Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penggunaan hidroterapi dalam penanganan cedera pada atlet
2) Hidroterapi adalah metode pengobatan menggunakan air untuk mengurangi nyeri dan memulihkan kelelahan
3) Studi menunjukkan bahwa hidroterapi dapat membantu pemulihan cedera dan mengembalikan kebugaran atlet
1. PENANGANAN CEDERA PADA ATLET
DENGAN HYDROTHERAPY
OLEH :
MEIRA DWI PUSPITA FIRNANDA
P27226015027
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
KARANGANYAR
2016
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh
yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera olahraga adalah rasa sakit
yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat,
luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.
Cedera merupakan masalah yang sulit dihindari oleh atlet, baik di
dalam kompetisi maupun di saat latihan. Cedera yang timbul ini sering kali
diabaikan oleh penderita dikarenakan kurangnya pengetahuan bagaimana
penanganan yang tepat dan cepat salah mengalami cedera. Selain itu
setelah mengalami cedera banyak atlet tidak melakukan rehabilitasi untuk
memulihkan cedera yang dialami, sehingga cedera yang dialami dapat
menghambat dan menurunkan fungsi dari otot, syaraf maupun sendi yang
mengalami cedera.
Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat
mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik. Bahkan bagi atlet cedera
ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus
meninggalkan hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan
cedera olahraga harus dilakukan secara tepat.
Jenis-jenis cedera olahraga:
3. 2
a. Cedera tulang, contoh: patah tulang kering atau tulang telapak kaki
pada pelari jarak jauh, disebut juga fatigue fracture.
b. Cedera otot, contoh: robekan otot yang sering terjadi pada otot paha
bagian depan (sering terjadi pada sepak bola), atau otot betis (sering
terjadi pada tennis)
c. Cedera sendi, contoh: pengikat sendi (ligamen) yang teregang
berlebihan atau bahkan putus yang mengakibatkan sendi yang terkena
menjadi tidak stabil.
Cedera dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrisik.
Faktor intrinsic adalah faktor yang unsur-unsurnya sudah ada dalam diri
seseorang. Hal ini meliputi kelemahan jaringan, fleksibilitas, kesalahan
biomekanika, dan kurangnya pengkondisian. Sedangkan faktor ekstrinsik
meliputi perlengkapan yang salah, kekuatan-kekuatan yang dikendalikan
dari luar. Seperti perlengkapan yang salah, atlet lain, permukaan lapangan,
pelatih dan cuaca (Susan J. Garrison, 2001: 320-321).
Macam-macam cedera yang terjadi dalam aktifitas sehari-hari
maupun dalam berolahraga dibagi menjadi 2: yaitu cedera ringan dan
cedera berat (Ali Satia Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009: 77) yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Cedera ringan yaitu cedera yang terjadi karena tidak ada kerusakan
yang berarti pada jaringan tubuh, misalnya kekakuan otot dan kelelahan.
Cedera ringan tidak memerlukan penanganan khusus, biasanya dapat
sembuh sendiri setelah istirahat.
4. 3
2. Cedera berat yaitu cedera serius pada jaringan tubuh dan memerlukan
penanganan khusus dari medis, misalnya robeknya otot, tendon, ligamen
atau patah tulang.
Salah satu metode penyembuhan yang dapat diterapkan oleh
fisioterapis dalam menghadapi kasus cedera pada atlet adalah Hidroterapi
(hydrotheraphy)
Hidroterapi merupakan salah satu metode yang efektif dalam
mengurangi rasa nyeri dan dapat dilakukan dengan mudah. Istilah
hidroterapi sendiri baru ada sekitar abad ke 19. Namun air telah
dimanfaatkan sebagai bagian dari metode penyembuhan sejak beberapa
abad yang silam. Di zaman Yunani air dipercaya memiliki kekuatan
penyembuhan dan di zaman keemasan Romawi telah memanfaatkan kolam
air yang luas sebagai bagian kehidupan sehari-hari untuk kesehatan. Dalam
sejarah dapat dikatakan bahwa : Antonius Musa merupakan “bapak dari
hidroterapi” , pada zaman tersebut dia diberi hadiah cincin emas , bebas
dari pajak dan sejumlah besar uang setelah berhasil menyembuhkan
penyakit liver kaisar Augustus dengan menganjurkan berendam di kolam
yang dingin.
Hidroterapi (hydrotherapy), yang sebelumnya dikenal sebagai
hidropati (hydropathy), adalah metode pengobatan menggunakan air untuk
mengobati penyakit atau meringankan kondisi yang menyakitkan.
Hidroterapi terkait dengan terapi hidrotermal, dimana suhu air yang
diubah-ubah digunakan untuk menyembuhkan. Menggunakan air sebagai
5. 4
terapi bukanlah konsep baru. Metode ini telah digunakan berabad-abad
lalu dalam berbagai kebudayaan seperti Cina, Jepang, Mesir, Yunani, dan
Romawi. Misalnya, orang-orang Yunani menjadikan mandi sebagai terapi.
Begitu pula bangsawan Mesir yang menambahkan bunga dan minyak
esensial ke dalam air mandi mereka. Hippocrates, yang dijuluki sebagai
bapak kedokteran, menyarankan mandi di mata air untuk meringankan
berbagai penyakit. Pastor Sebastian Kneipp, seorang biarawan dari
Bavaria, merupakan orang yang berjasa menghidupkan kembali terapi air.
Saat ini, terdapat berbagai metode yang digunakan dalam hidroterapi
seperti mandi air hangat, mengompres, membilas, menggunakan uap air,
sauna, dan sebagainya. Hidroterapi digunakan untuk mengobati berbagai
masalah tulang belakang, ankylosing spondylitis, dan arthritis. Hidroterapi
juga digunakan untuk orang yang menderita kelumpuhan, stroke, dan luka
bakar.
Setelah banyaknya latihan atau pertandingan yang dilakukan atlet
maka diharapkan hidroterapi dapat membatu mengembalikan kebugaran
atlet sehingga dapat membantu mengembalikan kelelahan yang di alami
yaitu dengan Berendam di air panas dan dingin. Metode ini dinamakan
hidroterapi yang sudah digunakan juga oleh Timnas Indonesia U-19.
Bahan yang di gunakan dalam terapi ini hanya menggunakan drum,
es batu dan air hangat yang harus di sediakan terlebih dahulu sebelum
melakukan terapi.
6. 5
Langkah pertama yang di lakukan adalah menghabisakan waktu
sekitar 3 menit berendam di drum air dingin kemudian berganti di drum
air hangat sekitar 5 menit berendam di air panas antara 38 hingga 44
derajat celcius. Lakukan secara bergantian pada atlet yang telah melakukan
latihan dan pertandingan.
Study International Journal of Sports Medicine menyebutkan
hidroterapi sangat ampuh untuk mengembalikan kebugaran. Metode ini
merangsang aliran darah, membantu sirkulasi, dan memiliki efek anti-
inflamasi pada setiap memar yang pemain dapatkan selama pertandingan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, terapi tersebut harus di
jalani secara teratur dan diimbangi olahraga ringan untuk menjaga
kebugaran tubuh, serta pemulihan cedera, terapi ini sangat berpengaruh
dalam memulihkan kelelahan pasca latihan maupun pasca pertandingan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan
masalah : 1) Bagaimanakah penatalaksanaan hidroterapi dalam
penanganan cedera pada atlet, 2) Seberapa besar manfaat hidroterapi bagi
pemulihan cedera pada atlet
7. 6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan
pemahaman tentang manfaat hidroterapi. 2) Memiliki gambaran
tentang hidroterapi sebagai penanganan cedera pada atlet.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan merealisasikan konsep
penanganan cedera dengan metode hidroerapi
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memahami dan terbukanya wawasan
baru mengenai penanganan dengan metode hidroterapi.