1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Setiap mukmin wajib Menundukkan seluruh hawa nafsunya terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Al-Quran dan As-Sunah merupakan aturan yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan berasal dari Allah swt. Setiap manusia terkhusu kepada kaum mukmin harus menjadikan ayuran-aturan tersebut sebagai pengatur kehidupan demi mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Setiap mukmin wajib Menundukkan seluruh hawa nafsunya terhadap apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Al-Quran dan As-Sunah merupakan aturan yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan berasal dari Allah swt. Setiap manusia terkhusu kepada kaum mukmin harus menjadikan ayuran-aturan tersebut sebagai pengatur kehidupan demi mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Ada orang beramal dengan standar yang benar, ada juga yang beramal dengan standar yg salah. Standar amal mana yang benar dan kenapa harus beramal dengan standar tersebut? Temukan jawabannya pada slide presentasi berikut...
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (TQS Al-'Ashr,103:1-3)
Ada orang beramal dengan standar yang benar, ada juga yang beramal dengan standar yg salah. Standar amal mana yang benar dan kenapa harus beramal dengan standar tersebut? Temukan jawabannya pada slide presentasi berikut...
Kegiatan samsarah (permakelaran) dalam masyarakat adalah hal yang umum terjadi. Seringkali masyarakat melakukan hal tersebut. Baik di kota maupun di desa.
Ketika terjadi perkembangan usaha dalam dunia digital atau online. Kegiatan makelar tambah semakin marak.
Sebagai seorang muslim yang baik, layaknya kita mengetahui bagaimana hukum makelar dalam Islam. Sehingga tidak terjebak dalam dosa.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (TQS Al-'Ashr,103:1-3)
Menurut istilah syara', zakat adalah nama bagi suatu
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut
sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada
golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawi).
Dengan kata lain, zakat adalah sejumlah harta yang
wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang
berhak menerimanya (mustahiq zakat), apabila telah
mencapai nishab/batas tertentu, dengan syarat-syarat
Zakat hukumnya wajib, merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan ibadah.
Wajibnya zakat didasarkan pada al-Kitab, as-Sunnah dan Ijmak Sahabat. Allah SWT berfirman:
وآتُوا َّ الز َ كاةَDan tunaikanlah zakat (QS. al-Baqarah [2]: 43, 83, 110)
Perintah itu bersifat tegas berdasarkan indikasi bahwa orang yang menunaikan zakat akan mendapat pahala besar dan balasan surga (QS al-Baqarah [2]: 277; an-Nisâ’ [4]:162)
خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. At-Taubah : 103)
Kepada bapak dan ibu serta saudara Infak, Dan Shadaqah bisa di kirim ke regning kami di Bank BTN dengan nomor Regning : 00461-01-61-000068-6
Semoga bermanfaat buat para pembaca...:-)
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
1. Apa itu Iman?
2. Apa itu Aqidah?
3. Potensi manusia
4. Faktor penentu iman
5. Proses berfikir
6. Dalil Sebagai Maklumah Shabiqah
7. Proses berfikir dalil Aqliy iman kepada Allah, Kitabullah, Muhammad Rasulullah SAW
8. Dalil Naqliy Iman kepada para Malaikat, Hari Kiamat dan Qadla & Qadar
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Oleh :
KH. M. SHIDDIQ AL JAWI, S.Si, MSI
ISLAMIC BUSINESS ONLINE SCHOOL
22 MEI 2020
FIQIH ZAKAT FITRAH DAN
ZAKAT UANG
2. FIQIH ZAKAT FITRAH
1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ZAKAT
2. KRITERIA MAMPU DALAM BERZAKAT FITRAH
3. KADAR ZAKAT FITRAH
4. BOLEHKAH ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG?
5. KEPADA SIAPAKAH ZAKAT FITRAH DIBAYARKAN
3. FIQIH ZAKAT UANG
1. WAJIBNYA ZAKAT UANG
2. NISHAB ZAKAT UANG
3. ZAKAT UANG DAN UTANG PIUTANG
4. ZAKAT UANG TABUNGAN
5. ZAKAT PROFESI
6. BOLEHKAH ZAKAT UANG DIKELUARKAN DALAM BENTUK
SEMBAKO?
7. ZAKAT PERHIASAN EMAS DAN PERAK
6. PENGERTIAN ZAKAT
Zakat menurut arti bahasa: tumbuh (an
namaa`), suci (at thahaarah), dsb.
Zakat menurut istilah syariah :
الزكاةهيإنفاقجزءمعلموممنالمالالمخصوصإذابلغنصابا
فيمصارفمعينةنصعليهاالشرع
Zakat adalah menginfakkan bagian tertentu
dari harta yg dikhususkan jika telah
mencapai nishab kepada pihak-pihak
tertentu yang ditetapkan oleh syariah.
(Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughah Al-
Fuqaha`, hlm. 223, dgn sedikit perubahan
redaksional).
7. PENGERTIAN INFAQ
Pengertian Infaq :
اإلنفاقهوبذلالمالبالعوض
Infaq adalah memberikan harta tanpa
imbalan.
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al
Iqtishadi fi Al Islam).
Termasuk infaq : Zakat, shadaqah,
nafkah, wasiat, wakaf, hibah, hadiah,
fidyah, diyat, dll.
8. MACAM-MACAM ZAKAT
(1) Zakat Fitrah
(2) Zakat Mal :
2.1. Zakat Binatang Ternak (zakaat al
mawasyi) : kambing (al ghanam), sapi (al
baqar), unta (al ibil).
2.2. Zakat Pertanian dan Buah2an (zakaat al
zuruu’ wa al tsimaar) : gandum (hinthah),
jewawut (sya’ir), kurma (at tamr), kismis
(zabib).
2.3. Zakat Perdagangan (zakaat al tijaarah)
2.4. Zakat Emas dan Perak (zakaat al dzahab
wa al fidhdhah).
10. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Tanya : Apa kriteria mampu untuk berzakat fitrah?
Dan apakah boleh jika zakat fitrah dari orang lain
kepada dirinya dia gunakan kembali untuk
membayar zakat fitrah bagi dirinya?
(1) Jawab :
Kriteria mampu menurut jumhur ulama, yaitu
ulama mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali, adalah
jika seorang muslim mempunyai kelebihan
(ziyadah/faadhil) makanan pada malam Hari Raya
untuk dirinya dan orang2 yang menjadi
tanggungannya.
(Lihat Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, Juz 23, hlm. 338;
Entry “Zakat Al Fithri”).
11. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Dalilnya hadis dari Sahal bin Hanzhalah RA,
bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
منسألوعندهمايغنيهماّنفإيستكثرمنارّنال،فقالوا:يارسولهّالل،
ومايغنيه؟قال:أنيكونلهشبعهيومهوليلة
“Barangsiapa yang meminta-minta padahal
dirinya mempunyai apa yang mencukupinya,
maka berarti telah memperbanyak api neraka.”
Para shahabat bertanya,’Wahai Rasulullah, apa
yang mencukupinya?’ Rasulullah SAW
bersabda,”’Dia mempunyai makanan yang
mengenyangkan dia untuk sehari semalam.”
(HR Abu Dawud. Hadis hasan). (Al Mausu’ah Al
Fiqhiyyah, 23/338)
12. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Maka dari itu, jika pada malam Iedul Fitri,
seseorang hanya mempunyai makanan untuk 2
jiwa padahal di rumahnya ada 5 jiwa, berarti dia
belum dianggap mampu (qaadir) untuk berzakat
fitrah.
Dengan demikian, bagi orang tersebut tidak
wajib mengeluarkan zakat fitrah.
Jika pada malam Hari Raya, dia mempunyai
bahan makanan untuk 10 jiwa, padahal di
rumahnya ada 5 jiwa, maka berarti dia dianggap
mampu berzakat fitrah dan wajib membayar
zakat fitrah untuk dirinya dan orang-orang yang
ditanggungnya.
13. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Ukuran kemampuan secara kuantitatif sbb :
Menurut data BPS, konsumsi beras untuk
penduduk Indoinesia rata-rata per kapita per
tahun adalah = 144 kg. (m.liputan6.com).
Berarti, konsumsi per kapita per hari adalah =
144 kg : 365 hari = 0,39 kilogram. Dibulatkan =
0,4 kg = 400 gram per kapita per hari.
Inilah insya Allah standar untuk Indonesia.
Contoh : jika ada 5 anggota keluarga, maka
kebutuhan berasnya dalam 1 hari adalah = 5 x
400 gram = 2000 gram = 2 kilogram per hari.
14. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Berdasarkan perhitungan tersebut, kriteria
mampu berzakat fitrah adalah :
Mempunyai kelebihan dari kebutuhan beras untuk
satu hari, yaitu 400 gram dikalikan jumlah anggota
keluarga. (atau uang yang senilai)
Misal satu keluarga ada 5 jiwa, maka kebutuhan
beras dalam 1 hari adalah = 5 x 400 gram = 2000
gram = 2 kilogram.
Jika kepala keluarga tersebut pada malam hari
raya mempunyai beras lebih dari 2 kilogram, misal
10 kilogram, (atau uang yang senilai), maka dia
wajib berzakat fitrah, karena mempunyai
kelebihan beras yang dibutuhkan dalam 1 hari.
15. KRITERIA MAMPU DALAM ZAKAT FITRAH
Sebaliknya jika kepala keluarga tersebut
pada malam hari raya mempunyai beras
yang kurang dari 2 kilogram, misal hanya 1
kilogram, (atau uang yang senilai), maka dia
tidak wajib berzakat fitrah.
Jika kepala keluarga mempunyai beras yang
lebih dari kebutuhan keluarganya, dia wajib
berzakat fitrah walau beras yang dimiliki itu
juga berasal dari pemberian orang lain
kepadanya sebagai zakat fitrah.
Wallahu a’lam.
17. KADAR ZAKAT FITRAH
Tanya : Berapakah kadar zakat fitrah?
Jawab :
Kadarnya adalah 1 sha’ bahan makanan
pokok dominan di suatu negeri (menurut
jumhur ulama dari kalangan ulama Malikiyah,
Syafi’iyyah, dan Hanabilah).
Menurut ulama Hanafiyah, kadar zakat fitrah
adalah ½ sha’ gandum, atau 1 sha’ untuk
bahan makanan selain gandum.
(Mahmud Abdul Lathif ‘Uwaidhah, Al Jami’ li
Ahkam Ash Shiyam).
18. KADAR ZAKAT FITRAH
Yang rajih adalah pendapat jumhur, yaitu kadar
zakat fitrah adalah 1 sha’ bahan makanan pokok
di suatu negeri.
Dalilnya, hadis dari Ibnu Umar RA :
هّأنرسولهّاللصلىهللاعليهوسلمفرضزكاةالفطرمنرمضانعلى
اسّنالهصاعامنتمر،أوهصاعامنشعيرعلىهّلكهّحروعبد،ذكروأنثى
منالمسلمين
Bahwa Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat
fitrah dari bulan Ramadhan atas manusia
sebanyak satu sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari
jewawut, atas setiap orang merdeka dan hamba
sahaya (budak), laki-laki atau perempuan, dari
kaum muslimin. (HR Bukhari dan Muslim)
19. KADAR ZAKAT FITRAH
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA :
اّنكنخرجإذكانفينارسولهّاللصلىهللاعليهوسلمزكاةالفطر،عن
هّلكصغيروكبير،هّحرأومملوكهصاعامنطعام،أوهصاعامنأقط،أو
هصاعامنشعير،أوهصاعامنتمر،أوهصاعامنزبيب
Dulu kami saat Rasulullah SAW ada di tengah
telah mengeluarkan zakat fitrah dari setiap anak
kecil atau orang dewasa, dari setiap orang
merdeka dan hamba sahaya (budak), satu sha’
makanan (tha’aam), atau satu sha’ dari keju
(aqth), atau satu sha’ dari jewawut (sya’iir), atau
satu sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari
kismis/anggur kering (zabiib).” (HR Bukhari dan
Muslim)
20. KADAR ZAKAT FITRAH
Bagaimanakah konversi 1 sha’ ke dalam
satuan berat masa sekarang?
Sha’ asalnya adalah satuan takaran (volume)
di masa Nabi SAW, bukan satuan berat.
Walaupun takarannya sama 1 sha’, tapi
antara satu bahan makanan yang satu
dengan bahan makanan yang lain akan
mempunyai berat (wazan) yang berbeda.
Konversi menurut Abdul Qadim Zallum :
1 sha’ gandum = 2176 gram gandum. (Al
Amwal fi Daulah Al Khilafah, hlm. 62).
21. KADAR ZAKAT FITRAH
Bagaimanakah konversi 1 sha’ gandum (2176
gram) ke 1 sha’ beras?
Dalam masalah ini ada perbedaan pendapat
(khilafiyah) di kalangan ulama yang cukup
panjang dan detail yang tidak memungkinkan
dibahas di dalam kesempatan ini.
Ringkasnya, kami cenderung kepada pendapat
Prof. Mahmud Yunus, yang mengatakan
bahwa 1 sha’ beras beratnya adalah 2187,5
gram beras.
(Mahmud Yunus, Al Fiqh Al Wadhih, Juz II,
hlm. 10).
22. KADAR ZAKAT FITRAH
Berat 1 sha’ beras 2187,5 gram beras,
dibulatkan menjadi 2,2 kilogram beras.
Jika dibayarkan 2,5 kilogram apakah boleh?
Boleh dengan niat sedekah untuk
kelebihannya yang 300 gram.
Firman Allah SWT :
هفمنهعَّتطوهخيرافهوهخيرله
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan suatu kebajikan, maka itulah
yang lebih baik baginya. (QS Al Baqarah :
184)
23. KADAR ZAKAT FITRAH
Dalam kesempatan lain, semoga bisa kita
bahas lebih panjang lebar masalah konversi
dari satuan sha’ ke satuan gram atau mililiter
ini.
Sekedar informasi, bagi yang ingin
mendalami masalah ini, silakan merujuk
kitab-kitab para ulama dan peneliti, di
antaranya :
اإلطعامفيالكفاراتبالمقاديرالمعاصرةلد.فهدالمشعل
اإليضاحوالتبيانفيمعرفةالمكيالوالميزانلنجمالديناأل،نصاري
تحقيق:د.محمدأحمدإسماعيلالخاروف
الصاعالنبويلخالدسعدبنمحمدالسرهيد
26. ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Tanya : Membayar zakat fitrah itu bolehkah
dibayar dg uang yg senilai?
Jawab :
Para ulama berbeda pendapat (ada khilafiyah)
dalam masalah ini.
Mazhab Hanafi membolehkan membayar zakat
fitrah dengan uang senilai.
Sedang jumhur ulama, yaitu mazhab Maliki,
Syafi’i, dan Hambali, tidak membolehkan zakat
fitrah dengan uang. Yang rajih (lebih kuat)
adalah berzakat fitrah dalam bentuk makanan
pokok, bukan dalam bentuk uang.
27. ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Dalil jumhur ulama, adalah hadis-hadis yang
menjelaskan bahwa zakat fitrah itu dikeluarkan
dalam bentuk bahan makanan (tha’aam),
padahal pada saat itu, uang dinar dan dirham
sudah beredar dan dipakai dalam muamalah
dan juga zakat.
Tapi meski toh demikian, yakni sudah ada
uang yang beredar saat itu, hadis Nabi SAW
memerintahkan kaum muslimin mengeluarkan
zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan,
bukan dalam bentuk uang.
28. ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Di antara hadis Nabi SAW tersebut, hadis dari
Ibnu Umar RA :
هّأنرسولهّاللصلىهللاعليهوسلمفرضزكاةالفطرمنرمضانعلى
اسّنالهصاعامنتمر،أوهصاعامنشعيرعلىهّلكهّحروعبد،ذكر
وأنثىمنالمسلمين
Bahwa Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat
fitrah dari bulan Ramadhan atas manusia
sebanyak satu sha’ dari kurma, atau satu sha’
dari jewawut, atas setiap orang merdeka dan
hamba sahaya (budak), laki-laki atau
perempuan, dari kaum muslimin. (HR Bukhari
dan Muslim)
29. ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri RA :
اّنكنخرجإذكانفينارسولهّاللصلىهللاعليهوسلمزكاةالفطر،عن
هّلكصغيروكبير،هّحرأومملوكهصاعامنطعام،أوهصاعامنأقط،أو
هصاعامنشعير،أوهصاعامنتمر،أوهصاعامنزبيب
Dulu kami saat Rasulullah SAW ada di tengah
telah mengeluarkan zakat fitrah dari setiap anak
kecil atau orang dewasa, dari setiap orang
merdeka dan hamba sahaya (budak), satu sha’
makanan (tha’aam), atau satu sha’ dari keju
(aqth), atau satu sha’ dari jewawut (sya’iir), atau
satu sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari
kismis/anggur kering (zabiib).” (HR Bukhari dan
Muslim)
30. ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa
zakat fitrah itu dikeluarkan dalam bentuk
bahan makanan, bukan uang.
Padahal saat itu sudah ada uang yang beredar
di zaman Nabi SAW.
Tetapi meski demikian, Nabi SAW
memerintahkan kaum muslimin mengeluarkan
zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan,
bukan dalam bentuk uang.
Wallahu a’lam.
32. ZAKAT FITRAH KEPADA SIAPA?
Tanya : Kepada siapakah zakat fitrah dibayarkan?
Jawab :
Ada dua pendapat di kalangan ulama dalam
masalah ini;
Pertama, zakat fitrah hanya dibayarkan kepada
golongan fakir dan miskin saja.
Antara lain ini pendapat Imam Ibnu Taimiyah.
Kedua, zakat fitrah dibayarkan kepada delapan
golongan (ashnaf) sebagaimana zakat mal (sesuai
QS At Taubah : 60).
Ini pendapat jumhur ulama.
Yang rajih (lebih kuat), pendapat jumhur ulama.
33. ZAKAT FITRAH KEPADA SIAPA?
Dalil pendapat pertama, hadis Ibnu Abbas RA,
bahwasanya :
فرضرسولهللاصلىهللاعليهوسلمزكاةالفطرهةرهُطللصائممناللغو
ثفَّوالرهةمعُطوللمساكين
“Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah
sebagai penyusi bagi orang yang puasa dari
omongan sia-sia dan omongan yang tidak
senonoh, serta sebagai makanan bagi kaumm
miskin.” (HR Abu Dawud).
Dalil ini sebenarnya tidak berarti hanya kaum
miskin saja yang menjadi sasaran zakat fitrah,
tetapi maksudnya, hanya disebut sebagian tapi
yang dimaksud adalah seluruh 8 ashnaf.
34. ZAKAT FITRAH KEPADA SIAPA?
Cara memahami hadis tersebut, sama dengan
cara kita memahami hadis yang hanya
menyebut sebagian saja mustahiq zakat (hanya
disebut kaum faqir), padahal yang dimaksud
adalah 8 ashnaf semuanya.
Sabda Rasulullah SAW :
أنهللاافترضعليهمهصدقةفيأموالهم،ؤخذُتمنأغنيائهم،هُتوهردعلى
فقرائهم
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada
mereka zakat pada harta mereka, diambil dari
orang kaya mereka dan dikemablikan kepada
orang fakir mereka.” (HR Bukhari).
35. ZAKAT FITRAH KEPADA SIAPA?
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW hanya
menyebut satu golongan penerima zakat, yaitu,
kaum faqir,
Apakah itu berarti zakat hanya khusus untuk
orang faqir saja? Tidak bukan?
Jadi, disebutkan faqir, tapi yang dimaksud
adalah semuanya dari 8 ashnaf itu.
Karena sudah ma’luum (diketahui) bahwa zakat
itu untuk 8 ashnaf sebagaimana dalam QS At
Taubah : 60.
(Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Al Jami’ li
Ahkam Ash Shiyam, hlm. 345) Wallahu a’lam.
38. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Tanya : Wajibkah menzakati uang yang kita
miliki? Apa dalilnya?
Jawab :
Wajib hukumnya menzakati uang yang ada
sekarang, dengan dalil wajibnya berzakat
untuk emas dan perak.
Uang sekarang merupakan uang fiat (fiat
money, al nuqud al waraqiyah) yang memang
tidak mewakili emas atau perak, dan berlaku
semata-mata berdasarkan peraturan
pemerintah.
39. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Namun demikian, uang fiat sekarang
faktanya memiliki sifat sebagai harga
(tsamaniyah) dan sifat sebagai uang
(naqdiyah) seperti emas dan perak di zaman
Nabi SAW.
Maka dari itu, uang yang ada sekarang tetap
wajib dikeluarkan zakatnya, mengikuti
hukum wajibnya zakat atas emas dan perak.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al
Khilafah, hlm. 161, Bab “Az Zakat fi An
Nuqud Al Waraqiyyah”).
40. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Besarnya zakat uang adalah 2,5% (seper
empatpuluh) dari uang yang dimiliki, setelah
memenuhi 2 (dua) kriteria :
Pertama, NISHAB. Yaitu, nilai uang telah
mencapai nishab (batas minimal yang wajib
dizakati).
Kedua, HAUL. Yaitu, uang yang mencapai
nishab itu telah berlalu dalam jangka waktu
satu tahun qamariyah.
Nishab zakat uang mengikuti nishab emas
(20 dinar) ATAU nishab perak (200 dirham).
41. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Syekh Abdul Qadim Zallum berkata :
فمنكانعندهمبلغمنهذهاألوراقاإللزاميةيساويفيمةعشريندينارا
ذهبا–أي85غرامذهبا–هونصاب،الذهبأوكانعندهمبلغيساوي
فيمة200درهمفضة–أي595غرام،فضة)هونصابالفضة(وحال
عليه،الحولوجبتعليهالزكاة،فيهووجبعليهإخراجربععشره
“Maka dari itu, siapa saja yang mempunyai uang
fiat yang berlaku sekarang, yang nilainya
mencapai nishab emas (20 dinar = 85 gram emas)
atau mencapai nishab perak (200 dirham = 595
gram perak), dan uang itu telah berlalu dalam satu
tahun hijriyah (haul), maka dia wajib
mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.” (Abdul Qadim
Zallum, Al Amwal fi Daulah Al Khilafah, hlm. 161, Bab “Az Zakat fi An
Nuqud Al Waraqiyyah”).
42. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Adapun dalil wajibnya zakat emas dan perak,
antara lain, hadis dari Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
مامنصاحبذهبوالفضةاليؤديمنهاحقهاإالإذاكانيومالقيامة
صفحتلهصفائحمننارفأحميعليهافينارجهنمفيكوىبهاجنبه
وجبينهوظهره…
“Tidak ada pemilik emas atau perak yang tidak
membayar zakatnya, kecuali pada Hari Kiamat
nanti, akan dipanaskan emas dan perak itu
dalam neraka Jahannam, lalu dibakar
dengannya lambung mereka, dahi mereka, dan
punggung mereka…” (HR Khamsah, kecuali
Tirmidzi).
43. WAJIBNYA ZAKAT UANG
Hadis tersebut menunjukkan wajibnya zakat
emas dan zakat perak, karena ada ancaman
siksaan yang pedih bagi mereka yang tidak
menunaikan zakat emas dan perak yang
dimilikinya.
Dengan demikian, zakat uang yang berlaku
sekarang juga wajib hukumnya, karena uang
sekarang secara syariah dihukumi sama
dengan emas dan perak, karena sama-sama
mempunyai sifat sebagai uang (naqdiyyah)
dan sifat sebagai harga (tsamaniyyah).
45. NISHAB ZAKAT UANG
Tanya : Berapakah nishab zakat uang itu?
Jawab :
Nishab zakat uang besarnya mengikuti
nishab untuk zakat emas dan perak, yaitu :
Nishab emas = 20 dinar = 85 gram emas,
atau :
Nishab perak = 200 dirham = 595 gram
perak.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al
Khilafah, hlm. 161).
46. NISHAB ZAKAT UANG
Dalilnya hadis dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
اذِإفهتانكهكلاتائِمهمهِردهالحواهيلعاهُلوحلايهِففهُةسمخهمِهاردهسيلوهكيلع
هءىش-ىِنعيىِفهِبهَّذال-ىَّتحهُونكيهكلهونُرشِعاِينداراذِإفهانكهكل
هونُرشِعاارِيندهالحواهيلعهُلوحالهيهِففاهُفصِنهارِيندامفهادزهِحِبفهِباسهكِلذ
“Maka jika kamu mempunyai 200 dirham, dan
telah berlau haul padanya, maka zakatnya 5
dirham (2,5%). Dan tidak ada kewajiban apa-apa
atasmu (yakni pada emas) hingga kamu
mempunyai 20 dinar. Jika kamu mempunyai 20
dinar, dan telah berlau haul padanya, maka
zakatnya setengah dinar (2,5%). Yang lebih dari
itu mengikuti hitungan tersebut.” (HR Abu Dawud,
no. 1575).
47. NISHAB ZAKAT UANG
Berdasarkan hadis tersebut :
(1) Nishab emas = 20 dinar = 85 gram emas,
Atau :
(2) Nishab perak = 200 dirham = 595 gram
perak.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al
Khilafah, hlm. 161).
Jika nishab uang mengikuti nishab emas
atau nishab perak, nishab manakah yang
digunakan pemilik uang, apakah nishab
emas ataukah nishab perak?
48. NISHAB ZAKAT UANG
Di sini ada khilafiyah (perbedaan pendapat)
di kalangan ulama kontemporer mengenai
nishab mana yang dipakai untuk zakat
uang.
Ada 3 (tiga) pendapat :
Pertama, mengikuti nishab emas.
Kedua, mengikuti nishab perak.
Ketiga, mengikuti nishab yang paling
rendah dari dua nishab tersebut.
(Abdullah Manshur Al Ghufaili, Nawazil Az
Zakat, 2009, hlm. 161-162)
49. NISHAB ZAKAT UANG
Menurut Syekh Abdullah Manshur Al Ghufaili,
yang paling kuat (rajih) adalah pendapat ketiga,
yaitu mengikuti nishab lebih yg rendah dari kedua
nishab yang ada, dengan 3 alasan :
1. lebih dapat berbagi kepada kaum fakir (al
ahazhzhu lil faqiir),
2. lebih cepat melepaskan tanggungan bagi
muzakki (al abra’ lidzimmati al muzakki),
3. mengamalkan semua nash (jama’) yang
mewajibkan nishab emas dan nishab perak (al
I’maal lin nushuush wa jam’il qaulaini).
(Abdullah Manshur Al Ghufaili, Nawazil Az Zakat,
2009, hlm. 160).
50. NISHAB ZAKAT UANG
Pendapat Syekh Abdullah Manshur Ghufaili tersebut
sejalan dengan pendapat Syekh Abdul Qadim Zallum :
امااالوراقااللزاميةالتيليستنائبةوالوثيقةفانهاتقدرباقلالنصابينذهباكان
اوفضةالناالوراقمادامتليستنائبةوالوثيقةفاذابلغتقيمةاقلالنصابين
يعتبرانصاحبهاقدملكنصابالذلكتقومباقلالنصابينقيمة
“Adapun uang kertas ilzamiyah, yang bukan uang
kertas substitusi (na`ibah) dan bukan pula uang kertas
watsiqah, maka dia diukur dengan nishab yang paling
rendah dari dua dua nishab yang ada, bisa emas atau
perak, karena uang kertas itu selama bukan uang
kertas substitusi (na`ibah) dan bukan pula uang kertas
watsiqah, maka bila ia telah mencapai nilai yang
paling sedikit dari dua nishab, maka pemiliknya
dianggap telah memiliki nishabnya.” (Nasyrah Jawab
Su`al, 6 Juli 1984).
51. NISHAB ZAKAT UANG
Pendapat Syekh Abdul Qadim Zallum tersebut,
selanjutnya dikukuhkan oleh Syaikh Atha’ Abu
Rasyta, yang menegaskan pendapat yang sama,
bahwa nishab yang digunakan untuk mengukur
zakat uang, apakah nishab emas atau nishab
perak, adalah nishab paling sedikit di antara
nishab emas dan nishab perak (aqallu nishabain).
(‘Atha Abu Ar Rasytah, Nasyrah Jawab Su’al, 15
Maret 2011, Ensiklopedi Jawab Soal, hlm. 88).
Kesimpulan :
Nishab zakat uang menggunakan nishab paling
sedikit di antara nishab emas dan nishab perak
(aqallu nishabain).
52. NISHAB ZAKAT UANG
Mengapa nishab uang menggunakan nilai
yang lebih rendah dari dua nishab yang ada?
Jawabnya : karena hal itu ditunjukkan oleh
ayat 8 ashnaf (golongan) yang berhak
menerima zakat, (QS At Taubah : 60).
Sebab pada awal ayat tersebut digunakan
“laam tamliik”, (innama shadaqaatu lil
fuqaraa`…), huruf laam tamliik ini memiliki
fungsi menunjukkan kepemilikan (hak milik).
(Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa
Adillatuhu, Juz III, hlm. 176).
53. NISHAB ZAKAT UANG
Firman Allah SWT : إنماالصدقاتللفقراء..
“Sesungguhnya zakat-zakat itu adalah hak miliknya
orang-orang fakir, dst.” (QS At Taubah : 60)
Makna “laam tamliik” pada ayat tersebut, sama
maknanya dengan perkataan : هذاالماللزيد .
“Harta ini miliknya si Zaid”. (Wahbah Az Zuhaili, Al
Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, Juz III, hlm. 176).
Jadi, zakat itu sesungguhnya adalah hak milik 8
ashnaf, maka sudah selayaknya pertimbangan
nishab untuk zakat uang menggunakan nishab yang
paling rendah dari nishab emas atau perak, karena
memperhatikan kepentingan pemilik zakat itu
sendiri (yaitu kaum faqir, miskin, dan seterusnya).
54. NISHAB ZAKAT UANG
Contoh menghitung nishab paling sedikit di
antara dua nishab (aqallu nishabain) :
Nishab emas sekarang (21 Mei 2020) = 20 dinar x
Rp 3.800.00 = Rp 76.000.000 (tujuh puluh enam
juta rupiah).
Nishab perak sekarang (21 Mei 2020) = 200 dirham
x Rp 72.000 = Rp 14.400.000 (empat belas juta
empat ratus ribu rupiah).
Maka, nishab zakat uang yang dipakai adalah
nishab perak, yaitu Rp 14.400.000 .
(Asumsi : kurs dinar dan dirham mengikuti
Wakala Nusantara, di mana 1 dinar = Rp 3.800.000,
dan 1 dirham = Rp 72.000).
56. ZAKAT DAN UTANG
Tanya : Jika seseorang yang mempunyai
utang, apakah bayar utang dulu atau bayar
zakat dulu? Dengan kata lain, apakah zakat
yang kita bayarkan itu, dikurangi dulu
dengan utang?
Jawab :
Utang dibayarkan lebih dulu, kemudian jika
sisanya mencapai nishab, maka harta sisa
itu tetap wajib dizakati.
Adapun jika sisanya itu kurang dari nishab,
maka tidak ada kewajiban zakat.
57. ZAKAT DAN UTANG
Contoh : jika seseorang punya harta yg
mencapai nishab, tapi punya utang yang
mengurangi nilai harta hingga kurang dari
nishab, maka dia tidak wajib berzakat.
Misal :
(1) seorang pedagang punya harta senilai 200
dirham (nishab perak). Tapi dia juga punya
utang senilai 200 dirham. Maka dalam kondisi
seperti ini dia tak wajib berzakat.
(2) seseorang punya uang 1000 dinar. Tapi dia
juga punya utang senilai 1000 dinar. Maka
dalam kondisi seperti ini dia tak wajib berzakat.
58. ZAKAT DAN UTANG
Dalilnya :
عننافععنابنعمرقالقالرسولهللاصلىهللاعليهوسلمإذا
كانلرجلألف،درهموعليهألف،درهمفالزكاةعليه)ذكرهابن
قدامةفيالمغني(
Dari Nafi’ dari Ibnu Umar, dia berkata,
Rasulullah SAW bersabda,”Jika seseorang
mempunyai 1000 dirham dan juga punya
utang 1000 dirham, maka tak ada zakat atas
dia.” (Disebutkan oleh Imam Ibnu Qudamah
dalam kitabnya Al Mughni).
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal, hlm. 165).
59. ZAKAT DAN UTANG
Adapun jika seseorang punya utang, lalu dia
membayar utangnya itu, kemudian sisanya
masih mencapai nishab, maka harta sisa itu
tetap wajib dizakati.
Contoh : seorang pedagang punya harta
senilai 210 dirham. Tapi punya utang senilai
10 gram emas. Maka dia tetap wajib berzakat.
Karena harta sisanya (yaitu senilai 200
dirham) masih pada batas nishab dirham
(yaitu senilai 200 dirham).
60. ZAKAT DAN UTANG
Dalilnya :
روىأبوعبيدعنالسائببنيزيدقال:سمعتعثمانبنعفانيقول:
.»هذاشهر،زكاتكمفمنكانعليهدين،فليؤدهحتىتخرجوازكاة
أموالكم
Abu Ubaid meriwayatkan dari As Sa`ib bin
Yazid, dia berkata,”Aku mendengar Utsman bin
Affan berkata,”Ini adalah bulan zakat kalian.
Maka barang siapa yang mempunyai utang,
maka bayarlah utang itu, hingga kalian
mengeluarkan zakat harta kalian.” (Disebutkan
oleh Imam Abu Ubaid, dalam kitab Al Amwal).
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal, hlm. 165).
61. ZAKAT DAN PIUTANG
Tanya : Jika seseorang mempunyai piutang,
yang masih ada di tangan orang lain, apakah
wajib dizakati?
Jawab :
Jika piutang itu ada tangan orang kaya
(mampu) yang enggan mengembalikan
utangnya (ghaniy mumaathil), atau orang
yang sedang dalam kesulitan keuangan
(mu’sir) spt pailit dll,
Maka piutang itu tidak wajib dizakati hingga
piutang itu benar-benar kembali di tangan
pedagang.
62. ZAKAT DAN PIUTANG
Adapun jika piutang itu ada tangan orang
kaya (mampu) yang tidak enggan
mengembalikan utangnya (ghaniy ghairu
mumaathil) dan dapat ditagih sewaktu-waktu.
Maka piutang itu wajib dizakati meskipun
masih berada di tangan pihak yang berutang.
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal, hlm. 165-166).
64. ZAKAT UANG TABUNGAN
Tanya : Bagaimanakah hukum menzakati uang
tabungan?
Jawab :
Pendapat yang rajih adalah uang di dalam
tabungan secara syariah itu dianggap qardh
(pinjaman), bukan titipan (wadi’ah).
Hukumnya wajib menzakati uang yang ada di
tabungan, sama wajibnya dengan menzakati
piutang yang telah dijelaskan sebelumnya.
(Abdullah Manshur Al Ghufaili, Nawazil Az
Zakat, 2009, hlm. 165-166).
65. ZAKAT UANG TABUNGAN
Besarnya zakat tabungan adalah 2,5% dari
nilai saldo terakhir, jika uang di tabungan
memenuhi 2 (dua) kriteria :
Pertama, NISHAB. Yaitu saldonya mencapai
nishab perak, yaitu 200 dirham, atau senilai =
200 dirham x Rp 72.000 = Rp 14.400.000
Kedua, HAUL. Yaitu saldo yang mencapai
nishab itu, sudah dimiliki dalam jangka waktu
satu tahun qamariyah (bukan menurut
kalender Syamsiyah / kalender Masehi).
66. ZAKAT UANG TABUNGAN
Contoh : Jika seseorang mempunyai tabungan 10
juta rupiah pada tanggal 1 Ramadhan 1441 H,
maka belum wajib berzakat, karena belum
mencapai nishab (Rp 14.400.000).
Jika pada tanggal 15 Ramadhan 1441 H, saldo
orang tersebut bertambah menjadi Rp 20 juta,
maka berarti saldonya sudah mencapai nishab,
dan 15 Ramadhan 1441 H itu merupakan awal haul
baginya.
Satu tahun kemudian, yaitu 15 Ramadhan 1442 H,
jatuh tempo bayar zakat uang.
Besarnya = 2,5% x saldo terakhir (jika di atas
nishab).
68. ZAKAT PROFESI
Tanya : Bagaimanakah hukum zakat profesi?
Jawab :
Zakat profesi menurut penggagasnya
didefinisikan sebagai zakat yang dikenakan
pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional
tertentu, baik yang dilakukan sendiri maupun
bersama orang/lembaga lain, yang
mendatangkan penghasilan (uang) yang
memenuhi nishab. Misal profesi dokter,
konsultan, advokat, dosen, arsitek, dan
sebagainya. (Didin Hafidhuddin, Panduan
Praktis Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, hal. 103;
Zakat dalam Perekonomian Modern, hal. 95).
69. ZAKAT PROFESI
Menurut Yusuf al-Qaradhawi nishab zakat
profesi senilai 85 gram emas dan jumlah yang
wajib dikeluarkan 2,5%.
Zakat profesi dikeluarkan langsung saat
menerima atau setelah diperhitungkan selama
kurun waktu tertentu.
Misal jika seseorang gajinya Rp500.000/bulan,
dia dapat mengeluarkan langsung zakatnya
2,5% setelah gajian tiap bulan. Atau membayar
satu kali tiap tahun sebesar 12 x 2,5% x
Rp500.000. (Didin Hafidhuddin, ibid, hal. 104).
70. ZAKAT PROFESI
Landasan fikih (at-takyif al-fiqhi) zakat profesi ini
menurut Al-Qaradhawi adalah perbuatan sahabat
Nabi SAW yang mengeluarkan zakat untuk al-maal
al-mustafaad (harta perolehan), yaitu setiap harta
baru yang diperoleh seorang muslim melalui salah
satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti
waris, hibah, upah pekerjaan, dan yang semisalnya.
Al-Qaradhawi mengambil pendapat sebagian
sahabat Nabi SAW yang mengeluarkan zakat dari al-
maal al-mustafaad pada saat menerimanya, tanpa
mensyaratkan haul (dimiliki selama satu tahun
qamariyah). (Yusuf Al-Qaradhawi, ibid., I/491-502;
Wahbah az-Zuhaili, ibid., II/866).
71. ZAKAT PROFESI
Menurut pentarjihan kami, zakat profesi tidak
sah karena tidak mempunyai dalil yang kuat
sehingga hukumnya tidak wajib.
Alasan kami :
Pertama, dalil utama dari zakat profesi adalah
ijtihad sahabat mengenai al-maal al-mustafaad
yang tidak mensyaratkan haul. Padahal ijtihad
sahabat (mazhab al-shahabi) bukanlah dalil
syariah yang diakui (mu’tabar). (Taqiyuddin an-
Nabhani, al-Syakhshiyah al-Islamiyah, III/418).
72. ZAKAT PROFESI
Kedua, pendapat yang lebih kuat (rajih)
mengenai al-maal al-mustafaad adalah pendapat
jumhur ulama, yaitu harta tersebut tidak wajib
dikeluarkan zakatnya, hingga memenuhi syarat
berlalunya haul.
Inilah pendapat sahabat Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali. Juga pendapat imam mazhab
yang empat. (Al-Yazid Ar-Radhi, Zakah Rawatib
Al-Muwazhaffin, hal.19; Wahbah az-Zuhaili, al-
Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, II/866).
73. ZAKAT PROFESI
Kesimpulannya, uang hasil profesi tidak sah
dikeluarkan zakatnya saat menerima,
sebagaimana dalam praktik zakat profesi
sekarang, tapi wajib digabungkan lebih dulu
dengan uang yang sudah dimiliki sebelumnya.
Zakat uang tersebut baru dikeluarkan setelah
uang gabungan itu mencapai nishab dan berlalu
haul atasnya.
(Ali as-Salus, Mausu’ah al-Qadhaya al-Fiqhiyah
al-Mu’ashirah, hal. 523). Wallahu a’lam.
75. MENGELUARKAN ZAKAT DGN SEMBAKO
Tanya : Bolehkah mengeluarkan zakat uang
dalam bentuk sembako yang senilai? Apa
dalilnya?
Jawab :
Boleh hukumnya mengeluarkan zakat uang
dalam bentuk sembako, seperti beras, minyak
goreng, gula, dan sebagainya.
Dalilnya adalah hadis-hadis yang membolehkan
mengeluarkan zakat dalam bentuk harta senilai
(qiimah) sebagai pengganti (badal) dari harta
yang dizakati. (Abdul Qadim Zallum, Al Amwal,
hlm.152 dan 162).
76. MENGELUARKAN ZAKAT DGN SEMBAKO
Di antaranya adalah hadis dari Muadz bin
Jabal RA yang diutus Nabi SAW ke Yaman
untuk memungut zakat :
عنعمروبندينارعنطاووسأنالنبيصلىهللاعليهوسلمبعث
معاذاإلىاليمنفكانيأخذالثياببصدقةالحنطةوالشعير
“Dari ’Amr bin Dinar dari Thawus, bahwa
Nabi SAW telah mengutus Muadz ke Yaman,
maka beliau mengambil baju untuk zakat
gandum (hinthah) dan zakat jewawut (as
sya’iir).” (HR Abu Ubaid, dalam Al Amwal).
(Abdul Qadim Zallum, Al Amwal, hlm.152).
78. ZAKAT PERHIASAN
Tanya : Apa hukum zakat perhiasan?
Jawab : Pendapat yang rajih (kuat) di antara ulama
adalah sebagai berikut :
Pertama, tidak ada kewajiban zakat perhiasan emas
dan perak, jika perhiasan itu dipakai.
Kedua, jika perhiasan emas atau perak itu disimpan
(tidak dipakai), maka wajib dikeluarkan zakatnya.
Zakatnya 2,5%, jika memenuhi 2 keriteria:
(1) Nishab, yaitu mencapai nishab emas (20 dinar =
85 gram emas) atau nishab perak (200 dirham = 595
gram perak).
(2) Haul, yaitu sudah dimiliki dalam jangka waktu
satu tahun hijriyah.
79. ZAKAT PERHIASAN
CATATAN :
(1) Jika emas dan perak, juga uang, disimpan
tanpa ada suatu hajat (kebutuhan) tertentu,
disebut kanzul mal (menimbun harta), hukumnya
haram. (Lihat QS At Taubah : 34)
(2) Jika emas dan perak, juga uang, disimpan
dengan suatu hajat (kebutuhan) tertentu di masa
depan, misalnya untuk biaya naik haji, biaya
walimah, tabungan biaya kuliah anak-anak,
tabungan modal usaha, dll, disebut iddikhar
(menabung/saving) dan hukumnya boleh.
(Taqiyuddin An Nabhani, An Nizham Al Iqtishadi fi
Al Islam). Wallahu a’lam. [ ]
80. BIOGRAFI
KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI lahir di Grobogan, Jawa Tengah,
31 Mei 1969.
Pendidikan formal : S1 di IPB Bogor, S2 di Magister Studi Islam UII
Yogyakarta.
Pendidikan Agama : PP. Nurul Imdad, Bogor (1990-1992), dan PP Al
Azhhar Bogor (1992-1994).
Dosen tetap STEI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) HAMFARA
Yogyakarta, mengajar Fiqih Muamalah dan Ushul Fiqih.
Pengasuh Ma’had HAMFARA (pondok pesantren untuk mahasiswa
STEI Hamfara).
Anggota Komisi Fatwa MUI Propinsi DIY.
Founder INSMI (Institut Muamalah Indonesia).
Pembina Kajian Fiqih Muamalah di komunitas MTR (Masyarakat
Tanpa Riba) & Majelish Sholdah (Bandung).
Konsultan Fiqih Property di de’Ahsana Property (Surabaya), Sharia
Greenland (Bandung), & Serpong Suradita Regency (Tangerang).