1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristuk guru yang profesional yaitu mencakup tentang kepribadian, dan lain-lain.
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang
berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal
memenuhi kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang
guru profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam. Diantara persyaratan
tersebut adalah :
(a). Sehat jasmani dan Rohani,
(b). Bertaqwa,
(c). Berilmu pengetahuan,
(d). Berlaku adil,
(e). Berwibawa,
(f). Ikhlas,
(g). Mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan
evaluasi pandidikan dan menguasai bidang yang ditekuninya.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dapat ditemukan rumusan masalah
sebagai berikut ;
1. Bagaimanakah cara menjadi guru yang profesional ?
2. Apakah setiap guru dapat dikatakan guru yang profesional ?
3. Apakah yang dimaksud dengan karakteristik guru profesional ?
C. Tujuan penuliasan
1. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar bertambahnya wawasan
mahasiswa dan mahasiswi terhadapa bagaimanakah karakteristik guru
profesional tersebut.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi keguruan
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Guru
Sebelum membahas tentang karakteristik guru, terlebih dahulu kita ketahui apa itu
pengertian guru. Secara etimologis, guru sering di sebut pendidik. Dalam bahasa arab,
ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini seperti : muddaris, mu’alim, murabbi
dan mu’adib, yang memiliki makna yang sama, namun masing-masing mempunyai
karakteristik yang berbeda. Di samping kata-kata tesebut, juga sering di gunakan kata
ustadz atau syaik. Sedangkan secara termonologis, guru sering di artikan sebagi orang
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi (fitrah) siswa baik potensi kognitif, potensi afektif,
maupun potensi psikomotorik.
Secara umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang lain atau
kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan
nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau
tauladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter
atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau
tidak. Seorang guru harus memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di
teladani oleh masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakteristik guru adalah segala tindakan
atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.contohnya, bagaimana guru meningkatkan pelayanan, meningkatkan
pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta didiknya,
bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan peserta
didik, teman sejawat, serta anggota masyarakat lainya.
B. Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah guru yang secara internal memenuhi
kriteria admistratif, akademis, dan kribadian. Adapun persyaratan seorang guru
profesional, khusunya dalam perspektif pendidikan islam.
3. Diantara persyaratan tersebut adalah :
(a). Sehat jasmani dan Rohani,
(b). Bertaqwa,
(c). Berilmu pengetahuan,
(d). Berlaku adil,
(e). Berwibawa,
(f). Ikhlas,
(g). Mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan
evaluasi pandidikan dan menguasai bidang yang ditekuninya. Kesembilan syarat ini
penting bagi guru profesional, secara garis besar dapat dikelompokan ke dalam tiga
katagori, yaitu persyaratan administatif, akademis, dan kepribadian.
Persyaratan administratif, yaitu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru
yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan persyaratan legal formal.
Dalam konteks keindonesiaan, persyaratan administratif merupakan salah satu
persyaratan yang sangat penting. Bila dikaitkan dengan kesembilan persyaratan yang
dikemukakan dapat dipahami dari persyaratan yang ketiga, kedelapan dan kesembilan.
Seorang yang memenuhi persyaratan administratif tersebut tentunya diasumsikan
memiliki kompetensi ketiga, delapan dan kesembilan.
Persyaratan akademis, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin
menjadi profesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan kualitas intlektual.
Pesyaratan akademis juga merupakan persyaratan yang sangat penting bagi seorang
guru profesional. Persyaratan ini sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan
yang dilaksanakannya. Kesuksesan pendidikan bukan hanya menjadi beban dan
tanggung jawab sang murid sebagai pencari ilmu, akan tetapi justru gurulah yang
memegang peran dominan. Karena jika seng guru secara akademis sudah tidak
memadai, maka dengan sendirinya keterampilan untuk mengajar, kemampuan
penguasaan materi pengajaran, sebagaimana pengevaluasian keberhasilan murid tidak
dimiliki secara akurat dan benar. Hal ini jelas sangat merugikaan proses pendidikan
yang bukan hanya berakibat fatal bagi seorang murid, melainkan bagi seluruh murid
atau bahkan seluruh stakeholder pendidikan.
Pesyaratan kepribadian, yaitu persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin
menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana diungkap di bagian awal bahwa guru adalah seseorang yang
harus gugu dan harus ditiru, khusunya oleh murid. Sebagai seseorang yang gugu dan
4. ditiru dengan sendirinya mensyaratkan secara internal seorang guru harus memiliki
kpribadian dan prilaku yang baik. Sebagai guru yang profesional tidak ada alasan lain
kecuali berakhlak yang mulia baik dalam kaitannya dengan orang lain dan
lingkuangan.
Guru profesional bukanlah guru yang mampu menghabiskan baiya yang besar dengan
capaian prestasi yang lebih tinggi dengan menghabiskan dana kecil. Guru profesional
yaitu guru yang mampu mewujudkan prestasi yang lebih tinggi dengan biaya yang
setara dengan biaya sebelumnya.
Secara rohani seorang guru profesional harus terenuhi kebutuhan minimalnya seperti
keamanan, ketentraman, kebebasa berfikir, dan kebebasan mengekspresikan
keyakinan ideologi atau agamanya. Secara jasmani seorang guru profesional harus
terpenuhi kebutuhan fisiologisnya meskipun dengans tandar minimal seperti jaminan
sandang, pangan, papan dan kesehatan. Kebutuhan jasmani ini sangat berbeda dengan
kebutuhan rohani. Secara sosial, seorang guru profesional harus terpenuhi kebutuhan
sosialnya meskipun dengan standar paling minimal kebutuhan sosial bagi seorang
guru misalnya mengikuti tren dan mode yang sedang muncul baik dalam masalaah
keilmuan, pakaian, maupun sarana mobilitas. Keilmuan seorang gutu tidak mungkin
bersifat statis tanpa adanya pengembangan atau paling tidak mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan yang sedang berlangsung. Semua ini hanya dapa dipenuhi dengan
memenuhi kebutuhan utuk mengakses ilmu pengetahuan yang baru melalui media
elektronik, media cetak, atau bahkan lewat berbagai pertemuan ilmiah. [1]
C. Macam-Macam Karakteristik Guru Profesional
Adapun macam-macam karakteristik guru profesional adalah sebagai berikut :
1. Taat pada peraturan perundang-undangan
Pada kode etik guru indonesia butir sembilan di sebutkan bahwa “guru melaksanakan
segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan”. Kebijaksanaan pendidikan di
negara kita di pegang oleh pemerintah. Dalam rangka pembangunan pendidikan di
indonesia, pemerintah melalui depertemen pendidikan nasional mengeluarkan
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan yang
akan di laksanakan oleh aparatnya. Salah satu unsur aparatur negara adalah guru.
Karena itu, guru mutlak perlu mengetahui kebijaksaan-kebijaksaan pemerintah
khususnya dalam bidang pendidikan. Sehingga dapat melaksanakan kebikajakan-kebijakan
tersebut.
5. 2. Memlihara dan Meningkatkan Organisasi Profesi
Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi guru sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
merupakan salah organisasi profesi guru. PGRI sebagai profesi memerlukan
pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk
membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut
sunnah bergantung pada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab dan
kewajiban para anggotanya.
Pada kode etik guru butir enam dikatakan bahwa guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan, meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat
tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan
mutu dan martabat profesi gutu itu sendiri.
3. Memelihara Hubungan Dengan Teman Sejawat.
Pada butir tujuh kode etik guru disebutkan bahwa guru memelihara hubungan
seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiankawanan sosial ini berarti bahwa guru
hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan
kerjanya, juga guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan
serta kesetiakawanan sosial di dalam lingkungan di luar kerjanya.
Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi yakni hubungan formal
dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal adalah hubungan yang diperlu
dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan
kekeluargaan adalah hubungan bersaudara yang perlu dilakukan baik dalam
lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang
tercapainya keberhasilan anggota profesi misalnya sebagai pendidik bangasa.
4. Membimbing Peserta Didik
Pada kode etik guru dengan jelas dituliskan bahwa guru berbakti membimbing peserta
didik untuk manusia indonesia seutuhnya yang jiwa pancasila. Adapun karakteristik
yang sangat disenangi para peserta didik adalah :
a. Demokrasi, yaitu guru memberikan kebebasan kepada peserta didik (persamaan
hak) memberikan kesempatan untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan, tidak
bersifat otoriter.
b. Kooperatif, yaitu saling bekerjasama, toleransi, dan dilandasi sifat kekeluargaan
yang tinggi.
c. Baik hati, yaitu suka memberi dan berkorban untuk peserta didiknya.
d. Sabar, yaitu guru yang mampu menahan diri.
6. e. Adil, yairu tidak membeda-bedakan peserta didik dalam segala hal.
f. Konsisten, selalu bertindak sesuai dengan ucapannya.
g. Terbuka, yaitu bersedia menerima keritikan dan saran serta mengakui kekurangan
dan kelemahannya.
h. Suka menolong.
i. Ramah.
j. Suka humor.
k. Memiliki bermacam minat.
l. Mengusai bahan pelajaran.
m. Peduli dan perhatian kepada siswa.
5. Menciptakan Suasana Yang Baik Ditempat Kerja.
Suasana yang baik ditempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari
dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana
yang baik dalam lingkuangan untuk menciptakan suasana yang kondusif.
6. Taat Terhadap Pemimpin
Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari kepengurusan cabang
daerah sampai kepusat. Begitu pula dengan dinas pendidikan. Dengan demikian
seorang guru harus taat kepada pemimpinnya dengan menjalankan kebijakan-kebijakan
dengan mendengarkan arahan-arahan yang disampaikan oleh penentu
kebijakan.
7. Cinta Terhadap Pekerjaan
Orang yang telah memiliki profesi keguruan akan behasil bila mencintai
pekerjaannya. Artinya dia berbuat apapun agar karirnya berhasil dengan baik.
Termasuk tugasnuya melayani dengan baik kepada siapa yang membutuhkan
bantuannya.
Seorang pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi,
karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang
pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness terhadap implikasi
kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja profesional
atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang
lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.[6]
Dalam suatu pekerjaan yang bersifat profesional dipergunakan teknik serta prosedur
yang bertumpu pada landasan intlektual, yang secara sengaja harus dipelajari dan
secara langsung dapat dipergunakan bagi kemaslahatan orang lain.
7. Pekerja profesional pada hakikatbya adalah seorang yang melakukan pelayanan atau
pengabdian yang dilandasi dengan kemampuan prifesional serta fasafah hidup yang
mantap. Pekerjaan profesional juga bisa dikatakan pekerjaan yang dipersiapkan
melalui proses pendidikan dan pelatihan.
D. Ciri – ciri Profesional Keguruan
Ciri–ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang ditemukan
oleh Robert W. Richey (1974) sebagai berikut :
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusian
dari pada usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk
mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan menjadi anggota organisasi
guru.
3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam
hal pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4. Para guru dalam organisasi profesional, mimiliki publikasi profesional yang
dapat ketinggalan, bahkan selalu mengikuti peekembangan yang terjadi.
5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus,
workshop, seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai
kegiatan in service.
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup.
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional maupun
secara lokal.
E. Kriteria Profesional
Guru adalah jibatan professional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai
suatu profesi, maka harus memenuhi criteria professional sebagai berikut.
a Fisik
1. Sehat jasmani dan rohani.
2. Tidak mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan ejekan/cemoohan atau
rasa kasihan dari anak didik.
b. Mental//kepribadian
1. Berkepribadian/berjiwa pancasila.
2. Mempu menghayati GBHN.
3. Mencintai bangsa dan sesame manusia dan rasa kasih sayang kepada anak
didik.
4. Berbudu pekerti yang luhur.
8. 5. Berjiwa kreatif , dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal.
6. Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
7. Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan
tugasnya.
8. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
9. Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
10. Menunjukan rasa cinta kepada profesinya.
11. Ketaatannya akan disiplin.
12. Memiliki sense of humor.
c. Keilmiahan/pengetahuan
1. Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.
2. Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkan dalam
tugasnya sebagai pendidik.
3. Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.
4. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.
5. Senang membaca buku-buku ilmiah.
6. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan
dengan bidang studi
7. .memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajat.
d. Keterampilan
1. Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.
2. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktur,
interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
3. Mampu menyusun garis besar program pengajaran (GPPP).
4. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik
dalam mencapai tujuan pendidikan.
5. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
6. Memahami dam mampu melaksankan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.[9]
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum dan makna yang luas guru adalah orang yang mengajari orang lain atau
kelompok orang, baik di lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan
nonformal. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau
tauladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat karakter
atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut ai teladani atau
tidak. Seorang guru harus memiliki karakter atau sikap itu dapat di contoh atau di
teladani oleh masyarakat secara umum, dan khusus oleh peserta didiknya.
Seorang pekerja profesional, khususnya guru dapat dibedakan dari seorang teknisi,
karena di samping mengusai sejumlah teknik serta prosedur kerja tertentu, seorang
pekerja profesional juga ditandai adanya Informed responsiveness terhadap implikasi
kemasyarakatan dari objek kerjanya. Hal ini berarti bahwa seorang pekerja profesional
atau guru harus memiliki persepsi filosofis dan ketanggapan yang bijaksana yang
lebih mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
10. DAFTAR PUSTAKA
1. Abu Bakar, yunus. 2009. Profesi Keguruan. Learning Assistance Program for
Islamic Schools
2. Dawan, Ainurrofiq. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media
3. Hamalik Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan
Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara
4. KaryaSardiman. 2004. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
5. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosda
6. Nurdin, Muhammad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta : Ar-
Ruzz MediaHal
7. Soetjipto. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
11. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta raya, Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.,kepada
para keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang setia. Berkat taufiq dan hidayah-Nya
makalah Profesi Keguruan dapat penulis selesaikan.
Walaupun penyusunan makalah ini diusahakan secara maksimal, namun adanya
kekurangan tetap tidak dapat dihindarkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang
dapat dijadikan acuan untuk perbaikan makalah ini dari pembaca sekalian, dan ucapan
terima kasih kepada pembaca sekalian.
Harapan yang tulus ikhlas berupa persembahan kepada Allah SWT., kiranya makalah
ini dapat membawa manfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Raha, Januari 2014
PENULIS
12. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A. Karakteristik Guru................................................................................. 2
B. Guru Profesional........................................................ ........................... 3
C. Macam – macam Karakteristik Guru Profesional................................. 4
D. Ciri – ciri Profesional Kegururan........................................................... 7
E. Kriteria Profesional.................................................... ........................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................... ................ 9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
13. TUGAS INDIVIDU
PROFESI KEGURUAN
OLEH
NAMA : WA ODE NSIASIA
SEMESTER : V (LIMA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2013 / 2014