SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PENGERTIAN 
1. Kompetensi 
Kompetensi secara umum merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan 
stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, di tempat kerja 
atau dalam berbagai situasi. 
Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau 
kecakapan. 
Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan 
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. 
2. Profesional 
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup 
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional 
adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan 
terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain 
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi 
waktu luang. 
v Profesional adalah : 
- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. 
- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. 
- Hidup dari situ. 
- Bangga akan pekerjaannya. 
Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya, Skill, Knowledge, 
dan Attitude! Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya. 
Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan 
berwawasan tentang ilmu2 lain yang berhubungan dengan bidangnya. 
Dan yang terakhir Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang 
diterapkan dalam bidangnya. 
3. Kompetensi professional 
Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan 
mendalam. Dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum guru perlu menentukan materi pelajaran yang tepat. Materi 
pelajaran yang hendak disajikan harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan 
kedalamannya oleh guru sehingga guru dapat mengorganisasikannya dengan tepat baik dari 
segi kompleksitasnya (dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang 
kompleks) maupun dari segi keterkaitannya (dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar 
bagi bagian berikutnya). Bahan pelajaran yang diorganisasikan dengan tepat selain 
memudahkan guru dalam menyajikannya, juga dapat memudahkan siswa untuk memilikinya. 
Guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dapat berakibat patal, baik 
terhadap rasa percaya dirinya, kewibawaannya, kepercayaan siswa dan tentunya terhadap 
hasil pembelajaran. 
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru 
yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat 
diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya 
dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam 
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, 
kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah 
yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran 
dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan 
peserta didik hanya mendengarkan. 
B. SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN 
Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat 
menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat 
sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu 
sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru 
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan 
pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara begaul baik 
dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian 
masyarakat luas. 
Walaupun segala perilaku guru selalu di perhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan 
dalam bagian ini adalah khusus prilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini 
berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta 
mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru yang
berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap profesional 
keguruan terhadap: 
1. Peraturan perundang-undangan 
2. Organisasi profesi 
3. Teman sejawat 
4. Anak didik 
5. Tempat kerja 
6. Pemimpin 
7. Pekerjaan 
C. SASARAN SIKAP PROFESIONAL 
1. Sikap terhadap peraturan perundang-undangan 
Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak perlu 
mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga 
dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut. 
Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan-peraturan 
pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat 
maupun di daerah, maupun departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di Negara 
kita. 
2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi 
Guru secara bersama-sama memeliharan dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai 
sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukan kepada kita betapa pentingnya 
peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian. PGRI sebagai organisasi 
profesi, memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah 
usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut 
sangat bergantung kepada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban 
para anggotanya. 
Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang juga dituliskan, bahwa Guru 
secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat 
profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk 
selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri. 
Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat dilakukan 
dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan 
lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik
lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan 
atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah 
yang bersangkutan lulus dari pendidikan prajabatan ataupun sedang dalam melaksanakan 
jabatan. 
3. Sikap Terhadap Teman Sejawat 
Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubungan seprofesi, 
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya 
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) 
Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dn kesetiakawanan 
sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya. 
Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya 
hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang 
mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat 
dari dua segi, yakni hubungan forman dan hubungan kekeluargaan. 
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas 
kedinasan. Sedangkan hubungan kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu 
dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka 
menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai 
pendidik bangsa. 
a. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja 
Berhasil tidaknya sekolah membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua 
manusia yang terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi 
sebagaimana mestinya, mutlak adanya hubungan yang harmonis di antara sesama personil 
yaitu hubungan yang baik antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala 
sekolah dengan semua personel sekolah lainnya. Semua personel sekolah ini harus dapat 
menciptakan hubungan yang baik dengan anak didiknya di sekolah tersebut. 
Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan terdapat 
perbedaan-perbedaan pemikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan lain sebagainya. 
Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar, tenteram, dan harmonis, jika di 
antara mereka tumbuh sikap saling pengertian dan tenggang rasa antara satu dengan yang 
lainnya. 
Oleh sebab itu, agar jangan terjadi kaadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-memaafkan 
dan memupuk suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur 
di sekolah.
b. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Sekitar 
Kalau kita ambil sebagai contoh profesi keguruan, maka dalam sumpah guru yang diucapkan 
pada awal atau persiapan pengawasan ujian nasional, antara lain terdapat kalimat yang 
menyatakan bahwa tiap pengawas (guru) tidak akan melakukan kecurangan selama proses 
ujian berlangsung. 
Profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan 
masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dan 
teman sejawatnya berlangsung dengan baik. 
4. Sikap Terhadap Anak Didik 
Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau 
perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh 
pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya yang sesuai dengan 
hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi 
manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai insan 
dewasa. 
5. Sikap Terhadap Tempat Kerja 
Suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Untuk menciptakan 
suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a) guru sendiri, (b) 
hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling. 
Guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan 
penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang 
cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lainnya yang 
diperlukan. Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat 
mengambil prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu pengambilan 
rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, mengikutsertakan 
persatuan orang tua siswa atau BP3 dalam membantu meringankan permasalahan sekolah, 
terutama menanggulangi kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah. 
6. Sikap Terhadap Pemimpin 
Kerjasama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan berupa tuntutan akan kepatuhan dalam 
melaksakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka, juga dapat diberikan dalam bentuk 
usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan 
bersama dan kemajuan organisasi. Dapat kita simpulkan sikap seorang guru terhadap 
pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program 
yang sudah disepakati, baik disekolah maupun diluar sekolah.
7. Sikap Terhadap Pekerjaan 
Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat 
menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan 
masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini 
selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Guru selalu dituntut untuk 
secara terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan 
mutu layanannya. 
Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri, guru dapat melakukannya secara 
formal maupun informal. Secara formal, artinya guru mengikuti berbagai pendidikan lanjutan 
atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas , keinginan, waktu, dan kemampuannya. Secara 
informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui massa media 
seperti televisi, radio, majalah ilmiah, Koran, dan sebagainya, ataupun membaca buku teks 
dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya. 
D. PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL 
Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru 
harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. 
1. Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan 
Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan 
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan nanti. Pembetukan sikap yang baik tidak 
mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di 
lembaga pendidikan guru. 
2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan 
Peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti 
penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal media 
massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. 
E. KOMPONEN-KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL 
Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki 
seorang guru. Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi professional. 
v Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi professional, yaitu; 
a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia 
b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang 
studi yang dibinanya 
d. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar 
v Sedangkan menurut (Johnson, 1980) mencakup: 
a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan 
dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu 
b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan 
c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa 
v Serta menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu: 
a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya 
b. Pengelolaan program belajar mengajar 
c. Pengelolaan kelas 
d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran 
e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan 
f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar 
g. Penilaian prestasi siswa 
h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan 
i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah 
j. Pemahaman dan prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk 
kepentingan peningkatan mutu pelajaran 
Ø Dari beberapa pandangan tersebut di atas dapat duraikan sebagai berikut: 
A. Penguasaan Bahan Bidang Studi 
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. 
Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Yang dimaksud 
dengan kemampuan menguasai bahan bidang studi menurut Wijaya (1982) adalah 
kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengintesiskan, dan 
mengevaluasikan sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkannya. Ada dua hal dalam 
menguasai bahan bidang studi : 
1. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah 
Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dapat dilakukan dengan cara : 
a. Mengkaji bahan kurikulum bidang studi 
b. Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang 
bersangkutan. 
2. Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Hal ini dilakukan dengan 
cara : 
a. Mempelajari ilmu yang relevan, 
b. Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk progam-progam 
studi tertentu), 
c. Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi. 
B. Pengelolaan Program Belajar Mengajar 
Menurut Sciever (1991) : kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan 
dengan cara berikut ini : 
1. Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara : 
a. Mengkaji kurikulum bidang studi, 
b. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional, 
c. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkut, serta 
d. Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan. 
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan 
dengan cara : 
a. Mempelajari macam-macam metode mengajar, dan 
b. Menggunakan macam-macam metode mengajar. 
3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan ini dapat 
dilakukan dengan cara : 
a. Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, 
b. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, 
c. Merencanakan program pelajaran, serta 
d. Menyusun satuan pelajar. 
4. Melaksanakan program belajar mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan 
cara : 
a. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar, 
b. Menggunakan alat bantu belajar mengakar, 
c. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, 
d. Memonitor proses belajar peserta didik, serta 
e. Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi sekelas.
5. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik. Kemampuan ini dilakukan dengan 
cara : 
a. Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian 
prestasi belajar, 
b. Mempelajari prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik, 
serta 
c. Menggunakan prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta 
didik. 
6. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. Kemampuan ini dapat 
dilakukan dengan cara : 
a. Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, 
b. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, 
c. Menyusun rencana pengajaran remedial, serta 
d. Melaksanakan pengajaran remedial. 
C. Pengelola Kelas 
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan 
mengatur sumber-sumber belajar, agar dapat tercapai suasana pengajaran yang efektif dan 
efisien. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah : 
1. Mengatur tata ruang untuk pengajaran 
Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini, 
a. Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas 
sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai, serta 
b. Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting 
ruangan. 
2. Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. 
Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini 
a. Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar yang kondusif 
b. Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif 
c. Mengunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat prevenktif 
d. Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif. 
D. Pengelolaan Dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar
Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang 
merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisisen. 
1. Mengenal, memilih dan mengunakan media, kemampuan ini dapat dikuasai dengan 
cara berikut : 
a. Mempelajari macam-macam media pendidikan, 
b. Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan, 
c. Menggunakan media pendidikan, serta 
d. Merawat alat-alat bantu belajar mengajar. 
2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana. Kemampuan ini dapat dikuasai dengan 
cara : 
a. Mengenali bahan-bahan yang tersedia di linkungan sekolah untuk membuat alat-alat 
bantu, 
b. Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar, serta 
c. Mengunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar 
3. Menggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar. Khusus 
untuk guru IPA kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara: 
a. Mempelajari cara-cara mengunakan laboratorium, 
b. Mempelajari cara-cara dan aturan pengamanan kerja di laboratorium, 
c. Berlatih mengatur tata ruang laboratorium, serta 
d. Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat 
4. Khusus untuk guru IPA, dapat mengembangkan laboratorium, kegiatan yang dapat 
dilakukan adalah sebagai berikut : 
a. Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar, 
b. Mempelajari kriteria pemilihan alat, 
c. Mempelajari berbagai desain laboratorium, 
d. Menilai keefektifan kegiatan laboratium, serta 
e. Mengembangkan eksperimen baru 
5. Menggunakan perpustakan dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dapat 
dilakukan adalah : 
a. Mempelajari funsi- fungsi perpustakan dalam proses belajar mengajar, 
b. Mempelajari macam-macam sumber perpustakaan, 
c. Menggunakan macam-macam sumber perpustakaan, 
d. Mempelajari kriteria pemilihan sumber perpustakaan, serta 
e. Menilai sumber-sumber kepustakaan.
E. Penguasaan Landasan-Landasan Kependidikan 
Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai 
berikut : 
1. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan 
sosiologi, filosofis, historis, dan psikologis. 
2. Mengenal fungsi sekolah adalah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat 
memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbale balik antar sekolah dan 
masyarakat. 
3. Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis. 
F. Mampu Menilai Prestasi Belajar Mengajar 
Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki seorang guru. Kemampuan yang 
dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan 
kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. 
Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu: 
1. Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku, 
2. Prestasi mengajar berupa peryataan lingkungan yang mengamatinya melalui 
penghargaan atas prestasi yang dicapainya, serta 
3. Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik 
dan lingkungannya. 
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk 
kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut: 
1. Mempelajari fungsi penilaian 
2. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian 
3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian 
4. Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian 
5. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian 
6. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian 
7. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar 
8. Menilai teknik dan prosedur penilaian 
9. Menilai keefektifan program pengajaran
G. Memahami Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lembaga Dan Program Pendidikan Di 
Sekolah 
Di samping melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan guru membantu kepala 
sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam 
kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan 
pengelolaan sekolah, bimbingan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program 
kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait. 
H. Menguasai Metode Berpikir 
Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode 
dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, 
untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai 
metode berpikir ilmiah secara umum. 
I. Meningkatkan Kemampuan Dan Menjalankan Misi Profesional 
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan 
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan 
dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan 
perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 
tersebut. 
J. Terampil Memberikan Bantuan Dan Bimbingan Kepada Peserta Didik 
Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat 
mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru 
perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat 
untuk membantu para peserta didik. 
Ada dua hal yang perlu dimiliki dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta 
didik. 
1. Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah, yang dapat 
dilakukan dengan cara: 
a. Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah 
b. Mempelajari program layanan bimbingan di sekolah 
c. Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru 
dan pembimbing di sekolah
2. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan dengan 
cara: 
a. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah 
b. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar 
K. Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan 
Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, 
terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru 
perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga 
mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara 
melaksanakan penelitian pendidikan. 
v Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 
1. Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan. 
2. Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen 
hasil-hasil penelitian pendidikan. 
3. Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran. 
4. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. 
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian 
sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, 
mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar 
mengajar dan mempengaruhi hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk 
mengembangkannya secara lebih efektif. 
L. Mampu Memahami Karakteristik Peserta Didik 
Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan 
peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik 
peserta didik. Menurut Rochman Natawijaya (1989:7), pemahaman yang dimaksud 
mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta factor-faktor yang mempengaruhi 
perkembangannya, perbedaan individual di kalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan 
kesehatan mental peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi pada tingkat-tingkat 
usia tertentu, serta fase-fase perkembangan yang dialami mereka. 
M. Mampu Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, 
menurut Ary Gunawan (1989) guru diharapkan: 
1. Mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah, 
2. Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah, 
3. Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah, serta 
4. Membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber belajar secara 
tepat. 
Untuk lebih memahami penyelenggaraan administrasi sekolah, guru dapat melakukan 
kegiatan-kegiatan antara lain: 
1. Mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan, 
2. Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan 
kantor-kantor dinas pendidikan, 
3. Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan 
kepegawaian guru pada khususnya 
4. Menyelenggarakan administrasi sekolah, serta 
5. Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik. 
N. Memiliki Wawasan Tentang Inovasi Pendidikan 
Seorang guru diharapkan dapat berperan sebagai inovator atau agen perubahan maka guru 
perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan 
yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan ini perlu 
dimiliki oleh seorang guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung 
bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat 
diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka. 
O. Berani Mengambil Keputusan 
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terutama dalam 
bidang pendidikan, agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua 
tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila seorang 
guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban 
kebimbangan. 
P. Memahami Kurikulum Dan Perkembangannya
Memiliki pemahaman pada kurikulum serta perkembangannya merupakan salah satu tugas 
seorang guru. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah 
pokok dalam pengembangan kurikulum. 
Q. Mampu Bekerja Berencana Dan Terprogram 
Guru dituntut untuk bekerja secara teratur tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan 
program kerja tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan 
dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. 
Keteraturan inipun akan dapat memberikan warna dalam proses belajar mengajar. Dengan 
urutan pekerjaan yang jelas, guru diharapkan dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan 
berkarya. 
R. Mampu Menggunakan Waktu Secara Tepat 
Makna tepat disini, tidak hanya berarti masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, tetapi 
juga guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat 
sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini hanya dapat digunakan melalui praktik 
pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas pengetahuan yang 
akan disajikan kepada guru. 
F. UNSUR PEMBENTUK KOMPETENSI PROFESIONAL 
Unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi 
guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar. 
v Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ; 
a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit. 
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit. 
c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya. 
v Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri 
sebagai berikut : 
a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi. 
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak. 
c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain. 
Ø Untuk Menjadi Guru Profesional, Seseorang Harus : 
1. Mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi 
profesionalisme.
2. Menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi 
terhadap pendidikan. 
3. Mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru 
dalam proses belajar mengajar. 
4. Berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata 
maupun bersikap. 
5. Memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang 
efektif dan suasana sekolah yang kondusif. 
6. Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia 
pendidikan. 
7. Mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum. 
8. Berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab. 
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan ia dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar 
agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H. 
Hamzah: 16) : 
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang 
diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi. 
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta 
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. 
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan 
penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik. 
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang 
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah 
dalam memahami pelajaran yang diterimanya. 
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat 
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi 
jelas. 
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau 
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. 
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara 
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan 
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. 
8. Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, 
baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat 
melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut. 
Pentingnya guru professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam pasal 8 
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen (UUGD) yang menyebutkan 
bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat 
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan 
nasional. 
BAB III 
PENUTUP 
Ø Kesimpulan 
1. Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila 
dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan 
masyarakat sekelilingnya. 
2. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi 
arahan dan dorongan pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara 
serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering 
menjadi perhatian masyarakat luas. 
3. Sasaran sikap professional guru terdiri dari sikap professional keguruan terhadap 
peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, 
pemimpin, dan pekerjaan. 
4. Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru 
harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan ini dapat dilakukan baik 
selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan). 
5. Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki 
seorang guru. Komponen-komponennya terdiri atas: 
a. penguasaan bahan bidang studi, 
b. pengelolaan program belajar mengajar, 
c. pengelola kelas,
d. pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar, 
e. penguasaan landasan-landasan kependidikan, 
f. mampu menilai prestasi belajar mengajar, 
g. memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah, 
h. menguasai metode berpikir, 
i. meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional, 
j. terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, 
k. memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan, 
l. mampu memahami karakteristik peserta didik, 
m. mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, 
n. memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan 
o. berani mengambil keputusan 
p. memahami kurikulum dan perkembangannya 
q. mampu bekerja berencana dan terprogram 
r. mampu menggunakan waktu secara tepat
DAFTAR PUSTAKA 
Rochaety, Eti,dkk. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi 
Aksara. 
Satori, Djama’an. 2007. Profesi Keguruan Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka. 
Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

More Related Content

What's hot

makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruan
Santi Susanti
 
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Nur Jaya
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
Al Hafidh Anas
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
Ndang Pratama
 
Guru Profesional dan efektif
Guru Profesional dan efektifGuru Profesional dan efektif
Guru Profesional dan efektif
mahfuzhhakiki
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikan
Seprina Andriani
 

What's hot (18)

makalah profesi keguruan
makalah profesi keguruanmakalah profesi keguruan
makalah profesi keguruan
 
Konsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikanKonsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikan
 
Etika Profesi_3 kompetensi guru
Etika Profesi_3 kompetensi guruEtika Profesi_3 kompetensi guru
Etika Profesi_3 kompetensi guru
 
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
Gambaran umum tentang guru (by m.faizal)
 
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah profesi dan profesional guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
Makalah profesi kependidikan (syarat, kewajiban dan hak guru)
 
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesiEtika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
 
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional   copySang aktor dan sang emansipator yang profesional   copy
Sang aktor dan sang emansipator yang profesional copy
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Guru Profesional dan efektif
Guru Profesional dan efektifGuru Profesional dan efektif
Guru Profesional dan efektif
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikan
 
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guruEtika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
 
Menjadi guru profesional
Menjadi guru profesionalMenjadi guru profesional
Menjadi guru profesional
 
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaranEtika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
 
Etika Profesi_10 uji kompetensi guru
Etika Profesi_10 uji kompetensi guruEtika Profesi_10 uji kompetensi guru
Etika Profesi_10 uji kompetensi guru
 

Viewers also liked

Pemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
Pemerintah kabupaten buton utara soal ulanganPemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
Pemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
Septian Muna Barakati
 

Viewers also liked (19)

Pemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
Pemerintah kabupaten buton utara soal ulanganPemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
Pemerintah kabupaten buton utara soal ulangan
 
Tugas isna 2
Tugas isna 2Tugas isna 2
Tugas isna 2
 
Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2Makalah kepemimpinan2
Makalah kepemimpinan2
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidupMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
 
Makalah hidup sehat
Makalah hidup sehatMakalah hidup sehat
Makalah hidup sehat
 
Makalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiffMakalah kalimat efektiff
Makalah kalimat efektiff
 
Kondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalahKondisi bumn dan masalah
Kondisi bumn dan masalah
 
Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2
 
Makalah kaago ago dalam bahasa muna
Makalah kaago ago dalam bahasa munaMakalah kaago ago dalam bahasa muna
Makalah kaago ago dalam bahasa muna
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakumMakalah hubungan asfiksia dengan vakum
Makalah hubungan asfiksia dengan vakum
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Laporan pendamping napabalano
Laporan pendamping napabalanoLaporan pendamping napabalano
Laporan pendamping napabalano
 
Makalah juli
Makalah juliMakalah juli
Makalah juli
 
Anatomi dan fisiologi sel tubuh manusia oleh lutfi rensiansi
Anatomi dan fisiologi sel tubuh manusia oleh lutfi rensiansiAnatomi dan fisiologi sel tubuh manusia oleh lutfi rensiansi
Anatomi dan fisiologi sel tubuh manusia oleh lutfi rensiansi
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menularMakalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
Makalah kesehatan tentang epidemiologi penyakit menular
 
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikanPengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
Pengertian dan sejarah sosiologi pendidikan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 

Similar to Makalah profesi keguruan 5

Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guruProfesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Hishamuddin Jabar
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
Ikhwan Mutaqin
 
KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK
Shiltima Wiska
 

Similar to Makalah profesi keguruan 5 (20)

Makalah profesi keguruan 5
Makalah profesi keguruan 5Makalah profesi keguruan 5
Makalah profesi keguruan 5
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
KODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptxKODE ETIK - PPT.pptx
KODE ETIK - PPT.pptx
 
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guruProfesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Profesi Kependidikan
Profesi KependidikanProfesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Tajuk 10 (profesion guru)
Tajuk 10 (profesion guru)Tajuk 10 (profesion guru)
Tajuk 10 (profesion guru)
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar MengajarMakalah Keterampilan Dasar Mengajar
Makalah Keterampilan Dasar Mengajar
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK KISI - KISI U. T. S PK
KISI - KISI U. T. S PK
 

More from Septian Muna Barakati

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah profesi keguruan 5

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN 1. Kompetensi Kompetensi secara umum merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, di tempat kerja atau dalam berbagai situasi. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. 2. Profesional Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. v Profesional adalah : - Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. - Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. - Hidup dari situ. - Bangga akan pekerjaannya. Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya, Skill, Knowledge, dan Attitude! Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya. Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu2 lain yang berhubungan dengan bidangnya. Dan yang terakhir Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang diterapkan dalam bidangnya. 3. Kompetensi professional Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai kompetensi yang telah
  • 2. ditetapkan dalam kurikulum guru perlu menentukan materi pelajaran yang tepat. Materi pelajaran yang hendak disajikan harus dikuasi dengan sungguh-sungguh keluasan dan kedalamannya oleh guru sehingga guru dapat mengorganisasikannya dengan tepat baik dari segi kompleksitasnya (dari yang mudah kepada yang sulit, dari yang konkret kepada yang kompleks) maupun dari segi keterkaitannya (dari yang harus lebih awal muncul sebagai dasar bagi bagian berikutnya). Bahan pelajaran yang diorganisasikan dengan tepat selain memudahkan guru dalam menyajikannya, juga dapat memudahkan siswa untuk memilikinya. Guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan dapat berakibat patal, baik terhadap rasa percaya dirinya, kewibawaannya, kepercayaan siswa dan tentunya terhadap hasil pembelajaran. Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan. B. SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. Walaupun segala perilaku guru selalu di perhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus prilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru yang
  • 3. berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap profesional keguruan terhadap: 1. Peraturan perundang-undangan 2. Organisasi profesi 3. Teman sejawat 4. Anak didik 5. Tempat kerja 6. Pemimpin 7. Pekerjaan C. SASARAN SIKAP PROFESIONAL 1. Sikap terhadap peraturan perundang-undangan Guru merupakan unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat maupun di daerah, maupun departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di Negara kita. 2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi Guru secara bersama-sama memeliharan dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukan kepada kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi, memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna dan berhasil guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat bergantung kepada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban para anggotanya. Dalam dasar keenam dari Kode Etik ini dengan gamblang juga dituliskan, bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan mutu dan martabat profesi guru itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik
  • 4. lainnya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah yang bersangkutan lulus dari pendidikan prajabatan ataupun sedang dalam melaksanakan jabatan. 3. Sikap Terhadap Teman Sejawat Dalam ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa “Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dn kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya. Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan forman dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan kekeluargaan ialah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai pendidik bangsa. a. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja Berhasil tidaknya sekolah membawakan misinya akan banyak bergantung kepada semua manusia yang terlibat di dalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mutlak adanya hubungan yang harmonis di antara sesama personil yaitu hubungan yang baik antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan semua personel sekolah lainnya. Semua personel sekolah ini harus dapat menciptakan hubungan yang baik dengan anak didiknya di sekolah tersebut. Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimanapun kecilnya jumlah manusia, akan terdapat perbedaan-perbedaan pemikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan lain sebagainya. Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar, tenteram, dan harmonis, jika di antara mereka tumbuh sikap saling pengertian dan tenggang rasa antara satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, agar jangan terjadi kaadaan yang berlarut-larut, kita perlu saling maaf-memaafkan dan memupuk suasana kekeluargaan yang akrab antara sesama guru dan aparatur di sekolah.
  • 5. b. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Sekitar Kalau kita ambil sebagai contoh profesi keguruan, maka dalam sumpah guru yang diucapkan pada awal atau persiapan pengawasan ujian nasional, antara lain terdapat kalimat yang menyatakan bahwa tiap pengawas (guru) tidak akan melakukan kecurangan selama proses ujian berlangsung. Profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat bahwa hubungan guru dan teman sejawatnya berlangsung dengan baik. 4. Sikap Terhadap Anak Didik Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai insan dewasa. 5. Sikap Terhadap Tempat Kerja Suasana yang baik di tempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Untuk menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a) guru sendiri, (b) hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling. Guru harus aktif mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan. Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, sekolah dapat mengambil prakarsa, misalnya dengan cara mengundang orang tua sewaktu pengambilan rapor, mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar, mengikutsertakan persatuan orang tua siswa atau BP3 dalam membantu meringankan permasalahan sekolah, terutama menanggulangi kekurangan fasilitas ataupun dana penunjang kegiatan sekolah. 6. Sikap Terhadap Pemimpin Kerjasama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan berupa tuntutan akan kepatuhan dalam melaksakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka, juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Dapat kita simpulkan sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah disepakati, baik disekolah maupun diluar sekolah.
  • 6. 7. Sikap Terhadap Pekerjaan Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Guru selalu dituntut untuk secara terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu profesi secara sendiri-sendiri, guru dapat melakukannya secara formal maupun informal. Secara formal, artinya guru mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas , keinginan, waktu, dan kemampuannya. Secara informal guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui massa media seperti televisi, radio, majalah ilmiah, Koran, dan sebagainya, ataupun membaca buku teks dan pengetahuan lainnya yang cocok dengan bidangnya. D. PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. 1. Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan nanti. Pembetukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. 2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan Peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal media massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. E. KOMPONEN-KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Ada beberapa pandangan para ahli mengenai kompetensi professional. v Menurut Cooper ada 4 komponen kompetensi professional, yaitu; a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya
  • 7. c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya d. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar v Sedangkan menurut (Johnson, 1980) mencakup: a. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa v Serta menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu: a. Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya b. Pengelolaan program belajar mengajar c. Pengelolaan kelas d. Penggunaan media dan sumber pembelajaran e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan f. Pengelolaan interaksi belajar mengajar g. Penilaian prestasi siswa h. Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan i. Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah j. Pemahaman dan prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pelajaran Ø Dari beberapa pandangan tersebut di atas dapat duraikan sebagai berikut: A. Penguasaan Bahan Bidang Studi Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan bidang studi menurut Wijaya (1982) adalah kemampuan mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengintesiskan, dan mengevaluasikan sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkannya. Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang studi : 1. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah dapat dilakukan dengan cara : a. Mengkaji bahan kurikulum bidang studi b. Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan
  • 8. c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan. 2. Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Hal ini dilakukan dengan cara : a. Mempelajari ilmu yang relevan, b. Mempelajari aplikasi bidang ilmu kedalam bidang ilmu lain (untuk progam-progam studi tertentu), c. Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi. B. Pengelolaan Program Belajar Mengajar Menurut Sciever (1991) : kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini : 1. Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara : a. Mengkaji kurikulum bidang studi, b. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional, c. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkut, serta d. Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan. 2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara : a. Mempelajari macam-macam metode mengajar, dan b. Menggunakan macam-macam metode mengajar. 3. Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara : a. Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, b. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, c. Merencanakan program pelajaran, serta d. Menyusun satuan pelajar. 4. Melaksanakan program belajar mengajar. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara : a. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar, b. Menggunakan alat bantu belajar mengakar, c. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, d. Memonitor proses belajar peserta didik, serta e. Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi sekelas.
  • 9. 5. Mengenal kemampuan (entry behavior) anak didik. Kemampuan ini dilakukan dengan cara : a. Mempelajari tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, b. Mempelajari prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik, serta c. Menggunakan prosedur dan tekhnik untuk mengidentifikasi kemampuan peserta didik. 6. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara : a. Mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, b. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, c. Menyusun rencana pengajaran remedial, serta d. Melaksanakan pengajaran remedial. C. Pengelola Kelas Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata dan mengatur sumber-sumber belajar, agar dapat tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah : 1. Mengatur tata ruang untuk pengajaran Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini, a. Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional yang hendak dicapai, serta b. Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan. 2. Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini a. Mempelajari faktor-faktor yang menggangu iklim belajar mengajar yang kondusif b. Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif c. Mengunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat prevenktif d. Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif. D. Pengelolaan Dan Penggunaan Media Serta Sumber Belajar
  • 10. Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisisen. 1. Mengenal, memilih dan mengunakan media, kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut : a. Mempelajari macam-macam media pendidikan, b. Mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan, c. Menggunakan media pendidikan, serta d. Merawat alat-alat bantu belajar mengajar. 2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana. Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara : a. Mengenali bahan-bahan yang tersedia di linkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu, b. Mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar, serta c. Mengunakan perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar 3. Menggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar. Khusus untuk guru IPA kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara: a. Mempelajari cara-cara mengunakan laboratorium, b. Mempelajari cara-cara dan aturan pengamanan kerja di laboratorium, c. Berlatih mengatur tata ruang laboratorium, serta d. Mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat 4. Khusus untuk guru IPA, dapat mengembangkan laboratorium, kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar, b. Mempelajari kriteria pemilihan alat, c. Mempelajari berbagai desain laboratorium, d. Menilai keefektifan kegiatan laboratium, serta e. Mengembangkan eksperimen baru 5. Menggunakan perpustakan dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dapat dilakukan adalah : a. Mempelajari funsi- fungsi perpustakan dalam proses belajar mengajar, b. Mempelajari macam-macam sumber perpustakaan, c. Menggunakan macam-macam sumber perpustakaan, d. Mempelajari kriteria pemilihan sumber perpustakaan, serta e. Menilai sumber-sumber kepustakaan.
  • 11. E. Penguasaan Landasan-Landasan Kependidikan Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologi, filosofis, historis, dan psikologis. 2. Mengenal fungsi sekolah adalah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbale balik antar sekolah dan masyarakat. 3. Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis. F. Mampu Menilai Prestasi Belajar Mengajar Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki seorang guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak dicapai, yaitu: 1. Prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku, 2. Prestasi mengajar berupa peryataan lingkungan yang mengamatinya melalui penghargaan atas prestasi yang dicapainya, serta 3. Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungannya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari fungsi penilaian 2. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian 3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian 4. Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian 5. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian 6. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian 7. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar 8. Menilai teknik dan prosedur penilaian 9. Menilai keefektifan program pengajaran
  • 12. G. Memahami Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lembaga Dan Program Pendidikan Di Sekolah Di samping melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan guru membantu kepala sekolah dalam menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah, bimbingan penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait. H. Menguasai Metode Berpikir Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda. Menurut Reynold (1990) metode dan pendekatan berpikir keilmuan bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai metode dan pendekatan bidang-bidang studi, guru harus menguasai metode berpikir ilmiah secara umum. I. Meningkatkan Kemampuan Dan Menjalankan Misi Profesional Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. J. Terampil Memberikan Bantuan Dan Bimbingan Kepada Peserta Didik Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat untuk membantu para peserta didik. Ada dua hal yang perlu dimiliki dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik. 1. Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah, yang dapat dilakukan dengan cara: a. Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah b. Mempelajari program layanan bimbingan di sekolah c. Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antarguru dan pembimbing di sekolah
  • 13. 2. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal ini dilakukan dengan cara: a. Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah b. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, terutama bimbingan belajar K. Memiliki Wawasan Tentang Penelitian Pendidikan Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan. v Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari dasar-dasar penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan. 2. Mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan. 3. Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran. 4. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh guru itu mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan mempengaruhi hasil belajar, menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya secara lebih efektif. L. Mampu Memahami Karakteristik Peserta Didik Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Menurut Rochman Natawijaya (1989:7), pemahaman yang dimaksud mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta factor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, perbedaan individual di kalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan kesehatan mental peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi pada tingkat-tingkat usia tertentu, serta fase-fase perkembangan yang dialami mereka. M. Mampu Menyelenggarakan Administrasi Sekolah
  • 14. Di samping kegiatan akademis, guru harus mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, menurut Ary Gunawan (1989) guru diharapkan: 1. Mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah, 2. Membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah, 3. Mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi sekolah, serta 4. Membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber belajar secara tepat. Untuk lebih memahami penyelenggaraan administrasi sekolah, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan antara lain: 1. Mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan, 2. Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor-kantor dinas pendidikan, 3. Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya 4. Menyelenggarakan administrasi sekolah, serta 5. Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik. N. Memiliki Wawasan Tentang Inovasi Pendidikan Seorang guru diharapkan dapat berperan sebagai inovator atau agen perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan ini perlu dimiliki oleh seorang guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat diterapkan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja mereka. O. Berani Mengambil Keputusan Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan terutama dalam bidang pendidikan, agar ia tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta didik sehingga apabila seorang guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan. P. Memahami Kurikulum Dan Perkembangannya
  • 15. Memiliki pemahaman pada kurikulum serta perkembangannya merupakan salah satu tugas seorang guru. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam pengembangan kurikulum. Q. Mampu Bekerja Berencana Dan Terprogram Guru dituntut untuk bekerja secara teratur tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program kerja tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan dapat dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap pendidikan. Keteraturan inipun akan dapat memberikan warna dalam proses belajar mengajar. Dengan urutan pekerjaan yang jelas, guru diharapkan dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan berkarya. R. Mampu Menggunakan Waktu Secara Tepat Makna tepat disini, tidak hanya berarti masuk dan keluar kelas tepat pada waktunya, tetapi juga guru harus pandai membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak membosankan. Karakteristik ini hanya dapat digunakan melalui praktik pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik hanya sebatas pengetahuan yang akan disajikan kepada guru. F. UNSUR PEMBENTUK KOMPETENSI PROFESIONAL Unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar. v Guru yang rendah tingkat komitmennya, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut ; a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit. b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya sedikit. c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya. v Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut : a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi. b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak. c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain. Ø Untuk Menjadi Guru Profesional, Seseorang Harus : 1. Mengerti dan menyenangi dunia pendidikan, dan didukung dengan kompetensi profesionalisme.
  • 16. 2. Menerapkan prinsip mengajar yang baik serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pendidikan. 3. Mempunyai motivasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar. 4. Berjiwa sabar dan bisa dijadikan suri tauladan bagi anak didiknya, baik dalam berkata maupun bersikap. 5. Memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan suasana sekolah yang kondusif. 6. Mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan informasi untuk dunia pendidikan. 7. Mempunyai program pengajaran yang jelas dan terarah sesuai dengan kurikulum. 8. Berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang santun dan bertanggungjawab. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan ia dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut (Dr. H. Hamzah: 16) : 1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi. 2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. 3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik. 4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya. 5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas. 6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. 7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya. 8. Guru harus dapat mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
  • 17. 9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut. Pentingnya guru professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam pasal 8 Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen (UUGD) yang menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. BAB III PENUTUP Ø Kesimpulan 1. Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. 2. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan pada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara begaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas. 3. Sasaran sikap professional guru terdiri dari sikap professional keguruan terhadap peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan. 4. Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu professional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan ini dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan). 5. Kompetensi professional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Komponen-komponennya terdiri atas: a. penguasaan bahan bidang studi, b. pengelolaan program belajar mengajar, c. pengelola kelas,
  • 18. d. pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar, e. penguasaan landasan-landasan kependidikan, f. mampu menilai prestasi belajar mengajar, g. memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah, h. menguasai metode berpikir, i. meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi professional, j. terampil memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik, k. memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan, l. mampu memahami karakteristik peserta didik, m. mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, n. memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan o. berani mengambil keputusan p. memahami kurikulum dan perkembangannya q. mampu bekerja berencana dan terprogram r. mampu menggunakan waktu secara tepat
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Rochaety, Eti,dkk. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Satori, Djama’an. 2007. Profesi Keguruan Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.