Materi ini sebagai bahan minimal dalam kegiatan diskusi dan pembelajaran terbatas di kelas. Bahan-bahan dalam tayangan ini dimodifikasi dari berbagai sumber baik buku mapun bahan lain yang telah publish di internet. Terimakasih untuk yang telah menginspirasi dengan permohonan maaf tidak menyebutkan satu persatu.
4. Proses PENGUBAHAN PERILAKU yang dilakukan melalui penyebarluasan
informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial baik secara
lisan, tulisan maupun peragaan kepada KELOMPOK SASARAN sehingga
muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi
secara aktif dalam PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL.
1
5. yaitu terjadinya perubahan perilaku sasaran
agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan
serta MAMPU MEMECAHKAN MASALAHNYA SENDIRI
dalam usaha meningkatkan kehidupannya.
6. upaya perbaikan dan perubahan cara-cara penanganan masalah kesejahteraan sosial,
demi tercapainya peningkatan KESEJAHTERAAN SOSIAL
individu, keluarga, kelompok, organisasi dan masyarakat.
7. yaitu proses untuk menumbuhkan dan mendorong
kemauan kelompok sasaran agar berperan secara AKTIF
dalam penyelenggaraan KESEJAHTERAAN SOSIAL
8. yaitu suatu sistem pendidikan nonformal
untuk membuat mereka tahu, mau, dan mampu berswadaya
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan KESEJAHTERAAN
SOSIAL
9. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman yang sama dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Meningkatkan kualitas dan komitmen
penyelenggaraan pelayanan sosial yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat.
Menyinergikan sumber daya manusia penyuluh
sosial dalam penyelenggaraan kegiatan
kesejahteraan sosial.
2
10.
11. Pemberdayaan masyarakat, khususnya
untuk peningkatan mutu sumber daya
manusia.
Pengembangan partisipasi masyarakat
dalam beragam aspek pembangunan
Bersama-sama institusi dan pakar-pakar
terkait mendukung perencanaan
pembangunan daerah.
3
12.
13. Penyadaran.
Menunjukkan adanya masalah.
Membantu pemecahan masalah.
Menunjukkan pentingnya perubahan.
4
Melakukan pengujian dan demonstrasi, sebagai
bagian dan implementasi perubahan terencana
Memproduksi dan publikasi informasi.
Melaksanakan pemberdayaan/penguatan
kapasitas.
14. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat
tentang “keberadaannya”, baik keberadaannya sebagai individu dan
anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya yang
menyangkut lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan
politik.
15. Kondisi yang tidak diinginkan yang kaitannya dengan: keadaan
sumberdaya (alam, manusia, sarana-prasarana, kelembagaan,
budaya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya
dan politis
Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah, terutama yang
menyangkut kelemahan internal dan ancaman eksternalnya.
16. Sejak analisis akar masalah, analisis alternatif pemecahan
masalah, serta pilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi internal (kekuatan, kelemahan)
maupun kondisi eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi.
17. Perubahan yang sedang dan akan terjadi di lingkungannya, baik
lingkungan organisasi dan masyarakat (lokal, nasional, regional
dan global)
Karena kondisi lingkungan (internal dan eksternal) terus
mengalami perubahan yang semakin cepat, maka masyarakat juga
harus disiapkan untuk mengantisipasi perubah-an-perubahan
tersebut melalu kegiatan “perubahan yang terencana”
18. Karena tidak semua inovasi selalu cocok (secara: teknis, ekonomis,
sosial-budaya, dan politik/kebijakan) dengan kondisi
masyarakatnya.
Untuk memperoleh gambaran tentang beragam alternatip yang
paling “bermanfaat” dengan resiko atau korbanan yang terkecil.
19. Sesuai dengan perkembangan teknologi, produk dan media publikasi
yang digunakan, perlu disesuaikan dengan karakteristik (calon)
penerima manfaat penyuluhannya.
Eksternal penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis,
dll
Internal pengalaman, indegenuous technology, maupun
kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang
lain
20. Pemberdayaan
• Pemberian kesempatan kepada kelompok grassroot untuk bersuara dan
menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannya
dengan:
• aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan serta
partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan, bertanggung-gugat
(akuntabilitas publik), dan penguatan kapasitas lokal.
Penguatan kapasitas
• Penguatan kapasitas indiividu, kelembagaan-lokal, masyarakat, serta
pengembnangan jejaring dan kemitraan-kerja
22. Bekerja berdasarkan kebutuhan yang dirasakan (felt need)
Bekerja dilandasi oleh anggapan bahwa masyarakat ingin dibebaskan dari
penderitaan dan kemiskinan
Harus dianggap bahwa masyarakat menginginkan “kebebasan” baik dalam
menentukan/memilih garis hidupnya sendiri dan memutuskan bentuk-bentuk
ekonomi, kepercayaan, lembaga politik dan pendidikan yang mereka inginkan
demi tercapainya perbaikan mutu kehidupan mereka.
Nilai-nilai di dalam masyarakat harus dipertimbangkan selayaknya.
Membantu dirinya sendiri.
Masyarakat adalah sumberdaya yang terbesar
Program mencakup perubahan sikap,kebiasaan dan pola pikir
23. Penyuluh harus membantu untuk membuat keputusan yang bermanfaat bagi
mereka.
Penyuluh tidak boleh paternalistic, mereka hanya boleh memberikan bantuan
yang diinginkan kelayan.
Mereka harus mempromosikan potensi mereka untuk memutuskan sendiri
bagaimana mereka ingin mencapai kesejahteraan sosial.
Mereka harus jujur, tetapi apa yang terjadi jika mereka mengungkapkan
keyakinan bahwa mereka mengalami kerugian karena bukan merupakan
pekerja/wirausaha yang baik?.
25. Anak
Balita
Telantar
adalah anak yang berusia 0-4 tahun karena sebab tertentu, orang tuanya
tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan :
miskin/tidak mampu, salah seorang sakit, salah seorang/kedua-duanya,
meninggal, anak balita sakit) sehingga terganggu kelangsungan hidup,
pertumbuhan dan perkembangannya baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Anak
Telantar
adalah anak berusia 5-18 tahun yang karena sebab tertentu, orang tuanya
tidak dapat melakukan kewajibannya (karena beberapa kemungkinan
seperti miskin atau tidak mampu, salah seorang dari orangtuanya atau
kedua-duanya sakit, salah seorang atau kedua-duanya meninggal, keluarga
tidak harmonis, tidak ada pengasuh/pengampu) sehingga tidak dapat
terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani
dan sosial.
26. Anak Nakal adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang berperilaku menyimpang dari norma
dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, lingkungannya sehingga
merugikan dirinya, keluarganya dan orang lain, serta mengganggu ketertiban
umum, akan tetapi karena usia belum dapat dituntut secara hukum.
Anak
Jalanan
adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan maupun tempat-
tempat umum.
Wanita
Rawan Sosial
Ekonomi
adalah seorang wanita dewasa berusia 18-59 tahun belum menikah atau janda
dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari.
Korban
Tindak
Kekerasan,
adalah seseorang yang mengalami tindak kekerasan, diperlakukan salah atau
tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan terdekatnya, dan
terancam baik secara fisik maupun non fisik.
27. Lanjut Usia
Telantar
adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun
sosial.
Penyandang
Cacat
adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat
mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk
melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun sosialnya secara layak, yang
terdiri dari penyandang cacat fisik, penyandang cacat mental dan penyandang
cacat fisik dan penyandang cacat mental.
Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dangan sesama atau lawan
jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan
tujuan mendapatkan imbalan uang,materi atau jasa.
Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta di tempat umum
dengan berbagai cara dengan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang
lain.
28. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan
norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara
di tempat umum.
Bekas Warga
Binaan Lembaga
Kemasyarakatan
(BWBLK)
adalah seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri
masa hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan
dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam
kehidupan masyarakat, sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan
pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara normal.
Korban
Penyalahgunaan
NAPZA
adalah seseorang yang menggunakan narkotika, psikotropika dan zat-zat
adiktif lainnya termasuk minuman keras diluar tujuan pengobatan atau
tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang.
Keluarga Fakir
Miskin
adalah seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian akan tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga
yang layak bagi kemanusiaan.
29. Keluarga Berumah Tidak Layak Huni
• adalah keluarga yang kondisi perumahan dan lingkungannya tidak memenuhi persyaratanyang
layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial.
Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis
• adalah keluarga yang hubungan antar anggota keluarganya terutama antara suami -istri kurang
serasi, sehingga tugas-tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar .
Komunitas Adat Terpencil
• adalah kelompok orang atau masyarakat yang hidup dalam kesatuan kesatuan sosial kecil yang
bersifat lokal dan terpencil, dan masih sangat terikat pada sumber daya alam dan habitatnya
secara sosial budaya terasing dan terbelakang dibanding dengan masyarakat Indonesia pada
umumnya,sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapi perubahan lingkungan dalam
arti luas.
Korban Bencana Alam
• adalah perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita baik secara fisik, mental
maupun sosial ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana alam yang menyebabkan mereka
mengalami hambatan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.Termasuk dalam korban
bencana alam adalah korban bencana gempa bumi tektonik, letusan gunung berapi, tanah longsor,
banjir, gelombang pasang atau tsunami,kencang, kekeringan, dan kebakaran hutan atau lahan,
kebakaran permukiman, kecelakaan pesawat terbang, kereta api, perahu dan musibah industri
(kecelakaan kerja).
30. Korban Bencana Sosial atau Pengungsi
•adalah perorangan, keluarga atau kelompok masyarakat yang menderita baik secara
fisik, mental maupun sosial ekonomi sebagai akibat dari terjadinya bencana sosial
kerusuhan yang menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya.
Pekerja Migran Telantar
•adalah seseorang yang bekerja di luar tempat asalnya dan menetap sementara di
tempat tersebut dan mengalami permasalahan sosial sehingga menjadi telantar.
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
•adalah seseorang yang dengan rekomendasi profesional (dokter) atau petugas
laboratorium terbukti tertular virus HIV sehingga mengalami sindrom penurunan daya
tahan tubuh (AIDS) dan hidup telantar.
Keluarga Rentan
•adalah keluarga muda yang baru menikah (sampai dengan lima tahun usia pernikahan)
yang mengalami masalah sosial dan ekonomi (berpenghasilan sekitar 10% di atas garis
kemiskinan) sehingga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga.
31. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)
• adalah warga masyarakat yang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial serta didorong
oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi di
bidang Kesejahteraan Sosial.
Organisasi Sosial
• adalah suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan Usaha Kesejahteraan Sosial
Karang Taruna
• adalah Organisasi Sosial Kepemudaan, wadah pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas
dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat khususnya
generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang bergerak di bidang
kesejahteraan sosial dan secara organisasi berdiri sendiri.
32. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM)
• adalah sistem kerja sama antar keperangkatan pelayanan sosial di akar
rumput yang terdiri atas usaha kelompok, lembaga maupun jaringan
pendukungnya. Wahana ini berupa jejaring kerja dari pada kelembagaan
sosial komunitas lokal, baik yang tumbuh melalui proses alamiah dan
tradisional maupun lembaga yang sengaja dibentuk dan dikembangkan oleh
masyarakat pada tingkat lokal, sehingga dapat menumbuh kembangkan
sinergi lokal dalam pelaksanaan tugas di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial.
Dunia Usaha yang Melakukan UKS
• adalah organisasi komersial seluruh lingkungan industri dan produksi
barang/jasa termasuk BUMN dan BUMD serta atau wirausahawan beserta
jaringannya yang dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
34. Metode partisipatif
• Penyuluh sosial tidak menggurui, mengindoktrinasi tetapi memfasilitasi masyrakat sehingga
masyarakat dapat berperan secara aktif, berada ditengah-tengah masyarakat untuk
mengkaji dan menyuluh dengan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA).
Metode dialog interaktif
• Penyuluh sosial tidak hanya menyuluh/menerangkan saja tetapi kepada audience diberikan
kesempatan untuk bertanya dan menanggapi dengan teknik Focus Group Discussion (FGD).
Metode Pemberdayaan
• Penyuluh sosial harus bisa melihat, mengamati potensi, sumber dan daya yang dimiliki
masyarakat sehingga penyuluh sosial dapat menjadi fasilitator untuk bersama-sama
masyarakat dapat mendayagunakan potensi dan sumber yang dimiliki untuk
penanggulangan masalah bersama yang dihadapi guna terwujudnya kesejahteraan bersama.
35. Mengembangkan penyuluhan sebagai proses pemasaran sosial
(social marketing).
Mengembangkan penyuluhan sosial sebagai proses pencegahan.
Penyuluhan harus dirancang sebagai proses pemberdayaan
masyarakat dan proses penguatan kapasitas.
Penyuluhan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan