Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas berbagai masalah dan solusi dalam perkembangan bakat khusus anak, seperti pemaksaan orang tua dalam memilih jurusan, kurangnya sarana pengembangan bakat, dan kurangnya motivasi diri; (2) Solusi yang diberikan antara lain memberikan nasihat bukan paksaan kepada anak, menyediakan sarana pengembangan bakat, dan memberikan dukungan unt
2. PENDAHULUAN
Bakat (aptitude) mengandung makna
kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan
lebih lanjut. Karena sifatnya yang bersifat potensial
atau masih laten, bakat merupakan potensi yang masih
memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan
secara serius dan sistematis agar dapat terwujud (Ali
dan Asrori, dalam Angkotasan N, 2014: 58). sedangkan
bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi
tersebut bersifat khusus misalnya bakat akademik,
sosial, dan seni kinestetik (Angkotasan N, 2014: 58).
3. MASALAH DAN SOLUSI DALAM
PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
Pemaksaan Dalam Memilih Jurusan Yang Tidak Sesuai
dengan Bakat dan Minat Remaja
Ribuan peserta try out Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) memadati Balai Manunggal, Makassar, Sulsel,
Kamis (3/5). (Foto AntaraNews.com/ Dewi Fajriani)
4. Kebanyakan remaja khususnya peserta didik yang
akan memasuki jenjang pendidikan tinggi bingung dalam
memilih jurusan yang akan dipilih. Dari kebingungan
itulah, biasanya orang tua memaksakan kehendaknya pada
anaknya untuk mengambil jurusan yang tepat berdasarkan
sudut pandang orang tua tanpa memikirkan bakat dan
minat dari anaknya.
Biasanya orang tua ingin memasukkan anak-
anaknya ke jurusan-jurusan favorit. Sikap orang tua ini
tidak hanya akan membuat anak berat dalam menembus
persaingan di jurusan favorit,
5. namun juga menyiksa anak secara psikologis.
Andaikan anaknya bisa tembus ke PTN dengan jurusan
yang favorit, prestasinya saat proses pembelajaran bisa
tidak optimal karena tidak sesuai dengan bakat dan
minatnya.
Jadi solusi untuk permasalahan diatas yaitu:
Orang tua sebaiknya tidak memaksakan
kehendaknya pada anaknya, cukup hanya dengan
memeberikan nasehat atau masukan kepada anaknya
dan membiarkan anaknya untuk memilih jurusan sesuai
dengan minat dan bakatnya.
6. Selain solusi tersebut, pihak sekolah juga
berperan membantu anak dalam memilih jurusan sesuai
minat dan bakat, dimana menurut Humas Panitia
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) Bambang Hermanto saat diwawancara oleh
salah satu media online ANTARANews.com
mengatakan bahwa pihak sekolah perlu memberikan
pembekalan dan pengenalan program studi dan peluang
dunia kerja agar anak tidak hanya terpaku pada
program-program studi tertentu.
“ Paling penting adalah, bagaimana sekolah
dapat membantu mengarahkan anak untuk memilih
program studi sesuai dengan minat dan bakatnya, agar
anak dapat berkembang “ tuturnya.
7. Tidak Ada Media Penyalur Bakat atau Sarana dan
Prasarana Yang Mendukung
Laskar Pelangi dan Potret Pendidikan Di Indonesia
(Foto by Kurnia Septa/m.kompasiana.com)
8. Tidak bisa dipungkiri bahwa, media atau sarana
prasarana merupakan salah satu faktor yang ikut
berpengaruh dalam pengembangan bakat anak. Tidak
adanya media atau sarana prasarana yang mendukung
bakat baik dilingkungan sekitar keluarga, sekolah dan
masyarakat maka bakat anak tidak akan berkembang
secara optimal dan juga tidak akan mencapai prestasi
yang tinggi. Masalah ini tidak hanya melibatkan peran
orang tua, tetapi lingkungan sekitar juga berperan
penting dalam mendukung perkembangan bakat anak.
9. Adapun solusi yang dapat dilakukan oleh orang
tua yaitu salah satunya dengan menyediakan sarana dan
prasarana yang sesuai dengan bakat dan minat anak.
Misalnya, jika anak memiliki minat dan bakat terhadap
melukis, orang tuanya harus menyediakan media dan alat
untuk melukis.
Sementara untuk lingkungan luar seperti sekolah
dan masyarakat peranannya, untuk lingkungan sekolah,
pihak sekolah dapat menyediakan sarana dan prasarana
yang memang dibutuhkan untuk perkembangan bakat
anak.
10. Misalnya, dengan diadakannya kegiatan eksul
dan pengembangan diri. Sedangkan untuk lingkungan
masyarakat, bisa diadakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung bakat anak. Misalnya ada kegiatan lomba
menari, kegiatan olahraga, dan kegiatan-kegiatan
lainnya.
12. Kurangnya motivasi diri menjadi salah satu
permasalahan dalam mengembangkan bakat. Biasanya,
ada anak yang kurang percaya diri dengan bakatnya
sehingga anak tersebut lebih memilih untuk memendam
bakatnya itu dan tidak ingin menampakannya.
Solusi untuk masalah diatas yaitu:
Orang tua dan guru yang mana sebagai Pembina
dan pembimbing harus berperan aktif untuk membuat
anak lebih percaya diri sehingga anak tersebut dapat
memotivasi dirinya dalam mengembangkan bakatnya.
Misalnya, dengan memberikan dukungan dan semangat
kepada anak agar anaknya lebih percaya diri.
14. Solusi untuk masalah tersebut:
Menurut psikolog Ieda Purnomo Sigit Sidi dalam
wawancaranya dengan media online kompas.com
mengatakan dari ketiga pola asuh tersebut yang
ideal ialah perpaduan ketiganya sehingga
orangtua harus tahu kapan boleh membiarkan
anak, kapan bersikap demokratis, dan kapan
harus menggunakan hak prerogratif mereka
sebagai orangtua.
15. Pada umumnya ada 3 macam tipe pola asuh, yakni
otoriter, permisif, dan demokratis. Pada pola asuh otoriter,
orangtualah yang menentukan semuanya. Pola asuh yang
permisif cenderung membiarkan anak berkembang
dengan sendirinya. Orangtua tak memberikan rambu-
rambu apa pun kepada anak. Sedangkan pola asuh
demokratis menggunakan penjelasan mengapa sesuatu
boleh atau tidak dilakukan. Orangtua terbuka dan
berdiskusi dengan anak.
17. Anak yang memiliki kecacatan fisik atau biasa disebut
dengan anak yang berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan individu
pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada
ketidakmampuan fisik. Yang menjadi karakteristik dan
hambatan bagi anak berkebutuhan khusus adalah
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Selain daripada itu, karena kecacatan atau kondisi
tertentu yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus
sehingga hal ini dapat menyebabkan functional
isolationism “isolasi diri” yaitu kecenderungan
mempertahankan untuk mengurangi kegiatan interaksi
sosial, aktivitas, dan perilaku eksploratori.
18. Oleh karena itu, untuk menghindari kelambatan perkembangan dan
usaha pemenuhan kebutuhan yang salah oleh anak tersebut, orang
tua seharusnya berperan sebagai motivator bagi anak selain itu orang
tua juga harus mendukung sepenuhnya potensi bakat yang dimiliki
anak, serta selalu memberikan pengarahan yang baik kepada anak
agar dapat mencapai hasil yang lebih memuaskan.
Selain daripada itu, solusi untuk anak yang berkebutuhan khusus,
sebaiknya dimasukkan ke sekolah yang memberikan layanan
pendidikan khusus bagi anak. Sehingga lebih mendukung
perkembangannya dibandingkan dengan sekolah umum.
19. Dari berbagai masalah diatas, menurut Tomas Armsstrong dalam bukunya 7
Kinds Of SmArt: Identifying and Developing Your Many intelligences (Bisnis,
2015) untuk memaksimalkan potensi anak, ada 10 saran bagi orang tua yaitu:
1. Terima Anak Apa Adanya
2. Berbagilah Aktivitas Sehingga
Anda Dapat Menemukan Dan
Mengembangkan Bakatnya.
3. Berbagilah Perasaan Dalam
Berkomunikasi
4. Fasilitasi Anak Anda
5. Dukunglah Anak Anda
6. Berikanlah Buku
7. Izikanlah Melakukan Kesalahan
8. Pujilah Anak
9. Hindarilah Membandingkan
Anak
10. Perkaya Referensi Orangtua