Dokumen tersebut membahas tentang profesi kependidikan khususnya profesi keguruan, mencakup pengertian profesi, kompetensi profesi guru, peran guru dalam sistem pembelajaran, dan supervisi pendidikan.
1. BAHAN KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN
Perdy Karuru
Daud Kuddi Tangkeallo
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2018
2. PENGERTIAN PROFESI, PROFESIONAL,
PROFESIONALISME, PROFESIONALITAS, DAN
PROFESIONALISASI
PROFESI KEGURUAN
Profesi yaitu suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan
teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
3. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada
sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota
suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas
sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka
miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kepada
perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai
suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. CIRI-CIRI ATAU KARAKTERISTIK PROFESI
a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi
masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh
melalui proses pendidikan dan pelatihan yang cukup yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel/dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu.
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman
perilaku anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas
terhadap pelanggar kode etik tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang
diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara
perseorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial
atau material.
5. PERSYARATAN YANG HARUS DIMILIKI
OLEH SUATU PROFESI
a. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep
dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
b. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu
sesuai dengan bidang profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan.
f. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
g. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru
dengan muridnya.
h. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu
dimasyarakatkan.
6. 2. PENGERTIAN PROFESI GURU
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan
profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam
bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola,
formal dan sistematis.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa : “Guru adalah
pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan
formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah”.
7. KODEETIKGURU Berbakti membimbing peserta didik
Memiliki kejujuran profesi
Berkomunikasi untuk memperoleh informasi ttg peserta didik
Pencipta suasana yg baik & hubungan yg efektif
Mengembangkan mutu profesi
Menciptakan hubungan harmonis dgn sesama guru, pimpinan,& tata
usaha
Mengembangkan mutu organsisasi profesional
Mendukung kebijaksanaan pemerintah
8. FUNGSI KODE ETIK GURU
Sanksi pelanggaran kode etik profesi berupa sanksi
moral dan sanksi dikeluarkan dari organisasi.
Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan;
Sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan;
Mencegah campur tangan pihak diluar
organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.
9. ALASAN KODE ETIK
DIPERLUKAN
• UNTUK MELINDUNGI PEKERJAAN SESUAI
KETENTUAN BERDASAR UU YANG BERLAKU
• UNTUK MENGONTROL TERJADINYA
KETIDAKPUASAN/SENGKETA DARI PARA
PELAKSANA
• U/ MENGHINDARI PRAKTISI DI MASYARAKAT,
TERUTAMA KASUS PENYIMPANGAN
TINDAKAN
• MELINDUNGI ANGGOTA MASYARAKAT DARI
PRAKTEK-PRAKTEK YG MENYIMPANG DARI
KETENTUAN YG BERLAKU
10. D. PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
Kegiatan pengembangan profesi adalah
kegiatan guru dalam rangka penerapan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan keterampilan untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.
E. TUJUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
PROFESI GURU
untuk meningkatkan mutu guru agar guru lebih profesional dalam
pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan profesi meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan.
b. Membuat alat pelajaran/alat peraga/alat bimbingan.
c. Menciptakan karya seni.
d. Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan.
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
11. BAB II
KOMPETENSI PROFESI KEGURUAN
1. Karakteristik Kompetensi Profesi Guru
Kompetensi definisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut akan
terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara
profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.
Kompetensi guru menurut Direktorat Tenaga Teknis dan Pendidikan Guru,
yakni antara lain sebagai berikut :
a. Memiliki kepribadian sebagai guru.
b. Menguasai landasan kependidikan.
c. Menguasai bahan pelajaran.
d. Menyusun program pengajaran.
e. Melaksanakan proses belajar-mengajar.
f. Melaksanakan proses penilaian pendidikan.
g. Melaksanakan bimbingan.
h. Melaksanakan administrasi sekolah.
i. Menjalin kerja sama dan interaksi dengan guru sejawat dan masyarakat.
j. Melaksanakan penelitian sederhana.
12. 2. Peran dan Fungsi Guru
Sebagai pendidik dan pengajar ; guru harus memiliki pengetahuan yang
luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan
praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi
pembelajaran.
Sebagai anggota masyarakat ; pandai bergaul dengan masyarakat
Sebagai pemimpin ; guru adalah pemimpin, yang harus memiliki
kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar
manusia, tehnik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan
organisasi sekolah
Sebagai administrator ; memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta
memahami strategi dan manajemen pendidikan
Sebagai pengelola pembelajaran mampu dan menguasai berbagai metode
pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar di dalam maupun
di luar kelas
13. 3. Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen.
Sertifikat pendidik/guru adalah bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
14. 4. Aspek-Aspek Kompetensi Profesi Guru
Kompetensi
Guru (UU Guru
dan Dosen No.
14 Tahun 2005)
Kompetensi
pedagogik
Kompetensi
profesional
Kompetensi
kepribadian
Kompetensi
sosial
15. (1) Kompetensi pedagogik
a. Kompetensi memahami peserta didik
b. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.
c. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar.
(2) Kompetensi profesional
a. Guru mampu mengelola proses belajar mengajar
b. Kemampuan mengelola kelas.
c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
d. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
f. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa.
g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
h. Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.
i. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian dan mampu menafsirkan
hal-hal penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran
16. . (3) Kompetensi Pribadi
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusnya
dianut oleh guru.
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan dirinya
sebagai panutan da teladan bagi para siswanya.
(4) Kompetensi Sosial
a. Guru mampu berperan sebagai pemimpin baik dalam lingkup sekolah
maupun diluar sekolah.
b. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun
demi tujuan yang baik.
c. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik
dalam lingkup kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat
pada umumnya.
d. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
e. Guru tampil secara pantas dan rapi.
f. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.
g. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya, guru hendaknya
mampu bertindak tepat waktu.
17. BAB III
PERAN PROFESI GURU
DALAM SISTEM PEMBELAJARAN
A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah kegiatan guru dalam membelajarkan
siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah
membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar.
Siswa dalam kondisi belajar dapat diamat dan dicermati
melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian
fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar,
presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan
19. B. Peran Guru dalam Sistem Pembelajaran
Pendidik
Pengajar
Pemimbing
Pelatih
Penasehat
Model atau Teladan
Konservator (Pemelihara)
Transmitor (Penerus) Sistem-Sistem Nilai
Transformator (Penerjemah) Sistem-Sistem
Nilai
Perencana (Planner)
Manajer Proses Pembelajaran
Pemandu (Director)
Organisator (Penyelenggara)
Komunikator
Fasilitator
Motivator
Penilai (Evaluator)
20. 3. Strategi Dalm Perencanaan Pembelajaran
Guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang
variatif dengan prinsif membelajarkan dan memberdayakan siswa
bukan mengajar siswa.
4. Strategi dalam pelaksanaan Pembelajaran
•Konservator (pemelihara)
•Inovator (Pengembangan)
•Transmitor (Penerus)
•Transformator (Penterjemah)
•Organisator (penyelenggaraan
21. 5. Strategi Dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang
merupakan kewajiban bagi setiap guru/pengajar dimana setiap pengajaran
pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya atau
pun kepada siswa itu sendiri, bagaimana dan sampai di mana penguasaan
dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-
keterampilan mengenai mata ajaran yang telah diberikannya.
Prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar:
1. Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar.
2. Mampu mengukur sampai yang representatif dari hasil belajar dan
bahan pelajaran.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok
untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4. Di desain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
5. Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan se-realible
mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik.
6. Di gunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mangajar
guru.
22. BAB IV
SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Pengertian Supervisi :
suatu bentuk peninjauan dan pembinaan kepala sekolah dan pengawas
sekolah terhadap kinerja guru dengan tujuan memberikan pembinaan kepada
guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Hubungan supervisi,
proses pembelajaran,
dan hasil belajar
24. Tujuan umum supervisi pengajaran yaitu:
1. meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar-mengajar,
2. mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan,
3. menjamin agar kegiatan sekolalah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan diperoleh hasil yang
optimal,
4. menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, dan
5. memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan
dan kekilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah
sehingga dapat dicegah kesalahan dan penyimpangan yang lebih jauh
(Suprihatin, 1989:305).
Tujuan supervisi pendidikan adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan
kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas
guru.
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
25. 3. Teknik Supervisi Pendidikan
Kunjungan
Kelas
Pertemuan
Pribadi
Rapat Dewan
Guru
Kunjungan
Antar Kelas
Penerbitan
Buletin
Prosfesional
Penataran atau
Pendidikan
dan Pelatihan
26. 4. Prosedur Supervisi Pembelajaran
Pemecahan
masalah
Pengkajian
ide baru
Perbaikan dan
pengembangan
Identifikasi
masalah
Hasil pemecahan
masalah (saran/ide)
Kegiatan
Pembelajaran
Masalah Kegiatan
Pembelajaran
Dialog Profesional
S-S, S-G, G-G
27. BAB V
PERAN PROFESI GURU
DI BIDANG LAYANAN ADMINISTRASI
Administrasi ?
keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerja sama dua
orang atau lebih dengan secara rasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya secara efesien
Administrasi Pendidikan?
suatu proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pembiayaan dan
pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas
yang tersedia, baik personal, material maupun spritual untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efesien dan efektif
28. 2. Fungsi Administrasi Pendidikan
FungsiAdministrasi
Pendidikan
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengkooerdinasian
Komunikasi
Supervisi
Kepegawaian
Pembiayaan
Penilaian
29. Dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 pasal 3
menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
30. 2. Tujuan Administrasi Pendidikan
Pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan di maksudkan
untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai
melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaan evaluasi terhadap usaha tersebut.
Jadi fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan
melalui serangkaian usaha itu.
Tujuan administrasi pendidikan di Indonesiadijabarkan dari
tujuna pendidikan nasional:
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
31. 4. Peran Guru Dalam Administrasi Pendidikan
Perancang
•menyusun kegiatan akademik (kurikulum dan pembelajaran)
•menyusun kegiatan kepeserta didikan
•menyusun kebutuhan sarana-prasarana dan mengestimasi sumber-
sumber pembiayaan operasional sekolah
•menjalin hubungan dengan orang tua, masyarakat, stakeholders dan
instansi terkait
Penggerak
•mobilisator yang mendorong dan menggerakkan sistem organisasi
sekolah
Evaluator
•melakukan evaluasi/penilaian terhadap aktivitas yang telah
dikerjakan dalam sistem sekolah
32. BAB V
PERAN PROFESI GURU
DI BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSLING
Bimbingan : proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakuan
secara berkesimpulan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan
demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta
dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Konseling : pemberian yang dilakukan melalui wawancara konsling
dengan seorang ahli kepada individu yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
33. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar
maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud
No. 025/D/1995).
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’konselor.”
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi
guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan
instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6)
34. Fungsi Pemahaman: : memabntu konseli memahami dirinya dan lingkungan
Fungsi Preventif : membantu konseli mengantisipasi dan mencegah masalah yang mungkin
terjadi
Fungsi Pengembangan: membantu konseli menciptakan lingkungan belajar yg kondusif utk
perkembangannya.
Fungsi Penyembuhan: membantu konseli dalam mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya
Fungsi Penyaluran: membantu konseli untuk memantapkan minat, bakat, atau ciri lainnya yang
dimiliki
Funsi Adaptasi : membantu konseli menyesuaikan program pendidikan sesuai minat dan bakat
konseli
Fungsi Penyesuaian: membantu konseli menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif
Fungsi Perbaikan: membantu konseli memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak)
Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli
Fungsi Pemeliharaan : membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya
Fungsi Layanan Bimbingan Konseling
35. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konsling
1. Konseli dapat merencanakan kegiatan penyelesaian
studi, perkembangan karir, serta kehidupannya di
masa yang akan datang.
2. Konseli dapat mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang di hadapi
dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
36. Landasan filosofis
Landasan Historis
Landasan Religius
Landasan Psikologis
Landasan Sosial budaya
Landasan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Landasan Pedagogis
LANDASAN BIMBINGAN KONSELING
37. Peran Guru Dalam Layanan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah
Peran Guru
Dlm BK di
Sekolah
Sebagai
Informator
Sebagai
Organisator
Sebagai
Motivator
Sebagai
Director
Sebagai
Inisiator Sebagai
Transmitor
Sebagai
Fasilitator
Sebagai
Mediator
Sebagai
Evaluator
38. 4 Macam Peran Guru Pembimbingan dan
Konseling Dalam Pembelajaran
Bimbingan Belajar : upaya membantu peserta didik dalam
mempelajari konsep dan keterampilan yang terkait dengan program
kurikuler sekolah
Bimbingan Pribadi : mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang
menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan
memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, dan identitas
diri
Bimbingan Sosial : upaya membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan sosial atau keterampilan berinteraksi di dalam kelompok
Bimbingan Karier : menumbuhkan kesadaran dan pemahaman
peserta didik akan ragam kegiatan dan pekerjaan di dunia sekitarnya,
pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan,
pengembangan sikap positif terhadap orang lain, dan pengembangan
kebiasaan hidup yang positif
39. BAB 7
USAHA-USAHA PENGEMBANGAN GURU
SEBAGAI TENAGA PENDIDIK
Usaha-Usaha Pengembangan Guru
Upgrading
Program In-
service
Training
Program In-
service
Education
Program
Pre-service
Education
program pendidikan yg dilakukan pd pend.
sklh seblm calon guru mendptkan tugas
tertentu dlm suatu jabatan
program pendidikan terkait kemampuan
akademik & profesional setelah calon guru
mendptkan tugas tertentu dlm suatu jabatan
program yg diberikan kpd guru utk
meningkatkan ketrampilan/pengetahuannya
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang
pendidikan
suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
untuk meninggikan atau meningkatkan taraf
ilmu pengetahuan dan kecakapan para
pegawai, guru-guru, atau petugas
pendidikan lainnya, sehingga dengan
demikian keahliannya bertambah luas dan
mendalam