Proses persiapan pencapan meliputi pembuatan motif, tracing, persiapan screen baru atau bekas, afdruk, dan retusir. Motif ditraced ke kertas kodatrace sesuai warna, lalu screen diolesi larutan peka cahaya sebelum kodatrace dipindahkan ke screen melalui proses exposing untuk membentuk motif. Setelah itu, screen dibuka motifnya dan diperbaiki jika diperlukan.
1. PERSIAPAN PROSES PENCAPAN
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Melakukan semua proses persiapan pencapan agar pencapan berjalan dengan baik.
TUJUAN
Menggambar motif non repeat pada kertas karton ukuran 20 x 30 cm.
Melakukan proses tracing yaitu memindahkan motif ke kodatrace sesuai jumlah
warna yang diinginkan.
Melakukan persiapan screen (meliputi hapus screen dan pasang screen baru).
Melakukan proses afdruk.
II. TEORI DASAR
PENDAHULUAN
Pencapan merupakan proses pelekatan zat warna secara tidak merata dengan
menimbulkan corak-corak tertentu. Proses pelekatan zat warna keatas permukaan kain
ini dilakukan secara mekanis. Disini digunakan metode menggunakan screen datar yang
merupakan gasa yang terpasang pada rangka. Gasa atau screen ini dapat digunakan
secara berulang-ulang dengan cara membersihkannya. Proses awalnya agar didapat
motif yang akan menempel pada kain, sebelumnya dibuat terlebih dahulu gambar motif
tersebut pada kertas gambar untuk kemudian dipindahkan ke kertas transparan hingga
mulai dilakukan proses exposing yang akan menghasilkan screen yang terdapat
beberapa bagian yang tertutup yang dihasilkan dari gambar yang tidak bermotif,
sedangkan bagian motifnya akan memberikan bagian screen yang berlubang hingga
pasta cap dapat menembusnya.
PEMBUATAN SCREEN
Rangka yang digunakan pada screen dibuat dari kayu atau logam. Penggunaan
kayu harus ikut dipertimbangkan dari segi kestabilan dalam segala suasana (keadaan
kering atau basah). Sedangkan peggunaan logam ikut pula dipertimbangkan mengenai
ketahanannya terhadap zat-zat kimia dan kestabilan bentuknya. Ukuran rangka screen
disesuaikan dengan jenis bahan yang akan dicap. Setelah rangka selesai dibuat,
2. kemudian dilapisi dengan suatu zat yang bersifat menolak air agar kain tidak mudah
basah sehingga tahan lama.
Kasa untuk screen ini pada umumnya digunakan kain monyl, meskipun beberapa
jenis kain dapat digunakan pula. Pemilihan kasa ditentukan oleh corak yang akan dibuat.
Corak yang besar digunakan kasa yang kasar sedangkan corak yang kecil digunakan
gasa yang halus. Kasa yang digunakan haus memenuhi syarat tertentu seperti
ketahanan tarik yang tinggi sehingga tidak akan mengembang atau mengkerut dalam
keadaan basah atau kering serta susunan tenunan kain monyl yang tidak akan
menggeser. Hal-hal diatas bila terjadi akan mempengaruhi corak yang telah ditentukan.
Sebelum kasa dipasang pada rangka, pinggiran pada rangka diberi perekat khusus
(quick fix), kemudian dikeringkan sebentar. Pemasangan screen ini ada beberapa cara
yaitu dengan tangan dan mesin penarik. Syarat utama sebelum dilakukan pemasangan
ini, benang-benangnya harus tegak lurus agar corak akan sesuai keinginan. Karena
kasa dapat mengendur ketika terkena basah, maka pemasangannya pun dilakukan pada
keadaan basah. Setelah selesai screen perlu dibersihkan dari kotoran, lemak dan hal
yang mengganggu lainnya dengan cara mencucinya menggunakan sabun panas atau
NaOH yang dicairkan dengan tambahan kaporit. Setelah pembersihan ini dilakukan
penetralan dengan asam lemah dan pencucian air dingin.
COATING
Setelah screen bersih baru dilakukan pemberian corak pada kasa. Disini
digunakan cara dengan menggunakan kertas film tembus pandang (Kodatrace). Proses
awal yang dilakukan adalah menggambar motif pada kertas kodatrace tersebut dengan
cat khusus yang berwarna gelap (tinta bak hitam). Setelah selesai kasa yang telah
bersih diberi lapisan larutan yang bersifat peka cahaya (Supra X + Natrium bikromat atau
Khromatin). Larutan peka cahaya ini dibuat melapisi screen secara merata
menggunakan coater kemudian dikeringkan pada oven yang tidak bercahaya dan
setelah kering siap dilakukan pemindahan corak gambar tembus pandang ke screen.
EXPOSING
Hasil gambar pada diapositif atau kertas tembus pandang dilekatkan pada
permukaan luar screen serapat mungkin. Setelah itu dilakukan penyinaran dengan
lampu neon yang jaraknya dengan gasa sekitar 30 cm. Urutannya adalah pada screen
bagian dalam diberi busa yang akan menekan gasa hingga menempel pada gambar,
sedangkan lapisan luarnya terdapat gambar diapositif yang rapat dengan kaca.
Sementara dibawah kaca terdapat lampu neon yang akan menyinari gasa. Setelah
penyinaran ini, kertas tembus pandang yang menempel pada screen dilepas sehingga
3. akan terlihat bayangan gambar pada screen. Segera setelah selesai screen direndam
dalam air panas bersuhu 700
C, hingga bagian-bagian yang bermotif jadi berlubang dan
kemudian dilakukan pengeringan. Dalam pencucian dengan air ini screen tidak boleh
terkena gerakan-gerakan mekanik yang kuat apalagi digosok, karena akan
mengakibatkan kerusakan pada motif atau melubangi bagian yang seharusnya tidak
berlubang.
RETUSIR DAN PENGUATAN MOTIF
Ada kalanya pemindahan gambar pada kodatrace kurang tepat atau berlebih
sehingga perlu dilakukan pembenahan, baik dengan cara dikerikatau hapus maupun
menambahkan (Retusir). Gambar yang telah jadi perlu dikuatkan agar lebih tahan
terhadap gosokan dan zat kimia yang akan digunakan pada pencapan. Penguatan
screen ini dilakukan dengan menggunakan larutan vernis yang dilapiskan pada
permukaan screen.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan : Bahan yang diperlukan :
Rangka screen
Kertas kodatrace
Kuas kecil
Meja afdruk
Cutter
Stapler tembak
Palu dan tang
Lakban besar
Tinta afdruk (bak hitam)
Kaporit
Larutan NaOH 38 o
Be
M3
Zat peka cahaya chromatin
Zat peka cahaya diazol
B. DIAGRAM ALIR
DIAGRAM ALIR UMUM
Menggambar
motif
Perbaiki
screen bekas
Afdruk RetusirTracing
Buat screen
baru
4. DIAGRAM ALIR PROSES AFDRUK KASA DATAR
Screen siap afdruk
Pelapisan lak peka cahaya
Pengeringan
Afdruk
Pembukaan motif/pembangkitan
pencucian air
Pengeringan
Perbaikan motif
Penguatan
Pengeringan
Screen siap pakai
Kasa bekas
Seleksi kain
Stripping
Pencucian
5. C. CARA KERJA
1. Pembuatan Motif (Repeat Atau Non Repeat)
Menggambar motif pada kertas karton ukuran 20 x 30 cm.
Mewarnai motif maksimal dengan tiga warna.
2. Proses Tracing
Siapkan kertas kodatrace sebanyak macam warna yang terdapat pada motif.
Pasang kertas bergambar motif pada meja datar dan selotip pada sisi atau
ujungnya agar tidak bergeser.
Pasang kertas kodatrace diatasnya dan diselotip.
Jiplak gambar untuk satu macam warna tertentu.
Pasang kertas kodatrace diatasnya lagi dan selotip.
Jiplak gambar untuk satu macam warna lainnya.
Ulangi pemasangan kertas kodatrace dan penjiplakan sebanyak macam
warna pada motif.
Pisahkan tiap-tiap kertas kodatrace kemudian warnai dengan tinta bak hitam
atau zat peka cahaya.
3. Persiapan Screen (sebanyak kodatrace untuk satu jenis motif)
a) Menggunakan screen bekas
Pilih screen dengan kondisi rangka yang masih bagus (kuat, rata, tidak
bengkok) serta kain kasanya masih tegang dan tidak berlubang atau bisa
ditutup dengan selotip. Diutamakan kasa yang tidak memiliki pasangan
motif.
Bersihkan screen dari debu kemudian basahi dengan menggunakan
larutan kostik dan kaporit dengan perbandingan 2:1 kemudian didiamkan
selama 30 menit lalu digosok sambil dialiri air.
Untuk menyempurnakan pembersihan gosok kasa dengan busa atau kain
yang dibasahi dengan M3.
Bilas dengan air dan dikeringkan dalam oven.
b) Menggunakan kasa baru
Pilih kayu yang bersifat atau telah disempurnakan sehingga bersifat kuat,
tidak mudah lapuk, tahan serangga dan jamur, serta dimensinya tetap
atau tidak mudah bengkok.
Rendam kayu yang telah dibentuk rangka dalam bak air selama 30 menit
agar kayu agak lunak.
Pilih jenis kain kasa dengan memperhatikan nomor kasa serta jenis
seratnya berdasarkan jenis-jenis zat warna yang akan digunakan.
6. Pasang kasa dalam keadaan basah pada rangka screen yang telah
direndam sedemikian rupa agar permukaannya tegang ke segala arah
dan tidak ada kerutan atau lengkungan dengan menggunakan staples.
Keringkan dalam oven.
4. Afdruk
Screen yang siap pakai diolesi dengan larutan khromatin atau zat peka
cahaya (Supra X diencerkan dengan Natrium bikromat) sampai rata diseluruh
permukaan screen.
Pastikan screen tidak terkena cahaya.
Keringkan dalam oven sampai setengah kering.
Pasang satu lembar kodatrace yang telah diwarnai zat peka cahaya pada
meja afdruk yang lampunya telah dimatikan, selotip sisi dan sudutnya agar
tidak bergeser.
Ambil screen dari oven kemudian letakkan diatas kodatrace dengan posisi
motif ditengah-tengah screen.
Timpah dengan dengan bantal hitam kemudian letakkan beban diatas bantal.
Nyalakan lampu neon dalam meja afdruk selama 15 menit.
Ambil screen, untuk larutan peka cahaya yang menggunakan khromatin, bilas
screen dengan air panas kemudian semprot dengan air dingin untuk
membuka bagian motifnya. Sedangkan untuk larutan peka cahaya dengan
Supra X, semprot dengan air dingin untuk membuka motifnya.
Keringkan dalam oven.
Ulangi pekerjaan tersebut dengan screen lainnya mulai dari pengolesan
screen dengan larutan peka cahaya untuk kodatrace lainnya.
5. Retusir (memperbaiki motif pada screen)
Koreksi screen dengan diterawang sehingga terlihat lubang motif maupun
yang bukan motif.
Untuk lubang yang bukan motif, tutup dengan selotip atau zat peka cahaya,
keringkan.
6. Selotip screen pada bagian tepi sehinga pasta cap nantinya tidak akan
merembes pada tepi screen
7. IV. DISKUSI
A. Tracing
Motif yang sudah digambar dianlisa tiap bagian warnanya. Tiap warna
memerlukan kodatrace dan screen tersendiri. Kecuali jika ada warna perpaduan dari
warna yang lain yang terdapat pada motif, atau dibuat sedemikian rupa agar tidak
memerlukan banyak kodatrace dan screen. Contoh, jika pada satu motif terdapat
warna merah, biru, dan coklat, maka cukup membuat 2 kodatrace dan 2 screen
untuk warna merah dan biru, adapun untuk area warna coklat dimasukkan pada
keduanya, karena nanti percampuran warna merah dan biru saat pencapan akan
menghasilkan warna biru.
Proses ini menggunakan tinta berwarna gelap pada kertas kodatrace. Setelah
dilakukan penggambaran perlu diperhatikan bagian yang masih belum tebal untuk
dipertebal kembali. Mengeceknya bisa dengan meletakkan di atas meja afdruk
dengan menyalahkan lampunya, atau cukup diterawang. Sebab jika masih
memungkinkan terjadinya tembus cahaya maka saat afdruk nantinya zat peka
cahaya – chromatin akan berfiksasi sempurna dengan kasa sehingga susah untuk
membuka motifnya.
B. Pembersihan screen bekas
Agar dapat dipergunakan kembali maka screen perlu untuk dibersihkan dengan
menggunakan kostik dan kaporit bersama air. Penggunaan kostik ini dilakukan
dengan pertimbangan bahwa lak kromatin sebagai zat yang melapisi screen bersifat
tidak tahan terhadap alkali kuat, sehingga dengan larutan kostik chromatin tersebut
akan larut dan terlepas dari screen.
C. Bentuk rangka screen
Bagian rangka pada screen sebaiknya tepinya dibuat sedikit tumpul karena
apabila bentuknya runcing akan memberikan kerusakan pada kain kasa, serta
sebagai tempat untuk menstaples sehingga gigi staples nantinya tidak akan timbul di
sisi rangka utama. Kemudian pada saat stretching harus dilakukan penarikan ke
kasa
Rangka screenGigi staples
Perpanjangan
permukaan kasa
8. segala arah dan diusahakan susunan benang kain kasa yang saling tegak lurus
sesuai rangka screen sehingga motif yang dihasilkan dapat sesuai harapan. Proses
penarikan itu sendiri dilakukan pada keadaan basah untuk membiasakan kasa yang
umumnya berubah mengendur dalam keadaan basah.
D. Afdruk
Pelapisan dengan chromatin harus dilakukan dengan merata dan tidak terlalu
tebal. Karena bila tidak rata maka motif yang dihasilkan akan berkurang
ketajamannya dan begitu pula bila terlalu tebal chromatin akan sukar kering dan
menjadi lembek serta ikut berpengaruh pada ketajaman motif. Penyinaran dilakukan
setelah chromatin agak kering agar tidak akan menempel pada gambar kodatrace
pada saat penyinaran. Waktu dan jarak penyinaran perlu diperhatikan. Apabila
waktunya terlalu singkat, chromatin pada screen pada saat pembukaan motif akan
hilang dan tidak diperoleh motif karena chromatin belum kering fiksasi sempurna
dengan kain kasa. Sedangkan bila terlalu lama yang terjadi adalah chromatin yang
terlalu kering sehingga pada saat direndam bagian yang bermotif tidak akan
berlubang karena sudah terlampau kering.
E. Retusir
Proses ini tidak berlaku mutlak untuk setiap pembuatan screen, dilakukan hanya
apabila kita menemukan adanya kesalahan pada hasil akhir pengafdrukan. Misalnya
untuk bagian kasa yang seharusnya menjadi bagian terbuka motif terdapat fiksasi
larutan peka cahaya, maka itu harus dilakukan penghapusan. Dan sebaliknya jika
beban
busa hitam
screen
film
Meja afdruk dengan
permukaan kaca bening
Lampu neon
9. pada bagian kain kasa yang seharusnya tertutup terdapat lubang maka itu harus
ditutup baik dengan selotip atau larutan peka cahaya.
V. KESIMPULAN
Banyaknya warna pada motif menentukan banyaknya screen yang harus dibuat
untuk satu motif.
Membersihkan screen dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH bersama
kaporit dengan perbandingan 1 : 2, lalu disempurnakan dengan M3.
Pemasangan kasa pada rangka screen dilakukan pada keadaan basah agar didapat
tarikan yang maksimal.
Gambar motif yang digambar pada kertas kodatrace harus tidak tembus cahaya.
Pelapisan dengan chromatin dilakukan secara merata agar diperoleh ketajaman
warna yang baik.
Proses penyinaran dilakukan saat kondisi kasa agak kering dari larutan peka cahaya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arifin ,dkk., “Teknologi Pencapan Tekstil”. Bandung : Institut Teknologi
Tekstil, 1998
Djufri, Rashid, Ir., dkk, “Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan”. Bandung : Institut Teknologi Tekstil, 1976
Purwanti, dkk, “Pedoman Praktikum Pencapan dan Penyempurnaan”. Bandung
: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, 1978