SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PRINSIP HUKUM UMUM
EKONOMI INTERNASIONAL
Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.
PENDAHULUAN
• Di dalam praktek HEI diakui adanya eksistensi kaidah-
kaidah atau aturan dasar (standart), namun mengenai
apa saja yang menjadi standart tersebut, hingga saat
ini di antara para sarjana belum terdapat kesepakatan.
– Kaidah-kaidah dasar ini merupakan hasil dari perkembangan
hubungan ekonomi internasional yang telah berkembang dan
berlangsung sejak berabad-abad lama-lamanya  sebagai
prinsip klasik HEI.
• Pada pokoknya terdapat 2 prinsip kebebasan, yaitu :
1)kebebasan berkomunikasi
2)kebebasan berdagang, dan disebut sebagai prinsip klasik HEI
Prinsip-Prinsip Fundamental HEI
• Kaidah Dasar Minimum (Minimum Standards)
• Kaidah Dasar Perlakukan Sama (Identical Treatment)
• Kaidah Dasar Perlakukan Nasional (National Treatment)
• Kaidah Dasar Most Favoured Nation (MFN)
• (Kaidah Dasar Mengenai Kewajiban Menahan Diri Untuk Tidak
Merugikan Negara Lain
• Kaidah Dasar Tindakan Pengaman : Klausul Penyelamat (Safeguards
and Escape Clause)
• Kaidah Dasar Mengenai Prefensi Negara Sedang Berkembang
• Kaidah Dasar Menyenai Penyelesaian Sengketa Secara Damai
• Kaidah Dasar Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam, Kemakmuran
Dan Kehidupan Ekonominya
• Kaidah Dasar Kerja Sama Internasional
Minimum Standards
• Merupakah kaidah utama dalam HEI.
• Satu-satunya kaidah yang telah berkembang menjadi
suatu aturan hukum kebiasaan internasional umum
(general international customary law.
• Menurut kaidah ini, adalah kewajiban negara untuk
seidikitnya memberikan jaminan perlindungan kepada
pedagang atau pengusaha asing atau harta miliknya.
• Dalam perkembangannya, kaidah ini banyak
dicantumkan dalam perbagai perjanjian internasional
Identical Treatment
• Sejarahnya dulu  raja bersepakat untuk secara timbal balik memberikan para
pedagang mereka perlakukan yang sama (identik). Apabila raja A, misalnya
mengenakan pajak sebanyak 5% kepada pengusaha dari kerajaan B, maka raja B
pun akan mengenakan pajak 5% kepada pengusaha yang sama dari kerajaan A.
• Saat ini, kaidah dasar ini lebih dikenal dengan istilah resiprositas (reciprocity).
• Perlakuan sama biasanya tertuang dalam suatu perjanjian, baik bersifat
multilateral maupun bilateral.
• Kaidah resiprositas tampak dalam pasal, Preambule GATT :
“Being desirous of controbuting to these objectives by enetering into reciprocal and
mutually advantageous arragements directed to the substantial reduction of tariffs
and other barriers to trade and to the elimination of discriminatory treatment in
international commerce”.
National Treatment
• Seringkali dianggap sebagai pengejawantahan
dari prinsip non-diskriminasi.
• Klausul ini ditemukan dalam berbagai perjanjian
termasuk dalam GATT dan perjanjian perbatasan,
perdagangan dan navigasi.
• Klausul ini mensyaratkan suatu negara untuk
memperlakukan hukum yang sama atas barang-
barang, jasa-jasa atau modal asing yang telah
memasuki pasar dalam negerinya dengan hukum
yang diterapkan atas produk-produk atau jasa
yang dibuat dalam negeri nya sendiri
Most Favoured Nation (MFN)
• klausul MFN ini adalah prinsip non-diskriminasi di antara negara-negara.
Dengan mensyaratkan, suatu negara harus memberikan hal kepada negara
lainnya sebagai halnya ia memberikan hak yang serupa kepada negara
ketiga.
• MFN mempunyai 2 bentuk :
1) MFN bersyarat (conditional)
2) MFN tidak bersyarat (unconditional)
• Pasal 1 GATT memuat konsep MFN yang tidak bersyarat dan kewajiban
untuk perdagangan barang.
• Pada perkembangannya, klausula MFN tidak hanya terbatas pada
perdagangan barang, namun juga diterapkan terhadap perdagangan jasa,
misalnya asuransi dan pelayaran dan dapat pula diterapkan terhadap
perlakukan negara dalam penananman modal dan aliran modal dalam
berbagai bentuk.
Kewajiban Menahan Diri Untuk Tidak
Merugikan Negara Lain
• Merupakan kaidah tambahan
• Salah satu contohnya tampak dalam pasal III (1) GATT, bahwa suatu tindakan
tertentu tidak boleh diterapkan sehingga memberikan proteksi kepada produksi
dalam negeri
• Salah satu contoh praktek perdagangan tidak jujur dan dianggap dapat merugikan
negara yang lain ialah dumping. Dumping ialah penjaualan suatu produk di luar
negeri dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negerinya atau
harga di pasar di negara yang mengimpor barang tsb.
• Larangan dumping  diakomodir dalam GATT  Putaran Tokyo 1979 
mengeluarkan peraturan  subsidi negara-negara yang merugikan secara
material (materially injury) produk industri domestik negara lainnya.
• Peraturan ini mensyaratkan kepada negara-negara anggota GATT, suatu kewajiban
untuk menahan diri dan tidak memberikan subsidi-subsidi tertentu pada tahap
awal produksi bagi produk-produknya
Safeguards and Escape Clause
• Masyarakat internasional umumnya mengakui,  aturan-aturan dalam perjanjian-
perjanjian internasional mengenai hubungan-hubungan ekonomi kadangkala
dirasakan terlalu membebani negara-negara
 jika negara ini harus menerapkannya, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif
terhadap perekonomian negerinya
 akhirnya akan berakibat peraturan-peraturan tersebut menjadi tidak berfungsi
• Untuk mengatasinya  dibuatlah suatu kalusul penyelamat (escape clause atau
safeguard clause).
 Biasanya klausul demikian memberikan kemungkinan-kemungkinan penanggalan bagi negara-
negara tertentu, biasanya bagi negara berkembang atau miskin
• Diakomodir dlm pasal XIX GATT
 memberikan suatu hak sepihak kepada negara-negara untuk menangguhkan suatu kewajiban-
kewajiban internasional, untuk selama jangka waktu tertentu penangguhan untuk
pembebasan pemberlakukan tarif.
 Penangguhan yang demikian itu diperbolehkan hanya dalam hal-hal tertentu manakala
keadaan-keadaan perdagangan internasional akan mengakibatkan kerugian terhadap industri
dalam negeri suatu negara
Prefensi Negara Sedang Berkembang
• Mensyaratkan perlunya suatu kelonggaran-kelonggaran atas
aturan-aturan hukum tertentu bagi negara berkembang
 negara-negara berkembang ini perlu mendapatkan perlakukan khusus
manakala negara-negara maju berhubungan dengan mereka
 misalnya pengurangan bea masuk untuk produk-produk negara
sedang berkembang ke dalam pasar negara maju.
• Dasar teori dari sistem prefensi ini :
 negara-negara harus diperbolehkan untuk menyimpang dari
kewajiban-kewajiban MFN untuk memperbolehkan mereka guna
mengurangi tingkat tarifnya pada impor-impor barang, manakala
barang-barang tersebut berasal dari negara-negara sedang
berkembang.
 Menurut mereka, hal tersebut akan memberikan negara-negara
sedang berkembang suatu keuntungan kompetitif tertentu dalam
masyarakat industri yang menjadi sasaran ekspor.
Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam,
Kemakmuran Dan Kehidupan Ekonominya
• Menurut Castaneda, HEI harus memuat serangkaian
ketentuan, termasuk di dalamnya lembaga-lembaga,
praktek, metoda dan prinsip-prinsip yang mengatur dan
menjamin perlindungan efektif terhadap kekayaan alam,
khususnya kekayaan alam negara sedang berkembang.
• Bahwa masalah kekayaan alam terkait dengan kedaulatan
negara yang memiliki kekayaan alam tersebut. Untuk itu,
prinsip kedaulatan negara atas kekayaan alamnya,
kekayaan dan kehidupan ekonominya harus diakui,
diformulasikan secara hukum dan dipatuhi.
Prinsip Dasar Kerja Sama
Internasional
• Dasar dari kaidah ini ialah tanggung jawab kolektif (collective
responsibility) dan solidaritas untuk pembanguan dan kesejahteraan bagi
semua negara.
– Kewajiban hukum untuk bekerja sama ini mencakup semua bidang ekonomi
internasional.
• Kaidah ini tampak dalam pasal 1 ayat 1 Piagam PBB., yang mensyaratkan
“kerjasama internaisonal (international co-operation) dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi internasional”, dan pasal ini menjadi tujuan
berdirinya PBB :
The purpose of the United Nations are…
3. to achieve international cooperation in solving international problems
of an economic, social, culture or humanitarian character and ini
promoting and encouraging respect for human rights and for fundamental
freedom for all without distinction as to race, sex, languange or religion.
REFERENSI
• Hata, Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan
WTO, Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum, Refika
Aditama, Bandung, 2006
• Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu
Pengantar, Rajawali, 2011.
• Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-Masalah
Hukum dalam Perdagangan Internasional, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1995.
• N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Ekonomi Internasional
dalam Era Global, Bayumedia, Publising, 2006.

More Related Content

What's hot

Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdaganganHb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
dianpipit
 

What's hot (12)

Organisasi perdagangan bebas
Organisasi perdagangan bebasOrganisasi perdagangan bebas
Organisasi perdagangan bebas
 
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdaganganHb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
 
integrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regionalintegrasi ekonomi regional
integrasi ekonomi regional
 
World Trade Organisation (WTO)
World Trade Organisation (WTO)World Trade Organisation (WTO)
World Trade Organisation (WTO)
 
Integrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi InternasionalIntegrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi Internasional
 
Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)
 
Integrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi InternasionalIntegrasi Ekonomi Internasional
Integrasi Ekonomi Internasional
 
Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)Kebijakan perdagangan internasional (2)
Kebijakan perdagangan internasional (2)
 
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
Kebijakan Perdagangan Internasional (1)
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
 
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di duniaBentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
Bentuk lembaga integrasi ekonomi di dunia
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
 

Similar to 3prinsip hukum-black-and-white

Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx
Slide HEI 6.  (KAEDAH DASAR  PRINSIP HEI).pptxSlide HEI 6.  (KAEDAH DASAR  PRINSIP HEI).pptx
Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx
Fajri71
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
febrysaragih
 
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxMANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
RIhsanFadhelAhmad1
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
Yanels Garsione
 
Pkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade OrganizationPkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade Organization
Adelia Sakina
 
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
lenianggr
 
International trade law
International trade lawInternational trade law
International trade law
ganangsetiadi
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
panamjayait
 

Similar to 3prinsip hukum-black-and-white (20)

Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx
Slide HEI 6.  (KAEDAH DASAR  PRINSIP HEI).pptxSlide HEI 6.  (KAEDAH DASAR  PRINSIP HEI).pptx
Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
 
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxMANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Hukum Bisnis Internasional.pptx
Hukum Bisnis Internasional.pptxHukum Bisnis Internasional.pptx
Hukum Bisnis Internasional.pptx
 
Pendahuluan Ekonomi Internasional pptxxx
Pendahuluan Ekonomi Internasional pptxxxPendahuluan Ekonomi Internasional pptxxx
Pendahuluan Ekonomi Internasional pptxxx
 
1. Nur Alinda, Teori perdagangan international (Bisnis Internasional)
1. Nur Alinda, Teori perdagangan international (Bisnis Internasional)1. Nur Alinda, Teori perdagangan international (Bisnis Internasional)
1. Nur Alinda, Teori perdagangan international (Bisnis Internasional)
 
pertemuan 1.ppt
pertemuan 1.pptpertemuan 1.ppt
pertemuan 1.ppt
 
Pkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade OrganizationPkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade Organization
 
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
 
Hk-Perdagangan Internasional- K12.ppt
Hk-Perdagangan Internasional- K12.pptHk-Perdagangan Internasional- K12.ppt
Hk-Perdagangan Internasional- K12.ppt
 
Bab 3 global
Bab 3 globalBab 3 global
Bab 3 global
 
Hbl minggu 14, hefti juliza, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, univ...
Hbl minggu 14, hefti juliza, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, univ...Hbl minggu 14, hefti juliza, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, univ...
Hbl minggu 14, hefti juliza, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, univ...
 
PERDAGANGAN-INTERNASIONAL-2.ppt
PERDAGANGAN-INTERNASIONAL-2.pptPERDAGANGAN-INTERNASIONAL-2.ppt
PERDAGANGAN-INTERNASIONAL-2.ppt
 
Bab 3 global
Bab 3 globalBab 3 global
Bab 3 global
 
International trade law
International trade lawInternational trade law
International trade law
 
Pb 3 glob l
Pb 3  glob lPb 3  glob l
Pb 3 glob l
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
 

Recently uploaded

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
AlMaliki1
 

Recently uploaded (10)

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

3prinsip hukum-black-and-white

  • 1. PRINSIP HUKUM UMUM EKONOMI INTERNASIONAL Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.
  • 2. PENDAHULUAN • Di dalam praktek HEI diakui adanya eksistensi kaidah- kaidah atau aturan dasar (standart), namun mengenai apa saja yang menjadi standart tersebut, hingga saat ini di antara para sarjana belum terdapat kesepakatan. – Kaidah-kaidah dasar ini merupakan hasil dari perkembangan hubungan ekonomi internasional yang telah berkembang dan berlangsung sejak berabad-abad lama-lamanya  sebagai prinsip klasik HEI. • Pada pokoknya terdapat 2 prinsip kebebasan, yaitu : 1)kebebasan berkomunikasi 2)kebebasan berdagang, dan disebut sebagai prinsip klasik HEI
  • 3. Prinsip-Prinsip Fundamental HEI • Kaidah Dasar Minimum (Minimum Standards) • Kaidah Dasar Perlakukan Sama (Identical Treatment) • Kaidah Dasar Perlakukan Nasional (National Treatment) • Kaidah Dasar Most Favoured Nation (MFN) • (Kaidah Dasar Mengenai Kewajiban Menahan Diri Untuk Tidak Merugikan Negara Lain • Kaidah Dasar Tindakan Pengaman : Klausul Penyelamat (Safeguards and Escape Clause) • Kaidah Dasar Mengenai Prefensi Negara Sedang Berkembang • Kaidah Dasar Menyenai Penyelesaian Sengketa Secara Damai • Kaidah Dasar Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam, Kemakmuran Dan Kehidupan Ekonominya • Kaidah Dasar Kerja Sama Internasional
  • 4. Minimum Standards • Merupakah kaidah utama dalam HEI. • Satu-satunya kaidah yang telah berkembang menjadi suatu aturan hukum kebiasaan internasional umum (general international customary law. • Menurut kaidah ini, adalah kewajiban negara untuk seidikitnya memberikan jaminan perlindungan kepada pedagang atau pengusaha asing atau harta miliknya. • Dalam perkembangannya, kaidah ini banyak dicantumkan dalam perbagai perjanjian internasional
  • 5. Identical Treatment • Sejarahnya dulu  raja bersepakat untuk secara timbal balik memberikan para pedagang mereka perlakukan yang sama (identik). Apabila raja A, misalnya mengenakan pajak sebanyak 5% kepada pengusaha dari kerajaan B, maka raja B pun akan mengenakan pajak 5% kepada pengusaha yang sama dari kerajaan A. • Saat ini, kaidah dasar ini lebih dikenal dengan istilah resiprositas (reciprocity). • Perlakuan sama biasanya tertuang dalam suatu perjanjian, baik bersifat multilateral maupun bilateral. • Kaidah resiprositas tampak dalam pasal, Preambule GATT : “Being desirous of controbuting to these objectives by enetering into reciprocal and mutually advantageous arragements directed to the substantial reduction of tariffs and other barriers to trade and to the elimination of discriminatory treatment in international commerce”.
  • 6. National Treatment • Seringkali dianggap sebagai pengejawantahan dari prinsip non-diskriminasi. • Klausul ini ditemukan dalam berbagai perjanjian termasuk dalam GATT dan perjanjian perbatasan, perdagangan dan navigasi. • Klausul ini mensyaratkan suatu negara untuk memperlakukan hukum yang sama atas barang- barang, jasa-jasa atau modal asing yang telah memasuki pasar dalam negerinya dengan hukum yang diterapkan atas produk-produk atau jasa yang dibuat dalam negeri nya sendiri
  • 7. Most Favoured Nation (MFN) • klausul MFN ini adalah prinsip non-diskriminasi di antara negara-negara. Dengan mensyaratkan, suatu negara harus memberikan hal kepada negara lainnya sebagai halnya ia memberikan hak yang serupa kepada negara ketiga. • MFN mempunyai 2 bentuk : 1) MFN bersyarat (conditional) 2) MFN tidak bersyarat (unconditional) • Pasal 1 GATT memuat konsep MFN yang tidak bersyarat dan kewajiban untuk perdagangan barang. • Pada perkembangannya, klausula MFN tidak hanya terbatas pada perdagangan barang, namun juga diterapkan terhadap perdagangan jasa, misalnya asuransi dan pelayaran dan dapat pula diterapkan terhadap perlakukan negara dalam penananman modal dan aliran modal dalam berbagai bentuk.
  • 8. Kewajiban Menahan Diri Untuk Tidak Merugikan Negara Lain • Merupakan kaidah tambahan • Salah satu contohnya tampak dalam pasal III (1) GATT, bahwa suatu tindakan tertentu tidak boleh diterapkan sehingga memberikan proteksi kepada produksi dalam negeri • Salah satu contoh praktek perdagangan tidak jujur dan dianggap dapat merugikan negara yang lain ialah dumping. Dumping ialah penjaualan suatu produk di luar negeri dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negerinya atau harga di pasar di negara yang mengimpor barang tsb. • Larangan dumping  diakomodir dalam GATT  Putaran Tokyo 1979  mengeluarkan peraturan  subsidi negara-negara yang merugikan secara material (materially injury) produk industri domestik negara lainnya. • Peraturan ini mensyaratkan kepada negara-negara anggota GATT, suatu kewajiban untuk menahan diri dan tidak memberikan subsidi-subsidi tertentu pada tahap awal produksi bagi produk-produknya
  • 9. Safeguards and Escape Clause • Masyarakat internasional umumnya mengakui,  aturan-aturan dalam perjanjian- perjanjian internasional mengenai hubungan-hubungan ekonomi kadangkala dirasakan terlalu membebani negara-negara  jika negara ini harus menerapkannya, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian negerinya  akhirnya akan berakibat peraturan-peraturan tersebut menjadi tidak berfungsi • Untuk mengatasinya  dibuatlah suatu kalusul penyelamat (escape clause atau safeguard clause).  Biasanya klausul demikian memberikan kemungkinan-kemungkinan penanggalan bagi negara- negara tertentu, biasanya bagi negara berkembang atau miskin • Diakomodir dlm pasal XIX GATT  memberikan suatu hak sepihak kepada negara-negara untuk menangguhkan suatu kewajiban- kewajiban internasional, untuk selama jangka waktu tertentu penangguhan untuk pembebasan pemberlakukan tarif.  Penangguhan yang demikian itu diperbolehkan hanya dalam hal-hal tertentu manakala keadaan-keadaan perdagangan internasional akan mengakibatkan kerugian terhadap industri dalam negeri suatu negara
  • 10. Prefensi Negara Sedang Berkembang • Mensyaratkan perlunya suatu kelonggaran-kelonggaran atas aturan-aturan hukum tertentu bagi negara berkembang  negara-negara berkembang ini perlu mendapatkan perlakukan khusus manakala negara-negara maju berhubungan dengan mereka  misalnya pengurangan bea masuk untuk produk-produk negara sedang berkembang ke dalam pasar negara maju. • Dasar teori dari sistem prefensi ini :  negara-negara harus diperbolehkan untuk menyimpang dari kewajiban-kewajiban MFN untuk memperbolehkan mereka guna mengurangi tingkat tarifnya pada impor-impor barang, manakala barang-barang tersebut berasal dari negara-negara sedang berkembang.  Menurut mereka, hal tersebut akan memberikan negara-negara sedang berkembang suatu keuntungan kompetitif tertentu dalam masyarakat industri yang menjadi sasaran ekspor.
  • 11. Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam, Kemakmuran Dan Kehidupan Ekonominya • Menurut Castaneda, HEI harus memuat serangkaian ketentuan, termasuk di dalamnya lembaga-lembaga, praktek, metoda dan prinsip-prinsip yang mengatur dan menjamin perlindungan efektif terhadap kekayaan alam, khususnya kekayaan alam negara sedang berkembang. • Bahwa masalah kekayaan alam terkait dengan kedaulatan negara yang memiliki kekayaan alam tersebut. Untuk itu, prinsip kedaulatan negara atas kekayaan alamnya, kekayaan dan kehidupan ekonominya harus diakui, diformulasikan secara hukum dan dipatuhi.
  • 12. Prinsip Dasar Kerja Sama Internasional • Dasar dari kaidah ini ialah tanggung jawab kolektif (collective responsibility) dan solidaritas untuk pembanguan dan kesejahteraan bagi semua negara. – Kewajiban hukum untuk bekerja sama ini mencakup semua bidang ekonomi internasional. • Kaidah ini tampak dalam pasal 1 ayat 1 Piagam PBB., yang mensyaratkan “kerjasama internaisonal (international co-operation) dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi internasional”, dan pasal ini menjadi tujuan berdirinya PBB : The purpose of the United Nations are… 3. to achieve international cooperation in solving international problems of an economic, social, culture or humanitarian character and ini promoting and encouraging respect for human rights and for fundamental freedom for all without distinction as to race, sex, languange or religion.
  • 13. REFERENSI • Hata, Perdagangan Internasional dalam Sistem GATT dan WTO, Aspek-Aspek Hukum dan Non Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2006 • Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Rajawali, 2011. • Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-Masalah Hukum dalam Perdagangan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995. • N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Ekonomi Internasional dalam Era Global, Bayumedia, Publising, 2006.