SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Oleh : M. Jhon, SH. MH
Para sarjana mengakui
eksistensi kaedah -kaedah atau
aturan dasar (standard) HEI,
namun berbeda pendapat mengenai
kaedah- kaedah dasar mana saja
yang dimaksudkan.
Terlepas dari perbedaan pendapat,
disepakati bahwa pada dasarnya kaedah -
kaedah dasar HEI mengacu kepada dua
prinsip kebebasan utama HEI, yaitu:
Kedua prinsip kebebasan ini
merupakan hasil dari perkembangan yang
sejak berabad-abad lamanya, karena itu
disebut juga dengan prinsip klasik HEI.
kebebasan
berkomunikasi
kebebasan
berdagang
FREEDOM OF COMMERCE &
FREEDOM OF TRADE
FREEDOM OF COMMUNICATION
PRINSIP KEBEBASAN BERNIAGA
DAN BERDAGANG
KEBEBASAN UTK MEMASUKI
WILAYAH NEGARA LAIN UTK
TRANSAKSI EKONOMI
a. Kebebasan Berkomunikasi
prinsip yang menyatakan bahwa
setiap negara memiliki kebebasan
untuk berhubungan dengan siapapun
juga, termasuk bebas memasuki
wilayah suatu negara guna melakukan
transaksi -transaksi ekonomi
internasional.
b. Kebebasan Berdagang
Berdasarkan prinsip ini, setiap negara memiliki kebebasan
untuk berdagang dengan setiap orang atau setiap negara di
manapun di dunia ini dan tidak boleh ada pembatasan karena
perbedaan sistem ekonomi, politik dan ideologi lainnya.
Penafsiran baru dan normatif mengenai kebebasan
berdagang ini dikeluarkan oleh putusan Mahkamah Internasional
berkaitan dengan kasus The Oil Platforms Case (1996) antara
Iran dengan AS.
Sengketa The Oil Platform Case adalah sengketa yang
berawal dari diledakkanya 3 kompleks produksi minyak lepas
pantai Iran oleh armada kapal perang AS di tahun 1987 dan
1988.
sambungan The Oil Platform Case
Yang menjadi hal penting dari sengketa ini adalah adanya
silang pendapat antara Iran dan AS mengenai penafsiran kata
“freedom of commerce” yang termuat dalam perjanjian yang telah
mereka buat sebelumnya (1955).
[AS mengartikannya dalam arti sempit / terbatas (restriktif)
sedangkan Iran mengartikannya dalam pengertian luas, yakni
termasuk seluruh transaksi dan persiapan yang terkait dengan
perdagangan].
Dalam kasus ini, Mahkamah menyimpulkan bahwa kata
“dagang” sebagaimana tercantum dalam Pasal X ayat 1 Perjanjian
1955 (antara As dan Iran) mencakup kegiatan-kegiatan komersial
(dagang) secara umum.
1. Prinsip Standard Minimum (Minimum Standard)
2. Prinsip Perlakuan sama (Identical Treatment)
3. Prinsip Perlakuan Nasional (National Treatment
4. Prinsip Dasar Non Diskriminasi atau Klausula “Most Favoured
Nation” (MFN).
5. Prinsip Menahan Diri untuk Tidak Merugikan
Negara lain
6. Prinsip / Klausul Penyelamat
7. Prinsip Preferensi bagi Negara Berkembang
8. Prinsip Penyelesaian Sengketa Secara Damai
9. Prinsip Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam, Kemakmuran Dan
Kehidupan Ekonominya
10. Prinsip Kerjsama Internasional
Kewajiban negara untuk sedikitnya
memberikan jaminan kepada pedagang atau
pengusaha asing dan harta miliknya
Kaidah ini kemudian berkembang menjadi Hukum
Kebiasaan Internasional dan sering diinkorporasikan
dalam perjanjian internasional
Merupakan prinsip utama dalam HEI dan
telah menjadi bahagian dari aturan hukum
kebiasaan internasional umum.
Prinsip ini menegaskan, adalah kewajiban
negara untuk sedikitnya memberikan
jaminan perlindungan kepada pedagang
atau pengusaha asing dan harta miliknya.
 Prinsip ini didasarkan pada prinsip
resiprositas dalam hukum diplomatik;
 Prinsip ini dilandaskan pada perlakuan yang
sama atau identik
Misalnya, Kalau pengusaha A dari negara X
dikenakan bea masuk sebesar 5% di negara Y
maka pengusaha B dari negara Y juga hanya
dikenakan bea masuk sebesar 5% di negara X.
11
Menurut Scwarzenberger, prinsip ini terutama tampak
dalam hukum kekebalan diplomatik yang juga menuntut timbal
balik, sehingga prinsip ini disebut juga dengan istilah
prinsip resiprositas (reciprocity).
Olivier Long menganggap resiprositas sebagai suatu
prinsip fundamental dalam perjanjian GATT, karena sesuai dengan
salah satu tujuan GATT, yakni memberikan keuntungan timbal
balik bagi negara-negara anggotanya (“……thus negotiations on a
reciprocal and mutually advantageous basis…”).
Prinsip ini mensyaratkan suatu negara untuk
memperlakukan hukum yang sama yang diterapkan
terhadap- barang-barang, jasa-jasa atau modal asing
yang telah memasuki pasar dalam negerinya dengan
hukum yang diterapkan terhadap produk-produk atau
jasa yang dibuat dalam negeri.
Dalam GATT prinsip ini ditegaskan dalam Pasal 3 di bawah
judul: National Treatment on Taxation and Regulation, yang
mengharuskan, bahwa terhadap barang-barang impor tidak boleh
diperlakukan lebih jelek dari pada perlakuan yang diberikan
terhadap barang-barang produksi domestik.
Prinsip atau klausul ini disebut juga
dengan prinsip non-diskriminasi di
antara negara-negara, yang mensyaratkan
suatu negara harus memberikan hak kepada
negara lainnya sebagaimana halnya ia
memberikan hak serupa kepada negara
ketiga.
Prinsip MFN ini terdapat dalam Pasal 1 (1)
GATT yang meletakkan dasar bahwa setiap negara
anggota GATT tidak diperkenankan memberikan
perlakuan khusus kepada negara lain.
Konsekuensi dari jaminan prinsip MFN ini adalah
apabila ternyata ada negara yang memberikan atau
saling memberikan perlakuan khusus (konsesi), maka
konsesi yang demikian harus dapat dinikmati pula
oleh pihak ketiga atau negara-negara lain anggota
GATT yang pada mulanya tidak dilibatkan dalam
perlakuan khusus tersebut.
1. MFN bersyarat (conditional),
apabila suatu negara
memberikan keistimewaan
kepada negara ketiga, maka
ia wajib untuk memberikan
perlakuan yang sama kepada
negara partnernya, B, hanya
setelah B telah memberikan
perlakuan yang istimewa
dengan menyepakati
keuntungan timbal balik yang
sama kepada mereka yang
telah diberikan A.
2. MFN tidak bersyarat
(unconditional),
mensyaratkan suatu negara A
yang memberikan
keistimewaan kepada suatu
negara ketiga secara otomatis
dan tanpa bersyarat
memberikan perlakuan yang
istimewa yang sama pula
kepada partnernya, B, tanpa
persyaratan resiprositas dari
B.
BENTUK – BENTUK
KLAUSAL MFN
Alasan utamanya adalah karena sulitnya mengukur
“pembayaran-pembayaran” sebagai persyaratan untuk
diterapkannya klausul timbal balik MFN yang dianggap layak
oleh suatu negara partner untuk suatu keistimewaan
bersyarat yang telah dinikmatinya.
Pasal 1 GATT juga memuat konsep MFN tidak
bersyarat dan kewajiban untuk perdagangan barang. Kalusul
MFN juga dapat diterapkan terhadap perdagangan jasa
(misal: asuransi dan pelayaran) dan dapat pula diterapkan
terhadap perlakuan negara terhadap penanaman modal.
GATT memberikan pengecualian –pengecualian
dalam penerapan MFN sbb:
a. pengecualian menurut pasal 1 GATT : memberikan
perlakuan khusus kepada negara-negara bekas
jajahan ;
• Negara - negara persemakmuran (commonwealth)
• Negara-negara yang melepaskan diri dari Ottoman
(negara di bawah pengawasan), dibolehkan
menyimpang dari MFN berdasarkan pasal XXV
b. Pengecualian negara-negara pasal XXIV
• Negara-negara yang berbatasan diperkenankan
saling memberikan fasilitas bagi lalu lintas
perdagangan
• Free Trade Area (FTA) dan Custom Union yang
memberi preferensi (perlakuan khusus) kepada
negara-negara anggotanya dalam suatu
kawasan tertentu secara timbal balik
c. Pengecualian menurut pasal XXVIII :
Dalam hal ini pengecualian terhadap prinsip-
prinsip MFN di dasarkan atas penerapan prinsip
resiprositas
Prinsip ini antara lain tampak dalam
Pasal III (1) GATT yang menyatakan
bahwa suatu tindakan tertentu dari
negara-negara anggota GATT tidak boleh
diterapkan “sehingga memberikan
proteksi kepada produksi dalam negeri”.
Kemudian Pasal XVI (1)N GATT menetapkan suatu
kewajiban untuk berkonsultasi manakala setiap negara
peserta memberikan subsidi domestik yang tidak secara
khusus dikaitkan dengan ekspor. Konsultasi ini
disyaratkan manakala pemberian subsidi ini merugikan
atau mempengaruhi kepentingan ekonomi negara
lainnya.
Praktek Indonesia sekaitan dengan kewajiban ini
tampak misalnya, saat dikeluarkannya Inpres No. tahun
1996 mengenai kebijaksanaan otomotif nasional.
Kebijakan ini serta merta menuai protes keras dari
Jepang, AS dan Uni Eropa, bahkan mereka membawa
masalah ini ke badan penyelesaian sengketa WTO.
Prinsip ini ternyata dalam Pasal XIX GATT
yang memberikan suatu hak sepihak kepada
negara-negara untuk menangguhkan suatu
kewajiban-kewajiban internasional selama
jangka waktu tertentu seperti penangguhan
untuk pembebasan pemberlakuan tarif yang
ditujukan untuk melindungi produsen dalam
negeri.
Prinsip ini mensyaratkan perlunya
suatu kelonggaran-kelonggaran atas
aturan hukum tertentu bagi negara-
negara sedang berkembang, misalnya
berupa pengurangan bea masuk untuk
produk-produk negara sedang berkembang
ke dalam pasar negara maju.
 Negara-negara kerapkali memasukkan cara-cara
damai yaitu negosiasi atau konsultasi dalam
perjanjian internasionalnya.kecenderiungan
sekranag ialah dengan dicantumkannya kalusul
yang mensyaratkan, apabila kedua cara tersebut
gagal para pihak kan menyerahkan sengketanya
kepada pihak ketiga yang netral misalnya arbitrase.
 Prinsip ini juga memungkinkan negara
menggunakan WTO (Dispute Settlement Body)
untuk menyelesaikan sengketa yang timbul.
 Prinsip ini dikemukakan oleh Jose Castaneda
sarjana hukum internasional terkemuka dari
Meksiko.
 Menurut Castaneda : HEI harus memuat
serangkaian ketentuan termasuk di dalmnya
lembaga-lembaga, praktik, metode dan prinsip-
prinsip yang mengatur dan menjamin perlindungan
efektif terhadap kekayaan alam khususnya
kekayaan alam Negara sedang berkembang.
 Castaneda jg mempekenalkan prinsip lainnya yg
berciri khas kepentingan negara sedang
berklembang yaitu prinsip kerjasama internasional.
 Prinsip ini adalah tanggung jawab kolektif
(collective responsibility) dan solidaritas untuk
pembangunan dan kesejahteraan bagi semua
negara. Kewajiban hukum untuk kerjasama ini
mencakup semua bidang ekonomi internasional.
27

More Related Content

What's hot

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Unclos 1982
Unclos 1982Unclos 1982
Unclos 1982Sei Enim
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalDimebag Darrell
 
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfSalinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfCIkumparan
 
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifICT Watch
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionaldayurikaperdana19
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxNaomiPoppyMoore
 
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan Angkasa
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan AngkasaAir & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan Angkasa
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan AngkasaMariske Myeke Tampi
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainRatri nia
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatnatal kristiono
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 

What's hot (20)

Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Unclos 1982
Unclos 1982Unclos 1982
Unclos 1982
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasionalEkstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
Ekstradisi sebagai sebuah perjanjian internasional
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfSalinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs NegatifLegal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
Legal Opinion tentang Permen Blokir Situs Negatif
 
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasionalPPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
PPT Kel 2 sejarah perkembangan hukum internasional
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Legal opinion
Legal opinionLegal opinion
Legal opinion
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
 
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan Angkasa
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan AngkasaAir & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan Angkasa
Air & Space Law - Pengertian, Istilah dan Sumber Hukum Udara dan Angkasa
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Suksesi negara
Suksesi negaraSuksesi negara
Suksesi negara
 
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lainhubungan hukum pidana dengan ilmu lain
hubungan hukum pidana dengan ilmu lain
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 

Similar to Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx

3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 Yanels Garsione
 
3prinsip hukum-black-and-white
3prinsip hukum-black-and-white3prinsip hukum-black-and-white
3prinsip hukum-black-and-whitefindy pratama
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...megiirianti083
 
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxMANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxRIhsanFadhelAhmad1
 
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...lenianggr
 
Makalah SEI full version - WOrld Trade Organization
Makalah SEI full version - WOrld Trade OrganizationMakalah SEI full version - WOrld Trade Organization
Makalah SEI full version - WOrld Trade OrganizationFuad Nasir
 
International trade law
International trade lawInternational trade law
International trade lawganangsetiadi
 
Booklet panduan wto dan fta
Booklet panduan wto dan ftaBooklet panduan wto dan fta
Booklet panduan wto dan ftaArdi Green
 
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdaganganHb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangandianpipit
 
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).Sella Simamora
 
Hbl,agung pangestu,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...
Hbl,agung pangestu,hapzi  ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...Hbl,agung pangestu,hapzi  ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...
Hbl,agung pangestu,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...AgungAgungPangestu
 
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...claramonalisa09
 
HUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptxHUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptxFauzan880971
 
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...claramonalisa09
 
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...intandwik_
 
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...DignaAdyaPratiwi
 
Pkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade OrganizationPkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade OrganizationAdelia Sakina
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...anindiaputri762
 

Similar to Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx (20)

3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1 3prinsip hukum-black-and-white1
3prinsip hukum-black-and-white1
 
3prinsip hukum-black-and-white
3prinsip hukum-black-and-white3prinsip hukum-black-and-white
3prinsip hukum-black-and-white
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdgangan internasional, univer...
 
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptxMANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
MANAJAMEN KONTRAK HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.pptx
 
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
14, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali, Hukum Perdagangan Internasional, Universi...
 
Makalah SEI full version - WOrld Trade Organization
Makalah SEI full version - WOrld Trade OrganizationMakalah SEI full version - WOrld Trade Organization
Makalah SEI full version - WOrld Trade Organization
 
Gatt and wto
Gatt and wtoGatt and wto
Gatt and wto
 
International trade law
International trade lawInternational trade law
International trade law
 
Booklet panduan wto dan fta
Booklet panduan wto dan ftaBooklet panduan wto dan fta
Booklet panduan wto dan fta
 
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdaganganHb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
Hb organisasi-internasional-bidang-ekonomi-dan-perdagangan
 
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
 
Hbl,agung pangestu,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...
Hbl,agung pangestu,hapzi  ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...Hbl,agung pangestu,hapzi  ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...
Hbl,agung pangestu,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas me...
 
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
 
HUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptxHUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptx
 
HUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptxHUKUM-DAGANG-1.pptx
HUKUM-DAGANG-1.pptx
 
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
14. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perdagangan internasional, universitas...
 
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
HBL, 14, Intan Dwi Kumalagusti, Hapzi ali, Hukum Perdagangan Internasional, U...
 
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
14, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, universitas ...
 
Pkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade OrganizationPkn XI - World Trade Organization
Pkn XI - World Trade Organization
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...
Hbl,anindia putri,hapzi ali, hukum perdagangan international dan implementasi...
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Slide HEI 6. (KAEDAH DASAR PRINSIP HEI).pptx

  • 1. Oleh : M. Jhon, SH. MH
  • 2. Para sarjana mengakui eksistensi kaedah -kaedah atau aturan dasar (standard) HEI, namun berbeda pendapat mengenai kaedah- kaedah dasar mana saja yang dimaksudkan.
  • 3. Terlepas dari perbedaan pendapat, disepakati bahwa pada dasarnya kaedah - kaedah dasar HEI mengacu kepada dua prinsip kebebasan utama HEI, yaitu: Kedua prinsip kebebasan ini merupakan hasil dari perkembangan yang sejak berabad-abad lamanya, karena itu disebut juga dengan prinsip klasik HEI. kebebasan berkomunikasi kebebasan berdagang
  • 4. FREEDOM OF COMMERCE & FREEDOM OF TRADE FREEDOM OF COMMUNICATION PRINSIP KEBEBASAN BERNIAGA DAN BERDAGANG KEBEBASAN UTK MEMASUKI WILAYAH NEGARA LAIN UTK TRANSAKSI EKONOMI
  • 5. a. Kebebasan Berkomunikasi prinsip yang menyatakan bahwa setiap negara memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan siapapun juga, termasuk bebas memasuki wilayah suatu negara guna melakukan transaksi -transaksi ekonomi internasional.
  • 6. b. Kebebasan Berdagang Berdasarkan prinsip ini, setiap negara memiliki kebebasan untuk berdagang dengan setiap orang atau setiap negara di manapun di dunia ini dan tidak boleh ada pembatasan karena perbedaan sistem ekonomi, politik dan ideologi lainnya. Penafsiran baru dan normatif mengenai kebebasan berdagang ini dikeluarkan oleh putusan Mahkamah Internasional berkaitan dengan kasus The Oil Platforms Case (1996) antara Iran dengan AS. Sengketa The Oil Platform Case adalah sengketa yang berawal dari diledakkanya 3 kompleks produksi minyak lepas pantai Iran oleh armada kapal perang AS di tahun 1987 dan 1988.
  • 7. sambungan The Oil Platform Case Yang menjadi hal penting dari sengketa ini adalah adanya silang pendapat antara Iran dan AS mengenai penafsiran kata “freedom of commerce” yang termuat dalam perjanjian yang telah mereka buat sebelumnya (1955). [AS mengartikannya dalam arti sempit / terbatas (restriktif) sedangkan Iran mengartikannya dalam pengertian luas, yakni termasuk seluruh transaksi dan persiapan yang terkait dengan perdagangan]. Dalam kasus ini, Mahkamah menyimpulkan bahwa kata “dagang” sebagaimana tercantum dalam Pasal X ayat 1 Perjanjian 1955 (antara As dan Iran) mencakup kegiatan-kegiatan komersial (dagang) secara umum.
  • 8. 1. Prinsip Standard Minimum (Minimum Standard) 2. Prinsip Perlakuan sama (Identical Treatment) 3. Prinsip Perlakuan Nasional (National Treatment 4. Prinsip Dasar Non Diskriminasi atau Klausula “Most Favoured Nation” (MFN). 5. Prinsip Menahan Diri untuk Tidak Merugikan Negara lain 6. Prinsip / Klausul Penyelamat 7. Prinsip Preferensi bagi Negara Berkembang 8. Prinsip Penyelesaian Sengketa Secara Damai 9. Prinsip Kedaulatan Negara Atas Kekayaan Alam, Kemakmuran Dan Kehidupan Ekonominya 10. Prinsip Kerjsama Internasional
  • 9. Kewajiban negara untuk sedikitnya memberikan jaminan kepada pedagang atau pengusaha asing dan harta miliknya Kaidah ini kemudian berkembang menjadi Hukum Kebiasaan Internasional dan sering diinkorporasikan dalam perjanjian internasional
  • 10. Merupakan prinsip utama dalam HEI dan telah menjadi bahagian dari aturan hukum kebiasaan internasional umum. Prinsip ini menegaskan, adalah kewajiban negara untuk sedikitnya memberikan jaminan perlindungan kepada pedagang atau pengusaha asing dan harta miliknya.
  • 11.  Prinsip ini didasarkan pada prinsip resiprositas dalam hukum diplomatik;  Prinsip ini dilandaskan pada perlakuan yang sama atau identik Misalnya, Kalau pengusaha A dari negara X dikenakan bea masuk sebesar 5% di negara Y maka pengusaha B dari negara Y juga hanya dikenakan bea masuk sebesar 5% di negara X. 11
  • 12. Menurut Scwarzenberger, prinsip ini terutama tampak dalam hukum kekebalan diplomatik yang juga menuntut timbal balik, sehingga prinsip ini disebut juga dengan istilah prinsip resiprositas (reciprocity). Olivier Long menganggap resiprositas sebagai suatu prinsip fundamental dalam perjanjian GATT, karena sesuai dengan salah satu tujuan GATT, yakni memberikan keuntungan timbal balik bagi negara-negara anggotanya (“……thus negotiations on a reciprocal and mutually advantageous basis…”).
  • 13. Prinsip ini mensyaratkan suatu negara untuk memperlakukan hukum yang sama yang diterapkan terhadap- barang-barang, jasa-jasa atau modal asing yang telah memasuki pasar dalam negerinya dengan hukum yang diterapkan terhadap produk-produk atau jasa yang dibuat dalam negeri. Dalam GATT prinsip ini ditegaskan dalam Pasal 3 di bawah judul: National Treatment on Taxation and Regulation, yang mengharuskan, bahwa terhadap barang-barang impor tidak boleh diperlakukan lebih jelek dari pada perlakuan yang diberikan terhadap barang-barang produksi domestik.
  • 14. Prinsip atau klausul ini disebut juga dengan prinsip non-diskriminasi di antara negara-negara, yang mensyaratkan suatu negara harus memberikan hak kepada negara lainnya sebagaimana halnya ia memberikan hak serupa kepada negara ketiga.
  • 15. Prinsip MFN ini terdapat dalam Pasal 1 (1) GATT yang meletakkan dasar bahwa setiap negara anggota GATT tidak diperkenankan memberikan perlakuan khusus kepada negara lain. Konsekuensi dari jaminan prinsip MFN ini adalah apabila ternyata ada negara yang memberikan atau saling memberikan perlakuan khusus (konsesi), maka konsesi yang demikian harus dapat dinikmati pula oleh pihak ketiga atau negara-negara lain anggota GATT yang pada mulanya tidak dilibatkan dalam perlakuan khusus tersebut.
  • 16. 1. MFN bersyarat (conditional), apabila suatu negara memberikan keistimewaan kepada negara ketiga, maka ia wajib untuk memberikan perlakuan yang sama kepada negara partnernya, B, hanya setelah B telah memberikan perlakuan yang istimewa dengan menyepakati keuntungan timbal balik yang sama kepada mereka yang telah diberikan A. 2. MFN tidak bersyarat (unconditional), mensyaratkan suatu negara A yang memberikan keistimewaan kepada suatu negara ketiga secara otomatis dan tanpa bersyarat memberikan perlakuan yang istimewa yang sama pula kepada partnernya, B, tanpa persyaratan resiprositas dari B. BENTUK – BENTUK KLAUSAL MFN
  • 17. Alasan utamanya adalah karena sulitnya mengukur “pembayaran-pembayaran” sebagai persyaratan untuk diterapkannya klausul timbal balik MFN yang dianggap layak oleh suatu negara partner untuk suatu keistimewaan bersyarat yang telah dinikmatinya. Pasal 1 GATT juga memuat konsep MFN tidak bersyarat dan kewajiban untuk perdagangan barang. Kalusul MFN juga dapat diterapkan terhadap perdagangan jasa (misal: asuransi dan pelayaran) dan dapat pula diterapkan terhadap perlakuan negara terhadap penanaman modal.
  • 18. GATT memberikan pengecualian –pengecualian dalam penerapan MFN sbb: a. pengecualian menurut pasal 1 GATT : memberikan perlakuan khusus kepada negara-negara bekas jajahan ; • Negara - negara persemakmuran (commonwealth) • Negara-negara yang melepaskan diri dari Ottoman (negara di bawah pengawasan), dibolehkan menyimpang dari MFN berdasarkan pasal XXV
  • 19. b. Pengecualian negara-negara pasal XXIV • Negara-negara yang berbatasan diperkenankan saling memberikan fasilitas bagi lalu lintas perdagangan • Free Trade Area (FTA) dan Custom Union yang memberi preferensi (perlakuan khusus) kepada negara-negara anggotanya dalam suatu kawasan tertentu secara timbal balik c. Pengecualian menurut pasal XXVIII : Dalam hal ini pengecualian terhadap prinsip- prinsip MFN di dasarkan atas penerapan prinsip resiprositas
  • 20. Prinsip ini antara lain tampak dalam Pasal III (1) GATT yang menyatakan bahwa suatu tindakan tertentu dari negara-negara anggota GATT tidak boleh diterapkan “sehingga memberikan proteksi kepada produksi dalam negeri”.
  • 21. Kemudian Pasal XVI (1)N GATT menetapkan suatu kewajiban untuk berkonsultasi manakala setiap negara peserta memberikan subsidi domestik yang tidak secara khusus dikaitkan dengan ekspor. Konsultasi ini disyaratkan manakala pemberian subsidi ini merugikan atau mempengaruhi kepentingan ekonomi negara lainnya. Praktek Indonesia sekaitan dengan kewajiban ini tampak misalnya, saat dikeluarkannya Inpres No. tahun 1996 mengenai kebijaksanaan otomotif nasional. Kebijakan ini serta merta menuai protes keras dari Jepang, AS dan Uni Eropa, bahkan mereka membawa masalah ini ke badan penyelesaian sengketa WTO.
  • 22. Prinsip ini ternyata dalam Pasal XIX GATT yang memberikan suatu hak sepihak kepada negara-negara untuk menangguhkan suatu kewajiban-kewajiban internasional selama jangka waktu tertentu seperti penangguhan untuk pembebasan pemberlakuan tarif yang ditujukan untuk melindungi produsen dalam negeri.
  • 23. Prinsip ini mensyaratkan perlunya suatu kelonggaran-kelonggaran atas aturan hukum tertentu bagi negara- negara sedang berkembang, misalnya berupa pengurangan bea masuk untuk produk-produk negara sedang berkembang ke dalam pasar negara maju.
  • 24.  Negara-negara kerapkali memasukkan cara-cara damai yaitu negosiasi atau konsultasi dalam perjanjian internasionalnya.kecenderiungan sekranag ialah dengan dicantumkannya kalusul yang mensyaratkan, apabila kedua cara tersebut gagal para pihak kan menyerahkan sengketanya kepada pihak ketiga yang netral misalnya arbitrase.  Prinsip ini juga memungkinkan negara menggunakan WTO (Dispute Settlement Body) untuk menyelesaikan sengketa yang timbul.
  • 25.  Prinsip ini dikemukakan oleh Jose Castaneda sarjana hukum internasional terkemuka dari Meksiko.  Menurut Castaneda : HEI harus memuat serangkaian ketentuan termasuk di dalmnya lembaga-lembaga, praktik, metode dan prinsip- prinsip yang mengatur dan menjamin perlindungan efektif terhadap kekayaan alam khususnya kekayaan alam Negara sedang berkembang.
  • 26.  Castaneda jg mempekenalkan prinsip lainnya yg berciri khas kepentingan negara sedang berklembang yaitu prinsip kerjasama internasional.  Prinsip ini adalah tanggung jawab kolektif (collective responsibility) dan solidaritas untuk pembangunan dan kesejahteraan bagi semua negara. Kewajiban hukum untuk kerjasama ini mencakup semua bidang ekonomi internasional.
  • 27. 27