamin hasil industri kimia pada produk makanan dan minuman, atau penggunaan tanpa izin obat- obatan hewan tertentu pada peternakan ikan, dapat berpengaruh pada kesehatan dan sering berakibat pada penolakan produk pangan dalam perdagangan nasional maupun internasional. Berdasarkan hasil penemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terdapat 28 produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran yang diduga mengandung zat berbahaya melamin. Melamin merupkan zat yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Konsumsi secara terus-menerus akan membahayakan kesehatan. Hal ini terbukti dari adanya kasus 56 balita di China yang mengalami gagal ginjal bahkan kematian setelah mengkonsumsi susu yang mengandung melamin. Bahaya lain yang dapat ditimbulkan oleh konsumsi produk makanan dan minuman bermelamin seperti serangan akut pada pernapasan, kerusakan berbagai organ tubuh, dan merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak. Salah satu produk makanan yang diduga mengandung melamin berdasarkan penemuan BPOM pada September 2008 adalah produk Oreo.
  • 8. Menurut produsen produk Oreo (PT Kraft Indonesia) produk Oreo yang beredar di Indonesia ada dua macam yakni 90 persen Oreo yang dijual bebas yang merupakan produk asli Indonesia dan hanya 10 persen produk Oreo yang diimpor dari Tiongkok (China). Produk Oreo yang mengandung melamin merupakan produk Oreo wafer stick yang diproduksi oleh PT. Nabisco Food ( Suzhou ) Co. Ltd., China dengan kandungan melamin sebesar 366.08 mg/kg dan 361.69 mg/kg. sedangkan Oreo wafer, Oreo Coklat Sandwich Cookies dan Oreo Vanila buatan Indonesia bukanlah produk Oreo yang mengandung melamin. Hal ini menjadi suatu kerugian bagi pihak perusahaan PT Kraft Foods Indonesia. Citra perusahaan yang selama ini telah dibangun selama bertahuntahun di Indonesia menjadi menurun karena masalah tersebut. Menurut riset yang dilakukan AC Nielsen, penjualan produk Oreo dari biskuit coklat berbagai rasa hingga wafer mengalamin penurunan penjualan yang cukup signifikan setelah adanya pengeluaran argumen dari BPOM dan menteri kesehatan, penjualan produk Oreo menurun hingga 10 persen di pasar Indonesia. Melihat realita tersebut, bila pihak perusahaan Kraft yang bertaraf Internasional tidak cepat melakukan pembaharuan image, dapat diprediksikan bahwa masyarakat Indonesia dapat kehilangan kepercayaan kepada Kraft. Adanya pemberitaan media massa baik elektronik maupun cetak yang kurang spesifik dan kurang informatif, serta adanya kesalahan informasi yangditerima oleh masyarakat yang diakibatkan adanya salah pemaknaan dalam menerima informasi dari media telah membuat tingkat pengetahuan masyarakat terhadap daftar produk bermelamin terutama produk Oreo menjadi berkurang. Hal ini berdampak pada sikap masyarakat yang mencap semua produk Oreo sebagai produk yang mengandung melamin. Padahal menurut hasil conference yang dilakukan oleh pihak Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa produk-produk yang dilarang peredarannya dan harus ditarik dari pasaran adalah produk-produk dengan kode ML (makanan diproduksi di luar negeri), namun kenyataan diluar bahwa masyarakat Indonesia salah mengartikan informasi tersebut, banyak dari masyarakat yang mengartikan bahwa produk dengan merek-merek tersebut seperti Oreo baik di produksi dalam negeri maupun luar negeri bagi mereka tidak aman dikonsumsi. Kondisi tersebut ternyata membuat pihak PT.Kraft Indonesia mengalami goncangan karena hal tersebut berdampak pada citra dari merek yang telah lama dibangun. Adanya pemberitaan media massa telah mempengaruhi tingkat pengetahuan konsumen terhadap isu melamin. Dampak langsung ataupun tidak langsung dari pemberitaan media massa akan membentuk persepsi masyarakat tentang produk Oreo. Ada dua kemungkinan persepsi
  • 9. yang terbentuk, yaitu persepsi yang benar dan salah. Jika yang terbentuk adalah persepsi yang salah maka akan mempengaruhi sikap masyarakat, mereka akan merasa khawatir untuk mengkonsumsi produk Oreo. Masyarakat akan mengurangi atau bahkan beralih ke produk biskuit lain. Tentunya hal ini tidak diinginkan karena akan merugikan banyak pihak terutama produsen yaitu PT. Kraft Indonesia. Sebagai perusahaan yang terkena imbas kasus melamin, PT Kraft Indonesia memiliki kepentingan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap merek yang dimilikinya. Setelah BPOM melakukan tinjuan langsung pada pasar dan supermarket maka tidak lama seluruh produk oreo langsung dicabut dari peredaran, karena dianggap tidak sesuai dengan kandungan makanan yang semstinya dan terdapat zat kimia yang dapat berdampak buruk pada tubuh apabla di konsumsi pada waktu yang lama. Hal tersebut yang membuat oreo ditarik dari pasar. Akhirnya oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materiil dan immateriil. Persepsi konsumen penting diketahui oleh produsen, karena persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. PT Kraft Indonesia ingin mengembalikan citra perusahaannya serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap produk Oreo. Sebelum melakukan kebijakan pengembalian citra/image serta kepercayaan masyarakat, PT Kraft Indonesia perlu mengetahui persepsi konsumen terhadap produk Oreo, apa yang konsumen ketahui, konsumen percayai dan konsumen pikirkan megenai produk Oreo. Dengan mengetahui persepsi konsumen, maka dapat diketahui perilaku dari konsumen tersebut.
  • 10. Daftar Pustaka Karina Noviana, 2009. http://rkarinanovianaputri.blogspot.com/2009/10/minggu-18- oktober-2009-makalah-etika.html, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.20 WIB Rina Pratiwi, 2013. http://rhynanana.blogspot.com/2013/10/etika-bisnis-di-era- globalisasi.html, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.13 WIB Sifa Fauziah, 2016. https://sifafauziah692.wordpress.com/2016/01/14/peran-dan- manfaat-etika-bisnis-dalam-era-globalisasi/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.25 WIB Prihanita MJ, 2016. https://pirhanitamiranti.wordpress.com/2016/11/13/peran-etika- bisnis-pada-pasar-globalisasi/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.29 WIB Alfian Asmorojakti, 2017. https://alfianasmorojakti1.wordpress.com/2017/05/08/persaingan- secara-sehat-dalam-etika-bisnis/, diakses pada 30 Juni 2019 pukul 23.00 WIB Hapzi Ali, 2019. Business Ethics & GG: Globalization and Business Ethics. Jakarta: Mercu Buana.