1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap
warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu, pendidikan
yang mempengaruhi perkembangan manusia dan seluruh aspek kepribadian
dan kehidupannya. Seiring dengan perkembangan zaman setiap orang
berlomba - lomba menuntut ilmu demi mendapatkan pendidikan yang
lebih baik dari jenjang yang rendah ke jenjang yang lebih tinggi terus
dilalui bahkan tidak cukup dengan itu pendidikan ekstra pun di jalankan.
Salah satu pengertian yang sangat umum dikemukakan oleh Drikaya
( 1970 ) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan
manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insani harus
diwujudkan didalam seluruh proses atas upaya pendidikan. Di dalam
kamus Internasional Pendidikan ( International Dictionary Of Education )
pendidikan setidak - tidaknya memiliki 3 ciri utama yaitu :
1. Proses mengembangkan kemampuan sikap, dan bentuk - bentuk tingkah
laku lainnya didalam masyarakat dimana dia hidup.
2. Proses social dimana seseorang diharapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol untuk mencapai kompetensi sosial dan
pertumbuhan individual secara optimum
3. Proses pengembangan pribadi atau untuk manusia
Dalam undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional pasal 1 ( 1) menyatakan makna pendidikan bahwa “ usaha
sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan , pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulis serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya masyarakat
bangsa dan Negara.
Jika dikaji lebih mendalam, makna pendidikan mengandung beberapa
hal yaitu :
2. 2
1. Pendidikan itu merupakan usaha sadar, artinya tindakan mendidik bukan
merupakan tindakan yang bersifat reflex atau spontan tanpa tujuan dan
rencana yang jelas, Melainkan merupakan tindakan yang rasional,
disengajka, disiapkan , direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Tindakan mendidik harus didasarkan atas tujuan dan dengan alasan -
alasan yang rasional dan normatif bukan tindakan serampangan atau
asal - asalan.
2. Paradigma baru praktek pendidikan lebih menekankan kepada
pembelajaran ahli - ahli kepada proses mengajar yang mengutamakan
peran guru, melainkan secara sengaja dan terencana guru memanfaatkan
berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan untuk
mencapai keberhasilan belajar anak.
3. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif
menjadi focus utama proses pendidikan.
4. Anak harus aktif artinya bukan hanya mendengarkan saja, melainkan
harus lebih banyak bertanya, melakukan kegiatan tertentu , mencari
sumber belajar, mencoba dan menemukan sendiri.
5. Tujuan pendidikan adalah menumbuh kembangkan pribadi - pribadi
yang beriman dan bertakwa , berakhlak mulia, cerdas dan memiliki
keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan dirinya, masyarakat dan
Bangsa.
Pendidikan sebagai aspek penunjang keberhasilan siswa salah satu
yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilannya yaitu dengan melihat
hasil belajar siswa secara berkesinambungan . Dalam hal ini, guru harus
memberdayakan seluruh kompetensi dan sumber daya yang dimiliki oleh
siswa sehingga mendapat hasil belajar yang maksimal baik dari segi
kognitif, efektif dan prikomotor.
Masalah hasil belajar siswa semakin menarik perhatian sejalan
dengan makin menguatnya tuntutan pembelajaran yang menginginkan adanya
out put yang berkualitas serta dapat dipertanggung jawabkan. Di SD Negeri
17 Lohia misalnya hasil belajar siswa kelas IV terkadang tidak sesuai
dengan harapan. Padahal, guru sudah berusaha dengan segala kemampuannya
untuk mengajar sebaik mungkin dengan harapan hasil belajar siswa yang
diperoleh memuaskan. Tentu guru tidak tinggal diam dengan hasil yang
3. 3
didapa tersebut. Guru harus berusaha dan benar - benar melihat
ketuntasabn belajar yang telah dicapai oleh siswa pada waktu tertentu
termaksud didalamnya melakukan berbagai telaah terhadap proses
pembelajaran yang dilaksanakan disertai dengan usaha - usaha yang
berkelanjutan perbaikan terhadap ketuntasan belajar siswa biasanya
dilakukan melalui kegiatan remedial.
Kenyataan menunjukkan bahwa penggunaan metode mengajar yang
tidak tepat oleh guru dapat berdampak bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Namun bukan berarti pada saat guru melakukan pengajaran harus
menerapkan semua metode yang ada, tetapi guru harus pandai merancang
dan menyesuaikan materi yang akan diajarkan dengan metode yang
digunakan . Bagi Mata Pelajaran IPA, penggunaan metode mengajar harus
tepat karena tidak jarang ditemukan hasil belajar yang masih rendah yang
disebabkan adanya masalah - masalah yang terjadi pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Masalah rendahnya hasil belajar siswa bukan
hanya karena pemilihan metode yang tidak sesuai dengan materi, akan
tetapi bisa jadi karena kurangnya kreasi guru melibatkan siswa untuk
aktif dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran IPA
dengan memfokuskan dalam judul penelitian “ UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI
METODE DISKUSI DI KELAS 4 SD NEGERI 17 LOHIA
KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA “.
1.1.1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dapat ditemukan setelah ada hasil belajar yang
diperoleh siswa melalui evaluasi. Sebelum evaluasi tentu ada proses
pembelajaran yang berlangsung yang dibawakan oleh guru terhadap siswa
sehingga soal – soal yang diberikan bisa dijawab.
Setelah proses evaluasi selesai, guru dapat memperoleh data tentang
hasil belajar siswa yang dicapai. Dari data yang dikumpulkan diketahui hasil
belajar siswa belum mencapai Kriteria ketuntasan minimal yang telah
4. 4
ditentukan, maka guru peneliti dibantu oleh teman sejawat mengidentifikasi
masalah – masalah selama proses pembelajaran langsung yaitu :
1. Masih banyak siswa yang memperoleh hasil rendah pada pelajaran
IPA, menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan
fungsinya.
2. Dalam memberikan apersepsi, guru menyampaikan tidak secara
mendalam sehinga pengetahuan awal siswa masih mengambang.
3. Pada saat guru memberikan tugas diskusi kelompok, tidak semua
siswa terlibat aktif.
1.1.2. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka guru peneliti dapat
menganalisis yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu :
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap penyampaian guru
2. Banyak siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pelajaran termasuk
pada saat mengerjakan tugas diskusi
3. Adanya tindakan pembiaran pada siswa yang tidak aktif
4. Kurangnya penguasaan terhadap metode yang digunakan
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan hasil analisis
masalah yang ada yaitu :
“ Bagaimana Cara Menerapkan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA, Menjelaskan Hubungan
Antara Struktur Akar Tumbuhan Dengan Fungsinya Di Kelas IV SD
Negeri 17 Lohia “
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran IPA, menjelaskan Hubungan Antara Struktur Akar Tumbuhan
Dengan Fungsinya melalui metode diskusi
5. 5
1.4. Manfaat Penelitian
- Bagi Siswa
Dapat emmbantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran
dengan meningkatkan keterlibatan peran aktif dari masing – masing
pelajar sehingga mencapai hasil belajar yang memuaskan
- Bagi Guru
1. Dapat dimanfaatkan guru untuk emmperbaiki cara mengajarnya
baik pada waktu melakukan penelitian ini amupun pembelajaran
yang akan dijalankan pada tiap harinya.
2. Dengan adanya penelitian tindakan kelas, guru dapat bekerja
lebih professional lagi karena ia mampu melihat sendiri
kelemahan pengelolaan pelajaran yang dibawakan.
- Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kemajuan sekolah, hal ini tercermin dari
kemampuan para guru yang sudah bisa memperbaiki pengelolaan
pembelajaran di kelas. Hasil belajar siswa dan iklim pendidikan
yang kondusif.
6. 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsep Belajar Dan Hasil belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Menurut defenisi lama, belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakn disini hanyalah penguasaan pengetahuan
sedangkan keterampilan diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan melalui
apa yang dibacanya secara berulang – ulang, kemudian diekspresikan secara
otomatis. Akibat cara belajar seperti ini aspek pemahaman siswa kurang
diperhatikan karena lebih diutamakan hasil hafalan atau penerimaan informasi
yang berkaitan dengan stimulus dengan respon yang dibangun. Akan tetapi,
defenisi ini sirna seiring dengan munculnya pendapat modern pada abad
ke – 19 menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku.
Ernest R Gilgard (1948 ) menyatakan bahwa “ belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu
disebabkan karena ada dukungan dari ligkungan yang positif yang
menyebabkan terjadinya interaksi yang edukatif”.
Belajar dapat diartikan mengalami dalam arti, belajar terjadi di dalam
interaksi antara individu dengan lingkungan. Baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial sejalan dengan pemikiran ini, Marpaung (2002 : 10 )
mengemukakan bahwa “ Pengalaman dalam proses belajar adalah terjadinya
interaksi antara individu dan lingkungannya. Diperjelas lagi dengan Usser dan
Setiawati ( 2001 : 4 ) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai “
Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu
dengan individu, individu dnegan lingkuangannya sehingga mereka mampu
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Terdapat tiga ciri utama belajar yaitu proses perubahan prilaku dan
pengalaman. Hal ini siswa dengan pendapat Gagne ( 1985) yang
mengemukakan bahwa “ Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman”.
7. 7
2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil capai yang di dapat seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar yang diukur dengan evaluasi. ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
1. Faktor dari dalam diri diantara kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kewenangan, ketahanan fisik dan kebiasaan siswa
2. Faktor dari luar diri diantaranya lingkungan fisik, lingkungan non
fisik lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program dan
disiplin sekolah, program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran
dan teman sekolah
Hasil belajar dapat berupa pertubahan tingkah laku atau perubahan
prilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dan
disadari. Aspek prilaku keseluruhan dari tujuan pembelajarn menurut
Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukan gambaran hasil belajar
mencakup aspek koknitif, Ajektif dan Psikomotor. Sedangkan Romizoswki
(1982 ) mengemukakan bahwa skema kemampuan yang menunjukan hasil
belajar yaitu :
1. Keterampilan Koknitif berkaitan dengan kemmpuan membuat
keputusan, memecahkan maslaah dan berpikir logis.
2. Keterampilan Psikomotif berkaitan dengan kemampuan tindakan
fisik dan kegiatan perseptual
3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan,
Self control.
4. Keterampilan iteraktif berkaitan dengan kemampuan social dan
kepemimpinan
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa
hasil belajar bukan semata – mata perubahan tingkah laku saja, tetapi dapat
meliputi aspek koknitif, afektif dan psikomotor.
2.2. Metode Diskusi
Metode mengajar merupakan tehnik yang ditempuh dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif.
8. 8
Diskusi merupakan suatu perbandingan mengenai subjek dari berbagai
sudut pandang
Metode diskusi merupakan tehnik pembelajarn yang digemakan
dimana melibatkan beberapa orang siswa untuk menyelesaikan permasalahn
atau tugas yang dihadapi. Dalam pelaksanaan kegiatan diskusi terlebih dahulu
membentuk kelompok. Kelompok yang dibentuk sebaiknya kelompok –
kelompok kecil sehingga kegiatan diskusi lebih efektif dibandingan dengan
kelompok besar.
Syarat agar diskusi berjalan dengan lancar yaitu :
- Ada pemimpin atau moderator
- Telah terbentuk kelompok dengan jumlah peserta sedikit
- Ada topik permasalahan
- Topik tersebut merupakan masalah murid
- Peserta didskusi harus berperan
- Peserta bebas mengeluarkan pendapat
Suasana diskusi dapaat berlangsung secara kondusif apabila moderator
atau pemimpin dapat menguasai tugasnya dengan baik dan mengatur
pembicaraan cara mencapai target.
Adapun yang menjadi tugas moderator atau pemimpin diskusi yaitu :
- Menjaga agar peserta didik berebut dalam berbicara
- Pembicaarn tidak dikuasai oleh murid yang suka berbicara
- Mengembalikan pembicaraan peserta yang menyimpang pada pokok
permasalahan yang benar
- Mendorong peserta yang pemalu dan pendiam
- Memberi jalan keluar bila pembicaraan mengalami hambatan
Selain itu, guru juga harus bisa menguasai materi pembelajaran yang
didiskusikan dan mampu mengorganisasikan kelas. Berikut ini beberapa tugas
guru sehubungan dengan kegiatan diskusi :
- Memberikan garis- garis besar pokok persoalan
- Memantau, memberi jalan keluar bila diskusi macet dan mengalami
jalan buntu
- Mampu merumuskan suatu kesimpulan hasil diskusi
9. 9
a. Karakteristik
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus
dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan
menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan / persoalan tersebut. Untuk
menjawab atau menyelesaikan permasalahan/ persoalan perlu dibentuk
kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota
kelompok.Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator.
Tugas utama guru dalam kegiatan diskusi adalah lebih banyak berperan
sebagai pembimbing, fasilitator dan motifator supaya interaksi dan aktifitas
siswa menjadi efektif. Aktifitas siswa dalam diskusi harus dibimbing, dan
dapat diterapkan cara berpikir yang sistematik dengan menggunakan logika
berpikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan
ditempatkan sebagai objek segaligus subjek pembelajaran. Disampaing itu
siswa akan terlatih dalam kemampuan bekerja smaa dan kemampuan
berbahasa secara lisan maupun tulisan.
b,. Prosedur
Prosedur metode diskusi yang dilakukan sebagai kegiatan inti
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan
pembelajaran
2. Mengindentifikasi masalah atau sub- sub masalah berdasarkan
permasalahan yang dirumuskan
3. Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah
4. Menyusun laporan oleh masing - masing kelompok
5. Presentase kelompok atau melaporkan hasil diskusi kecil pada
seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing
oleh guru
c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran diskusi
Kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal perlu
dipersiapkan untuk menunjang efektifitas penggunaan metode diskusi.
Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan pembelajaran
diskusi, diantaranya :
10. 10
1. Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku
2. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan serta menarik kesimpulan
3. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan
dan pengembangan kemampuan siswa
4. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi
5. Menguasai permasalahan yang didiskusikan
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang pelaksanaan diskusi diantara :
1. Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam diskusi
2. Mampu melaksanakan diskusi
3. Mampu menerapkan belahjar secara bersama
4. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ ide
5. Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain
d. Keunggulan
Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi diantaranya
memfasilitasi siswa agar dapat :
1. Bertukar pikiran
2. Menghayati permasalahan
3. Merangsang siswa untuk berpendapat
4. Mengembangkan rasa tanggung jawab
5. membina kemampuan berbicara
6. Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain
7. Memberikan kesempatan belajar
8. Mempertinggi peran serta murid secara perorangan
9. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial
10. Mengembangkan kepemimpinan dan menghayati kepemimpinan
bersama
e. Kelemahan
Dalam metode diskusi masih tetap ada kelemahan atau kendala-
kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh para guru diantaranya :
11. 11
1. Relatif emmerlukan waktu yang cukup banyak
2. Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka
diskusi tidak akan efektif
3. Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas
4. Yang aktif hanya siswa tertentu saja
2.3. Pembelajaran IPA
2.3.1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) berhubungan dengan cara mencari tau
tentang alam secara sistematis sehinbgga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep atau
prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA
diperlukan dalam kehidupan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah – masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan.
Pendidikan IPA berupakan usaha bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan – sehari – hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah.
Hakikat IPA berupa produk, proses dan penerapannya ( Teknologi)
termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Prodak IPA terdiri dari
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dapat dicapai melalui penggunaan
proses sains yaitu melalui metode – metode IPA atau metode ilmiah dan
bekerja ilmiah.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi ( KB) IPA disusun dan
diorganisasikan kedalam 7 lingkup pembelajaran yaitu :
a. Bekerja Ilmiah
b. Makhluk hidup dan proses kehidupan
c. Materi dan sifatnya
d. Energy dan perubahannya
12. 12
e. Bumi dan alam semesta
f. IPA / Sains dan teknologi
g. IPA / Sains dan Perspektif individu dan masyarakat
2.3.2 Hakikat Pembelajaran IPA
Belajar merupakan proses pengalaman, artinya belajar itu suatu proses
interaksi antara individu dengan ligkungannya. belajar melalui proses yang
relative terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengalaman inilah
yang membuahkan hasil yang disebut belajar ( Robert M Cakne, 1984)
Decondition Of Learning end teori of intruktion ). Pengetahuan di bangu siswa
melalui keterlibatan mereka secara aktif dalam belajar atau dengan kata lain
belajar sambil berbuat.
Untuk siswa SD, pelajaran IPA perlu menerapkan metode yang sesuai dengan
materi yang diajarkan. Tidak perlu penyajian metode yang bermacam – macam
atau beraneka ragam tetapi tidak dapat melibatkan siswa secara aktif dan tidak
membuahkan hasil yang diharapkan. Jadi, keberhasilan pembelajaran tidak
terletak pada berapa banyak metode yang digunakan oleh guru pada saat
mengajar tetapi tergantung kecocokan metode yang kita terapkan dengan
materi yang digunakan. Kita semua tahu bahwa tidak semua hal yang
disampaikan guru diperhatikan dan pelajari siswa. Padahal, ukuran utama
keberhasilan pembelajaran terletak pada seberapa jauh guru dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar ( Tyler 1949 Relce dan Walker, 1997 ;
Kemp 1985; serta Glofer dan Law, 2002 ).
Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran guru hendaknya
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa sebagaimana yang disarankan
oleh Bill (1996 ; 16) yang mengatakan bahwa “ agar pengetahuan siswa yang
diperoleh dari luar sekolah dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal dalam
sasaran pembelajaran karena sangat mungkin terjadi miskonsepsi. Sebaliknya,
apabila guru tidak memperdulikan konsepsi atau pengetahuan awal siswa
besar kemungkinan miskonsepsi yang terjadi akan semakin kompleks”.
Proses pembelajaran IPA seyogyagnya disediakan serangkaian
pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti dan
memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain, saat proses belajar
berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata.
Penjelasan tersebut sesuai dengan tujuan mata pelajaran ilmiah pengetahuan
13. 13
alam ( IPA ) yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
( KTSP) yaitu :
1. Memahami konsep – konsep IPA dan keterkaitannya dengan kenyataan
dalam kehidupan sehari – hari
2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan tentang alam sekitarnya
3. Mempunyai minat untuk menenal dan memperlajari benda – benda serta
kejadian dilingkungan sekitar.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
bekerja sama dan mandiri
5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala –
gejala alam dan memecahkan maslaah dalam kehidupan sehari – hari
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu maslaah yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga
mempunyai kesadaran dan keangungan terhadap uhan Yang Maha Esa
2.4. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran IPA melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV tentang menjelaskan hubungan antara struktur akar
tumbuhan dengan fungsinya
14. 14
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3.1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD negeri 17 Lohia Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna, mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menjelaskan
hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya dimana yang
menjadi subjek penelitian siswa kelas IV dengan rincian waktu sebagai
berikut :
1. Senin, 15 Oktober 2012, pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ) menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan
dengan fungsinya.
2. Senin, 22 Oktober 2012, Perbaikan pembelajaran ( Siklus I )
3. Senin, 29 Oktober 2012, Perbaikan Pembelajaran ( Siklus II)
3.2. Deskripsi Siklus
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang menyelidiki
tentang hasil belajar siswa yang diajar dengan metode diskusi. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus dimana tiap siklus terdiri empat tahapan yaitu
rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi. Secara
rinci prosedur kegiatan PTK ini dijabarkan sebagai berikut :
SIKLUS I
a. Tahapan Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan akan mempersiapkan hal – hal yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas. Adapun kegiatan – kegiatan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
Mendesain pelajaran yang akan menjadi materi penelitian berupa
merumuskan Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP) yang mengacu
pada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), menjelaskan hubungan antara struktur Akar
tumbuhan dengan fungsinya.
15. 15
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan diamati oleh seorang supervisor dan
seorang guru sebagai teman sejawat ( pengamat). Pengamat bertugas
mengamati dan melakukan pencatatan terhadap tindakan peneliti.
Pengamatan dibagi dalam 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Pencatatan dilakukan pada lembar evaluasi yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Pelaksanaan yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran . Ilmu
pengetahuan alam ( IPA ) menjelaskan hubungan antar struktur akar
tumbuhan d engan fungsinya siklus I adalah sebagai berikut :
Kegiatan Guru pada Kegiatan Awal
1. Membuka Pelajaran
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok dimahna 1 kelompok
terdiri dari 5 – 6 Orang siswa
3. Mengadakan Apersepsi
4. Memotivasi siswa
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Awal
1. Merespon apa yang disampaikan guru
2. Siswa membentuk kelompok / duduk secara berkelompok 5 – 6
orang
3. Memperhatikan apersepsi Guru
4. Siswa menjadi termotivasi untuk belajar
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
Kegiatan Guru pada Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan hubungan antar struktur akar tumbuhan dengan
fungsinya dengan menggunakan Media.
2. Guru mendemonstrasikan perbedaan akar tunggang dan akar serabut
serta bagian - bagian akar
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4. Guru memberikan tugas kelompok mengerjakan LKS
5. Guru mengarahkan agar tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang diberikan
16. 16
6. Guru menghimbau agar anggota kelompok harus terlibat aktif
dalam kegiatan diskusi
7. Guru mempersilahkan siswa untuk memprosentasekan hasil kerja
kelompoknya.
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Inti :
1. Siswa merespon penjelasan guru
2. Siswa memperhatikan demonstrasi apa yang dilaksanakan guru
3. Siswa bertanya dan dijawab siswa lain, guru menanggapi
4. Siswa mengerjakan tugas LKS secara berkelompok
5. Tiap - tiap kelompok siswa mendiskusikan tugas yang diberikan
bersama teman kelompoknya
6. Semua anggota kelompok siswa terlibat aktif dalam kegiatan
diskusi
7. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Kegiatan Guru pada Kegiatan Akhir :
1. Mengevaluasi kemampuan siswa
2. Memberikan PR
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Akhir :
1. Mengerjakan tes formatif secara individu
2. Siswa menulis PR
c. Pengumpulan Data
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat yang mengamati guru
sebagai peneliti dan siswa sebagai subyek didapatkan data - data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Adapun aspek yang diamati adalah
keterlibatan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang meliputi
tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan Kegiatan Akhir.
Disamping itu, diadakan observasi terhadap tes hasil siswa dalam
bentuk uraian yang berjumlah 5 nomor yang diberikan kepada siswa pada
akhir siklus. Tes dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran . Adapun
lembar observasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
17. 17
1. Observsi Kegiatan Guru
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Membuka Pelajaran
2 Membagi siswa dalam beberapa kelompok dimana
satu kelompok terdiri dari 5 – 6 Orang
3 Mengadakan Apersepsi
4 Memotivasi Siswa
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
6 Guru menjelaskan hubungan antara struktur akar
tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan media
7 Guru mendemonstrasikan akar tunggang dan akar
serabut s erta bagian - bagian akar
8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
9 Guru memberikan tugas kelompok mengerjakan LKS
10 Guru mengarahkan agar tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang diberikan bersama teman
kelompoknya
11 Guru menghimbau agar semua anggota kelompok
harus terlibat dalam kegiatan diskusi
12 Guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompknya
13 Mengevaluasi kemampuan Siswa
14 Memberikan PR
2. Observsi Kegiatan Siswa
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Merespon apa yang disampaikan guru
2 Siswa membentuk kelompok / duduk secara
berkelompok 5 -6 Orang
3 Memperhatikan Apersepsi Guru
4 Siswa menjadi termotivasi untuk belajar
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
6 Siswa merespon penjelasan guru
18. 18
7 Siswa memperhatikan dengan baik demonstrasi yang
dilakukan guru
8 Siswa bertanya dan dijawab siswa lain, guru
menanggapi
9 Siswa mengerjakan tugas LKS secara berkelompok
10 Tiap - tiap kelompok siswa mendiskusikan tugas
yang diberikan bersama teman - teman kelompoknya
11 Semua anggota kelompok siswa terlibat aktif dalam
kegiatan diskusi
12 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
13 Mengerjakan tes formatif secara individu
14 Siswa menulis PR
3. Observsi terhadap Hasil Belajar Siswa
No Nama Skor Penilaian Nilai Ket
1 DARMON
2 LA ODE KINA
3 LA ODE RAMIDIN
4 LA ODE JUMALDIN
5 LA ODE MARSON
6 LM. AWALUDIN. R
7 LA ODE NDOWALI
8 HAMRINI
9 NASIM
10 NARLIN
11 WA ODE ULANDARI
12 NUR AISYAH
13 RALA ALIS WA ODE ELONG
14 WA DEVI
15 WA DEMI
16 NURMIDA
17 WA ODE NITA
18 W RALIMU
19. 19
19 SUMARNI
20 WA YANA
21 WA ODE MIMI
22 WA ODFE HAYATI
23 WA ODE SARIATI
JUMLAH
RATA – R ATA
KETUNTASAN
Nilai Siswa : Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
d. Refleksi
Berdasarkan data - data yang diperoleh teman sejawat dari hasil
penilaian terhadap guru , maka guru dapat menemukan penyebabnya demi
ketidaktuntasan nilai siswa. Tidak tuntasnya nilai siswa disebutkan karena
melakukan kegiatan pembelajaran masih terdapat kelemahan - kelemahan
sebagai berikut :
1. Guru belum menguasai materi secara utuh
2. Penyebaran kesempatan untuk bertanya tidak merata
3. Metode dikusi yang diterapkan masih belum tuntas dengan pada saat
siswa diberikan tugas LKS untuk dikerjakan. Sebagian anggota
kelompok tidak terlibat aktif.
4. Apersepsi tidak disampaikan dengan jelas sehingga pengetahuan
awal siswa dengan materi tidak konek.
Dengan memperhatikan kelemahan - kelemahan pada siklus I ,maka
pengamat dan guna peneliti menuntaskan untuk mengadakan perbaikan
pada siklus II.
SIKLUS II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan hal - hal yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah :
20. 20
Menyusun desain pelajaran lengkap berupa rencana perbaikan pembelajaran
( RPP ) yang mengacu pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , materi menjelaskan hubungan
antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya penggunaan metode diskusi
dengan tepat.
b, Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksana, kegiatan diamati oleh seorang supervisor dan
seorang guru sebagai teman sejawat ( pengamat ) pengamat bertugas
mengamati dan melakukan pencatatatn terhadap tindakan peneliti,
Pengamatan dibadi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan Inti dan
Kegiatan Akhir. Pencatatatn dilakukan pada lembar Observasi yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Pelaksanaan yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) menjelaskan hubungan antar struktur akar
tumbuhan dengan fungsinya pada siklus II adalah sebagai berikut :
Kegiatan Guru pada Kegiatan Awal
1. Membuka pelajaran
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok dimana 1 kelompok
terdiri dari 5 – 6 Orang siswa
3. Mengadakan Apersepsi
4. Memotivasi Siswa
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Awal
1. Merespon apa yang disampaikan guru
2. Siswa membentuk kelompok / duduk secara berkelompok
3. Memperhatikan apersepsi guru
4. Siswa menjadi termotivasi untuk belajar
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
6. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
21. 21
Kegiatan Guru pada Kegiatan Inti :
1. Guru menjelaskan hubungan antar struktur akar tumbuhan dengan
fungsinya dengan menggunakan Media.
2. Guru mendemonstrasikan perbedaan akar tunggang dan akar serabut
serta bagian - bagian akar
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
4. Guru memberikan tugas kelompok mengerjakan LKS
5. Guru mengarahkan agar tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang bersama teman kelompoknya
6. Guru menghimbau agar anggota kelompok harus terlibat aktif
dalam kegiatan diskusi
7. Guru mempersilahkan siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Inti :
1. Siswa merespon penjelasan guru
2. Siswa menyimak / memperhatikan demonstrasi apa yang dilakukan
oleh guru
3. Siswa bertanya dan dijawab siswa lain, ditanggapi oleh guru
4. Siswa mengerjakan tugas LKS secara berkelompok
5. Tiap - tiap kelompok siswa mendiskusikan tugas yang diberikan
bersama teman kelompoknya
6. Semua anggota kelompok siswa terlibat aktif dalam kegiatan
diskusi
7. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
Kegiatan Guru pada Kegiatan Akhir :
1. Mengevaluasi kemampuan siswa
2. Memberikan PR
Kegiatan Siswa pada Kegiatan Akhir :
1. Mengerjakan tes formatif secara individu
2. Siswa menulis PR
22. 22
c. Pengumpulan Data
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat yang mengamati guru
sebagai peneliti dan siswa sebagai subyek penelitian. Didapatkan data -
data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif . Adapun aspek yang diamati
adalah keterlibatan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang
meliputi tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
Disamping itu, diadakan observasi terhadap tes hasil siswa dalam
bentuk uraian yang berjumlah 5 nomor yang diberikan kepada siswa pada
akhir siklus . Tes dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran. Adapun
lembar observasi yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Lembar Observsi Kegiatan Guru
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Membuka Pelajaran
2 Membasi siswa dalam beberapa kelompok dimana
satu kelompok terdiri dari 5 – 6 Orang
3 Mengadakan Apersepsi
4 Memotivasi Siswa
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
6 Guru menjelaskan hubungan antara struktur akar
tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan media
7 Guru mendemonstrasikan akar tunggang dan akar
serabut s erta bagian - bagian akar
8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
9 Guru memberikan tugas kelompok mengerjakan LKS
10 Guru Mengarahkan agar tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang diberikan
11 Guru menghimbau agar semua anggota kelompok
harus terlibat dalam kegiatan diskusi
12 Guru mempersilahkan siswa mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya
13 Mengevaluasi kemampuan Siswa
14 Memberikan PR
23. 23
2. Lembar Observsi Kegiatan Siswa
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Merespon apa yang disampaikan guru
2 Siswa membenuk kelompok / duduk secara
berkelompok 5 -6 Orang
3 Memperhatikan Apersepsi Guru
4 Siswa menjadi termotivasi untuk belajar
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
6 Siswa merespon penjelasan guru
7 Siswa menyimak / memperhatikan dengan baik
demonstrasi yang dilakukan guru
8 Siswa bertanya dan dijawab siswa lain, guru
menanggapi
9 Siswa mengerjakan tugas LKS secara berkelompok
10 Tiap - tiap kelompok siswa mendiskusikan tugas
yang diberikan bersama teman - teman kelompoknya
11 Semua anggota kelompok siswa terlibat aktif dalam
kegiatan diskusi
12 Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
13 Mengerjakan tes formatif secara individu
14 Siswa menulis PR
3. Lembar Observsi Hasil Belajar Siswa
No Nama Skor Penilaian Nilai Ket
1 DARMON
2 LA ODE KINA
3 LA ODE RAMIDIN
4 LA ODE JUMALDIN
5 LA ODE MARSON
6 LM. AWALUDIN. R
7 LA ODE NDOWALI
8 HAMRINI
9 NASIM
24. 24
10 NARLIN
11 WA ODE ULANDARI
12 NUR AISYAH
13 RAMLA ALIS WA ODE ELONG
14 WA DEVI
15 WA DEMI
16 NURMIDA
17 WA ODE NITA
18 W RALIMU
19 SUMARNI
20 WA YANA
21 WA ODE MIMI
22 WA ODFE HAYATI
23 WA ODE SARIATI
JUMLAH
RATA – R ATA
KETUNTASAN
d. Refleksi
Berdasarkan data - data yang diperoleh teman sejawat dari hasil
penilaian terhadap guru, maka guru dapat menemukan penyebab dan
ketidaktuntasan nilai siswa. Dengan memperhatikan hasil ketuntasan belajar
pada Siklus II maka penelitian dihentikan karena secara klasikal nilai
siswa telah memenuhi kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ).
25. 25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Setelah diputuskan akan menerapkan metode diskusi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) menjelaskan
hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
selanjutnya mempersiapkan hal - hal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan tindakan . Hal - hal yang dipersiapkan adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun skenario pembelajaran berupa rencana Perbaikan
Pembelajaran ( RPP ) dengan menerapkan metode diskusi .
2. Mempersiapkan media pembelajaran berupa tumbuhan berakar
tunggang dan tumbuhan berakar serabut , lembar kegiatan
siswa ( LKS )
3. Mempersiapkan lembar observasi / pengamatan keaktifan dan
partisipatif dalam kegiatan pembelajaran dan kinerja guru
dalam menerapkan metode.
4. menyusun alat evaluasi berupa soal tertulis dalam bentuk
uraian yang terdiri dari 5 nomor untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh Peneliti yang diamati
oleh teman sejawat. Setelah penyajian kelas, peneliti dan
pengamat mendiskusikan kelemahan - kelemahan dan
kelebihan pada saat pembelajaran. Hasil diskusi dapat
digunakan untuk menetapkan tindakan selanjutnya.
26. 26
c. Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat adalah
sebagai berikut :
1. Observsi Kegiatan Guru
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Membuka Pelajaran √
2 Membagi siswa dalam beberapa
kelompok dimana satu kelompok terdiri
dari 5 – 6 Orang
√
3 Mengadakan Apersepsi √
4 Memotivasi Siswa √
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
6 Guru menjelaskan hubungan antara struktur
akar tumbuhan dan fungsinya dengan
menggunakan media
√
7 Guru mendemonstrasikan akar tunggang
dan akar serabut s erta bagian - bagian
akar
√
8 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
√
9 Guru memberikan tugas kelompok
mengerjakan LKS
√
10 Guru mengarahkan agar tiap - tiap
kelompok siswa mendiskusikan tugas
yang diberikan bersama teman
kelompoknya
√
11 Guru menghimbau agar semua anggota
kelompok harus terlibat dalam kegiatan
diskusi
√
12 Guru mempersilahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
√
13 Mengevaluasi kemampuan Siswa √
14 Memberikan PR √
27. 27
2. Observsi Kegiatan Siswa
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Merespon apa yang disampaikan guru √
2 Siswa membentuk kelompok / duduk
secara berkelompok 5 -6 Orang
√
3 Memperhatikan Apersepsi Guru √
4 Siswa menjadi termotivasi untuk belajar √
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran √
6 Siswa merespon penjelasan guru √
7 Siswa memperhatikan dengan baik
demonstrasi yang dilakukan guru
√
8 Siswa bertanya dan dijawab siswa lain,
guru menanggapi
√
9 Siswa mengerjakan tugas LKS secara
berkelompok
√
10 Tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang diberikan
bersama teman - teman kelompoknya
√
11 Semua anggota kelompok siswa terlibat
aktif dalam kegiatan diskusi
√
12 Siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
√
13 Mengerjakan tes formatif secara individu √
14 Siswa menulis PR √
3. Observsi terhadap Hasil Belajar Siswa
No Nama Skor
Penilaian
Nilai Ket
1 DARMON 7 53.85 Tuntas
2 LA ODE KINA 6 38.46 Tdk Tuntas
3 LA ODE RAMIDIN 6 46.15 Tdk Tuntas
4 LA ODE JUMALDIN 5 38.46 Tdk Tuntas
5 LA ODE MARSON 5 38.46 Tdk Tuntas
6 LM. AWALUDIN. R 8 61.54 Tuntas
28. 28
7 LA ODE NDOWALI 6 38.46 Tdk Tuntas
8 HAMRINI 6 38.46 Tdk Tuntas
9 NASIM 5 38.46 Tdk Tuntas
10 NARLIN 5 38.46 Tdk Tuntas
11 WA ODE ULANDARI 8 61.54 Tuntas
12 NUR AISYAH 5 38.46 Tdk Tuntas
13 RAMLA ALIS WA ODE ELONG 8 61.54 Tuntas
14 WA DEVI 5 38.46 Tdk Tuntas
15 WA DEMI 5 38.46 Tdk Tuntas
16 NURMIDA 8 61.54 Tuntas
17 WA ODE NITA 5 38.46 Tdk Tuntas
18 W RALIMU 6 38.46 Tdk Tuntas
19 SUMARNI 8 61.54 Tuntas
20 WA YANA 5 38.46 Tdk Tuntas
21 WA ODE MIMI 6 38.46 Tdk Tuntas
22 WA ODFE HAYATI 5 38.46 Tdk Tuntas
23 WA ODE SARIATI 5 38.46 Tdk Tuntas
JUMLAH 1.061.51
RATA – R ATA 46.15
KETUNTASAN Tdk
Tuntas
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
rata - rata yang dicapai siswa adalah 46.15 . Nilai tertinggi
yang dicapai siswa adalah 61.54 terdiri dari 4 orang ( 17,39 %)
menyusul nilai 53.85 terdiri dari 1 orang siswa ( 4,35 % ) dan
46.15 terdiri dari 6 orang ( 26.09 % ) . Sedangkan nilai terendah
yang dicapai siswa adalah 38.46 terdiri dari 11 orang siswa
( 52.17 % ) . Dari data nilai yang dicapai siswa dapat
disimpulkan bahwa secara klasikal pembelajaran belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) sebagaimana
KKM yang telah ditentukan adalah 70.
29. 29
d. Refleksi
Dengan memperhatikan nilai yang diperoleh siswa pada Siklus I dan
hasil pengamatan terhadap Aktivitas guru dan siswa, maka guru peneliti
merefleksi penyebab rendahnya nilai siswa . Setelah merenung peneliti
mendapatkan beberapa kelemahan - kelemahan baik ini dari pihak guru
sebagai peneliti sendiri maupun dari siswa sebagai subyek penelitian.
1. Kelemahan dari pihak guru yaitu :
Apersepsi yang dibawakan kurang menyentuh dan tidak berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Guru tidak menghimbau semua siswa agar terlibat aktif dalam
kegiatan siswa terutama pada saat mengerjakan tugas LKS yang
diberikan
2. Kelemahan dari pihak Siswa yaitu :
Tidak merespon apa yang disampaikan guru
Siswa tidak bertanya
Siswa tidak terlibat dalam kegiatan diskusi terutama pada saat
mengerjakan Tugas LKS yang diberikan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan metode diskusi
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) menjelaskan
hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya , maka
kegiatan selanjutnya mempersiapkan hal - hal yang dipersiapkan
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun scenario pembelajaran berupa rencana perbaikan
pembelajaran ( RPP ) dengan menerapkan metode diskusi.
2. Mempersiapkan media pembelajaran berupa tumbuhan
berakar tunggang dan akar serabut , lembar kegiatan siswa
LKS
30. 30
3. Mempersiapkan lembar observasi / pengamatan keaktifan
dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
kinerja guru dalam menerapkan metode
4. Menyusun alat evaluasi berupa soal tertulis dalam bentuk
uraian yang terdiri dari 5 nomor untuk melihat hasil belajar
siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan dilakukan oleh peneliti yang diamati
oleh teman sejawat . Setelah penyajian kelas, peneliti dan pengamat
mendiskusikan kelemahan - kelemahan dan kelebihan pada saat
pembelajaran . Hasil diskusi digunakan untuk menetapkan
tindakan selanjutnya.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan teman sejawat adalah sebagai berikut :
1. Observsi Terhadap Guru
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Membuka Pelajaran √
2 Membagi siswa dalam beberapa
kelompok dimana satu kelompok terdiri
dari 5 – 6 Orang
√
3 Mengadakan Apersepsi √
4 Memotivasi Siswa √
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
6 Guru menjelaskan hubungan antara
struktur akar tumbuhan dan fungsinya
dengan menggunakan media
√
7 Guru mendemonstrasikan akar
tunggang dan akar serabut s erta bagian
- bagian akar
√
8 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
√
9 Guru memberikan tugas kelompok
mengerjakan LKS
√
31. 31
10 Guru mengarahkan agar tiap - tiap
kelompok siswa mendiskusikan tugas
yang diberikan bersama teman
kelompoknya
√
11 Guru menghimbau agar semua anggota
kelompok harus terlibat dalam kegiatan
diskusi
√
12 Guru mempersilahkan siswa
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
√
13 Mengevaluasi kemampuan Siswa √
14 Memberikan PR √
2. Observsi terhadap Siswa
No Aspek Yang Diamati Ada Tidak Ada
1 Merespon apa yang disampaikan guru √
2 Siswa membentuk kelompok / duduk
secara berkelompok 5 -6 Orang
√
3 Memperhatikan Apersepsi Guru √
4 Siswa menjadi termotivasi untuk belajar √
5 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran √
6 Siswa merespon penjelasan guru √
7 Siswa memperhatikan dengan baik
demonstrasi yang dilakukan guru
√
8 Siswa bertanya dan dijawab siswa lain,
guru menanggapi
√
9 Siswa mengerjakan tugas LKS secara
berkelompok
√
10 Tiap - tiap kelompok siswa
mendiskusikan tugas yang diberikan
bersama teman - teman kelompoknya
√
11 Semua anggota kelompok siswa terlibat
aktif dalam kegiatan diskusi
√
32. 32
12 Siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
√
13 Mengerjakan tes formatif secara
individu
√
14 Siswa menulis PR √
3. Observsi terhadap Hasil Belajar Siswa
No Nama Skor
Penilaian
Nilai Ket
1 DARMON 11 84.62 Tuntas
2 LA ODE KINA 11 84.62 Tuntas
3 LA ODE RAMIDIN 11 84.62 Tuntas
4 LA ODE JUMALDIN 10 76.92 Tuntas
5 LA ODE MARSON 10 76.92 Tuntas
6 LM. AWALUDIN. R 13 100 Tuntas
7 LA ODE NDOWALI 12 92.31 Tuntas
8 HAMRINI 11 84.62 Tuntas
9 NASIM 10 76.92 Tuntas
10 NARLIN 10 76.92 Tuntas
11 WA ODE ULANDARI 13 100 Tuntas
12 NUR AISYAH 10 76.92 Tuntas
13 RALA ALIS WA ODE ELONG 12 92.31 Tuntas
14 WA DEVI 10 76.92 Tuntas
15 WA DEMI 11 84.62 Tuntas
16 NURMIDA 13 100 Tuntas
17 WA ODE NITA 10 76.92 Tuntas
18 W RALIMU 11 84.62 Tuntas
19 SUMARNI 13 100 Tuntas
20 WA YANA 11 84.62 Tuntas
21 WA ODE MIMI 12 92.31 Tuntas
22 WA ODFE HAYATI 11 84.62 Tuntas
23 WA ODE SARIATI 11 84.62 Tuntas
JUMLAH 1.976.95
RATA – R ATA 85.95
KETUNTASAN Tuntas
33. 33
Dari tabel diatas dapat disimpulakan bahwa Nilai Rata - Rata
Kelas VI adalah 85.95. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
76.92. Siswa yang mendapat nilai 100 terdiri dari 4 orang
( 17.39 % ) , yang mendapat nilai 92.31 terdiri dari 3 orang siswa
( 13.04 % ), yang mendapat nilai 84.62 terdiri dari 9 orang siswa
( 39.13 % ), dan yang mendapat nilai 76.92 terdiri dari 7 orang
( 30.43 % ) . Dengan melihat perohelan nilai setiap siswa pada
Mata Pelajaran IPA, menjelaskan hubungan antar struktur akar
tumbuhan dengan fungsinya telah mencapai criteria ketuntasan
minimal (KKM ) yaitu 70, maka perbaikan Pembelajaran pada
Siklus II telah tuntas, sesuai yang diharapkan.
d. Refleksi
Dengan memperhatikan nilai yang diperoleh pada Siklus II
dan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, maka
guru peneliti merefleksi diri penyebab meningkatnya nilai yang
diperoleh siswa. hal tersebut disebabkan oleh adanya kekuatan
- kekuatan dari pihak guru dan siswa.
Adapun kekuatan dari pihak guru :
1. Apersepsi yang disampaikan sudah menyentuh dan benar -
benar berkaitan dengan materi yang hendak dipelajari.
2. Telah memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Guru selaku menghimbau semua siswa agar terlibat aktif
dalam kegiatan diskusi terutama pada saat mengerjakan
tugas LKS yang diberikan.
Sedangkan kekuatan Dari pihak siswa yaitu :
1. Telah merespon apa yang disampaikan guru
2. Siswa telah bertanya
3. Semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi terutama
pada saat mengerjakan tugas LKS yang diberikan.
34. 34
4.2. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) melalui penerapan metode diskusi . Penelitian
ini dilaksanakan selama dua siklus , dimana tiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu rencana, pelaksanaan , pengamatan / pengumpulan data dan
refleksi.
Siklus I merupakan tahapan pertama dalam pelaksanaan penelitian dan
sebagai landasan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus
berikutnya. Apabila penelitian pada siklus I tidak memenuhi criteria ketuntasan
minimal ( KKM ) , maka akan diadakan perbaikan pada Siklus II. Selanjutnya
sampai memenuhi criteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Maka
untuk mengetahuinya disediakan lembar observasi guru dan siswa serta
observasi hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dicapai.
Setelah melihat observasi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I ,
diperoleh kekurangan - kekurangan baik pada guru sebagai peneliti
maupun pada siswa sebagai subyek penelitian.
Kekurangan yang terdapat pada guru yaitu :
1. Pada kegiatan awal guru sudah memberikan apersepsi namun apersepsi
yang dibawakan masih kurang menyentuh dan tidak berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan.
2. Pada kegiatan inti, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Selain itu pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi
mengerjakan tugas LKS yang diberikan, guru tidak menghimbau agar
semua anggota kelompok diskusi terlibat aktif.
Hasil refleksi tersebut menjadi acuan untuk pelaksanaan
pembelajaran pada SiklusII yaitu memperbaiki kekurangan - kekurangan
yang ada serta meningkatkan kelebihan yang sudah ada.
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa masih terdapat kekurangan
- kekurangan yaitu :
1. Kurangnya siswa yang mengajukan pertanyaan
2. Kurangnya siswa yang merespon apa yang disampaikan guru
35. 35
3. Tidak semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi terutama pada
saat mengerjakan tugas LKS yang diberikan.
Kelemahan - kelemahan yang ditunjukkan oleh guru dan siswa
mengakibatkan dampak yang serius terhadap hasil belajar. Hasil belajar
yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukkan bahwa belum memenuhi
criteria ketuntasan minimal ( KKM ). Nilai Rata - rata kelas yang dicapai
hanya 46.15 % sedangkan kriteria ketuntasan Minimal ( KKM ) yang
seharusnya dicapai adalah 70 %. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah
61.54 terdiri dari 4 orang ( 17.39 % ) menyusul nilai 53.85 terdiri dari 1
Orang ( 4.35 % ) dan 46.15 terdiri dari 6 orang ( 26.09 % ) sedangkan nilai
terendah yang dicapai siswa adalah 38.46 terdiri dari 11 orang ( 52.17 %).
Pada siklus II, hasil belajar siswa telah menunjukkan adanya
peningakatan, dimana nilai rata - rata kelas adalah 85.95 %. Nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah adalah 76.92. Siswa yang mendapat nilai 100
terdiri dari 4 orang ( 17.39 % ) , yang mendapat nilai 92.31 terdiri dari 3
orang ( 13.04 % ) , yang mendapatkan nilai 84.62 terdiri dari 9 orang ( 39.13
% ) dan yang mendapat nilai 76.92 terdiri dari 7 orang ( 30.73 % ) . Hal ini
berarti bahwa hasil belajar siawa pada Mata Pelajaran IPA, menjelaskan
hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya telah mencapai
kriteria ketuntasan minimal.
Capaian hasil pada Siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan
perolehan siswa sebelum penerapan metode diskusi. Hal ini disebabkan
pada metode diskusi pembelajaran diarahkan agar semua siswa terlibat
aktif. Indikator keberhasilan dalam penelitian telah mencapai KKM dalam
hal ini 70 % sedang nilai rata - rata kelas telah memperoleh lebih dari 70
sehingga penelitian dihentikan , maka hipotesis tindakan telah terjawab
yaitu penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri 17 Lohia Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
menjelaskan hubungan antar struktur akar Tumbuhan dengan fungsinya.
36. 36
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana
yang telah diamati sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
“ Hasil belajar yang dicapai siswa dalam pelaksaanan tindakan pada Siklus I
belum menuntaskan atau belum mencapai criteria ketuntasan minimal
( KKM ) yang telah ditentukan karena nilai rata - rata kelas yang diperoleh
hanya 46.15 saja . Sementara KKM yang harus dicapai 70 “.
Pada Siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dan sudah menunjukkan hasil yanh diharapakan . Nilai rata -
rata kelas yang dicapai sudah melebihi dari criteria ketuntasan minimal
( KKM ) yang telah ditargetkan karena dari 23 orang siswa ,semuanya
mendapatkan nilai yang tuntas dan tidak ada siswa yang memiliki nilai
tidak tuntas sehingga rata - rata kelas yang diperoleh 85.95.
Dengan demikian penerapan metode diskusi pada Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam ( IPA ) menjelaskan hubungan antara struktur akar
tumbuhan dengan fungsinya pada kelas IV dapat meningkatkan hasil belajar
siswa SD Negeri 17 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Agar seorang guru setelah melakukan proses belajar mengajar
merefleksi diri untuk mengetahui penyebab keberhasilan atau
ketidakberhasilannya selama proses pembelajaran.
2. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) penting direrapkan oleh setiap guru
untuk memperbaiki masalah - masalah yang menjadi penyebab
rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai.
37. 37
3. Hasil penelitian yang dilakukan hendaknya dapat dijadikan acuan
bagi guru kelas / guru mata Pelajaran untuk meningkatakan hasil belajar
secara maksimal .
4. Diharapkan guru menerapkan metode yang tepat dalam mengajar agar
terjadi interaksi yang baik antara guru siswa maupun antara siswa
dengan siswa lain.
5. Kepala sekoah sebagai supervise diharapkan dapat mengupayakan
peningkatan hasil belajar siswa. Senantiasa memanfaatkan dan
mengevaluasi proses pembelajaran secara berkala kepada guru, agar
tujuan yang dirumuskan dapat terwujud.
38. 38
DAFTAR PUSTAKA
Anitah. W, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Gagne,R.M. ( 1985 ). The Educations Of Learning And Theory Of Intruction ,
Orlando : Holf Rinehard And Winsten.
Marpaung. 2002. Model - Model Pembelajaran . Jakarta : Dirjen Dikdasmen
Depdiknas.
Oemar Hamalik. 1990. Pendekatan Baru Belajar Mengajar berdasarkan CBSA.
Bandung : Sinar Baru.
Rustaman Nuryani. 2010. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta :
Universitas Terbuka
Sapriati, Amalia. 2008. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sumartono.1987. Interaksi Belajar Mengajar . Surabaya : Usaha Nasional
Uzer dan Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : Rosda Karya.
39. 39
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………….. 4
1.3. Tujuan Perbaikan ………………………………………… 4
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konsep Belajar dan Hasil Belajar ……………………. 6
2.2. Metode Diskusi ………………………………………….. 7
2.3. Pembelajaran IPA ……………………………………….. 11
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3.1. Subyek Penelitian ………………………………………. 14
3.2. Deskripsi Siklus ……………………………………….. 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Persiklus ……………………………………. 25
4.2. Pembahasan ……………………………………………... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………….. 36
5.2. Saran …………………………………………………….. 36
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 38
LAMPIRAN :
I. FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
II. SURAT PERNYATAAN
III. SILABUS
IV. RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I DAN II
V. APKG I DAN APKG II
iii