1. Dokumen tersebut membahas tentang anjuran menikah bagi yang mampu dan berpuasa bagi yang belum mampu, larangan nikah mut'ah, pengharaman menikahi wanita dan bibinya, larangan menikah dalam keadaan berihram, larangan melamar wanita yang sudah dilamar orang lain, dan larangan nikah syighar.
1. Kitab Nikah
1. Anjuran menikah bagi orang yang sudah berkeinginan serta memiliki
nafkahnya dan anjuran bagi yang belum mampu untuk berpuasa
Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra.:
Dari Alqamah ia berkata: Aku sedang berjalan bersama Abdullah di Mina lalu
ia bertemu dengan Usman yang segera bangkit dan mengajaknya bicara.
Usman berkata kepada Abdullah: Wahai Abu Abdurrahman, inginkah kamu
kami kawinkan dengan seorang perempuan yang masih belia? Mungkin ia
dapat mengingatkan kembali masa lalumu yang indah. Abdullah menjawab:
Kalau kamu telah mengatakan seperti itu, maka Rasulullah saw. pun
bersabda: Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang
sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia menikah, karena
sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan
melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu,
maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi
nafsu. (Shahih Muslim No.2485)
Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa beberapa orang sahabat Nabi saw. bertanya secara diam-diam kepada
istri-istri Nabi saw. tentang amal ibadah beliau. Lalu di antara mereka ada
yang mengatakan: Aku tidak akan menikah dengan wanita. Yang lain berkata:
Aku tidak akan memakan daging. Dan yang lain lagi mengatakan: Aku tidak
akan tidur dengan alas. Mendengar itu, Nabi saw. memuji Allah dan
bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang berkata begini, begini!
Padahal aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan berbuka serta menikahi
wanita! Barang siapa yang tidak menyukai sunahku, maka ia bukan termasuk
golonganku. (Shahih Muslim No.2487)
Hadis riwayat Sa`ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang Usman bin Mazh`un hidup mengurung diri untuk
2. beribadah dan menjauhi wanita (istri) dan seandainya beliau mengizinkan,
niscaya kami akan mengebiri diri. (Shahih Muslim No.2488)
2. Tentang nikah mut`ah bahwa ia pernah dibolehkan lalu dihapus,
kemudian dibolehkan kembali lalu dihapus lagi sampai hari kiamat
Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud ra., ia berkata:
Kami pergi berperang bersama Rasulullah saw. tanpa membawa istri lalu kami
bertanya: Bolehkah kami mengebiri diri? Beliau melarang kami melakukan itu
kemudian memberikan rukhsah untuk menikahi wanita dengan pakaian
sebagai mahar selama tempo waktu tertentu lalu Abdullah membacakan ayat:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. (Shahih Muslim No.2493)
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seorang yang akan memberikan pengumuman dari Rasulullah saw. keluar
menghampiri kami dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. sudah
mengizinkan kamu sekalian untuk menikahi kaum wanita secara mut`ah.
(Shahih Muslim No.2494)
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang untuk menikahi wanita secara mut`ah dan
memakan daging keledai piaraan ketika perang Khaibar. (Shahih Muslim
No.2510)
3. Pengharaman seorang wanita dan bibinya digabung dalam satu ikatan
perkawinan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita dan bibinya, dari pihak ayah atau
ibu, tidak boleh dihimpun dalam satu ikatan perkawinan. (Shahih Muslim
No.2514)
3. 4. Seorang yang berihram haram menikah dan makruh melamar
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Nabi saw. menikah dengan Maimunah dalam keadaan berihram. Ibnu
Numair menambahkan: Aku menceritakan hal itu kepada Zuhri, lalu ia
berkata: Yazid bin Asham mengabarkan kepadaku bahwa beliau menikahinya
dalam keadaan halal. (Shahih Muslim No.2527)
5. Pengharaman melamar wanita yang sudah dilamar orang lain kecuali
setelah diizinkan atau ditinggalkan
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. beliau bersabda: Janganlah sebagian kamu menjual atas
penjualan orang lain dan janganlah sebagian kamu melamar atas lamaran
orang yang lain. (Shahih Muslim No.2530)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. melarang orang kota menjual kepada orang kampung atau
melarang mereka untuk saling memahalkan harga barang dengan maksud
menipu atau seorang melamar atas lamaran saudaranya yang lain, atau
menjual atas penjualan orang lain. Dan janganlah seorang wanita meminta
perceraian wanita lain untuk menguasai sendiri nafkahnya atau untuk
merusak kehidupan rumah tangganya. (Shahih Muslim No.2532)
6. Pengharaman dan ketidaksahan nikah syighar
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah
seorang lelaki mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang
itu mengawinkannya dengan putrinya tanpa mahar antara keduanya. (Shahih
Muslim No.2537)
7. Tentang memenuhi syarat-syarat pernikahan
4. Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya syarat yang paling berhak untuk
dipenuhi ialah syarat yang karenanya kamu menghalalkan kemaluan kaum
wanita (syarat nikah). (Shahih Muslim No.2542)
8. Tentang tanda izin nikah wanita janda ialah ucapan sedangkan gadis
perawan ialah diam
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita janda tidak boleh
dinikahkan sebelum dimintai pertimbangan dan seorang gadis perawan tidak
boleh dinikahkan sebelum dimintai persetujuan. Para sahabat bertanya: Ya
Rasulullah, bagaimana tanda setujunya? Rasulullah saw. menjawab: Bila ia
diam. (Shahih Muslim No.2543)
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Zakwan ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata: Aku bertanya
kepada Rasulullah saw. tentang seorang gadis perawan yang dinikahkan oleh
keluarganya, apakah ia harus dimintai persetujuan ataukah tidak? Beliau
menjawab: Ya, harus dimintai persetujuan! Lalu Aisyah berkata: Aku katakan
kepada beliau, perempuan itu merasa malu. Rasulullah saw. bersabda: Itulah
tanda setujunya bila ia diam. (Shahih Muslim No.2544)
9. Tentang mahar yang boleh berupa mengajarkan Alquran, cincin besi
dan sebagainya. Bagi orang yang tidak keberatan, sebaiknya mahar itu
senilai lima ratus dirham
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad ra., ia berkata:
Seorang wanita datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai
Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu. Lalu Rasulullah
saw. memandang perempuan itu dan menaikkan pandangan serta
menurunkannya kemudian beliau mengangguk-anggukkan kepala. Melihat
Rasulullah saw. tidak memutuskan apa-apa terhadapnya, perempuan itu lalu
5. duduk. Sesaat kemudian seorang sahabat beliau berdiri dan berkata: Wahai
Rasulullah, jika engkau tidak berkenan padanya, maka kawinkanlah aku
dengannya. Rasulullah saw. bertanya: Apakah kamu memiliki sesuatu?
Sahabat itu menjawab: Demi Allah, tidak wahai Rasulullah! Beliau berkata:
Pulanglah ke keluargamu dan lihatlah apakah kamu mendapatkan sesuatu?
Maka pulanglah sahabat itu, lalu kembali lagi dan berkata: Demi Allah aku
tidak mendapatkan sesuatu! Rasulullah saw. bersabda: Cari lagi walaupun
hanya sebuah cincin besi! Lalu sahabat itu pulang dan kembali lagi seraya
berkata: Demi Allah tidak ada wahai Rasulullah, walaupun sebuah cincin dari
besi kecuali kain sarung milikku ini! Sahal berkata: Dia tidak mempunyai rida`
(kain yang menutupi badan bagian atas). Berarti wanita tadi hanya akan
mendapatkan setengah dari kain sarungnya. Rasulullah saw. bertanya: Apa
yang dapat kamu perbuat dengan kain sarung milikmu ini? Jika kamu
memakainya, maka wanita itu tidak memakai apa-apa. Demikian pula jika
wanita itu memakainya, maka kamu tidak akan memakai apa-apa. Lelaki itu
lalu duduk agak lama dan berdiri lagi sehingga terlihatlah oleh Rasulullah ia
akan berpaling pergi. Rasulullah memerintahkan untuk dipanggil, lalu ketika ia
datang beliau bertanya: Apakah kamu bisa membaca Alquran? Sahabat itu
menjawab: Saya bisa membaca surat ini dan surat ini sambil
menyebutkannya satu-persatu. Rasulullah bertanya lagi: Apakah kamu
menghafalnya? Sahabat itu menjawab: Ya. Lalu Rasulullah saw. bersabda:
Pergilah, wanita itu telah menjadi istrimu dengan mahar mengajarkan surat
Alquran yang kamu hafal. (Shahih Muslim No.2554)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat warna bekas wangian pengantin di tubuh
Abdurrahman bin Auf, lalu beliau bertanya: Apakah ini? Abdurrahman
menjawab: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang
wanita dengan mahar seharga lima dirham emas. Rasulullah saw. lalu
bersabda: Semoga Allah memberkahimu dan rayakanlah walaupun dengan
seekor kambing. (Shahih Muslim No.2556)
6. 10. Keutamaan memerdekakan seorang budak perempuan kemudian
menikahinya
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku menghadiri pesta perkawinan Zainab, di mana Rasulullah saw. membuat
orang-orang merasa kenyang memakan roti dan daging dan beliau juga
mengutusku untuk mengundang orang-orang. Setelah acara walimah selesai,
beliau berdiri dan beranjak dari tempatnya, dan aku mengikutinya. Pada saat
itu masih ada dua orang tamu laki-laki yang belum keluar karena mereka
masih asyik berbicara. Nabi saw. lalu melewati beberapa istrinya yang lain.
Beliau mengucapkan salam kepada mereka masing-masing lalu bertanya:
Bagaimana keadaan kalian semua, wahai anggota keluarga? Mereka
menjawab: Baik, wahai Rasulullah. Mereka balik bertanya: Bagaimana dengan
keadaan keluargamu? Beliau menjawab: Baik. Setelah selesai beliau kembali
dan aku pun ikut kembali. Sesampai di pintu, dua orang tamu laki-laki yang
masih asyik berbicara tadi masih ada, namun begitu melihat Nabi saw.
kembali mereka cepat-cepat berdiri dan terus keluar. Demi Allah, aku tidak
tahu apakah aku yang telah memberitahukan beliau bahwa mereka telah
keluar atau wahyu telah turun kepadanya. Sementara aku terus saja
mengikuti beliau. Namun begitu kakinya menginjak ambang pintu, segera
saja beliau menurunkan kain tirai sehingga aku terhalang dari beliau. Lalu
Allah menurunkan ayat berikut ini: Janganlah kamu memasuki rumah Nabi
kecuali kamu sudah mendapatkan izinnya. (Shahih Muslim No.2565)
11. Perintah Memenuhi Undangan Jika Diundang
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu diundang untuk
menghadiri pesta perkawinan, maka hendaklah ia menghadirinya. (Shahih
Muslim No.2574)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah di mana yang diundang
hanyalah orang-orang kaya saja sementara orang-orang yang miskin tidak
7. diundang. Dan barang siapa yang tidak memenuhi undangan, maka berarti ia
telah berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.2585)
12. Tidak halal seseorang menikahi kembali bekas istrinya yang sudah
dicerai tiga, sebelum ia dinikahi dan digauli oleh suami barunya kemudian
diceraikannya dan sudah habis masa idahnya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Suatu hari istri Rifa`ah datang menghadap Nabi saw. dan berkata: Aku
pernah menjadi istri Rifa`ah, tetapi ia telah menceraikan aku tiga kali.
Kemudian aku menikah dengan Abdurrahman bin Zubair, namun ia memiliki
semacam penyakit lemah syahwat. Mendengar penuturan wanita itu
Rasulullah saw. tersenyum. Beliau kemudian bertanya: Jadi kamu ingin
kembali kepada Rifa`ah? Itu tidak bisa, sebelum kamu mereguk madu
Abdurrahman dan ia mereguk madumu. Aisyah berkata: Pada saat itu, Abu
Bakar sedang berada di sisi Rasulullah saw. sedangkan Khalid berada di
depan pintu menunggu untuk diizinkan masuk. Rasulullah saw. bersabda: Hai
Abu Bakar, tidakkah kamu dengar apa yang ditegaskan oleh wanita tadi di
hadapan Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.2587)
13. Bacaan yang disunahkan waktu menggauli istri
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli
istrinya, hendaklah ia membaca: "Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari
setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami".
Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut
membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu
selamanya. (Shahih Muslim No.2591)
14. Boleh mengggauli istri pada kemaluannya lewat depan atau belakang
asal tidak merusak dubur
8. Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Orang-orang Yahudi biasa mengatakan bila seorang lelaki menggauli istrinya
pada kubulnya (liang kemaluan) dari belakang, maka anak yang terlahir akan
juling matanya. Lalu turunlah ayat: Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat
kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu
bagaimana saja kamu kehendaki. (Shahih Muslim No.2592)
15. Seorang istri haram menolak ajakan suaminya di atas tempat tidur
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila seorang istri bermalam meninggalkan
atau menjauhi tempat tidur suaminya maka malaikat akan melaknatinya
sampai pagi. (Shahih Muslim No.2594)
16. Hukum mengeluarkan mani (sperma) di luar vagina
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Kami berperang bersama Rasulullah saw. melawan Bani Musthaliq lalu kami
berhasil menawan beberapa wanita Arab yang cantik. Kami sudah lama tidak
berhubungan dengan istri, maka kami ingin sekali menebus mereka sehingga
kami dapat menikahi mereka secara mut`ah dan melakukan `azal
(mengeluarkan sperma di luar kemaluan istri untuk menghindari kehamilan).
Kami berkata: Kami melakukan demikian sedang Rasulullah berada di tengah-
tengah kami tanpa kami tanyakan tentang hal tersebut. Lalu kami tanyakan
juga kepada beliau dan beliau bersabda: Tidak apa-apa walaupun tidak kamu
lakukan karena tidak ada satu jiwa pun yang telah Allah tentukan untuk
tercipta sampai hari kiamat kecuali pasti akan terjadi. (Shahih Muslim
No.2599)
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Kami tetap melakukan `azal di saat Alquran masih turun. Ishaq
menambahkan: Sufyan berkata: Kalau ada sesuatu yang terlarang pasti
Alquran telah melarang hal tersebut. (Shahih Muslim No.2608)