Macam Riba dan Contoh-contohnya - Titok PriastomoRidwan Kurniawan
Riba adalah satu diantara dosa-dosa besar (minal kabaa'ir) yang terdapat dalam aktivitas-aktivitas muamalah maliyah yang hari ini menjadi sangat merajalela. Kaum muslimin tahu akan besarnya dosanya, namun mereka sering menyepelekan dosa ini. Hal ini bisa dilihat dari ketidak-aware-an mereka pada transaksi-transaksi yang ada, atau ketidakpahamannya pada jenis-jenis riba. Lantas, riba terbagi atas berapa jenis? Bagaimana contohnya.
Macam Riba dan Contoh-contohnya - Titok PriastomoRidwan Kurniawan
Riba adalah satu diantara dosa-dosa besar (minal kabaa'ir) yang terdapat dalam aktivitas-aktivitas muamalah maliyah yang hari ini menjadi sangat merajalela. Kaum muslimin tahu akan besarnya dosanya, namun mereka sering menyepelekan dosa ini. Hal ini bisa dilihat dari ketidak-aware-an mereka pada transaksi-transaksi yang ada, atau ketidakpahamannya pada jenis-jenis riba. Lantas, riba terbagi atas berapa jenis? Bagaimana contohnya.
Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTAnas Wibowo
Ust. Shiddiq al-Jawi. RINGKASAN_13_APRIL_2020.
(1) PENGERTIAN UTANG (AD DAIN) DAN PINJAMAN (AL QARDH)
(2) HUKUM UTANG (AD DAIN)
(3) HUKUM PINJAMAN (AL QARDH)
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
Riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
Dalam perkembangan kebahasaan, kata ijarah itu
dipahami sebagai "akad" ( العقد ) yaitu akad (pemilikan) terhadap
berbagai manfaat dengan imbalan العقد على المنافع بعوض ) ) atau akad
pemilikan manfaat dengan imbalan, yakni kontrak kerja dan sewa menyewa.
Hukum Utang (ad-Dain) dan Pinjaman (al-Qardh) .PPTAnas Wibowo
Ust. Shiddiq al-Jawi. RINGKASAN_13_APRIL_2020.
(1) PENGERTIAN UTANG (AD DAIN) DAN PINJAMAN (AL QARDH)
(2) HUKUM UTANG (AD DAIN)
(3) HUKUM PINJAMAN (AL QARDH)
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
MAKALAH ini di buat agar memudahkan orang yang malas. wkwkwk. btw semakin males banget orang orang. hahaha. sengaja biar orang orang mikir. jangan ambil jalan pintas karena tidak akan membuat skill dan keyakinannya bertambah
Hukum Tas’iir (Kebijakan Penetapan Harga)Anas Wibowo
KH. Shiddiq al-Jawi, Maret 2020. POKOK BAHASAN:
1. HADITS TENTANG LARANGAN TAS’IIR (KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA)
2. PENGERTIAN TAS’IIR
3. HUKUM TAS’IIR
4. KRITIK TERHADAP PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN TAS’IIR
5. BAGAIMANA PENGUASA MENGATASI MELONJAKNYA HARGA?
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. PENGERTIAN SAMSARAH
السمسرة:البائع بين الواسطة محترفها يكون حرفة
والمشتري
Samsarah (brokerage) adalah suatu
profesi (pekerjaan) dimana pelakunya
menjadi perantara antara penjual dan
pembeli.
السمسار:الوسيطبينالبائعوالمشتري
Simsar (pelaku samsarah, broker)
adalah perantara antara penjual dan
pembeli.
Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha, hlm. 191.
5. PENGERTIAN SAMSARAH
منِل اسم بأنه َالسمسار ُءالفقها َفَّرَع وقدللغير ُليعم
ًءوشرا ًابيع بأجر.َّلَّدال على ُيصدق وهول.ُليعم فإنه
وشراء ًابيع ٍبأجر للغير
Para fuqoha (ahli fiqih) mendefinisikan
simsar (pelaku samsarah) sebagai orang
yang bekerja untuk orang lain dengan upah
baik untuk menjual maupun untuk membeli.
Definisi simsar juga berlaku untuk dallaal,
yaitu orang yang bekerja untuk orang lain
dengan upah baik menjual maupun
membeli.
Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
6. HUKUM SAMSARAH
Samsarah adalah pekerjaan yang halal
menurut Syariah Islam.
Dalilnya hadits Nabi SAW yang men-
taqrir samsarah pada masa Nabi SAW.
Dari Qais bin Abi Gharazah Al Kinani
RA, dia berkata :
اَّنُكُعاَتْبَنَاقَس ْوَألايِفَنْيِدَمْلاِةيِمَسُنَواَنَسُفْنَأَمَس،ًةَرِساَجَرَخَف
اَنْيَلَعُل ْوُسَرِللاصلىللاعليهوسلمَفاَناَّمَسمْساِبَوُهَأُنَسْح
ِنِماَنِمْساَلاَق:اَيََرشْعَم، ِارَّجُّتالَّنِإَعْيَبْلاُهُرُضْحَياُوْغَّلل
ُفْلَحْلاَوُهوُبُوشَفِةَقَدَّصالِب
7. HUKUM SAMSARAH
“Dahulu kami (para shahabat) berjual beli di
pasar-pasar di Madinah dan kami menyebut diri
kami samasirah (para simsar/makelar).
Keluarlah Rasululullah SAW kepada kami
kemudian beliau menamai kami dengan nama
yang lebih baik daripada nama dari kami.
Rasulullah SAW bersabda,’Wahai golongan
para pedagang, sesungguhnya jual beli sering
kali disertai dengan ucapan yang sia-sia dan
sumpah, maka bersihkanlah itu dengan
shadaqah.”
(HR Abu Dawud no 3326; Ibnu Majah no 2145; Ahmad 4/6; Al
Hakim dalam Al Mustadrak no 2138, 2139, 2140, dan 2141).
(Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/311; Yusuf
Qaradhawi, Al Halal wal Haram fi al Islam, hlm.226).
9. RUKUN SAMSARAH
Rukun samsarah ada 3 (tiga) :
Pertama, dua pihak yang berakad (al
‘Aqidaani), yaitu :
(1) Simsar (makelar / perantara)
(2) Thalibu as Samsarah (Peminta
samsarah), yaitu pembeli atau penjual.
Kedua belah pihak tersebut disyaratkan 3
(tiga) syarat umum dalam akad muamalah :
(1) Berakal (‘aaqil),
(2) Mumayyiz (umur 7 tahun ke atas),
(3) Mukhtar (tidak dipaksa).
10. RUKUN SAMSARAH
Kedua, objek akad (mahallul aqad), yaitu
pekerjaan yang dilakukan oleh simsar, dan
upah (ujrah, ‘umuulah).
Objek akad ini (pekerjaan dan upah)
syaratnya harus ma’luum (jelas).
Ketiga, shiighat (ucapan ijab dan kabul),
yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang
menunjukkan kerelaan dari pihak-pihak
yang berakad.
11. HUKUM SAMSARAH
Hanya saja dalam samsarah disyaratkan
beberapa hal sbb antara lain :
(1) Pekerjaan simsar itu harus jelas
(ma’lum),
(2) Upah (ujrah) atau komisi (‘umulah) yang
diterima oleh simsar harus jelas (ma’lum)
(3) Upah bagi samsarah tersebut tidak
terlalu tinggi (ghaban fahisy) atau
mengeksploitir kebutuhan masyarakat.
(4) Samsarah yang dilakukan tidak
termasuk samsarah yang diharamkan,
misalnya samsarah dalam jual beli antara
orang kota dengan orang dusun.
12. HUKUM SAMSARAH
Keterangan masing-masing syarat di
atas :
Keterangan syarat (1) : pekerjaan
simsar itu harus jelas (ma’lum), baik
dengan menjelaskan barang yang akan
diperjual-belikan, atau dengan
menjelaskan berapa lama simsar
bekerja.
Jika pekerjaan simsar tidak jelas, maka
akad samsarahnya fasid.
(Taqiyuddin An Nabhani, Syakhshiyyah Islamiyyah,
2/311)
13. HUKUM SAMSARAH
Contoh ucapan penjual untuk
memperjelas pekerjaan atau lama
kerja simsar.
Penjual berkata kepada
simsar,”Juallah rumahku yang itu,
yang alamatnya di sini, dst.”
(menjelaskan barang yang akan
diperjual-belikan).
Atau,”Juallah rumahku dalam waktu
satu minggu ini.” (menjelaskan
berapa lama simsar akan bekerja).
14. HUKUM SAMSARAH
Keterangan syarat (2) : upah (ujrah) atau
komisi (‘umulah) yang diterima oleh simsar
harus jelas (ma’lum).
Besarnya upah boleh ditetapkan sbb :
(1) berupa jumlah uang tertentu,
(2) berupa persentase dari laba,
(3) berupa persentase dari harga barang,
(4) berupa kelebihan harga dari harga yang
ditetapkan penjual,
(5) atau berupa ketentuan yang lainnya
sesuai kesepakatan.
Yusuf Al Qardhawi, Al Halal wal Haran fil Islam hlm. 226, Taqiyuddin An Nabhani, Al
Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 2/310
15. HUKUM SAMSARAH
Syaikh Yusuf Al Qaradhawi dalam
kitabnya Al Halal wal Haram fil Islam
hlm. 226 menjelaskan mengenai upah
bagi simsar sbb :
قالالبخاريفيصحيحه:لميربنسيرينوعطاء
وإبراهيموالحسنبأجرالسمسار،بأساوقالبن
عباس:البأسبأنيقول:بعهذاالثوبفمازادعلى
كذاوكذافهولك.وقالبنسيرين:إذاقال:بعهبكذا
فماكانمنربحلكأوبينيوبينكفالبأس.وقال
النبيصلىللاعليهوسلم:المسلمونعندشروطهم
16. HUKUM SAMSARAH
Imam Bukhari berkata dalam kitabnya
Shahih Bukhari,”Ibnu Sirin, Atha`,
Ibrahim [An Nakha`i], Al Hasan [Al
Bashri], memandang tidak masalah
mengenai upah bagi simsar [hukumnya
boleh].
Ibnu Abbas berkata, “Tidak masalah
[penjual] berkata [kepada
simsar],’Juallah olehmu baju ini
dengan harga sekian, maka apa yang
lebih dari harga sekian itu, menjadi
milikmu.”
17. HUKUM SAMSARAH
Ibnu Sirin berkata,”Jika [penjual] berkata
[kepada simsar],’Juallah olehmu barang
ini dengan harga sekian. Apa yang
menjadi keuntungannya, itu menjadi
milikmu, atau dibagi antara aku dan
kamu.’ maka hal itu tidak masalah.’
Telah bersabda Nabi SAW,”Kaum
muslimin [bermuamalah] menurut
syarat-syarat di antara mereka.”
(Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal
Haram fil Islam hlm. 226.).
18. HUKUM SAMSARAH
Keterangan syarat (3) : upah bagi
samsarah tersebut tidak boleh terlalu tinggi
(ghaban fahisy) atau mengeksploitir
kebutuhan masyarakat.
Sebab menjual belikan barang dengan
terlalu tinggi (ghaban fahisy) telah
diharamkan syariah,
Mengeksploitir kebutuhan masyarakat akan
menimbulkan dharar (bahaya) bagi penjual
/ pembeli.
(Lihat Yusuf Al Qaradhawi, Al Halal wal
Haram fil Islam hlm. 226.)
19. HUKUM SAMSARAH
Keterangan syarat (4) : Samsarah yang
dilakukan tidak termasuk samsarah
yang diharamkan,
misalnya samsarah dalam jual beli
antara orang kota dengan orang dusun
Dimana orang dusun tidak tahu harga
kota
Atau samsarah yang mengandung unsur
penipuan (al khidaa’).
Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 59.
Taqiyuddin An Nabhani, As Syakhshiyyah Al
Islamiyyah, 2/314-315.