SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
ASESMEN DALAM
KURIKLUM MERDEKA
Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen
Pendidikan
2022
01
02
03
04
05
Pengantar
Asesmen Diagnostik
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Pengolahan Nilai
Materi
2
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
PENGANTAR
VISI PENDIDIKAN
“mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global
Visi Pendidikan Indonesia adalah
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila
PELAJAR
PANCASILA
Beriman,
bertakwa kepada
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Bergotong-
Royong
Berkebinekaan
Global
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Pengertian
• Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta
didik untuk memperbaiki proses belajar.
• Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk
memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
• Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau
dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan
satuan pendidikan.
• Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi
bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun
ajaran, dan/atau akhir jenjang.
Penekanan pada AsesmenFormatif
FungsiAsesmenFormatif dan Sumatif
Proporsi fungsi Assessment as,for
,dan of learning.
Asesmen
Formatif
Asesmen
Sumatif
Penting!
Pada kurikulum ini guru diharapkan
memberikan proporsi lebih banyakpada
pelaksanaan asesmenformatif daripada
menitikberatkan orientasi pada asesmen
sumatif.
Harapannya, ini akan mendukung proses
penanaman kesadaran bahwa proseslebih
penting daripada sebatas hasilakhir.
Penekanan pada Asesmen Formatif
Mengapa KeseimbanganAsesmenFormatif dan Sumatifpenting?
Mengubah paradigma belajar yang
menitikberatkan pada nilai menjadi
belajar yang menitikberatkan pada
proses.
Jika ketergantungan pada asesmen sumatifmasih
terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka
dapat menghambat proses murid untuk
“mengalami pengetahuan”.
Asesme
n
Formatif
Asesme
n
Sumatif
Proporsi fungsi Assessment as,for
,dan of learning.
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
PRINSIPASESMEN
Prinsip Asesmen
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
ASESMEN DIAGNOSTIK/FORMATIF
AWAL PEMBELAJARAN
• Untuk bisa membuatpembelajaran
yang berpusat pada peserta didik,
maka asesmenmenjadi tahap
pertama yang harus kitalakukan
• Asesmen ini biasa disebutjuga
asesmen diagnostik
• Yang perlu dikenali antara lain:
potensi, karakteristik, kebutuhan,
tahap perkembangan pesertadidik,
tahap capaian pembelajaran anak,
dll
• Setelah berhasil mengidentifikasi potensi,
karakteristik, tingkat capaian,kemampuan,
maka bagian berikutnya adalah menyusun
proses pembelajaran yang sesuaidengan
data asesmenkita.
• Perencanaan ini juga termasuk
pengelompokkan peserta didikdalam
tingkat yangsama.
• Dengan penyusunan pembelajaran yang
sesuaidengan capaian ataupun tingkat
kemampuan peserta didik ini, maka kita
menempatkan peserta didik sebagaipusat
utama pembelajarannya, sesuaidengan
filosofi Ki HadjarDewantara
• Selamaproses pembelajaran ini,perlu
dibuat adanya asesmen-asesmen
berkala untuk melihat proses
pemahaman murid, kebutuhan,
kemajuan selama pembelajaran atau
biasa disebut asesmenformatif.
• Adapun asesmen sumatif, sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan
pembelajaran di akhir suatu
pembelajaran juga diperlukan untuk
membantu pendidik merancangprojek
berikutnya
Asesme
n
Perencana
an
Pembelajara
n
TAHAPAN
• Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in
Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan
kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek
• Ketiga aspek tersebut adalah :
1. Kesiapan belajar (readiness) murid  Kognitif
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
Non Kognitif
Kesiapan Belajar
• Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru.
Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa
murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang
tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru
tersebut.
• Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar.
• tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat
kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan
pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph,
Thomas, Simonette & Ramsook, 2013).
• Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi
mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD.
KESIAPAN BELAJAR MURID(READINESS)
Contoh pemetaan
kebutuhan belajar
berdasarkan Kesiapan
Belajar Murid (Readiness)
Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia
tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling bangun datar.
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan
seperti di bawah ini:
Kesiapan
belajar
(Readiness)
Beberapa murid telah memahami
konsep keliling; dapat melakukan
operasi hitung dasar.
Beberapa murid telah memahami konsep keliling
namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung
dasar.
Beberapa murid belum
memahami konsep keliling.
Tugas Murid diminta mengerjakan
soal-soal tantangan yang
mengaplikasikan konsep keliling
dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk bekerja
secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret
untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya
menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami
kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3
before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum
bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali
datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
miskonsepsi.
Murid akan mendapatkan
pembelajaran eksplisit
tentang konsep keliling.
Guru akan memberikan
scaffolding yang lebih
banyak dalam proses ini.
High Medium Low
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
“terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)
Photo by Akram Huseyn on Unsplash
Cocokkan
Mencari
kecocokan
antara minat
murid dengan
tujuan
pembelajaran
Koneksikan
Menunjukkan
koneksi antar materi
pembelajaran
Jembatani
Menjembatani pengetahuan
awal murid dengan
pengetahuan yang baru
B.MINATMURID (INTEREST)
Memotivasi
Memungkinkan
tumbuhnya
motivasi murid
untuk belajar
CeKJaM
• Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang
berbeda.
• Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid
pada pelajaran untuk menjaga minat mereka.
• Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja
murid
Tujuan Mempertimbangkan Minat Murid dalam Merancang
Pembelajaran
• Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan
mereka sendiri untuk belajar;
• Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
• Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan
untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi
mereka, dan;
• Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
Minat?
Beberapa Ide yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan
dan Mempertahankan Minat
• Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan
pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau
bentuk lain sesuai minat mereka.
• Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
• Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
• Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta mempelajari bagaimana
sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh
memilih profesi yang sesuai minat mereka.
• Membuat model.
Minat Murid (interest)
● Minat murid berbeda-beda
● Minat murid bisa berkembang
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:
● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang
memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan
tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
C. PROFIL BELAJAR MURID (LEARNING PROFILES)
Profil Belajar Murid
• Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan
pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir,
kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
• Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah
untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan
efisien.
Profil
• Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
• Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
• Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik
organisator).
• Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras,
mendengarkan musik).
• Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan
hands on, dsb).
• akupintar.id/tes-gaya-belajar (gaya belajar)
Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif
• akupintar.id/tes-kemampuan (kecerdasan
majemuk)
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
ASESMEN FORMATIF
• Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran
yang direncanakan.
• Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk
kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan
penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
• Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat.
• Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah
pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran.
• Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif
10Prinsip
PemberianUmpan
Balik yangEfektif
Prinsip ini diterjemahkan dan diadopsi dari
Model Pemberian Umpan Balik yang dua arah
(dialogical) dari Nicol, D. (2010) From
monologue to dialogue: improving written
feedback processes in masshighereducation.
Assessment & Evaluation in Higher Education,
35(5), 501-517
Umpan
Balik
Membuat umpan balik yangefektif
• Harus terdiri dari
✔ feed up (mengklarifikasi tujuan dengan murid),
✔ feedback (tanggapan atas pekerjaan murid dan kemajuan mereka)
✔ feed forward (saran bagi murid untuk dipakai di masa depan menggunakan data dari feedback).
• Membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dimengerti oleh murid dan guru.
• Memungkinkan murid untukmengidentifikasi:
✔ apa yang merekaketahui,
✔ apa yang merekapahami,
✔ di mana mereka membuatkesalahan,
✔ di mana mereka memilikikesalahpahaman
✔ kapan mereka terlibat / tidak terlibat dalam pembelajaran.
Umpan
Balik
Membuat umpanbalikyangefektif
UmpanBalik Guru(TeacherFeedback)
Pertanyaan panduanuntukguru:
• Apasajakomponenpentingyangperluada?
• Dokumen apayang bisadipakai guru untuk menjadi acuan
penulisanumpanbalikyangefektif danobjektif?
• Apakahadaformat umpanbalikyangsederhanadan
mudah dipahami olehmurid?
• Seberapasering umpan balik harusdiberikan?
• Seberapapanjangdandetailpenulisanumpanbalik yang
efektif (apabiladiberikantertulis)?
• Bagaimanaagarmuridtertarik untukmembacaumpan balik
danmendapatkanmanfaatyangmaksimal?
UmpanBalikTeman(Peer Feedback)
Pertanyaan panduan untuk murid:
• Apa saja komponen penting yang perlu ada?
• Apa yang bisa kamu pakai untuk membantu kamu
memberikan umpan balik yang efektif dan objektif
bagi temanmu?
• Apa hal baik yang sudah dilakukan oleh temanmu?
• Apa hal yang bisa diperbaiki/ dikembangkan lagi
oleh temanmu?
• Apa yang bisa dilakukan oleh temanmu agar
karyanya bisa lebih baik lagi di kemudian hari?
• Informasi apa yang kamu rasa akan bermanfaat
untuk membantu pengembangan diri temanmu?
Ladder of
Feedback
Contoh praktik baik memberikanumpan balik secara berjenjang
Dikutip dari https://sonyaterborg.com/2018/10/21/ladder-of-feedback/
Apresiasi
Klarifikasi
•Apa yang kamu
maksud dengan…
•Bisatolongjelaskan
lagi tentang…
•Bagaimana itu bisa
terjadi?
Penilaian
•Bagian iniefektif
karena…
•Ini menarikkarena
…
•Ini ide yangbagus
untuk …
Perhatian
•Saya
membayangkan
bagaimana jika…
•Apakah mungkinjika
…
•Sayabelumpaham
bagaimana …
•Bagaimanakamu
bisa…
Saran
•Pernahkah kamu
berpikir tentang…
•Bagaimanakalau
menambahkan…
•Bisakah kamu
menghapusbagian
…
•Idemu mengingatkan
sayapada …
•Sayabisa melihat
pekerjaan …inibisa
sayagunakanjuga
•Sayabelajar …dari
jawabanmu
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
ASESMEN SUMATIF
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
ketika pembelajaran
Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio.
Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara
keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan
instrumen agar asesmen
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak
lanjuti”
Observasi
Penilaian Kinerja (Performance Test)
Tes Lisan
Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.
Tes Tertulis
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio
Teknik dan Instrumen Asesmen
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan
instrumen agar asesmen
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak
lanjuti”
Rubrik
Ceklist
Grafik Perkembangan
Instrumen Asesmen
Catatan Anekdotal
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
dituju.
Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
yang telah dilakukan.
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap
perkembangan belajar peserta didik.
PRINSIP ASESMEN DALAM
KURIKULUM MERDEKA
PENGOLAHAN HASILASESMEN
Untuk mengetahui apakah
peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran,
pendidik perlu menetapkan
kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Kriteria ini dikembangkan saat
pendidik merencanakan asesmen,
yang dilakukan saat pendidik
menyusun perencanaan
pembelajaran, baik dalam bentuk
rencana pelaksanaan
pembelajaran ataupun modul
ajar.
Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data
hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk
memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan:
Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang
paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun
jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan
sebagainya).
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Kriteria yang
digunakan untuk
menentukan apakah
peserta didik telah
mencapai tujuan
pembelajaran d apat
dikembangkan
menggunakan
beberapa
pendekatan,
1. Menggunakan deskripsi kriteria
2. Menggunakan rubrik
3. Menggunakan interval nilai
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1. Menggunakan deskripsi kriteria
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
2. Menggunakan rubrik
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
3. Menggunakan interval
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Pengolahan Nilai
Format Rapor
• Satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran.
• Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
Mekanisme Kenaikan Kelas
• Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan
kelas.
• Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun
ajaran.
• Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan
kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif.
• Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
• Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi
salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka.
• Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan
mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman
sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi
yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau
tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
Ilustrasi Kenaikan Kelas
• Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion).
• Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat
sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap
capaian (teaching at the right level).
• Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap
pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan
perlakukan khusus agar dapat mencapainya.
• Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya
menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
Kasus Ketidaknaikan Kelas (1)
Kasus Ketidaknaikan Kelas (2)
Kasus Ketidaknaikan Kelas (3)
s.id/asesmenKM-SMK
Terima Kasih
Supriyanto, S.Pd, MT
0813-2021-0674
Materi dapat didownload di :
s.id/sekolah-penggerak

More Related Content

What's hot

Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
LeesTaRie
 
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
nanda343568
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
EllyTrianaSariBian
 

What's hot (20)

AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptxAKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
 
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
 
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptxPowerpoint Materi Modul Ajar.pptx
Powerpoint Materi Modul Ajar.pptx
 
PARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUMPARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUM
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
 
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
3. Penyusunan Modul Ajar.pptx
 
Materi 2 - Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 2 - Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.pptxMateri 2 - Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 2 - Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.pptx
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
 
Asesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptxAsesmen Diagnostik.pptx
Asesmen Diagnostik.pptx
 
KEYAKINAN KELAS
KEYAKINAN KELASKEYAKINAN KELAS
KEYAKINAN KELAS
 
CP, TP, ATP.pptx
CP, TP, ATP.pptxCP, TP, ATP.pptx
CP, TP, ATP.pptx
 
Platform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptxPlatform Merdeka Mengajar.pptx
Platform Merdeka Mengajar.pptx
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Aksi Nyata P3 Iwan Sumantri.pdf
Aksi Nyata P3 Iwan Sumantri.pdfAksi Nyata P3 Iwan Sumantri.pdf
Aksi Nyata P3 Iwan Sumantri.pdf
 
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdfAKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
AKSI NYATA - TOPIK 1.pdf
 
PMO Level Sekolah.pptx
PMO Level Sekolah.pptxPMO Level Sekolah.pptx
PMO Level Sekolah.pptx
 
ASESMEN PEMBELAJARAN
 ASESMEN PEMBELAJARAN ASESMEN PEMBELAJARAN
ASESMEN PEMBELAJARAN
 
PPT ASESMEN DIAGNOSTIK.pptx
PPT ASESMEN DIAGNOSTIK.pptxPPT ASESMEN DIAGNOSTIK.pptx
PPT ASESMEN DIAGNOSTIK.pptx
 
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptxaksi nyata topik4 Melakukan  Asesmen Awal  Pembelajaran.pptx
aksi nyata topik4 Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran.pptx
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
 

Similar to 01. Asesmen IKM 2022.pptx

Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptxTeori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
RafzanJani
 
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 BengkalisDISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
juliafnita47
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Susi Novita
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
Warsito Sito
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PutraZendrato
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
SI Lau
 

Similar to 01. Asesmen IKM 2022.pptx (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
 
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptxPembelajaran Terdeferensiasi.pptx
Pembelajaran Terdeferensiasi.pptx
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptxTeori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
Teori Belajar dan Model Pembelajaran.pptx
 
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 BengkalisDISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
DISKUSI KELOMPOK TERARAH di SDN 30 Bengkalis
 
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VIUpaya Pembaharuan Pendidikan Nasional  Bab VI
Upaya Pembaharuan Pendidikan Nasional Bab VI
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
 
Model pakem
Model pakemModel pakem
Model pakem
 
Cara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa AktifCara Belajar Siswa Aktif
Cara Belajar Siswa Aktif
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
 
01. Merdeka Belajar.pptx
01. Merdeka Belajar.pptx01. Merdeka Belajar.pptx
01. Merdeka Belajar.pptx
 
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptxPembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
 
Topik 3
Topik 3Topik 3
Topik 3
 
PPT PI2.pptx
PPT PI2.pptxPPT PI2.pptx
PPT PI2.pptx
 
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdfKONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
KONSEP & PRAKTIK BAIK PEMBELAJARAN DIFERENSIASI.pdf
 
ASESMEN.pptx
ASESMEN.pptxASESMEN.pptx
ASESMEN.pptx
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

01. Asesmen IKM 2022.pptx

  • 1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI ASESMEN DALAM KURIKLUM MERDEKA Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan 2022
  • 4. VISI PENDIDIKAN “mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila PELAJAR PANCASILA Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia Mandiri Bernalar Kritis Kreatif Bergotong- Royong Berkebinekaan Global
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. Pengertian • Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. • Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. • Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. • Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
  • 15. Penekanan pada AsesmenFormatif FungsiAsesmenFormatif dan Sumatif Proporsi fungsi Assessment as,for ,dan of learning. Asesmen Formatif Asesmen Sumatif Penting! Pada kurikulum ini guru diharapkan memberikan proporsi lebih banyakpada pelaksanaan asesmenformatif daripada menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif. Harapannya, ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proseslebih penting daripada sebatas hasilakhir.
  • 16. Penekanan pada Asesmen Formatif Mengapa KeseimbanganAsesmenFormatif dan Sumatifpenting? Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses. Jika ketergantungan pada asesmen sumatifmasih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses murid untuk “mengalami pengetahuan”. Asesme n Formatif Asesme n Sumatif Proporsi fungsi Assessment as,for ,dan of learning.
  • 17.
  • 18.
  • 19. PRINSIP ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA PRINSIPASESMEN
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25. PRINSIP ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA ASESMEN DIAGNOSTIK/FORMATIF AWAL PEMBELAJARAN
  • 26. • Untuk bisa membuatpembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka asesmenmenjadi tahap pertama yang harus kitalakukan • Asesmen ini biasa disebutjuga asesmen diagnostik • Yang perlu dikenali antara lain: potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan pesertadidik, tahap capaian pembelajaran anak, dll • Setelah berhasil mengidentifikasi potensi, karakteristik, tingkat capaian,kemampuan, maka bagian berikutnya adalah menyusun proses pembelajaran yang sesuaidengan data asesmenkita. • Perencanaan ini juga termasuk pengelompokkan peserta didikdalam tingkat yangsama. • Dengan penyusunan pembelajaran yang sesuaidengan capaian ataupun tingkat kemampuan peserta didik ini, maka kita menempatkan peserta didik sebagaipusat utama pembelajarannya, sesuaidengan filosofi Ki HadjarDewantara • Selamaproses pembelajaran ini,perlu dibuat adanya asesmen-asesmen berkala untuk melihat proses pemahaman murid, kebutuhan, kemajuan selama pembelajaran atau biasa disebut asesmenformatif. • Adapun asesmen sumatif, sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran di akhir suatu pembelajaran juga diperlukan untuk membantu pendidik merancangprojek berikutnya Asesme n Perencana an Pembelajara n TAHAPAN
  • 27. • Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek • Ketiga aspek tersebut adalah : 1. Kesiapan belajar (readiness) murid  Kognitif 2. Minat murid 3. Profil belajar murid Non Kognitif
  • 28. Kesiapan Belajar • Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. • Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. • tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013). • Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD.
  • 30. Contoh pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan Kesiapan Belajar Murid (Readiness) Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar. Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan seperti di bawah ini: Kesiapan belajar (Readiness) Beberapa murid telah memahami konsep keliling; dapat melakukan operasi hitung dasar. Beberapa murid telah memahami konsep keliling namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung dasar. Beberapa murid belum memahami konsep keliling. Tugas Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada miskonsepsi. Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling. Guru akan memberikan scaffolding yang lebih banyak dalam proses ini. High Medium Low
  • 31. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk “terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001) Photo by Akram Huseyn on Unsplash Cocokkan Mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran Koneksikan Menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran Jembatani Menjembatani pengetahuan awal murid dengan pengetahuan yang baru B.MINATMURID (INTEREST) Memotivasi Memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar CeKJaM
  • 32. • Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. • Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. • Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid
  • 33. Tujuan Mempertimbangkan Minat Murid dalam Merancang Pembelajaran • Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; • Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; • Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan; • Meningkatkan motivasi murid untuk belajar
  • 35. Beberapa Ide yang dapat Dilakukan untuk Meningkatkan dan Mempertahankan Minat • Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka. • Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif. • Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat. • Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka. • Membuat model.
  • 36. Minat Murid (interest) ● Minat murid berbeda-beda ● Minat murid bisa berkembang Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada: ● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga; ● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains; ● 4 orang senang membuat prakarya dan; ● 2 orang senang memasak. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
  • 37. C. PROFIL BELAJAR MURID (LEARNING PROFILES)
  • 38. Profil Belajar Murid • Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. • Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
  • 39. Profil • Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya. • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. • Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator). • Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik). • Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
  • 40. • akupintar.id/tes-gaya-belajar (gaya belajar) Contoh Asesmen Diagnostik Non Kognitif • akupintar.id/tes-kemampuan (kecerdasan majemuk)
  • 41. PRINSIP ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA ASESMEN FORMATIF
  • 42. • Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. • Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. • Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. • Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. • Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif
  • 43.
  • 44. 10Prinsip PemberianUmpan Balik yangEfektif Prinsip ini diterjemahkan dan diadopsi dari Model Pemberian Umpan Balik yang dua arah (dialogical) dari Nicol, D. (2010) From monologue to dialogue: improving written feedback processes in masshighereducation. Assessment & Evaluation in Higher Education, 35(5), 501-517
  • 45. Umpan Balik Membuat umpan balik yangefektif • Harus terdiri dari ✔ feed up (mengklarifikasi tujuan dengan murid), ✔ feedback (tanggapan atas pekerjaan murid dan kemajuan mereka) ✔ feed forward (saran bagi murid untuk dipakai di masa depan menggunakan data dari feedback). • Membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas dan dapat dimengerti oleh murid dan guru. • Memungkinkan murid untukmengidentifikasi: ✔ apa yang merekaketahui, ✔ apa yang merekapahami, ✔ di mana mereka membuatkesalahan, ✔ di mana mereka memilikikesalahpahaman ✔ kapan mereka terlibat / tidak terlibat dalam pembelajaran.
  • 46. Umpan Balik Membuat umpanbalikyangefektif UmpanBalik Guru(TeacherFeedback) Pertanyaan panduanuntukguru: • Apasajakomponenpentingyangperluada? • Dokumen apayang bisadipakai guru untuk menjadi acuan penulisanumpanbalikyangefektif danobjektif? • Apakahadaformat umpanbalikyangsederhanadan mudah dipahami olehmurid? • Seberapasering umpan balik harusdiberikan? • Seberapapanjangdandetailpenulisanumpanbalik yang efektif (apabiladiberikantertulis)? • Bagaimanaagarmuridtertarik untukmembacaumpan balik danmendapatkanmanfaatyangmaksimal? UmpanBalikTeman(Peer Feedback) Pertanyaan panduan untuk murid: • Apa saja komponen penting yang perlu ada? • Apa yang bisa kamu pakai untuk membantu kamu memberikan umpan balik yang efektif dan objektif bagi temanmu? • Apa hal baik yang sudah dilakukan oleh temanmu? • Apa hal yang bisa diperbaiki/ dikembangkan lagi oleh temanmu? • Apa yang bisa dilakukan oleh temanmu agar karyanya bisa lebih baik lagi di kemudian hari? • Informasi apa yang kamu rasa akan bermanfaat untuk membantu pengembangan diri temanmu?
  • 47.
  • 48. Ladder of Feedback Contoh praktik baik memberikanumpan balik secara berjenjang Dikutip dari https://sonyaterborg.com/2018/10/21/ladder-of-feedback/ Apresiasi Klarifikasi •Apa yang kamu maksud dengan… •Bisatolongjelaskan lagi tentang… •Bagaimana itu bisa terjadi? Penilaian •Bagian iniefektif karena… •Ini menarikkarena … •Ini ide yangbagus untuk … Perhatian •Saya membayangkan bagaimana jika… •Apakah mungkinjika … •Sayabelumpaham bagaimana … •Bagaimanakamu bisa… Saran •Pernahkah kamu berpikir tentang… •Bagaimanakalau menambahkan… •Bisakah kamu menghapusbagian … •Idemu mengingatkan sayapada … •Sayabisa melihat pekerjaan …inibisa sayagunakanjuga •Sayabelajar …dari jawabanmu
  • 49. PRINSIP ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA ASESMEN SUMATIF
  • 50.
  • 51. Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio. Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian. Teknik dan Instrumen Asesmen “Terdapat berbagai teknik dalam melakukan asesmen, pendidik diberikan keleluasaan memilih teknik dan instrumen agar asesmen selaras dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik valid dan dapat ditindak lanjuti” Observasi Penilaian Kinerja (Performance Test) Tes Lisan Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis. Tes Tertulis Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Portofolio
  • 52. Teknik dan Instrumen Asesmen “Terdapat berbagai teknik dalam melakukan asesmen, pendidik diberikan keleluasaan memilih teknik dan instrumen agar asesmen selaras dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik valid dan dapat ditindak lanjuti” Rubrik Ceklist Grafik Perkembangan Instrumen Asesmen Catatan Anekdotal Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik. Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju. Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi yang telah dilakukan. Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar peserta didik.
  • 53.
  • 54. PRINSIP ASESMEN DALAM KURIKULUM MERDEKA PENGOLAHAN HASILASESMEN
  • 55. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan: Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya). Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran d apat dikembangkan menggunakan beberapa pendekatan, 1. Menggunakan deskripsi kriteria 2. Menggunakan rubrik 3. Menggunakan interval nilai
  • 56. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 1. Menggunakan deskripsi kriteria Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 57. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 2. Menggunakan rubrik Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 58. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 3. Menggunakan interval Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 59.
  • 60.
  • 63. • Satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. • Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
  • 64. Mekanisme Kenaikan Kelas • Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas. • Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. • Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif. • Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • 65. • Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. • Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
  • 67.
  • 68. • Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic promotion). • Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level). • Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. • Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
  • 73. Terima Kasih Supriyanto, S.Pd, MT 0813-2021-0674 Materi dapat didownload di : s.id/sekolah-penggerak

Editor's Notes

  1. Photo Source: https://pixabay.com/en/office-startup-business-home-office-594132/