Dokumen tersebut membahas delapan penyimpangan hukum syirkah, yaitu: (1) tidak adanya syarik badan pada akad pembentukan syirkah, (2) tidak adanya ijab dan kabul pada akad pembentukan syirkah, (3) tidak adanya ketentuan nisbah bagi hasil, (4) tidak adanya ketentuan nisbah bagi rugi, (5) bagi hasil dengan prinsip revenue sharing, (6) bagi hasil dalam jumlah nominal
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.
Analisis bagi hasil financing dalam perbankan syariahAn Nisbah
Abstract: In Islamic banking financial institutions, financing is a very big asset that the funding should be maintained based on the quality of the precautionary principle. The precautionary principle is Bank management guideliness that must be adhered, in order to create a sound, robust and effcient in accordance with the provisions of the legislation. Application of the precautionary principle by Islamic banks one of which is manifested in the analysis is to analyze the financing of confdence in the willingness and ability of prospective clients to settle all its obligations in time, before the Islamic Bank disburses funds to customers Recipient Facility “. The confdence gained from assessment against characteristic carefully, capability, capital, collatera, and business prospects of the receiving facility prospective customers (character, capacity, capital , collateral, condition). Islamic banks provide fnancing hope that funding is running smoothly, customers comply with what was agreed in the agreement and paid when
due. But it can happen in the financing period financing problems arise.
The efforts made by the Islamic Bank to deal with the problem of financing the rescue financing problems with restructuring efforts if the customer still has a good faith within the meaning still want to be invited to cooperate in the effort to rescue fnancing problems , but if the customer has not acting in good faith in the sense of cooperative in an effort to rescue the troubled financing Islamic bank will make solving the fnancing problems .
Keywords : Financing , Islamic Banking , 5C
Mengatasi Kesulitan Ekonomi dengan menghindari sistem Riba dalam BisnisSetiono Winardi
1. Mengatasi kesulitan ekonomi di dalam kehidupan sehari-hari yang berasal dari Riba, dengan merubah menjadi sistem Syari’ah
2. Mengatasi masalah hukum yang timbul dari sistem Riba yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat;
3. Memenangkan sengketa hukum dalam melawan sistem Riba, sehingga sistem Syari’ah dapat diterima oleh berbagai pihak yang bersengketa
4. Melakukan negosiasi dengan pihak yang menggunakan Riba, sehingga sistem Syari’ah dapat diterima dan diterapkan di dalam kehidupan masyarakat.
5. Menciptakan sarana Syari’ah dan memaksimalkan ketersediaan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama kekayaan desa yang dapat memenuhi permintaan pasar;
6. Menyediakan sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha Syari’ah sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;
7. Menciptakan unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi berdasarkan Syari’ah
8. Mengembangkan sumber daya manusia un-skill yang berasal dari masyarakat untuk dapat dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi berdasarekan Syari’ah;
9. Mendorong terciptanya peranan BUMD/BUMDesa dalam menjalankan usaha di desa dengan sistem Syari’ah.
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.
Analisis bagi hasil financing dalam perbankan syariahAn Nisbah
Abstract: In Islamic banking financial institutions, financing is a very big asset that the funding should be maintained based on the quality of the precautionary principle. The precautionary principle is Bank management guideliness that must be adhered, in order to create a sound, robust and effcient in accordance with the provisions of the legislation. Application of the precautionary principle by Islamic banks one of which is manifested in the analysis is to analyze the financing of confdence in the willingness and ability of prospective clients to settle all its obligations in time, before the Islamic Bank disburses funds to customers Recipient Facility “. The confdence gained from assessment against characteristic carefully, capability, capital, collatera, and business prospects of the receiving facility prospective customers (character, capacity, capital , collateral, condition). Islamic banks provide fnancing hope that funding is running smoothly, customers comply with what was agreed in the agreement and paid when
due. But it can happen in the financing period financing problems arise.
The efforts made by the Islamic Bank to deal with the problem of financing the rescue financing problems with restructuring efforts if the customer still has a good faith within the meaning still want to be invited to cooperate in the effort to rescue fnancing problems , but if the customer has not acting in good faith in the sense of cooperative in an effort to rescue the troubled financing Islamic bank will make solving the fnancing problems .
Keywords : Financing , Islamic Banking , 5C
Mengatasi Kesulitan Ekonomi dengan menghindari sistem Riba dalam BisnisSetiono Winardi
1. Mengatasi kesulitan ekonomi di dalam kehidupan sehari-hari yang berasal dari Riba, dengan merubah menjadi sistem Syari’ah
2. Mengatasi masalah hukum yang timbul dari sistem Riba yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat;
3. Memenangkan sengketa hukum dalam melawan sistem Riba, sehingga sistem Syari’ah dapat diterima oleh berbagai pihak yang bersengketa
4. Melakukan negosiasi dengan pihak yang menggunakan Riba, sehingga sistem Syari’ah dapat diterima dan diterapkan di dalam kehidupan masyarakat.
5. Menciptakan sarana Syari’ah dan memaksimalkan ketersediaan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama kekayaan desa yang dapat memenuhi permintaan pasar;
6. Menyediakan sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha Syari’ah sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;
7. Menciptakan unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi berdasarkan Syari’ah
8. Mengembangkan sumber daya manusia un-skill yang berasal dari masyarakat untuk dapat dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi berdasarekan Syari’ah;
9. Mendorong terciptanya peranan BUMD/BUMDesa dalam menjalankan usaha di desa dengan sistem Syari’ah.
Konsep proteksi syariah Allianz - Allisya Protection Plus. Bersih berkah dan menenangkan. Masa depan yang indah perlu diproteksi dengan strategi yang tepat
teori dan aplikasi akuntansinya. kami menyadur aplikasi akuntansinya dari buku pak Rizal. musyarakah belum diminati masyarakat. oleh karenanya, jumlah transaksi musyarakah di perbankan syariah masih nol.
semoga bermanfaat :)
HUKUM PERUSAHAAN yang tidak bisa menjadi ng.pptRirisSitinjak2
ghhhjjbbbbg di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastobbbbbbbbnb di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di dunia mas bro dan mbak Tami Prastowo di wo
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
10.3 PENYIMPANGAN HUKUM SYIRKAH
1. Oleh :
KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI
DOSEN STEI HAMFARA JOGJA
SEPTEMBER 2017
PENYIMPANGAN - PENYIMPANGAN
HUKUM SYIRKAH
2. POKOK BAHASAN
(1) Penyimpangan Hukum Syirkah
(2) Penyimpangan 1 : Tidak adanya syarik
badan pada akad pembentukan syirkah
(3) Penyimpangan 2 : Tidak adanya ijab dan
kabul pada akad pembentukan syirkah
(4) Penyimpangan 3 : Tidak adanya
ketentuan nisbah bagi hasil (profit sharing)
(5) Penyimpangan 4 : Tidak adanya
ketentuan nisbah bagi rugi (loss sharing)
3. POKOK BAHASAN
(6) Penyimpangan 5 : Bagi hasil dengan
prinsip revenue sharing (yang benar : profit
sharing).
(7) Penyimpangan 6 : Bagi hasil dalam
jumlah nominal tertentu
(8) Penyimpangan 7 : bagi hasil berupa
persentase dari modal.
(9) Penyimpangan 8 : barang dijadikan
modal syirkah.
5. Penyimpangan Hukum Syirkah
Penyimpangan hukum Syirkah adalah
ketidaksesuaian dengan akad dan
hukum syirkah.
Syariah Islam telah menjelaskan
hukum-hukum tentang syirkah, misal
tentang akad syirkah, bagi hasil
syirkah, bagi rugi syirkah, dll
Maka setiap penyimpangan terhadap
hukum-hukum tersebut adalah hal
yang tertolak (mardud), yang dapat
terkategori batal atau fasad.
6. Penyimpangan Hukum Syirkah
Sabda Rasulullah SAW :
منعملعمالليسعليهأمرنافهورد
“Barangsiapa yang melakukan suatu
perbuatan yang tidak sesuai dengan
perintah kami (syariah) maka perbuatan
itu tertolak.” (HR Muslim).
Sabda Rasulullah SAW :
كلشرطليسفيكتابهللافهوباطل
“Setiap syarat yang bertentangan
dengan Kitabullah, maka dia adalah
batil.” (HR Bukhari).
7. Penyimpangan Hukum Syirkah
Penyimpangan hukum Syirkah
terkategori batal : jika melanggar
rukun-rukun syirkah, yaitu
menyangkut : (1) ‘aaqidaani (dua
pihak yag berakad), (2) objek akad,
dan (3) shighat ijab dan kabul.
Penyimpangan hukum Syirkah
terkategori fasad : jika tidak
melanggar rukun-rukun syirkah,
misalnya melanggar ketentuan bagi
hasil syirkah.
8. 2. Penyimpangan 1 :
Tidak adanya syarik
badan pada akad
pembentukan syirkah
9. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : akad pembentukan koperasi
syariah yang mengikuti metode pembentukan
koperasi konvensional.
Yang terjadi hanyalah pengumpulan modal dari
satu pihak saja (pemilik modal / shahibul
maal), yang kemudian bersepakat untuk
mendirikan koperasi syariah.
Setelah koperasi berdiri, barulah dibentuk
pengurus koperasi yang mengelola koperasi.
Titik kritis : pada saat mereka bersepakat
membentuk koperasi syariah, tidak ada pihak
yang berkedudukan sebagai pengelola modal
(syariik badan / mudharib / aamil).
10. 3. Penyimpangan 2 :
Tidak adanya ijab dan
kabul pada akad
pembentukan syirkah
11. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : akad pembentukan syirkah
musahamah (PT).
Yang terjadi hanyalah pengumpulan modal dari
satu pihak saja (pemilik modal / shahibul
maal), yang kemudian bersepakat untuk
mendirikan sebuah PT (perseroan terbatas).
Setelah PT berdiri, barulah dibentuk Dewan
Direksi yang mengelola PT.
Titik kritis : Pada saat mereka bersepakat
membentuk PT, tidak ada ijab dan kabul antara
para pemodal dan dengan pihak yang
berkedudukan sebagai pengelola modal
(syariik badan / mudharib / aamil).
12. 4. Penyimpangan 3 :
Tidak adanya
ketentuan nisbah bagi
hasil (profit sharing)
13. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : koperasi 212 Mart.
Yang terjadi hanyalah penggabungan modal
milik para peserta kepada Koperasi 212 Mart
yang sudah berdiri.
Dalam berbagai ketentuan atau peraturan ttg
koperasi 212 Mart yang disebarkan kpd publik,
TIDAK DITEMUKAN ketentuan bagi hasil,
misalnya 50% dari laba untuk pemilik modal
dan 50% dari laba untuk pengelola modal.
Tidak adanya ketentuan nisbah bagi hasil ini
menjadikan koperasi 212 Mart bertatus fasad.
14. 5. Penyimpangan 4 :
Tidak adanya
ketentuan nisbah bagi
rugi (loss sharing)
15. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : koperasi 212 Mart.
Yang terjadi hanyalah penggabungan modal
milik para peserta kepada Koperasi 212 Mart
yang sudah berdiri.
Dalam berbagai ketentuan atau peraturan ttg
koperasi 212 Mart yang disebarkan kpd
publik, TIDAK DITEMUKAN ketentuan bagi
rugi (loss sharing), misalnya 50% dari
kerugian ditanggung pemilik modal dan 50%
dari kerugian ditanggung pengelola modal.
Tidak adanya ketentuan nisbah bagi rugi ini
menjadikan koperasi 212 Mart bertatus fasad.
16. 6. Penyimpangan 5 :
Bagi hasil dengan
prinsip revenue
sharing (yang benar :
profit sharing).
17. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : musyarakah pengelola kios di Mall
dengan para pedagang.
Cara bagi hasilnya : nilai transaksi belanja
langsung dibagi dalam jangka waktu tertentu
(misal 3 hari) tanpa dikurangi beaya produksi
antara dua pihak, yaitu pengelola kios di Mall
dan para pedagang.
Bagi hasil dengan cara REVENUE SHARING
tidak sesuai syariah, karena 2 alasan :
(1) bertentangan dengan cara bagi hasil syirkah
bhw yang dibagi adalah profit (Arab = al ribhu).
(2) revenue sharing mengandung unsur gharar
(belum pasti untung, bisa rugi bisa untung).
19. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : misal pengelola modal
menjanjikan kepada pemodal bagi hasil
sebesar Rp 1 juta rupiah per bulan.
Cara bagi hasil seperti ini tidak sesuai
syariah, karena 2 alasan :
(1) bertentangan dengan cara bagi hasil
syirkah, yaitu ketentuan bagi hasil
seharusnya berupa nisbah (persentase) dari
laba.
(2) bagi hasil dengan menyebut jumlah
nominal mengandung unsur gharar (bisa rugi
bisa untung, sehingga jumlah laba tidak
dapat dipastikan).
21. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : misal pengelola modal menjanjikan
kepada pemodal bagi hasil sebesar 5% dari
modal.
Cara bagi hasil seperti ini tidak sesuai syariah,
karena 2 alasan :
(1) bertentangan dengan cara bagi hasil syirkah,
yaitu ketentuan bagi hasil seharusnya berupa
nisbah (persentase) dari laba, bukan dari modal.
(2) bagi hasil dengan persentase dari modal
adalah mirip dengan riba, maka hukumnya
dihukumi sama dengan riba. Kaidah fiqih ; maa
qaaraba al sya’i u’thiya hukmuhu (apa yang
mendekati sesuatu, dihukumi sama dengan
sesuatu itu).
23. Penyimpangan Hukum Syirkah
Kasusnya : misal pengelola modal
berkontribusi tenaga, sedang pihak pemodal
berkontribusi tempat (kios dll) dan peralatan
(kursi, meja, alat masak dll).
Cara seperti ini tidak sesuai syariah, karena
bertentangan dengan ketentuan modal dalam
syirkah, yaitu seharusnya modal itu berupa
uang tunai, bukan berupa barang.
Solusinya, barang sebagai modal syrkah itu
dihitung nilainya dalam rupiah, misal kios
dan peralatan dihitung senilai 10 juta.
Nilai 10 juta ini dianggap sebagai modal yang
disetor pihak pemodal.