SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ADAB BERTAMU
A. Pengertian Adab Bertamu
Dalam ajaran Islam ada dua konsep yang harus ditegakkan, yaitu Hablum
minallah dan Hablum minannas, Hablum Minallah artinya melakukan hubungan
dengan Allah, sedangkan Hablum minannas artinya melakukan hubungan antar
sesama manusia. Bertamu termasuk salah satu dari kegiatan hablum minannas. Jika
demikian, apa bertamu itu sebenarnya?
Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalm rangka mempererat tali
silaturahim. Maksud orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili), teman
sekantor, teman seprofesi dan sebagainya. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya,
antara lain menjeguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis,
membicarakan masalah keluarga dan sebagainya.
Bertamu itu ada peraturan dan caranya. Tamu yang baik akan memahami
aturan atau tatacara yang telah di tetapkan sesuai dengan tuntunan agama, baik
mengenai waktu bertamu maupun cara menempatkan diri (sopan santun) sebagai
tamu. Berapa lama waktu bertamu itu tidak ada. Biasanya lama bertamu itu
tergantung kepada keperluanya, artinya apabila keperluan sudah cukup maka tamu
pulang. Rosulullah memberi patokan secara umum bahwa bertamu itu paling lama 3
hari. Sabdanya:”bertamu itu 3 hari.”
Mengapa demikian? Sebab bertamu lebih dari 3 hari dapat merepotkan tuan
rumah (yang menerima tamu). Apalagi apabila tuan rumah dalam keadaan
kesempitan, artinya tidak mempunyai cukup rizki untuk menjamu tamu. Keadaan
demikian sudah barang tentu akan merepotkan dan mengganggu perasaan tuan rumah.
Gangguan perasaan adalah sebagian gangguan jiwa. Oleh karena itu agama tidak
membenarkan bertamu lebih dari tiga hari sehingga menyempitkan (menyulitkan)
tuan rumah.
Suasana yang dialami bagi orang yang biasa bersilaturahmi, hidup menjadi
lebih menyenangkan, nuaman, dan hati menjadai tentram sehingga hidup ii merasa
luas dan lega seakan umur bertambah, walaupun kenyataan yang sebenarnya umur
atau ajal manusia sudah ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan oleh Allah Swt.
Sabda Rasulullah saw. yang lain dari riwayat Aisyah:
ُ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ُ‫ة‬َ‫ل‬ِ‫ص‬ : َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ـ‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬.ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ـم‬ْ‫ع‬َ‫ال‬ْ‫ا‬ ِ‫ِف‬ َ‫ن‬ْ‫د‬ِ‫ز‬َ‫ي‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫ي‬ِِّ‫الد‬ َ‫ن‬ْ‫ر‬ِّ
ِ‫ـم‬َ‫ع‬ُ‫ـ‬‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫و‬َ‫جل‬ْ‫ا‬ ِ‫ق‬ُ‫ل‬ُ‫خل‬ْ‫ا‬
﴾‫عاشة‬ ‫عن‬ ‫ـقى‬‫ه‬‫ـ‬‫ي‬‫الب‬‫و‬‫ـمد‬‫ح‬‫أ‬ ‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬
Artinya :
“Sabda Rasulullah saw:”Bersilaturahmi, baik budi pekerti dan bertetangga yang
baik, akan meramaikan kampong dan dapat menabah umur.” (H.R Ahmad dan
Baihaqi dari Aisyah)
Hadis tersebut menambahkan selain bersilaturahmi, berakhlak yang baik
(Husnul Khuluq) dan bertetangga yang baik (Husnul Jawari) dapat pula mencptakan
suasana yang menyenangkan dan lebih semarak dalam hidup bermasyarakat. Oleh
karena itu ajaran islam member tuntunan atau tatakrama dalam berinteraksi antar
sesama misalnya bertamu dan yang menerima tamu.
B. Contoh -contohAdab Bertamu
Dalam bertamu ada beberapa tata cara atau adab yang harus diperhatikan, agar
suasana pertemuan tidak rusak karena adanya hal-hal yang tidak berkenan dihati
masing-masing pihak. Diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Mengetuk pintu disertai dengan memberi salam
Sebelum memasuki rumah seseorang, kita harus meminta izin terlebih dahulu
dengan mengucapkan salam, jika tuan rumah mempersilahkan kita masuk, berulah
kita masuk ke ruamahnya dengan sopan. Allah SWT berfirman:
َ‫ـه‬ُّ‫ي‬‫آ‬َ‫ي‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ن‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َّ‫ىت‬َ‫ح‬ ْ‫ـم‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ـ‬‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫غ‬‫ا‬ً‫ت‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ـ‬‫ب‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ت‬َ‫أل‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ا‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫اا‬‫ا‬َ‫ـله‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ ‫لى‬َ‫اع‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِِّ‫ل‬َ‫س‬ُ‫ت‬َ‫و‬‫قلى‬
َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ر‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ذل‬
.َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ك‬:‫﴿النور‬٢٧﴾
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS An Nur:27)
b. Tidak boleh masuk rumah sebelum dijinkan.
Jika telah tiga kali namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya
pulang dahulu dan datang pada lain kesempatan. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Minta ijin itu tiga kali, kalau mendapat ijin masuklah kamu, kalau tidak
hendaklah kamu kembali.” (HR.Bukhori dan Muslim).
c. Tidak diperbolehkan masuk atau bertamu jika yang dikunjungi tidak ada dalam
rumahnya.
Sebagai tamu, apabila kita tidak mendapati tuan rumah, atau merasa tidak
diterima oleh tuan rumah karena satu dan lain hal maka tinggalkanlah rumah itu
dengan segera. Tetapi jangan sampai memperlihatkan kekecewaan terhadap
perlakuan tuan rumah yang tidak berbudi baik tersebut.
Sebagaimana firman Allah:
َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬َ‫ذ‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َّ‫ىت‬َ‫اح‬َ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ت‬َ‫ال‬َ‫ف‬‫ا‬ً‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ـ‬‫ي‬ِ‫اف‬ْ‫و‬ُ‫د‬َِ‫َت‬ َْ‫َل‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ك‬ْ‫ز‬َ‫ا‬َ‫و‬ُ‫اه‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ج‬ْ‫ار‬َ‫ف‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ج‬ْ‫ار‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬‫قلى‬
َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬‫ا‬َِ‫ِب‬ ُ‫هللا‬ َ‫و‬
ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬:‫﴿النور‬٢٨﴾
Artinya: “Dan jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah
kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu:”Kembalilah!(hendaklah) kamu kembali. itu lebih suci bagimu dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S An. Nur :28)
d. Memakai pakaian yang pantas
Ini merupakan etika untuk menghargai orang lain. Sebagaimana firman Allah
SWT. Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.... ”
(QS Al Isra : 7)
e. Jangan mengintip ke dalam rumah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada
seorang lelaki mengintip dari sebuah lubang pintu rumah Rasullulah SAW dan
pada waktu itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka Rasullulah SAW
bersabda: ”Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku colok matamu.
Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk meminta izin itu adalah karena untuk
menjaga pandangan mata.” (HR Bukhari).
f. Memperkenalkan diri sebelum masuk
Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu
memperkenalkan diri secara jelas, terutama jika bertamu pada malam hari.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang artinya: “Dari Jabir ra la berkata: Aku
pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu aku mengetuk pintu rumah beliau.
Nabi SAW bertanya: “Siapakah itu?” Aku menjawab: “Saya” Beliau bersabda:
“Saya, saya...!” seakan-akan beliau marah.” (HR Bukhari). Kata “Saya” belum
memberi kejelasan. Oleh sebab itu, tamu hendaknya menyebutkan nama dirinya
secara jelas sehingga tuan rumah tidak ragu lagi untuk menerima kedatangannya.
g. Masuk dan duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan
duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya
membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang
tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan
rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang tidak sopan, bahkan dapat pula
dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari kesempatan. Apabila tamu tertarik
kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada tuan
rumah bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya.
h. Tamu laki-laki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang
wanita.
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga
tidak memberi izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam rumah
sedangkan ia hanya seorang diri sama halnya mengundang bahaya bagi dirinya
sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui diluar saja.
Sebagaimana sabda Nabi SAW: “janganlah seorang laki-laki bersepi-sepi
bersama perempuan kecuali dengan mahromnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
i. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan
tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap
jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus
terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati makanan atau minuman seperti itu.
Jika tuan rumah telah mempersilahkan untuk menikmati, tamu sebaiknya segera
menikmatinya, tidak usah menunggu sampai berkali-kali tuan rumah
mempersilahkan dirinya.
j. Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memilih
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya dilakukan
dengan tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali tangan kanan
berhalangan). Cara seperti ini tidak hanya dilakukan saat bertamu saja. Melainkan
dalam berbagai suasana, baik di rumah sendiri maupun di rumah orang lain.
k. Segeralah pulang setelah selesai urusan.
Kalau dirasa sudah sudah cukup keperluannya maka dengan sikap yang agak
berat kita berpamitan, untuk pulang. Tidak lupa sampaikan penghargaan yang
sebesar-besarnya atas sambutannya dengan harapan kita akan menanti
kedatangannya di rumah kita, dan dapat bertemu kembali dilain waktu.
ADAB MENERIMA TAMU
A. Pengertian Adab Menerima Tamu
Menerima tamu ialah menerima seseorang yang berkunjung ke rumah kita,
baik yang berasal dari jauh maupun yang tinggal di dekat rumah kita, yang disebut
tetangga atau kerabat.
Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya
dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga
Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah
satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu.
Sabda Rasulullah SAW:
َ‫ال‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫ض‬ ْ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ْي‬‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫خ‬‫(رو‬)‫البخارى‬ ‫اه‬
Artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia
memuliakan tamunya.”(HR Bukhari).
Sebagai tuan rumah atau orang yang kedatangan tamu, kita harus menerima
mereka dengan baik sesuai tata cara atau adab dalam ajaran Islam. Tamu adalah raja
yang harus dihormati dan dihargai. Sesuai kemampuan dan batas-batas penghormatan
tertentu. Oleh karena itu, kita wajib menghormati tamu yang berkunjung ke rumah
kita sesuai kemampuan yang ada. Menghormati tidak harus berbentuk materi,
makanan atau minuman, melainkan lebih kepada sikap perilaku yang mulia terhadap
tamu.
Perhatikan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Ka’ab bin Malik:
﴾‫ـمد‬‫ح‬‫أ‬ ‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬ .ً‫ة‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ض‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ا‬
Artinya :
“Hormatilah tamu-tamu yang berkunjung ke rumahmu, karena sesungguhnya
dalam penghormatan terhadap mereka terhadap rahmad.” (H.R Ahmad)
B. Contoh-contoh Adab Menerima Tamu
Tamu perlu diterima dengan cara-cara yang baik. Tuan rumah mempunyai
tanggung jawab atas keselamatan tamunya. Selain keselamatan dan keamanan juga
perlu diusahakan, kesenangan dan ketenangan bagi tamunya, asal tamu tersebut
orang-orang yang baik dan tidak bermaksud jahat terhadap tuan rumah. Adab
bertamu, diantaranya adalah:
a. Menjawab salam yang diucapakan tamu
Menjawab Salam saudara kita sesama muslim berarti merealisasikan sunnah
Rosululloh dan menunaikan hak sesama muslim. Dari Abu Hurairoh berkata: Saya
mendengar Rosululloh bersabda: “Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada
lima; Menjawab salam… ”. Adapun apabila ahli kitab yang mengucapkan salam,
maka jawabannya cukup hanya dengan ucapan “alaik” atau “alaikum” saja,
sebagaimana keterangan yang lalu.
b. Memberikan ijin masuk, lalu dipersilahkan duduk
Apabila sudah diterima dengan baik dan setelah tuan rumah mempersilahkan
untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk dengan sopan di tempat duduk
yang telah disediakan. Janganlah berbuat seenaknya di rumah orang, meskipun
udah dikatakan oleh tuan rumah, anggaplah sebagai rumah sendiri. Itu adalah hak
dan kewajiban dia sebagai tuan rumah, sedangkan kamu mempunyai hak dan
kewajiban tersendiri sebagai tamu.
Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara
bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat
menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang
tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari
kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih
ia berterus terang kepada tuan rumah bahwa ia tertarik dan ingin
memperhatikannya.
c. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghormati tamu
Harus bersikap ramah dan sopan, sebab menerima tamu hukumnya wajib,
khususnya tamu teman akrab. Bahkan Rasulullah saw menjadikannya sebagai tolak
ukur keimanan seseorang. Sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:
ُ‫ه‬َ‫ف‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫ض‬ ْ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ْي‬‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫خ‬َ‫ال‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫(رو‬)‫البخارى‬ ‫اه‬
Artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia
memuliakan tamunya.”(HR Bukhari).
d. Berpakaian yang pantas, rapi dan sopan
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan
pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas
dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri.
Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah
kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR
Baihaqi).
Demikian pula sebaliknya. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.... ” (QS Al
Isra : 7)
e. Boleh menanyakan siapa namanya
Ketika sohibul bait (tuan rumah) mengetahui ada tamu yang sedang meminta
izin masuk ke rumahnya sedangkan dia tidak mengenal sebelumnya, maka boleh
menanyakan namanya.
f. Memberi jamuan
Menjamu tamu sesuai kemampuan, salah satu cara menghormati tamu ialah
memberi jamuan kepadanya. Tidak perlu mengada-adakan, kewajiban menjamu
tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh
sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya.
Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas,
sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya.
Jika hanya mampu memberi air putih maka air putih itulah yang disuguhkan.
Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap
yang ramah.
g. Berjabat Tangan
ketika bertemu dengan tamu saudara sesama muslim, disunnahkan berjabat
tangan sebagaimana amalan para sahabat Nabi Muhammad.
h. Boleh Saling Berpelukan
Berpelukan dengan tamu yang datang dari bepergian, pada asalnya
dibolehkan, karena banyak sahabat Rosulullah SAW. yang mengamalkannya
i. Mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai di depan rumah dengan memberi
salam.
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan
rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih
semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan
baik.

More Related Content

What's hot

Meneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahMeneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahSofyan Siroj
 
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan Eneng Susanti
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
Akhlak terhadap sesama dan lingkungan
Akhlak terhadap sesama dan lingkunganAkhlak terhadap sesama dan lingkungan
Akhlak terhadap sesama dan lingkunganmuhammad habibi
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiFakhri Cool
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiFahmi Ali
 
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidindayat7
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah AisyahRpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyahvictoria nurhasanudin
 
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATandri zulfikar
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Rian Ramdani
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifImam Iswanto
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 

What's hot (20)

Fiqh prioritas
Fiqh prioritasFiqh prioritas
Fiqh prioritas
 
Meneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahMeneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullah
 
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan
Quran Hadis tentang Sabar menghadapi ujian dan cobaan
 
Nabi Ayub As
Nabi Ayub AsNabi Ayub As
Nabi Ayub As
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Akhlak terhadap sesama dan lingkungan
Akhlak terhadap sesama dan lingkunganAkhlak terhadap sesama dan lingkungan
Akhlak terhadap sesama dan lingkungan
 
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas RawiPembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
Pembagian Hadits Secara Umum Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas Rawi
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul Azmi
 
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-RasyidinPerkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Perkembangan Islam pada Masa Khulafaur-Rasyidin
 
Ppt jual beli
Ppt jual beliPpt jual beli
Ppt jual beli
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah AisyahRpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
Rpp 1 kisah keteladanan sahabat Umar dan sayyidah Aisyah
 
Fiqih shalat
Fiqih shalatFiqih shalat
Fiqih shalat
 
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYATISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
ISTIQOMAH...SAMPAI AKHIR HAYAT
 
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
Hadits Dhoif (kriteria & macam-macam)
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku PositifIbadah dan Pembentukan Perilaku Positif
Ibadah dan Pembentukan Perilaku Positif
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 

Viewers also liked

Adab melayan tetamu
Adab melayan tetamuAdab melayan tetamu
Adab melayan tetamuyusnizayahya
 
Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuNandha Zulyana
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan Tetamu
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan TetamuPAI Form 3 Adab Menerima & Melayan Tetamu
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan TetamuNureen Umairah
 
Etika menerima tamu
Etika menerima tamuEtika menerima tamu
Etika menerima tamuSMEA 07 YK
 
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)Zakiyah Ulfa Aryani
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (11)

Adab melayan tetamu
Adab melayan tetamuAdab melayan tetamu
Adab melayan tetamu
 
Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamu
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
 
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan Tetamu
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan TetamuPAI Form 3 Adab Menerima & Melayan Tetamu
PAI Form 3 Adab Menerima & Melayan Tetamu
 
Ppt bertamu
Ppt bertamuPpt bertamu
Ppt bertamu
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Adab Menerima Tamu
Adab Menerima TamuAdab Menerima Tamu
Adab Menerima Tamu
 
Etika menerima tamu
Etika menerima tamuEtika menerima tamu
Etika menerima tamu
 
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)
Tata cara menerima tamu ( Administrasi Perkantoran)
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu

Makalah adab bertamu copy
Makalah adab bertamu   copyMakalah adab bertamu   copy
Makalah adab bertamu copyandreanapulu
 
Makalah adab bertamu
Makalah adab bertamuMakalah adab bertamu
Makalah adab bertamuandreanapulu
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuNurul Wulandari
 
Akhlak bermasyarakat
Akhlak bermasyarakatAkhlak bermasyarakat
Akhlak bermasyarakatHadi Rosadi
 
Id the protective_fortress
Id the protective_fortressId the protective_fortress
Id the protective_fortressLoveofpeople
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUibmn
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriIffa Tabahati
 
Adab berfacebook dari sudut islam
Adab berfacebook dari sudut islamAdab berfacebook dari sudut islam
Adab berfacebook dari sudut islamSiti Najwa
 
Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1Wan Mohd
 
Tingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiTingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiYandra Helira
 
Adil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docxAdil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docxMohZaini6
 
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...jamaluinghafur
 

Similar to Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu (20)

Makalah adab bertamu copy
Makalah adab bertamu   copyMakalah adab bertamu   copy
Makalah adab bertamu copy
 
Makalah adab bertamu
Makalah adab bertamuMakalah adab bertamu
Makalah adab bertamu
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Akhlak bermasyarakat
Akhlak bermasyarakatAkhlak bermasyarakat
Akhlak bermasyarakat
 
Berperilaku Terpuji
Berperilaku TerpujiBerperilaku Terpuji
Berperilaku Terpuji
 
Id the protective_fortress
Id the protective_fortressId the protective_fortress
Id the protective_fortress
 
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMUTAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
TAZKIRAH MEMULIAKAN TETAMU
 
Al-Islam 2
Al-Islam 2Al-Islam 2
Al-Islam 2
 
Akhlak tercela
Akhlak tercelaAkhlak tercela
Akhlak tercela
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istri
 
Persentase kkpi
Persentase kkpiPersentase kkpi
Persentase kkpi
 
Akhlaqul karimah
Akhlaqul karimahAkhlaqul karimah
Akhlaqul karimah
 
Adab berfacebook dari sudut islam
Adab berfacebook dari sudut islamAdab berfacebook dari sudut islam
Adab berfacebook dari sudut islam
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1
 
Tingkah laku terpuji
Tingkah laku terpujiTingkah laku terpuji
Tingkah laku terpuji
 
Adil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docxAdil-Ikhsan 5.docx
Adil-Ikhsan 5.docx
 
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...
berbaik sangka pada zat yang maha menciptakan dan meniru sifat zat yang Agung...
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu

  • 1. ADAB BERTAMU A. Pengertian Adab Bertamu Dalam ajaran Islam ada dua konsep yang harus ditegakkan, yaitu Hablum minallah dan Hablum minannas, Hablum Minallah artinya melakukan hubungan dengan Allah, sedangkan Hablum minannas artinya melakukan hubungan antar sesama manusia. Bertamu termasuk salah satu dari kegiatan hablum minannas. Jika demikian, apa bertamu itu sebenarnya? Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalm rangka mempererat tali silaturahim. Maksud orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili), teman sekantor, teman seprofesi dan sebagainya. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya, antara lain menjeguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis, membicarakan masalah keluarga dan sebagainya. Bertamu itu ada peraturan dan caranya. Tamu yang baik akan memahami aturan atau tatacara yang telah di tetapkan sesuai dengan tuntunan agama, baik mengenai waktu bertamu maupun cara menempatkan diri (sopan santun) sebagai tamu. Berapa lama waktu bertamu itu tidak ada. Biasanya lama bertamu itu tergantung kepada keperluanya, artinya apabila keperluan sudah cukup maka tamu pulang. Rosulullah memberi patokan secara umum bahwa bertamu itu paling lama 3 hari. Sabdanya:”bertamu itu 3 hari.” Mengapa demikian? Sebab bertamu lebih dari 3 hari dapat merepotkan tuan rumah (yang menerima tamu). Apalagi apabila tuan rumah dalam keadaan kesempitan, artinya tidak mempunyai cukup rizki untuk menjamu tamu. Keadaan demikian sudah barang tentu akan merepotkan dan mengganggu perasaan tuan rumah. Gangguan perasaan adalah sebagian gangguan jiwa. Oleh karena itu agama tidak membenarkan bertamu lebih dari tiga hari sehingga menyempitkan (menyulitkan) tuan rumah. Suasana yang dialami bagi orang yang biasa bersilaturahmi, hidup menjadi lebih menyenangkan, nuaman, dan hati menjadai tentram sehingga hidup ii merasa luas dan lega seakan umur bertambah, walaupun kenyataan yang sebenarnya umur atau ajal manusia sudah ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan oleh Allah Swt.
  • 2. Sabda Rasulullah saw. yang lain dari riwayat Aisyah: ُ‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬َ‫و‬ ِ‫م‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ُ‫ة‬َ‫ل‬ِ‫ص‬ : َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ـ‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬.ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ـم‬ْ‫ع‬َ‫ال‬ْ‫ا‬ ِ‫ِف‬ َ‫ن‬ْ‫د‬ِ‫ز‬َ‫ي‬َ‫و‬َ‫ار‬َ‫ي‬ِِّ‫الد‬ َ‫ن‬ْ‫ر‬ِّ ِ‫ـم‬َ‫ع‬ُ‫ـ‬‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫و‬َ‫جل‬ْ‫ا‬ ِ‫ق‬ُ‫ل‬ُ‫خل‬ْ‫ا‬ ﴾‫عاشة‬ ‫عن‬ ‫ـقى‬‫ه‬‫ـ‬‫ي‬‫الب‬‫و‬‫ـمد‬‫ح‬‫أ‬ ‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬ Artinya : “Sabda Rasulullah saw:”Bersilaturahmi, baik budi pekerti dan bertetangga yang baik, akan meramaikan kampong dan dapat menabah umur.” (H.R Ahmad dan Baihaqi dari Aisyah) Hadis tersebut menambahkan selain bersilaturahmi, berakhlak yang baik (Husnul Khuluq) dan bertetangga yang baik (Husnul Jawari) dapat pula mencptakan suasana yang menyenangkan dan lebih semarak dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu ajaran islam member tuntunan atau tatakrama dalam berinteraksi antar sesama misalnya bertamu dan yang menerima tamu. B. Contoh -contohAdab Bertamu Dalam bertamu ada beberapa tata cara atau adab yang harus diperhatikan, agar suasana pertemuan tidak rusak karena adanya hal-hal yang tidak berkenan dihati masing-masing pihak. Diantaranya yaitu sebagai berikut : a. Mengetuk pintu disertai dengan memberi salam Sebelum memasuki rumah seseorang, kita harus meminta izin terlebih dahulu dengan mengucapkan salam, jika tuan rumah mempersilahkan kita masuk, berulah kita masuk ke ruamahnya dengan sopan. Allah SWT berfirman: َ‫ـه‬ُّ‫ي‬‫آ‬َ‫ي‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫س‬ِ‫ن‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َّ‫ىت‬َ‫ح‬ ْ‫ـم‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ـ‬‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫غ‬‫ا‬ً‫ت‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ـ‬‫ب‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ت‬َ‫أل‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ن‬َ‫م‬َ‫ا‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫اا‬‫ا‬َ‫ـله‬ْ‫ه‬َ‫ا‬ ‫لى‬َ‫اع‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِِّ‫ل‬َ‫س‬ُ‫ت‬َ‫و‬‫قلى‬ َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ر‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ذل‬ .َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َّ‫ك‬:‫﴿النور‬٢٧﴾ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS An Nur:27)
  • 3. b. Tidak boleh masuk rumah sebelum dijinkan. Jika telah tiga kali namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya pulang dahulu dan datang pada lain kesempatan. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Minta ijin itu tiga kali, kalau mendapat ijin masuklah kamu, kalau tidak hendaklah kamu kembali.” (HR.Bukhori dan Muslim). c. Tidak diperbolehkan masuk atau bertamu jika yang dikunjungi tidak ada dalam rumahnya. Sebagai tamu, apabila kita tidak mendapati tuan rumah, atau merasa tidak diterima oleh tuan rumah karena satu dan lain hal maka tinggalkanlah rumah itu dengan segera. Tetapi jangan sampai memperlihatkan kekecewaan terhadap perlakuan tuan rumah yang tidak berbudi baik tersebut. Sebagaimana firman Allah: َ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬َ‫ذ‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َّ‫ىت‬َ‫اح‬َ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬َ‫ت‬َ‫ال‬َ‫ف‬‫ا‬ً‫د‬َ‫ح‬َ‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ـ‬‫ي‬ِ‫اف‬ْ‫و‬ُ‫د‬َِ‫َت‬ َْ‫َل‬ ْ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ى‬َ‫ك‬ْ‫ز‬َ‫ا‬َ‫و‬ُ‫اه‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ج‬ْ‫ار‬َ‫ف‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ِ‫ج‬ْ‫ار‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬‫قلى‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ـ‬‫ت‬‫ا‬َِ‫ِب‬ ُ‫هللا‬ َ‫و‬ ُ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬:‫﴿النور‬٢٨﴾ Artinya: “Dan jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu:”Kembalilah!(hendaklah) kamu kembali. itu lebih suci bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S An. Nur :28) d. Memakai pakaian yang pantas Ini merupakan etika untuk menghargai orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT. Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.... ” (QS Al Isra : 7) e. Jangan mengintip ke dalam rumah Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada seorang lelaki mengintip dari sebuah lubang pintu rumah Rasullulah SAW dan pada waktu itu beliau sedang menyisir rambutnya. Maka Rasullulah SAW bersabda: ”Jika aku tahu engkau mengintip, niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk meminta izin itu adalah karena untuk menjaga pandangan mata.” (HR Bukhari).
  • 4. f. Memperkenalkan diri sebelum masuk Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu memperkenalkan diri secara jelas, terutama jika bertamu pada malam hari. Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang artinya: “Dari Jabir ra la berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu aku mengetuk pintu rumah beliau. Nabi SAW bertanya: “Siapakah itu?” Aku menjawab: “Saya” Beliau bersabda: “Saya, saya...!” seakan-akan beliau marah.” (HR Bukhari). Kata “Saya” belum memberi kejelasan. Oleh sebab itu, tamu hendaknya menyebutkan nama dirinya secara jelas sehingga tuan rumah tidak ragu lagi untuk menerima kedatangannya. g. Masuk dan duduk dengan sopan Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada tuan rumah bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya. h. Tamu laki-laki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita. Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga tidak memberi izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam rumah sedangkan ia hanya seorang diri sama halnya mengundang bahaya bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup ditemui diluar saja. Sebagaimana sabda Nabi SAW: “janganlah seorang laki-laki bersepi-sepi bersama perempuan kecuali dengan mahromnya”. (HR. Bukhari dan Muslim) i. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah mempersilahkan untuk menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya, tidak usah menunggu sampai berkali-kali tuan rumah mempersilahkan dirinya.
  • 5. j. Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memilih Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya dilakukan dengan tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali tangan kanan berhalangan). Cara seperti ini tidak hanya dilakukan saat bertamu saja. Melainkan dalam berbagai suasana, baik di rumah sendiri maupun di rumah orang lain. k. Segeralah pulang setelah selesai urusan. Kalau dirasa sudah sudah cukup keperluannya maka dengan sikap yang agak berat kita berpamitan, untuk pulang. Tidak lupa sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas sambutannya dengan harapan kita akan menanti kedatangannya di rumah kita, dan dapat bertemu kembali dilain waktu. ADAB MENERIMA TAMU A. Pengertian Adab Menerima Tamu Menerima tamu ialah menerima seseorang yang berkunjung ke rumah kita, baik yang berasal dari jauh maupun yang tinggal di dekat rumah kita, yang disebut tetangga atau kerabat. Sebagai agama yang sempurna, Islam juga memberi tuntunan bagi umatnya dalam menerima tamu. Demikian pentingnya masalah ini (menerima tamu) sehingga Rasulullah SAW menjadikannya sebagai ukuran kesempurnaan iman. Artinya, salah satu tolak ukur kesempurnaan iman seseorang ialah sikap dalam menerima tamu. Sabda Rasulullah SAW: َ‫ال‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫ض‬ ْ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ْي‬‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫خ‬‫(رو‬)‫البخارى‬ ‫اه‬ Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari). Sebagai tuan rumah atau orang yang kedatangan tamu, kita harus menerima mereka dengan baik sesuai tata cara atau adab dalam ajaran Islam. Tamu adalah raja yang harus dihormati dan dihargai. Sesuai kemampuan dan batas-batas penghormatan tertentu. Oleh karena itu, kita wajib menghormati tamu yang berkunjung ke rumah kita sesuai kemampuan yang ada. Menghormati tidak harus berbentuk materi,
  • 6. makanan atau minuman, melainkan lebih kepada sikap perilaku yang mulia terhadap tamu. Perhatikan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Ka’ab bin Malik: ﴾‫ـمد‬‫ح‬‫أ‬ ‫اه‬‫و‬‫﴿ر‬ .ً‫ة‬َْ‫ْح‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ْ‫و‬ُ‫ـ‬‫ي‬ُ‫ض‬‫ا‬ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ا‬ Artinya : “Hormatilah tamu-tamu yang berkunjung ke rumahmu, karena sesungguhnya dalam penghormatan terhadap mereka terhadap rahmad.” (H.R Ahmad) B. Contoh-contoh Adab Menerima Tamu Tamu perlu diterima dengan cara-cara yang baik. Tuan rumah mempunyai tanggung jawab atas keselamatan tamunya. Selain keselamatan dan keamanan juga perlu diusahakan, kesenangan dan ketenangan bagi tamunya, asal tamu tersebut orang-orang yang baik dan tidak bermaksud jahat terhadap tuan rumah. Adab bertamu, diantaranya adalah: a. Menjawab salam yang diucapakan tamu Menjawab Salam saudara kita sesama muslim berarti merealisasikan sunnah Rosululloh dan menunaikan hak sesama muslim. Dari Abu Hurairoh berkata: Saya mendengar Rosululloh bersabda: “Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada lima; Menjawab salam… ”. Adapun apabila ahli kitab yang mengucapkan salam, maka jawabannya cukup hanya dengan ucapan “alaik” atau “alaikum” saja, sebagaimana keterangan yang lalu. b. Memberikan ijin masuk, lalu dipersilahkan duduk Apabila sudah diterima dengan baik dan setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendaknya tamu masuk dan duduk dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Janganlah berbuat seenaknya di rumah orang, meskipun udah dikatakan oleh tuan rumah, anggaplah sebagai rumah sendiri. Itu adalah hak dan kewajiban dia sebagai tuan rumah, sedangkan kamu mempunyai hak dan kewajiban tersendiri sebagai tamu. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat
  • 7. menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari kesempatan. Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada tuan rumah bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya. c. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghormati tamu Harus bersikap ramah dan sopan, sebab menerima tamu hukumnya wajib, khususnya tamu teman akrab. Bahkan Rasulullah saw menjadikannya sebagai tolak ukur keimanan seseorang. Sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi: ُ‫ه‬َ‫ف‬ْ‫ـ‬‫ي‬َ‫ض‬ ْ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ُ‫ْي‬‫ل‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ِ‫خ‬َ‫ال‬‫ا‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ـ‬‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ ‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ـ‬‫ي‬ َ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫(رو‬)‫البخارى‬ ‫اه‬ Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.”(HR Bukhari). d. Berpakaian yang pantas, rapi dan sopan Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR Baihaqi). Demikian pula sebaliknya. Allah SWT berfirman: Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.... ” (QS Al Isra : 7) e. Boleh menanyakan siapa namanya Ketika sohibul bait (tuan rumah) mengetahui ada tamu yang sedang meminta izin masuk ke rumahnya sedangkan dia tidak mengenal sebelumnya, maka boleh menanyakan namanya.
  • 8. f. Memberi jamuan Menjamu tamu sesuai kemampuan, salah satu cara menghormati tamu ialah memberi jamuan kepadanya. Tidak perlu mengada-adakan, kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberi air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah. g. Berjabat Tangan ketika bertemu dengan tamu saudara sesama muslim, disunnahkan berjabat tangan sebagaimana amalan para sahabat Nabi Muhammad. h. Boleh Saling Berpelukan Berpelukan dengan tamu yang datang dari bepergian, pada asalnya dibolehkan, karena banyak sahabat Rosulullah SAW. yang mengamalkannya i. Mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai di depan rumah dengan memberi salam. Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.