2. ADAB MENERIMA TAMU
1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya
mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan
orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa),
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
اولَاياأ كُلَُاطعااامكاإَِلَاتاقِ يَ,لَاتاُصاحِ بَ إِلَامُ ؤمِنًا
“Janganlah engkau berteman melainkan
dengan seorang mukmin, dan janganlah
memakan makananmu melainkan orang
yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi)
3. 2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang
kaya saja, tanpa mengundang orang
miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
اش رَ الاطعاامَِاطعاامَُ ا لاولِيامةَِ يُ داعى لااها الأا غنِيااءَُ ،اويُت اركَُ ا لَفُقااراءَُ
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan
walimah di mana orang-orang kayanya
diundang dan orang-orang miskinnya
ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
4. 3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya
kalau diundang
4. Disunahkan mengucapkan selamat datang
kepada para tamu sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu,
bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
bersabda,
ام راحبًا بِا لاو فدَِ الاذِيانَاجاءُوااغ يارَاخازاياااوَلَانادااامى
“Selamat datang kepada para utusan yang
datang tanpa merasa terhina dan
menyesal.” (HR. Bukhari)
5. 5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan
untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi,
tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan
makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman
yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis
salam bersama tamu-tamunya:
َ فاارااغَفاقاارباهَُ إِلا يهِ مَ قااالَ آلَا . إِلاى أا هلِهَِ فااجااءَ بِعِ ج لَاسمِ ي نَ تاأ كُلُ وانَ
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan
membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia
mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu
Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian
makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
6.
7. 8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan
daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan
apabila para tamu duduk dengan tertib.
9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada
tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ام نَ لا مَ يا راح مَاصغِ يارناااويُجِالَاكبِ يارناا فَالا يامََِناا
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih
kecil dari kami serta tidak menghormati yang
lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR
Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini
menunjukkan perintah untuk menghormati orang
yang lebih tua.
8. 10. Jangan mengangkat makanan yang
dihidangkan sebelum tamu selesai
menikmatinya.
11. Di antara adab orang yang memberikan
hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang
dengan pembicaraan yang
menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka
tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka,
bermuka manis ketika mereka datang, dan
merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
9. 12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala
menghidangkan makanan tersebut kepadanya
sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim
‘alaihis salam,
فاقاارباهَُ إِلا يهِ مَ
“Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan
tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27)
13. Mempercepat untuk menghidangkan
makanan bagi tamu sebab hal tersebut
merupakan penghormatan bagi mereka.
10. 14. Merupakan adab dari orang yang
memberikan hidangan ialah melayani para
tamunya dan menampakkan kepada
mereka kebahagiaan serta menghadapi
mereka dengan wajah yang ceria dan
berseri-seri.
11. 15. Adapun masa penjamuan tamu adalah
sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
ال ضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّا مُ وَجَائ زَت هُ يَوْ مُ وَلَيَ لَْْةُ وَلَُ يَ ح لُ لرَ ج لُ مسْ ل مُ أَنُْ ي قيْمَُ عنْدَُ أَ خيْ هُ حَتَّى يُ ؤْْث مَهُ قالَ وْا
ي قيْ مُ عنْدَهُ وَلَُ شَيْئَُ لَهُ يقْ ريْ هُ ب هُ:يَارَس وْلَُ اللُ وَكَيْفَُ ي ؤْْث مَهُ ؟ قَالَُ
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun
memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi
seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya
sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya
Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu
tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai
apa-apa untuk menjamu tamunya.”