Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globalization and business ethics. universitas mercu buana. 2018
1. GLOBALIZATION AND BUSINESS ETHICS
Petra Vitara Wimar, ST 1)
, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA 2)
1) Penulis Pertama
Email : petravitarawimar@gmail.com
2) Dosen Pengampu
A. Globalisasi dan Etika Bisnis
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi
kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya
terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah
karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa
tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi
Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak
Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara
tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong
terciptanya perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi
dan sistem perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling
membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi
nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing
dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk
mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk
meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama
Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah.
Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor
barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing
sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed
country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
2. Globalisasi mendorong integrasi internasional misalnya modal finansial
dapat diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan
baku di tempat lainnya. Peralatan produksi yang dibeli dari suatu negara ketiga
dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual di pasar
keempat. Jadi globalisasi meningkatkan peluang yang tersedia bagi suatu
perusahaan. Meningkatnya saling ketergantungan antara negara industri,
kebutuhan dari negara-negara berkembang, disintegrasi, pembatas aliran uang,
informasi dan teknologi antar batas negara memungkinkan globalisasi dan
integrasi pasar internasional. Kondisi-kondisi ini mendorong perusahaan-
perusahaan global untuk memikirkan secara serius mengenai strategi yang harus
diterapkan untuk mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan.
Sering kali strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk lebih hebat, lebih
fleksibel dan lebih terfokus dalam menyediakan barang dan jasa yang lebih efektif
kepada macam-macam konsumen di dunia.
Persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai
dimensi, meliputi kualitas, biaya, saat pengolahan produk, serta operasi yang
lancar. Penting juga disadari bahwa standar tersebut tidaklah statis dan tetap,
sehingga membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari perusahaan dan
pekerjanya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang
makin meningkat ini, perusahaan yang efektif bersedia melakukan apa yang
penting untuk memiliki daya saing strategis. Hanya dengan bersedia menerima
tantangan ini, perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya dan para pekerja
dapat mempertahankan keahlian mereka. Pasar global adalah pilihan strategis
yang menarik bagi perusahaan, akan tetapi bukanlah sumber daya saing satu-
satunya.
Faktanya untuk banyak perusahaan, yang mampu bersaing dengan sukses
di pasar global sekalipun, adalah penting bagi mereka untuk tetap memperhatikan
pasar domestik. Dengan demikian, perusahaan di seluruh dunia ditantang untuk
menjadi lebih bersaing secarastrategis dalam pasar domestik mereka.
Bagaimanapun karena patokan untuk bersaing secara strategis berhubungan
dengan standar global,perusahaan yang meningkatkan kemampuan untuk
3. persaingan domestik secara bersamaan ikut pula meningkatkan daya bersaing
global mereka.Perusahaan yang bersaing secara strategis telah
menyadaribagaimana menerapkan pandangan bersaing yang diperoleh secara
lokal (domestik) ke dalam global.
Perusahaan–perusahaan ini tidak menekankan satu pemecahan dalam dunia yang
bersifat majemuk. Mereka lebih menggunakan pandangan lokal mereka, sehingga
dapat secara tepat memodifikasi dan menerapkannya dalam berbagai wilayah di
seluruh dunia.Globalisasi bisnis telah mengarahkan baik perusahaan maupun
negara ke dalam spesialisasi, suatu kecenderungan yang baik untuk semua orang,
suatu perusahaan yang memanfaatkan 100% sumber-sumbernya, manusia dan
bahan baku, sedikit industri dalam suatu negara yang telah menjadi spesialis..
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu :
Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis
yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya
dimana bisnis beroperasi.
Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-
pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini
mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur
organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang
muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk
pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan untuk
mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat digunakan
sebagai modal untuk meraih keberhasilan :
Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk
yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya
4. Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah
seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.
Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan
lebih efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang
sama. Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi
terpadu pada pembuatan mobil balap.
Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung digunakan.
Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan internasional
seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan perebedaan hukum
dan politik. Perusahaan harus mampu menyikapi barrier tersebut
Selain social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku baik atau buruk
berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan membedakan
antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber dari pandangan
anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan nilai serta
moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah :
Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas
kontrol.
Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.
Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting. Tanggung
jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan terhubung dengan
sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan interaksi perusahaan
dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja berorientasi
pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan kemanusiaan, belas
kasihan, keterpanggilan religi atau keterpangilan moral, dan semacamnya, tetapi
5. menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis dalam
ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.
B. Etika Bisnis dalam Persaingan
Dalam bisnis akan terjadi persaingan yang sangat ketat kadang-kadang
menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk memenangkannya,
sehingga yang sering terjadi persaingan yang tidak sehat dalam bisnis. Persaingan
yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak selain juga dalam jangka
panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan terwujudnya persaingan
yang sehat. Munculnya persaingan yang tidak sehat menunjukkan bahwa peranan
hukum dan etika bisnis dalam persaingan bisnis ekonomi belum berjalan
sebagaimana semestinya.
Dari segi etika bisnis, hal ini penting karena merupakan perwujudan dari
nilai-nilai moral. Pelaku bisnis sebagian menyadari bahwa bila ingin berhasil
dalam kegiatan bisnis, ia harus mengindahkan prinsip-prinsip etika. Penegakan
etika bisnis makin penting artinya dalam upaya menegakkan iklim persaingan
sehat yang kondusif. Sekarang ini banyak praktek pesaing bisnis yang sudah jauh
dari nilai-nilai etis, sehingga bertentangan dengan standar moral. Para pelaku
bisnis sudah berani menguasai pasar komoditi tertentu dengan tidak lagi
mengindahkan sopan-santun berbisnis. Keadaan ini semakin krusial sebagai
akibat dari sikap Pemerintah yang memberi peluang kepada beberapa perusahaan
untuk menguasai sektor industri dari hulu ke hilir.
C. Persaingan usaha dalam Bisnis
Persaingan hanya terjadi pada system dunia yang bebas. Hal ini
merupakan faktor yang paling penting dalam memajukan perekonomian. Dalam
bahasa Inggris persaingan disebut “competition” , Marshaal Howard berpendapat
bahwa persaingan merupakan istilah umum yamg dapat digunakan untuk segala
sumber daya yang ada. Persaingan adalah jantungnya perekonomian pasar bebas.
Produsen harus memenuhi keinginan konsumen dalam pelayanan yang
lebih efisien dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pesaingnya.
Produsen akan memperoleh keuntungan dari konsumen apabila ia mampu
6. melayani konsumen secara efisien, dan sebaliknya apila ia tidak mampu, maka ia
akan mengalami kerugian dan kebangkrutan.
Adanya persaingan dalam bidang industry akan memaksa para pesaing
bisnis untuk menghasilkan barang-barang berkualitas. Perusahaan-perusahaan
yang dikelola dengan efisien akan memperoleh keuntungan yang besar dan tetap
hidup. Sedangkan perusahaan yang tidak efisien akan mengalami kekalahan
dalam bersaing sehingga lama-kelamaan akan bangkrut. Adanya persaingan akan
memberikan peluang bisnis, yaitu pasar bebas, dimana tidak ada larangan-
larangan atau batasan-batasan bagi perusahaan untuk keluar atau masuk dari
pasar.
Menurut Marshall, manfaat umum dari proses persaingan ekonomi adalah
terbentuknya harga yang semurah mungkin bagi barang dan jasa yang disertai
adanya bentuk pilihan maupun kualitas barang dan jasa yang diinginkan. Dalam
hal demikian, banyak produsen yang member kontribusi pada perdagangan atau
pasar. Dan harga-harga yang bersaing ditentukan oleh permintaan dan penawaran
pasar. Jika sejumlah penjual yang mau menjual sama dengan jumlah pembeli yang
mau membeli, maka disini adalah sisi positif dari persaingan bisnis. Sedangkan
sisi negatifnya adalah ketika terjadi persaingan yang mutlak, dimana masing-
masing perusahaan hanya menginginkan keuntungan sebesarnya-sebesarnya.
Dalam keadaan seperti itu, akan timbul ketidakmerataan keuntungan dan
hasil pendapatan. Pengusaha dengan modal kecil akan tersisih dengan sendirinya.
Dalam hal ini para pelaku ekonomi berhasrat menguasai berbagai sector industry
sekaligus, mulai dari industri hulu sampai industri hilir.
Iklim persaingan yang demikian akan menyebabkan persaingan yang tidak
sehat. Disini persaingan sesama usaha akan semakin ketat dan cenderung tidak
jujur, ditambah dengan tidak adanya paranata hukum yang membatasi kegiatan
bisnis. Sehubungan dengan berlangsungnya era globalisasi, maka persaingan
harus transparan dan mengandalkan profesionalisme.
D. Peran Etika Bisnis di Era Global
Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah tanpa batas
antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.”
7. Sehingga dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku
bisnis menghadapi tantangan utama, yakni :
Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu, dan budaya instant sudah menjadi
trend masa kini. Hal ini menjadikan waralaba yang laris adalah yang dapat
menyediakan makanan cepat saji.
Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku bisnis yang memang
hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga terjadilah pengkotak-
kotakan kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis ataupun agama.
Pelanggan kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak hanya melihat
harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas produk dan pasti
akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang dibelinya.
Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara bersama-sama
oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO.
Tingkat ekspansi dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic
maupun internasional, begitu suatu produk muncul di pasaran dan „booming‟ ,
pasti dalam sekejap ada produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.
Perubahan yang sangat cepat kadang-kadang tak terduga atau memang sulit
diduga, misalnya setelah terjadi pemboman gedung WTC di AS oleh teroris, pasar
modal dunia menjadi lesu dan bergejolak tak menentu, yang pasti dampaknya ke
aspek bisnis yang sangat mengejutkan bagi setiap pelaku bisnis.
Muncul ketidak pastian di sekitar hal-hal yang berkaitan dengan sumberdaya
manusia, misalnya bagaimana memotivasi karyawan dengan bermacam-macam
latar belakang pendidikannya, bagaimana mendapatkan karyawan yang
berkualitas, cerdas, berwawasan luas dalam lingkup domestic dan internasional.
Tidak dapat dipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada
proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan
perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem
berpikir menjadi hal pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks
organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan
kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. Dengan
8. kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin
aktif.
Membawa perusahaan ke arah sukses adalah impian dan harapan setiap
pemimpin bisnis, sepertinya memang mudah jika hanya berupa teori, namun akan
menjadi sulit jika harus diterapkan menjadi suatu rancangan strategi yang
menghasilkan program masa depan dan mampu menjawab tantangan.
Globalisasi dan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang mengarah
pada „yang terkuat yang bertahan‟. Keberhasilan pasar akan didapat oleh
perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat
ini, yaitu mereka yang mampu memberikan apa yang siap dibeli orang. Baik
individu, bisnis, kota bahkan seluruh negara harus menemukan cara menghasilkan
nilai yang dapat dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang
menarik minat beli.
Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan informasi
dengan mudah dan dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala sesuatu yang
terjadi di belahan dunia manapun bias diakses oleh setiap orang, pergolakan
ekonomi dan perubahan mata uang dunia dapat dilacak dari kantor / tempat kerja
hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu komputer. Jadi permasalahan dan
tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi kompleks baik dari
dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya persaingan mutu produk
atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang mengglobal. Sebagai
dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi pasar saat ini didorong ke
arah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan situasi pasar sebelumnya.
9. Daftar Pustaka
Pustaka Utama:
1) Fernando, A. C. (2012). Business Ethics and Corporate Governance, Second
Edition. india. Pearson.
Pendukung:
2) LoRusso, James Dennis. (2017). Spirituality, Corporate Culture, and American
Business: The Neoliberal Ethic and the Spirit of Global Capital (Critiquing
Religion: Discourse, Culture, Power), London. Bloomsbury .
3) Hapzi Ali, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
4) Sumber Lain yang Relevan dengan RPS
5) Business Ethics & GG Pusat Bahan Ajar dan eLearning Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali,
MM, CMA
10. ETIKA DALAM BERBASIS PADA PT. COCA-COLA
The Coca-Cola Company adalah perusahaan manufaktur terbesar,
distributor, dan juga pemasar konsentrat minuman non-alkoholik dan sirup di
dunia. Coca-Cola adalah salah satu minuman ringan berkarbonasi yang paling
laris di dunia saat ini. Coca-Cola juga sering disebut Coke. Sejarah Coca-Cola
merupakan cerita yang sangat menarik. Salah satu fakta yang menarik adalah
penemu Coca-Cola merupakan seorang apoteker, padahal terlalu banyak minuman
berkarbonasi dianggap berbahaya untuk kesehatan tubuh manusia.
Sejarah PT. Coca-Cola
Coca-Cola ditemukan oleh Dr. John Stith Pemberton, seorang apoteker
asal Atlanta, ibukota negara bagian Georgia dari Amerika Serikat. Ia membuat
sirup pertama untuk minuman ini di halaman rumahnya. Ia membawa sirup
tersebut sebanyak satu kendi penuh ke toko obat Jacobs Pharmacy. Disana,
minuman itu dicicipi dan dinyatakan memiliki rasa yang luar biasa. Minuman ini
mulai dijual ke masyarakat di toko obat itu pada 8 Mei 1886. Sekitar 9 porsi
minuman terjual per hari dengan harga 5 sen dollar Amerika dan sekarang telah
dijual di lebih dari 200 negara.
Coca-Cola memiliki lisensi lebih dari 400 brands, termasuk diantaranya
minuman ringan, air mineral, juice dan minuman juice, teh, kopi, minuman energi
dan minuman olahraga. Sampai saat ini Coca-Cola telah tersebar di berbagai
Negara, lebih dari 200 negara, oleh karena itu operasionalnya dibagi menjadi
beberapa grup, yaitu :
Africa
East, South Asia and Pacific Rim
European Union
Latin America
North America
North Asia, Eurasia and Middle East.
Perkembangan Coca-Cola di Indonesia
11. Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan
diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada
tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited
(IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan
Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1.000-1.500 cases Coca-Cola
setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3 – 7 truk untuk
pendistribusian.
Sejak tahun 1960-an, berbagai produk The Coca-Cola Company telah
diperkenalkan ke pasar Indonesia. Dan pada tahun 2000, 10 operasi pembotolan
dikonsolidasikan di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia.
Perusahaan Coca-Cola Indonesia berkomitmen bahwa perusahaan
dibangun atas dasar tujuan dan nilai-nilai Perusahaan. Visi dari Perusahaan adalah
“Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara” sedangkan
Misi Perusahaan adalah “Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen
kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.”
Selain bertumpu pada dasar kejujuran dan integritas, perusahaan juga
mempunyai nilai-nilai inti yaitu :
Sumber daya manusia: Mengembangkan Sumber Daya Manusia, menghargai
prestasi serta menikmati apa yang kita lakukan.
Pelanggan : Menang untuk pelanggan dan untuk diri sendiri.
Semangat : Semangat untuk bertindak, bertanggung jawab dan sukses.
Inovasi : Selalu mencari cara yang lebih baik.
Keunggulan: Senantiasa melakukan pekerjaan yang terbaik.
Warga negara yang baik : Melakukan hal yang benar dari Perusahaan,
masyarakat dan sesama.
Perusahaan diharuskan untuk memelihara nilai-nilai perusahaan dengan
selalu mempertahankan standar dalam berperilaku. Etika Bisnis ini dimaksudkan
sebagai pedoman tentang cara perusahaan berperilaku pada saat melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan Perusahaan sendiri tapi Etika Bisnis ini tidak
dimaksudkan untuk mencakup setiap keadaan/kondisi. Perusahaan mempunyai
12. kebijakan kebijakan tertentu untuk bidang-bidang lainnya antara lain lingkungan
hidup, perdagangan saham, dan OH&S. Tetapi tentu saja sebelumnya harus
mengetahui dan membaca semua kebijakan tersebut.
Etika Bisnis yang digunakan pada perusahaan Coca-Cola ini :
Menghargai rekan kerja dan pihak yang memiliki kepentingan atas
Perusahaan
Melaporkan kecurangan, perilaku yang tidak jujur atau perilaku yang tidak
pada tempatnya
Pertentangan kepentingan atau tugas
Sebaiknya tidak menerima hadiah jika itu berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan
Tidak diperkenankan menggunakan asset perusahaan untuk memperoleh
keuntungan pribadi
Boleh melakukan pekerjaan lain selain di perusahaan tetapi tidak berkaitan
dengan perusahaan
Menjaga rahasia informasi perusahaan
Tidak memberikan tanggapan di muka umum mengenai perusahaan kecuali
telah mendapat persetujuan perusahaan
Tidak ada catatan dan laporan pembukuan yang salah
Memahami Undang – Undang dan peraturan perusahaan
Punya tanggung jawab
Dapat bekerja sama dengan pemegang saham
Ramah terhadap pelanggan
Pelanggar Etika Bisnis akan ditindak tegas
SUMBER :
http://dwimisaky.blogspot.co.id/2010/11/etika-bisnis-pt-coca-cola-bottling.html
http://gabrielgirierlangga.blogspot.co.id/2011/11/etika-bisnis-coca-cola.html
http://www.jendelasarjana.com/2014/04/sejarah-perusahaan-coca-cola-
company.html