Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan hukum di Indonesia yang belum sepenuhnya
memenuhi rasa keadilan masyarakat. Hal ini terlihat dari beberapa kasus seperti kasus Mbok Minah,
kasus Lanjar, kasus Gayus Tambunan, dan kasus Artalyta yang menunjukkan adanya ketidakadilan
dalam penegakan hukum. Dokumen ini juga membahas mengenai faktor-faktor penyebab belum
tercapainya keadilan dalam
1. I. PEMBUKAAN
Bagi setiap orang, keadilan dapat di-interpretasikan secara
berbeda-beda, atau subjektif. Oleh karena itu hukum akan menjadi
ukuran objektifnya suatu keadilan. Itulah mengapa saat kita
membicarakan pelaksanaan hukum di Indonesia maka tidak akan
terlepas dari keadilan.
Dalam paper ini, kita akan meninjau tentang pelaksanaan
hukum di negara Indonesia dimasa ini. Karena kita sebagai pemuda
Indonesia yang pro aktif haruslah peduli dan mengetahui
perkembangan dan dinamika hukum di Indonesia. Kita juga harus
mengawasi bagaimana kinerja para penegak hukum di Indonesia ini,
meskipun kita tidak bisa berbuat banyak untuk kemajuan penegakan
hukum di negara Indonesia.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang penulis
paparkan di atas, serta agar permasalahan yang akan dibahas
menjadi lebih jelas dan mencapai tujuan sebgaimana yang penulis
harapkan, maka perlu adanya perumusan masalah. Adapun beberapa
permasalahan yang akan penulis kaji yaitu :
1. Bagaimanakah penegakan hukum dewasa ini di Indonesia,
sudahkah memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat?
III. PEMBAHASAN
Dari dulu hingga sekarang, nampaknya keadilan di Indonesia
masih menjadi masalah utama.karena masih banyak kecurangan dan
ketidak adilan yang dilakukan oleh para oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Hal
tersebut
semestinya
ditindaklanjuti
karena
tidak
bersesuaian dengan pancasila terutama sila ke-5 (keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia). Selain itu negara kita dikenal juga sebagai
negara hukum, seperti yang tercantum dalam sejarah, Panitia Ad-Hoc
Majelis
Permusyawaratan
Rakyat
Sementara
(MPRS)
1966
memberikan perumusan: “sila keadilan sosial mengandung prinsip
Allah berfirman dalam Al-quran: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)
|1
2. bahwa setiap orang Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil
dalam bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan.”
Atau seperti yang dirunutkan dalam ketetapan MPR RI
No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman
pancasila (ekaprasetia pancakarsa) di cantumkan ketentuan sebagai
berikut: “dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan
keadilan
social
dalam
kehidupan
masyarakat
Indonesia.”
Penegakan hukum semestinya dilaksanakan secara adil dan
merata, akan tetapi pada kenyataannya, banyak kasus-kasus
mengenai ketidakadilan dalam penegakan hukum di Indonesia ini.
Kasus Mbok Minah, perempuan paruh baya asal Banyumas,
Jawa Tengah, yang kedapatan mengambil tiga buah kakao dari
sebuah perkebunan, membuat banyak pihak terkejut. Apalagi
kemudian dia dijatuhi vonis satu bulan hanya karena mengambil buah
yang terjatuh senilai Rp 6.000.
Tak kalah membuat miris adalah kasus Manisih bersama dua
anaknya di Batang, Jateng. Mereka dibui karena dituduh mencuri
buah randu atau kapuk senilai Rp 12 ribu. Contoh lain di Kediri, Jawa
Timur. Buruh tani bernama Basar dan Khalil juga harus merasakan
dinginnya sel tahanan karena kedapatan mencuri semangka di lahan
milik tetangganya
(http://berita.liputan6.com/hukrim/200912/254324/class=%27vidico
%27, diakses 3 Desember 2012).
Pada umumnya, memang benar bahwa kita tak bisa
menyimpulkan
dari
prinsip-prinsip
yang
digunakan
dalam
memutuskan beratnya hukuman itu apa sebenarnya tujuan sistem
hukman atau perilaku macam apakah yang bisa dibenarkan untuk
dihukum ( H.L.A. Hart, 2009: halaman 51)
Lanjar harus menjadi tersangka karena kelalaiannya sehingga
menyebabkan istrinya tewas. Sedangkan sopir mobil yang menabrak
istrinya, tidak bisa dijadikan tersangka karena kecelakaan di luar
kemampuan sopir. Dalam kecelakaan tersebut, Lanjar sebagai
pengendara motor dinilai lalai sehingga terjadi kecelakaan karena
menabrak mobil di depannya. Dalam kecelakaan itu istrinya,
Saptaningsih terpental ke tengah jalan dan kemudian terlindas mobil
isuzu panther yang datang dari arah depan. Sedangkan pengendara
Allah berfirman dalam Al-quran: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)
|2
3. mobil panther yang menabrak dan menyebabkan tewasnya
Saptaningsih tidak bisa dikenai status terdakwa dengan dalih yang
sama
yaitu
karena
kelalaian.
(http://www.detiknews.com/read/2010/01/11/164410/1276051/10/poli
si-karanganyar-penanganan-kasus-lanjar-sesuai-prosedur, diakses 3
Desember 2012).
Walau berkas Gayus Tambunan telah dinyatakan lengkap oleh
kejaksaan dan segera dilimpahkan ke pengadilan, kasus ini masih
ganjil. Hingga kini belum terkuak asal-muasal harta sekitar Rp 100
miliar yang dimiliki bekas pegawai pajak ini. Agar tak muncul kesan
ada yang ditutup-tutupi, penyidik mestinya membongkar tuntas pihak
mana pun yang menyuap Gayus.Sudah menjadi fakta bahwa pegawai
yang dipecat dengan tidak hormat dari Direktorat Jenderal Pajak itu
memiliki harta Rp 74 miliar yang disimpan di Singapura. Polisi telah
menyita harta berupa duit dolar Singapura, dolar Amerika, dan logam
mulia yang disembunyikan di kotak penyimpanan ini. Dinyatakan oleh
kepolisian, temuan ini di luar uang Rp 25 miliar yang sebelumnya
ditemukan
di
rekening
tersangka
(http://kamushukum.com/en/keganjilan-kasus-gayus/,
diakses
3
Desember 2012). Pada kasus ini menjadi fenomenal ketika Gayus
Tambunan yang berada di tahanan bisa keluar masuk penjara
seenaknya dan bisa pergi melihat turnamen tenis internasional di Bali
dan pergi piknik ke Singapura.
Tiga anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, yakni
Denny Indrayana, Mas Achmad Santosa, dan Yunus Husein
melakukan inspeksi mendadak ke Rumah Tahanan Pondok Bambu,
Jakarta Timur, Minggu (10/1) malam. Mereka memulai sidak di rumah
tahanan
perempuan
itu
tepat
pukul
19.30
WIB
(http://kifni.com/tag/kasus-artalyta-penjara-mewah,
diakses
3
Desember 2012). Dimana dalam penjara salah satu penghuni rumah
tahanan tersebut ditemukan pada tahanan Artalyta, faslitas mewah
seperti dapur, fasilitas karaoke, AC, peralatan salon layaknya hotel
bintang lima dan tidak seperti penjara pada umumnya.
Kasus-kasus tersebut seolah menjadi cermin betapa penegakan
hukum di Tanah Air masih tebang pilih. Ketika koruptor yang
merampok uang rakyat masih bebas berkeliaran, mereka yang lemah
secara ekonomi dan status sosial begitu mudahnya diseret ke meja
Allah berfirman dalam Al-quran: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)
|3
4. hijau dan menunjukan bahwa rasa keadilan masyarakat sulit terwujud
apabila penegakan hukum di Indonesia masih seperti itu.
Memang, dalam kasus-kasus tertentu, keserupaan dan
perbedaan di antara manusia yang relevan bagi kritik atas tatanan
hukum yang adil atau tidak adil sudah cukup jelas. Hal ini terutama
terjadi ketika yang kita maksud bukan keadilan atau ketidakadilan
hukum melainkan penerapannya dalam kasus-kasus tertentu. Disini
kemiripan dan perbedaan yang relevan di anatara individu, yang
harus dirujuk oleh orang yang melaksanakan hukum, ditentukan oleh
hukum itu sendiri ( H.L.A. Hart, 2010: 248)
Pikiran yang logis tentunya akan segera mempersoalkan
tentang sumber-sumber yang memungkinkan terjadinya diskriminasi
tersebut. Pelacakan seperti itu membawa kita kepada masalah
struktur kekuasaan dalam masyarakat. Struktur kekuasaan akan
mengalokasikan berbagai sumber daya kepada golongan-golongan
atau anggota-anggota masyarakat. Siapa pun yang berada pada
kedudukan yang berkuasa dalam struktur kekuasaan, akan mampu
menguasai pengalokasian kekuasaan (Satjipto Rahardjo, 2009: 62).
Diketahui bahwa hukum yang harus berpegangan pada prinsip
kesamaan ternyata harus berhadapan dengan kenyataan yang sangat
berbeda. Apabila hukum dituntut untuk memperlakukan setiap
anggota masyarakat secara sama, pada saat yang sama hukum justru
dihadapkan keadaan yang tidak sama.
IV. PENUTUPAN
Dari hasil kajian dan penelusuran kami tentang keadilan hukum,
terdapat beberapa kasus yang menunjukan bahwa penegakan hukum
di Indonesia belum mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat
diantaranya: kasus Mbok Minah, kasus Lanjar, Kasus Gayus, Kasus
Artalyta, dan sebagainya.
Sebagai pemuda indonesia yang pro-aktif, dalam menanggapi
kasus ini kita seharusnya menyampaikan aspirasi dan haruslah kritis
terhadap permasalahan.
Allah berfirman dalam Al-quran: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)
|4
5. Daftar Pustaka
Hart, H.L.A, 2009. Hukum, Kebebasan dan Moralitas. Yogyakarta:
Genta Publishing
__________, 2010. Konsep Hukum: Terjemahan The Concept of law.
Bandung: Nusa Media
Satjipto Rahardjo. 2009. Penegakan
Sosiologis.
Yogyakarta: Genta Publishing
Hukum:
Suatu
Tinjauan
http://www.detiknews.com/read/2010/01/11/164410/1276051/10/polis
i-karanganyar-penanganan-kasus-lanjar-sesuai-prosedur, Diakses 3
Desember 2012
http://kifni.com/tag/kasus-artalyta-penjara-mewah,
Desember 2012
http://kamushukum.com/en/keganjilan-kasus-gayus/,
Desember 2012
Diakses
Diakses
Allah berfirman dalam Al-quran: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)
|5
3
3