1. Sistem peradilan Islam terdiri dari tiga subsistem utama yaitu struktur dan birokrasi peradilan, ketentuan pembuktian, dan sistem sanksi.
2. Ada tiga jenis hakim (qodhi) yaitu qodhi khusumat untuk kasus perdata, qodhi muhtasib untuk pelanggaran di pasar, dan qodhi madzalim untuk mengadili kebijakan penguasa.
3. Sistem sanksi dalam Islam berfungsi untuk menceg
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
Studi mendalam dan objektif terhadap sistem pidana Islam telah menunjukkan berbagai keunggulannya bila dibandingkan dengan sistem pidana sekuler yang tengah diterapkan. Tulisan ini mencoba mengungkap segi-segi keunggulan sistem pidana Islam tersebut, baik keunggulan secara konseptual (teoretis), maupun keunggulan praktikal (empiris).
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
Studi mendalam dan objektif terhadap sistem pidana Islam telah menunjukkan berbagai keunggulannya bila dibandingkan dengan sistem pidana sekuler yang tengah diterapkan. Tulisan ini mencoba mengungkap segi-segi keunggulan sistem pidana Islam tersebut, baik keunggulan secara konseptual (teoretis), maupun keunggulan praktikal (empiris).
Wajib kepada setiap orang yang beriman untuk taat terhadap hukum ketentuan Allah SWT. Sami'na wa atha'na jawaban setiap muslim untuk mentaati seluruh syariat Allah SWT secara kaffah.
Wajib kepada setiap orang yang beriman untuk taat terhadap hukum ketentuan Allah SWT. Sami'na wa atha'na jawaban setiap muslim untuk mentaati seluruh syariat Allah SWT secara kaffah.
Sebahagian dari Usul 20 Imam Al Banna yang menjadi petunjuk bagi daie dlam mengharungi medan dakwah. Islam mudah di fahami dan mengelakkan perpecahan yang menjadi lumrah ummah zaman ini.
Sebahagian dari Usul 20 Imam Al Banna yang menjadi petunjuk bagi daie dlam mengharungi medan dakwah. Islam mudah di fahami dan mengelakkan perpecahan yang menjadi lumrah ummah zaman ini.
“Kita harus berjuang untuk Syariah agar umat Islam bisa bangkit”. (Prof. Dr. Istiqlal Amin, Peneliti di Kementerian Pertanian)
"Syariah Islam membawa kehidupan bernegara lebih baik. Dengan sistem demokrasi korupsi tumbuh subur, budaya liberalisasi juga tumbuh subur, bahkan budaya liberal di kalangan remaja semakin menyedihkan." (Prof. Haryono Sigit, Mantan Rektor ITS)
“Masalah bangsa ini seperti kemiskinan, pengangguran, dan krisis sosial adalah masalah sistemik yang disebabkan oleh sistem yang rusak dan merusak, demokrasi” (Tri Wahyu Agustina SP, M.Pd, Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Sistem kehidupan saat ini sudah sangat bertentangan dengan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Khilafah Islamiyah adalah solusi atas kerusakan sistem saat ini yang menjadi hegemoni penjajah." (Prof. Dr. Muhammad Najib, Wakil Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
"Saya harap semua umat bisa mendukung untuk tegaknya hukum-hukum Allah di muka bumi." (Dr. Saharuddin Daming, Mantan Komisioner Komnas HAM)
"Saya mengajak seluruh kaum intelektual untuk bergabung bersama Hizb dan menjadi ujung tombak untuk menegakkan Khilafah." (Prof. Dr. Ir. Hj. Sutinah Made M.Si. Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan UNHAS)
"Saya sudah ikut bersama Hizbut Tahrir dan saya sangat senang dakwah bersama Hizbut Tahrir. Kita berharap para intelektual seluruh Indonesia ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir." (Prof. Lukman Atmaja)
"Saya ingin berjuang bersama menegakkan syariah dan Khilafah." (Otong Surasman Kandidat Doktor Institut Perguruan Tinggi al-Quran)
"Sudah saatnya para intelektual mengambil kembali mutiara yang dulu hilang, mengembalikan kejayaan Islam, menerapkan seluruh hukum Islam dalam bingkai Khilafah." (Dr. Ni’matuzzahrah Dosen Universitas Airlangga)
"Para intelektual muslim, marilah kita menjalankan kewajiban kita kepada Allah, berperan serta dalam menegakkan syariah seutuhnya dalam bingkai Khilafah." (Dr. H. Tjipto Subadi, M.Si. Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Rejam adalah salah satu hukuman hudud yang dijatuhkan ke atas pesalah Zina Muhsan, dengan hukuman membaling/merejam batu sederhana besar ke arah pesalah sehingga mati mengikut cara-cara yang telah disyariatkan.
Similar to Ilf 5-akprind-SISTEM PERADILAN iSLAM (20)
Kewajiban penerapan syariah islam oleh Allah SWT, karena Allah SWT menghendaki manusia hidup bahagia di bumi dan selamat di akherat. Hanya dengan syariah Allah manusia bisa mensolusi masalah tanpa menimbulkan masalah baru.
Problematika ummat makin hari makin berat. Sudah berpuluh tahun ummat tidak kunjung keluar dari problemnya karena para pemimpin ummat tidak kunjung menyadari bahwa akar masalahnya adalah tidak diterapkannya islam secara kaffah sebagaimana Allah Perintahkan.
Seandainya ummat ini menjadikan Alquran tidak hanya sebagai bacaan saja, tetapi benar-benar menjadi PANDUAN HIDUP yang dipegang secara konsisten, niscaya ummat ini akan menemukan kejayannya dan menjadi pemimpin dunia sekali lagi.
Menjadi Muslim Yang Berkontribusi dalam peradabanAMIR HAMZAH
Setiap peradaban, ada azas, konsep dan pengembannya. Peradaban yang shohih akan tetap eksis manakala para pengembannya mampu mengestafetkan konsep dan pelaksanaannya. Jika pengembannya telah melemah dalam pemahaman konsep dan pelaksanaan, maka peradaban itu akan hancur binasa. Inilah yang dialami dalam peradaban islam
Mt albarokah 25_a_gt_2019_hidayah_kesesatan AMIR HAMZAH
HIdayah dan kesesatan, sering dipahami bahwa itu 100% hak ALlah untuk menentukan pada manusia. AKibatnya jika ada manusia sesat dianggap semata karena ia TELAH DISESATKAN ALLAH, betapa kejamnya ALLAH. Sebenarnya bagaimana pemahaman yang benar
Peran Intelektual dalam Membangun PerdabanAMIR HAMZAH
Apa itu bangkit.? Banyak intelektual teriak bangkit, tapi tidak paham kebangkitan seperti apa yang dimaksud, dan jalan seperti apa yang harus ditempuh. Kebangkitan harus dimulai dari kebangkitan spiritual, kesadaran akan hakekat hidup, dan tujuannya baru akan muncul kabangkitan yang lain yang benar
Syariah, hal terpenting kedua setelah aqidah. Jika aqidah adalah fondasi keyakinan kita maka syariah adalah aturan hidup yang memancar dari fondasi itu. Itu secara fakta. Pengamalan syariah menjadi ukuran kuat lemahnya aqidah kita.
Banyaknya bencana, dalam pandangan islam adalah tanda-tanda banyaknya maksiyat. Bencana bukan hanya gejala alam. Karena dibalik alam ada hukum alam, dan hukum alam itu Allah yang mengendalikan.
2. SISTEM PERADILAN
ISLAM
● Sistem peradilan Islam adalah SUB-Sistem
dari Sistem ISLAM sebagai Ajaran yang
lengkap pengatur kehidupan manusia
● Sistem peradilan Islam HANYA akan dapat
berjalan dalam sistem ISLAM yang utuh, jika
tidak maka HIKMAH KEADILAN tidak akan
tampak nyata
3. SISTEM PERADILAN DALAM
ISLAM
Sistem peradilan Islam dibagi menjadi tiga
subsistem penting:
● Struktur dan birokrasi peradilan dalam Islam: meliputi macam-
macam qâdhi, tugas dan kewenangan, pengangkatan, dan mekanisme
birokrasi lainnya).
● Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pembuktian (ahkâm al-
bayyinah); mencakup pembahasan mengenai materi yang absah dan yang
tidak absah dijadikan sebagai bukti hukum, syarat-syarat serta mekanisme
pembuktian untuk kasus-kasus pidana dan perdata, dan lain-lain.
● Sistem persanksian: Yakni sistem yang menjelaskan macam-macam
sanksi yang akan dijatuhkan kepada para pelanggar hukum, beserta syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan lainnya.
4. KepalaNegara:
Muhammad saw
Mu’awinTafwidh:
1. Abu Bakaras- Shiddiq
2. Umar bin al- Khaththab
Mu’awinTanfidz:
1. Hudzayfahal- Yaman
2. Zaydbin Haritsah
MajelisUmmat:
1. Abu Bakaras- Shiddiq
2. Umar bin al- Khathathab
3. Utsmanbin ‘Affan
4. Ali binAbi Thalib
5. Hamzah‘ Abd Muthallib
6. Bilalbin Rabbah
7. Abu Dzarral Ghifari
8. Sa’adbin Mu’adz
9. Sa’adbin ‘ Ubadah
10. Usaydbin Hudhayr
11. Al- Miqdadal- Aswad
12. Hudzayfahal- Yaman
13. Mu’adzbin Jabal
Wali:
1. ‘ Uthabbin Usyad
(Wali Makkah)
2. ‘ Utsmanbin Abial- ’Ash
(Wali Thaif)
3. ‘Ila ’ bin al- Hadhrami
(Wali Bahrain)
4. ‘ Amr bin al- ’Ash
(Wali Oman)
5. Abu Sufyanbin Harb
(Wali Najran)
6. Badzanbin Sasan
(Wali Yaman& Shun’a)
7. ‘ Amr bin Sa’idal- ’Ash
(Wali Wadial- Qura)
8. Yazidbin Abi Sufyan
(Wali Tayma’)
9. Tsumamahbin ‘Atsal
(Wali Yamamah)
10. Farwahbin Musayk
( Wali Murad, Zabid, Madhij)
Jaysy( Tentara):
315– 30.000 personil
Qadhi Khushumat:
1. ‘Ali binAbi Thalib
2. Mu’adzbin Jabal
Syurthah( Polisi)
Qaysbin Sa’id
( Kepala Kepolisian)
QadhiHisbah:
Muhammad saw
( Kasusdi Pasar)
Qadhi Madhalim:
Muhammad saw
Urusan Perumahan:
Muhammad binMaslamah
UrusanKesehatan:
1. Abi Ramtsah
2. Eafidah( Anshar)
Urusan Pendidikan:
DitanganiRasul& para Sahabat
‘ Amil:
Jumlah mereka mencapai
30-an oranglebih
( lihatal- Kattani,
at- Taratibal Idariyyah, juzI,
Hal 241– 245)
Dll.
MashalihDawiah:
Biro AdministrasiUmum
Amiral- Jihad:
Muhammad saw
Qadhi al Qudhat:
.
Muhammad saw
Diolah ulang dari:Diolah ulang dari:
(Hizbut Tahrir,(Hizbut Tahrir, Ajhizatu ad-Ajhizatu ad-
Daulah al-KhilâfahDaulah al-Khilâfah))
5. 1. HAKEKAT KEPUTUSAN PENGADILAN
ISLAM
●Menetapkan hukum syariah oleh
Khalifah atau petugas yang ditunjuk
khalifah (Qodhi), untuk suatu
perbuatan warga negara yang
melanggar syariah
6. SKEMA SYARIAH PERADILAN ISLAM
ASY-Syari’
KAUM MUSLIMIN,
(& WARGA NEG
NON MUSLIM)
BAIATNASH
Kholifah
WAKALAH
PARA QODHI
AKAD BAIAT :
AKU ANGKAT ANDA UNTUK MENGHUKUMI KAMI DENGAN
HUKUM SYARIAH
8. 1. QADHI KHUSUMAT
● اليمن إلى معاذا يبعث أن أراد لما وسلم عليه ال صلى ال رسول أن
ال بكتاب أقضي قال قضاء لك عرض إذا تقضي كيف قال
وسلم عليه ال صلى ال رسول فبسنة قال ال كتاب في تجد لم فإن قال
ال كتاب في ول وسلم عليه ال صلى ال رسول سنة في تجد لم فإن قال
آلو ول رأيي أجتهد قال
صدره وسلم عليه ال صلى ال رسول فضرب
الل رسول يرضي لما ال رسول رسول وفق الذي ل الحمد وقال
“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman,
Nabi bertanya:
“Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum?
Ia berkata: “Saya berhukum dengan kitab Allah”.
Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah”,
ia berkata: “Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”
Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul Saw”?
ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih”
Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata:
“Segala puji bagi Allah yang telah sepakat dengan utusannya
(Muadz) dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw”
(HR Thabrani)
9. PERADILAN KHUSUMAT
●Mengadili Sengketa antara dua pihak
●Proses peradilan karena ada tuntutan
●Harus diselesaikan dalam suatu
mahkamah peradilan : menghadirkan
dua belah pihak
10. 2. QODHI AL MUHTASHIB (1)
● بلل اصابعه فنالت فيها يده فأدخل طعام صبرة على مر وسلم عليه ال صلى ال رسول ان
،الق رسول يا السماء اصابته :قال الطعام؟ صاحب يا هذا ما :فقال
منا فليس غش من ؟ الناس يراه كي الطعام فوق جعلته افل :قال
● Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah berjalan melewati tumpukan
makanan. Beliau kemudian memasukkan tangannya dan mendapati
sebagiannya masih basah. Beliau lalu bersabda, “Apa ini, wahai pemilik
makanan?” Pemilik makanan itu berkata, “Itu terkena air hujan, ya
Rasulullah.”
Lalu Beliau bersabda, “Lalu mengapa tidak engkau letakkan di atas
supaya orang-orang bisa melihatnya.
Siapa saja yang menipu maka ia tidak termasuk dari golongan kami.”
(HR. Muslim)
11. QODHI AL MUHTASHIB (2)
● PENGADILAN HISBAH : mengadili Kejahatan yang
membahayakan HAK-HAK JAMAAH, seperti penjual
makanan yang dikunsumsi umum yang curang
● Pengadilan Hisbah TIDAK PERLU ADA PENGADUAN
● Pengadilan Hisbah dilakukan ditempat terjadinya
Penyimpangan
12. 3. QODHI MADZALIM
●ظلمتها بمظلمة أحد يطلبني ول ال ألقى أن لرجو وإني ا
مال ول دم في إياه
● Aku tidak berharap akan berjumpa dengan
(menghadap kepada) Allah SWT, sementara ada
orang yang menuntutku karena suatu kezaliman yang
telah aku perbuat kepadanya,
baik dalam masalah yang berkaitan dengan darah
ataupun harta
(HR Ahmad dari jalan Anas)
13. QODHI MADZALIM
● Mengadili Kebijakan Penguasa (Khalifah,
Muawin, Wali, Amil)
● Kebijakan yang diadili adalah yang
menyimpang dari syariah
● Tidak perlu ada pengaduan dan tuntutan
● Tidak perlu majlis peradilan dan kehadiran
penguasa dalam mahkamah peradilan
● Hakim harus seorang mujtahid
15. 3. FUNGSI SISTEM SANGSI
● 1. Sebagai Upaya Pencegahan (Zawajir)
Sistem sanksi dalam Islam dijatuhkan di dunia bagi si pendosa.
Hal ini akan mengakibatkan gugurnya siksa di akhirat. Itulah
alasan mengapa sanksi dalam Islam berfungsi sebagai pencegah
(zawajir) karena sanksi akan mencegah orang-orang untuk
melakukan tindakan dosa dan kriminal.
●
2. Sebagai Penebus Dosa (Jawabir)
Sistem sanksi dalam Islam pun berfungsi sebagai penebus.
Dikatakan sebagai penebus karena sanksi yang dijatuhkan akan
menggugurkan sanksinya di akhirat kelak. Atas dasar itu,
seseorang yang telah mendapat sanksi syariat di dunia, maka
gugurlah sanksinya di akhirat.
16. JENIS-JENIS SANGSI
Sanksi dibagi menjadi empat:
(1)(1) hudûd;
(2)(2) jinâyât;
(3)(3) ta‘zîr; dan
(4)(4) mukhâlafât.
(5)Kadang-kadang, istilah hudûd, jinâyât, ta‘zîr dan
mukhâlafât juga dikonotasikan untuk tindak
pelanggarannya sendiri
17. HUDÛD
● Hudûd adalah sanksi atas kemaksiatan yang macam
kasus dan sanksinya telah ditetapkan oleh syariah.
Dalam kasus hudûd tidak diterima adanya
pengampunan atau abolisi. Sebab, hudûd adalah hak
Allah Swt. Jika kasus hudûd telah disampaikan di
majelis pengadilan, kasus itu tidak bisa dibatalkan
karena adanya pengampunan atau kompromi.
● Hudûd dibagi menjadi enam: (1) zina dan liwâth
(homoseksual dan lesbian); (2) al-qadzaf (menuduh
zina orang lain); (3) minum khamr; (4) pencurian; (5)
murtad; (6) hirâbah atau bughât.
18. ZINA
● Zina muhson : dilakukan oleh orang yang sudah menikah, hukumannya :
Rajam (dilempari batu sampai mati)
● Zina Ghoiru Muhson : Dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah,
hukumannya dicambuk 100 kali (AN Anur 2)
19. MENCURI DAN MERAMPOK
● Hukuman mencuri yang telah melebihi nisob adalah Potong
tangan (QS Al Maidah 38)
● Menurut imam syafii (nisob mencuri adalah ¼ dinar)
● Merampok dan membunuh (dibunuh dan disalib: QS AL Maidah
33)
20. MENGEMBALIKAN BARANG CURIAN
TIDAK MENGGUGURKAN HUKUM SYARI’
● Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Zaid bin Khalid
radhiyallahu ‘anhu bahwa pernah seorang Badui mendatangi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dia berkata :
● “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saya meminta kepada engkau
dengan nama Allah Azza wa Jalla, pihak lain yang berperkara yang lebih
pandai darinya dia berkata: Benar, putuskanlah perkara di antara kami
dengan kitab Allah dan izinkanlah saya untuk berkata, maka Rasulullah
menjawab, “Katakanlah” dia berkata, “Sesungguhnya anak laki-laki kami
menjdi pekerja orang itu dan dia telah menzinai istrinya. Sesungguhnya saya
telah diberi kabar bahwa anak saya dihukum rajam, maka saya menebusnya
dengan 100 ekor kambing dan seorang budak wanita. Maka saya bertanya
kepada ahli ilmu, mereka mengatakan kepada saya bahwa anak saya
dihukum cambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun dan wanita itu
dihukum rajam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh saya memutuskan
perkara di antara kalian berdua dengan kitab Allah Azza wa Jalla, bahwa
budak perempuan dan kambing dikembalikan kepada engkau, anakmu
dicambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun, dan pergilah ke wanita itu
wahai Unahs! Jika dia mengaku maka rajamlah ia”.
23. JINÂYÂT
● Jinâyât adalah penyerangan terhadap
manusia. Jinâyât dibagi dua: (1) penyerangan
terhadap jiwa (pembunuhan); (2) penyerangan
terhadap organ tubuh.
● Kasus jinâyât terhadap jiwa (pembunuhan),
sanksinya ada tiga macam: qishash, diyat,
atau kafarah. Pembunuhan sendiri diklasifikasi
menjadi empat jenis; (1) pembunuhan
sengaja; (2) mirip disengaja; (3) tidak sengaja;
(4) karena ketidaksengajaan.
24. HUKUMAN JINAYAT (1)
● Pada kasus pembunuhan sengaja, pihak wali korban
boleh memilih antara qishash atau memaafkan
dengan mengambil diyat, atau menyedekahkan
diyatnya. Jika pelaku pembunuhan mendapatkan
pemaafan, ia wajib membayar diyat sebanyak 100
ekor onta dan 40 ekor di antaranya telah bunting.
● Sanksi pembunuhan mirip sengaja (syibh al-’amad)
adalah diyat 100 ekor unta, dan 40 ekor di antaranya
bunting.
25. HUKUMAN JINAYAT (2)
● Adapun pembunuhan tidak sengaja (khatha’) diklasifikasi menjadi
dua macam: (1) Seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak
ditujukan untuk membunuh seseorang, namun tanpa sengaja
ternyata mengakibatkan terbunuhnya seseorang. Misalnya, ada
orang memanah burung, namun terkena manusia hingga mati. (2)
Seseorang yang membunuh orang yang dikiranya kafir harbi di dâr
al-kufr, tetapi ternyata orang yang dibunuhnya itu telah masuk
Islam. Pada jenis pembunuhan pertama, sanksinya adalah
membayar diyat 100 ekor unta dan membayar kafarah dengan cara
membebaskan budak. Jika tidak memiliki budak, pelaku harus
berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Dalam kasus kedua,
sanksinya adalah membayar kafarah saja, dan tidak wajib diyat.
● Sanksi untuk pembunuhan karena ketidaksengajaan
adalah diyat 100 ekor onta dan membebaskan budak. Jika tidak
ada budak, wajib berpuasa selama 2 bulan berturut-turut.
26. HUKUMAN JINAYAT (3)
● Adapun jinâyat terhadap organ tubuh, baik terhadap organ tubuh maupun
tulang, sanksinya adalah diyat. Tidak ada qishash untuk penyerangan
terhadap organ tubuh maupun tulang secara mutlak, kecuali pada kasus
penyerangan terhadap gigi, dan kasus jarh (pelukaan di badan). Hanya saja,
kasus penyerangan gigi atau jarh bisa saja dikenai diyat. Lalu kapan pada
kasus penyerangan terhadap gigi dikenai qishash dan kapan dikenai diyat
saja? Menurut fukaha, jika penyerangannya secara sengaja, dikenai
hukuman qishash; sedangkan jika tidak sengaja, dikenai diyat yang besarnya
telah ditetapkan di dalam as-Sunnah. Jika orang yang dilukai tidak
meminta qishash, pelaku penyerangan hanya wajib membayar diyat. Dalam
kasus penyerangan pada kepala (asy-syijaj), sanksinya hanyalah diyat, dan
tidak ada qishash.
● Kadar diyat atas penyerangan badan dan kepala ada yang telah ditetapkan
di dalam as-Sunnah, ada pula yang belum ditetapkan. Jika telah ditetapkan
dalam as-Sunnah, diyatnya sesuai dengan apa yang disebut; misalnya pada
kasus jaifah dan pelukaan terhadap kelamin anak perempuan yang masih
kecil. Adapun kasus penyerangan terhadap badan yang kadar diyat-nya tidak
disebutkan oleh as-Sunnah, maka sanksinya adalah hukumah yang adil.
●
27. TA‘ZÎR
● Ta‘zîr adalah sanksi atas kemaksiatan yang di
dalamnya tidak had dan kafarah. Pada dasarnya,
sanksi ta‘zîr ditetapkan berdasarkan pendapat
seorang qâdhi dengan mempertimbangkan kasus,
pelaku, politik, dan sebagainya.
● Macam-macm ta‘zîr : (1) pelanggaran terhadap
kehormatan; (2) penyerangan terhadap nama baik; (3)
tindak yang bisa merusak akal; (4) penyerangan
terhadap harta milik orang lain; (4) ganggungan
terhadap keamanan atau privacy; (5) mengancam
keamanan Negara; (6) kasus-kasus yang berkenaan
dengan agama; (7) kasus-kasus ta‘zîr lainnya.
28. MUKHÂLAFÂT
● Dalam buku Nidzomul ‘Uqubat (Dr.
Abdurrahman al-Maliki) dipisahkan kasus
mukhâlafât dari ta‘zîr. Pemisahan ini tentunya
berbeda dengan sebagian besar fukaha yang
memasukkan mukhâlafah dalam bab ta‘zîr.
Menurut beliau, fakta mukhâlafât berbeda
dengan ta’zir. Oleh karena itu, mukhâlafât
berdiri sendiri dan terpisah dari ta‘zîr. Menurut
beliau, mukhâlafât adalah tidak menaati
ketetapan yang dikeluarkan oleh Negara, baik
yang berwujud larangan maupun perintah.
29. SIAPA YANG HARUS MENEGAKKAN
HUDUD?
● Bolehkah Jamaah Dakwah Menegakkan
Hudud?
● Bolehkah negara Yang Bukan Negara
Khilafah Menegakkan Hudud?
● Sesungguhnya perintah itu adalah
kepada KHOLIFAH KAUM MUSLIMIN
yang menerima baiat dari kaum
muslimin
32. “APAKAH DENGAN ALLAH, AYAT-AYAT-NYA DAN
RASUL-NYA KALIANBEROLOK-OLOK?” “TIDAK
USAH KALIAN MINTA MAAF, KARENA KALIAN
TELAH KAFIR SESUDAH BERIMAN”. (QS : AT TAUBAH
[9] : 65-66).
● http://faithfreedom.getforum.org/islam-vs-kristen-soal-hukum-rajam-
t2174.html
33. KESIMPULAN
● Keindahan Keadilan dalam Peradilan ISLAM
adalah :
1. Kesempurnaan Sistem Hukum Yang Adil
● 2. Aparat Penegak Hukum Yang Amanah
● 3. Obyek Hukum (Masyarakat beriman yang
sadar Hukum syara’)