SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan disertai niat 
berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua 
anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, Sejak terbitnya fajar kedua 
sampai terbenamnya matahari dengan berdasarkan niat. Puasa merupakan dasar 
praktis dan teoritis bagi sisi pengendalian diri untuk menjalankan perintah Allah. 
Allah SWT menetapkan kunci masuk surga terletak dalam masalah 
mengendalikan diri. Selain mengendalikan diri dari syahwat-syahwat yang 
diharamkan dan dorongan-dorongan terlarangnya, mengendalikan diri juga untuk 
menetapi akhlak yang agung dan baik. 
Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa bisa diklasifikasikan 
menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa haram, dan puasa makruh. Puasa wajib. 
Untuk melaksanakan puasa baik puasa wajib ataupun sunnah mempunyai syarat - 
syarat dan juga rukunnnya. Puasa wajib merupakan puasa yang harus 
dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui bahwa 
puasa yang dihukumi wajib adalah merupakan suatu keharusan yang harus 
dilakukan dan apabila puasa wajib ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka 
akan mendapat dosa. 
Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam yakni 
merealisasikan ketaqwaan kepada Allah SWT. Puasa mempunyai banyak faedah 
bagi rohani dan jasmani kita. Ibadah puasa juga banyak mengandung aspek sosial, 
karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain 
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa 
juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena 
mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan 
puasa.
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu tentang 
Puasa menurut padangan hadits. 
C. Tujuan Masalah 
Tujuan makalah ini untuk mengetahui puasa menurut padangan hadits.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Teori 
1. Pengertian puasa 
Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan 
menurut istilah Fiqih puasa adalah menahan diri dari segala perbuatan yang 
membatalkan seperti makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai 
terbenamnya matahari, dengan berdasarkan niat, mematuhi persyaratan-persyaratan 
dan rukunnya. Menurut Ash Shiddieqy (1987:114) Puasa adalah “ 
Menahan nafsu dari godaan syahwat dan mengekang diri dari segala kebiasaan 
yang mengutamakan kenikmatan badani dan menciptakan kesucian batin yang 
akan membawa ketenangan jiwa”. Adapun menurut Al-Zuhayly (1996: 85 ) “ 
Puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya yang berupa 
syahwat perut dan syahwat kemaluan serta menahan hawa nafsu dari makan dan 
minum dengan niat yang dilakukan oleh seseorang yang akan berpuasa dari terbit 
fajar sampai terbenamnya matahari”. 
2. Macam-macam puasa 
Macam-macam puasa apabila ditinjau dari segi pelaksanaan hukumunya 
A.Ridwan (1983: 278) membedakannya menjadi puasa wajib, puasa sunat, puasa 
makruh dan puasa haram. Adapun puasa yang termasuk dalam puasa wajib yaitu: 
a. Puasa Ramadhan 
Puasa bulan Ramdhan merupakan salah satu dari rukun islam yang lima, 
sebagaimana sabda Rasulullah saw: 
“ Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khathab ra, dia 
berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Islam dibangun di atas lima 
perkara yaitu bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad utusan 
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji ke Baitullah dan 
berpuasa pada bulan Ramadhan”. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)”.
Adapun Puasa bulan Ramadhan diwajibkan berdasarkan firman Allah swt dalam 
surat Al-Baqarah [2]: 183 dan Al-Baqarah [2]: 185 
Artinya: 
“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana 
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.( Al- 
Baqarah:180) 
Artinya: 
“ Bulan Ramadhan, yang padanya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai 
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta 
pembeda (antara yang hakq dan yang bathil). Maka barang siapa yang berpuasa 
di antara kamu berada di bulan itu, hendaklah ia mempuasainya. Dan barang 
siapa sedang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia tidak berpuasa) maka (wajiblah 
ia menggantikannya) sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari 
lainnya. “ ( Al-Baqarah: 185). 
Dari surat Al-Baqarah dan Hadits diatas menunjukan bahwa puasa bulan 
Ramdhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan bagi seluruh umat islam di 
dunia. Sebagai mana definisi wajib menurut fiqh adalah perintah yang harus 
dilakukan atau dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi , maka yang 
mengerjakannya mendapat pahala sebaliknya apabila perintah tersebut 
ditinggalkan atau tidak dikerjakan maka akan mendapat dosa. Menurut Rasjid ( 
2010: 220) “puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua hijriah, yaitu tahun 
kedua sesudah Nabi Muhammad Saw.hijrah ke Madinah. Hukumnya Fardu ‘ain 
atas tiap-tiap mukallaf (baligh dan berakal)”. Selanjutnya dibawah ini akan 
dijelaskan hal-hal yang terikat dalam puasa Ramadhan diantaranya sebagai 
berikut: 
a. Syarat-syarat puasa 
Adapun syarat-syarat puasa terbagi menjadi dua yaitu syarat syah puasa dan 
syarat wajib puasa. Syarat syah puasa menurut Ash Shiddieqy (1987: 84-85) 
secara garis besar syarat yang harus dipenuhi untuk syahnya puasa Ramadhan 
adalah:
1) Tetap dalam islam sepanjang hari 
Apabila seseorang kafir, baik asli atau kafir murtad berniat puasa, tidaklah sah 
puasanya. Apabila seorang muslim yang berpuasavmenjadi murtad karena 
mencela agama islam, atau mengingkari sesuatu hukum Islam yang diijma’I oleh 
ummat atau dia mengerjakan sesuatu yang merupakan penghinaan bagi al-Quran 
atau memaki seorang Nabi, niscaya keluarlah ia dari Islam dan batallah puasanya. 
2) Suci dari haid, nifas dan wiladah (bersalin) 
Puasa wanita yang mendapat haid, bernifas dan ataupun bersalin (wiladah), pada 
saat darah keluar baik banyak, ataupun sedikit, baik anak yang lahir itu sempurna, 
ataupun yang dilahirkan itu segumpal darah atau daging. 
3) Tam-yiz 
Tam-yiz yaitu dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. 
4) Berpuasa pada waktunya 
Berpuasa harus dilakukan pada waktunya yang tepat. Karenanya tidak sah puasa 
jika dikerjakan diwaktu-waktu yang tidak dibenarkan berpuasa, seperti hari raya 
Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari Tasyriq. 
Syarat –syarat diatas berlaku pula untuk puasa-puasa lain, baik fardlu, maupun 
puasa qadla, nazar, ataupun puasa sunnat, seperti puasa ‘Arafah, ‘Asyura dan lain-lain. 
Adapun syarat wajib puasa Rasjid ( 2010: 227) mengemukakan sebagai berikut: 
a) Berakal. Orang yang gila tidak wajib berpuasa, 
b) Balig (umur 15 tahun ke atas ) atau tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib 
puasa 
Sabda Rasulullah saw: “ tiga orang yang terlepas dari hukum: (a) orang yang 
sedang tidur hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) kanak-kanak 
sampai ia balig. “ ( Riwayat Abu Dawud dan Nasaih) 
c) Kuat berpuasa, orang yang tidak kuat, misalnya karna sudah tua atau sakit, 
tidak wajib puasa. 
b. Rukun puasa 
Menurut A. Ridwan (1983: 303-304) rukun puasa meliputi: 
1) NIat.
Kedudukan niat dalam ajaran islam penting sekali, karena ia menyangkut dengan 
kemauan. Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan: 
Artinya :“ sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan 
setiap manusia hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya.” 
Banayak terjadi salah pengertian tentang niat dalam berpuasa ini. Kata niat itu 
sebenarnya berarti kehendak atau maksud untuk mengerjakan sesuatu dengan 
sadar dan sengaja. Tetapi banyak orang mengartikan seoalah-olah niat itu berarti 
mengucapkan atau melapalkan serangkaian kata-kata yang menjelaskan bahwa 
yang bersangkutan akan berbuat ini atau itu. 
Niat bermakna gerak kemauan yang timbul dari hati nurani. Gerak kemauan inilah 
yang dinilai dan merupakan cerminan asli dari hati seseorang untuk berbuat 
sesuatu. 
Sebagai suatu amalan hati, maka orang yang berniat untuk berpuasa adalah orang 
yang mulai mengarahkan hatinya dengan tekad akan melaksanakan ketentuan-ketentuan 
dalam puasa baik yang bersifat anjuran maupun yang bersifat larangan 
untuk mendapat ridha-Nya. Karena itu maka yang berniat itu adalah hati. Hal ini 
tidak berarti bahwa melapalkan niat tidak boleh, tetapi yang dinilai adalah niat 
yang ada didalam hati tiap-tiap hambanya. 
2) Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai 
terbenam matahari. 
c. Adab berpuasa 
Adab-adab dalam melaksanakan puasa menurut Al-Habsyi ( 2000: 353-356) 
adalah sebagai berikut: 
1. Makan sahur 
Para ulama bersepakat bahwa makan sahur adalah sunnah (tidak wajib tetapi 
dianjurkan) bagi oaring yang akan berpuasa. Al-Bukhari dan Muslim merawikan 
dari Anas r.a bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “bersahurlah kamu, sebab 
didalam makanan sahur terkandung berkah (yakni kebaikan yang banyak). 
Sahur dapat dilaksanakan dengan makan atau minum, sedikit atau banyak 
(meskipun hanya seteguk air); waktunya mulai pertengahan malam sampai 
terbitnya fajar (yakni masuknya waktu untuk shalat subuh).
Walaupun demikian, sebaiknya ber-ihtiyath ( bersikap hati-hati) dengan berhenti 
dari makan dan minum kira-kira sepuluh menit sebelum masuk waktu subuh, 
yaitu pada waktu yang biasa disebut ‘waktu imsak’. 
2. Menyegerakan Buka Puasa 
Dianjurkan bagi yang berpuasa untuk berbuka, segera setelah meyakini 
terbenamnya matahari. Tentang hal ini, Bukhari dan Muslim merawikan dari Sahl 
bin Sa’ad, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “ Manusia masih dalam keadaan 
baik sepanjang mereka masih menyegerakan buka puasa.” 
Dianjurkan pula untuk berbuka dengan satu atau tiga butir kurma, atau boleh juga 
dengan sesuatu yang manis, atau air walaupun hanya seteguk. Kemudian 
heendaknya melaksanakan shalat maghrib sebelum makan malamnya. Kecuali 
jika makan malamnya telah tesedia, maka tak ada salahnya mendahulukannya 
sebelum shalat magrib. 
Telah dirawikan dari Anas r.a bahwa Nabi Saw, biasa berbuka dengan beberapa 
butir rutbab (kurma yang setengah masak) sebelum shalat. Kalau tidak ada, 
dengan kurma biasa, dan kalau tidak ada juga, dengan minum air beberapa teguk. 
(HR Abu Daud dan Tirmidzi). 
3. Doa setelah Berbuka 
Dianjurkan bagi orang yang sedang berpuasa agar memperbanyak bacaa zikir dan 
doa sepanjang hari, terutama setelah berbuka. 
Diriwayatkan oleh tirmidzi, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “ tiga orang takan 
tertolak doanya: seorang yang sedang berpuasa sampai ia berbuka, penguasa negri 
yang adil, dan seoarang Mazhlum ( yakni yang tertimpa kedzaliman).” Diantara 
doa-doa yang dianjurkan membacanya berulang-ulang, terutama disore hari 
menjelang saat berbuka. 
4. Bersiwak (Menggosok Gigi) 
Seorang yang sedang berpuasa tetap dianjurkan menjaga kebersihan giginya 
dengan bersiwak (menggunakan kayu siwakataupun sikat gigi dan sebagainya); 
baik pada pagi hari
5. Banyak bersedekah dan mendarus Al-Quran 
Banyak bersedekah dan mendaras (membaca bersama-sama atau sendiri-sendiri) 
serta mempelajari Al-Quran adalah perbuatan yang sangat dianjurkan pada setiap 
saat. Namun lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan. Telah dirawikan dari 
Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw. Adalah yang paling dermawan diantara 
semua dermawan. Lebih-lebih lagi pada bulan Ramadhan, ketika jibril 
menemuinya pada setiap malam, lalu mendaras Al-Quran bersama beliau. (HR 
Bukhari). 
6. Bersungguh –sungguh dalam beribadat dan beramal shaleh 
Telah disebutkan sebelum hal ini, bahwa ibadah dan amal kebaikan pada bulan 
Ramadhan memperoleh pahala berlipat ganda disbanding pada bulan-bulan 
lainnya. Karenanya, dianjurkan untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baikya., 
dengan memperbanyak ibadah dan amal shaleh, baik disiang hari maupun 
dimalam hari Ramadhan, terlebih lagi pada sepuluh malam terakhir. 
Bukhari dan muslim merawikan dari Aisyah r.a bahwa “ telah menjadi kebiasaan 
Nabi Saw apabila berada disepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, 
menghidupkan malam-malamnya (dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah), 
sambil membangunkan istrinya(agar beribadah bersamanya).” 
7. Menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan tidak senonoh 
Puasa adalah ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, dan melatih 
jiwa agar selalu bertakwa kepada-Nya. Oleh sebab itu, seorang yang sedang 
berpuasa hendaknya tidak hanya menahan dirinya dari makan, minum serta 
perbuatan terlarang lainnya, tetapi harus pula mencangkup perbaikan jiwa dengan 
akhlak mulia dan menjauh dari segala perbuatan tercela. Sabda Nabi Saw: “ puasa 
bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi harus pula menahan diri 
dari perbutan sia-sia dan ucapan tidak senonoh. Maka apabila orang lain 
menunjukan cercaan atau keajaiban terhadapmu, janganlah membalasnya dengan 
perbuatan seperti itu, tetapi katakanlah: “ Aku sedang berpuasa; aku sedang 
berpuasa!” (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim). 
Diriwayatkan pula bahwa Nabi Saw, pernah bersabda:
“ Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan keji, maka tak ada 
sedikitpun kehendak Allah untuk menerima puasanya dari makan dan minum.” 
(HR Al-Jama’ah kecuali Muslim). 
d. Hal-hal yang membatalkan puasa 
Hal- hal yang membatalkan puasa Rasjid (2010: 230-233) mengemukakan: 
1. Makan dan minum. 
Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah apabila dilakukan dengan 
sengaja. Kalu tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan 
puasa.sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “ Barang siapa lupa, sedangkan ia 
dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya 
disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberinya maka dan 
minum.”( Riwayat Bukhari dan Muslim). 
Memasukkan seuatu kedalam lubang yang ada pada badan, seperti lubang telinga, 
hidung, dan sebagainya, menurut sebagian ulama sama dengan makan dan 
minum; artinya membatalkan puasa. Mereka mengambil alas an dengan Qias, 
diqiaskan (disamakan) dengan makan dan minum. Ulama yang lain berpendapat 
bahwa hal itu tidak membatalkan karena tidak dapat diqiaskan dengan makan dan 
minum. Menurut pendapat yang kedua itu, kemasukan air sewaktu mandi tidak 
membatalkan puasa, begitu juga memasukan obat melalui lubang badan selain 
mulut, suntik, dan sebagainya, tidak membatalkan puasa karena yang demikian 
tidak dinamakn makan dan minum. 
2. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam. 
Muntah yang tidak disengaja tidaklah membatalkan puasa. 
Sabda Rasulullah Saw: “ Dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw telah berkata,” 
barangsiapa terpasksa muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya;dan barang 
siapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah dia mengqada puasanya.” 
(Riwayat Abu Dawud, Tirmizi, dan Ibnu Hibban)
3. Bersetubuh 
Firman Allah Swt: 
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu.” 
(Al-Baqarah: 187). 
Laki-laki membatalkan puasanya dengan bersetubuh diwaktu siang hari dibulan 
Ramadhan, sedangkan dia berkewajiban puasa, maka ia wajib membayar kafarat. 
4. Keluar darah Haid (kotoran atau nifas (darah sehabis melahirkan). Dari 
Aisyah. Ia berkata,” kami disuruh oleh Rasulullah Saw. Mengqada puasa, dan 
tidak disuruhnya untuk mengqada salat.” 
5. Gila. Jika gilaitu dating waktu siang hari, batallah puasa. 
6. Keluar mani dengan sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan /istri 
atau lainnya). Karena keluar mani itu adalah puncak yang dituju orang pada 
persetubuhan, maka hukumnya disamakan dengan bersetubuh. Adapun keluar 
mani karena bermimpi, mengkhayal dan sebagainya, tidak membatalkan puasa. 
Adapun orang-orang yang memperoleh keringanan untuk berbuka ketika sedang 
berpuasa menurut Hamid ( 2009: 244 ) diantaranya: 
a) Orang yang sedang hamil termasuk kelompok yang harus menjaga kondisi 
bayi dalam perutnya normal dan menerima makanan yang seimbang, sehingga 
jika orang yang hamil berpuasa akan berdampak buruk terhadap perkembangan 
janin di dalam perutnya, 
b) Orang yang sudah sangat tua yang tidak akan mampu menahan lapar dan 
dahaga, 
c) Orang-orang yang sakit yang tidak ada lagi harapan kesembuhannya, 
d) Orang yang sedang bepergian jauh yang sangat melelahkan dan tidak akan 
mampu menahan lapardan dahaga, yang jika dipaksakan akan berakibat 
kemadaratan bagi jiwanya, dan 
e) Para buruh kasar yang tenaganya terkuras dalam mencari nafkah. 
e. Manfaat Puasa 
Dalam catatan Dr. A.A mengemukakan tentang penelitian yang dilakukan oleh 
dua orang ilmuan muslim bahwa puasa sangat banyak manfaatnya diantaranya
dengan puasa memberikan kesempatan beristirahat bagi alat pencernaan, 
mencukupkan makan secara teratur pada waktu-waktu tertentu saja tanpa banyak 
mengkonsumsi makanan ringan itu lebih baik dari pada mengkonsumsi segala 
macam bentuk makanan baik yang bermanfaat atau tidak, akan tetapi tentunya 
mengkonsumsi makanan yang bisa mencukupi kebutuhan tubuh, terbukti secara 
ilmiah bahwa memperbanyak makan bisa menimbulkan berbagai dampak negatif 
bahkan beberapa jenis penyakit seperti penyakit rematik, liver, tekanan darah 
tinggi, dan penyakit kencing manis. (dalam Hawwa, 2004: 236). Sedangkan 
manfaat puasa menurut Al-Zuhayly (1996:86-88) adalah sebagai berikut: 
1. Puasa merupakan suatu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Seorang 
mukmin, dengan puasnya, akan diberi pahala yang luas dan tidak terbatas. Sebab, 
puasa itu hanya diperuntukan bagi Allah SWT. Yang Kedermawaan-NYa sangat 
luas. Dengan puasa, dia akan memperoleh ridha Allah SWT, dan berhak 
memasuki surge dari pintu Khusus yang hanya disediakan untuk orang-orang 
yang berpuasa namanya Ar-Rayyan. Puasa juga akan menjauhkan dirinya dari 
siksaan yang disebabkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya. Puasa merupakan 
tebusan (kafarat) bagi dosa dari satu tahun ke tahun berikutnya. Dengan ketaatan, 
urusan seorang Mukmin akan berdiri tegak ditas kebenaran yang disyariatkan oleh 
Allah SWT. Dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dilarang-Nya. Allah 
SWT berfirman: “ hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa 
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. ( 
Al-Baqarah:183). 
2. Puasa merupakan madrasah moralitas yang besar dan dapat dijadikan sarana 
latihan untuk menempa berbagai macam sifat terpuji. Puasa adalah jihad melawan 
nafsu, menangkal godaan-godaan dan rayuan-rayuan setan yang terkadang 
terlintas dalam pikiran. Puasa bisa membiasakan seseorang bersikap sabar 
terhadap hal-hal yang diharamkan, penderitaan, dan kesulitan yang kadang 
muncul dihadapannya. 
3. Puasa mendidik seseorang untuk bersikap jujur dan merasa diawasi oleh Allah 
SWT. Baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian.
4. Puasa dapat menguatkan kemauan, mempertajam kehendak, memdidik 
kesabaran, membantu kejernihan akal, memyelamatkan pikiran, dan mengilhami 
ide-ide cemerlang. 
5. Puasa mengajarkan sikap disiplin dan ketetapan, karena puasa menuntut orang 
yang berpuasa untuk makan dan minum pada waktu yang telah ditentukan. 
6. Puasa dapat menumbuhkan naluri kasih sayang, ukhuwah, dan perasaan 
keterkaitan dalam tolong-menolong yang dapat menjalin rasa persaudaraan 
sesame umat islam. 
f. Amalan –amalan di bulan Ramadhan 
Bulan Ramadhan memanglah bulan kita bercocok tanam untuk dipetik hasilnya 
kelak diakhirat. Maka di antara amalan-amalan yang disyariatkan dalm bulan 
Ramadhan yang penuh berkah Ash Shiddieqy (1987: 123) mengemukaan 
pendapatnya sebagai berikut: 
a. Membanyakan pemberian kepada orang-orang yang memerlukannya, 
b. Membanyakan tilawah (membaca al-Quran), 
c. Menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan sembahyangmalam 
(tarawih), 
d. Mengerjakan iktikaf pada puluhan yang akhir dari bulan Ramadhan, dan 
g. Keutamaan Bulan Ramadhan 
Keutamaan bulan Ramadhan adalah merupakan bulan ibadah, bulan ditrimanya 
doa-doa, bulan permohonan ampunan, bulan pertobatan, bulan terjaga (tidak tidur) 
malam,dan bulan penyucian diri, ibadah pada bulan ini dilipatgandakan 
pahalanya, ramadhan merupakan bulan ketika pintu-pintu surge dibuka sedangkan 
pintu neraka ditutup. Sedangkan menurut Burhanudin (2006: 12) mengenai 
keutamaan bulan Ramadhan yaitu 
Ramadhan menjadi bulan suci dan penuh berkah bagi umat islam, karena 
didalamnya terdapat ragam pengorbanan. Ramadhan menjadi berkah karena enam 
keutamaan; bulan diturunkannya al-Quran, puasa di siang hari, shalat tarawih di
malam hari, malam lailatul qadr (malam penentuan bagi hidup seseorang), 
pelaksanaan zakat fitrah, dan hari raya idul fitri. 
h. Nama-nama bulan puasa Ramadhan 
Ditinjau dari segi fungsi-fungi bulan Ramadhan mempunyai beberapa nama, yang 
masing-masing nama itu menunjukan kepada suatu pengertian. Adapun menurut 
Ash Shiddieqy mengenai nama-nama bulan puasa Ramadhan adalah sebagai 
berikut: 
a. Syahrullahi = Bulan Allah 
Bulan ini Allah sandarkan kepada diri- Nya sendiri. Karenanya bulan ini 
dinamakan bulan Allah. 
b. Syahrull ala-I = Bulan yang penuh kenikmatan dan limpahan karunia. 
c. Syahrull Quran = Bulan yang didalamnya diturunkan permulaan Al Quran. 
d. Syahrull Najah = Bulan pelepasan dari azab neraka, 
e. Syahrull jud = Bulan memberikan keihlasan kepada sesama manusia dan 
melimpahkan bantuan kepada fakir miskin atau bulan bermurah tangan, 
f. Syahrul Munawasah = Bulan memberikan pertolongan kepada yang berhajat, 
g. Syahrut Tilawah = Bulan membacakan Al Quran atau bulan menentukan diri 
untuk memahami makna Al Quran, 
h. Syahrush shabri = Bulan melatih diri bersabar dalam melaksanakan tugas-tugas 
agama, sabar terhadap ujian hidup dengan ridla hati, 
i. Syahrur Rahmah = Bulan Allah limpahkan Rahmat-Nya sendiri 
j. Syahrur Rahmah = Bulan Allah limpahkan Rahmat- Nya kepada hamba-Nya 
k. Syahrul’id = Bulan yang merayakan hari berduka. 
b. Puasa Qadha. 
Puasa Qadha adalah Puasa yang wajib ditunaikan karena seorang muslim berbuka 
dalam puasanya di bulan Ramadhan yang disebabkan udzur seperti safar 
(bepergian), sakit, haid dan nifas atau dengan sebab-sebab yang lain. Menurut 
Handrianto ( 2007: 1) mengenai puasa Qadha adalah:
Sebenarnya puasa sebagai ibadah yang diwajibkan hanya puasa Ramadhan, 
adapun puasa wajib yang lain berkaitan dengan puasa Ramadhan atau hal lain 
Salah satunya adalah puasa qadha, yaitu puasa untuk menggantikan puasa 
Ramadhan yang di tinggalkan karena suatu sebab syar’i. puasa qadha adalah 
puasa yang wajib dibayar tunai, jangan ditunda-tunda apalagi sampai utang 
berikutnya. 
Adapun menurut Aulia (hlm. 89) mengenai puasa Qadha yakni: 
Orang yang wajib puasa kemudian ia tidak berpuasa, maka ia berdosa.bagi mereka 
tidak berpuasa dan membatalkan puasa di bulan suci Ramadhan karena alasan 
sakit, musafir maupun karena kesengajaan,wajib menggantinya dihari lain diluar 
bulan Ramdhan dan waktu-waktu yangdiharamkan untuk berpuasa, yaitu hari-hari 
selain pada hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha,dan hari-hari Tasyrik. Puasa 
ini disebut puasa Qadha, dikerjakan sesuai dengan jumlah yang tertinggal. Dalam 
proses pelaksanaannya, tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan puasa di bulan 
Ramadhan atau puasa sunnahlainnya,. Syarat wajib syahnya disesuaikan pula 
dengan pusa lainnya asalkan diniatkan untuk meng-qadha puasa wajib di bulan 
ramadhan. 
c. Puasa Kaffarat ( denda karena suatu pelanggaran) 
Puasa kaffarat ialah puasa yang wajib ditunaikan karena berbuka dengan sengaja 
dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan (dalam hal ini ada khilaf), bukan 
karena sesuatu ‘udzur yang dibenarkan syara akan tetapi diantaranya karena 
bersetubuh dengan sengaja bagi suami istri dibulan Ramadhan disiang hari ketika 
dalam melaksanakan puasa, karena membunuh dengan tidak sengaja, karena 
mengerjakan Sesuatu yang diharamkan dalam haji, serta tidak sanggup 
menyembelih binatang hadyu; karena merusak sumpah dan berdhihar terhadap 
isteri. Adpun puasa kaffarat menurut Aulia ( hlm 90) “Puasa kafarat atau kifarah 
merupakan puasa sebagai penebusan karena melakukan pelanggaran terhadap 
suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga 
mengharuskan seorang mukmin dikenakan hukuman denda”. Dalam masalah ini
yang wajib membayar kafarat menurut Sumaji (2008-194) mengungkapkan 
bahwa: 
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah siapakah yang wajib membayar 
kafarat tentang prilaku kesengajaan suami istri yang melakukan hubungan seksual 
pada saat puasa di bulan Ramadhan. Pertama, kewajiban membayar kafarat hanya 
dibebankan kepada laki-laki saja dan bukan pada istrinya meskipun mereka 
melakukannya berdua. Akan tetapi, pelakunya tetap saja jatuh pada laki-laki 
karena walau bagaimanapun, laki-laki yang menentukan terjadi tidaknya 
hubungan seksual. Pendapat ini didukung oleh imam Syafi’I dan ahli zahir. Dalil 
yang mereka gunakan adalah bahwapada hadis tentang kafarat puasa rasulullah 
saw hanya memerintahkan suami untuk membayar kafarat tanpa menyinggung 
sama sekali kewajiban membayar bagi istrinya. Kedua, kewajiban membayar 
kafarat itu berlaku bagi keduanya, yakni suami dan istri. Pendapat ini didukung 
oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malikserta lainnya. Adapun dalil yang mereka 
gunakan, adalah qiyas bahwa mengiyaskankewajiban suami kepada kewajiban 
istri pula. 
d. Puasa Nadzar 
Puasa nadzar ialah puasa wajib yang difardlukan sendiri oleh seseorang muslim 
atas dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa nadzar wajib ditunaikan 
menurut nazarnya. Menurut Yasin (2009: 112) Puasa nadzar adalah “ puasa yang 
dilakukan karena niat. Contoh, kalau saya lulus ujian dikampus, saya bernadzar, 
atau saya berniat akan berpuasa selama tiga hari bulan ini, ketika saya lulus ujian, 
puasa tersebut hukumnya wajib, artinya harus dilakukan”. Adapun menurut 
Handrianto ( 2007:129) mengenai puasa Nadzar adalah sebagai berikut: 
Bernadzar artinya berjanji akan berpuasa, apabila misalnya sembuh dari sakit atau 
jika diperkenankan sesuatu maksud yang baik (yang bukan maksiat) dalam rangka 
mensyukuri nikmat atauuntuk mendekatkan diri kepda Allah, maka wajiblah 
atasnyauntuk melaksanakannya. Puasa Nadzar pada dasarnya utang, bahkan lebih 
tegas lagi karena biasanya dikaitkan dengan sesuatu. Oleh karena itu, seorang 
yang bernadzar wajib melaksanakan puasa Nadzar tersebut sebab ia sendiri yang
membuatnyawajib. Dengan mengatakan misalnya, “jika saya sembuh nanti, maka 
saya akan puasa selamalima hari berturut-turut.” Wajib baginya untuk 
dilaksanakan.Dengan demikian, kita harus berhati-hati dalam bernadzar jangnlah 
kita mengucapkan nadzar akan melakukan sesuatu termasuk puasa. Jika kita tidak 
sanggup melaksanakannya. Jangan hanya kesulitan yang menerpa kita kemudian 
bernadzar akan, misalnya, berpuasa dua bulan berturut-turut karena itu akan 
memberatkan diri sendiri. Padahal, Allah sendiri tidak memintanya. Nadzar sangat 
baik dilaksanakan sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada 
kita, terutama setelah hilangnya kesulitan dalam diri atau keluarga, asal nadzar 
tersebut masuk akal dalam pelaksanaanya dan tidak memberatkan diri.
BAB III 
PENUTUP 
A. Simpulan 
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya seperti 
makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari 
dengan berdasarkan niat dan mematuhi syarat dan rukunnya. Puasa wajib adalah 
puasa yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana 
kita ketahui segala sesutu yang dihukumi wajib maka haruslah dilaksanakan 
karena jika tidak dilaksanakan akan mendapat dosa. Puasa wajib meliputi puasa 
Ramadhan, puasa Qadha, puasa Nadzar, dan puasa Kaffarat. Puasa Ramdahan 
merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Syarat-syarat yang terdapat 
dalam puasa meliputi syarat syah puasa dan syarat wajib puasa. Sayar-syarat 
puasa adalah merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Dimana dalam 
hal ini syarat-syarat puasa menjadi suatu penentuan diterimanaya puasa seseorang. 
Adapun niat merupakan bagian dari rukun puasa. Niat juga merupakan hal yang 
sangat penting yang juga harus diperhatikan. Sebagaimana sabda Nabi Nabi saw 
yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan: “ sesungguhnya segala amal 
perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap manusia hanya memperoleh 
menurut apa yang diniatkannya”. Niat juga bisa dikatakan suatu pembeda antara 
untuk melaksanakan ibadah ataupun hanya sekedar kebiasaan. Sedangkan puasa 
Qadha merupakan puasa yang dilakukan atau dikerjakan di luar bulan Ramadhan 
untuk mengganti atau membayar puasa Ramadhan yang terlewat atau tidak 
berpuasa karena sakit, mufasir (bepergian), Haid dan nifas. Adapun Puasa 
Kaffarat adalah puasa yang dilakukan karena adanya kekhilafan seoarang muslim. 
Puasa kaffarat ini adalah sebagai denda suatu perbuatan seperti suami istri yang 
bersetubuh di siang hari di bulan ramdhan, membunuh dengan sengaja dan lain-lain. 
Adapun puasa nadzar adalah puasa yang dilakukan karena niat seseorang 
untuk dirinya sendiri, dimana niat ini untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA 
 Al-Habsyi Muhammad Bagir. Fiqih Praktis. 2000. Bandung: Mizan. 
 Ridwan Wawan. 1983. Ilmu Fiqih. Jakarta: PTAI IAIN. 
 Aulia Nofisah Bunda. “1001 Cara Dahsyat Melatih Anak” (online), 
http://books.google.co.id, diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:29 WIB). 
 Al-Zuhayly Wahbah. 1996. Puasa & Itikaf. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
 Ash Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi. 1987. Al Islam. Semarang: 
PT. Pustaka Rizki Putra. 
 Burhanudin Yusuf. Misteri Bulan Ramadhan. 2006. Jakarta: 
QultumMedia. 
 Hamid Abdul, Beni Ahmad Saebani. Fiqh Ibadah. Bandung: Pustaka 
Setia. 
 Handrianto Budi, Miftah Faridl. 2007. “ Puasa Ibadah Karya Makna” 
(online), (http://books.google.co.id/books, diunduh 7 Desember 2012 
pukul 10:07 WIB). 
 Hawwa Said. 2004. Al-Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 
 Rasjid Sulaiman. 2010. Fiqih Islam. Bandung: Penerbit Sinar Baru. 
 Sumaji Muhammad Anis. 2008. “ 125 Masalah Puasa” (online), 
http://books.google.co.id. Diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:25 WIB). 
 Yasin Ahmad Hadi. 2009. “ Puasa Cinta” (online), 
http://books.google.co.id. Diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:40 WIB).

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Ppt aqidah islam
Ppt aqidah islamPpt aqidah islam
Ppt aqidah islam
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
Ahlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan RasullulahAhlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan Rasullulah
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 
PowerPoint Haji
PowerPoint HajiPowerPoint Haji
PowerPoint Haji
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 
PENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMANPENGERTIAN RUKUN IMAN
PENGERTIAN RUKUN IMAN
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Syariat ppt
Syariat pptSyariat ppt
Syariat ppt
 
PERAN MASJID DALAM PERADABAN UMAT ISLAM
PERAN MASJID DALAM PERADABAN UMAT ISLAMPERAN MASJID DALAM PERADABAN UMAT ISLAM
PERAN MASJID DALAM PERADABAN UMAT ISLAM
 

Viewers also liked

Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahDian Oktavia
 
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan Itikaf
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan ItikafBulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan Itikaf
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan ItikafTara F Khaira
 
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah Puasa
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah PuasaRukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah Puasa
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah PuasaImam Hidayat
 
001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maramMISMAN SAFI
 
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"aaean
 
Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Nurul Fajri
 
Puasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaPuasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaAagun Gunawan
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanTihul Aliefany
 
Hakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanHakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanAbdul H-u
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukAjeng Putri
 
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)Dedi Setiadi
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaChaing Saing
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanKhairdin Jaya
 
Contoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumContoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumKeszya Wabang
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Audra
 

Viewers also liked (20)

Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan Itikaf
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan ItikafBulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan Itikaf
Bulughul Maram Bab Puasa, kumpulan hadist tentang Puasa dan Itikaf
 
Makalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa RamadhanMakalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa Ramadhan
 
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah Puasa
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah PuasaRukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah Puasa
Rukhsah Puasa/hukum Kemudahan dalam Ibadah Puasa
 
001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram001. daftar isi bulughul maram
001. daftar isi bulughul maram
 
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"
Testimoni dari buku "Daudku Kan Ku Bawa Sampai Mati"
 
Ilmu Adab atau Etik
Ilmu Adab atau EtikIlmu Adab atau Etik
Ilmu Adab atau Etik
 
Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan Makalah Sistem Pemerintahan
Makalah Sistem Pemerintahan
 
Puasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaPuasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannya
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
 
Bab 7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Bab  7 Puasa Wajib dan Puasa SunnahBab  7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Bab 7 Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
 
Hakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuanHakikat ilmu dan pengetahuan
Hakikat ilmu dan pengetahuan
 
Makalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyukMakalah shalat khusyuk
Makalah shalat khusyuk
 
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)
Makalah sistem pemerintahan monarki (remake: putriyani)
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
 
Contoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikumContoh cover laporan praktikum
Contoh cover laporan praktikum
 
Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa" Fiqih materi "Puasa"
Fiqih materi "Puasa"
 

Similar to PuasaMenurutHadis

Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimAnis Nabilah
 
Ppt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaPpt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaDindaNova1
 
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdf
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdfBuku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdf
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdfSerbanekaPrinting
 
7 puasa-wajib-dan-sunah
7 puasa-wajib-dan-sunah7 puasa-wajib-dan-sunah
7 puasa-wajib-dan-sunahadifalsafi
 
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.ppt
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.pptpdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.ppt
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.pptPedetPutih
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxmohfarkun
 

Similar to PuasaMenurutHadis (20)

Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Word materi sujud
Word materi sujudWord materi sujud
Word materi sujud
 
materi tentang PUASA
materi tentang PUASAmateri tentang PUASA
materi tentang PUASA
 
Materi puasa
Materi puasaMateri puasa
Materi puasa
 
Puasa pekerja berat
Puasa pekerja beratPuasa pekerja berat
Puasa pekerja berat
 
FIKIH PUASA.pdf
FIKIH PUASA.pdfFIKIH PUASA.pdf
FIKIH PUASA.pdf
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap Muslim
 
Ppt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaPpt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasa
 
Ppt puasaaaa
Ppt puasaaaaPpt puasaaaa
Ppt puasaaaa
 
Fiqih ramadhan
Fiqih ramadhanFiqih ramadhan
Fiqih ramadhan
 
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdf
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdfBuku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdf
Buku Kegiatan Pesantren Digital IRMA Jawa Barat 1444 H.pdf
 
Pengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhanPengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhan
 
Ppt bab 4 puasa
Ppt bab 4  puasaPpt bab 4  puasa
Ppt bab 4 puasa
 
7 puasa-wajib-dan-sunah
7 puasa-wajib-dan-sunah7 puasa-wajib-dan-sunah
7 puasa-wajib-dan-sunah
 
Puasa
PuasaPuasa
Puasa
 
Risalah ramadhan 1
Risalah ramadhan 1Risalah ramadhan 1
Risalah ramadhan 1
 
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.ppt
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.pptpdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.ppt
pdfslide.net_fiqih-bab-2-kelas-8.ppt
 
Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan
 
Buku ramadhan
Buku ramadhanBuku ramadhan
Buku ramadhan
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

PuasaMenurutHadis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, Sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari dengan berdasarkan niat. Puasa merupakan dasar praktis dan teoritis bagi sisi pengendalian diri untuk menjalankan perintah Allah. Allah SWT menetapkan kunci masuk surga terletak dalam masalah mengendalikan diri. Selain mengendalikan diri dari syahwat-syahwat yang diharamkan dan dorongan-dorongan terlarangnya, mengendalikan diri juga untuk menetapi akhlak yang agung dan baik. Adapun macam-macam puasa ditinjau dari hukumnya, puasa bisa diklasifikasikan menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa haram, dan puasa makruh. Puasa wajib. Untuk melaksanakan puasa baik puasa wajib ataupun sunnah mempunyai syarat - syarat dan juga rukunnnya. Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa yang dihukumi wajib adalah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan dan apabila puasa wajib ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka akan mendapat dosa. Diwajibkannya puasa atas umat Islam mempunyai hikmah yang dalam yakni merealisasikan ketaqwaan kepada Allah SWT. Puasa mempunyai banyak faedah bagi rohani dan jasmani kita. Ibadah puasa juga banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa.
  • 2. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu tentang Puasa menurut padangan hadits. C. Tujuan Masalah Tujuan makalah ini untuk mengetahui puasa menurut padangan hadits.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Teori 1. Pengertian puasa Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah Fiqih puasa adalah menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dengan berdasarkan niat, mematuhi persyaratan-persyaratan dan rukunnya. Menurut Ash Shiddieqy (1987:114) Puasa adalah “ Menahan nafsu dari godaan syahwat dan mengekang diri dari segala kebiasaan yang mengutamakan kenikmatan badani dan menciptakan kesucian batin yang akan membawa ketenangan jiwa”. Adapun menurut Al-Zuhayly (1996: 85 ) “ Puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya yang berupa syahwat perut dan syahwat kemaluan serta menahan hawa nafsu dari makan dan minum dengan niat yang dilakukan oleh seseorang yang akan berpuasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari”. 2. Macam-macam puasa Macam-macam puasa apabila ditinjau dari segi pelaksanaan hukumunya A.Ridwan (1983: 278) membedakannya menjadi puasa wajib, puasa sunat, puasa makruh dan puasa haram. Adapun puasa yang termasuk dalam puasa wajib yaitu: a. Puasa Ramadhan Puasa bulan Ramdhan merupakan salah satu dari rukun islam yang lima, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “ Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khathab ra, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Islam dibangun di atas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji ke Baitullah dan berpuasa pada bulan Ramadhan”. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)”.
  • 4. Adapun Puasa bulan Ramadhan diwajibkan berdasarkan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah [2]: 183 dan Al-Baqarah [2]: 185 Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.( Al- Baqarah:180) Artinya: “ Bulan Ramadhan, yang padanya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang hakq dan yang bathil). Maka barang siapa yang berpuasa di antara kamu berada di bulan itu, hendaklah ia mempuasainya. Dan barang siapa sedang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia tidak berpuasa) maka (wajiblah ia menggantikannya) sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lainnya. “ ( Al-Baqarah: 185). Dari surat Al-Baqarah dan Hadits diatas menunjukan bahwa puasa bulan Ramdhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan bagi seluruh umat islam di dunia. Sebagai mana definisi wajib menurut fiqh adalah perintah yang harus dilakukan atau dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi , maka yang mengerjakannya mendapat pahala sebaliknya apabila perintah tersebut ditinggalkan atau tidak dikerjakan maka akan mendapat dosa. Menurut Rasjid ( 2010: 220) “puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua hijriah, yaitu tahun kedua sesudah Nabi Muhammad Saw.hijrah ke Madinah. Hukumnya Fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf (baligh dan berakal)”. Selanjutnya dibawah ini akan dijelaskan hal-hal yang terikat dalam puasa Ramadhan diantaranya sebagai berikut: a. Syarat-syarat puasa Adapun syarat-syarat puasa terbagi menjadi dua yaitu syarat syah puasa dan syarat wajib puasa. Syarat syah puasa menurut Ash Shiddieqy (1987: 84-85) secara garis besar syarat yang harus dipenuhi untuk syahnya puasa Ramadhan adalah:
  • 5. 1) Tetap dalam islam sepanjang hari Apabila seseorang kafir, baik asli atau kafir murtad berniat puasa, tidaklah sah puasanya. Apabila seorang muslim yang berpuasavmenjadi murtad karena mencela agama islam, atau mengingkari sesuatu hukum Islam yang diijma’I oleh ummat atau dia mengerjakan sesuatu yang merupakan penghinaan bagi al-Quran atau memaki seorang Nabi, niscaya keluarlah ia dari Islam dan batallah puasanya. 2) Suci dari haid, nifas dan wiladah (bersalin) Puasa wanita yang mendapat haid, bernifas dan ataupun bersalin (wiladah), pada saat darah keluar baik banyak, ataupun sedikit, baik anak yang lahir itu sempurna, ataupun yang dilahirkan itu segumpal darah atau daging. 3) Tam-yiz Tam-yiz yaitu dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. 4) Berpuasa pada waktunya Berpuasa harus dilakukan pada waktunya yang tepat. Karenanya tidak sah puasa jika dikerjakan diwaktu-waktu yang tidak dibenarkan berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari Tasyriq. Syarat –syarat diatas berlaku pula untuk puasa-puasa lain, baik fardlu, maupun puasa qadla, nazar, ataupun puasa sunnat, seperti puasa ‘Arafah, ‘Asyura dan lain-lain. Adapun syarat wajib puasa Rasjid ( 2010: 227) mengemukakan sebagai berikut: a) Berakal. Orang yang gila tidak wajib berpuasa, b) Balig (umur 15 tahun ke atas ) atau tanda yang lain. Anak-anak tidak wajib puasa Sabda Rasulullah saw: “ tiga orang yang terlepas dari hukum: (a) orang yang sedang tidur hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) kanak-kanak sampai ia balig. “ ( Riwayat Abu Dawud dan Nasaih) c) Kuat berpuasa, orang yang tidak kuat, misalnya karna sudah tua atau sakit, tidak wajib puasa. b. Rukun puasa Menurut A. Ridwan (1983: 303-304) rukun puasa meliputi: 1) NIat.
  • 6. Kedudukan niat dalam ajaran islam penting sekali, karena ia menyangkut dengan kemauan. Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan: Artinya :“ sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap manusia hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya.” Banayak terjadi salah pengertian tentang niat dalam berpuasa ini. Kata niat itu sebenarnya berarti kehendak atau maksud untuk mengerjakan sesuatu dengan sadar dan sengaja. Tetapi banyak orang mengartikan seoalah-olah niat itu berarti mengucapkan atau melapalkan serangkaian kata-kata yang menjelaskan bahwa yang bersangkutan akan berbuat ini atau itu. Niat bermakna gerak kemauan yang timbul dari hati nurani. Gerak kemauan inilah yang dinilai dan merupakan cerminan asli dari hati seseorang untuk berbuat sesuatu. Sebagai suatu amalan hati, maka orang yang berniat untuk berpuasa adalah orang yang mulai mengarahkan hatinya dengan tekad akan melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam puasa baik yang bersifat anjuran maupun yang bersifat larangan untuk mendapat ridha-Nya. Karena itu maka yang berniat itu adalah hati. Hal ini tidak berarti bahwa melapalkan niat tidak boleh, tetapi yang dinilai adalah niat yang ada didalam hati tiap-tiap hambanya. 2) Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. c. Adab berpuasa Adab-adab dalam melaksanakan puasa menurut Al-Habsyi ( 2000: 353-356) adalah sebagai berikut: 1. Makan sahur Para ulama bersepakat bahwa makan sahur adalah sunnah (tidak wajib tetapi dianjurkan) bagi oaring yang akan berpuasa. Al-Bukhari dan Muslim merawikan dari Anas r.a bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “bersahurlah kamu, sebab didalam makanan sahur terkandung berkah (yakni kebaikan yang banyak). Sahur dapat dilaksanakan dengan makan atau minum, sedikit atau banyak (meskipun hanya seteguk air); waktunya mulai pertengahan malam sampai terbitnya fajar (yakni masuknya waktu untuk shalat subuh).
  • 7. Walaupun demikian, sebaiknya ber-ihtiyath ( bersikap hati-hati) dengan berhenti dari makan dan minum kira-kira sepuluh menit sebelum masuk waktu subuh, yaitu pada waktu yang biasa disebut ‘waktu imsak’. 2. Menyegerakan Buka Puasa Dianjurkan bagi yang berpuasa untuk berbuka, segera setelah meyakini terbenamnya matahari. Tentang hal ini, Bukhari dan Muslim merawikan dari Sahl bin Sa’ad, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “ Manusia masih dalam keadaan baik sepanjang mereka masih menyegerakan buka puasa.” Dianjurkan pula untuk berbuka dengan satu atau tiga butir kurma, atau boleh juga dengan sesuatu yang manis, atau air walaupun hanya seteguk. Kemudian heendaknya melaksanakan shalat maghrib sebelum makan malamnya. Kecuali jika makan malamnya telah tesedia, maka tak ada salahnya mendahulukannya sebelum shalat magrib. Telah dirawikan dari Anas r.a bahwa Nabi Saw, biasa berbuka dengan beberapa butir rutbab (kurma yang setengah masak) sebelum shalat. Kalau tidak ada, dengan kurma biasa, dan kalau tidak ada juga, dengan minum air beberapa teguk. (HR Abu Daud dan Tirmidzi). 3. Doa setelah Berbuka Dianjurkan bagi orang yang sedang berpuasa agar memperbanyak bacaa zikir dan doa sepanjang hari, terutama setelah berbuka. Diriwayatkan oleh tirmidzi, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, “ tiga orang takan tertolak doanya: seorang yang sedang berpuasa sampai ia berbuka, penguasa negri yang adil, dan seoarang Mazhlum ( yakni yang tertimpa kedzaliman).” Diantara doa-doa yang dianjurkan membacanya berulang-ulang, terutama disore hari menjelang saat berbuka. 4. Bersiwak (Menggosok Gigi) Seorang yang sedang berpuasa tetap dianjurkan menjaga kebersihan giginya dengan bersiwak (menggunakan kayu siwakataupun sikat gigi dan sebagainya); baik pada pagi hari
  • 8. 5. Banyak bersedekah dan mendarus Al-Quran Banyak bersedekah dan mendaras (membaca bersama-sama atau sendiri-sendiri) serta mempelajari Al-Quran adalah perbuatan yang sangat dianjurkan pada setiap saat. Namun lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan. Telah dirawikan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw. Adalah yang paling dermawan diantara semua dermawan. Lebih-lebih lagi pada bulan Ramadhan, ketika jibril menemuinya pada setiap malam, lalu mendaras Al-Quran bersama beliau. (HR Bukhari). 6. Bersungguh –sungguh dalam beribadat dan beramal shaleh Telah disebutkan sebelum hal ini, bahwa ibadah dan amal kebaikan pada bulan Ramadhan memperoleh pahala berlipat ganda disbanding pada bulan-bulan lainnya. Karenanya, dianjurkan untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baikya., dengan memperbanyak ibadah dan amal shaleh, baik disiang hari maupun dimalam hari Ramadhan, terlebih lagi pada sepuluh malam terakhir. Bukhari dan muslim merawikan dari Aisyah r.a bahwa “ telah menjadi kebiasaan Nabi Saw apabila berada disepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, menghidupkan malam-malamnya (dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah), sambil membangunkan istrinya(agar beribadah bersamanya).” 7. Menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan tidak senonoh Puasa adalah ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, dan melatih jiwa agar selalu bertakwa kepada-Nya. Oleh sebab itu, seorang yang sedang berpuasa hendaknya tidak hanya menahan dirinya dari makan, minum serta perbuatan terlarang lainnya, tetapi harus pula mencangkup perbaikan jiwa dengan akhlak mulia dan menjauh dari segala perbuatan tercela. Sabda Nabi Saw: “ puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi harus pula menahan diri dari perbutan sia-sia dan ucapan tidak senonoh. Maka apabila orang lain menunjukan cercaan atau keajaiban terhadapmu, janganlah membalasnya dengan perbuatan seperti itu, tetapi katakanlah: “ Aku sedang berpuasa; aku sedang berpuasa!” (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim). Diriwayatkan pula bahwa Nabi Saw, pernah bersabda:
  • 9. “ Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan keji, maka tak ada sedikitpun kehendak Allah untuk menerima puasanya dari makan dan minum.” (HR Al-Jama’ah kecuali Muslim). d. Hal-hal yang membatalkan puasa Hal- hal yang membatalkan puasa Rasjid (2010: 230-233) mengemukakan: 1. Makan dan minum. Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalu tidak sengaja, misalnya lupa, tidak membatalkan puasa.sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “ Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberinya maka dan minum.”( Riwayat Bukhari dan Muslim). Memasukkan seuatu kedalam lubang yang ada pada badan, seperti lubang telinga, hidung, dan sebagainya, menurut sebagian ulama sama dengan makan dan minum; artinya membatalkan puasa. Mereka mengambil alas an dengan Qias, diqiaskan (disamakan) dengan makan dan minum. Ulama yang lain berpendapat bahwa hal itu tidak membatalkan karena tidak dapat diqiaskan dengan makan dan minum. Menurut pendapat yang kedua itu, kemasukan air sewaktu mandi tidak membatalkan puasa, begitu juga memasukan obat melalui lubang badan selain mulut, suntik, dan sebagainya, tidak membatalkan puasa karena yang demikian tidak dinamakn makan dan minum. 2. Muntah yang disengaja, sekalipun tidak ada yang kembali kedalam. Muntah yang tidak disengaja tidaklah membatalkan puasa. Sabda Rasulullah Saw: “ Dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw telah berkata,” barangsiapa terpasksa muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya;dan barang siapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah dia mengqada puasanya.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmizi, dan Ibnu Hibban)
  • 10. 3. Bersetubuh Firman Allah Swt: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu.” (Al-Baqarah: 187). Laki-laki membatalkan puasanya dengan bersetubuh diwaktu siang hari dibulan Ramadhan, sedangkan dia berkewajiban puasa, maka ia wajib membayar kafarat. 4. Keluar darah Haid (kotoran atau nifas (darah sehabis melahirkan). Dari Aisyah. Ia berkata,” kami disuruh oleh Rasulullah Saw. Mengqada puasa, dan tidak disuruhnya untuk mengqada salat.” 5. Gila. Jika gilaitu dating waktu siang hari, batallah puasa. 6. Keluar mani dengan sengaja (karena bersentuhan dengan perempuan /istri atau lainnya). Karena keluar mani itu adalah puncak yang dituju orang pada persetubuhan, maka hukumnya disamakan dengan bersetubuh. Adapun keluar mani karena bermimpi, mengkhayal dan sebagainya, tidak membatalkan puasa. Adapun orang-orang yang memperoleh keringanan untuk berbuka ketika sedang berpuasa menurut Hamid ( 2009: 244 ) diantaranya: a) Orang yang sedang hamil termasuk kelompok yang harus menjaga kondisi bayi dalam perutnya normal dan menerima makanan yang seimbang, sehingga jika orang yang hamil berpuasa akan berdampak buruk terhadap perkembangan janin di dalam perutnya, b) Orang yang sudah sangat tua yang tidak akan mampu menahan lapar dan dahaga, c) Orang-orang yang sakit yang tidak ada lagi harapan kesembuhannya, d) Orang yang sedang bepergian jauh yang sangat melelahkan dan tidak akan mampu menahan lapardan dahaga, yang jika dipaksakan akan berakibat kemadaratan bagi jiwanya, dan e) Para buruh kasar yang tenaganya terkuras dalam mencari nafkah. e. Manfaat Puasa Dalam catatan Dr. A.A mengemukakan tentang penelitian yang dilakukan oleh dua orang ilmuan muslim bahwa puasa sangat banyak manfaatnya diantaranya
  • 11. dengan puasa memberikan kesempatan beristirahat bagi alat pencernaan, mencukupkan makan secara teratur pada waktu-waktu tertentu saja tanpa banyak mengkonsumsi makanan ringan itu lebih baik dari pada mengkonsumsi segala macam bentuk makanan baik yang bermanfaat atau tidak, akan tetapi tentunya mengkonsumsi makanan yang bisa mencukupi kebutuhan tubuh, terbukti secara ilmiah bahwa memperbanyak makan bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bahkan beberapa jenis penyakit seperti penyakit rematik, liver, tekanan darah tinggi, dan penyakit kencing manis. (dalam Hawwa, 2004: 236). Sedangkan manfaat puasa menurut Al-Zuhayly (1996:86-88) adalah sebagai berikut: 1. Puasa merupakan suatu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Seorang mukmin, dengan puasnya, akan diberi pahala yang luas dan tidak terbatas. Sebab, puasa itu hanya diperuntukan bagi Allah SWT. Yang Kedermawaan-NYa sangat luas. Dengan puasa, dia akan memperoleh ridha Allah SWT, dan berhak memasuki surge dari pintu Khusus yang hanya disediakan untuk orang-orang yang berpuasa namanya Ar-Rayyan. Puasa juga akan menjauhkan dirinya dari siksaan yang disebabkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya. Puasa merupakan tebusan (kafarat) bagi dosa dari satu tahun ke tahun berikutnya. Dengan ketaatan, urusan seorang Mukmin akan berdiri tegak ditas kebenaran yang disyariatkan oleh Allah SWT. Dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dilarang-Nya. Allah SWT berfirman: “ hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. ( Al-Baqarah:183). 2. Puasa merupakan madrasah moralitas yang besar dan dapat dijadikan sarana latihan untuk menempa berbagai macam sifat terpuji. Puasa adalah jihad melawan nafsu, menangkal godaan-godaan dan rayuan-rayuan setan yang terkadang terlintas dalam pikiran. Puasa bisa membiasakan seseorang bersikap sabar terhadap hal-hal yang diharamkan, penderitaan, dan kesulitan yang kadang muncul dihadapannya. 3. Puasa mendidik seseorang untuk bersikap jujur dan merasa diawasi oleh Allah SWT. Baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian.
  • 12. 4. Puasa dapat menguatkan kemauan, mempertajam kehendak, memdidik kesabaran, membantu kejernihan akal, memyelamatkan pikiran, dan mengilhami ide-ide cemerlang. 5. Puasa mengajarkan sikap disiplin dan ketetapan, karena puasa menuntut orang yang berpuasa untuk makan dan minum pada waktu yang telah ditentukan. 6. Puasa dapat menumbuhkan naluri kasih sayang, ukhuwah, dan perasaan keterkaitan dalam tolong-menolong yang dapat menjalin rasa persaudaraan sesame umat islam. f. Amalan –amalan di bulan Ramadhan Bulan Ramadhan memanglah bulan kita bercocok tanam untuk dipetik hasilnya kelak diakhirat. Maka di antara amalan-amalan yang disyariatkan dalm bulan Ramadhan yang penuh berkah Ash Shiddieqy (1987: 123) mengemukaan pendapatnya sebagai berikut: a. Membanyakan pemberian kepada orang-orang yang memerlukannya, b. Membanyakan tilawah (membaca al-Quran), c. Menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan sembahyangmalam (tarawih), d. Mengerjakan iktikaf pada puluhan yang akhir dari bulan Ramadhan, dan g. Keutamaan Bulan Ramadhan Keutamaan bulan Ramadhan adalah merupakan bulan ibadah, bulan ditrimanya doa-doa, bulan permohonan ampunan, bulan pertobatan, bulan terjaga (tidak tidur) malam,dan bulan penyucian diri, ibadah pada bulan ini dilipatgandakan pahalanya, ramadhan merupakan bulan ketika pintu-pintu surge dibuka sedangkan pintu neraka ditutup. Sedangkan menurut Burhanudin (2006: 12) mengenai keutamaan bulan Ramadhan yaitu Ramadhan menjadi bulan suci dan penuh berkah bagi umat islam, karena didalamnya terdapat ragam pengorbanan. Ramadhan menjadi berkah karena enam keutamaan; bulan diturunkannya al-Quran, puasa di siang hari, shalat tarawih di
  • 13. malam hari, malam lailatul qadr (malam penentuan bagi hidup seseorang), pelaksanaan zakat fitrah, dan hari raya idul fitri. h. Nama-nama bulan puasa Ramadhan Ditinjau dari segi fungsi-fungi bulan Ramadhan mempunyai beberapa nama, yang masing-masing nama itu menunjukan kepada suatu pengertian. Adapun menurut Ash Shiddieqy mengenai nama-nama bulan puasa Ramadhan adalah sebagai berikut: a. Syahrullahi = Bulan Allah Bulan ini Allah sandarkan kepada diri- Nya sendiri. Karenanya bulan ini dinamakan bulan Allah. b. Syahrull ala-I = Bulan yang penuh kenikmatan dan limpahan karunia. c. Syahrull Quran = Bulan yang didalamnya diturunkan permulaan Al Quran. d. Syahrull Najah = Bulan pelepasan dari azab neraka, e. Syahrull jud = Bulan memberikan keihlasan kepada sesama manusia dan melimpahkan bantuan kepada fakir miskin atau bulan bermurah tangan, f. Syahrul Munawasah = Bulan memberikan pertolongan kepada yang berhajat, g. Syahrut Tilawah = Bulan membacakan Al Quran atau bulan menentukan diri untuk memahami makna Al Quran, h. Syahrush shabri = Bulan melatih diri bersabar dalam melaksanakan tugas-tugas agama, sabar terhadap ujian hidup dengan ridla hati, i. Syahrur Rahmah = Bulan Allah limpahkan Rahmat-Nya sendiri j. Syahrur Rahmah = Bulan Allah limpahkan Rahmat- Nya kepada hamba-Nya k. Syahrul’id = Bulan yang merayakan hari berduka. b. Puasa Qadha. Puasa Qadha adalah Puasa yang wajib ditunaikan karena seorang muslim berbuka dalam puasanya di bulan Ramadhan yang disebabkan udzur seperti safar (bepergian), sakit, haid dan nifas atau dengan sebab-sebab yang lain. Menurut Handrianto ( 2007: 1) mengenai puasa Qadha adalah:
  • 14. Sebenarnya puasa sebagai ibadah yang diwajibkan hanya puasa Ramadhan, adapun puasa wajib yang lain berkaitan dengan puasa Ramadhan atau hal lain Salah satunya adalah puasa qadha, yaitu puasa untuk menggantikan puasa Ramadhan yang di tinggalkan karena suatu sebab syar’i. puasa qadha adalah puasa yang wajib dibayar tunai, jangan ditunda-tunda apalagi sampai utang berikutnya. Adapun menurut Aulia (hlm. 89) mengenai puasa Qadha yakni: Orang yang wajib puasa kemudian ia tidak berpuasa, maka ia berdosa.bagi mereka tidak berpuasa dan membatalkan puasa di bulan suci Ramadhan karena alasan sakit, musafir maupun karena kesengajaan,wajib menggantinya dihari lain diluar bulan Ramdhan dan waktu-waktu yangdiharamkan untuk berpuasa, yaitu hari-hari selain pada hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha,dan hari-hari Tasyrik. Puasa ini disebut puasa Qadha, dikerjakan sesuai dengan jumlah yang tertinggal. Dalam proses pelaksanaannya, tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan atau puasa sunnahlainnya,. Syarat wajib syahnya disesuaikan pula dengan pusa lainnya asalkan diniatkan untuk meng-qadha puasa wajib di bulan ramadhan. c. Puasa Kaffarat ( denda karena suatu pelanggaran) Puasa kaffarat ialah puasa yang wajib ditunaikan karena berbuka dengan sengaja dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan (dalam hal ini ada khilaf), bukan karena sesuatu ‘udzur yang dibenarkan syara akan tetapi diantaranya karena bersetubuh dengan sengaja bagi suami istri dibulan Ramadhan disiang hari ketika dalam melaksanakan puasa, karena membunuh dengan tidak sengaja, karena mengerjakan Sesuatu yang diharamkan dalam haji, serta tidak sanggup menyembelih binatang hadyu; karena merusak sumpah dan berdhihar terhadap isteri. Adpun puasa kaffarat menurut Aulia ( hlm 90) “Puasa kafarat atau kifarah merupakan puasa sebagai penebusan karena melakukan pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang mukmin dikenakan hukuman denda”. Dalam masalah ini
  • 15. yang wajib membayar kafarat menurut Sumaji (2008-194) mengungkapkan bahwa: Para ulama berbeda pendapat dalam masalah siapakah yang wajib membayar kafarat tentang prilaku kesengajaan suami istri yang melakukan hubungan seksual pada saat puasa di bulan Ramadhan. Pertama, kewajiban membayar kafarat hanya dibebankan kepada laki-laki saja dan bukan pada istrinya meskipun mereka melakukannya berdua. Akan tetapi, pelakunya tetap saja jatuh pada laki-laki karena walau bagaimanapun, laki-laki yang menentukan terjadi tidaknya hubungan seksual. Pendapat ini didukung oleh imam Syafi’I dan ahli zahir. Dalil yang mereka gunakan adalah bahwapada hadis tentang kafarat puasa rasulullah saw hanya memerintahkan suami untuk membayar kafarat tanpa menyinggung sama sekali kewajiban membayar bagi istrinya. Kedua, kewajiban membayar kafarat itu berlaku bagi keduanya, yakni suami dan istri. Pendapat ini didukung oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malikserta lainnya. Adapun dalil yang mereka gunakan, adalah qiyas bahwa mengiyaskankewajiban suami kepada kewajiban istri pula. d. Puasa Nadzar Puasa nadzar ialah puasa wajib yang difardlukan sendiri oleh seseorang muslim atas dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa nadzar wajib ditunaikan menurut nazarnya. Menurut Yasin (2009: 112) Puasa nadzar adalah “ puasa yang dilakukan karena niat. Contoh, kalau saya lulus ujian dikampus, saya bernadzar, atau saya berniat akan berpuasa selama tiga hari bulan ini, ketika saya lulus ujian, puasa tersebut hukumnya wajib, artinya harus dilakukan”. Adapun menurut Handrianto ( 2007:129) mengenai puasa Nadzar adalah sebagai berikut: Bernadzar artinya berjanji akan berpuasa, apabila misalnya sembuh dari sakit atau jika diperkenankan sesuatu maksud yang baik (yang bukan maksiat) dalam rangka mensyukuri nikmat atauuntuk mendekatkan diri kepda Allah, maka wajiblah atasnyauntuk melaksanakannya. Puasa Nadzar pada dasarnya utang, bahkan lebih tegas lagi karena biasanya dikaitkan dengan sesuatu. Oleh karena itu, seorang yang bernadzar wajib melaksanakan puasa Nadzar tersebut sebab ia sendiri yang
  • 16. membuatnyawajib. Dengan mengatakan misalnya, “jika saya sembuh nanti, maka saya akan puasa selamalima hari berturut-turut.” Wajib baginya untuk dilaksanakan.Dengan demikian, kita harus berhati-hati dalam bernadzar jangnlah kita mengucapkan nadzar akan melakukan sesuatu termasuk puasa. Jika kita tidak sanggup melaksanakannya. Jangan hanya kesulitan yang menerpa kita kemudian bernadzar akan, misalnya, berpuasa dua bulan berturut-turut karena itu akan memberatkan diri sendiri. Padahal, Allah sendiri tidak memintanya. Nadzar sangat baik dilaksanakan sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita, terutama setelah hilangnya kesulitan dalam diri atau keluarga, asal nadzar tersebut masuk akal dalam pelaksanaanya dan tidak memberatkan diri.
  • 17. BAB III PENUTUP A. Simpulan Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya seperti makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan berdasarkan niat dan mematuhi syarat dan rukunnya. Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat islam di dunia. Sebagaimana kita ketahui segala sesutu yang dihukumi wajib maka haruslah dilaksanakan karena jika tidak dilaksanakan akan mendapat dosa. Puasa wajib meliputi puasa Ramadhan, puasa Qadha, puasa Nadzar, dan puasa Kaffarat. Puasa Ramdahan merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima. Syarat-syarat yang terdapat dalam puasa meliputi syarat syah puasa dan syarat wajib puasa. Sayar-syarat puasa adalah merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Dimana dalam hal ini syarat-syarat puasa menjadi suatu penentuan diterimanaya puasa seseorang. Adapun niat merupakan bagian dari rukun puasa. Niat juga merupakan hal yang sangat penting yang juga harus diperhatikan. Sebagaimana sabda Nabi Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan: “ sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap manusia hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya”. Niat juga bisa dikatakan suatu pembeda antara untuk melaksanakan ibadah ataupun hanya sekedar kebiasaan. Sedangkan puasa Qadha merupakan puasa yang dilakukan atau dikerjakan di luar bulan Ramadhan untuk mengganti atau membayar puasa Ramadhan yang terlewat atau tidak berpuasa karena sakit, mufasir (bepergian), Haid dan nifas. Adapun Puasa Kaffarat adalah puasa yang dilakukan karena adanya kekhilafan seoarang muslim. Puasa kaffarat ini adalah sebagai denda suatu perbuatan seperti suami istri yang bersetubuh di siang hari di bulan ramdhan, membunuh dengan sengaja dan lain-lain. Adapun puasa nadzar adalah puasa yang dilakukan karena niat seseorang untuk dirinya sendiri, dimana niat ini untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA  Al-Habsyi Muhammad Bagir. Fiqih Praktis. 2000. Bandung: Mizan.  Ridwan Wawan. 1983. Ilmu Fiqih. Jakarta: PTAI IAIN.  Aulia Nofisah Bunda. “1001 Cara Dahsyat Melatih Anak” (online), http://books.google.co.id, diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:29 WIB).  Al-Zuhayly Wahbah. 1996. Puasa & Itikaf. Bandung: Remaja Rosdakarya.  Ash Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi. 1987. Al Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.  Burhanudin Yusuf. Misteri Bulan Ramadhan. 2006. Jakarta: QultumMedia.  Hamid Abdul, Beni Ahmad Saebani. Fiqh Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.  Handrianto Budi, Miftah Faridl. 2007. “ Puasa Ibadah Karya Makna” (online), (http://books.google.co.id/books, diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:07 WIB).  Hawwa Said. 2004. Al-Islam. Jakarta: Gema Insani Press.  Rasjid Sulaiman. 2010. Fiqih Islam. Bandung: Penerbit Sinar Baru.  Sumaji Muhammad Anis. 2008. “ 125 Masalah Puasa” (online), http://books.google.co.id. Diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:25 WIB).  Yasin Ahmad Hadi. 2009. “ Puasa Cinta” (online), http://books.google.co.id. Diunduh 7 Desember 2012 pukul 10:40 WIB).