SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB II 
PEMBAHASAN 
A.Pengertian Birokrasi 
secara etimologi 
birokrasi yang dalam bahasa inggris disebut bureaucracy berasal dari dua kata yaitu 
“bureau” yang artinya meja dan “ cratein” berarti kekuasaan .jadi maksudnya kekuasaan yang 
berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Sedang kan menurut kamus besar bahasa 
Indonesia kata “birokrasi “ artinya sistem pemerintahan yang di jalankan oleh pegawai 
pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan , cara bekerja atau 
susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan yang banyak liku – likunya. 
Definisi Birokrasi Menurut Para Ahli 
Menurut Pryudi Atmosudirdjo dalam Harbani Pasolong(2007: 67) mengemukakan 
bahwa birokrasi mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi sebagai suatu tipe organisasi tertentu 
, (2)birokrasi sebagai system (3)birokrasi sebagai jiwa kerja 
B. Teori birokrasi 
Budi Setiono dalam Harbani Pasolong ( 2007:74 ) ,membagi empat teori birokrasi yaitu : 
1.Teori Rasional Administrative Model(RAM) 
Dikemukakan oleh weber yang menyatakan bahwa birokrasi yang ideal ialah birokrasi 
yang berdasarkan pada system peraturan yang rasional sebagai organisasi social yang 
diandalkan ,terukur dan dapat diprediksikan dan efisien. 
2. Teori Power Blok Model (PBM) 
Teori yang berdasarkan pemikiran bahwa birokrasi merupakan alat penghalang atau 
blok rakyat dalam melaksanakan kekuasaan. 
3.Teori Bureaucrati Oversupply Model (BOM) 
Yaitu teori berbasis pada pemikiran ideology liberalism yang muncul pada tahun 
1970-an ,oleh William niskanen dalam buku representative government(1971),sebagai respon 
terhadap teori birorasi weber maupun teori marx,. Teori ini juga banyak pembahasan ahli 
politik seperti konsep reinventing government ,new public management , public choise 
teory,managerialism, teori ini menuntut agar kapasitas birokrasi dikurangi dan peran yang 
selama ini dilakukan hendaknya di delegasikan kepada sector swasta ( privat sector) dan 
mekanisme pasar. 
4. Teori New Public Service(NPS)
Teori NPS memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat dan harus tunduk pada 
kepada apapun suara rakyat ,sepanjang suara itu rasioanal dan legimate secara normative dan 
konstitusional sebab birokrasi menjalankan tugas sebagai pelayan public. 
C.Konsep Birokrasi Model Max Weber 
Max Weber adalah seorang sosiolog besar asal Jerman yang pemikirannya tentang 
birokrasi telah menjadi sangat klasik dalam literatur akademis,Weber menggunakan istilah 
birokratisasi untuk menjelaskan semakin luasnya penerapan prinsip-prinsip birokrasi dalam 
berbagai organisasi dan institusi modern. 
Menurut Weber dalam Miftah Thoha ( 2010 : 17-18 ), tipe ideal birokrasi yang rasional 
itu dilakukan dalam cara-cara sebagai berikut: 
1. Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh jabatannya 
manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. 
Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan 
pribadinya termasuk keluarganya. 
2. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah dan ke 
samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang 
menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil. 
3. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik 
berbeda satu sama lainnya. 
4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan. Uraian 
tugas (job description) masingmasing pejabat merupakan domain yang menjadi 
wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan kontrak. 
5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya hal 
tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif. 
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai 
dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa me-mutuskan 
untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginannya 
dan kontraknya bisa diakhiri dalam keadaan tertentu. 
7. Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi 
berdasarkan senioritas dan merit sesuai dengan pertimbangan yang objektif. 
8. Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya 
dan resourcesinstansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. 
9. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem 
yang dijalankan secara disiplin.
Weber dalam Harbani Pasolong ( 2007 : 72 ), menyusun karakteristik birokrasi menjadi 7, 
sebagai berikut: 
1. Spesialisasi pekerjaan , yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam kesederhanaan,rutinitas 
,dan mendefinisikan tugas dengan baik. 
2. Hierarki kewenangan yang jelas, yaitu sebuah struktur multi tingkat yang formal,dengan 
posisi hierarki atau jabatan, yang memastikan bahwa setiap jabatan yang lebih rendah berada 
dibawah supervise dan control dari yang lebih tinggi. 
3. Formalisasi yang tinggi , yaitu semua anggota organisasi diseleksi dalam basis kualifikasi 
yang didimonstrasikan dengan pelatiah, pendidikan, atau latihan formal. 
4. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasrkan atas kemampuan, 
yaitu pengambilan keputusan tentang seleksi dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknik 
,kemampuan dan prestasi para calon. 
5. Bersifat tidak pribadi ( impersonalitas ), yaitu sanksi – sanksi diterapak secara seragam dan 
tanpa perasaan pribadi untuk menghindari keterlibatan denga kepribadian individ ual dan 
preferensi pribadi para anggota. 
6. Jejak karier bagi para pegawai, yaitu para pegawai diharapkan mengejar karier dalam 
organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen terhadap karier tersebut, para pegawai 
mempunyai masa jabatan, artinya mereka akan dipertahankan meskipun mereka kehabisan 
tenaga atau jika kepandaiannya tidak terpakai lagi. 
7. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi , yaitu pejabat 
tidak bebas menggunakan jabatan nya untuk keperluan pribadinya termasuk keluarganya. 
Konsep birokrasi weber dalam R Soegiatno Tjakranegara (1992:8) dapat dirangkum 
kan didalam jenis definisi ini : dengan birokrasi yang dimaksud adalah suatu badan 
administrative tentang pejabat yang diangkat. 
1.Pejabat memiliki ciri yang membedakannya dengan pekerja : ialah memilki otoritas . 
sesuai dengan teori nya bahwa keyakinan dalam legitimasi adalah dasar bagi semua system 
otoritas. Ia mulai dengan mengemukakan lima keyakinan yang berkaitan padanya otoritas 
yang sah tergantung pada: 
1. Bahwa denagn ditegakkan nya peraturan (kode) yang sah maka dapat menuntut kepatuhan 
daripada anggota organisasi tersebut.
2. Bahwa hokum merupakan suatu system aturan- aturan abstrak yang diterapkan pada kasus 
– kasus tertentu,sedangkan administrasi mengurus kepentingan- kepentingan organisasiyang 
ada batas- batas hokum. 
3. Bahwa manusia yang menjalankan otoritas juga mematuhi tatanan impersonal tersebut. 
4. Bahwa qua memberi(anggota yang taat)yang benar- benar mematuhi hokum. 
5. Bahwa kepatuhan itu seharusnya tidak kepada person yang menjaminnya untuk menduduki 
jabatan itu. 
2. berdasarkan konsepsi legitimasi ini Weber dalam harbani pasolong(2007:71) menyusun 
delapan proposisi tentang penyusunan system otorita legal, yaitu: 
1) Tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan; 
2) Tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsi-fungsinya, 
yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi; 
3) Jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan 
pengaduan (complaint); 
4) Aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun secara 
legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan; 
5) Anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu pribadi; 
6) Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya; 
7) Administrasi didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung menjadikan 
kantor (biro) sebagai pusat organisasi modern; dan 
8) Sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada bentuk 
aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik. 
Selanjutnya, Weber dalam R. soegijatno tjakranegara (1992:8-10)melanjutkan ke sisi pekerja 
(staf) di organisasi yang legal-rasional. Bagi Weber, kedudukan staf di sebuah organisasi 
legal-rasional adalah sebagai berikut: 
1. para anggota staf bersifat bebas secara pribadi, dalam arti hanya menjalankan tugas-tugas 
impersonal sesuai dengan jabatan mereka; 
2. terdapat hirarki jabatan yang jelas; 
3. fungsi- fungsi jabatan ditentukan secara tegas; 
4. para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak; 
5. para pejabat dipilih berdasarkan kualifikasi profesional, idealnya didasarkan pada suatu 
diploma (ijazah) yang diperoleh melalui ujian;
6. para pejabat memiliki gaji dan biasanya juga dilengkapi hak-hak pensiun. Gaji bersifat 
berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu menempati posnya, dan 
dalam keadaan-keadaan tertentu, pejabat juga dapat diberhentikan; 
7. pos jabatan adalah lapangan kerja yang pokok bagi para pejabat; 
8. suatu struktur karir dn promosi dimungkinkan atas dasar senioritas dan keahlian (merit) 
serta menurut pertimbangan keunggulan (superior); 
9. pejabat sangat mungkin tidak sesuai dengan pos jabatannya maupun dengan sumber-sumber 
yang tersedia di pos terbut, dan; 
10. pejabat tunduk pada sistem disiplin dan kontrol yang seragam. 
Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin (superordinat) 
mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi menekankan pada aspek 
“disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-rasional. Legal 
oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga. Rasional 
artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya. 
Khususnya, Weber memperhatikan fenomena kontrol superordinat atas subordinat. 
Kontrol ini, jika tidak dilakukan pembatasan, berakibat pada akumulasi kekuatan absolut di 
tangan superordinat. Akibatnya, organisasi tidak lagi berjalan secara rasional melainkan 
sesuai keinginan pemimpin belaka. Bagi Weber, perlu dilakukan pembatasan atas setiap 
kekuasaan yang ada di dalam birokrasi, yang meliputi point-point berikut: 
1. Kolegialitas. Kolegialitas adalah suatu prinsip pelibatan orang lain dalam pengambilan 
suatu keputusan. 
2. Pemisahan Kekuasaan. Pemisahan kekuasaan berarti pembagian tanggung jawab terhadap 
fungsi yang sama antara dua badan atau lebih. Misalnya, untuk menyepakati anggaran 
negara, perlu keputusan bersama antara badan DPR dan Presiden. Pemisahan kekuasaan, 
menurut Weber, tidaklah stabil tetapi dapat membatasi akumulasi kekuasaan. 
3. Administrasi Amatir. Administrasi amatir dibutuhkan tatkala pemerintah tidak mampu 
membayar orang-orang untuk mengerjakan tugas birokrasi 
4. Demokrasi Langsung. Demokrasi langsung berguna dalam membuat orang bertanggung 
jawab kepada suatu majelis. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia, meski merupakan 
prerogatif Presiden guna mengangkatnya, terlebih dahulu harus di- fit and proper-test oleh 
DPR. Ini berguna agar Gubernur BI yang diangkat merasa bertanggung jawab kepada rakyat 
secara keseluruhan.
5. Representasi. Representasi didasarkan pengertian seorang pejabat yang diangkat mewakili 
para pemilihnya. Dalam kinerja birokrasi, partai-partai politik dapat diandalkan dalam 
mengawasi kinerja pejabat dan staf birokrasi. Ini akibat pengertian tak langsung bahwa 
anggota DPR dari partai politik mewakili rakyat pemilih mereka. 
Hingga kini, pengertian orang mengenai birokrasi sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan 
Max Weber di atas. Dengan modifikasi dan penolakan di sana-sini atas pandangan 
Weber, analisis birokrasi mereka lakukan. 
Secara rinci Weber menjelaskan bahwa birokrasi mempunyai 15 karakteristik ideal, 
yaitu: 1) kekuasaan dimiliki oleh jabatan dan bukan pemegang jabatan; 2) otoritas ditetapkan 
melalui aturan-aturan organisasi; 3) tindakan organisasi bersifat impersonal, melibatkan 
eksekusi atas kebijakan publik; 4) tindakan organisasi dikerangkai oleh sistem pengetahuan 
yang disipliner; 5) aturan dikodifikasi secara formal; 6) aturan preseden dan abstrak menjadi 
standar bagi tindakan organisasi; 7) spesialisasi; 8) batasan yang tegas antara tindakan 
birokratis dengan tindakan partikular menentukan legitimasi dari tindakan; 9) pemisahan 
fungsional dari tugas-tugas yang diikuti oleh struktur otoritas formal; 10) kekuasaan yang 
didelegasikan via hierarki; 11) delegasi kekuasaan diekspresikan dalam istilah tugas, hak, 
kewajiban, dan tanggung jawab yang ditetapkan melalui kontrak; 12) kualitas yang 
dibutuhkan untuk mengisi posisi diukur dengan pengakuan kredensial formal (ijazah, 
sertifikat, dsb); 13) struktur karir dan promosi, baik atas dasar senioritas maupun prestasi; 14) 
posisi yang berbeda dalam hierarki akan menerima pembayaran yang berbeda; dan 15) 
sentralisasi koordinasi, komunikasi, dan control. 
Konsep Birokrasi Martin Albrow 
Martin Albrow adalah sosiolog dari Inggris. Ia banyak menulis seputar pandangan 
para ahli seputar konsep birokrasi Weber. Akhirnya, ia sendiri mengajukan beberapa 
konsepsinya seputar birokrasi. 
Martin albrow dalam Miftah Thoha (hal87-92) membagi 7 cara pandang 
mengenai birokrasi. Ketujuh cara pandang ini dipergunakan sebagai pisau analisa guna
menganalisis fenomena birokrasi yang banyak dipraktekkan di era modern. Ketujuh konsepsi 
birokrasi Albrow adalah : 
1. Birokrasi sebagai Organisasi Rasional 
Birokrasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam 
administrasi tujuan utamanya menjaga stabilitas dan efisiensi dalam organisasi-organisasi 
yang besar dan kompleks. Birokrasi juga mengacu pada susunan kegiatan yang rasional yang 
diarahkan untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Albrow memaksudkan birokrasi 
sebagai “organisasi yang di dalamnya manusia menerapkan kriteria rasionalitas terhadap 
tindakan mereka.” 
2. Birokrasi sebagai Inefesiensi Organisasi 
Birokrasi terlalu percaya kepada preseden (aturan yang dibuat sebelumnya), kurang 
inisiatif, penundaan (lamban dalam berbagai urusan), berkembangbiaknya formulir (terlalu 
banyak formalitas), duplikasi usaha, dan departementalisme. Birokrasi juga merupakan 
organisasi yang tidak dapat memperbaiki perilakunya dengan cara belajar dari kesalahannya. 
Aturan-aturan di dalam birokrasi cenderung dipakai para anggotanya untuk kepentingan diri 
sendiri. 
3. Birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat. 
Birokrasi merupakan pelaksanaan kekuasaan oleh para administrator yang 
profesional. Atau, birokrasi merupakan pemerintahan oleh para pejabat. Dalam pengertian 
ini, pejabat memiliki kekuasaan untuk mengatur dan melakukan sesuatu. Juga, seringkali 
dikatakan birokrasi adalah kekuasaan para elit pejabat. 
4. Birokrasi sebagai administrasi negara (publik) 
Birokrasi merupakan komponen sistem politik, baik administrasi pemerintahan sipil 
ataupun publik. Ia mencakup semua pegawai pemerintah. Birokrasi merupakan sistem 
administrasi, yaitu struktur yang mengalokasikan barang dan jasa dalam suatu pemerintahan. 
Lewat birokrasi, kebijakan-kebijakan negara diimplementasikan. 
5. Birokrasi sebagai administrasi yang dijalankan pejabat. 
Birokrasi dianggap sebagai sebuah struktur (badan). Di struktur itu, staf-staf 
administrasi yang menjalankan otoritas keseharian menjadi bagian penting. Staf-staf itu 
terdiri dari orang-orang yang diangkat. Mereka inilah yang disebut birokrasai-birokrasi. 
Fungsi dari orang-orang itu disebut sebagai administrasi. 
6. Birokrasi sebagai suatu organisasi
Birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi berskala besar, formal, dan modern. 
Suatu organisasi dapat disebut birokrasi atau bukan mengikut pada ciri-ciri yang sudah 
disebut. 
7. Birokrasi sebagai masyarakat modern 
A. Birokrasi sebagai masyarakat modern, mengacu pada suatu kondisi di mana masyarakat 
tunduk kepada aturan-aturan yang diselenggarakan oleh birokrasi. Untuk itu, tidak dibedakan 
antara birokrasi perusahaan swasta besar ataupun birokrasi negara. Selama masyarakat 
tunduk kepada aturan-aturan yang ada di dua tipe birokrasi tersebut, maka dikatakan bahwa 
masyarakat tersebut dikatakan modern. 
Konsep Birokrasi Model David Osborn dan Peter Plastrik 
Reinventing Government 
Sebelum membahas lebih dalam topik reinventing government, terlebih dahulu kita 
meninjau pengertian dari reinventing. Menurut David Osborne dan Peter 
Plastrik (1997) dalam bukunya “Memangkas Birokrasi”, Reinventing Government adalah 
“transformasi system dan organisasi pemerintah secara fundamental guna menciptakan 
peningkatan dramatis dalam efektifitas, efesiensi, dan kemampuan mereka untuk melakukan 
inovasi. Transformasi ini dicapai dengan mengubah tujuan, system insentif, 
pertanggungjawaban, struktur kekuasaan dan budaya system dan organisasi pemerintahan”. 
Pembaharuan adalah dengan penggantian system yang birokratis menjadi system yang 
bersifat wirausaha. Pembaharuan dengan kata lain membuat pemerintah siap untuk 
menghadapi tantangan-tantangan dalam hal pelayanan terhadap masyarakat, menciptakan 
organisasi-organisasi yang mam pu memperbaiki efektifitas dan efisiensi pada saat sekarang 
dan di masa yang akan datang. 
Osborn dalam buku memangkas birokrasi (2000:322)mengemukakan Prinsip-prinsip 
Reinventing Government ,yaitu : 
1. Pemerintahan katalis 
Pemerintahan yang memisahkan fungsi pemerintah sebagai pengarah ( membuat kebijakan 
,peraturan,undang-undang) dengan fungsi pelaksana(penyampai jasa dan penegakan). 
Kemudian pemerintah menggunakan metode kontrak ,voucher hadiah ,insentif pajak dan 
sebagainya untuk membantu organisasi public untuk mencapai tujuan . 
2. Pemerintah adalah Milik Masyarakat 
Mengalihkan wewenang control yang dimiliki pemerintah kepada masyarakat dengan 
memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol pelayanan yang dilakukan 
birokrasi .
3. Pemerintah yang kompetitif 
Pemerintaha kompetitif mensyaratkan persaingan diantara penyampai jasa atau pelayanan 
untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga.mereka memahami bahwa kompetisi adalah 
kekuatan fundamental untuk memaksa badan pemerintah untuk melakukan perbaikan. 
4. Pemerintah berorientasi pada Misi 
Pemerintah yang berorientasai misi melakukan deregulasi internal ,menghapus banyak 
peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan system administrative, seperti 
anggaran ,kepegawaian dan pengadaan. Mereka mensyaratkan setiap badan pemerintah untuk 
mendapatkan misi yang jelas ,kemudian member kebebasan kepada manajer untuk 
menemukan cara terbaik mewujudkan misi tersebut dalam batas – batas legal. 
5. Pemerintah berorientasi pada hasil 
Pemerintah yang result oriented mengubah focus dari input( kepatuhan pada peraturan dan 
membelanjakan anggaran sesuai dengan ketetapan ) menjadi akuntabilitas pada keluaran atau 
hasil .mereka mengukur kinerja badan public,menetapkan target ,memberi imbalan kepada 
badan – badan yang mencapai atau melebihi target dan menggunakan anggaran untuk 
mengungkapakan tingkat kinerja yang diharapkan dalam besarnya anggaran. 
6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan 
Pemerintah yang berorintasi pada pelanggan memperlakukan masyarakat sebagai pelanggan 
yang harus diberi pelayanan dengan melakukan survey pelanggan,menetapkan standar 
pelayanan, ,memberi jaminan dan sebagainya. Pemerintah meredesain organisasinya untuk 
menyampaikan nilai maksimum kepada pelanggan. 
7. Pemerintah wirausaha 
Pemerintah berusaha memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran 
,tetapi juga menghasilkan uang .pemerintah meminta masyarakat yang dilayani untuk 
membayar menuntut return on investment . mereka memamfaatkan insentif seperti dana 
usaha ,dana inovasi untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah untuk berpikir 
mendapatkan dana operasional. 
8. Pemerintah antisipatif 
Pemerintah yang antisipatif adalah pemerintah yang berpikir kedepan . mereka mencoba 
mencegah timbulnya masalah dari pada memberikan pelayanan untuk menghilangkan 
masalah . mereka menggunakan perencanaan strategis , pemberian visi masa depan,dan 
berbagai metopde lain untuk melihat masa depan.
9. Pemerintahan desentralisasi 
Pemerintah desentralisasi adalah pemerintah yang mendorong wewenang dari pusat 
pemerintahan melalui organisasi atau system,mendorong mereka yang lansung melakukan 
pelayanan atau pelaksana,untuk lebih berani membuat keputusan sendiri. 
10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar 
Pemerintah yang berorientasi pada pasar sering memamfaatkan struktur pasar swasta untuk 
memecahkan masalah dari pada menggunakan mekanisme administrative , seperti 
menyampaikan pelayanan atau perintah dan control dengan memamfaatkan peraturan . 
mereka menciptakan insentif keuangan , insentif pajak, pajak hijau, affluent fees. Dengan 
cara ini , organisasi swasta atau anggota masyarakat berprilaku yang mengarah pada 
pemecahan masalah sosial 
Pembaharuan birokrasi “ banishing bureaucracy” 
Ada lima strategi mewirausahakan birokrasi. Osborn dan plastrik(2000),Ssebagai berikut 
: 
1) Strategi inti , yaitu menata kembali secara jelas mengenai tujuan ,peran dan arah organisasi 
dengan pendekatan tujuan 
2) Strategi konsekuensi,yaitu mendorong persaingan sehat guna meningkatkan motivasi dan 
kinerja pegawai melalui penerapan reward and punishment dengan memperhitungkan resiko 
ekonomi dan pemberian penghargaan dengan pendekatan persaingan terkendali, manajemen 
perusahaan, mananajemen kinerja. 
3) Strategi pelanggan yaitu memusatkan perhatian untuk bertanggung jawab kepada 
pelanggan dengan menggunakan pendekatan pilihan pelanggan,pilihan kompetitif, pemastian 
mutu pelanggan 
4) Strategi kekuasaan yaitu kendali di alihkan pada lapisan organisasi paling bawah yaitu 
pelaksana atu masyarakat. Kendali organisasi dibentuk berdasarkan kepada visi dan misi 
yang telah ditetapkan ,dengan demikian terjadi proses pemberdayaan organisasi,pegawai dan 
masyarakat. 
5) Strategi budaya,yaitu merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari unsur – unsure 
kebiasaan,emosi dan psikology sehingga pandangan masyarakat terhadap organisasi public 
berubah.
D. Peran Birokrasi Dalam Pemerintahan Modern 
Michael G. Roskin, et al. meneyebutkan bahwa sekurang-kurangnya ada 4 fungsi 
birokrasi di dalam suatu pemerintahan modern. Fungsi- fungsi tersebut adalah : 
1. Administrasi 
birokrasi Fungsi administrasi adalah mengimplementasikan undang-undang yang 
telah disusun oleh legislatif serta penafsiran atas UU tersebut oleh eksekutif. 
2. Pelayanan 
Birokrasi fungsi pelayanan sesungguhnya diarahkan untuk melayani masyarakat atau 
kelompok-kelompok khusus. 
3. Pengaturan (regulation) 
Birokrasi Fungsi pengaturan yaitu dari suatu pemerintahan biasanya dirancang demi 
mengamankan kesejahteraan masyarakat. 
4. Pengumpul Informasi (Information Gathering) 
Birokrasi fungsi informasi yaitu menyediakan data-data dan Informasi sehubungan 
dengan kebijaksanaan yang mengalami pelanggaran untuk keperluan membuat kebijakan-kebijakan 
baru . 
E. Permasalahan Birokrasi Dan Reformasi Birokrasi Di Indonesia 
1.Permasalahan Birokrasi 
Efektivitas peraturan 
perundang-undangan 
Peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara yang masih 
tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara 
peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain 
Pola pikir (mind-set) 
dan budaya kerja 
(culture-set) 
Belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang profesional serta benar-benar 
memiliki pola pikir yang melayani masyarakat dan pencapaian kinerja yang 
lebih baik 
Penyelenggaraan 
pemerintahan yang 
bersih, bebas KKN 
dan akuntabel 
Masih adanya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dalam 
proses penyelenggaraan pemerintahan, serta belum mantapnya akuntabilitas 
kinerja pemerintah 
Pelayanan Publik Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan 
masyarakat, dan memenuhi hak-hak dasar warga negara/penduduk
SDM Aparatur Manajemen sumber daya manusia aparatur yang belum dilaksanakan secara 
optimal untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja pegawai dan 
organisasi 
2. Reformasi Birokrasi 
a. Pengertian Reformasi Birokrasi 
Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah, 
memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, 
efisien, efektif, dan produktif). 
Sumber: (Roadmap RB Kemenkes) 
b. makna reformasi birokrasi 
-Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih (overlapping) antar fungsi- fungsi 
pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit 
-Menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan 
terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, 
berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar 
biasa 
-Merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek 
manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah 
dengan paradigma dan peran baru
Reformasi Birokrasi Gelombang I (2007 – 2009) 
Sifat: 
Instansional 
Sasaran: 
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik 
Area perubahan: 
• Kelembagaan (organisasi) 
• Budaya Organisasi 
• Ketatalaksanaan 
• Regulasi – Deregulasi 
• SDM 
Reformasi Birokrasi Gelombang II (2010 – 2014) 
Sifat: 
Nasional dan Instansional 
Sasaran: 
1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 
2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi 
Area perubahan : 
• Organisasi 
• Tatalaksana 
• Peraturan Perundang-undangan 
• Sumber daya manusia aparatur 
• Pengawasan 
• Akuntabilitas 
• Pelayanan publik 
• Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set) Aparatur 
BAB III 
PENUTUP 
a. Kesimpulan 
Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang kehadirannya 
tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi logis dari tugas utama 
negara (pemerintahan) untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare). 
Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya 
(public goods and services) baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam keadaan 
tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu negara 
mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang 
disebut dengan istilah birokrasi. 
b. Saran
Semoga dengan tersusun nya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang 
birokrasi modern serta menjadi sumber referensi bagi pembacanya.penulis berharap agar 
adanya kajian – kajian yang lebih mendalam lagi mengenai birokrasi mengingat birokrasi 
sangat berkaitan erat dalam pemerintahan yang modern.
DAFTAR PUSTAKA 
Martin Albrow,2004 Birokrasi, Cet.3, wacana :Yogyakarta 
,Osborn david dan plastrik peter,2000.memangkas birokrasi: lima strategi menuju 
pemerintahan wirausaha, PPM: Jakarta 
Pasolong harbani,2007. Teori Administrasi Publik, , alfabeta :bandung 
www.slidefinder.net/b/birokrasi-kuliah-3-blog1/32514643 
Yunus Yasril dkk ,2006.pengantar ilmu administrasi Negara , unp press:Padang 
Poltak sinambela ,lijan ,dkk.2006.reformasi pelayanan public: teori,kebijakan dan 
implementasi ,bumi aksara:jakarta 
Tjakra Negara,R. Soegiatno. 1992. Hukum tata usaha dan birokrasi Negara.rineka 
cipta:jakarta

More Related Content

What's hot

BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER Pet-pet
 
Penyajian Materi Teori Organisasi
Penyajian Materi Teori OrganisasiPenyajian Materi Teori Organisasi
Penyajian Materi Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianAisyah Safitri Hayati
 
PPT Prinsip-Prinsip Organisasi
PPT Prinsip-Prinsip OrganisasiPPT Prinsip-Prinsip Organisasi
PPT Prinsip-Prinsip OrganisasiSri Siswaty Tahir
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasiFahrul Azmi
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatikSri Suwanti
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikMuh Firyal Akbar
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
Dinamika organisasi
Dinamika organisasiDinamika organisasi
Dinamika organisasitejahudaya
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
02 Teori Organisasi Adm Publik
02 Teori Organisasi   Adm Publik02 Teori Organisasi   Adm Publik
02 Teori Organisasi Adm PublikAndi Iswoyo
 
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1Ade Iskandar
 
pengorganisasian organisasi publik
pengorganisasian organisasi publikpengorganisasian organisasi publik
pengorganisasian organisasi publikFrans Dione
 

What's hot (20)

BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
 
Penyajian Materi Teori Organisasi
Penyajian Materi Teori OrganisasiPenyajian Materi Teori Organisasi
Penyajian Materi Teori Organisasi
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
 
PPT Prinsip-Prinsip Organisasi
PPT Prinsip-Prinsip OrganisasiPPT Prinsip-Prinsip Organisasi
PPT Prinsip-Prinsip Organisasi
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Etika pemerintahan
Etika pemerintahanEtika pemerintahan
Etika pemerintahan
 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
 
Patologi birokrasi
Patologi birokrasiPatologi birokrasi
Patologi birokrasi
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatikSri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan   pendekatan paradigmatik
Sri Suwanti - Pendekatan sistemik ilmu pemerintahan pendekatan paradigmatik
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 
Makalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemenMakalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemen
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Dinamika organisasi
Dinamika organisasiDinamika organisasi
Dinamika organisasi
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
02 Teori Organisasi Adm Publik
02 Teori Organisasi   Adm Publik02 Teori Organisasi   Adm Publik
02 Teori Organisasi Adm Publik
 
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
MSDM Sektor Publik by Ade Gumilar Iskandar Part 1
 
pengorganisasian organisasi publik
pengorganisasian organisasi publikpengorganisasian organisasi publik
pengorganisasian organisasi publik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (13)

Guía de pl9 catalasa - PRACTICA 9
Guía de pl9 catalasa - PRACTICA 9Guía de pl9 catalasa - PRACTICA 9
Guía de pl9 catalasa - PRACTICA 9
 
When did Ball Mason start making jars?
When did Ball Mason start making jars?When did Ball Mason start making jars?
When did Ball Mason start making jars?
 
Letter of Recommendation Chuck Freundt
Letter of Recommendation Chuck FreundtLetter of Recommendation Chuck Freundt
Letter of Recommendation Chuck Freundt
 
Perú-brasil
Perú-brasilPerú-brasil
Perú-brasil
 
Fsgdhr
FsgdhrFsgdhr
Fsgdhr
 
Watch rugby wc samoa vs usa live match
Watch rugby wc samoa vs usa live matchWatch rugby wc samoa vs usa live match
Watch rugby wc samoa vs usa live match
 
5. FAQs
5. FAQs5. FAQs
5. FAQs
 
License expires 2018
License expires 2018License expires 2018
License expires 2018
 
rds1-RecordOfAchievement
rds1-RecordOfAchievementrds1-RecordOfAchievement
rds1-RecordOfAchievement
 
Base Matriz Energética del Ecuador
Base Matriz Energética del EcuadorBase Matriz Energética del Ecuador
Base Matriz Energética del Ecuador
 
Bacterial growth
Bacterial growthBacterial growth
Bacterial growth
 
Valores, misión y visión en enfermeria
Valores, misión y visión en enfermeriaValores, misión y visión en enfermeria
Valores, misión y visión en enfermeria
 
NNH
NNHNNH
NNH
 

Similar to TEORI BIROKRASI MAX WEBER

Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasiWarnet Raha
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberafifahdhaniyah
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikBagus Aji
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUMBirokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUMAlang's Sekkut
 
Konsep birokrasi albrow
Konsep birokrasi albrowKonsep birokrasi albrow
Konsep birokrasi albrowainunmarifah1
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenRahayu Yuri
 
04 Teori Organisasi Adm Publik
04 Teori Organisasi   Adm Publik04 Teori Organisasi   Adm Publik
04 Teori Organisasi Adm PublikAndi Iswoyo
 
Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)sulung90
 

Similar to TEORI BIROKRASI MAX WEBER (20)

Makalah birokrasi STIP WUNA
Makalah birokrasi STIP WUNA Makalah birokrasi STIP WUNA
Makalah birokrasi STIP WUNA
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weber
 
Change it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern modelChange it today birokrasi is modern model
Change it today birokrasi is modern model
 
Definisi birokrasi
Definisi birokrasiDefinisi birokrasi
Definisi birokrasi
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politik
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUMBirokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
 
Konsep birokrasi albrow
Konsep birokrasi albrowKonsep birokrasi albrow
Konsep birokrasi albrow
 
Birokrasi
BirokrasiBirokrasi
Birokrasi
 
Hrm in changing organizational contexts
Hrm in changing organizational contextsHrm in changing organizational contexts
Hrm in changing organizational contexts
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
 
04 Teori Organisasi Adm Publik
04 Teori Organisasi   Adm Publik04 Teori Organisasi   Adm Publik
04 Teori Organisasi Adm Publik
 
Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

TEORI BIROKRASI MAX WEBER

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Birokrasi secara etimologi birokrasi yang dalam bahasa inggris disebut bureaucracy berasal dari dua kata yaitu “bureau” yang artinya meja dan “ cratein” berarti kekuasaan .jadi maksudnya kekuasaan yang berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Sedang kan menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “birokrasi “ artinya sistem pemerintahan yang di jalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan , cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban serta menurut tata aturan yang banyak liku – likunya. Definisi Birokrasi Menurut Para Ahli Menurut Pryudi Atmosudirdjo dalam Harbani Pasolong(2007: 67) mengemukakan bahwa birokrasi mempunyai tiga arti yaitu (1) birokrasi sebagai suatu tipe organisasi tertentu , (2)birokrasi sebagai system (3)birokrasi sebagai jiwa kerja B. Teori birokrasi Budi Setiono dalam Harbani Pasolong ( 2007:74 ) ,membagi empat teori birokrasi yaitu : 1.Teori Rasional Administrative Model(RAM) Dikemukakan oleh weber yang menyatakan bahwa birokrasi yang ideal ialah birokrasi yang berdasarkan pada system peraturan yang rasional sebagai organisasi social yang diandalkan ,terukur dan dapat diprediksikan dan efisien. 2. Teori Power Blok Model (PBM) Teori yang berdasarkan pemikiran bahwa birokrasi merupakan alat penghalang atau blok rakyat dalam melaksanakan kekuasaan. 3.Teori Bureaucrati Oversupply Model (BOM) Yaitu teori berbasis pada pemikiran ideology liberalism yang muncul pada tahun 1970-an ,oleh William niskanen dalam buku representative government(1971),sebagai respon terhadap teori birorasi weber maupun teori marx,. Teori ini juga banyak pembahasan ahli politik seperti konsep reinventing government ,new public management , public choise teory,managerialism, teori ini menuntut agar kapasitas birokrasi dikurangi dan peran yang selama ini dilakukan hendaknya di delegasikan kepada sector swasta ( privat sector) dan mekanisme pasar. 4. Teori New Public Service(NPS)
  • 2. Teori NPS memandang bahwa birokrasi adalah alat rakyat dan harus tunduk pada kepada apapun suara rakyat ,sepanjang suara itu rasioanal dan legimate secara normative dan konstitusional sebab birokrasi menjalankan tugas sebagai pelayan public. C.Konsep Birokrasi Model Max Weber Max Weber adalah seorang sosiolog besar asal Jerman yang pemikirannya tentang birokrasi telah menjadi sangat klasik dalam literatur akademis,Weber menggunakan istilah birokratisasi untuk menjelaskan semakin luasnya penerapan prinsip-prinsip birokrasi dalam berbagai organisasi dan institusi modern. Menurut Weber dalam Miftah Thoha ( 2010 : 17-18 ), tipe ideal birokrasi yang rasional itu dilakukan dalam cara-cara sebagai berikut: 1. Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individual dalam jabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk keluarganya. 2. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hierarki dari atas ke bawah dan ke samping. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan, dan ada pula yang menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil. 3. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hierarki itu secara spesifik berbeda satu sama lainnya. 4. Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus dijalankan. Uraian tugas (job description) masingmasing pejabat merupakan domain yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan kontrak. 5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya hal tersebut dilakukan melalui ujian yang kompetitif. 6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai dengan tingkatan hierarki jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa me-mutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri dalam keadaan tertentu. 7. Terdapat struktur pengembangan karier yang jelas dengan promosi berdasarkan senioritas dan merit sesuai dengan pertimbangan yang objektif. 8. Setiap pejabat sama sekali tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan resourcesinstansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. 9. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang dijalankan secara disiplin.
  • 3. Weber dalam Harbani Pasolong ( 2007 : 72 ), menyusun karakteristik birokrasi menjadi 7, sebagai berikut: 1. Spesialisasi pekerjaan , yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam kesederhanaan,rutinitas ,dan mendefinisikan tugas dengan baik. 2. Hierarki kewenangan yang jelas, yaitu sebuah struktur multi tingkat yang formal,dengan posisi hierarki atau jabatan, yang memastikan bahwa setiap jabatan yang lebih rendah berada dibawah supervise dan control dari yang lebih tinggi. 3. Formalisasi yang tinggi , yaitu semua anggota organisasi diseleksi dalam basis kualifikasi yang didimonstrasikan dengan pelatiah, pendidikan, atau latihan formal. 4. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasrkan atas kemampuan, yaitu pengambilan keputusan tentang seleksi dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknik ,kemampuan dan prestasi para calon. 5. Bersifat tidak pribadi ( impersonalitas ), yaitu sanksi – sanksi diterapak secara seragam dan tanpa perasaan pribadi untuk menghindari keterlibatan denga kepribadian individ ual dan preferensi pribadi para anggota. 6. Jejak karier bagi para pegawai, yaitu para pegawai diharapkan mengejar karier dalam organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen terhadap karier tersebut, para pegawai mempunyai masa jabatan, artinya mereka akan dipertahankan meskipun mereka kehabisan tenaga atau jika kepandaiannya tidak terpakai lagi. 7. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pribadi , yaitu pejabat tidak bebas menggunakan jabatan nya untuk keperluan pribadinya termasuk keluarganya. Konsep birokrasi weber dalam R Soegiatno Tjakranegara (1992:8) dapat dirangkum kan didalam jenis definisi ini : dengan birokrasi yang dimaksud adalah suatu badan administrative tentang pejabat yang diangkat. 1.Pejabat memiliki ciri yang membedakannya dengan pekerja : ialah memilki otoritas . sesuai dengan teori nya bahwa keyakinan dalam legitimasi adalah dasar bagi semua system otoritas. Ia mulai dengan mengemukakan lima keyakinan yang berkaitan padanya otoritas yang sah tergantung pada: 1. Bahwa denagn ditegakkan nya peraturan (kode) yang sah maka dapat menuntut kepatuhan daripada anggota organisasi tersebut.
  • 4. 2. Bahwa hokum merupakan suatu system aturan- aturan abstrak yang diterapkan pada kasus – kasus tertentu,sedangkan administrasi mengurus kepentingan- kepentingan organisasiyang ada batas- batas hokum. 3. Bahwa manusia yang menjalankan otoritas juga mematuhi tatanan impersonal tersebut. 4. Bahwa qua memberi(anggota yang taat)yang benar- benar mematuhi hokum. 5. Bahwa kepatuhan itu seharusnya tidak kepada person yang menjaminnya untuk menduduki jabatan itu. 2. berdasarkan konsepsi legitimasi ini Weber dalam harbani pasolong(2007:71) menyusun delapan proposisi tentang penyusunan system otorita legal, yaitu: 1) Tugas-tugas pejabat diorganisir atas dasar aturan yang berkesinambungan; 2) Tugas-tugas tersebut dibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsi-fungsinya, yang masing-masing dilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi-sanksi; 3) Jabatan-jabatan tersusun secara hirarkis, yang disertai dengan rincian hak-hak kontrol dan pengaduan (complaint); 4) Aturan-aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkan baik secara teknis maupun secara legal. Dalam kedua kasus tersebut, manusia yang terlatih menjadi diperlukan; 5) Anggota sebagai sumber daya organisasi berbeda dengan anggota sebagai individu pribadi; 6) Pemegang jabatan tidaklah sama dengan jabatannya; 7) Administrasi didasarkan pada dokumen-dokumen tertulis dan hal ini cenderung menjadikan kantor (biro) sebagai pusat organisasi modern; dan 8) Sistem-sistem otoritas legal dapat mengambil banyak bentuk, tetapi dilihat pada bentuk aslinya, sistem tersebut tetap berada dalam suatu staf administrasi birokratik. Selanjutnya, Weber dalam R. soegijatno tjakranegara (1992:8-10)melanjutkan ke sisi pekerja (staf) di organisasi yang legal-rasional. Bagi Weber, kedudukan staf di sebuah organisasi legal-rasional adalah sebagai berikut: 1. para anggota staf bersifat bebas secara pribadi, dalam arti hanya menjalankan tugas-tugas impersonal sesuai dengan jabatan mereka; 2. terdapat hirarki jabatan yang jelas; 3. fungsi- fungsi jabatan ditentukan secara tegas; 4. para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak; 5. para pejabat dipilih berdasarkan kualifikasi profesional, idealnya didasarkan pada suatu diploma (ijazah) yang diperoleh melalui ujian;
  • 5. 6. para pejabat memiliki gaji dan biasanya juga dilengkapi hak-hak pensiun. Gaji bersifat berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu menempati posnya, dan dalam keadaan-keadaan tertentu, pejabat juga dapat diberhentikan; 7. pos jabatan adalah lapangan kerja yang pokok bagi para pejabat; 8. suatu struktur karir dn promosi dimungkinkan atas dasar senioritas dan keahlian (merit) serta menurut pertimbangan keunggulan (superior); 9. pejabat sangat mungkin tidak sesuai dengan pos jabatannya maupun dengan sumber-sumber yang tersedia di pos terbut, dan; 10. pejabat tunduk pada sistem disiplin dan kontrol yang seragam. Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin (superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi menekankan pada aspek “disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya. Khususnya, Weber memperhatikan fenomena kontrol superordinat atas subordinat. Kontrol ini, jika tidak dilakukan pembatasan, berakibat pada akumulasi kekuatan absolut di tangan superordinat. Akibatnya, organisasi tidak lagi berjalan secara rasional melainkan sesuai keinginan pemimpin belaka. Bagi Weber, perlu dilakukan pembatasan atas setiap kekuasaan yang ada di dalam birokrasi, yang meliputi point-point berikut: 1. Kolegialitas. Kolegialitas adalah suatu prinsip pelibatan orang lain dalam pengambilan suatu keputusan. 2. Pemisahan Kekuasaan. Pemisahan kekuasaan berarti pembagian tanggung jawab terhadap fungsi yang sama antara dua badan atau lebih. Misalnya, untuk menyepakati anggaran negara, perlu keputusan bersama antara badan DPR dan Presiden. Pemisahan kekuasaan, menurut Weber, tidaklah stabil tetapi dapat membatasi akumulasi kekuasaan. 3. Administrasi Amatir. Administrasi amatir dibutuhkan tatkala pemerintah tidak mampu membayar orang-orang untuk mengerjakan tugas birokrasi 4. Demokrasi Langsung. Demokrasi langsung berguna dalam membuat orang bertanggung jawab kepada suatu majelis. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia, meski merupakan prerogatif Presiden guna mengangkatnya, terlebih dahulu harus di- fit and proper-test oleh DPR. Ini berguna agar Gubernur BI yang diangkat merasa bertanggung jawab kepada rakyat secara keseluruhan.
  • 6. 5. Representasi. Representasi didasarkan pengertian seorang pejabat yang diangkat mewakili para pemilihnya. Dalam kinerja birokrasi, partai-partai politik dapat diandalkan dalam mengawasi kinerja pejabat dan staf birokrasi. Ini akibat pengertian tak langsung bahwa anggota DPR dari partai politik mewakili rakyat pemilih mereka. Hingga kini, pengertian orang mengenai birokrasi sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Max Weber di atas. Dengan modifikasi dan penolakan di sana-sini atas pandangan Weber, analisis birokrasi mereka lakukan. Secara rinci Weber menjelaskan bahwa birokrasi mempunyai 15 karakteristik ideal, yaitu: 1) kekuasaan dimiliki oleh jabatan dan bukan pemegang jabatan; 2) otoritas ditetapkan melalui aturan-aturan organisasi; 3) tindakan organisasi bersifat impersonal, melibatkan eksekusi atas kebijakan publik; 4) tindakan organisasi dikerangkai oleh sistem pengetahuan yang disipliner; 5) aturan dikodifikasi secara formal; 6) aturan preseden dan abstrak menjadi standar bagi tindakan organisasi; 7) spesialisasi; 8) batasan yang tegas antara tindakan birokratis dengan tindakan partikular menentukan legitimasi dari tindakan; 9) pemisahan fungsional dari tugas-tugas yang diikuti oleh struktur otoritas formal; 10) kekuasaan yang didelegasikan via hierarki; 11) delegasi kekuasaan diekspresikan dalam istilah tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang ditetapkan melalui kontrak; 12) kualitas yang dibutuhkan untuk mengisi posisi diukur dengan pengakuan kredensial formal (ijazah, sertifikat, dsb); 13) struktur karir dan promosi, baik atas dasar senioritas maupun prestasi; 14) posisi yang berbeda dalam hierarki akan menerima pembayaran yang berbeda; dan 15) sentralisasi koordinasi, komunikasi, dan control. Konsep Birokrasi Martin Albrow Martin Albrow adalah sosiolog dari Inggris. Ia banyak menulis seputar pandangan para ahli seputar konsep birokrasi Weber. Akhirnya, ia sendiri mengajukan beberapa konsepsinya seputar birokrasi. Martin albrow dalam Miftah Thoha (hal87-92) membagi 7 cara pandang mengenai birokrasi. Ketujuh cara pandang ini dipergunakan sebagai pisau analisa guna
  • 7. menganalisis fenomena birokrasi yang banyak dipraktekkan di era modern. Ketujuh konsepsi birokrasi Albrow adalah : 1. Birokrasi sebagai Organisasi Rasional Birokrasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam administrasi tujuan utamanya menjaga stabilitas dan efisiensi dalam organisasi-organisasi yang besar dan kompleks. Birokrasi juga mengacu pada susunan kegiatan yang rasional yang diarahkan untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Albrow memaksudkan birokrasi sebagai “organisasi yang di dalamnya manusia menerapkan kriteria rasionalitas terhadap tindakan mereka.” 2. Birokrasi sebagai Inefesiensi Organisasi Birokrasi terlalu percaya kepada preseden (aturan yang dibuat sebelumnya), kurang inisiatif, penundaan (lamban dalam berbagai urusan), berkembangbiaknya formulir (terlalu banyak formalitas), duplikasi usaha, dan departementalisme. Birokrasi juga merupakan organisasi yang tidak dapat memperbaiki perilakunya dengan cara belajar dari kesalahannya. Aturan-aturan di dalam birokrasi cenderung dipakai para anggotanya untuk kepentingan diri sendiri. 3. Birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat. Birokrasi merupakan pelaksanaan kekuasaan oleh para administrator yang profesional. Atau, birokrasi merupakan pemerintahan oleh para pejabat. Dalam pengertian ini, pejabat memiliki kekuasaan untuk mengatur dan melakukan sesuatu. Juga, seringkali dikatakan birokrasi adalah kekuasaan para elit pejabat. 4. Birokrasi sebagai administrasi negara (publik) Birokrasi merupakan komponen sistem politik, baik administrasi pemerintahan sipil ataupun publik. Ia mencakup semua pegawai pemerintah. Birokrasi merupakan sistem administrasi, yaitu struktur yang mengalokasikan barang dan jasa dalam suatu pemerintahan. Lewat birokrasi, kebijakan-kebijakan negara diimplementasikan. 5. Birokrasi sebagai administrasi yang dijalankan pejabat. Birokrasi dianggap sebagai sebuah struktur (badan). Di struktur itu, staf-staf administrasi yang menjalankan otoritas keseharian menjadi bagian penting. Staf-staf itu terdiri dari orang-orang yang diangkat. Mereka inilah yang disebut birokrasai-birokrasi. Fungsi dari orang-orang itu disebut sebagai administrasi. 6. Birokrasi sebagai suatu organisasi
  • 8. Birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi berskala besar, formal, dan modern. Suatu organisasi dapat disebut birokrasi atau bukan mengikut pada ciri-ciri yang sudah disebut. 7. Birokrasi sebagai masyarakat modern A. Birokrasi sebagai masyarakat modern, mengacu pada suatu kondisi di mana masyarakat tunduk kepada aturan-aturan yang diselenggarakan oleh birokrasi. Untuk itu, tidak dibedakan antara birokrasi perusahaan swasta besar ataupun birokrasi negara. Selama masyarakat tunduk kepada aturan-aturan yang ada di dua tipe birokrasi tersebut, maka dikatakan bahwa masyarakat tersebut dikatakan modern. Konsep Birokrasi Model David Osborn dan Peter Plastrik Reinventing Government Sebelum membahas lebih dalam topik reinventing government, terlebih dahulu kita meninjau pengertian dari reinventing. Menurut David Osborne dan Peter Plastrik (1997) dalam bukunya “Memangkas Birokrasi”, Reinventing Government adalah “transformasi system dan organisasi pemerintah secara fundamental guna menciptakan peningkatan dramatis dalam efektifitas, efesiensi, dan kemampuan mereka untuk melakukan inovasi. Transformasi ini dicapai dengan mengubah tujuan, system insentif, pertanggungjawaban, struktur kekuasaan dan budaya system dan organisasi pemerintahan”. Pembaharuan adalah dengan penggantian system yang birokratis menjadi system yang bersifat wirausaha. Pembaharuan dengan kata lain membuat pemerintah siap untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam hal pelayanan terhadap masyarakat, menciptakan organisasi-organisasi yang mam pu memperbaiki efektifitas dan efisiensi pada saat sekarang dan di masa yang akan datang. Osborn dalam buku memangkas birokrasi (2000:322)mengemukakan Prinsip-prinsip Reinventing Government ,yaitu : 1. Pemerintahan katalis Pemerintahan yang memisahkan fungsi pemerintah sebagai pengarah ( membuat kebijakan ,peraturan,undang-undang) dengan fungsi pelaksana(penyampai jasa dan penegakan). Kemudian pemerintah menggunakan metode kontrak ,voucher hadiah ,insentif pajak dan sebagainya untuk membantu organisasi public untuk mencapai tujuan . 2. Pemerintah adalah Milik Masyarakat Mengalihkan wewenang control yang dimiliki pemerintah kepada masyarakat dengan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol pelayanan yang dilakukan birokrasi .
  • 9. 3. Pemerintah yang kompetitif Pemerintaha kompetitif mensyaratkan persaingan diantara penyampai jasa atau pelayanan untuk bersaing berdasarkan kinerja dan harga.mereka memahami bahwa kompetisi adalah kekuatan fundamental untuk memaksa badan pemerintah untuk melakukan perbaikan. 4. Pemerintah berorientasi pada Misi Pemerintah yang berorientasai misi melakukan deregulasi internal ,menghapus banyak peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan system administrative, seperti anggaran ,kepegawaian dan pengadaan. Mereka mensyaratkan setiap badan pemerintah untuk mendapatkan misi yang jelas ,kemudian member kebebasan kepada manajer untuk menemukan cara terbaik mewujudkan misi tersebut dalam batas – batas legal. 5. Pemerintah berorientasi pada hasil Pemerintah yang result oriented mengubah focus dari input( kepatuhan pada peraturan dan membelanjakan anggaran sesuai dengan ketetapan ) menjadi akuntabilitas pada keluaran atau hasil .mereka mengukur kinerja badan public,menetapkan target ,memberi imbalan kepada badan – badan yang mencapai atau melebihi target dan menggunakan anggaran untuk mengungkapakan tingkat kinerja yang diharapkan dalam besarnya anggaran. 6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan Pemerintah yang berorintasi pada pelanggan memperlakukan masyarakat sebagai pelanggan yang harus diberi pelayanan dengan melakukan survey pelanggan,menetapkan standar pelayanan, ,memberi jaminan dan sebagainya. Pemerintah meredesain organisasinya untuk menyampaikan nilai maksimum kepada pelanggan. 7. Pemerintah wirausaha Pemerintah berusaha memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran ,tetapi juga menghasilkan uang .pemerintah meminta masyarakat yang dilayani untuk membayar menuntut return on investment . mereka memamfaatkan insentif seperti dana usaha ,dana inovasi untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah untuk berpikir mendapatkan dana operasional. 8. Pemerintah antisipatif Pemerintah yang antisipatif adalah pemerintah yang berpikir kedepan . mereka mencoba mencegah timbulnya masalah dari pada memberikan pelayanan untuk menghilangkan masalah . mereka menggunakan perencanaan strategis , pemberian visi masa depan,dan berbagai metopde lain untuk melihat masa depan.
  • 10. 9. Pemerintahan desentralisasi Pemerintah desentralisasi adalah pemerintah yang mendorong wewenang dari pusat pemerintahan melalui organisasi atau system,mendorong mereka yang lansung melakukan pelayanan atau pelaksana,untuk lebih berani membuat keputusan sendiri. 10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar Pemerintah yang berorientasi pada pasar sering memamfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah dari pada menggunakan mekanisme administrative , seperti menyampaikan pelayanan atau perintah dan control dengan memamfaatkan peraturan . mereka menciptakan insentif keuangan , insentif pajak, pajak hijau, affluent fees. Dengan cara ini , organisasi swasta atau anggota masyarakat berprilaku yang mengarah pada pemecahan masalah sosial Pembaharuan birokrasi “ banishing bureaucracy” Ada lima strategi mewirausahakan birokrasi. Osborn dan plastrik(2000),Ssebagai berikut : 1) Strategi inti , yaitu menata kembali secara jelas mengenai tujuan ,peran dan arah organisasi dengan pendekatan tujuan 2) Strategi konsekuensi,yaitu mendorong persaingan sehat guna meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai melalui penerapan reward and punishment dengan memperhitungkan resiko ekonomi dan pemberian penghargaan dengan pendekatan persaingan terkendali, manajemen perusahaan, mananajemen kinerja. 3) Strategi pelanggan yaitu memusatkan perhatian untuk bertanggung jawab kepada pelanggan dengan menggunakan pendekatan pilihan pelanggan,pilihan kompetitif, pemastian mutu pelanggan 4) Strategi kekuasaan yaitu kendali di alihkan pada lapisan organisasi paling bawah yaitu pelaksana atu masyarakat. Kendali organisasi dibentuk berdasarkan kepada visi dan misi yang telah ditetapkan ,dengan demikian terjadi proses pemberdayaan organisasi,pegawai dan masyarakat. 5) Strategi budaya,yaitu merubah budaya kerja organisasi yang terdiri dari unsur – unsure kebiasaan,emosi dan psikology sehingga pandangan masyarakat terhadap organisasi public berubah.
  • 11. D. Peran Birokrasi Dalam Pemerintahan Modern Michael G. Roskin, et al. meneyebutkan bahwa sekurang-kurangnya ada 4 fungsi birokrasi di dalam suatu pemerintahan modern. Fungsi- fungsi tersebut adalah : 1. Administrasi birokrasi Fungsi administrasi adalah mengimplementasikan undang-undang yang telah disusun oleh legislatif serta penafsiran atas UU tersebut oleh eksekutif. 2. Pelayanan Birokrasi fungsi pelayanan sesungguhnya diarahkan untuk melayani masyarakat atau kelompok-kelompok khusus. 3. Pengaturan (regulation) Birokrasi Fungsi pengaturan yaitu dari suatu pemerintahan biasanya dirancang demi mengamankan kesejahteraan masyarakat. 4. Pengumpul Informasi (Information Gathering) Birokrasi fungsi informasi yaitu menyediakan data-data dan Informasi sehubungan dengan kebijaksanaan yang mengalami pelanggaran untuk keperluan membuat kebijakan-kebijakan baru . E. Permasalahan Birokrasi Dan Reformasi Birokrasi Di Indonesia 1.Permasalahan Birokrasi Efektivitas peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) Belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang profesional serta benar-benar memiliki pola pikir yang melayani masyarakat dan pencapaian kinerja yang lebih baik Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, bebas KKN dan akuntabel Masih adanya praktek penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, serta belum mantapnya akuntabilitas kinerja pemerintah Pelayanan Publik Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan seluruh lapisan masyarakat, dan memenuhi hak-hak dasar warga negara/penduduk
  • 12. SDM Aparatur Manajemen sumber daya manusia aparatur yang belum dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja pegawai dan organisasi 2. Reformasi Birokrasi a. Pengertian Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif). Sumber: (Roadmap RB Kemenkes) b. makna reformasi birokrasi -Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih (overlapping) antar fungsi- fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit -Menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa -Merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru
  • 13. Reformasi Birokrasi Gelombang I (2007 – 2009) Sifat: Instansional Sasaran: Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik Area perubahan: • Kelembagaan (organisasi) • Budaya Organisasi • Ketatalaksanaan • Regulasi – Deregulasi • SDM Reformasi Birokrasi Gelombang II (2010 – 2014) Sifat: Nasional dan Instansional Sasaran: 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat
  • 14. 3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Area perubahan : • Organisasi • Tatalaksana • Peraturan Perundang-undangan • Sumber daya manusia aparatur • Pengawasan • Akuntabilitas • Pelayanan publik • Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set) Aparatur BAB III PENUTUP a. Kesimpulan Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi birokrasi ini sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social welfare). Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services) baik secara langsung maupun tidak. Bahkan dalam keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu negara mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. b. Saran
  • 15. Semoga dengan tersusun nya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang birokrasi modern serta menjadi sumber referensi bagi pembacanya.penulis berharap agar adanya kajian – kajian yang lebih mendalam lagi mengenai birokrasi mengingat birokrasi sangat berkaitan erat dalam pemerintahan yang modern.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Martin Albrow,2004 Birokrasi, Cet.3, wacana :Yogyakarta ,Osborn david dan plastrik peter,2000.memangkas birokrasi: lima strategi menuju pemerintahan wirausaha, PPM: Jakarta Pasolong harbani,2007. Teori Administrasi Publik, , alfabeta :bandung www.slidefinder.net/b/birokrasi-kuliah-3-blog1/32514643 Yunus Yasril dkk ,2006.pengantar ilmu administrasi Negara , unp press:Padang Poltak sinambela ,lijan ,dkk.2006.reformasi pelayanan public: teori,kebijakan dan implementasi ,bumi aksara:jakarta Tjakra Negara,R. Soegiatno. 1992. Hukum tata usaha dan birokrasi Negara.rineka cipta:jakarta