SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ADAB BERTAMU DAN MENERIMA
TAMU
Oleh :
1.Acika Chaerunnissa (01)
2.Bunga Dahlia (07)
3.Istiqomah (21)
4.Nandha Zulyana Eka Saputri (24)
5.Rika Dewi Rosalia (29)
6.Siti Kharrisotun Nisa (36)
PENGERTIAN BERTAMU
 Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang
dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam
bertamu. Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu
dapat tercapai. Apabila tata krama ini dilanggar maka tujuan bertamu justru
akan menjadi rusak, yakni merenggangnya hubungan persaudaraan. Islam telah
memberi bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu
aurat.  
       Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isya’,
dan sebelum subuh. Allah SWT berfirman
yang artinya: “hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki
dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum
sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari
dan sesudah sembahyang Isya’.(Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa
atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka
melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang
lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS An Nur : 58)
ADAB BERTAMU DALAM ISLAM
 1. Memilih Waktu Berkunjung
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu
memilih waktu yang tepat untuk bertamu.
Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa
menimbulkan perasaan yang kurang enak bagi
tuan rumah bahkan terkadang mengganggunya.
Dikatakan oleh sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu,
“Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada
keluarganya pada waktu malam. Beliau
biasanya datang kepada mereka pada waktu
pagi atau sore.” (HR. al-Bukhari no. 1706 dan
Muslim no. 1928)
 2. Meminta Izin kepada Tuan Rumah
 Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah subhanahu wa ta’ala di
dalam firman-Nya:
 “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu
ingat.” (An-Nur: 27)
 Di antara hikmah yang terkandung di dalam permintaan izin adalah untuk
menjaga pandangan mata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
 “Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga
pandangan mata.” (HR. al-Bukhari no.5887 dan Muslim no. 2156 dari
sahabat Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu)
 Rumah itu seperti penutup aurat bagi segala sesuatu yang ada di dalamnya
sebagaimana pakaian sebagai penutup aurat bagi tubuh. Jika seorang tamu
meminta izin terlebih dahulu kepada penghuni rumah, maka ada
kesempatan bagi penghuni rumah untuk mempersiapkan kondisi di dalam
rumahnya. Di antara mudharat yang timbul jika seseorang tidak minta izin
kepada penghuni rumah adalah bahwa hal itu akan menimbulkan
kecurigaan dari tuan rumah, bahkan bisa-bisa dia dituduh sebagai pencuri,
perampok, atau yang semisalnya, karena masuk rumah orang lain secara
diam-diam merupakan tanda kejelekan. Oleh karena itu, Allah subhanahu
wa ta’ala melarang kaum mukminin untuk memasuki rumah orang lain
tanpa seizin penghuninya. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
 Adapun tata cara meminta izin adalah
sebagai berikut:
 a. Mengucapkan salam
Seseorang yang bertamu diperintahkan untuk
mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana
ayat 27 dari surah An-Nur di atas. Pernah salah
seorang sahabat dari Bani ‘Amir meminta izin
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang ketika itu sedang berada di rumahnya. Orang
tersebut mengatakan, “Bolehkah saya masuk?” Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
memerintahkan pembantunya dengan sabdanya,
“Keluarlah, ajari orang itu tata cara meminta izin,
katakan kepadanya, “Assalamu ‘alaikum, bolehkah
saya masuk?” Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam tersebut didengar oleh orang tadi, maka
dia mengatakan, “Assalamu ‘alaikum, bolehkah saya
masuk?” Akhirnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun mempersilakannya untuk masuk ke
rumah beliau. (HR. Abu Dawud no. 5177)
 b. Meminta izin sebanyak tiga kali
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Meminta izin itu tiga kali, jika diizinkan maka masuklah,
jika tidak, maka pulanglah.” (HR. al-Bukhari no. 5891
dan Muslim no. 2153 dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu)
 Hadits tersebut memberikan bimbingan kepada kita
bahwa batasan akhir meminta izin itu tiga kali. Jika
penghuni rumah mempersilahkan masuk maka masuklah,
jika tidak ada jawaban atau keberatan untuk menemui
pada waktu itu maka pulanglah. Yang demikian itu bukan
suatu aib bagi penghuni rumah tersebut dan bukan celaan
bagi orang yang hendak bertamu, jika alasan penolakan
itu dibenarkan oleh syariat. Bahkan merupakan
penerapan dari firman Allah subhanahu wa ta’ala (yang
artinya):
 “Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya,
maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat
izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah, maka
hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An-
Nur: 28)
 c. Jangan mengintip ke dalam rumah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang
siapa mengintip ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka,
maka sungguh telah halal bagi mereka untuk mencungkil matanya.”
(HR. Muslim no. 2158 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu)
 Dalam hadits ini, terdapat ancaman keras dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi seseorang yang bertamu dengan
mengintip atau melongok ke dalam rumah yang ingin dikunjungi.
Maka bagi tuan rumah berhak untuk mengamalkan hadits ini
ketika ada seseorang yang berbuat demikian tanpa harus memberi
peringatan terlebih dahulu pada seseorang tersebut dan tidak ada
baginya keharusan untuk membayar diyat (harta tebusan) ataupun
qishash (hukuman balas) terhadap apa yang dia lakukan terhadap
orang tersebut.
 Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban dan yang lainnya juga dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Barang siapa melongok ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin
mereka, maka mereka boleh mencungkil matanya, tanpa harus
membayar diyat dan tanpa qishash.” (Lihat Syarh Shahih Muslim
dan Fathul Bari)
3. Mengenalkan Diri
 Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan tentang kisah Isra` Mi’raj, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kemudian
Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk
dibukakan pintu langit. Jibril ditanya, “Siapa anda?”
Jibril menjawab, “Jibril.” Kemudian ditanya lagi,
“Siapa yang bersama anda?” Jibril menjawab,
“Muhammad.” Kemudian Jibril naik ke langit kedua,
ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap pintu langit,
Jibril ditanya, “Siapa anda?” Jibril menjawab,
“Jibril.” (Muttafaqun ‘alaihi)
 4. Menyebutkan Keperluannya
 Di antara adab seorang tamu adalah
menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada
tuan rumah supaya tuan rumah lebih perhatian
dan menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan
tersebut, serta dapat mempertimbangkan
dengan waktu dan keperluannya sendiri. Hal ini
sebagaimana kisah para malaikat yang bertamu
kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
 “Ibrahim bertanya, “Apakah urusanmu wahai
para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya
kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz-
Dzariyat: 32)
5. Memintakan izin untuk tamu yang tidak diundang.
 Jika bertamu dalam rangka memenuhi undangan, namun ada orang lain yang
tidak diundang ikut bersamanya, maka hendaknya mengabarkan kepada tuan
rumah dan memintakan izin untuknya. Hal ini pernah dialami oleh Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana kisah sahabat Abu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu,
 “Di kalangan kaum Anshar ada seseorang yang dikenal dengan panggilan Abu
Syu’aib. Dia mempunyai seorang budak penjual daging. Abu Syu’aib berkata
kepadanya, “Buatlah makanan untukku, aku akan mengundang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama empat orang lainnya. Maka dia pun
mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama empat orang
lainnya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang bersama 4 orang
lainnya, ternyata ada seorang lagi yang mengikuti mereka, maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anda mengundang kami
berlima, dan orang ini telah mengikuti kami, jikalau anda berkenan anda dapat
mengizinkannya dan jika tidak anda dapat menolaknya.” Maka Abu Syu’aib
berkata, “Ya, saya mengizinkannya.”
(HR. al-Bukhari no. 5118 dan Muslim no. 2036)
 6. Tidak Memberatkan Tuan Rumah dan Segera Kembali
ketika Urusannya Selesai.
 Bagi seorang tamu hendaknya berusaha tidak membuat repot
atau menyusahkan tuan rumah dan segera kembali ketika
urusannya selesai. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang
artinya):
 “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah
selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan…”
(Al-Ahzab: 53)
 Disebutkan oleh para ulama bahwa perjamuan yang wajib
dilakukan tuan rumah kepada tamu hanya satu hari satu
malam (24 jam). Jamuan tiga hari berikutnya hukumnya
mustahab (sunnah) dan lebih utama. Adapun jika lebih dari itu
maka sebagai sedekah. Maka dari itu, bagi tamu yang
menginap kalau sudah lewat dari tiga hari hendaknya
meminta izin kepada tuan rumah. Kalau tuan rumah
mengizinkan atau menahan dirinya maka tidak mengapa bagi
si tamu tetap tinggal, dan jika sebaliknya maka wajib bagi si
tamu untuk pergi. Karena keberadaan si tamu yang lebih dari
tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam
perbuatan ghibah, atau berniat untuk menyakitinya atau
berburuk sangka. (Lihat Syarh Shahih Muslim)
 7. Mendoakan Tuan Rumah
 Hendaknya seorang tamu mendoakan tuan
rumah atas jamuan yang dihidangkan
kepadanya. Di antara doa yang diajarkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu:
‫م‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫م‬ْ䍀 ‫ح‬َ‫ْم‬ ‫ر‬ْ䍀 ‫وا ا‬َ‫ْم‬  ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ل‬َ‫ْم‬ ‫ا‬‫ر‬ْ䍀 ‫ف‬ِ‫ْر‬‫غ‬ْ䍀 ‫وا‬َ‫ْم‬  ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ت‬َ‫ْم‬‫ق‬ْ䍀‫ز‬َ‫ْم‬ ‫ر‬َ‫ْم‬  ‫م اا‬َ‫ْم‬  ‫يا‬ْ䍀 ‫ف‬ِ‫ْر‬ ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ل‬َ‫ْم‬ ‫ا‬‫ك‬ْ䍀 ‫ر‬ِ‫ْر‬ ‫ب ا‬َ‫ْم‬ ‫ما‬ّ ‫َب‬‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫َل‬ّ ‫َب‬‫ل‬‫ا‬
 “Ya Allah berikanlah barakah untuk mereka
pada apa yang telah Engkau berikan rizki
kepada mereka, ampunilah mereka, dan
rahmatilah mereka.” (HR. Muslim no. 2042 dari
sahabat Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu)
ADAB MENERIMA TAMU DALAM
ISLAM
 a.      Kewajiban Menerima Tamu
 Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi
tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu.
Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu)
sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai
ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu
tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap
dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:
                         ‫ها )رواها‬ُ‫ْم‬ ‫ف‬َ‫ْم‬‫ي‬ْ䍀‫ض‬َ‫ْم‬  ‫ما‬ْ䍀 ‫ر‬ِ‫ْر‬ ‫ك‬ْ䍀 ‫ي‬ُ‫ْم‬‫ل‬ْ䍀‫ ا‬‫ف‬َ‫ْم‬ ‫را‬ِ‫ْر‬ ‫خ‬ِ‫ْر‬ ‫ال‬َ‫ْم‬ ‫ما ا‬ِ‫ْر‬‫و‬ْ䍀 ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬ْ䍀‫ا‬‫و‬َ‫ْم‬  ‫هللا‬ِ‫ْر‬ ‫ب اا ا‬ِ‫ْر‬ ‫نا‬ُ‫ْم‬ ‫م‬ِ‫ْر‬ ‫ؤ‬ْ䍀 ‫ي‬ُ‫ْم‬ ‫نا‬َ‫ْم‬ ‫ ا‬َ‫ْم‬‫ك‬َ‫ْم‬  ‫نا‬ْ䍀 ‫م‬َ‫ْم‬
‫)البخ ارى‬
 Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR
Bukhari)
 .      Contoh Menerima Tamu
 1.      Berpakaian yang pantas
 Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya
mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima
kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima
kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya
sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain
rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu
dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong
dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang
melihat bekas nikmatnya pada hambanya.”  (HR Baihaqi)
  
 2.      Menerima tamu dengan sikap yang baik
 Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu
dengan sikap yang baik, misalnya dengann wajah yang
cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan
acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau
memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau
tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong
yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.
  
  
 3.      Menjamu tamu sesuai kemampuan
 Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah
memberi jamuan kepadanya.
  
 4.      Tidak perlu mengada-adakan
 Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh
Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah.
Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot
dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang
mampu hendaknya menyediakan jamuan yang
pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu
hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika
hanya mampu memberi air putih maka air putih
itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada,
cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan
sikap yang ramah.
 
 5.      Lama waktu
 Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan
tamu adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya.
Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya.
Sabda Rasulullah SAW:
  
(‫عليه‬ ‫)متفق‬ ‫ه‬ِ ) ‫ي‬ْ‫ِه‬‫ل‬َ‫ْي‬‫ع‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ق‬َ‫ْي‬‫د‬َ‫ْي‬‫ص‬َ‫ْي‬ ‫و‬َ‫ْي‬ ‫ه‬ُ ‫ع‬ ‫ف‬َ‫ْي‬ ‫ك‬َ‫ْي‬ ‫ل‬ِ )‫لا‬‫ذ‬َ‫ْي‬ ‫ء‬َ‫ْي‬ ‫رلا‬َ‫ْي‬ ‫و‬َ‫ْي‬ ‫ن‬َ‫ْي‬ ‫كنا‬َ‫ْي‬ ‫منا‬َ‫ْي‬ ‫ف‬َ‫ْي‬ ‫م‬ٍ ‫َينا‬ّ‫ٍما‬‫لا‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ث‬َ‫ْي‬‫ال‬َ‫ْي‬ ‫ث‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ف‬َ‫ْي‬‫ينا‬َ‫ْي‬‫ِض‬ّ‫َي‬ ‫لال‬َ‫ْي‬
 Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari.
Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah
baginya.” (HR Muttafaqu Alaihi)
  
 6.      Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu
pulang
 Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan
tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan
tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan
merasa lebih semangat karena merasa dihormati
tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
Hikmah dan Tujuan Menerima Tamu
 Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu mempererat
tali silaturrahim dan semangat kebersamaaan
antar sesama manusia.
Adab bertamu dan menerima tamu

More Related Content

What's hot

Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahHelmon Chan
 
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaDahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaLBB Primagama
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaErwin Wahyu
 
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya mochammad dawud
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya   mochammad dawudSetting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya   mochammad dawud
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya mochammad dawudMochammad Dawud
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawufLia Lia
 
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAMPEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAMmaliakbar541
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiErwin Wahyu
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungErwin Wahyu
 
Palestina: Akar Maslah dan Solusi
Palestina: Akar Maslah dan SolusiPalestina: Akar Maslah dan Solusi
Palestina: Akar Maslah dan SolusiDani Siregar
 
Materi Ridho - Agama XII
Materi Ridho - Agama XIIMateri Ridho - Agama XII
Materi Ridho - Agama XIINurrokhmah Ayu
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointsknramadhaniah
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahel-hafiy
 
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Erwin Wahyu
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahAbdullahzXz
 
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surgawidyaitnaira84
 

What's hot (20)

Kematian menurut al quran & hadist
Kematian menurut al quran & hadistKematian menurut al quran & hadist
Kematian menurut al quran & hadist
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
 
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya SurgaDahsyatnya Neraka Indahnya Surga
Dahsyatnya Neraka Indahnya Surga
 
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan SolusinyaKerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
Kerusakan Dunia: Penyebab dan Solusinya
 
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya mochammad dawud
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya   mochammad dawudSetting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya   mochammad dawud
Setting masyarakat arab sebelum islam dan perubahan setelahnya mochammad dawud
 
16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah16 kewajiban dakwah berjamaah
16 kewajiban dakwah berjamaah
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAMPEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Pentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan NgajiPentingnya Niat dan Ngaji
Pentingnya Niat dan Ngaji
 
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih BeruntungMenjadi Orang yang Lebih Beruntung
Menjadi Orang yang Lebih Beruntung
 
Palestina: Akar Maslah dan Solusi
Palestina: Akar Maslah dan SolusiPalestina: Akar Maslah dan Solusi
Palestina: Akar Maslah dan Solusi
 
Materi Ridho - Agama XII
Materi Ridho - Agama XIIMateri Ridho - Agama XII
Materi Ridho - Agama XII
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
 
Materi khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwahMateri khilafah dan dakwah
Materi khilafah dan dakwah
 
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
 
Ppt macam macam tauhid
Ppt macam macam tauhidPpt macam macam tauhid
Ppt macam macam tauhid
 

Viewers also liked

Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuNurul Wulandari
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)Ulin Nuha
 
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)Ulin Nuha
 

Viewers also liked (7)

Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
 
Adab Menerima Tamu
Adab Menerima TamuAdab Menerima Tamu
Adab Menerima Tamu
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
 
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 3 (ppt pai sma kelas x 2013)
 
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)
Bab 1 (ppt pai sma kelas x 2013)
 

Similar to Adab bertamu dan menerima tamu

Makalah adab bertamu copy
Makalah adab bertamu   copyMakalah adab bertamu   copy
Makalah adab bertamu copyandreanapulu
 
Makalah adab bertamu
Makalah adab bertamuMakalah adab bertamu
Makalah adab bertamuandreanapulu
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUibmn
 
Jangan meninggalkan shalat
Jangan meninggalkan shalatJangan meninggalkan shalat
Jangan meninggalkan shalatErman Hidayat
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar dhoan Evridho
 
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadis
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadisCara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadis
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadisNur Fuanto
 
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aRa Hardianto
 
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfarKitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfarSeptian Muna Barakati
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunOperator Warnet Vast Raha
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunSeptian Muna Barakati
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunSeptian Muna Barakati
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaJae Aya
 
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Tazkirah PTAR
 

Similar to Adab bertamu dan menerima tamu (20)

Adab al isti'dzan
Adab al isti'dzanAdab al isti'dzan
Adab al isti'dzan
 
Makalah adab bertamu copy
Makalah adab bertamu   copyMakalah adab bertamu   copy
Makalah adab bertamu copy
 
Makalah adab bertamu
Makalah adab bertamuMakalah adab bertamu
Makalah adab bertamu
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
 
Jangan meninggalkan shalat
Jangan meninggalkan shalatJangan meninggalkan shalat
Jangan meninggalkan shalat
 
MM
MMMM
MM
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadis
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadisCara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadis
Cara bahagia itu sederhana dalam alquran dan hadis
 
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azabMasuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
 
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-a
 
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfarKitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfar
 
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfarKitab zikir, doa, tobat dan istigfar
Kitab zikir, doa, tobat dan istigfar
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Syahadatain
SyahadatainSyahadatain
Syahadatain
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 
Kitab peradilan
Kitab peradilanKitab peradilan
Kitab peradilan
 
Kitab peradilan
Kitab peradilanKitab peradilan
Kitab peradilan
 
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
 

More from Nandha Zulyana

Cerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanCerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanNandha Zulyana
 
Kerajinan dari Plastisin
Kerajinan dari PlastisinKerajinan dari Plastisin
Kerajinan dari PlastisinNandha Zulyana
 
Mengevaluasi teks pantun
Mengevaluasi teks pantunMengevaluasi teks pantun
Mengevaluasi teks pantunNandha Zulyana
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraNandha Zulyana
 
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOP
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOPKESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOP
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOPNandha Zulyana
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaNandha Zulyana
 
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana Bank
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana BankDasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana Bank
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana BankNandha Zulyana
 
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis-Jenis Laporan KeuanganJenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis-Jenis Laporan KeuanganNandha Zulyana
 
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMK
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMKDasar-dasar Perbankan Kelas X SMK
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMKNandha Zulyana
 
Etika profesi Kelas X bab 1
Etika profesi Kelas X bab 1Etika profesi Kelas X bab 1
Etika profesi Kelas X bab 1Nandha Zulyana
 
Biologi Kelas8 Hama dan Penyakit
Biologi Kelas8 Hama dan PenyakitBiologi Kelas8 Hama dan Penyakit
Biologi Kelas8 Hama dan PenyakitNandha Zulyana
 

More from Nandha Zulyana (13)

Cerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema KewirausahaanCerpen tema Kewirausahaan
Cerpen tema Kewirausahaan
 
Kerajinan dari Plastisin
Kerajinan dari PlastisinKerajinan dari Plastisin
Kerajinan dari Plastisin
 
Mengevaluasi teks pantun
Mengevaluasi teks pantunMengevaluasi teks pantun
Mengevaluasi teks pantun
 
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan NegaraPkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
Pkn Bab 4 kelas XI semester 1 Mengupas Penyelenggaraan Kekuasaan Negara
 
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOP
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOPKESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOP
KESALAHAN DALAM PEMBUATAN DAN PENERAPAN SOP
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
 
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana Bank
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana BankDasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana Bank
Dasar-Dasar Perbankan Kelas X Bab8 Penggunaan Dana Bank
 
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis-Jenis Laporan KeuanganJenis-Jenis Laporan Keuangan
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
 
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya
 
Contoh Teks Anekdot
Contoh Teks AnekdotContoh Teks Anekdot
Contoh Teks Anekdot
 
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMK
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMKDasar-dasar Perbankan Kelas X SMK
Dasar-dasar Perbankan Kelas X SMK
 
Etika profesi Kelas X bab 1
Etika profesi Kelas X bab 1Etika profesi Kelas X bab 1
Etika profesi Kelas X bab 1
 
Biologi Kelas8 Hama dan Penyakit
Biologi Kelas8 Hama dan PenyakitBiologi Kelas8 Hama dan Penyakit
Biologi Kelas8 Hama dan Penyakit
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Adab bertamu dan menerima tamu

  • 1. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU Oleh : 1.Acika Chaerunnissa (01) 2.Bunga Dahlia (07) 3.Istiqomah (21) 4.Nandha Zulyana Eka Saputri (24) 5.Rika Dewi Rosalia (29) 6.Siti Kharrisotun Nisa (36)
  • 2. PENGERTIAN BERTAMU  Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang dianjurkan oleh Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu. Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Apabila tata krama ini dilanggar maka tujuan bertamu justru akan menjadi rusak, yakni merenggangnya hubungan persaudaraan. Islam telah memberi bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu aurat.          Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isya’, dan sebelum subuh. Allah SWT berfirman yang artinya: “hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’.(Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS An Nur : 58)
  • 3. ADAB BERTAMU DALAM ISLAM  1. Memilih Waktu Berkunjung Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu memilih waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang enak bagi tuan rumah bahkan terkadang mengganggunya. Dikatakan oleh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (HR. al-Bukhari no. 1706 dan Muslim no. 1928)
  • 4.  2. Meminta Izin kepada Tuan Rumah  Hal ini merupakan pengamalan dari perintah Allah subhanahu wa ta’ala di dalam firman-Nya:  “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An-Nur: 27)  Di antara hikmah yang terkandung di dalam permintaan izin adalah untuk menjaga pandangan mata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Meminta izin itu dijadikan suatu kewajiban karena untuk menjaga pandangan mata.” (HR. al-Bukhari no.5887 dan Muslim no. 2156 dari sahabat Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu)  Rumah itu seperti penutup aurat bagi segala sesuatu yang ada di dalamnya sebagaimana pakaian sebagai penutup aurat bagi tubuh. Jika seorang tamu meminta izin terlebih dahulu kepada penghuni rumah, maka ada kesempatan bagi penghuni rumah untuk mempersiapkan kondisi di dalam rumahnya. Di antara mudharat yang timbul jika seseorang tidak minta izin kepada penghuni rumah adalah bahwa hal itu akan menimbulkan kecurigaan dari tuan rumah, bahkan bisa-bisa dia dituduh sebagai pencuri, perampok, atau yang semisalnya, karena masuk rumah orang lain secara diam-diam merupakan tanda kejelekan. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala melarang kaum mukminin untuk memasuki rumah orang lain tanpa seizin penghuninya. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
  • 5.  Adapun tata cara meminta izin adalah sebagai berikut:  a. Mengucapkan salam Seseorang yang bertamu diperintahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu, sebagaimana ayat 27 dari surah An-Nur di atas. Pernah salah seorang sahabat dari Bani ‘Amir meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu sedang berada di rumahnya. Orang tersebut mengatakan, “Bolehkah saya masuk?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan pembantunya dengan sabdanya, “Keluarlah, ajari orang itu tata cara meminta izin, katakan kepadanya, “Assalamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?” Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut didengar oleh orang tadi, maka dia mengatakan, “Assalamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?” Akhirnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mempersilakannya untuk masuk ke rumah beliau. (HR. Abu Dawud no. 5177)
  • 6.  b. Meminta izin sebanyak tiga kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Meminta izin itu tiga kali, jika diizinkan maka masuklah, jika tidak, maka pulanglah.” (HR. al-Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 2153 dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)  Hadits tersebut memberikan bimbingan kepada kita bahwa batasan akhir meminta izin itu tiga kali. Jika penghuni rumah mempersilahkan masuk maka masuklah, jika tidak ada jawaban atau keberatan untuk menemui pada waktu itu maka pulanglah. Yang demikian itu bukan suatu aib bagi penghuni rumah tersebut dan bukan celaan bagi orang yang hendak bertamu, jika alasan penolakan itu dibenarkan oleh syariat. Bahkan merupakan penerapan dari firman Allah subhanahu wa ta’ala (yang artinya):  “Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An- Nur: 28)
  • 7.  c. Jangan mengintip ke dalam rumah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Barang siapa mengintip ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka sungguh telah halal bagi mereka untuk mencungkil matanya.” (HR. Muslim no. 2158 dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)  Dalam hadits ini, terdapat ancaman keras dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi seseorang yang bertamu dengan mengintip atau melongok ke dalam rumah yang ingin dikunjungi. Maka bagi tuan rumah berhak untuk mengamalkan hadits ini ketika ada seseorang yang berbuat demikian tanpa harus memberi peringatan terlebih dahulu pada seseorang tersebut dan tidak ada baginya keharusan untuk membayar diyat (harta tebusan) ataupun qishash (hukuman balas) terhadap apa yang dia lakukan terhadap orang tersebut.  Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban dan yang lainnya juga dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  “Barang siapa melongok ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka mereka boleh mencungkil matanya, tanpa harus membayar diyat dan tanpa qishash.” (Lihat Syarh Shahih Muslim dan Fathul Bari)
  • 8. 3. Mengenalkan Diri  Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang kisah Isra` Mi’raj, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin untuk dibukakan pintu langit. Jibril ditanya, “Siapa anda?” Jibril menjawab, “Jibril.” Kemudian ditanya lagi, “Siapa yang bersama anda?” Jibril menjawab, “Muhammad.” Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap pintu langit, Jibril ditanya, “Siapa anda?” Jibril menjawab, “Jibril.” (Muttafaqun ‘alaihi)
  • 9.  4. Menyebutkan Keperluannya  Di antara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan dia kepada tuan rumah supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu dan keperluannya sendiri. Hal ini sebagaimana kisah para malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):  “Ibrahim bertanya, “Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz- Dzariyat: 32)
  • 10. 5. Memintakan izin untuk tamu yang tidak diundang.  Jika bertamu dalam rangka memenuhi undangan, namun ada orang lain yang tidak diundang ikut bersamanya, maka hendaknya mengabarkan kepada tuan rumah dan memintakan izin untuknya. Hal ini pernah dialami oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana kisah sahabat Abu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,  “Di kalangan kaum Anshar ada seseorang yang dikenal dengan panggilan Abu Syu’aib. Dia mempunyai seorang budak penjual daging. Abu Syu’aib berkata kepadanya, “Buatlah makanan untukku, aku akan mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama empat orang lainnya. Maka dia pun mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama empat orang lainnya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang bersama 4 orang lainnya, ternyata ada seorang lagi yang mengikuti mereka, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya anda mengundang kami berlima, dan orang ini telah mengikuti kami, jikalau anda berkenan anda dapat mengizinkannya dan jika tidak anda dapat menolaknya.” Maka Abu Syu’aib berkata, “Ya, saya mengizinkannya.” (HR. al-Bukhari no. 5118 dan Muslim no. 2036)
  • 11.  6. Tidak Memberatkan Tuan Rumah dan Segera Kembali ketika Urusannya Selesai.  Bagi seorang tamu hendaknya berusaha tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah dan segera kembali ketika urusannya selesai. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):  “…tetapi jika kalian diundang maka masuklah, dan bila telah selesai makan kembalilah tanpa memperbanyak percakapan…” (Al-Ahzab: 53)  Disebutkan oleh para ulama bahwa perjamuan yang wajib dilakukan tuan rumah kepada tamu hanya satu hari satu malam (24 jam). Jamuan tiga hari berikutnya hukumnya mustahab (sunnah) dan lebih utama. Adapun jika lebih dari itu maka sebagai sedekah. Maka dari itu, bagi tamu yang menginap kalau sudah lewat dari tiga hari hendaknya meminta izin kepada tuan rumah. Kalau tuan rumah mengizinkan atau menahan dirinya maka tidak mengapa bagi si tamu tetap tinggal, dan jika sebaliknya maka wajib bagi si tamu untuk pergi. Karena keberadaan si tamu yang lebih dari tiga hari itu bisa mengakibatkan tuan rumah terjatuh dalam perbuatan ghibah, atau berniat untuk menyakitinya atau berburuk sangka. (Lihat Syarh Shahih Muslim)
  • 12.  7. Mendoakan Tuan Rumah  Hendaknya seorang tamu mendoakan tuan rumah atas jamuan yang dihidangkan kepadanya. Di antara doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu: ‫م‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫م‬ْ䍀 ‫ح‬َ‫ْم‬ ‫ر‬ْ䍀 ‫وا ا‬َ‫ْم‬ ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ل‬َ‫ْم‬ ‫ا‬‫ر‬ْ䍀 ‫ف‬ِ‫ْر‬‫غ‬ْ䍀 ‫وا‬َ‫ْم‬ ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ت‬َ‫ْم‬‫ق‬ْ䍀‫ز‬َ‫ْم‬ ‫ر‬َ‫ْم‬ ‫م اا‬َ‫ْم‬ ‫يا‬ْ䍀 ‫ف‬ِ‫ْر‬ ‫ما‬ْ䍀 ‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫ل‬َ‫ْم‬ ‫ا‬‫ك‬ْ䍀 ‫ر‬ِ‫ْر‬ ‫ب ا‬َ‫ْم‬ ‫ما‬ّ ‫َب‬‫ه‬ُ‫ْم‬ ‫َل‬ّ ‫َب‬‫ل‬‫ا‬  “Ya Allah berikanlah barakah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim no. 2042 dari sahabat Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu)
  • 13. ADAB MENERIMA TAMU DALAM ISLAM  a.      Kewajiban Menerima Tamu  Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW:                          ‫ها )رواها‬ُ‫ْم‬ ‫ف‬َ‫ْم‬‫ي‬ْ䍀‫ض‬َ‫ْم‬ ‫ما‬ْ䍀 ‫ر‬ِ‫ْر‬ ‫ك‬ْ䍀 ‫ي‬ُ‫ْم‬‫ل‬ْ䍀‫ ا‬‫ف‬َ‫ْم‬ ‫را‬ِ‫ْر‬ ‫خ‬ِ‫ْر‬ ‫ال‬َ‫ْم‬ ‫ما ا‬ِ‫ْر‬‫و‬ْ䍀 ‫ي‬َ‫ْم‬‫ل‬ْ䍀‫ا‬‫و‬َ‫ْم‬ ‫هللا‬ِ‫ْر‬ ‫ب اا ا‬ِ‫ْر‬ ‫نا‬ُ‫ْم‬ ‫م‬ِ‫ْر‬ ‫ؤ‬ْ䍀 ‫ي‬ُ‫ْم‬ ‫نا‬َ‫ْم‬ ‫ ا‬َ‫ْم‬‫ك‬َ‫ْم‬ ‫نا‬ْ䍀 ‫م‬َ‫ْم‬ ‫)البخ ارى‬  Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari)
  • 14.  .      Contoh Menerima Tamu  1.      Berpakaian yang pantas  Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.”  (HR Baihaqi)     2.      Menerima tamu dengan sikap yang baik  Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengann wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-jauhnya.   
  • 15.     3.      Menjamu tamu sesuai kemampuan  Termasuk salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya.     4.      Tidak perlu mengada-adakan  Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberi air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.
  • 16.    5.      Lama waktu  Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:    (‫عليه‬ ‫)متفق‬ ‫ه‬ِ ) ‫ي‬ْ‫ِه‬‫ل‬َ‫ْي‬‫ع‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ق‬َ‫ْي‬‫د‬َ‫ْي‬‫ص‬َ‫ْي‬ ‫و‬َ‫ْي‬ ‫ه‬ُ ‫ع‬ ‫ف‬َ‫ْي‬ ‫ك‬َ‫ْي‬ ‫ل‬ِ )‫لا‬‫ذ‬َ‫ْي‬ ‫ء‬َ‫ْي‬ ‫رلا‬َ‫ْي‬ ‫و‬َ‫ْي‬ ‫ن‬َ‫ْي‬ ‫كنا‬َ‫ْي‬ ‫منا‬َ‫ْي‬ ‫ف‬َ‫ْي‬ ‫م‬ٍ ‫َينا‬ّ‫ٍما‬‫لا‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ث‬َ‫ْي‬‫ال‬َ‫ْي‬ ‫ث‬َ‫ْي‬ ‫ة‬ُ ‫ع‬ ‫ف‬َ‫ْي‬‫ينا‬َ‫ْي‬‫ِض‬ّ‫َي‬ ‫لال‬َ‫ْي‬  Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR Muttafaqu Alaihi)     6.      Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang  Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
  • 17. Hikmah dan Tujuan Menerima Tamu  Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu mempererat tali silaturrahim dan semangat kebersamaaan antar sesama manusia.