Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
>Tiga Model Penawaran Agregat
>>Model Harga Kaku (Sticky Price)
>>Model Upah Kaku
>>Model Informasi-Tak Sempurna
>Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Disusun oleh:
Afrida Syahputri R. N.
Danan Giriatmojo
Fildzah Salsabila
Muhammad Rafi Kambara
Saila Dhiyaul Haq
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Vadhalna Zulkarnaen
Kasus Penyelesaian Harga Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap Metode Angka Tahun, Saldo Menurun Ganda, dan Metode Garis Lurus. serta Pencatatan Biaya Turn-up Mesin dan Depresiasi/ Penyusutan Mesin Setelah Di turn-up umur ekonomisnya
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
>Tiga Model Penawaran Agregat
>>Model Harga Kaku (Sticky Price)
>>Model Upah Kaku
>>Model Informasi-Tak Sempurna
>Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Disusun oleh:
Afrida Syahputri R. N.
Danan Giriatmojo
Fildzah Salsabila
Muhammad Rafi Kambara
Saila Dhiyaul Haq
Kasus Penyelesaian Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap serta T...Vadhalna Zulkarnaen
Kasus Penyelesaian Harga Perolehan Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva Tetap Metode Angka Tahun, Saldo Menurun Ganda, dan Metode Garis Lurus. serta Pencatatan Biaya Turn-up Mesin dan Depresiasi/ Penyusutan Mesin Setelah Di turn-up umur ekonomisnya
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
Tulisan ini mencoba mengkaji tentang teori perusahaan/theory of the firm khususnya faktor bagi hasil dengan dasar teori profit and loss sharing dalam kaitannya dengan permintaan tabungan di perbankan syariah.
This Class Material was presented in First Junior Planner Course at Lembaga Penyelidikan dan Ekonomi Masyarakat (LPEM) Faculty of Economics University of Indonesia, 18th July 2009.
Ppt mku kelompok 4 Kelas 5A "Manajemen Distribusi, Sumber Daya Manusia, dan R...nurainiMutoharoh
Manajemen Distribusi, Sumber Daya Manusia, dan Risiko UMKM
mempelajari bagaimana management distribusi,Sumber Daya Manusia yang baik, dan Risiko UMKM.
penjelasan lengkapnya ada di channel https://youtu.be/B46gVZMLjjM
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
04. ramalan dan perencanaan keuangan
1. 0
PERAMALAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen : Bpk. Abdul Malik
Disusun Oleh :
ZARDANI
DINAR AULIA
MAHARANI (207046100224)
RIZKY MALIA BIRLY (109046100173)
SITI SARINI DJAFAR (207046100602)
SRI LESTARI (207046100616)
PRODI MUAMALAT
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
2010
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pihak manajemen mengharapkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya akan terus
mengalami pertumbuhan seperti apa yang mereka inginkan dalam kegiatan usahanya.
Pertumbuhan yang diinginkan terutama pertumbuahan penjualan diikuti dengan pertumbuhan
laba yang sesuai atau melebihi target yang ditetapkan. Dampak dari kedua pertumbuhan ini akan
pula memberikan pertumbuhan bagi aktiva atau harta perusahaan. Kedua dampak ini memang
saling membutuhkan dan saling mendukung, karena untuk memperoleh pertumbuhan yang
diinginkan haruslah didukung dengan aktiva yang memadai, terutama aktiva tetap dan aktiva
lancar.
Bagi perusahaan yang terus bertumbuh, tentu saja diikuti dengan tambahan investasi di
berbagai bidang. Investasi memerlukan tambahan modal untuk tambahan kas untuk investasi
dalam piutang, sediaan ataupun aktiva tetap. Tambahan modal ini akan mengakibatkan adanya
kewajiban untuk membayar kembali dengan disertai imbalan jasa yang haris bagi pemilik modal.
Setiap kegiatan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, maka haruslah diikuti dan
dengan perencanaan yang matang serta kerja keras untuk merealisasinya. Dalam perencanaan
akan disusun hal-hal apa saja yang akan dilakukan didepan. Perencanaan yang menghasilkan
rencana, yang merupakan pedoman bagi manajemen untuk melaksanakan kegiatannya.
Para manajer menyusun Laporan keuangan pro forma atau Laporan keuangan proyeksi (pro
forma/ projected financial statement) dan menggunakannya dalam empat cara : (1) Dengan
mengacu pada laporan keuangan proyeksi, mereka dapat menilai apakah kinerja perusahaan yang
diantisipasi sesuai dengan target umum perusahaan itu sendiri dan dengan harapan para
investor.(2) Laporan keuangan pro forma dapat digunakan untuk mengestimasikan dampak dari
perubahan-perubahan operasi yang diusulkan. Oleh karena itu, manajer keuangan menghabiskan
banyak waktu untuk melakukan analisis “bagaimana jika”. (3) Para manajer menggunakan
laporan keuangan pro forma untuk mengantisipasi kebutuhan pendanaan perusahaan di masa
depan: (4) Laporan keuangan proyeksi digunakan untuk mengestimasikan arus kas bebas masa
3. 2
depan, dalam rencana operasi yang berbeda, meramalkan kebutuhan modal perusahaan, dan
kemudian memilih rencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham. Harus diakui bahwa
para analis pasar modal membuat jenis proyeksi yang sama ketika mereka meramalkan laba dan
arus kas masa depan perusahaan. Menciptakan dan menggunakan laporan keuangan pro forma
untuk meramalkan kebutuhan keuangan dan hasil operasi perusahaan. Guna menempatkan
pernyataan-pernyataan ini dalam perspektif yang sesuai dan mengenai rencana strategis.
4. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERAMALAN
Peramalan adalah bagian yang merupakan satu kesatuan dari proses perencanaan.
Keakuratan dalam proyeksi adalah suatu yang sukar untuk dipertanggung jawabkan, karenanya
perencanaan dapat memberikan manfaat yang terbesar saat masa yang akan datang sama sekali
tidak pasti. Peramalan dapat diartikan sebagai memperkirakan kondisi yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal yang akan terjadi di masa yang
akan datang. Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat kita gunakan data masa lalu,
makin banyak data masa lalu akan makin baik dan factor yang mempengaruhi di masa yang akan
datang. Kegunaan data masa lalu akan menggambarkan tren masa lalu, missal tren penjualan 5
atau 10 tahun terakhir. Berdasarkan kecenderungan ini kita dapat melihat mengapa penjualan
meningkat, tetap atau turun. Alhasil berdasarkan data dan informasi masa lalu ini kita dapat
meramalkan bagaimana tren penjualan ke dapan berdasarkan pendapat para ahli-ahli ekonomi.
Berdasarkan kondisi tersebut manajemen dapat meramalkan bahwa akan terjadi pertumbuhan
tingkat penjualan misalnya 40% untuk tahun ke depan dan tahun-tahun yang akan datang.
Peramalan keuangan = Memperkirakan kebutuhan keuangan di masa yang akan datang.
Dalam melakukan peramalan pimpinan juga perusahaan harus mempertimbangkan
berbagai strategi yang akan digunakan. Salah satunya adalah strategi harga karena bagaimanapun
harga memainkan peranan yang sangat penting untuk meningkatkan penjualan. Kemudian
strategi promosi juga harus memperoleh perhatian yang cukup besar.
Hasil peramalan tidak selamanya tepat, tetapi manajemen berharap bahwa hasil ramalan
tidak meleset jauh dari hasil ramalan. Karena jika meleset jauh dari hasil peramalan akan sangat
berbahaya bagi suatu perusahaan, ia akan menyebabkan kerugian yang cukup besar akibat
barang tidak dapat mampu diserap oleh konsumen dengan berbagai sebab atau bisa jadi akan
masuknya pesaing baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
5. 4
Oleh karena itu, sebelum meramal sebaiknya kondisi data dan informasi tersebut dapat
dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan masa yang akan datang haruslah benar-benar dapat
dipercaya. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat ukur untuk melakukan
peramalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan berbagai
ketidakpastian.
Ketidakpastian ini perlu diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian
yang akan datang meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga (inflasi),
kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, atau factor
lainnya.
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki hubungan langsung dengan
produk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera, gaya
hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan bahan baku,
maupun factor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknyaproduk dari
kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau pengunduran
diri akibt berbagai sebab, dan lainnya.
Dalam praktiknya hampir dipastikan tidak ada hasil ramalan yang tepat 100% atau
berhasil, namun paling tidak dengan melakukan peramalan yang dengan mengidentifikasikan
hal-hal yang akan terjadi ke depan, factor risiko kegagalan dapat diminimalkan.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan jenis peramalan, hal ini tergantung dari
sudut mana kita memandangnya. Jenis-jenis peramalan dimaksud antara lain:
1. Jika dilihat dari segi penyusunnya:
6. 5
a. Peramalan subjektif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan
atau feeling dari yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dan pengalaman
masa lalu dari orang yang menyusunnya sangat menentukan hasil ramalan.
b. Peramalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi
yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu.
Data yang digunakan biasanya data masa lalu untuk beberapa metode.
2. Dilihat dari segi sifat ramalan:
a. Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar data
kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil penyelidikan
sebelumnya.
b. Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar data
kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
3. Dilihat dari segi jangka waktu;
a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu
kurang 1 tahun.
b. Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu
rentang dari 1 tahun sampai 3 tahun.
c. Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan pada kurun
waktu lebih dari 3 tahun.
B. Langkah-Langkah Peramalan
Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka haruslah mengikuti
prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap
langkah yang telah ditetapkan, paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu,
sehingga hsil peramalan tidak perlu diragukan.
Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam proses melakukan peramalan
sebagai berikut:
7. 6
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang
dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan
selengkap mungkin untuk beberapa priode. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder
maksudnya adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber sperti: perpustakaan, g
akan, koran, serta laporan lainnya adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan observasi, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian akan
diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan
melalui metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok
untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan.
Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang
paling kecil penyimpangannya. Pemilihan metode peramalan adalah dengan
mempertimbangkan factor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, factor biaya,
ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti
perubahan Ekonomi , politik , sosial , atau perubahan kemasyarakatan lainnya
perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil peramalan . Agar kita dapat
meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan , maka perlu di lakukan proyeksi
data dengan pertimbangan factor perubahan tersebut untuk beberapa perubahan
tersebut untuk beberapa periode .
8. 7
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan untuk
bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan,
penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun
perencanaan jangka panjang . berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang
harus di dediakan dan kapan .
C. Model Peramalan dan Perencanaan Keuangan
Setiap orang atau lembaga selalu mengharapkan bahwa hasil ramalannya berhasil dan
tidak meleset di masa yang akan datang agar hasil peramalan tepat, maka perlu di gunakan model
peramalan yang sesui dengan kebutuhan.
Model-model teknik peramalan ada berbagai cara. Paling tidak ada dua model yang
sering digunakan oleh berbagai perusahaan yaitu:
1. Metode persentase penjualan (percent of sales method)
2. Metode regresi (regression method)
Metode persentase penjualan, merupakan metode peramalan yang relative mudah jika
dibandingkan dengan metode lainnya, terutama untuk melihat kebutuhan permodalan. Caranya
dengan melihat presentase penjualan tahunan pada setiap pos dalam neraca.
Peramalan penjualan ini biasanya didasarkan pada :
1. Peramalan eksternal
2. Peramalan internal
3. Kombinasi dari peramalan di atas.
Peramalan eksternal yang didasarkan pada GNP, data statistic, survey, factor-faktor
ekonomi, politik, dan sosial. Adapun peramalan internal didasarkan pada sifat yang dimiliki oleh
perusahaan (nature of the firm’s of product)
Untuk mencari Kebutuhan Dana Ekstern (KDE) (ekstern fund required) dapat dicari
dengan rumus:
KDE = AL (S1) + AT (S1) – HT (S1) – mb (S)
Di mana:
9. 8
AL = Total aktiva lancar dalam %
AT = Total aktiva tetap dalam %
HT = Total utang lancar dalam %
S = Total penjualan yang direncanakan
S1 = Selisih total penjualan yang direncanakan dengan penjualan tahun lalu
m = Margin laba
b = Rasio laba dengan pembagian dividen
PT Sungailiat
Neraca per 31 Desember 2008
(dalam jutaan)
Aktiva Pasiva
Kas 5 Utang dagang 20
Piutang 12 Pajak 5
Sediaan 23 Obligasi 15
Aktiva tetap bersih 35 Modal saham 20
Sisa laba 15
Total aktiva 75 Total pasiva 75
PT Sungailiat
Pos Neraca Berupa Persentase Penjualan
Neraca per 31 Desember 2008
(dalam jutaan)
Aktiva Pasiva
Kas 5 % Utang dagang 20%
Piutang 12% Pajak 5%
Sediaan 23% Obligasi
Aktiva tetap bersih 35% Modal saham
Sisa laba
Total aktiva 75% Total pasiva 25%
10. 9
Sehingga KDE dapat dicari dengan:
KDE = 0,40 (50 jt) + 0,35 (50 jt) - 0,25 (50 jt) – 0,05 (0,5 jt) (150 jt)
= 0,50 (50 jt) – 0,025 (150 jt)
= 25 jt – 3,75 jt
= 21,25 jt
Dengan demikian, Kebutuhan Dana Ekstern (KDE) adalah 21.25 juta
LAPORAN KEUANGAN PERFORMA
Laporan keuangan performa merupakan proyeksi neraca dan laporan laba rugi suatu
perusahaan pada akhir priode peramalan. Alat sederhana yang digunakan untuk membuat laporan
keuangan performa perusahaan dapat dilakukan dengan:
1. Metode presentase penjualan (percentage of sales method), yaitu dengan mencari
semua pos dalam laporan laba rugi dan neraca yang berubah sesuai dengan perubahan
penjualan.
2. Pendekatan pertimbangan (judgemental), terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam praktiknya setiap metode memiliki beberapa kelemahan dan kelemahan dari
metode ini adalah:
1. Asumsi bahwa kondisi keuangan masa lalu merupakan indicator yang tepat untuk
masa yang akan datang.
2. Asumsi bahwa beberapa pos, seperti kas, piutang, dan sediaan bisa sesuai dengan
yang diinginkan.
Metode di atasi dilakukan atas dasar beberapa anggapan bahwa tingkat penjualan sangat
mempengaruhi perubahan pos-pos dalam, seperti:
Kas
Piutang
11. 10
Sediaan
Utang piutang
Laba ditahan
Langkah-langkah yangdilakukan dalam presentase penjualan adalah sebagai berikut:
a. Membuat neraca performa yang meliputi item-item yang terpengaruh langsung
oleh tingkat penjualan, sedangkan item yang tidak mempengaruhi dibiarkan saja.
b. Mengalikan persentase (%) yang telah ditetapkan dengan proyeksi penjualan
item-item yang berpengaruh langsung.
c. Kemudian bagi item-item yang tidak berpengaruh angka-angkanya tetap sama
dipindahkan ke neraca proyeksi.
d. Melakukan perhitungan proyeksi laba ditahan.
e. Menjumlahkan neraca proyeksi, dan menyeimbangkan aktiva dan pasivanya, jika
ada selisih berarti menunjukkan jumlah kebutuhan keuangannya.
Contoh :
PT Marras, Tbk. Bergerak dalam bidang elektronik, memiliki data sebagai berikut:
a. Penjualan tahun 2008 adalah Rp 400.000.000,-
b. Proyeksi penjualan tahun 2009 adalah Rp 500.000.000,-
c. Laba bersih adalah 5% dari penjualan.
d. Kebijakan dividen 40% dari lab bersih.
Dari data di atas dapat dihitung sebagai berikut :
Proyeksi laba bersih adalah : 5% x Rp 500.000.000,- = Rp 25.000.000,-
Pembagian dividen 40% x Rp 25.000.000,- = Rp 10.000.000,-
Rp 15.000.000,-
Sehingga hasil dri kebutuhan dana adalah:
12. 11
Selisih neraca performa adalah Rp 150.000.000,- – 145.000.000,- = Rp 5.000.000,-. Hal
ini berarti kebutuhan perusahaan tahun 2009 adalah sebesar Rp 5.000.000,-.
RENCANA KEUANGAN
Proses perencanaan keuangan dapat dibagi menjadi enam langkah:
1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini untuk menganalisis
dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi laba dan berbagai rasio keungan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahunan.
3. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi dan
penggunaan dana di dalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan ekonomi
yang mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
6. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja. Adalah sangat
penting bahwa sistem semacam itu memberikan penghargaan kepada para manajer
karena mereka melakukan apa yang diinginkan oleh pemegang saham, yaitu
memaksimalkan harga saham.
ANALISIS RAMALAN
Dengan menganalisis laporan keuangan proyeksi untuk menentukan apakah ramalan
tersebut memenuhi target keuangan perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam rencana lima
tahunannya. Jika laporan tersebut harus diubah.
MERAMALKAN ARUS KAS BEBAS
Model kertas kerja juga dapat digunakan untuk mengestimasikan arus kas bebas (free
cash flow-FCF). Arus kas beban dihitung sebgai berikut:
13. 12
FCF = Arus kas operasi – Investasi bruto pada modal operasi
Aalternatifnya:
FCF = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi
Ingat kembali jug bahwa arus kas bebas mencerminkan jumlah kas yang dihasilkan
dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan jumlah kas yang dibutuhkan untuk mendanai
tambahan pengeluaran modal dan modal kerja operasi yang dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan perusahaan.