SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PENDANAAN
PERUSAHAAN DAN
EFISIENSI PASAR
MODAL
Pertemuan Ke-3
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Saat membicarakan keputusan investasi,
kesimpulan yang kita peroleh adalah bahwa
keputusan investasi yang memberikan NPV positif
akan meningkatkan nilai perusahaan (atau
kemakmuran pemilik perusahaan).
 Dengan demikian, memperoleh NPV yang positif
juga bisa dipergunakan dalam mengambil
keputusan pendanaan (financing decision).
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Hanya saja relatif lebih sulit untuk memperoleh
NPV positif dari keputusan pendanaan
dibandingkan dengan keputusan investasi.
 Hal ini disebabkan karena keputusan investasi
yang dilakukan pada sektor rill yaitu dilakukan
pada pasar yang tidak sempurna, informasi tidak
lengkap dan/atau sangat mahal, terkadang juga
dijumpai adanya hambatan untuk masuk sektor
tersebut, sehingga terbuka peluang untuk
memperoleh NPV yang positif.
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Sebaliknya, keputusan pendanaan dilakukan
dalam pasar modal yang umumnya sangat
kompetitif, informasi terbuka luas bagi semua
pemodal, dan pemodal individual tidak bisa
mempengaruhi harga.
 Pasar yang seperti ini disebut pasar modal yang
efisien. Dalam keadaan seperti ini, transaksi jual
beli sekuritas akan cenderung menghasilkan NPV
yang tidak positif.
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Perusahaan mungkin saja dapat memperoleh
pendananaan yang memberikan NPV positif,
sejauh pendanaan tersebut ternyata disubsidi.
Jenis pendanaan ini kadang-kadang diberikan
oleh pemerintah untuk mendorong sektor atau
usaha tertentu.
 Misalnya, pemerintah mungkin memberikan
tingkat bunga hanya 11% per tahun kepada
industri tertentu. Apabila tingkat bunga pinjaman
yang umum berlaku adalah 18% per tahun,
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 kredit yang diterima perusahaan sebesar Rp
1.000 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan
pengembalian menggunakan sistem anuitas,
maka perhitungan NPV pinjaman tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut.
 Besarnya pembayaran setip tahun, mulai akhir
tahun ke-1 dihitung dengan cara berikut:
1.000 =
𝑋
(1 + 0,18)
+
𝑋
(1 + 0,18)2
+
𝑋
(1 + 0,18)3
X = Rp 409 juta
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Apabila perusahaan hanya membayar Rp409 juta
per tahun selama tiga tahun, maka PV
pembayaran tersebut apabila dipergunakan r =
18% adalah:
𝑃𝑉 =
𝑡=1
3
409
(1 + 0,18)𝑡
PV = Rp889 juta
 Dengan demikian NPV pendanaan tersebut
adalah:
Rp1.000 juta – Rp 889 juta = Rp 111 juta
KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT
VALUE
 Dengan kata lain, perusahaan yang memperoleh
kredit dengan suku bunga murah tersebut
menerima subisidi dari pemerintah senilai Rp 111
juta.
 Tentu saja kita tidak perlu heran jika kita
memperoleh kredit dengan suku bunga murah,
tentunya kita menerima manfaat.
 Cara diatas menunjukkan cara menghitung nilai
manfaat tersebut.
PASAR MODAL YANG EFISIEN
 Secara umum pasar modal yang efisien
didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan.
 Semakin cepat informasi baru tercermin pada
harga sekuritas, semakin efisien pasar modal
tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit bagi
para pemodal untuk memperoleh tingkat
keuntungan di atas normal secara konsisten
dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa
efek.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
 Pasar modal menjadi efisien karena persaingan
antara para analis investasi akan membuat pasar
sekuritas setiap saat menunjukkan harga yang
sebenarnya.
 Para analis akan berupaya memperoleh informasi
selengkap mungkin bahkan jika mungkin lebih
lengkap dari analis yang lain, melakukan analisis
secermat mungkin, sehingga akan membuat harga
sekuritas menjadi wajar.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
Ada dua tipe analis investasi yang membuat adanya
perubahan harga secara random:
 Fundamental analysts
Yaitu para analis yang mempelajari bisnis
perusahaan dan mencoba membuka informasi
tentang profitabilitas yang akan memberikan
informasi baru terhadap harga saham.
Persaingan di antara para peneliti fundamental ini
akan cenderung membuat harga mencerminkan
semua informasi yang relevan dan perubahan
harga tidak bisa diramalkan.
MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?
 Technical analysts
Yaitu para analis yang hanya mempelajari catatan
harga di masa yang lalu dan mencari siklus-siklus
tertentu dari perubahan harga di waktu yang lalu.
Persaingan dalam penelitian teknikal ini akan
cenderung membuat harga saat ini mencerminkan
semua informasi dalam urutan harga di waktu yang
lalu dan bahwa perubahan harga tidak bisa
diperkirakan dari harga di waktu yang lalu.
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG
EFISIEN
Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar
modal yang harga sekuritas-sekuritasnya
mencerminkan semua informasi yang relevan.
Informasi-informasi tersebut diklasifikasikan menjadi
tiga tipe, yaitu:
1) Informasi dalam bentuk perubahan harga di waktu
yang lalu
2) Informasi yang tersedia kepada publik (public
information)
3) Informasi yang tersedia baik kepada publik
maupun tidak (public and private information)
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG
EFISIEN
1) Harga mencerminkan semua informasi yg ada
pada catatan harga di waktu yg lalu.
Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa
memperoleh tingkat keuntungan di atas normal
dengan menggunakan trading rules berdasarkan
atas informasi harga di waktu yang lalu.
Keadaan ini disebut bentuk efisiensi yang lemah
(weak form efficiency). Penelitian tentang random
walk menunjukkan bahwa sebagian besar pasar
modal paling tidak efisien dalam bentuk ini.
TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG
EFISIEN
3) Bentuk ketiga adalah bentuk efisiensi yang kuat
(strong forms) dimana harga tidak hanya
mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa
diperoleh dari analisa fundamental tentang
perusahaan dan perekonomian.
Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan
seperti rumah lelang yang ideal; harga selalu
wajar dan tidak ada investor yang mampu
memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang
harga saham kebanyakan tes dalam bentuk ini
dilakukan terhadap prestasi berbagai portofolio
yang dikelola secara profesional.
IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN
TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN
1) Jika kita percaya bahwa pasar modal efisien,
maka perusahaan akan menerima harga yang
wajar dari setiap sekuritas yang diterbitkan, sulit
bagi perusahaan untuk menjual sekuritas dengan
harga terlalu mahal.
2) Implikasi lain apabila pasar modal efisien adalah
bahwa upaya untuk “membodohi” para pemodal
dengan merekayasa laporan keuangan diragukan
keberhasilannya.
IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN
TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN
3) Implikasi ketiga menyangkut masalah timing
penerbitan saham.
Seringkali pihak manajemen berpendapat bahwa saat
ini merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan
saham baru, karena harga saham perusahaan
sedang tinggi dan oleh manajemen dinilai sudah
terlalu tinggi.
Hal ini kemudian ditafsirkan oleh masyarakat bahwa
sebenarnya kondisi perusahaan tidaklah sebaik
semula, maka sesuai dengan hipotesa pasar yang
efisien, harga saham akan turun menyesuaikan diri
dengan informasi baru tersebut.
INSTRUMEN KEUANGAN JANGKA PANJANG
 Pasar modal merupakan pertemuan demand dan
supply jangka panjang.
 Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal
dari perusahaan yang dilakukan dengan
menerbitkan instrumen keuangan (sekuritas)
berjangka panjang, seperti saham dan obligasi.
 Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan
obligasi merupakan surat tanda hutang jangka
panjang yang diterbitkan oleh perusahaan.
SAHAM
 Di Indonesia, saham yang diterbitkan oleh
perusahaan ke pasar modal boleh diterbitkan
dengan ataupun tanpa nilai nominal.
 Apabila saham diterbitkan dengan nilai nominal
maka modal saham di neraca dicatat sesuai
dengan nilai nominal. Apabila terjual di pasar
modal lebih tinggi dari nilai nominal, maka
selisihnya dicatat sebagai “tambahan modal
disetor”.
 Apabila tanpa nilai nominal, maka seluruh hasil
penjualan saham tersebut dicatat sebagai modal
saham.
SAHAM
 Berikut contoh akun ekuitas PT Jasa Marga
(persero) Tbk yang menawarkan sahamnya
pertama kali ke publik pada Oktober 2007:
SAHAM
 Akun ekuitas tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan dapat menerbitkan saham sampai
sejumlah 19.040 juta lembar saham tanpa harus
merubah Anggaran Dasarnya. Hal ini ditunjukkan
oleh “Modal Dasar”.
 Karena perusahaan sudah menerbitkan 6.800 juta
lembar saham, maka jumlah lembar saham yang
masih dapat diterbitkan lagi tanpa merubah
Anggaran Dasar adalah 12.240 juta lembar
saham.
SAHAM
 Karena jumlah lembar saham yang telah
diterbitkan sebesar 6.800 juta dengan nilai
nominal @Rp500, maka “modal saham” dicatat
sebesar Rp3.400 miliar.
 Pada Oktober 2007 perusahaan menerbitkan
saham baru sebanyak 2.040 juta ditawarkan
dengan harga Rp1.700 per lembar. Selisih harga
per lembar Rp1.200 x 2.040 juta lembar saham
dicatat sebagai tambahan modal disetor yaitu
sebesar Rp2.448 miliar.
SAHAM
 Karena pada waktu menawarkan saham ke publik
perusahaan mengeluarkan berbagai biaya hampir
Rp103 miliar, maka “tambahan modal disetor”
dicatat sedikit di atas yaitu Rp2.345 miliar (yaitu
Rp2.448 – Rp103).
 Karena tidak semua laba yang diperoleh
dibagikan sebagai dividen maka muncul akun
“saldo laba”
SAHAM
 Akun ekuitas PT Jasa Marga (persero) Tbk pada
tahun 2008:
SAHAM
 Pada tahun 2008 perusahaan melakukan
pembelian kembali (stock repurchase) sebanyak
8.758.000 lembar saham. Karena itu “modal
saham” berkurang sebesar Rp4.379 miliar (yaitu
8.758.000 x Rp500).
 Akun tambahan modal disetor menurun Rp802
juta apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal
ini berarti bahwa rata-rata saham yang dibeli
kembali dengan harga (Rp1.802 juta/ 8.758.000) =
Rp206 di atas nilai nominalnya.
 Dengan kata lain saham yg dibeli kembali rata-
rata dibayar dengan harga Rp706 per lembar
saham.
SAHAM
 Nilai akun saldo laba meningkat apabila
dibandingkan dengan tahun 2007.
 hal ini berarti bahwa pada tahun 2008 perusahaan
memperoleh laba bersih setelah pajak sejumlah
tertentu, tetapi setelah sebagian saldo laba
tersebut dipergunakan untuk membayar dividen
dan lain-lain saldonya bertambah sekitar Rp602
miliar.
SAHAM
 Dengan demikian nilai buku per lembar saham pada
tahun 2007 :
𝑅𝑝5.975.315 𝑗𝑢𝑡𝑎
19.040 𝑗𝑢𝑡𝑎
= 𝑅𝑝 314
 Sedangkan nilai buku per lembar saham pada tahun
2008 :
𝑅𝑝6; 572.008 𝑗𝑢𝑡𝑎
(19.040 𝑗𝑢𝑡𝑎 − 8,758 𝑗𝑢𝑡𝑎)
= 𝑅𝑝 345
 Harga saham tersebut di bursa bisa sangat berbeda
dengan nilai bukunya.
OBLIGASI
 Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan
umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu.
Karena itu, jika perusahaan bangkrut pemegang
obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur
umum.
 Obligasi akan mencantumkan:
1) Nilai perusahaan atau face value
2) Jangka waktu akan dilunasi
3) Bunga yang dibayarkan (coupon rate)
4) Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut
dibayarkan
OBLIGASI
 Nilai pasar obligasi akan sangat dipengaruhi oleh
perubahan tingkat bunga yang umum berlaku.
Apabila tingkat bunga naik, maka harga obligasi
akan turun, dan sebaliknya.
 Karena risiko obligasi terletak sebagian besar
pada tingkat bunga, maka beberapa perusahaan
memilih untuk menerbitkan obligasi dengan suku
bunga mengambang (floating rate).
 Dengan demikian pada saat suku bunga naik,
coupon rate ikut naik, demikian juga sebaliknya.
OBLIGASI
 Terkadang obligasi mencantumkan klausul yang
menyatakan bahwa obligasi tersebut dapat
dilunasi oleh perusahaan dengan harga tertentu
(call price).
 Call price ini selalu lebih tinggi dari face valuenya.
 Misalnya, obligasi dengan face value Rp1.000.000
dinyatakan mempunyai call price Rp1.100.000. ini
berarti bahwa perusahaan bisa melunasi obligasi
tersebut dengan harga Rp1.100.000.
OBLIGASI
 Persyaratan ini dilakukan oleh perusahaan jika
perusahaan khawatir akan terjadi penurunan suku
bunga. Bagi pemegang obligasi, apabila suku bunga
turun, maka harga obligasi akan naik. Jika naiknya
sampai lebih dari Rp1.100.000, maka perusahaan
mungkin akan “memanggil” obligasi tersebut untuk
dilunasi.
 Tentu saja ini akan merugikan pemilik obligasi.
Karena itu persyaratan ini harus sudah diberitahukan
pada saat penerbitan obligasi, dan terkadang
dicantumkan periode perlindungan terhadap
pemegang obligasi. Dalam periode itu perusahaan
tidak boleh memanggil obligasi.

More Related Content

Similar to Pendanaan Perusahaan dan Efisiensi Pasar Modal

Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarJudianto Nugroho
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Lia Ivvana
 
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Published
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal PublishedAnalisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Published
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Publishedrendy limitz
 
Eficient capital market
Eficient capital marketEficient capital market
Eficient capital marketErlinda Putri
 
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptx
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptxPertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptx
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptxMonkeyDLuffy546306
 
Bab 12 efisiensi pasar & ekonomi keperilakuan
Bab 12 efisiensi pasar &  ekonomi keperilakuanBab 12 efisiensi pasar &  ekonomi keperilakuan
Bab 12 efisiensi pasar & ekonomi keperilakuanEmilia Wati
 
Ppt scoot bab 3 & 4
Ppt scoot bab 3 & 4Ppt scoot bab 3 & 4
Ppt scoot bab 3 & 4SolehFudin1
 
Modul Management Investasi & Portofolio 2011
Modul Management Investasi & Portofolio 2011Modul Management Investasi & Portofolio 2011
Modul Management Investasi & Portofolio 2011Mia Rarasputri
 
Modul manajemen investasi & portofolio
Modul manajemen investasi & portofolioModul manajemen investasi & portofolio
Modul manajemen investasi & portofolioMia Rarasputri
 
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJ
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJ
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJNur Kholisah
 

Similar to Pendanaan Perusahaan dan Efisiensi Pasar Modal (20)

Pendanaan perusahaan
Pendanaan perusahaanPendanaan perusahaan
Pendanaan perusahaan
 
Mk08 saham
Mk08 sahamMk08 saham
Mk08 saham
 
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasarPortofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
Portofolio investasi-bab-7-efisiensi-pasar
 
Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16Manajemen keuangan bab 16
Manajemen keuangan bab 16
 
KEUANGAN
KEUANGANKEUANGAN
KEUANGAN
 
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Published
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal PublishedAnalisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Published
Analisa dan Perbandingan Kinerja Pasar Modal Published
 
pasar modal
pasar modalpasar modal
pasar modal
 
Minggu ke 7
Minggu ke 7Minggu ke 7
Minggu ke 7
 
Handout
HandoutHandout
Handout
 
Eficient capital market
Eficient capital marketEficient capital market
Eficient capital market
 
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptx
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptxPertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptx
Pertemuan 9_Efisiensi Pasar.pptx
 
KELOMPOK 2 CHAPTER 5.pptx
KELOMPOK 2 CHAPTER 5.pptxKELOMPOK 2 CHAPTER 5.pptx
KELOMPOK 2 CHAPTER 5.pptx
 
Bab 12 efisiensi pasar & ekonomi keperilakuan
Bab 12 efisiensi pasar &  ekonomi keperilakuanBab 12 efisiensi pasar &  ekonomi keperilakuan
Bab 12 efisiensi pasar & ekonomi keperilakuan
 
Ppt scoot bab 3 & 4
Ppt scoot bab 3 & 4Ppt scoot bab 3 & 4
Ppt scoot bab 3 & 4
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar ModalEfisiensi Pasar Modal
Efisiensi Pasar Modal
 
hipotesis pasar modal efisien
hipotesis pasar modal efisienhipotesis pasar modal efisien
hipotesis pasar modal efisien
 
Modul Management Investasi & Portofolio 2011
Modul Management Investasi & Portofolio 2011Modul Management Investasi & Portofolio 2011
Modul Management Investasi & Portofolio 2011
 
Modul manajemen investasi & portofolio
Modul manajemen investasi & portofolioModul manajemen investasi & portofolio
Modul manajemen investasi & portofolio
 
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJ
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJ
ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL DAN KASUS ULTJ
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 

Recently uploaded (17)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 

Pendanaan Perusahaan dan Efisiensi Pasar Modal

  • 2. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Saat membicarakan keputusan investasi, kesimpulan yang kita peroleh adalah bahwa keputusan investasi yang memberikan NPV positif akan meningkatkan nilai perusahaan (atau kemakmuran pemilik perusahaan).  Dengan demikian, memperoleh NPV yang positif juga bisa dipergunakan dalam mengambil keputusan pendanaan (financing decision).
  • 3. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Hanya saja relatif lebih sulit untuk memperoleh NPV positif dari keputusan pendanaan dibandingkan dengan keputusan investasi.  Hal ini disebabkan karena keputusan investasi yang dilakukan pada sektor rill yaitu dilakukan pada pasar yang tidak sempurna, informasi tidak lengkap dan/atau sangat mahal, terkadang juga dijumpai adanya hambatan untuk masuk sektor tersebut, sehingga terbuka peluang untuk memperoleh NPV yang positif.
  • 4. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Sebaliknya, keputusan pendanaan dilakukan dalam pasar modal yang umumnya sangat kompetitif, informasi terbuka luas bagi semua pemodal, dan pemodal individual tidak bisa mempengaruhi harga.  Pasar yang seperti ini disebut pasar modal yang efisien. Dalam keadaan seperti ini, transaksi jual beli sekuritas akan cenderung menghasilkan NPV yang tidak positif.
  • 5. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Perusahaan mungkin saja dapat memperoleh pendananaan yang memberikan NPV positif, sejauh pendanaan tersebut ternyata disubsidi. Jenis pendanaan ini kadang-kadang diberikan oleh pemerintah untuk mendorong sektor atau usaha tertentu.  Misalnya, pemerintah mungkin memberikan tingkat bunga hanya 11% per tahun kepada industri tertentu. Apabila tingkat bunga pinjaman yang umum berlaku adalah 18% per tahun,
  • 6. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  kredit yang diterima perusahaan sebesar Rp 1.000 juta dengan jangka waktu 3 tahun dan pengembalian menggunakan sistem anuitas, maka perhitungan NPV pinjaman tersebut dapat dilakukan sebagai berikut.  Besarnya pembayaran setip tahun, mulai akhir tahun ke-1 dihitung dengan cara berikut: 1.000 = 𝑋 (1 + 0,18) + 𝑋 (1 + 0,18)2 + 𝑋 (1 + 0,18)3 X = Rp 409 juta
  • 7. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Apabila perusahaan hanya membayar Rp409 juta per tahun selama tiga tahun, maka PV pembayaran tersebut apabila dipergunakan r = 18% adalah: 𝑃𝑉 = 𝑡=1 3 409 (1 + 0,18)𝑡 PV = Rp889 juta  Dengan demikian NPV pendanaan tersebut adalah: Rp1.000 juta – Rp 889 juta = Rp 111 juta
  • 8. KEPUTUSAN PENDANAAN DAN NET PRESENT VALUE  Dengan kata lain, perusahaan yang memperoleh kredit dengan suku bunga murah tersebut menerima subisidi dari pemerintah senilai Rp 111 juta.  Tentu saja kita tidak perlu heran jika kita memperoleh kredit dengan suku bunga murah, tentunya kita menerima manfaat.  Cara diatas menunjukkan cara menghitung nilai manfaat tersebut.
  • 9. PASAR MODAL YANG EFISIEN  Secara umum pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas- sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.  Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek.
  • 10. MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?  Pasar modal menjadi efisien karena persaingan antara para analis investasi akan membuat pasar sekuritas setiap saat menunjukkan harga yang sebenarnya.  Para analis akan berupaya memperoleh informasi selengkap mungkin bahkan jika mungkin lebih lengkap dari analis yang lain, melakukan analisis secermat mungkin, sehingga akan membuat harga sekuritas menjadi wajar.
  • 11. MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN? Ada dua tipe analis investasi yang membuat adanya perubahan harga secara random:  Fundamental analysts Yaitu para analis yang mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi tentang profitabilitas yang akan memberikan informasi baru terhadap harga saham. Persaingan di antara para peneliti fundamental ini akan cenderung membuat harga mencerminkan semua informasi yang relevan dan perubahan harga tidak bisa diramalkan.
  • 12. MENGAPA PASAR MODAL EFISIEN?  Technical analysts Yaitu para analis yang hanya mempelajari catatan harga di masa yang lalu dan mencari siklus-siklus tertentu dari perubahan harga di waktu yang lalu. Persaingan dalam penelitian teknikal ini akan cenderung membuat harga saat ini mencerminkan semua informasi dalam urutan harga di waktu yang lalu dan bahwa perubahan harga tidak bisa diperkirakan dari harga di waktu yang lalu.
  • 13. TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG EFISIEN Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Informasi-informasi tersebut diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu: 1) Informasi dalam bentuk perubahan harga di waktu yang lalu 2) Informasi yang tersedia kepada publik (public information) 3) Informasi yang tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and private information)
  • 14. TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG EFISIEN 1) Harga mencerminkan semua informasi yg ada pada catatan harga di waktu yg lalu. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan trading rules berdasarkan atas informasi harga di waktu yang lalu. Keadaan ini disebut bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency). Penelitian tentang random walk menunjukkan bahwa sebagian besar pasar modal paling tidak efisien dalam bentuk ini.
  • 15. TIGA BENTUK TEORI PASAR MODAL YANG EFISIEN 3) Bentuk ketiga adalah bentuk efisiensi yang kuat (strong forms) dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal; harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham kebanyakan tes dalam bentuk ini dilakukan terhadap prestasi berbagai portofolio yang dikelola secara profesional.
  • 16. IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN 1) Jika kita percaya bahwa pasar modal efisien, maka perusahaan akan menerima harga yang wajar dari setiap sekuritas yang diterbitkan, sulit bagi perusahaan untuk menjual sekuritas dengan harga terlalu mahal. 2) Implikasi lain apabila pasar modal efisien adalah bahwa upaya untuk “membodohi” para pemodal dengan merekayasa laporan keuangan diragukan keberhasilannya.
  • 17. IMPLIKASI HIPOTESA PASAR YANG EFISIEN TERHADAP KEPUTUSAN PENDANAAN 3) Implikasi ketiga menyangkut masalah timing penerbitan saham. Seringkali pihak manajemen berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk menerbitkan saham baru, karena harga saham perusahaan sedang tinggi dan oleh manajemen dinilai sudah terlalu tinggi. Hal ini kemudian ditafsirkan oleh masyarakat bahwa sebenarnya kondisi perusahaan tidaklah sebaik semula, maka sesuai dengan hipotesa pasar yang efisien, harga saham akan turun menyesuaikan diri dengan informasi baru tersebut.
  • 18. INSTRUMEN KEUANGAN JANGKA PANJANG  Pasar modal merupakan pertemuan demand dan supply jangka panjang.  Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal dari perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan instrumen keuangan (sekuritas) berjangka panjang, seperti saham dan obligasi.  Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan.
  • 19. SAHAM  Di Indonesia, saham yang diterbitkan oleh perusahaan ke pasar modal boleh diterbitkan dengan ataupun tanpa nilai nominal.  Apabila saham diterbitkan dengan nilai nominal maka modal saham di neraca dicatat sesuai dengan nilai nominal. Apabila terjual di pasar modal lebih tinggi dari nilai nominal, maka selisihnya dicatat sebagai “tambahan modal disetor”.  Apabila tanpa nilai nominal, maka seluruh hasil penjualan saham tersebut dicatat sebagai modal saham.
  • 20. SAHAM  Berikut contoh akun ekuitas PT Jasa Marga (persero) Tbk yang menawarkan sahamnya pertama kali ke publik pada Oktober 2007:
  • 21. SAHAM  Akun ekuitas tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat menerbitkan saham sampai sejumlah 19.040 juta lembar saham tanpa harus merubah Anggaran Dasarnya. Hal ini ditunjukkan oleh “Modal Dasar”.  Karena perusahaan sudah menerbitkan 6.800 juta lembar saham, maka jumlah lembar saham yang masih dapat diterbitkan lagi tanpa merubah Anggaran Dasar adalah 12.240 juta lembar saham.
  • 22. SAHAM  Karena jumlah lembar saham yang telah diterbitkan sebesar 6.800 juta dengan nilai nominal @Rp500, maka “modal saham” dicatat sebesar Rp3.400 miliar.  Pada Oktober 2007 perusahaan menerbitkan saham baru sebanyak 2.040 juta ditawarkan dengan harga Rp1.700 per lembar. Selisih harga per lembar Rp1.200 x 2.040 juta lembar saham dicatat sebagai tambahan modal disetor yaitu sebesar Rp2.448 miliar.
  • 23. SAHAM  Karena pada waktu menawarkan saham ke publik perusahaan mengeluarkan berbagai biaya hampir Rp103 miliar, maka “tambahan modal disetor” dicatat sedikit di atas yaitu Rp2.345 miliar (yaitu Rp2.448 – Rp103).  Karena tidak semua laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen maka muncul akun “saldo laba”
  • 24. SAHAM  Akun ekuitas PT Jasa Marga (persero) Tbk pada tahun 2008:
  • 25. SAHAM  Pada tahun 2008 perusahaan melakukan pembelian kembali (stock repurchase) sebanyak 8.758.000 lembar saham. Karena itu “modal saham” berkurang sebesar Rp4.379 miliar (yaitu 8.758.000 x Rp500).  Akun tambahan modal disetor menurun Rp802 juta apabila dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini berarti bahwa rata-rata saham yang dibeli kembali dengan harga (Rp1.802 juta/ 8.758.000) = Rp206 di atas nilai nominalnya.  Dengan kata lain saham yg dibeli kembali rata- rata dibayar dengan harga Rp706 per lembar saham.
  • 26. SAHAM  Nilai akun saldo laba meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2007.  hal ini berarti bahwa pada tahun 2008 perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak sejumlah tertentu, tetapi setelah sebagian saldo laba tersebut dipergunakan untuk membayar dividen dan lain-lain saldonya bertambah sekitar Rp602 miliar.
  • 27. SAHAM  Dengan demikian nilai buku per lembar saham pada tahun 2007 : 𝑅𝑝5.975.315 𝑗𝑢𝑡𝑎 19.040 𝑗𝑢𝑡𝑎 = 𝑅𝑝 314  Sedangkan nilai buku per lembar saham pada tahun 2008 : 𝑅𝑝6; 572.008 𝑗𝑢𝑡𝑎 (19.040 𝑗𝑢𝑡𝑎 − 8,758 𝑗𝑢𝑡𝑎) = 𝑅𝑝 345  Harga saham tersebut di bursa bisa sangat berbeda dengan nilai bukunya.
  • 28. OBLIGASI  Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Karena itu, jika perusahaan bangkrut pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum.  Obligasi akan mencantumkan: 1) Nilai perusahaan atau face value 2) Jangka waktu akan dilunasi 3) Bunga yang dibayarkan (coupon rate) 4) Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan
  • 29. OBLIGASI  Nilai pasar obligasi akan sangat dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga yang umum berlaku. Apabila tingkat bunga naik, maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.  Karena risiko obligasi terletak sebagian besar pada tingkat bunga, maka beberapa perusahaan memilih untuk menerbitkan obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate).  Dengan demikian pada saat suku bunga naik, coupon rate ikut naik, demikian juga sebaliknya.
  • 30. OBLIGASI  Terkadang obligasi mencantumkan klausul yang menyatakan bahwa obligasi tersebut dapat dilunasi oleh perusahaan dengan harga tertentu (call price).  Call price ini selalu lebih tinggi dari face valuenya.  Misalnya, obligasi dengan face value Rp1.000.000 dinyatakan mempunyai call price Rp1.100.000. ini berarti bahwa perusahaan bisa melunasi obligasi tersebut dengan harga Rp1.100.000.
  • 31. OBLIGASI  Persyaratan ini dilakukan oleh perusahaan jika perusahaan khawatir akan terjadi penurunan suku bunga. Bagi pemegang obligasi, apabila suku bunga turun, maka harga obligasi akan naik. Jika naiknya sampai lebih dari Rp1.100.000, maka perusahaan mungkin akan “memanggil” obligasi tersebut untuk dilunasi.  Tentu saja ini akan merugikan pemilik obligasi. Karena itu persyaratan ini harus sudah diberitahukan pada saat penerbitan obligasi, dan terkadang dicantumkan periode perlindungan terhadap pemegang obligasi. Dalam periode itu perusahaan tidak boleh memanggil obligasi.