Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; concept and theory. universitas mercu buana. 2018)
Petra Vitara Wimar, ST ; Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA ; Concept and Theory of Business Ethics ; Universitas Mercubuana ; 2018
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis
1-BE-GG-Petra-Vitara-Wimar-Hapzi-Ali-Ethics-and-Business-Concept-and-Theory-Universitas-Mercu-Buana-2018
1, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; concept and theory. universitas mercu buana. 2018
This is a PowerPoint Document Human Resource Management about "The Employment of Internal Relations".
Check the other my uploaded documents and don't forget to follow me guys! Thanks...
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
This is a PowerPoint Document Human Resource Management about "The Employment of Internal Relations".
Check the other my uploaded documents and don't forget to follow me guys! Thanks...
Pertemuan 3 (analisis lingkungan eksternal) MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIKnurul khaiva
- model manajemen strategi
- definisi lingkungan
- karakteristik lingkungan
- proses analisis lingkungan eksternal
- 2 macam lingkungan eksternal
- dll
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membandingkan tiga komponen sikap.
Meringkas hubungan antara sikap dan perilaku.
Membandingkan dan membedakan sikap-sikap kerja yang utama.
Mendefiniskan kepuasan kerja dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengukurnya.
Meringkaskan sebab-sebab utama kepuasan kerja.
Mengidentifikasi empat respons pekerja terhadap ketidakpuasan.
ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy ( Perencanaan dan...Kartika Dwi Rachmawati
SOCIAL ETHICS (ETIKA SOSIAL)
Occupational Ethics (Etika yang berhubungan dengan pekerjaan)
INDIVIDUAL ETHICS (ETIKA INDIVIDU)
ORGANIZATIONAL ETHICS (ETIKA ORGANISASI)
Lingkungan manajerial
Planning and Strategy ( Perencanaan dan Strategi )
STRATEGI TINGKAT BISNIS
MSDM at Google Inc
oleh:
Kesuma Ningrum
Maria Rosaline
Redha Ayudea
Free Cash for you Check here!
http://tinyurl.com/lgf689n
_kesuma.ningrum@ymail.com_
ETIKA BISNIS, Lingkungan manajerial, Planning and Strategy ( Perencanaan dan...Kartika Dwi Rachmawati
SOCIAL ETHICS (ETIKA SOSIAL)
Occupational Ethics (Etika yang berhubungan dengan pekerjaan)
INDIVIDUAL ETHICS (ETIKA INDIVIDU)
ORGANIZATIONAL ETHICS (ETIKA ORGANISASI)
Lingkungan manajerial
Planning and Strategy ( Perencanaan dan Strategi )
STRATEGI TINGKAT BISNIS
MSDM at Google Inc
oleh:
Kesuma Ningrum
Maria Rosaline
Redha Ayudea
Free Cash for you Check here!
http://tinyurl.com/lgf689n
_kesuma.ningrum@ymail.com_
Similar to Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; concept and theory. universitas mercu buana. 2018)
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
1, be & gg, yudiansyah,hapzi ali, principles of personal ethics dan princ...yudiansyah sukmana
Bussiness Ethics & Good Governance, Uncategorized | Tagged Business ethics, good governance, mm mercu buana, principles of personal ethics, principles of profesional ethics, yudiansyah
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...Charviano Hardika
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and Theories of Business Ethics, Universitas Mercu Buana, 2018
Similar to Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; concept and theory. universitas mercu buana. 2018) (20)
5, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business human re...petraaja
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya.Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi.Sumber daya finansial merupakan alah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan Modal utama dalam membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut.
14, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; komitme...petraaja
Perseroan memandang bahwa implementasi penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) yang selanjutnya disingkat “GCG”, merupakan hal yang mutlak diperlukan bagi kelangsungan usaha Perseroan. Untuk itulah Perseroan berupaya menerapkan prinsip-prinsip GCG secara bertahap dan berkelanjutan.
12, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; impleme...petraaja
Corporate governance dapat didefinisikan sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan akhir meningkatkan nilai/keuntungan pemegang saham (shareholders) dengan sedapat mungkin tetap memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait (stakeholders). Pengertian stakeholders ini dapat di bagi dua yaitu stakeholders utama (primary) dan kedua (secondary). Stakeholders utama yaitu para pemegang saham dan investor, karyawan dan manajer, pelanggan, pemasok, rekanan bisnis, serta masyarakat setempat. Stakeholders kedua yaitu pemerintah, masyarakat umum (khususnya yang kepentingannya terkait dengan perusahaan), institusi-institusi umum, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (NGO), media, akademisi, kelompok asosiasi bisnis, dan pesaing.
11, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business globaliz...petraaja
Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
9, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ethical ...petraaja
Dilema etika adalah ciri umum yang ditemukan dalam organisasi bisnis dan ini memiliki hubungan yang jelas dengan dilema moral. Dunia bisnis yang sempurna mencakup hal yang benar, tetapi dilema etika telah menjadi menonjol dalam dunia bisnis yang rumit ini. Menurut Van Auken (2016), dilema etika mengarah ke manusia membuat keputusan yang salah karena kesulitan. Lebih khusus lagi, dilema etis muncul ketika seseorang harus membedakan antara moral dan tindakan amoral. Godaan pribadi adalah salah satu cara paling signifikan untuk meningkatkan etika (Shapiro & Stefkovich, 2016). Hal ini diperlukan untuk hati nurani ketika melakukan keputusan penting berdasarkan beberapa aspek penting dalam bisnis. Banyak organisasi menghadapi beragam bentuk dilema etika, yang menciptakan dampak signifikan pada reputasi organisasi serta praktik bisnis.
4, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; marketin...petraaja
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan
mengoperasikan bisnis yang etik. Dibutuhkan konsep pemasaran guna
memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan
untuk memasarkan produk perusahaan. Diantaranya melalui promosi di berbagai
media baik cetak maupun elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat
jalur distribusi yang baik, dan lain-lain.
Berdasarkan kenyataan yang tidak dibantahkan bahwa bisnis merasuki seluruh kehidupan semua manusia, maka dari perspektif etis, bisnis diharapkan dan dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berguna bagi manusia dan tidak sekedar menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi memperoleh keuntungan. Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-haknya dapat ditegakkan. Namun di sisi lain, perlindungan tersebut harus juga melindungi eksistensi produsen yang sangat esensial dalam perekonomian negara. Oleh karena itu, diperlukan perundang-undangan yang dapat melindungi kedua belah pihak.
Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk barang/pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung. Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumen hanya akan menjadi objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa disadari, konsumen menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen perlu diperhatikan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori dan Konsep dasar mengenai Etika Bisnis ( 1, be & gg, petra vitara wimar. hapzi ali, ethics and business ; concept and theory. universitas mercu buana. 2018)
1. CONCEPTS AND THEORIES OF BUSINESS ETHICS
Petra Vitara Wimar, ST 1)
, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA 2)
1) Penulis Pertama
Email : petravitarawimar@gmail.com
2) Dosen Pengampu
Pembahasan
1) Etika personal dan Etika Bisnis
Etika atau moral dalam bisnis dibagi menjadi dua yaitu etika personal dan
etika perusahaan (Dias & Shah, 2009:113). Etika personal adalah etika yang
membimbing untuk menghasilkan keputusan yang tepat, hal ini dijelaskan
dengan lima pendekatan, yaitu pendekatan manfaat, hak, keadilan, kebaikan
bersama, dan kebajikan. Lima pendekatan ini pada awalnya adalah gagasan
dari Markkula Centre for Applied Ethics di Universitas Santa Clara yang
akhirnya dipakai dikalangan luas (Dias & Shah, 2009:114). Perusahaan juga
dapat menggunakan lima proses ideal menuju pembuatan kebijakan yang
bermoral yaitu; mengakui isu moral yang ada, mengumpulkan fakta yang
terjadi di lapangan, mengevaluasi tindakan alternatif, bertindak sesuai dengan
keputusan yang telah di buat dan yang terakhir adalah merefleksikan
keputusan yang telah di buat (Dias & Shah, 2009:115).
Setelah membahas mengenai etika personal, ada pula etika perusahan yang
dibagi menjadi dua yaitu compliance-based ethics codes dan integrity-based
ethics codes. Model compliance-based atau yang berbasis kerelaan ini
menekankan pada pencegahan tindakan yang tidak sah melalui
peningkatan/pengetatan kontrol dengan menghadirkan sanksi bagi pihak-
pihak yang bersalah sedangkan dalam integrity-based terdapat nilai-nilai yang
menuntut suatu organisasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
terciptanya tindakan bermoral antara pegawai melalui pembagian
pertanggungjawaban (Dias & Shah, 2009 : 116). Dalam menjalankan etika
bisnis ini, setidaknya dapat melalui lima langkah, yaitu pimpinan perusahaan
harus menyetujui dan juga mematuhi atau menerapkan kode etik, selanjutnya
para pekerja di tingkat bawah harus memahami bahwa mereka diharapkan
mematuhi kode etik dengan juga mereka melihat apa yang atasannya
lakukan, manajer harus dilatih untuk memahami implikasi kode etik dari
keseluruhan keputusan bisnisnya, pihak luar terkait harus mengerti kode etik
perusahaan semisal customer, distributor, dan supplier, dan kode etik harus
bersifat memaksa (Dias & Shah, 2009: 116-7).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain adalah:
1) Pengendalian diri
2) Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4) Menciptakan persaingan yang sehat
2. 5) Menerapkan konsep ―pembangunan berkelanjutan‖
6) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)
7) Mampu menyatakan yang benar itu benar
8) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
11) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1) Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis
yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial
lainnya dimana bisnis beroperasi.
2) Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-
pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini
mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan
struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3) Individu Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan
yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini
termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter
individual.
Ciri-Ciri Bisnis yang beretika yaitu:
a. Tidak merugikan siapapun
b. Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada
c. Tidak melanggar hukum
d. Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis
e. Mempunyai surat izin usaha
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis
yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena
saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan
berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita
tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang
tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak
lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan
orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang
menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi
kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika
bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku
bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
3. 2) Moralitas dan Hukum
Moralitas dan Hukum Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah
produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma
yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan
perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk
menjadi manusia yang baik. Hukum itu merupakan bagian dari pergumulan
manusia dalam upayanya mewujudkan rasa aman dan sejahtera. Karena itu
hukum ditengarai menjadi sarana utama dalam mewujudkan keamanan dan
ketertiban dalam kelompok masyarakat.
Hukum itu sendiri tidak lepas dari masyarakat, karena telah menjadi aksioma
yang mengatakan Ibi society ibi ius, yang artinya dimana ada masyarakat
maka ada hukum. Hubungan moral dengan penegakan hukum menentukan
suatu keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam penegakan hukum,
sebagaimana diharapkan oleh tujuan hukum. Stephen Palmquis yang
mengambil pandangan dari Immanuel Kant, bahwa tindakan moral ialah
kebebasan. Kebebasan sebagai satu-satunya fakta pemberian akal praktis
pada sudut pandang aktualnya menerobos tapal batas ruang dan waktu
(kemampuan indrawi) dan menggantikannya dengan kebebasan. Kebebasan
tidak berarti dalam arti seenak kita dapat mengetahui kebenaran, yang
kemudian tercermin pada pembatasan diri untuk menjalankan suatu
kebajikan. Semua kaidah harus sesuai dengan hukum moral yang
menciptakan suatu tuntutan yang tak bersyarat. Kewajiban adalah perintah
yang mengandung kebenaran. Menurut Kant, kewajiban adalah tindakan yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan hukum moral, dalam rangka ketaatan
terhadap hati nurani manusia daripada hanya mengikuti nafsu.
3) Moralitas
Moralitas berasal dari kata dasar ―moral‖ berasal dari kata ―mos‖ yang
berarti kebiasaan. Kata ―mores‖ yang berarti kesusilaan, dari ―mos‖,
―mores‖. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-lain; akhlak budi pekerti; dan
susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani; bersemangat;
bergairah; berdisiplin dan sebagainya.
Moral secara etimologi diartikan:
a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada
kelompok tertentu,
b) Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah
kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam etika.
4. Dalam bahasa Yunani disebut ―etos‖ menjadi istilah yang berarti norma,
aturan-aturan yang menyangkut persoalan baik dan buruk dalam
hubungannya dengan tindakan manusia itu sendiri, unsur kepribadian dan
motif, maksud dan watak manusia. kemudian ―etika‖ yang berarti kesusilaan
yang memantulkan bagaimana sebenarnya tindakan hidup dalam masyarakat,
apa yang baik dan yang buruk.
Moralitas yang secara leksikal dapat dipahami sebagai suatu tata aturan yang
mengatur pengertian baik atau buruk perbuatan kemanusiaan, yang mana
manusia dapat membedakan baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan
larangan sekalipun dapat mewujudkannya, atau suatu azas dan kaidah
kesusilaan dalam hidup bermasyarakat.
4) Etiket dan Hukum Profesional
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis
etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia.
Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan
merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan
agama Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara
hubungan baik antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat
kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui dan diulangulangi serta
menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-kata atau macam-macam
bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar
seseorang dapat diterima oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus
memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu. Untuk memelihara
keseimbangan kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama (sosial),
manusia perlu mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma umum,
maupun aturan ajaran agamanya.
Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang perilaku, mana
yang berdampak baik dan berdampak buruk. Kesadaran diri, harus
berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu etika. Etika profesi
adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan
prinsipprinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang
khusus (profesi) kehidupan manusia.Etika profesi Berkaitan dengan bidang
pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk
menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau
objek).Etika profesi memilikikonsep etika yang ditetapkan atau disepakati
pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik,
engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
a. Tanggung jawab - Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya. - Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
b. Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
5. c. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan
d. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
e. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
5) Manajemen dan Etika
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis.
Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan
berbagai pelanggaran moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan
perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk
menegakan etik perlu ditegakkan. Contohnya, perusahaan tidak perlu berbuat
curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat
menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk
korupsi. Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran,
terutama dalam kinerja keuangan perusahaan karena tidak lagi
membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang dipilih semakin baik.
Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan keuangannya (not
avaliable).
Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan
karena dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concern terhadap perilaku
etis maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula
pada kinerja keuangannya. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan
yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan
norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan
modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi.
Pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik
secara simultan sebesar 65%. Secara parsial pengaruh budaya organisasi
dan orientasi etika terhadap orientasi strategik masing-masing sebesar
26,01% dan 32,49%. Hal ini mengindikasikan bahwa kombinasi penerapan
etika dan budaya dapat meningkatkan pengaruh terhadap orientasi strategik.
‖Hendaknya perusahaan membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik
yang dipilih semakin baik. Salah satu persyaratan bagi penerapan orientasi
strategik yang inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko adalah
budaya perusahaan yang mendukung,‖. Dari mana upaya penegakkan etika
bisnis dimulai? Etika bisnis paling mudah diterapkan di perusahaan sendiri.
Pemimpin perusahaan memulai langkah ini karena mereka menjadi panutan
bagi karyawannya. Selain itu, etika bisnis harus dilaksanakan secara
transparan. Pemimpin perusahaan seyogyanya bisa memisahkan perusahaan
dengan milik sendiri. Dalam operasinya, perusahaan mengikuti aturan
berdagang yang diatur oleh tata cara undang-undang. Etika bisnis tidak akan
dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Jika semua tingkah laku salah dibiarkan,
maka lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Pada akhirnya, norma yang
6. salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar
aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya
transparansi antara lain:
a. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah
lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik
institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi
sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
b. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan
berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
c. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
d. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.
Berikut contoh Implementasinya pada Perusahaan PT. Telkom
Etika Bisnis Dan Budaya Perusahaan PT Telkom
Telkom senantiasa memegang teguh moral dan etika yang merupakan landasan
penerapan GCG. Seiring waktu pembelajaran kami dalam mengelola GCG, maka
penerapannya membentuk kesadaran hukum dan menghasilkan karyawan yang
peka terhadap tanggung jawab sosial serta dicintai pelanggan.
Panduan Perilaku (Code of Conduct)
Sebagai panduan perilaku bagi seluruh insan Perseroan, kami menerbitkan
Keputusan Direksi No.KD.201.01/2014 tentang Etika Bisnis di Lingkungan Telkom
Group.
Telkom memiliki perangkat etika bisnis, yang merupakan standar perilaku karyawan
dalam berhubungan dengan pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama karyawan dan
pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.
Pemberlakuan Penerapan Kode Etik Bagi Dewan Komisaris, Direksi Dan
Karyawan
Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (―SOA‖) 2002 section 406, Telkom
menjalankan kode etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi, yaitu Dewan
Komisaris, Direksi dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat
dilihat pada website kami http://www.telkom. co.id/hubungan-investor/tata-kelola-
perusahaan/ kode-etik/
Untuk setiap perubahan dan pengesampingan terhadap kode etik Telkom
informasikan melalui website tersebut.
Sosialisasi Dan Upaya Penegakan Etika Bisnis
Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang tata nilai
dan etika bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan
sekaligus assessment yang dilaksanakan setiap tahun. Materi tersebut berkaitan
dengan pemahaman GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko,
7. pengendalian internal (―SOA‖),whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI,
menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan
praktik tata kelola perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program survei
etika bisnis dengan populasi seluruh karyawan. Survei dilakukan
secara online, melalui media portal/intranetyang diakhiri dengan pernyataan
kesediaan karyawan untuk menjalankan etika bisnis. Pemahaman dan penerapan
etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal
melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan control environment sesuai
kerangka kerja pengendalian internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat
entitas.
Budaya Perusahaan
Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan
bisnis untuk mewujudkan cita- cita agar Telkom terus maju, dicintai pelanggannya,
kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun
2009 dilakukan transformasi budaya baru perusahaan yang disebut dengan ―The
Telkom Way‖. Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013
dengan ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (―AKBP‖)
Telkom Group. Secara lengkap Budaya Perusahaan digambarkan sebagai berikut:
Philosophy to be the Best: Always The Best
Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik
dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi ―Ihsan‖ yang dalam
pengertian ini diterjemahkan ―terbaik‖. Karyawan yang memiliki spirit Ihsan akan
selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap
ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas
yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut
setiap insan Telkom memiliki integritas (integrity), antusiasme (enthusiasm), dan
totalitas (totality).
Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart
Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed,
Smart yang sekaligus menjadi core valuesatau great spirit.
Practices to be the Winner : Imagine – Focus – Action Practices to be the
Winner dari The Telkom Way adalah IFA yakniImagine, Focus, Action sekaligus
sebagai Key Behaviors.
Evaluasi Implementasi Etika Bisnis Dan Budaya
Perusahaan
Setiap tahun Telkom melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas
penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, PT Telkom menyebutnya dengan
istilah Etika Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan
dilakukan secara online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat,
meliputi: GCG, Etika Bisnis, Tata NilaiThe Telkom Way, anti fraud, pengendalian
internal, pakta integritas, whistleblowing system, dan lain-lain. Hasil survei pada
tahun 2011, 2012,2013 dan 2014 adalah 74,87 poin, 79,07 poin, 75,80 dan 89,35
poin dari skala 100 poin. Hasil survei tahun 2014 meningkat 13,55 poin dari tahun