SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1. Pengertian
Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin yang terjadi dalam sel-sel RES dan sel-sel
poligonal hati. Bilirubin yang terjadi tidak larut dalam plasma, oleh karena itu untuk
memungkinkan terjadinya transportasi ke dalam hepar maka pigmen tersebut berikatan
dengan protein plasma terutama albumin. Bilirubin yang berasal dari sel-sel RES dilepas
kedalam peredaran darah untuk kemudian memasuki hepar.
Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian
besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem
bebas atau proses eritropoesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan
proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain. Biliverdin inilah yang
mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas.
2. Pembentukan
Dalam keadaan fisiologis, masa hidup erytrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami
lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg, dimana
diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua
dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa. Apoprotein dari hemoglobin
dihidrolisis menjadi komponen asam-asam aminonya. Katabolisme heme dari semua
hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang
kompleks yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim dari keluarga besar sitokrom P450.
Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan α metena membentuk
biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi,
reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang
dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan metena
dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin
reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen antara
cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan
warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini.
Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1
gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar
250–350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik
yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel
adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen
dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg
bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya
terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi ke jaringan. Bilirubin yang sampai dihati
akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid hepatosit oleh suatu protein
pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat
besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada kelancaran proses yang akan
dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah
menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat
diekskresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut
melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim
bilirubin glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym
glukoronosiltransferase yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi
ini berlangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat.
Tahap pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang
kemudian dikonversi menjadi bilirubin diglukoronida yang larut pada tahap kedua.
3. Metabolisme
Bila eritrosit telah hidup melampaui masa hidupnya selama rata-rata 120 hari maka
membrannya akan pecah dan hemoglobin yang dikeluarkan di fagositosis oleh sel Retikulo
Endotel System (RES) diseluruh tubuh. Hemoglobin pertama-tama dipecah menjadi heme
dan globin, lingkaran protoporfirin terbuka, Fe dilepaskan untuk diikat menjadi transferin,
kemudian berubah menjadi biliverdin dan direduksi menjadi bilirubin. Fe yang dilepaskan
diikat oleh protein dalam jaringan dan beredar dalam darah sebagai Iron Binding Protein
Capacity.
Rantai globin sebagian akan dipecah menjadi asam-asam amino yang disimpan dalam Body
Fool of Amino Acid, sebagian tetap dalam bentuk rantai globin yang akan lagi digunakan
untuk membentuk hemoglobin baru. Bilirubin yang dilepaskan kedalam darah sebagian besar
terikat dengan albumin, sebagian kecil terikat dengan α2-globulin dan dibawa ke hati.
Bilirubin yang terikat dengan protein ini disebut prebilirubin atau Unconjugated bilirubin.
Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama dalam
sitoplasma, protein sitosolik Y (misalnya, ligandin atau glutathione S-transferase B) dan
protein sitosolik z (dikenal juga sebagai fatty acid–binding protein). Didalam hati bilirubin
dilepaskan dari albumin dan selanjutnya mengalami konjugasi dengan Asam glukoronat
membentuk ester Bilirubin monoglukoronat atau Bilirubin diglukoronat (BDG) yang dikenal
dengan nama Conjugated Bilirubin (CB). Proses ini berlangsung karena pengaruh enzim
Urindhyn di-Phosphate Glukoronil Transferase (UDPG). CB ini bersifat sangat mudah larut
di air dan merupakan pigmen utama dari empedu.
Bilirubin dikonjugasi (CB) disekresikan ke dalam saluran empedu dan melewati usus. Ketika
direct bilirubin (CB) ini sampai di usus besar / kolon oleh bakteri-bakteri usus direduksi
menjadi urobilinogen dimana sebagian urobilinogen tersebut direabsorpsi melalui mukosa
usus masuk dalam darah. Sebagian zat ini diekskresi oleh hati dan kembali masuk kedalam
usus kemudian sekitar 5 % diekskresi oleh ginjal melalui urine. Setelah urine tersebut kena
udara maka urobilinogen teroksidasi menjadi Urobilin sedangkan pada faeces sterkobilinogen
teroksidasi menjadi sterkobilin
4. Jenis Bilirubin
Bilirubin terbagi menjadi 2 jenis yaitu Bilirubin Indirek yang merupakan bilirubin yang
menglami konjugasi oleh hati dengan asam glukoronat dan Bilirubin Direk yang telah
mengalami konjugasi dengan asam glukoronat di dalam hati.
5. Patologi
Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin, fungsi hati dan
kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila destruksi eritrosit bertambah, maka
terbentuk lebih banyak bilirubin. Itu mungkin menyebabkan bilirubin prehepatik naik sedikit,
tetapi hati normal mempunyai daya ekskresi yang cukup besar, sehingga peningkatan
bilirubin dalam serum tidak terlalu tinggi. Bilirubinemia tidak pernah lebih tinggi dari 4 atau
5 mg/dl kalau sebabnya hanya hemolisis saja.
Melemahnya fungsi hati mendatangkan kenaikan kadar bilirubin dalam serum yang
mengesankan (cukup tinggi). Berkurangnya daya uptake atau konjugasi pada sel-sel hati
mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirek meningkat ; melemahnya ekskresi bilirubin
konjugat mendatangkan kadar bilirubin post hepatik meningkat. Konjugat bilirubin bersifat
larut air dan mudah menembus filter glomeruli ; bilirubin berbalik arah kembali kealiran
darah jika ada obstruksi saluran empedu dimana saja : dalam jaringan hati, pada saluran
hepatik, pada kantong empedu dan pada ductus choledochus. Disfungsi hepatoseluler yang
sedang derajatnya, menghambat penyaluran bilirubin konjugat ke dalam ductus colligentis ;
kadar bilirubin direk dalam darah dapat meningkat pada penyakit hepatoseluler, biarpun
saluran-saluran empedu dapat dilalui dengan bebas. Bila kadar bilirubin direk atau indirek
sampai 2-4 mg/dl, maka pasien menderita ikterus, yakni menguningnya kulit, selaput lendir
dan sklera.
6. Ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa)
yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam
sirkulasi darah. Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga
kulit (terutama) dan atau sklera tampak kekuningan. Pada orang dewasa, ikterus akan tampak
apabila serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 µmol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak
apabila serum bilirubin > 5 mg/dL (>86 µmol/L). Hiperbilirubinemia adalah istilah yang
dipakai untuk ikterus setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar
serum bilirubin.
7. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl.
Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau
jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata
menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdifusi dari konsentrasinya yang tinggi
didalam darah. Hiperbilirubinemia dikelompokkan dalam dua bentuk berdasarkan
penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih
dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah karena
adanya obstruksi bilier. Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis
berat dan gangguan konjugasi. Pada lisisnya eritrosit secara masif misalnya pada kasus sickle
cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari
kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut
didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam
urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria.
Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya seperti Syndroma Crigler
Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil transferase tidak aktif,
diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana didapati
konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan
kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II,
didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. Syndroma Gilbert, terjadi
karena haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan
aktivitas enzim konjugasi dan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperbilirubinemia
regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran empedu, misalnya
karena tumor, batu, proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus hepatikus dan
duktus koledokus akan menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian
konsentrasinya pada hati menyebabkan refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh
limfe.Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan
disebut sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu
disebut juga sebagai ikterus kolestatik.
Beberapa kelainan lain yang menyebabkan hiperbilirubinemia regurgitasi adalah Syndroma
Dubin Johnson, diturunkan secara autosomal resesif, terjadi karena adanya defek pada sekresi
bilirubin terkonjugasi dan estrogen ke sistem empedu yang penyebab pastinya belum
diketahui. Syndroma Rotor, terjadi karena adanya defek pada transport anion anorganik
termasuk bilirubin, dengan gambaran histologi hati normal, penyebab pastinya juga belum
dapat diketahui. Hiperbilirubinemia toksik adalah gangguan fungsi hati karena toksin seperti
chloroform, arsfenamin, asetaminofen, carbon tetrachlorida, virus, jamur dan juga akibat
cirhosis. Kelainan ini sering terjadi bersama dengan terdapatnya obstruksi.
8. Diagnosis Ikterus
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Secara klinis hiperbilirubinemia terlihat sebagai
gejala ikterus, yaitu pigmentasi kuning pada kulit dan sklera. Ikterus biasanya baru dapat
dilihat kalau kadar bilirubin serum melebihi 34 hingga 43 µmol/L (2,0 hingga 2,5 mg/dL),
atau sekitar dua kali batas atas kisaran normal.
Gejala ini dapat terdeteksi dengan kadar bilirubin yang lebih rendah pada pasien yang
kulitnya putih dan yang menderita anemia berat. Gejala ikterus sering tidak terlihat jelas pada
orang-orang yang kulitnya gelap atau yang menderita edema. Jaringan sklera kaya dengan
elastin yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap bilirubin, sehingga ikterus pada sklera
biasanya merupakan tanda yang lebih sensitif untuk menunjukkan hiperbilirubinemia
daripada ikterus yang menyeluruh. Tanda dini yang serupa untuk hiperbilirubinemia adalah
warna urin yang gelap, yang terjadi akibat ekskresi bilirubin lewat ginjal dalam bentuk
bilirubin glukuronid.
9. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium membedakan dua macam bilirubin dalam serum, yakni bentuk bebas
yang tak larut dan bentuk konjugat. Bilirubin yang larut dalam air disebut bilirubin direk
karena dapat langsung diukur tanpa mengubah bentuknya sedangkan yang belum mengalami
konjugasi atau bilirubin indirek harus terlebih dahulu dijadikan larut dalam air sebelum
ditentuka jumlahnya.
10. Metode Pengukuran
Untuk menentukan kadar bilirubin darah digunakan cara/metode pengukuran, yaitu :
a. Pemeriksaan indeks ikterus
Bilirubin plasma langsung diukur warnanya pada fotometer dengan menggunakan standard
kalium bikromat 0,01 %.
b. Pemeriksaan dengan reaksi Diazotasi
Bilirubin serum dengan asam sulfanilat dan natrium nitrit mengalami reaksi diazotasi
membentuk zat warna merah dalam suasana asam dan berwarna hijau biru dalam suasana
basa yang sebanding dengan kadar bilirubin. Bilirubin indirek agar bereaksi dengan reagen
diazo maka perlu penambahan akselerator.
11. Prinsip pengukuran
Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid membentuk suatu zat warna merah pada
larutan netral biru dalam larutan alkalis. Bilirubin glukoronida yang bisa larut dalam air
bereaksi langsung, sedangkan bilirubin yang bebas (indirect) hanya akan bereaksi bila ada
accelerator.
12. Hal Mempengaruhi
Pada pemeriksaan bilirubin dengan reaksi diazotasi, hemoglobin dalam serum mengganggu
penetapan bilirubin, sebab darah yang mengalami hemolisa hasilnya akan lebih rendah karena
hemogobin akan menginhibisi reaksi diazotasi. Jika serum lipemik dan opalescensi akan
mengakibatkan terjadinya kesalahan, untuk itu sebaiknya pasien harus puasa sekitar 8-10
jam.
Jika pemeriksaan ditangguhkan serumnya akan dapat tahan selama 1 minggu jika disimpan
pada 4O C ditempat gelap dan stabil selama 3 bulan didalam freezer. Bilirubin direk dan
indirek akan menjadi biliverdin bila terkena cahaya matahari langsung yang dapat
menurunkan bilirubin sampai 20 % dari kadarnya. Bilirubin perlahan dirusak oleh sinar biru
atau ultraviolet dan fototerapi yang digunakan untuk pengobatan hiperbilirubinemia
neonatal.

More Related Content

What's hot

1.glikolisis karbohidrat.ok
1.glikolisis karbohidrat.ok1.glikolisis karbohidrat.ok
1.glikolisis karbohidrat.okanaJuniarti
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi Dedi Kun
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi Dedi Kun
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaDIAH KOHLER
 
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedu
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empeduKelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedu
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedussp1997
 
Pendekatan klinis pada pasien ikterus
Pendekatan klinis pada pasien ikterusPendekatan klinis pada pasien ikterus
Pendekatan klinis pada pasien ikterusfikri asyura
 
Sistem ekskresi oleh ismail
Sistem ekskresi  oleh ismailSistem ekskresi  oleh ismail
Sistem ekskresi oleh ismailIsmail Fizh
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiakak_mayya
 
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannah
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannahSistem ekskresi manusia karya rozhatul jannah
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannahmuhammad azhar
 
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimia
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimiamekanisme diabetes kaitan biologi dan kimia
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimiaMaRis Aini
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 

What's hot (20)

Rkk1
Rkk1Rkk1
Rkk1
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Biologi - Sekresi
Biologi - SekresiBiologi - Sekresi
Biologi - Sekresi
 
1.glikolisis karbohidrat.ok
1.glikolisis karbohidrat.ok1.glikolisis karbohidrat.ok
1.glikolisis karbohidrat.ok
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedu
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empeduKelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedu
Kelenjar saliva, pangkreas, hepar dan kandung empedu
 
Ikterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkurIkterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkur
 
Pendekatan klinis pada pasien ikterus
Pendekatan klinis pada pasien ikterusPendekatan klinis pada pasien ikterus
Pendekatan klinis pada pasien ikterus
 
Sistem ekskresi oleh ismail
Sistem ekskresi  oleh ismailSistem ekskresi  oleh ismail
Sistem ekskresi oleh ismail
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem penghadaman
Sistem penghadamanSistem penghadaman
Sistem penghadaman
 
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannah
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannahSistem ekskresi manusia karya rozhatul jannah
Sistem ekskresi manusia karya rozhatul jannah
 
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimia
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimiamekanisme diabetes kaitan biologi dan kimia
mekanisme diabetes kaitan biologi dan kimia
 
Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
Sistem Ekskresi Ginjal Pada ManusiaSistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
Sistem Ekskresi Ginjal Pada Manusia
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Patologiurin
PatologiurinPatologiurin
Patologiurin
 
Tgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudinTgas pa dokter bainudin
Tgas pa dokter bainudin
 

Viewers also liked

Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. Englmar
Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. EnglmarHotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. Englmar
Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. EnglmarSocial Tourism Marketing
 
Donante de gametos
Donante de gametos Donante de gametos
Donante de gametos Happy Lif
 
Movimiento rectilino Uniformemente Variado
Movimiento rectilino Uniformemente VariadoMovimiento rectilino Uniformemente Variado
Movimiento rectilino Uniformemente VariadoJuanFerd Ȝȝ
 
Historia de la informática
Historia de la informáticaHistoria de la informática
Historia de la informáticacarlotareyes
 
Convocatoria pfgd cartagena
Convocatoria pfgd cartagenaConvocatoria pfgd cartagena
Convocatoria pfgd cartagenamanuribe78
 
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015Gestión &Administración de proyectos IDT 2015
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015Marco A. Santiago
 
Giaodien dahinhkethua
Giaodien dahinhkethuaGiaodien dahinhkethua
Giaodien dahinhkethuaLê Định
 
Plan de negocio [reparado]
Plan de negocio [reparado]Plan de negocio [reparado]
Plan de negocio [reparado]Irma Aguila
 

Viewers also liked (13)

Informational interview
Informational interview Informational interview
Informational interview
 
Historia de la informatica
Historia de la informaticaHistoria de la informatica
Historia de la informatica
 
Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. Englmar
Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. EnglmarHotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. Englmar
Hotel Pürgl - Bayerischer Wald - nahe St. Englmar
 
Donante de gametos
Donante de gametos Donante de gametos
Donante de gametos
 
Movimiento rectilino Uniformemente Variado
Movimiento rectilino Uniformemente VariadoMovimiento rectilino Uniformemente Variado
Movimiento rectilino Uniformemente Variado
 
Historia de la informática
Historia de la informáticaHistoria de la informática
Historia de la informática
 
Gaudí CMC
Gaudí CMCGaudí CMC
Gaudí CMC
 
Convocatoria pfgd cartagena
Convocatoria pfgd cartagenaConvocatoria pfgd cartagena
Convocatoria pfgd cartagena
 
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015Gestión &Administración de proyectos IDT 2015
Gestión &Administración de proyectos IDT 2015
 
Giaodien dahinhkethua
Giaodien dahinhkethuaGiaodien dahinhkethua
Giaodien dahinhkethua
 
Folleto
FolletoFolleto
Folleto
 
Ejerccio 9 enrico
Ejerccio 9 enricoEjerccio 9 enrico
Ejerccio 9 enrico
 
Plan de negocio [reparado]
Plan de negocio [reparado]Plan de negocio [reparado]
Plan de negocio [reparado]
 

Similar to PENGERTIAN BILIRUBIN DAN METABOLISMENYA

PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxBeataNino1
 
METABOLISME BILIRUBIN.pptx
METABOLISME BILIRUBIN.pptxMETABOLISME BILIRUBIN.pptx
METABOLISME BILIRUBIN.pptxchocoraisin
 
Metabolisme Porfirin
Metabolisme PorfirinMetabolisme Porfirin
Metabolisme PorfirinDedi Kun
 
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Operator Warnet Vast Raha
 
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Operator Warnet Vast Raha
 
Biokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaBiokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaNiluhPutuDika
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)REISA Class
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhAyu Sekarini
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati97vania
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxLaksanakanTerbaru
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxAyuMustika17
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumNugroho Tristyanto
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxSukriSultra
 

Similar to PENGERTIAN BILIRUBIN DAN METABOLISMENYA (20)

PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptxPPT Metabolisme Bilirubin.pptx
PPT Metabolisme Bilirubin.pptx
 
Ikterik neonatus
Ikterik neonatus Ikterik neonatus
Ikterik neonatus
 
Kernikterus
KernikterusKernikterus
Kernikterus
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
METABOLISME BILIRUBIN.pptx
METABOLISME BILIRUBIN.pptxMETABOLISME BILIRUBIN.pptx
METABOLISME BILIRUBIN.pptx
 
Metabolisme Porfirin
Metabolisme PorfirinMetabolisme Porfirin
Metabolisme Porfirin
 
10516757.ppt
10516757.ppt10516757.ppt
10516757.ppt
 
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
 
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa ...
 
Biokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasmaBiokimia presentasi protensi plasma
Biokimia presentasi protensi plasma
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
Kelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuhKelainan kelainan metabolise tubuh
Kelainan kelainan metabolise tubuh
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Biokimia cerna
Biokimia cernaBiokimia cerna
Biokimia cerna
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
Rkik1
Rkik1Rkik1
Rkik1
 
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

PENGERTIAN BILIRUBIN DAN METABOLISMENYA

  • 1. 1. Pengertian Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin yang terjadi dalam sel-sel RES dan sel-sel poligonal hati. Bilirubin yang terjadi tidak larut dalam plasma, oleh karena itu untuk memungkinkan terjadinya transportasi ke dalam hepar maka pigmen tersebut berikatan dengan protein plasma terutama albumin. Bilirubin yang berasal dari sel-sel RES dilepas kedalam peredaran darah untuk kemudian memasuki hepar. Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin darah dan sebagian lagi dari hem bebas atau proses eritropoesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin tadi dimulai dengan proses oksidasi yang menghasilkan biliverdin serta beberapa zat lain. Biliverdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin bebas. 2. Pembentukan Dalam keadaan fisiologis, masa hidup erytrosit manusia sekitar 120 hari, eritrosit mengalami lisis 1-2×108 setiap jamnya pada seorang dewasa dengan berat badan 70 kg, dimana diperhitungkan hemoglobin yang turut lisis sekitar 6 gr per hari. Sel-sel eritrosit tua dikeluarkan dari sirkulasi dan dihancurkan oleh limpa. Apoprotein dari hemoglobin dihidrolisis menjadi komponen asam-asam aminonya. Katabolisme heme dari semua hemeprotein terjadi dalam fraksi mikrosom sel retikuloendotel oleh sistem enzim yang kompleks yaitu heme oksigenase yang merupakan enzim dari keluarga besar sitokrom P450. Langkah awal pemecahan gugus heme ialah pemutusan jembatan α metena membentuk biliverdin, suatu tetrapirol linier. Besi mengalami beberapa kali reaksi reduksi dan oksidasi, reaksi-reaksi ini memerlukan oksigen dan NADPH. Pada akhir reaksi dibebaskan Fe3+ yang dapat digunakan kembali, karbon monoksida yang berasal dari atom karbon jembatan metena dan biliverdin. Biliverdin, suatu pigmen berwarna hijau akan direduksi oleh biliverdin reduktase yang menggunakan NADPH sehingga rantai metenil menjadi rantai metilen antara cincin pirol III – IV dan membentuk pigmen berwarna kuning yaitu bilirubin. Perubahan warna pada memar merupakan petunjuk reaksi degradasi ini. Bilirubin bersifat lebih sukar larut dalam air dibandingkan dengan biliverdin. Dalam setiap 1 gr hemoglobin yang lisis akan membentuk 35 mg bilirubin dan tiap hari dibentuk sekitar 250–350 mg pada seorang dewasa, berasal dari pemecahan hemoglobin, proses erytropoetik yang tidak efekif dan pemecahan hemprotein lainnya. Bilirubin dari jaringan retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air. Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar. Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar hingga mudah lepas dan berdifusi ke jaringan. Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil pada permukaan sinusoid hepatosit oleh suatu protein pembawa yaitu ligandin. Sistem transport difasilitasi ini mempunyai kapasitas yang sangat besar tetapi penggambilan bilirubin akan tergantung pada kelancaran proses yang akan dilewati bilirubin berikutnya. Bilirubin nonpolar akan menetap dalam sel jika tidak diubah menjadi bentuk larut. Hepatosit akan mengubah bilirubin menjadi bentuk larut yang dapat diekskresikan dengan mudah kedalam kandung empedu. Proses perubahan tersebut melibatkan asam glukoronat yang dikonjugasikan dengan bilirubin, dikatalisis oleh enzim bilirubin glukoronosiltransferase. Hati mengandung sedikitnya dua isoform enzym
  • 2. glukoronosiltransferase yang terdapat terutama pada retikulum endoplasma. Reaksi konjugasi ini berlangsung dua tahap, memerlukan UDP asam glukoronat sebagai donor glukoronat. Tahap pertama akan membentuk bilirubin monoglukoronida sebagai senyawa antara yang kemudian dikonversi menjadi bilirubin diglukoronida yang larut pada tahap kedua. 3. Metabolisme Bila eritrosit telah hidup melampaui masa hidupnya selama rata-rata 120 hari maka membrannya akan pecah dan hemoglobin yang dikeluarkan di fagositosis oleh sel Retikulo Endotel System (RES) diseluruh tubuh. Hemoglobin pertama-tama dipecah menjadi heme dan globin, lingkaran protoporfirin terbuka, Fe dilepaskan untuk diikat menjadi transferin, kemudian berubah menjadi biliverdin dan direduksi menjadi bilirubin. Fe yang dilepaskan diikat oleh protein dalam jaringan dan beredar dalam darah sebagai Iron Binding Protein Capacity. Rantai globin sebagian akan dipecah menjadi asam-asam amino yang disimpan dalam Body Fool of Amino Acid, sebagian tetap dalam bentuk rantai globin yang akan lagi digunakan untuk membentuk hemoglobin baru. Bilirubin yang dilepaskan kedalam darah sebagian besar terikat dengan albumin, sebagian kecil terikat dengan α2-globulin dan dibawa ke hati. Bilirubin yang terikat dengan protein ini disebut prebilirubin atau Unconjugated bilirubin. Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama dalam sitoplasma, protein sitosolik Y (misalnya, ligandin atau glutathione S-transferase B) dan protein sitosolik z (dikenal juga sebagai fatty acid–binding protein). Didalam hati bilirubin dilepaskan dari albumin dan selanjutnya mengalami konjugasi dengan Asam glukoronat membentuk ester Bilirubin monoglukoronat atau Bilirubin diglukoronat (BDG) yang dikenal dengan nama Conjugated Bilirubin (CB). Proses ini berlangsung karena pengaruh enzim Urindhyn di-Phosphate Glukoronil Transferase (UDPG). CB ini bersifat sangat mudah larut di air dan merupakan pigmen utama dari empedu. Bilirubin dikonjugasi (CB) disekresikan ke dalam saluran empedu dan melewati usus. Ketika direct bilirubin (CB) ini sampai di usus besar / kolon oleh bakteri-bakteri usus direduksi menjadi urobilinogen dimana sebagian urobilinogen tersebut direabsorpsi melalui mukosa usus masuk dalam darah. Sebagian zat ini diekskresi oleh hati dan kembali masuk kedalam usus kemudian sekitar 5 % diekskresi oleh ginjal melalui urine. Setelah urine tersebut kena udara maka urobilinogen teroksidasi menjadi Urobilin sedangkan pada faeces sterkobilinogen teroksidasi menjadi sterkobilin 4. Jenis Bilirubin Bilirubin terbagi menjadi 2 jenis yaitu Bilirubin Indirek yang merupakan bilirubin yang menglami konjugasi oleh hati dengan asam glukoronat dan Bilirubin Direk yang telah mengalami konjugasi dengan asam glukoronat di dalam hati. 5. Patologi Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin, fungsi hati dan kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila destruksi eritrosit bertambah, maka terbentuk lebih banyak bilirubin. Itu mungkin menyebabkan bilirubin prehepatik naik sedikit, tetapi hati normal mempunyai daya ekskresi yang cukup besar, sehingga peningkatan
  • 3. bilirubin dalam serum tidak terlalu tinggi. Bilirubinemia tidak pernah lebih tinggi dari 4 atau 5 mg/dl kalau sebabnya hanya hemolisis saja. Melemahnya fungsi hati mendatangkan kenaikan kadar bilirubin dalam serum yang mengesankan (cukup tinggi). Berkurangnya daya uptake atau konjugasi pada sel-sel hati mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirek meningkat ; melemahnya ekskresi bilirubin konjugat mendatangkan kadar bilirubin post hepatik meningkat. Konjugat bilirubin bersifat larut air dan mudah menembus filter glomeruli ; bilirubin berbalik arah kembali kealiran darah jika ada obstruksi saluran empedu dimana saja : dalam jaringan hati, pada saluran hepatik, pada kantong empedu dan pada ductus choledochus. Disfungsi hepatoseluler yang sedang derajatnya, menghambat penyaluran bilirubin konjugat ke dalam ductus colligentis ; kadar bilirubin direk dalam darah dapat meningkat pada penyakit hepatoseluler, biarpun saluran-saluran empedu dapat dilalui dengan bebas. Bila kadar bilirubin direk atau indirek sampai 2-4 mg/dl, maka pasien menderita ikterus, yakni menguningnya kulit, selaput lendir dan sklera. 6. Ikterus Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah. Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah, sehingga kulit (terutama) dan atau sklera tampak kekuningan. Pada orang dewasa, ikterus akan tampak apabila serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 µmol/L), sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL (>86 µmol/L). Hiperbilirubinemia adalah istilah yang dipakai untuk ikterus setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar serum bilirubin. 7. Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana konsentrasi bilirubin darah melebihi 1 mg/dl. Pada konsentrasi lebih dari 2 mg/dl, hiperbilirubinemia akan menyebabkan gejala ikterik atau jaundice. Ikterik atau jaundice adalah keadaan dimana jaringan terutama kulit dan sklera mata menjadi kuning akibat deposisi bilirubin yang berdifusi dari konsentrasinya yang tinggi didalam darah. Hiperbilirubinemia dikelompokkan dalam dua bentuk berdasarkan penyebabnya yaitu hiperbilirubinemia retensi yang disebabkan oleh produksi yang berlebih dan hiperbilirubinemia regurgitasi yang disebabkan refluks bilirubin kedalam darah karena adanya obstruksi bilier. Hiperbilirubinemia retensi dapat terjadi pada kasus-kasus haemolisis berat dan gangguan konjugasi. Pada lisisnya eritrosit secara masif misalnya pada kasus sickle cell anemia ataupun malaria akan menyebabkan produksi bilirubin lebih cepat dari kemampuan hati mengkonjugasinya sehingga akan terdapat peningkatan bilirubin tak larut didalam darah. Peninggian kadar bilirubin tak larut dalam darah tidak terdeteksi didalam urine sehingga disebut juga dengan ikterik acholuria. Beberapa kelainan penyebab hiperbilirubinemia retensi diantaranya seperti Syndroma Crigler Najjar I yang merupakan gangguan konjugasi karena glukoronil transferase tidak aktif, diturunkan secara autosomal resesif, merupakan kasus yang jarang, dimana didapati konsentrasi bilirubin mencapai lebih dari 20 mg/dl. Syndroma Crigler Najjar II, merupakan kasus yang lebih ringan dari tipe I, karena kerusakan pada isoform glukoronil transferase II,
  • 4. didapati bilirubin monoglukoronida terdapat dalam getah empedu. Syndroma Gilbert, terjadi karena haemolisis bersama dengan penurunan uptake bilirubin oleh hepatosit dan penurunan aktivitas enzim konjugasi dan diturunkan secara autosomal dominan. Hiperbilirubinemia regurgitasi paling sering terjadi karena terdapatnya obstruksi pada saluran empedu, misalnya karena tumor, batu, proses peradangan dan sikatrik. Sumbatan pada duktus hepatikus dan duktus koledokus akan menghalangi masuknya bilirubin keusus dan peninggian konsentrasinya pada hati menyebabkan refluks bilirubin larut ke vena hepatika dan pembuluh limfe.Bentuknya yang larut menyebabkan bilirubin ini dapat terdeteksi dalam urine dan disebut sebagai ikterik choluria. Karena terjadinya akibat sumbatan pada saluran empedu disebut juga sebagai ikterus kolestatik. Beberapa kelainan lain yang menyebabkan hiperbilirubinemia regurgitasi adalah Syndroma Dubin Johnson, diturunkan secara autosomal resesif, terjadi karena adanya defek pada sekresi bilirubin terkonjugasi dan estrogen ke sistem empedu yang penyebab pastinya belum diketahui. Syndroma Rotor, terjadi karena adanya defek pada transport anion anorganik termasuk bilirubin, dengan gambaran histologi hati normal, penyebab pastinya juga belum dapat diketahui. Hiperbilirubinemia toksik adalah gangguan fungsi hati karena toksin seperti chloroform, arsfenamin, asetaminofen, carbon tetrachlorida, virus, jamur dan juga akibat cirhosis. Kelainan ini sering terjadi bersama dengan terdapatnya obstruksi. 8. Diagnosis Ikterus Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Secara klinis hiperbilirubinemia terlihat sebagai gejala ikterus, yaitu pigmentasi kuning pada kulit dan sklera. Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar bilirubin serum melebihi 34 hingga 43 µmol/L (2,0 hingga 2,5 mg/dL), atau sekitar dua kali batas atas kisaran normal. Gejala ini dapat terdeteksi dengan kadar bilirubin yang lebih rendah pada pasien yang kulitnya putih dan yang menderita anemia berat. Gejala ikterus sering tidak terlihat jelas pada orang-orang yang kulitnya gelap atau yang menderita edema. Jaringan sklera kaya dengan elastin yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap bilirubin, sehingga ikterus pada sklera biasanya merupakan tanda yang lebih sensitif untuk menunjukkan hiperbilirubinemia daripada ikterus yang menyeluruh. Tanda dini yang serupa untuk hiperbilirubinemia adalah warna urin yang gelap, yang terjadi akibat ekskresi bilirubin lewat ginjal dalam bentuk bilirubin glukuronid. 9. Analisis Laboratorium Analisis laboratorium membedakan dua macam bilirubin dalam serum, yakni bentuk bebas yang tak larut dan bentuk konjugat. Bilirubin yang larut dalam air disebut bilirubin direk karena dapat langsung diukur tanpa mengubah bentuknya sedangkan yang belum mengalami konjugasi atau bilirubin indirek harus terlebih dahulu dijadikan larut dalam air sebelum ditentuka jumlahnya. 10. Metode Pengukuran Untuk menentukan kadar bilirubin darah digunakan cara/metode pengukuran, yaitu : a. Pemeriksaan indeks ikterus Bilirubin plasma langsung diukur warnanya pada fotometer dengan menggunakan standard
  • 5. kalium bikromat 0,01 %. b. Pemeriksaan dengan reaksi Diazotasi Bilirubin serum dengan asam sulfanilat dan natrium nitrit mengalami reaksi diazotasi membentuk zat warna merah dalam suasana asam dan berwarna hijau biru dalam suasana basa yang sebanding dengan kadar bilirubin. Bilirubin indirek agar bereaksi dengan reagen diazo maka perlu penambahan akselerator. 11. Prinsip pengukuran Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid membentuk suatu zat warna merah pada larutan netral biru dalam larutan alkalis. Bilirubin glukoronida yang bisa larut dalam air bereaksi langsung, sedangkan bilirubin yang bebas (indirect) hanya akan bereaksi bila ada accelerator. 12. Hal Mempengaruhi Pada pemeriksaan bilirubin dengan reaksi diazotasi, hemoglobin dalam serum mengganggu penetapan bilirubin, sebab darah yang mengalami hemolisa hasilnya akan lebih rendah karena hemogobin akan menginhibisi reaksi diazotasi. Jika serum lipemik dan opalescensi akan mengakibatkan terjadinya kesalahan, untuk itu sebaiknya pasien harus puasa sekitar 8-10 jam. Jika pemeriksaan ditangguhkan serumnya akan dapat tahan selama 1 minggu jika disimpan pada 4O C ditempat gelap dan stabil selama 3 bulan didalam freezer. Bilirubin direk dan indirek akan menjadi biliverdin bila terkena cahaya matahari langsung yang dapat menurunkan bilirubin sampai 20 % dari kadarnya. Bilirubin perlahan dirusak oleh sinar biru atau ultraviolet dan fototerapi yang digunakan untuk pengobatan hiperbilirubinemia neonatal.